PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Laporan keungan merupakan hal yang sangat penting guna untuk memperoleh
informasi mengenai posisi keuangan dan apa saja hasil-hasil yang telah dicapai selama
tahun anggaran yang bersangkutan. Laporan keuangan tidak hanya dibuat oleh
perusahaan saja, melainkan setiap pemerintah provinsi/kota/daerah beserta seluruh badan,
dinas dan instansi pun harus mampu membuat laporan keuangan. Jika dalam perusahaan
menggunakan SAK sebagai pedomannya.
Pemerintahan Daerah diberikan wewenang untuk menyelenggarakan pengelolaan
keuangannya sendiri, maka harus melakukan pertanggungjawaban atas segala wewenang
yang telah diberikan. Maka dengan itu diperlukannya standar pelaporan keuangan.
Namun selain adanya SAP sebagai pedoman, proses penyusunan laporan keuangan harus
dilakukan secara efektif dan efisien, tepat waktu, cepat dan tentunya data yang dihasilkan
harus akurat. Salah satu hal penting yang terdapat dalam laporan keuangan adalah neraca.
Neraca harus dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, oleh karena itu unsurunsur aktiva, kewajiban, dan ekuitas harus disusun secara sistematis.
1.2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rumusan Masalah
Apa jenis laporan keuangan?
Apa saja Isi dan Elemen Laporan keuangan khususnya neraca?
Bagaimana laporan periodik yang diwajibkan SEC?
Bagaimana catatan dan penjelasan laporan keuangan?
Bagaimana peristiwa kemudian?
Apa saja yang menjadi keterbatasan dalam laporan keuangan?
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tujuan Masalah
Untuk mengetahui jenis laporan keuangan.
Untuk mengetahui Isi dan Elemen Laporan keuangan khususnya neraca.
Untuk mengetahui laporan periodik yang diwajibkan SEC.
Untuk mengetahui catatan dan penjelasan laporan keuangan.
Untuk mengetahui peristiwa kemudian?
Untuk mengetahui menjadi keterbatasan dalam laporan keuangan?
1.3.
BAB II
PEMBAHASAN
1 | Neraca Kelompok 7
2 | Neraca Kelompok 7
Neraca
Neraca berisi unsur-unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi
(kemampuan) keuangan perusahaan pada saat tertentu, yaitu aktiva, kewajiban, dan
ekuitas.
Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisis keuangan
perusahaan dalam suatu tanggal tertentu atau a moment of time, atau sering juga disebut
per tanggal tertentu misalnya per tanggal 31 Desember 2009. Posisi yang digambarkan
adalah posisi harta, utang dan modal.
KOMPONEN NERACA
HARTA
Menurut APB Statement (1970, halaman 132) mendefinisikan asset
sebagai berikut : kekayaan ekonomi perusahaan, termasuk didalamnya
pebebanan yang ditunda, yang dinilai dan diakui sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku. Menurut FASB (1985) memberikan definisi sebagai
berikut: asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau
dikuasai dimasa yang akan dating oleh lembaga tertentu sebagai akibat
transaksi atau kejadian yang sudah berlalu.
Pengakuan dan Penilaian Aktiva
Prinsip yang berlaku sekarang dalam pengakuan dan penilaian aktiva
sesuai dengan yang digariskan APB adalah sebagai berikut:
Pencatatan aktiva berdasarkan pada kejadian kapan perusahaan mendapatkan
kekayaan atau aktiva itu dari pihak lain sedangkan kewajiban kapan muncul
kepada pihak lain. Penilaian keduanya didasarkan pada nilai tukar, nilai
pengorbanan pada pengalihan terjadi. Nilai ini disebut acquisition cost.
Dalam hal pengorbanan yang diberikan adalah aktiva bukan uang (nonmoneter),
nilai yang dipakai adalah harga pasar barang yang diserahkan. Disamping nilai
pertukaran ini atau historical cost, dalam prinsip akuntansi dikenal juga bebagai
3 | Neraca Kelompok 7
nilai yang sering dipakai dalam penilaian aktiva. Nilai ini adalah:
1. Book value adalah nilai buku yang diperoleh dari harga perolehan aktiva
dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
2. Replacement cost adalah nilai barang yang dimaksudkan jika diganti
dengan barang lain yang sama.
3. Selling price adalah harga jual.
4. Net realizable value adalah harga jual dikurangi dengan biaya penjualan
atau dikurangi dengan tingkat margin yang normal.
Nilai tersebut diatas sering dianggap tidak konsisten dengan konsep teori
pengukuran yang murni. Beberapa metode penilaian asset yang digambarkan oleh
Wolk, dkk sebagai berikut:
1) Piutang : Taksiran nilai net realizable value
2) Investasi : Cost, lower of cost or market (LOCOM) atau market
(tergantung jenis investasi), metode equity.
3) Persediaan barang dagang : Cost, replacement cost, net realizable value
atau net realizable value dikurangi mark up normal.
4) Aktiva tetap : Full absorption costing untuk perusahaan dan
kapitalisasi bunga untuk yang bukan perusahaan
5) Pertukaran aktiva non sejenis : Cost, alokasi cost dan nilai buku.
Nilai buku asset lama ditambah dengan kas yang sejenis diberikan.
6) Aktiva tak berwujud : Nilai buku
7) Pembebanan ditunda : Nilai buku
KEWAJIBAN/HUTANG (LIABILITIES)
Menurut FASB kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan kekayaan
ekonomis dimasa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban perusahaan
sekarang untuk masa yang akan datang sebagai akibat dari suatu transaksi atau
kejadian ekonomi yang sudah terjadi.
Beberapa istilah dalam kewajiban :
1. Contractual liabilities adalah kewajiban yang didukung oleh perjanjian
tertulis.
2. Constructive obligation adalah kewajiban yang tidak dinyatakan secara
tertulis, misalnya pembayaran cuti atau bonus tertentu.
3. Equitable obligation adalah kewajiban yang tidak dikuatkan kontrak atau
hanya karena kewajiban moral atau kewajiban demi kewajaran atau
keadilan.
4 | Neraca Kelompok 7
4. Contigent
liabilities
menggambarkan
adalah
suatu
ketidakpastian
situasi
apakah
atau
mungkin
keadaan
yang
menimbulkan
Kewajiban lancar
Kewajiban jangka panjang
Kewajiban lain-lain
MODAL:
Modal saham
Agio saham
Laba ditahan
7 | Neraca Kelompok 7
1. Form 10 K. Ini adalah laporan tahunan yang harus disampaikan tiga bulan atau
sembilan puluh hari setelah akhir tahun buku.
2. Form 10 Q. ini merupakan laporan keuangan kuartalan yang harus disampaikan
45 hari setelah akhir kuartal. Kuartal 1, 2 dan 3. Kuartal 4 tidak perlu dilaporkan
karena sudah tergabung dengan laporan keuangan tahunan atau form 10 K.
3. Form 8 K. laporan ini harus disampaikan lima belas hari setelah kejadian
tertentu dilaksanakan. Kejadian itu meliputi :
a. Perubahan dalam hal pengawasan perusahaan.
b. Pembelian atau penjualan asset yang besar.
c. Bangkrut atau mengalami dampak bangkrut.
d. Perubahan akuntan pemeriksa.
e. Kejadian lain yang dianggap penting bagi pemegang saham.
Laporan keuangan biasanya disusun oleh perusahaan go public setiap
selesai akhir tahun periode akuntansi. Biasanya laporan ini meliputi:
1. Neraca yang sudah diaudit untuk dua tahun terakhir.
2. Laporan laba rugi untuk tiga tahun terakhir.
3. Laporan keuangan penting selama lima tahun terakhir seperti
penjualan, laba operasi, laba per lembar saham, jumlah aktiva,
jumlah utang jangka panjang, saham istimewa, saham biasa,
deviden per lembar saham dan informasi lainnya yang dinggap
perlu. Penjelasan manajeman tentang situasi keuangan perusahaan,
hasil operasi, likiuditas, sumber dana modal, tren yang baik dan
kurang baik, kejadian yang bersifat tidak pasti, penyebab
perubahan dalam laporan keuangan, pengaruh inflasi dan
perubahan harga dan proyeksi masa depan.
4. Ikthisar informasi keuangan intern untuk tiap kuartal pada tahun
yang bersangkutan.
5. Data penting yang menyangkut segmen industry, kegiatan
perusahaan domestic dan luar negeri dan penjualan ekspor.
2.4 Catatan dan Penjelasan Laporan Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan komponen laporan keuangan yang
baru yang kedudukannya menggantikan Nota Perhitungan Anggaran.
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan atau daftar rinci atau
analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
dan Laporan Arus Kas. Setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan Catatan
atas Laporan Keuangan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan
untuk tujuan umum. Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.
setiap posdalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Dan Laporan Arus Kas harus
8 | Neraca Kelompok 7
9 | Neraca Kelompok 7
neraca tersebut dipakai oleh auditor untuk membuat jurnal adjusment yang
diusulkan kepada klien sebagai nilai sediaan tersebut di dalam catatan dan
laporan keuangan klien.
Contoh peristiwa kemudian yang memerlukan adjustment terhadap laporan keuangan
klien:
1. Pengumuman kebangkrutan debitur klien karena terjadinya kesulitan keuangan
debitur tersebut, yang jumlah piutang kepada debitur tersebut melebihi jumlah
cadangan kerugian piutang yang telah dibentuk oleh klien.
2. Penyelesaian perkara pengadilan yang jumlahnya berbeda dengan jumlah yang
telah dicatat di dalam buku klien.
3. Penjualan ekuipmen yang sudah tidak dipakai lagi dalam kegiatan usaha klien,
dengan harga dibawah nilai bukunya kini.
4. Penjualan surat berharga pada harga yang lebih rendah daripada kos yang dicatat
di dalam buku klien.
Peristiwa kemudian yang tidak berdampak langsung terhadap laporan
keuangan klien, namun perlu dicantumkan penjelasan untuk itu. Penyebab terjadinya
peristiwa kemudian dalam golongan ini tidak ada sebuah tanggal neraca,tetapi
peristiwa ini sangat penting sehingga memerlukan penjelasan, meskipun tidak
memerlukan adjustment terhadap laporan keuangan klien. Umumnya peristiwa
kemudian ini sudah cukup jika dijelaskan dalam catatan kaki, tetapi kadang-kadang
peristiwa ini sangat penting artinya sehingga memerlukan tambahan penjelasan
riwayat terjadinya dan pernyataan akibat peristiwa ini seandainya terjadi pada tanggal
neraca.
Contoh peristiwa kemudian yang tidak memerlukan adjustment terhadap
laporan keuangan klien, namun perlu dicantumkan penjelasan untuk itu, misalnya
sebagai catatan kaki atau penjelasan di dalam laporan audit:
1. Penurunan harga pasar surat berharga yang dimiliki klien sebagai investasi
sementara.
2. Pengeluaran obligasi atau saham.
3. Penyelesaian perkara pengadilan yang peristiwa penyebabnya terjadi setelah
tanggal neraca.
4. Penurunan nilai pasar persediaan sebagai akibat larangan pemerintah terhadap
penjualan suatu produk.
5. Kerugian akibat terbakarnya sediaan yang tidak diasuransikan.
Ada dua jenis peristiwa setelah tanggal neraca seperti yang diatur dalam PSAK dan
SPAP, yaitu :
(1) peristiwa setelah tanggal neraca yang memerlukan penyesuaian
11 | N e r a c a K e l o m p o k 7
Contoh peristiwa setelah tanggal neraca yang memerlukan penyesuaian atas laporan
keuangan adalah :
1. Kerugian akibat piutang tak tertagih yang disebabkan oleh adanya pelanggan
yang mengalami kesulitan keuangan dan menuju kebangkrutan setelah tanggal
neraca.
2. Keputusan pengadilan setelah tanggal neraca atau penyelesaian tuntutan hukum
yang jumlahnya berbeda dengan jumlah hutang yang sudah dicatat jika peristiwa
yang menyebabkan timbulnya tuntutan tersebut telah terjadi atau ada sebelum
tanggal neraca.
3. Penemuan kecurangan atau kesalahan yang menunjukkan bahwa laporan
keuangan tidak benar
(2) peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak memerlukan penyesuaian
Untuk peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak memerlukan penyesuaian
atas penyajian laporan keuangan, auditor harus memperhatikan kemungkinan adanya
peristiwa tertentu yang mungkin memerlukan pengungkapan agar laporan keuangan
tidak menyesatkan pembacanya.
Apabila peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak memerlukan penyesuaian
adalah penting, dalam arti jika tidak diungkapkan akan mempengaruhi pengambilan
keputusan pengguna laporan keuangan, maka perusahaan harus mengungkapkan
informasi berikut untuk setiap peristiwa tersebut :
1. Jenis peristiwa yang terjadi;
2. Estimasi atas dampak keuangan, atau pernyataan bahwa estimasi semacam itu
tidak dapat dibuat.
Contoh peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak memerlukan penyesuaian tetapi
diperlukan adanya pengungkapan dalam laporan keuangan adalah :
1. Penjualan obligasi atau penerbitan saham baru
2. Terjadinya tuntutan hukum yang signifikan yang semata-mata disebabkan oleh
peristiwa yang terjadi sesudah tanggal neraca
3. Pembelian dan pelepasan aset dalam jumlah
yang
signifikan,
atau
sikapnya
menghadapi
BAB III
PENUTUP
Pada umumnya yang menjadi unsur utama dari laporan keuangan terdiri atas neraca,
laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal atau laporan laba yang ditahan. Tetapi dalam
praktek untuk lebih menjelaskan kepada para pemakai laporan keuangan, sering
diikutsertakan laporan-laporan lainnya, seperti laporan perubahan modal kerja, laporan
sumber dan penggunaan kas, dsb.
14 | N e r a c a K e l o m p o k 7
Tujuan laporan keuangan ialah untuk menyediakan informasi berkaitan dengan posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan, sehingga bermanfaat
bagi sebagian besar pembaca laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Sedangkan fungsi laporan keuangan adalah untuk mengetahui berbagai macam kodisi
keuangan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Thebeginning.2013.PeristiwaKemudian.http://tthebeginning.blogspot.com/2013/09/peristiwakemudian.html.Kamis 5 Maret 2015.
UhniWahyuni.2013.CatatanatasLAporanKeuangan.http://uniunhii.blogspot.com/2013/04/catatan-ataslaporan-keuangan-calk.html.Kamis 5 Maret 2015
MuhhammadAnsar.2011.Sibukkerjatugas.https://sibukkerjatugas.wordpress.com/2011/12/31/catatanatas-laporan-keuangan/.Kamis 5 Maret 2015
15 | N e r a c a K e l o m p o k 7
StiadyChillaArea.2011.RekonsiliasiFiskalTanah.http://cilapop-chilla.blogspot.com/.Rabu
Maret
2015
RimaPebrianiSudiana.2012.KeterbatasanLaporanKeuangan.http://rhiemapebriani.blogspot.com/2012/
03/keterbatasan-yang-ada-dalam-laporan.html.Kamis 5 Maret 2015
16 | N e r a c a K e l o m p o k 7