Anda di halaman 1dari 3

Peningkatan Ketahanan Air Melalui Kegiatan Konservasi Sumber Daya Air

I. Pendahuluan

Air merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup.


Manusia membutuhkan air untuk minum, mandi memasak,dll, tumbuhan
membutuhkan air untuk proses fotosintesis, dan hewan pun membutuhkan
air untuk proses metabolisme dalam tubuhnya. Dalam skala yang lebih luas,
air digunakan untuk kepentingan irigasi guna meningkatkan produksi
tanaman pangan. Selain itu, air juga digunakan dalam kegiatan industri untuk
menghasilkan suatu produk maupun digunakan untuk mendinginkan
mesin,dll. Secara singkat bisa dikatakan setiap orang butuh air dalam
kehidupannya (water is everyones business).
Air nilainya begitu vital bagi kehidupan manusia, namun kenyataan
telah terjadi degradasi air di beberapa wilayah di Indonesia. Banyak
penduduk yang harus menempuh perjalanan belasan kilometer untuk sampai
di sumber air guna mengambil air untuk keperluan sehari-hari, banyak
instalasi pengelolaan air minum yang mengalami penurunan pasokan air
baku, banyak saluran irigasi yang tidak berfungsi karena minim pasokan air.
Sebagai contoh, kerusakan jaringan irigasi di Indonesia setara dengan
kerusakan 3,3 juta hektar lahan pertanian (Harian Kompas, 18/11/2014). Jika
jaringan irigasi yang rusak ini diperbaiki mungkin akan terjadi peningkatan
produksi tanaman pangan, terutama beras.
Melihat value air, maka dipandang perlu untuk melakukan kegiatankegiatan yang bertujuan menjaga keberlanjutan keberadaan air dan sumber
air sehingga mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya, baik waktu sekarang maupun yang akan datang.

II. Kegiatan Konservasi Sumber Daya Air


Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara
keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi daya air agar
senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun
yang akan datang (UU No 7 Tahun 2004).
Tujuan utama dari upaya/kegiatan konservasi sumber daya air yaitu untuk
menjaga kelangsungan keberadaan daya dukung, daya tampung, dan fungsi

sumber daya air.


Adapun beberapa kegiatan pokok konservasi sumber daya air menurut UU No
7 Tahun 2004, dijelaskan dalam beberapa point sebagai berikut :
a. Perlindungan dan Pelestarian Sumber Air
Perlindungan dan pelestarian sumber air ditunjukan untuk melindungi dan
melestarikan sumber air beserta lingkungan keberadaannya terhadap
kerusakan atau gangguan yang disebapkan oleh daya alam, termasuk
kekeringan dan yang disebapkan oleh tindakan manusia.
Perlindungan dan pelestarian sumber air menurut UU No 7 Tahun 2004,
mencakup beberapa hal yaitu :

air;

Pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah tangkapan

Pengendalian pemanfaatan sumber air;

Pengisian pada sumber air;

Pengaturan prasarana dan sarana sanitasi;

Perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan


pembangunan dan pemanfaatan lahan pada sumber air;

Pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu;

Pengaturan daerah sempadan sumber air;

Rehabilitasi hutan dan lahan;

Pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam, dan kawasan


pelestarian alam.
Upaya perlindungan dan pelestarian sumber air bisa dikatakan
sebagai konservasi segi suplai karena domain ada di sumbernya. Contohnya,
dalam Keppres No 32 Tahun 1990 ditetapkan kriteria bagi kawasan sekitar
mata air adalah sekurang-kurangnya dengan jari-jari 200 meter di sekitar
mata air. Artinya hutan di daerah mata air harus tetap terjaga dan bersih dari
aktivitas budi daya, hal ini dilakukan agar tidak terjadi penurunan debit mata
air, sehingga suplai air tetap terjaga baik dari segi kualitas, kuantitas dan
kontinuitas.

b. Pengawetan Air

Pengawetan air ditunjukan untuk memelihara keberadaan dan ketersediaan


air atau kuantitas air sesuai fungsi dan manfaatnya.
Pengawetan air menurut UU No 7 Tahun 2004, dilakukan dengan cara :

Menyimpan air yang berlebihan di saat hujan untuk dimanfaatkan pada


waktu saat diperlukan;

Menghemat air dengan pemakaian yang efisien dan efektif;

Mengendalikan penggunaan air tanah.

Pengawetan atau penghematan air ini bisa dikatakan sebagai


konservasi dari sisi kebutuhan dan domainnya ada pada pengguna air terkait
digunakan untuk kebutuhan apa. Pengguna air harus menggunakan secara
hemat sesuai kebutuhan. Kegiatan pengawetan air ini berkorelasi positif
dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang menitikberatkan pada
penghematan dalam menggunakan sumber daya alam. Selain itu, kegiatan
pengawetan air ini juga sejalan dengan prinsip ekoefisiensi dalam
pemanfaatan sumber daya alam.

c. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air


Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
ditunjukan untuk mempertahankan dan memulihkan kualitas air yang masuk
dan yang pada sumber air (UU No 7 Tahun 2004).
Pada point ini kegiatan kegiatan konservasi tergantung pada kualitas air dan
kandungan bahan pencemar dan domainnya ada pada teknologi yang
digunakan. Jika kualitas air baku bahan pencemarnya tinggi, tentu instalasi
pengolahannya lebih kompleks dan biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar.

III. Kesimpulan
Konservasi sumber daya air adalah upaya yang dilakukan guna
menjaga kelangsungan keberadaan daya dukung, daya tampung, dan fungsi
sumber air. Konservasi sumber daya air dilakukan melalui kegiatan
perlindungan dan pelestarian sumber air, pengawetan air, serta pengelolaan
kualitas air dan pengendalian pencemaran air.

Anda mungkin juga menyukai