OLEH,
BAMBANG NURDIANSYAH
G 701 13 160
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga Dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan di bidang
farmasi, pertanian dan produksi, adalah penting untuk mengadopsi teknologi
baru yang memberikan hasil optimal. Salah satu perkembangan yang paling
penting dalam produksi tanaman herbal, pertanian dan pangan adalah kultur
jaringan. Para ahli mencatat bahwa kultur jaringan sangat penting dalam
propagasi massa dan dalam pengembangan bahan tanam dengan sifat
ekologis yang kuat. Selanjutnya, kultur jaringan banyak memecahkan
masalah dalam ilmu obat tradisional, pertanian seperti meningkatkan
metabolit sekunder dari tanaman, penanaman musim dan lain-lain.
1.2
Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuaun dan diharpakan dapat bermanfaat bagi pembaca.
1.3
Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, menggunakan metode kepustakaan
dengan membaca buku-buku dan membuka website yang berhubungan
dengan Kultur Jaringan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2.2
untuk
mengadakan
berbagai
aktivitas
hidup,
seperti:
2.4
2.5
Inisiasi Kultur
Tujuan utama dari propagasi secara in-vitro tahap ini adalah
pembuatan kultur dari eksplan yang bebas mikroorganisme serta inisiasi
pertumbuhan baru (Wetherell, 1976). Ditambahkan pula menurut Yusnita,
2004, bahwa pada tahap ini mengusahakan kultur yang aseptik atau aksenik.
Aseptik berarti bebas dari mikroorganisme, sedangkan aksenik berarti bebas
dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Dalam tahap ini juga
daun, tangkai daun muda, tangkai bunga, spate, spandik, biji, ruas batang
dan anther.
Umur fisiologis dan umur ontogenetik jaringan tanaman yang
dijadikan eksplan juga berpengaruh terhadap potensi morfogenetiknya.
Umumnya, eksplan yang berasal dari tanaman juvenile mempunyai daya
regenerasi tinggi untuk membentuk tunas lebih cepat dibandingakan dengan
eksplan yang berasal dari tanaman yang sudah dewasa.
Masalah yang sering dihadapi pada kultur tahap ini adalah terjadinya
pencokelatan atau penghitaman bagian eksplan (browning). Hal ini
disebabkan oleh senyawa fenol yang timbul akibat stress mekanik yang
timbul akibat pelukaan pada waktu proses isolasi eksplan dari tanaman
induk. Senyawa fenol tersebut bersifat toksik, menghambat pertumbuhan
atau bahkan dapat mematikan jaringan eksplan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
DAFTAR PUSATKA
1. Diakses 12 Mei 2http://kustiawan-fpk.web.unair.ac.id/artikel_detail-2015,
1996-Tugas%20KuliahPENERAPAN%20KULTUR%20JARINGAN%20DALAM%20BIOTEK
NOLOGI%20PERTANIAN.html
2. Sridianti, http://www.sridianti.com/manfaat-kultur-jaringan-pertanian.html