Anda di halaman 1dari 19

Pencegahan

1. Sudahkah kompor dimatikan? Kompor minyak tanah dan gas harus di rawat dengan baik,
sehinnga api bisa menyala dengan baik. Untuk kompor minyak tanah, pastikan sumbu kompor
masih panjang. Untuk kompor gas pastikan tidak ada kebocoran di selang atau sistem yang
lain. Kalau perlu dipasang gas detector.
2. Lampu penerangan dengan bahan bakar minyak sebaiknya dimatikan sebelum tidur.
3. Apabila menggunakan nyamuk bakar, pastikan ditaruh di tempat yang aman. Jauh dari
benda-benda yang mudah terbakar.
4. Pastikan bahwa instalasi listrik di rumah anda aman. Ketahuilah berapa besar daya yang
bisa dipakai di rumah, dengan melihat circuit breaker di meteran rumah. Apabila tertulis 10A,
secara sederhana berarti daya yang bisa dipakai adalah sebesar 10 x 220 = 2200 Watt. Dan
perhatikan pula pembagian beban dan jebes kabel yang dipakai.
5. Pembebanan yang berlebihan pada satu stop kontak akan menyebabkan kabel panas dan
akan bisa memicu kebakaran. Ini biasanya dilakukan dengan penumpukan beberapa stop
kontak atau T pada satu titik sumber listrik.
6. Pastikan stop kontak dan steker (kontak tusuk) dalam keadaan baik. Sehingga waktu steker
dimasukkan dalam stop kontak, terjadi sambungan yang stabil (tidak bergerak-gerak, orang
Jawa bilang oglak-aglik). Karena ini akan menimbulkan percikan api yang dapat memicu
kebakaran.
7. Pergunakan pemutus arus listrik (sekering) yang sesuai, jangan dibesarkan.
8. Apabila ada kabel listrik yang terkelupas atau terbuka, harus segera diperbaiki. Karena bisa
menyebabkan hubungan pendek.
9. Jangan sekali-kali mencantol listrik, karena anda tidak memiliki sistem pengaman yang
sesuai. Dan PLN biasanya sudah memperhitungkan distribusi beban listrik, apabila ada beban
berlebihan akan mengganggu jaringan listrik yang ada.
Penanggulangan
1. Pasang detektor asap di langit-langit rumah, di luar kamar tidur dan disetiap lantai untuk
rumah betingkat. Alat ini perlu di test setiap bulan untuk memastikan selalu dalam kondisi baik.
2. Sediakan alat pemadam kebakaran di rumah anda. Apabila anda bisa membelinya,
siapkanlah selimut pemadam (fire blanket) untuk di dapur dan kamar tidur. Juga pemadam
kebakaran, untuk rumah pakailah pemadam kebakaran jenis bubuk (powder).
3. Apabila anda tidak mau membeli peralatan di atas, persiapkanlah pemadam kebakaran dari
ledeng rumah. Siapkan selang yang cukup panjang, dan quick connection. Pasang beberapa
qucik connection di keran rumah anda, terutama apabila rumah anda cukup luas. Sehingga ada
beberapa titik untuk bisa memasang selang anda dengan cepat.
4. Juga sebagai pengganti fire blanket, sediakan karung goni (karung beras yang terbuat dari
serat manila hennep). Basahi karung goni sebelum dipakai untuk memadamkan api.
5. Panggil pemadam kebakaran apabila masih sempat. Pasang nomor penting dekat
telephone, atau program telephone untuk nomor-nomor penting. Ingat bahwa mereka tidak
akan datang dalam waktu singkat, kemungkinan api telah berkobar lebih besar.
Penyelamatan diri
Kasus seperti yang saya uraikan di blog sebelum ini tidak perlu terjadi apabila penghuni rumah
sudah melakukan pengenalan dan pengecekan rumah dengan seksama.
1. Buat rencana penyelamatan diri bersama dengan keluarga, dengan menentukan sedikitnya
dua jalur keluar dari setiap kamar. Ini bisa melalui pintu ataupun jendela, jadi perhatikan apakah
teralis rumah akan mengganggu rencana ini. Buatlah denah penyelamatan diri di rumah
bersama dengan keluarga.
2. Persiapkan lampu senter di dekat tempat tidur.

3. Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan tidak dapat
bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau merunduk di bawah, tutup mulut dan hidung
dengan kain yang dibasahi.
4. Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang aman. Pastikan
bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi darurat, demikian pula jika harus
melalui jendela.
5. Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal yang dibasahi. Ini
hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada jalan lain kecuali menerobos kobaran
api.
Lingkungan yang aman
Banyak kebakaran sudah terlambat untuk dipadamkan karena linkungan sekitar terlalu padat.
Jalan terlalu sempit untuk dilalui mobil pemadam kebakaran dan sumber air sulit didapatkan.
Untuk menciptakan lingkungan yang aman, berarti juga lingkungan harus mempersiapkan diri
jika terjadi kebakaran. Lingkungan sekitar perlu dirapikan sehingga apabila ada kondisi darurat
dengan mudah dicapai oleh mobil pemadam kebakaran, ketahui lokasi pemadam kebakaran
terdekat dan apabila ada hydrant disekitar perlu dicheck apakah masih berfungsi. Lingkungan
yang aman bisa terwujud apabila warga sekitar memiliki kesadaran akan keselamatan.

PENGERTIAN
Bekerja di sebuah laboratorium ataupun di perusahaan perusahaan industri jelas tak bisa
lepas dari kemungkinan kecelakaan kerja atau bahaya yang salah satunya adalah kebakaran.
Aspek bahaya ini menjadikan pekerja laboratorium ataupun diperusahaan membuat dan
menciptakan suatu system keselamatan kerja. Selain itu perlu difahami pula bagaimana proses
terjadinya kebakaran, bahan-bahan kimia apa saja yang mudah terbakar serta bagaimana cara
penanggulangannya secara benar.
Bahasan ini akan saya uraikan secara lengkap mulai dari definisi api dan kebakaran.
Definisi api adalah suatu fenomena yang dapat diamati dengan adanya cahaya dan panas serta
adanya proses perubahan zat menjadi zat baru melalui reaksi kimia oksidasi eksotermal.Api
terbentuk karena adanya interaksi beberapa unsur/elemen yang pada kesetimbangan tertentu
dapat menimbulkan api. Sedangkan kebakaran yaitu peristiwa bencana yang ditimbulkan oleh
api, yang tidak dikehendaki oleh manusia dan bisa mengakibatkan kerugian nyawa dan harta.
Definisi umumnya kebakaran adalah suatu peristiwa terjadinya nyala api yang tidak
dikehendaki, sedangkan defenisi khususnya adalah suatu peristiwa oksidasi antara tiga unsur
penyebab kebakaran.

Ditinjau dari jenis api, dapat dikategorikan menjadi jenis api

jinak dan liar. Jenis api jinak artinya api yang masih dapat dikuasai oleh manusia, sedang jenis
api liar tidak dapat dikuasai. Inilah yang dinamakan kebakaran.
Proses kebakaran atau terjadinya api sebenarnya bisa kita baca dari teori segitiga api
yang meliputi elemen bahan, panas dan oksigen. Tanpa salah satu dari ketiga unsur tersebut, api
tidak akan muncul. Oksigen sendiri harus membutuhkan diatas 10% kandungan oksigen di udara
yang diperlukan untuk memungkinkan terjadinya proses pembakaran.
Sedang mengenai sumber panas bisa bisa muncul dari beberapa sebab antara lain :
1.
Sumber api terbuka yaitu penggunaan api yang langsung dalam beraktifitas seperti :
masak, las, dll.

2.

Listrik Dinamis yaitu panas yang berlebihan dari sistem peralatan/rangkaian listrik seperti

: setrika, atau karena adanya korsleting.

3.

Listrik Statis yaitu panas yang ditimbulkan akibat loncatan ion negatif dengan ion positif

seperti : peti.

4.

Mekanis yaitu panas yang ditimbulkan akibat gesekan/benturan benda seperti : gerinda,

memaku, dll.

5.

karbit dengan air.

Kimia yaitu panas yang timbul akibat reaksi kimia seperti :

Tetrahidral Api
gambar disamping.

B.

Bisa terjadi juga kecenderungan terjadi reaksi kimia akibat adanya


elemen ke empat. Inilah yang biasa dinamakan tetrahidral api seperti

Pengetahuan Dasar Api


Seperti telah dikemukakan diatas reaksi terjadinya api dari tiga jenis unsur yaitu :
1. Fuel ( Bahan Bakar )
a. Pengertian bahan bakar
Yang dimaksud bahan bakar ialah semua jenis benda yang dapat terbakar
b. Jenis bahan bakar
Bahan bakar umumnya dubagi atas 3 jenis antara lain jenis bahan bakar padat,bahan bakar gas ,
dan cair
1. Benda Padat
Bahan bakar padat yang terbakar akan meninggalkan sisa berupa abu atau arang setelah selesai
terbakar. Contohnya: kayu, batu bara, plastik, gula, lemak, kertas, kulit dan lain-lainnya.
2. Benda Cair
Bahan bakar cair contohnya: bensin, cat, minyak tanah, pernis, turpentine, lacquer, alkohol, olive
oil, dan lainnya.
3. Benda Gas
Bahan bakar gas contohnya: gas alam, asetilen, propan, karbon monoksida, butan, dan lainlainnya
c. Sifat Umum bahan bakar
Setiap jenis bahan bakar mempunyai sifat - sifat khusus,tetapi pada prinsipnya semua jenis bahan
bakar mempunyai sifat-sifat umum antara lain mudah terbakar dan dapat terbakar.
2. Oksigen / O2 ( Zat Asam)
a. Pengertian Oksigen
Suatu jenis gas yang sangat diperlukan dalam proses kehidupan bagi semua mahluk'
b. Prosentase Oksigen diudara
Udara terdiri dari atas bermacacm - macam gas dengan komposisi sebagai berikut :
- Gas Nitrogen / N2 : kurang lebih 78 %
- Gas Oksigen / O2 : kurang lebih 21%
- Gas Karbondioksida: kurang lebih 1%
Jumlah gas oksigen yang prosentasinya 21% inilah yang selalu dibutuhkan untuk prroses
kehidupan.
c. Fungsi Oksigen yang terjadinya Api ( Pembakaran )

Gas oksigen merupakan salah satu unsur yang harus ada ,sehngga tanpa oksigen api tidak dapat
terjadi pada keadaan normal ,dimana jumlah prosentase oksigen diudara adalah 21% merupakan
jumlah yang memadai untuk proses terjadinya api . Dan jumlah minimal prosentase oksigen di
udara yang masih dapat
mbantu dalam proses terjadinya api adalah 15%.
3. Source Of Igition ( sumber nyala )
a. Pengertian Sumber Nyala dan Sumber Panas
Sumber panas ialah semua benda atau kejadian yang menimbulkan panas
- Sumber Nyala ialah semua benda atau kejadian yang menimbulkan Panas pada suatu tingkat
temperatur tertentu dan telah dianggap berbahaya bagi timbulnya api / kebakaran.
b. Terjadinya sumber nyala
Ada
beberapa
faktor
penyebab
terjadinya
sumber
Sumber
nyala
terjadi
karena
proses
Sumber
nyala
terjadi
karena
proses
Sumber
nyala
terjadi
karena
proses
Sumber
nyala
terjadi
karena
proses
/
- Sumber nyala terjadi karena proses / peristiwa Nuklir
C.

nyala,
antaa
/
peristiwa
/
peristiwa
/
peristiwa
peristiwa

lain
:
Alam
Kimia
Listrik
Mekanik

Klasifikasi Kebakaran/Pengelompokkan Kebakaran


Klasifikasi/pengelompokkan kebakaran menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 04/MEN/1980 Bab I Pasal 2, ayat 1 adalah sebagai berikut :

1.

Kebakaran Klas A

Adalah kebakaran yang menyangkut benda-benda padat kecuali logam. Contoh : Kebakaran
kayu, kertas, kain, plastik, dsb.
Alat/media pemadam yang tepat untuk memadamkan kebakaran klas ini adalah dengan : pasir,
tanah/lumpur, tepung pemadam, foam (busa) dan air .

2.

Kebakaran Klas B
Kebakaran bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar.
Contoh : Kerosine, solar, premium (bensin), LPG/LNG, minyak goreng.

Alat pemadam yang dapat dipergunakan pada kebakaran tersebut adalah Tepung pemadam (dry
powder), busa (foam), air dalam bentuk spray/kabut yang halus.

3.

Kebakaran Klas C

Kebakaran instalasi listrik bertegangan. Seperti : Breaker listrik dan alat rumah tangga lainnya
yang menggunakan listrik.
Alat Pemadam yang dipergunakan adalah : Carbondioxyda (CO2), tepung kering (dry
chemical). Dalam pemadaman ini dilarang menggunakan media air.

4.

Kebakaran Klas D

Kebakaran pada benda-benda logam padat seperti : magnesum, alumunium, natrium, kalium,
dsb.
Alat pemadam yang dipergunakan adalah : pasir halus dan kering, dry powder khusus.
Tabel Klasifikasi Kebakaran

D.

RESIKO

MATERIAL

ALAT PEMADAM

Class A

Kayu, kertas, kain

Dry Chemichal Multiporse dan ABC


soda acid

Class B

Bensin, Minyak tanah,


varnish

Dry Chemichal foam ( serbuk


bubuk ), BCF (Bromoclorodiflour
Methane), CO2, dan gas Hallon

Class C

Bahan bahan seperti


asetelin, methane,
propane dan gas alam

Dry Chemichal, CO2, gas Hallon dan


BCF

Class D

Uranium, magnesium
dan titanium

Metal x, metal guard, dry sand dan


bubuk pryme

Dari
keempat jenis
kebakaran
tersebut yang
jarang ditemui
adalah kelas
D, biasanya
untuk kelas A,
B dan C alat
pemadamnya
dapat

digunakan dalam satu tabunng / alat, kecuali bila diperlukan jenis khusus.
Factor penyebab terjadinya kebakaran
Secara umum, kebakaran disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor manusia dan faktor
teknis.
Faktor Manusia

1.
2.
3.
4.

1.
2.
3.
4.

1.

2.
3.
4.

Sebagian besar kebakaran yang disebabkan oleh faktor manusia timbul karena kurang
pedulinya manusia tersebut terhadap bahaya kebakaran dan juga kelalaian. Sebagai contoh:
Merokok di sembarang tempat, seperti ditempat yang sudah ada tanda Dilarang Merokok.
Menggunakan instalasi listrik yang berbahaya, misal sambungan tidak benar, mengganti
sekering dengan kawat.
Melakukan pekerjaan yang berisiko menimbulkan kebakaran tanpa menggunakan pengamanan
yang memadai, misalnya mengelas bejana bekas berisi minyak atau bahan yang mudah terbakar
Pekerjaan yang mengandung sumber gas dan api tanpa tanpa mengikuti persyaratan
keselamatan, misalnya memasak menggunakan tabung gas LPG yang bocor dan lain-lain.
Faktor Teknis
Faktor Teknis lebih disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hal-hal
yang memicu terjadinya kebakaran, misalnya:
Tidak pernah mengecek kondisi instalasi listrik, sehingga banyak kabel yang terkelupas yang
berpotensi terjadi korsleting yang bisa memicu terjadinya kebakaran
Menggunakan peralatan masak yang tidak aman, misalnya menggunakan tabung yang bocor,
pemasangan regulator yang tidak benar, dan lain-lain
Menempatkan bahan yang mudah terbakar didekat api, misalnya meletakkan minyak tanah atau
gas elpiji didekat kompor
Menumpuk kain-kain bekas yang mengandung minyak tanpa adanya sirkulasi udara. Bila
kondisi panas, kondisi seperti ini bisa memicu timbulnya api.
Berikut penggolongan penyebab kebakaran beserta simbolnya dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Alat, disebabkan karena kualitas alat yang rendah, cara penggunaan yang salah, pemasangan
instalasi yang kurang memenuhi syarat. Sebagai contoh : pemakaian daya listrik yang berlebihan
atau kebocoran.
Alam, sebagai contoh adalah panasnya matahari yang amat kuat dan terus menerus
memancarkan panasnya sehingga dapat menimbulkan kebakaran.
Penyalaan sendiri, sebagai contoh adalah kebakaran gudang kimia akibat reaksi kimia yang
disebabkan oleh kebocoran atau hubungan pendek listrik.
Kebakaran disengaja, seperti huru hara, sabotase dan untuk mendapatkan asuransi ganti rugi.
Tabel Penyebab Kebakaran
Alam

Kemajuan Teknologi

Matahari

Listrik

Perkembangan Penduduk
Ulah manusia :

Gempa bumi
Petir
Gunug merapi

Biologis
Kimia

sengaja
tidak sengaja
awam ( ketidakpahaman )

Penyebab kebakaran dapat dilihat secara mendalam dari beberapa faktor berikut di bawah ini :
Faktor Non Fisik
Lemahnya peraturan perundang undangan yang ada, serta kurangnya pengawasan terhadap
pelaksanaannya ( Perda No. 3 Tahun 1992 ).
Adanya kepentingan yang berbeda antar berbagai instansi yang berkaitan dengan usaha usaha

pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran.


Kondisi masyarakat yang kurang mematuhi peraturan perundang undangan yang berlaku

sebagai usaha pencegahan terhadap bahaya kebakaran.


Lemahnya usaha pencegahan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan yang dikaitkan dengan

faktor ekonomi, dimana pemilik bangunan terlalu mengejar keuntungan dengan cara melanggar
peraturan yang berlaku.
Dana yang cukup besar untuk menanggulangi bahaya kebakaran pada bangunan terutama

bangunan tinggi.
Faktor Fisik
Keterbatasan jumlah personil dan unit pemadam kebakaran serta peralatan.
Kondisi gedung, terutama gedung tinggi yang tidak teratur.
Kondisi lalu lintas yang tidak menunjang pelayanan penanggulangan bahaya kebakaran.

a.

b.

E.

1.
2.
3.

Proses Terjadinya Kebakaran


Terjadinya kebakaran adalah merupakan suatu proses yang berkelanjutan ,dimana proses tersebut
juga merupakan peristiwa reaksi kimia , dengan unsur - unsur yang terlibat didalamnya antara
lain ;
Adanya bahan bakar atau benda - benda yg dapat terbakar
Adanya gas oksigen /O2 yang jumlah prosentasinya cukup memadai untuk proses pembakaran
Adanya sumber nyala yang dapat menimbulkan kebakaran
Rantai Reaksi Kimia
Rantai reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen yang ada saling bereaksi secara
kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar tetapi berupa nyala api atau peristiwa
pembakaran.
CH4 + O2 + (x)panas ----> H2O + CO2 + (Y)panas

Dalam proses kebakaran terjadi rantai reaksi kimia, dimana setelah terjadi proses difusi
antara oksigen dan uap bahan bakar, dilanjutkan dengan terjadinya penyalaan dan terus
dipertahankan sebagai suatu reaksi kimia berantai, sehingga terjadi kebakaran yang
berkelanjutan.
Proses kebakaran berlangsung melalui beberapa tahapan, yang masing masing tahapan
terjadi peningkatan suhu, yaitu perkembangan dari suatu rendah kemudian meningkat hingga
mencapai puncaknya dan pada akhirnya berangsur angsur menurun sampai saat bahan yang
terbakar tersebut habis dan api menjadi mati atau padam. Pada umumnya kebakaran melalui dua
tahapan, yaitu :
a.
Tahap Pertumbuhan ( Growth Period )
b. Tahap Pembakaran ( Steady Combustion )
Tahap tersebut dapat dilihat pada kurva suhu api di bawah ini.

Gambar Kurva Suhu Api


Pada suatu peristiwa kebakaran, terjadi perjalanan yang arahnya dipengaruhi oleh lidah api
dan materi yang menjalarkan panas. Sifat penjalarannya biasanya kearah vertikal sampai batas
tertentu yang tidak memungkinkan lagi penjalarannya, maka akan menjalar kearah horizontal.
Karena sifat itu, maka kebakaran pada gedung gedung bertingkat tinggi, api menjalar ketingkat
yang lebih tinggi dari asal api tersebut.
Saat yang paling mudah dalam memadamkan api adalah pada tahap pertumbuhan. Bila
sudah mencapai tahap pembakaran, api akan sulit dipadamkan atau dikendalikan.

Klasifikasi Pertumbuhan

Waktu Pertumbuhan /
Growth Time
( detik )

Tumbuh Lambat ( Slow Growth )

> 300

Tumbuh Sedang ( Moderete Growth )

150 300

Tumbuh Cepat ( Fast Growth )

80 150

Tumbuh Sangat Cepat (Very Fast


Growth )
Pertumbuhan Kebakaran

bel

Ta
Laju

< 80

Pola Meluasnya Kebakaran


Dari segi cara api meluas dan menyala, yang menentukan ialah meluasnya
kebakaran. Bedanya antara kebakaran besar dan kebakaran kecil sebetulnya hanya
terletak pada cara meluasnya api tersebut.
Perhitungan secara kuantitatif tentang cara meluasnya kebakaran sukar untuk
ditentukan. Tetapi berdasarkan penyelidikan penyelidikan, kiranya dapat
diperkirakan pola cara meluasnya kebakaran itu sebagai berikut :

F.

a. Konveksi ( Convection ) atau perpindahan panas karena pengaruh aliran,


disebabkan karena molekul tinggi mengalir ke tempat yang bertemperatur lebih
rendah dan menyerahkan panasnya pada molekul yang bertemperatur lebih rendah.
Panas dan gas akan bergerak dengan cepat ke atas ( langit langit atau bagian
dinding sebelah atas yang menambah terjadinya sumber nyala yang baru ).
Panas dan gas akan bergerak dengan cepat melalui dan mencari lubang lubang
vertikal seperti cerobong, pipa pipa, ruang tangga lubang lift, dsb.
Bila jalan arah vertikal terkekang, api akan menjalar kearah horizontal melalui ruang
bebas, ruang langit langit, saluran pipa atau lubang lubang lain di dinding.
Udara panas yang mengembang, dapat mengakibatkan tekanan kepada pintu, jendela
atau bahan bahan yang kurang kuat dan mencari lubang lainnya untuk ditembus.

Gambar 8. 5. 3 Penjalaran Kebakaran secara Konveksi

b. Konduksi ( Conduction ) atau perpindahan panas karena pengaruh sentuhan


langsung dari bagian temperatur tinggi ke temperatur rendah di dalam suatu medium.
Panas akan disalurkan melalui pipa pipa besi, saluran atau melalui unsur kontruksi
lainnya diseluruh bangunan.
Karena sifatnya meluas, maka perluasan tersebut dapat mengakibatkan keretakan di
dalam kontruksi yang akan memberikan peluang baru untuk penjalaran kebakaran.

Gambar 8. 5. 4 Penjalaran Kebakaran secara Konduksi


c.
Radiasi ( Radiation ) atau perpindahan panas yang bertemperatur
tinggi kebenda yang bertemperatur rendah bila benda dipisahkan dalam ruang karena
pancaran sinar dan gelombang elektromagnetik. Permukaan suatu bangunan tidak
mustahil terbuat dari bahan bahan bangunan yang bila terkena panas akan
menimbulkan api.
Karena udara itu mengembang ke atas, maka langit langit dan dinding bagian atas
akan terkena panas terlebih dahulu dan paling kritis. Bahan bangunan yang digunakan
untuk itu sebaiknya ialah yang angka penigkatan perluasan apinya ( fleme-spread
ratings ) rendah.
Nyala mendadak ( flash-over ) yang disebabkan oleh permukaan dan sifat bahan
bangunan yang sangat mudah termakan api, adalah gejala yang umum di dalam suatu
kebakaran. Kalau suhu meningkat sampai 4250 C atau gas gas yang sudah
kehausan zat asam tiba tiba dapat tambahan zat asam, maka akan menjadi nyala api
yang mendadak, dan membesarnya bukan saja secara setempat tetapi meliputi
beberapa tempat.
Sama halnya dengan cerobong sebagai penyalur ke luar dari gas gas panas yang
mengakibatkan adanya bagian kosong udara di dalam ruangan ( yang berarti pula
menarik zat asam ), semua bagian bagian yang sempit atau lorong lorong vertikal
di dalam bangunan bersifat sebagai cerobong, dan dapat memperbesar nyala api,
terutama kalau ada kesempatan zat asam membantu pula perluasan api tersebut.

Gambar 8. 5. 5 Penjalaran Kebakaran secara Radiasi


G.

Penanggulangan Kebakaran
Telah diketahui bahwa dari suatu kejadian kebakaran dapat menimbulkan bermacam macam akibat , antara lain korban jiwa dan harta benda .Tentunya kejadian tersebut tidak kita
inginkan, oleh karena itu dipikirkan tindakan dalam penanggulanganya . Pada umumnya
penanggulangan bahaya kebakaran dapat dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan meliputi :

1.

Mencegah Terjadinya Kebakaran


Ialah merupakan tindakan - tindakan dilakukan guna mencegah terjadinya kebakaran .tindakan
tindakan - tindakan tersebut harus dilakukan oleh setiap orang untuk itu diharapkan pengertian
dan kesadaran agar dapat melaksanakan apa yang menjadi tujuan, maka perlu adanya pengarahan
dan bimbingan mengenai pencegahan bahaya kebakaran kepada semua orang ,khususnya yang
berada dilingkungan kerja .
2. Perlindungan Bahaya Kebakaran
Ialah merupakan tindakan yang dilakukan guna melindungi dari bahaya kebakaran sehingga
tidak turut terbakar dalam batas waktu tertentu atau mencegah meluasnaya kebakaran ketempat
lain sebelum pnanggulangan lebih lanjut
3. Pemadam Kebakaran
Ialah merupakan salah satu tindakan dalam penanggulangan kebakaran bersifat represif.
H.

Cara Untuk Memadamkan Kebakaran


Agar bisa memadamkan secara cepat, perlu difahami segitiga api seperti yang telah
diuraikan diatas yaitu menghilangkan salah satu unsur dari segitiga api.
Selain itu harus ada sarana dan prasarana alat pemadam kebakaran. Alat yang sifatnya tradisional
masih bisa dipakai seperti karung goni, pasir, termasuk keperluan komunikasi kentongan dll.
Sedang untuk alat pemadam kebakaran yang sifatnya umum antara antara lain Hidrant, Mobil
pemadam kebakaran, Alat pemadam api ringan (APAR), sprinkler, dll.

Disamping itu alat pemadam api lain yang mempunyai sifat sebagai racun api, antara lain
karbon dioksida, Bahan Kimia kering multi guna dan bubuk kering. Dari beberapa macam alat
pemadam api tersebut masingmasing mempunyai kegunaan dan aturan tersendiri.
Inilah contoh gambar Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

I.

Media Pemadaman Api


Media pemadam api menurut fasanya dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
Jenis padat : misalnya pasir,tanah,selimut api, tepung kimia (dry chemical)
Jenis cair : misalnya air, busa
Jenis gas : misalnya gas asam arang (CO2), Halon 1102

Beberapa jenis media pemadam tersebut diterangkan sebagai berikut :


Metode Pemadaman Api
a. Pasir
Pasir efektif digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas B yaitu tumpahan minyak atau
ceceran minyak. Tujuan utama dari penggunaan psir ini berfungsi untuk membatasi menjalarnya
kebakaran, namun untuk kebakaran kecil dapat digunakan untuk menutupi permukaan bahan
yang terbakar sehingga memisahkan udara dari proses nyala yang terjadi, sehingga nyala padam.
b. Tepung Kimia
Menurut kelas kebakaran yang dipadamkan tepung kimia dibagi menjadi sebagai berikut :
Tepung kimia reguler (untuk kebakaran kelas B dan C).
Misalnya : Purple K, Plus 50 C, Monnex, Super K.
Tepung kimia serbaguna (multipurpose), untuk kebakaran kelas ABC. Misalnya :Monoamonium
Phosphate (MAP).
Tepung khusus untuk kebakaran logam (kelas D), misalnya : Met-L-X, TEC, Lith X Powder dll.
Ciri-ciri tepung kimia (dry powder) adalah :
Butiran relatif seragam dengan diameter 15-60 mikron,
Tidak beracun

Untuk mencegah sifat higrokopis (mengisap air) dan penggumpalan, serta untuk memberikan
daya pengaliran yang lebih baik, maka ditambah logam stearate serta bahan-bahan tambahan
(additives tambahan).
Walaupun cocok untuk kebakaran kelas C (listrik), tetapi dapat merusak instalasi atau peralatan
elektronik karena meninggalkan kotoran/kerak.
Bagi manusia, segi bahayanya adalah dapat merusak pandangan dan mengganggu pernafasan.
Cara kerja tepung kimia dalam memadamkan api :
Secara fisis, yaitu pemisahan atau penyelimutan bahan bakar dengan udara.
Secara kimia, yaitu memutus rantai reaksi pembakaran, dimana partikel-pertikel tepung kimia
c.

tersebut akan mengikat radikal hidroksil dari api.


Air
Air cocok untuk memadamkan kebakaran kelas A dan B. Dalam pemadaman kebakaran air yang
paling banyak dipergunakan. Hal tersebut karena air mempunyai keuntungan sebagai berikut :
Mudah didapat dalam jumlah yang banyak.
Murah
Mudah disimpan, diangkut dan dialirkan
Dapat dipancarkan dalam berbagai bentuk
Mempunyai daya 'menyerap panas' yang besar, yang menjadi ciri utama dari media pemadam

air.
Mempunyai daya mengembang uap yang tinggi.

Kelemahan air sebagai media pemadam, antara lain :


Menghantar listrik sehingga tidak cocok untuk kelas C.
Berbahaya bagi bahan-bahan kimia yang larut dalam air atau yang eksotherm

(menghasilkan panas).
Dapat terjadi 'slop over' bila digunakan untuk memadamkan minyak secara langsung
Cara kerja air dalam pemadaman api adalah secara fisis :
Pendinginan, air mempunyai daya serap yang besar. Panas yang diserap dari 15 C sampai 100
C adalah 84,4 kcl/kg (152 BTU/1bbs).
Penyelimutan, karena air yang terkena panas akan berubah menjadi uap (steam), dan uap air
tersebut kemudian mengurangi kadar oksigen dalam air (dillution).
d.

Busa (Foam)
Busa adalah kumpulan dari gelembung-gelembung cairan (bubbles) yang mengapung diatas
permukaan zat cair dan mengalir pada permukaan bahan padat. Dari bentuk fisik busa tersebut
maka sangat efektif untuk memadamkan kebakaran kelas A dan B, terutama pada permukaan
yang terbakar sangat luas, sehingga sulit bagi media pemadam lain untuk menjangkau tipe

1.

kebakaran
tersebut.
Media pemadam ini terdiri atas 2 jenis yaitu busa kimia maupun busa mekanik. Ditujukan
terutama untuk memadamkan kebakaran kelas B, dan secara terbatas juga untuk kebakaran kelas
A.
Busa Kimia
Busa ini terbentuk karena adanya proses (reaksi) kimia antara larutan Aluminium Sulfat dengan
larutan natrium bikarbonat.
Reaksinya adalah :
A12(SO4)3 + 6NaHCO3 2A1(OH)3+3Na2SO4 + 6CO2

2.

Busa Mekanik
Busa ini terbentuk karena adanya proses mekanis yaitu berupa adukan dari bahan-bahan
pembentuk busa yang terdiri dari cairan busa, air bertekanan, dan udara.
Untuk melaksanakan proses pembentukan busa ini dipergunakan alat-alat pembentuk busa.
Proses pembentukan busa adalah sebagai berikut : Air dicampurkan degan cairan busa sehingga
membentuk larutan busa (foam solution). Kemudian udara dicampurkan pada larutan busa
dengan proses mekanis yaitu adanya pengadukan atau peniupan udara maka terbentuklah busa
mekanis. Bahan baku busa mekanis antara lain : Fluoro protein (FP70), Fluorocarbon surfactant
(AFFF), Hydrocarbon surfactant (Louryl alcohol).

J.
3.

Alat Pemadam, Karakteristik dan Sifat Pemadamannya


Hydrospray
Alat pemadam dengan air ini umumnya digunakan untuk kebakaran kelas A. Alat ini biasanya
dilengkapi dengan penera untuk mengetahui tekanan air. Penera berwarna hijau menunjukkan
alat aman untuk digunakan, sedangkan warna merah menunjukkan tekanan sudah berkurang.
Drychemical Powder
Jenis bubuk kering digunakan untuk kelas A,B, C dan D, sedang sifat pemadaman jenis bubuk
kering antara lain :
Menyerap panas dan mendinginkan obyek yang terbakar.
Menahan radiasi panas.
Bukan penghantar arus listrik.
Menutup dengan cara melekat pada obyek yang terbakar karena adanya reaksi kimia bahan

4.

tersebut saat terjadi kebakaran (reaksi panas api).

5.

6.

Menghambat terjadinya oksidasi pada obyek yang terbakar.

Tidak berbahaya.
Efek samping yang muncul adalah debu dan kotor.
Dapat berakibat korosi dan kerusakan pada mesin ataupun perangkat elektronik.
Sekali pakai pada tiap kejadian.
Gas Cair Hallon Free/AF 11/Halotron 1
Alat pemadam gas cair ini bisa digunakan untuk semua jenis klasifikasi kebakaran. Sifat alat
pemadam ini antara lain :
Bukan penghantar listrik
Tidak merusak peralatan
Non Toxic (tidak beracun)
Bersih tidak meninggalkan bekas.
Memadamkan api dengan cara mengikat O2 disekitar area kebakaran
Penggunaan yang multi purpose (semua klas kebakaran)
Bisa digunakan berulang-ulang
Lebih tepat digunakan di dalam ruang

busa mekanik (Mechanical Foam Extinguisher).


Sistem pendorong : tekanan dorong diperoleh dari gas CO2, baik dengan cara tabung gas
(Gas
cartrige)
maupun
tekanan
tersimpan
(Stored
Pressure).
Konstruksinya terdiri dari berbagai jenis :
Tipe gas Cartrige.
Tipe stored-pressure.
Pemakaian APAR jenis busa
Pada kepala bejana sering dilengkapi dengan katup pengatur, dan pada nozzle terdapat
sistem pengisi ventury untuk memasukkan udara gelembung busa . Keuntungan yang dimiliki
APAR tipe ini dibandingkan dengan tipe busa kimia, adalah :
Daya pemadamannya tinggi.

Aliran busa dapat dikendalikan oleh operator, sehingga memudahkan pemadaman.


Sifat karat dari larutannya tidak setinggi allumunium sulfat.

Teknik atau cara penyampaian busa ketempat bakaran adalah :


Dinginkan wadah cairan yang terbakar.
Selama air masih keluar dari pemancar busa jangan

dimasukkan ketempat yang terbakar.


Bila busa telah keluar dari pemancar, arahkan ketempat yang terbakar.
Pemasukan busa boleh dengan secara gravitasi atau ditembakkan kebagian dalam dinding

wadah yang terbakar.


Bila api sudah padam, tetap dilakukan pendinginan dan penyemprotan busanya diarahkan keluar

sekali-kali

air

tersebut

dari tempat yang terbakar.


7. Carbon dioksida
Racun api CO2 ini cocok dan efektif digunakan untuk pemadaman api kelas B dan
C. CO2 atau karbondioksida dalam keadaan biasa wujudnya adalah gas yang tidak berwarna,
tidak bau, lebih berat dari udara, tidak mengganggu kesehatan (sementara) serta tidak
menghantar listrik.
Pengguanaan sebagai media pemadam pada kebakaran, cairan CO 2 berubah wujudnya
menjadi gas dan mengisap panas dari sekelilingnya serta sumber nyala dan mendesak udara
keluar dari sekitar sumber serta proses pembakaran. Sebagai cairan CO2 disimpan dalam silinder
dengan tekanan 1000-1200 psi.
Digunakan terutama untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C. Umumnya APAR tipe
ini mempunyai corong/nozzle penyemprot yang lebar.
Sifat-sifatnya antara lain :
Bersih tidak meninggalkan bekas.
Non Toxide ( tidak beracun ).
Bukan penghantar listrik.
Tidak merusak peralatan ( elektronik / mesin )
Cara pemadaman dengan mendinginkan dan menyelimuti obyek yang terbakar.
Tepat untuk area generator dan instalasi listrik.
Tekanan kerja sangat besar.

Cara-cara pemakaiannya :

Turunkan tabung CO2 dari tempatnya.

Lepaskan horn dari tempat jepitannya.

Putuskan lead seal (pen pengaman).

Pegang horn dengan tangan kiri dan arahkan keatas.

Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba alat ditempat sebelum menuju
kearah api).

Bila keadaan baik bawa ketempat kebakaran.

Semprotkan dengan mengarahkan horn kearah api dari arah datangnya angin dan usahakan agar
menutup keseluruhan daerah permukaan api.
8. Racun Api Busa
Racun api berupa busa hanya digunakan untuk jenis kebakaran kelas A dan B. Cara
kerjanya menyelimuti dan membasahi obyek yang terbakar. Jika obyek yang terbakar benda cair,
racun api busa ini bekerja menutup permukaan zat cair. Sifat lainnya yaitu penghantar arus listrik
sehingga tidak dapat digunakan pada ruang yang berisi peralatan komponen listrik.
9.

Fire Sprinkler System

Alat ini biasanya terinstal didalam gedung dan bersifat mengandung Hg. Mekanisme kerja
sprinkler yaitu secara otomatis akan mengeluarkan air bila kepala sprinkler terkena panas.
Prinsip dasar alat ini adalah mampu menyerap kalor yang dihasilkan dari bahan yang terbakar.
10. Hydrant
Digunakan untuk jenis api kelas A dan B. Secara ringkas, penggunaan media racun api
berdasarkan klasifikasi bahan terbakar jadi begini :

Agar bisa bekerja cepat dalam keadaan darurat perlu diperhitungkan persyaratan dan cara
pemasangan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang antara lain :

Tempat mudah dilihat dan dijangkau, tidak boleh digembok atau diikat mati.

Jarak jangkauan maksimum 15 m.

Tinggi pemasangan maksimum 125 cm.

Jenis media dan ukuran sesuai dengan klasifikasi kebakaran dan beban api.

Diperiksa secara berkala.

Bisa diisi ulang (Refill).

Kekuatan konstruksi terstandar.


http://serbamurni.blogspot.sg/2012/02/makalah-kebakaran.html

Anda mungkin juga menyukai