PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
kehidupan
bermasyarakat
dan
bernegara,
kita
sering
mendengar kata kekuasaan dan politik. Kedua kata ini sering dihubungkan satu
sama lain. Namun, untuk memahami tentang apa itu kekuasaan dan politik, serta
apa hubungan di antara keduanya, memerlukan pembahasan yang luas dan
rinci. Konsep kekuasaan (power) erat sekali hubungannya dengan konsep
kepemimpinan dan politik. Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk
mempengaruhi perilaku pengikutnya. Paul W. Cummings (Open Management
Guides to successful Practice) mengemukakan kekuasaan dan politik dalam
manajemen merupakan anak kembar yang tak terpisahkan, karena yang satu tak
dapat hidup tanpa yang lain.
Adapun pengertian kekuasan menurut
Preffer
kekuasaan
adalah
yang akhirnya menganggap bahwa politik itu sesuatu yang tidak baik. Untuk itu,
pemahaman yang benar mengenai kekuasaan dan politik sangatlah penting.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, timbul
masalah-masalah yang dirumuskan dalam makalah ini, di antaranya adalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari kekuasaan?
2. Apa hakekat dari politik ?
3. Apa hubungan kekuasan dan politik ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :
1. Apa pengertian dari kekuasaan.
2. Apa hakekat dari politik.
3. Apa hubungan kekuasan dan politik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kekuasaan
Menurut Max Weber, kekuasaan adalah kemungkinan adanya satu aktor
dalam hubungan sosial yang berada pada posisi tertentu untuk melakukan
kehendaknya tanpa perlawanan.
kekuasaan
Klasifikasi Kekuasaan
Menurut Frech dan Bertram Raven pembahasan mengenai kekuasaan
sering dimulai dan kadang diakhiri dengan pembahasan lima kategori sumber
kekuasaan social diantaranya penghargaan, koersif, legitimasi, referen, dan
keahlian.
a.
Kekuasaan Penghargaan
Sumber kekuasaan ini didasarkan pada kemampuan orang untuk mengontrol
sumber daya dan memberi penghargaan kepada orang lain. Selain itu, orang
yang diberdayakan harus menghargai jenis penghargaan ini. Dalam konteks
organisasi, manajer harus mempunyai penghargaan lain
yang tersedia
untuk mereka. Dalam pembelajaran operant, hal ini berarti bahwa manajer
mempunyai kekuasaan untuk melaksanakan dorongan yang positif. Dalam
konteks motivasi harapan, hal ini berarti orang mempunyai kekuasaan untuk
menyediakan valensi positif dan orang lain menilai kamampuan tersebut.
b.
Kekuasaan koersif
Sumber kekuasaan ini tergantung pada ketakutan. Orang dengan kekuasaan
koersif mempunyai kemampuan untuk menimbulkan konsekuensi huluman
atau hasil yang tidak diinginkan. Bentuk kekuasaan ini mempunyai
kontribusi sangat besar pada konotasi negative bahwa kekuasaan ada pada
banyak orang. Dalam konteks organisasi, manajer sering mempunyai
3
Dalam
konteks harapan, hal ini berarti kekuasaan berasal dari harapan pada
sebagian orang di mana meraka akan di hokum karena tidak menyesuaikan
diri dengan keinginan orang yang berkuasa.
c.
Kekuasaan legitimasi
Sumber kekuasaan ini berakar dari nilai yang terinternalisasi dari orang lain
yang memberikan hak legitimasi kepada agen untuk memengaruhi mereka.
Kekuasaan legitimasi hampir serupa dengana otoritas dan berhubungan
dekat dengan kekuasaan penghargaan dan koersif karena orang
legitimasi
juga
berada
dalam
posisi
dengan
yang
legitimasi
muncul
dari
tujuan
sebagai
agen,
Kekuasaan referen
Jenis kekuasaan ini berasal dari hasrat sebagian orang untuk dikenal agen
yang memegang kekuasaan. Mereka ingin dikenal orang yang berkuasa,
4
mau
mengenal
manajer,
tanpa
hukuman memperdulikan
memberi
Kekuasaan keahlian
Sumber kekuasaan ini didasarkan pada seberapa orang mempunyai atribut
pengetahuan
dan
keahlian
untuk
memegang
kekuasaan. Keahlian
tetapi
kekuasaan keahlian lebih tergantung pada hal ini, secara khusus, target
harus menilai agen dapat dipercaya dan relevan sebelum kekuasaan keahlian
diberikan. Kredibilitas berasal dari hak kekuasaan yang dimiliki, yaitu
penugasan terhadap
permasalahan
dan
dapat
menunjukkan
bukti
2. Taktik Kekuasaan
Taktik atau strategi diperlukan dalam melakukan sesuatu atau mencapai
tujuan tertentu. Dengan strategi yang tepat, tujuan pun akan tercapai. Berkaitan
dengan kekuasaan, Stephen P. Robbins mengidentifikasi tujuh dimensi atau
strategi dalam menggunakan kekuasaan, antara lain:
a. Nalar, yaitu dengan menggunakan fakta dan data untuk membuat gagasan
b.
c. hasil. Kemudian, unsur yang terakhir atau hasil dari kekuasaan dapat dilihat
dari jumlah individu yang dapat dikendalikan atau dipengaruhi, dan seberapa
besar pengaruh kekuasaan tersebut. Sikap pihak yang dikuasai, turut
menentukan kualitas kekuasan yang berlaku atas dirinya. Jika diterima dan
didukung, maka kekuasaan itu merupakan wibawa. Kekuasaan yang demikian
tidak banyak memerlukan paksaan (kekuatan) dalam penggunannya.
4. Perbedaan Kekuasaan dan Kepemimpinan
Keberhasilan seorang pemimpin banyak ditentukan oleh kemampuannya
dalam memahami situasi serta ketrampilan dalam menentukan macam kekuasaan
yang tepat untuk merespon tuntutan situasi. Karena itu, kekuasaan sering
dianggap sebagai persamaan dari kepemimpinan. Padahal kekuasaan tidak bisa
disamakan dengan kepemimpinan. Beberapa perbedaan di antara keduanya, ialah:
a.
b.
kelompok
untuk
B. HAKEKAT POLITIK
1. Pengertian Politik
Politik berasal dari Bahasa Yunani politeia yang berarti kiat
memimpin kota (polis). Secara prinsip, politik merupakan upaya untuk ikut
berperan serta dalam mengurus dan mengendalikan urusan masyarakat.
Menurut Arsitoteles, politik adalah usaha warga negara dalam mencapai
kebaikan bersama atau kepentingan umum. Politik juga dapat diartikan
sebagai proses pembentukan kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain
berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Dari
7
dalam
arti
kebijaksanaan
(policy)
adalah
penggunaan
(perencanaan,
pengembangan,
pemeliharaan,
dan
Politik
dalam
negeri
yang
diarahkan
kepada
mengangkat,
Politik luar negeri yang bersifat bebas aktif, anti imperialisme dan
kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, mengabdi
kepada kepentingan nasional dan amanat penderitaan rakyat serta
Ekonomi
merupakan potensi ekonomi yang sangat besar, bukan saja untuk
mencukupi keperluan sendiri, tetapi juga negara lain. Secara fisik
Indonesia juga menduduki posisi silang Kesuburan, kekayaan alam,
maupun tenaga kerja yang terdapat di Indonesia antara Samudera
Indonesia dan Samudera Pasifik serta Benua Asia dan Benua
Australia yang merupakan titik temu dari berbagai bentuk interaksi
kehidupan sosial internasional.
c.
Sosial Budaya
Keberagaman dalam berbagai segi kehidupan bangsa merupakan
sesuatu yang harus dipersatukan agar menjadi kekuataan. Segala
daya dan dana harus dikerahkan dan dimanfaatkan untuk
9
mewujudkan
dan
memelihara
kebhinekatunggalikaan
bangsa
Pertahanan Keamanan
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang lahir dalam kancah
revolusi fisik Indonesia, tumbuh menjadi kekuatan militer modern
dan merupakan inti sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta.
Manunggalnya ABRI-
Rakyat
adalah
syarat
mutlak
dalam
b.
c.
d.
e.
f.
Perilaku politik sah, mengacu pada politik sehari-hari yang normal sesuai
dengan peraturan, seperti membentuk koalisi.
b.
Radikal
10
Perilaku politik radikal, yaitu sikap perilaku warga negara yang tidak
puas terhadap keadaan yang ada serta menginginkan perubahan yang
cepat dan mendasar. Orang yang bersifat radikal biasanya tidak
mengenal kompromi dan tidak mengindahkan orang lain serta
cenderung ingin menang sendiri.
Moderat
Perilaku moderat adalah perilaku politik masyarakat yang telah
cukup puas dengan keadaan yang ada dan bersedia maju, tetapi tidak
menerima sepenuhnya perubahan, apalagi perubahan yang cepat
seperti kelompok radikal.
Status quo
Perilaku status quo adalah sikap politik dari warga negara yang
sudah puas dengan keadaan yang ada dan berlaku, serta berusaha
mempertahankannya.
Konservatif
Perilaku konservatif adalah perilaku politik masyarakat yang sudah
puas dengan keadaan yang sudah ada dan cenderung menolak atau
menutup diri dari perubahan.
Liberal
Perilaku politik liberal, yaitu sikap perilaku politik masyarakat yang
berpikir bebas dan ingin terus maju. Kaum liberal menginginkan
perubahan progresif secara cepat. Perubahan yang diinginkan
berdasarkan hukum atau kekuatan legal untuk mencapai tujuan.
Perilaku politik individu atau kelompok dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, di antaranya: minat terhadap politik, kepekaan
sosial, kemampuan berorganisasi, kondisi perekonomian dan
lingkungan sosial.
11
pengaruh
untuk
mempengaruhi
proses
pembuatan
dan
BAB III
PENUTUP
12
A. Kesimpulan
Kekuasaan adalah kemungkinan adanya satu aktor dalam hubungan
sosial yang berada pada posisi tertentu untuk melakukan kehendaknya tanpa
perlawana. Sedangkan, politik berasal dari Bahasa Yunani politeia yang berarti
kiat memimpin kota (polis). Secara prinsip, politik merupakan upaya untuk ikut
berperan serta dalam mengurus dan mengendalikan urusan masyarakat. Menurut
Arsitoteles, politik adalah usaha warga negara dalam mencapai kebaikan bersama
atau kepentingan umum.
13
DAFTAR PUSTAKA
Fred Luthans. 2006. Perilaku Organisasi. Andi : Yogyakarta.
Thoha, Miftah ; Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, 1983.
http://makaikishi.blogspot.com/2009/01/Kepemimpinan dan Kekuasaan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/kekuasaan#cite_note-Principles_4-2
http://israyani beta.blogspot.com/2013/11/perilaku-organisasi.html
14