Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Bidang usaha ternak unggas, pemeliharaan usaha ayam broiler telah
menyebar dan berkembang ke seluruh daerah. Hal ini disebabkan karena adanya
perbaikan teknologi pengelolaan ayam broiler yang berupa bibit unggul, makanan
berkualitas, perkandangan, sanitasi dan pencegahan penyakit.
Ayam broiler memiliki sifat-sifat yang menonjol secara ekonomis dapat
memberikan keuntungan. Sifat tersebut adalah berupa produksi daging yang tinggi
dengan penggunaan pakan yang efisien. Keunggulan inilah yang dapat merangsang
berkembangnya peternakan ayam broiler
Dalam tata laksana usaha peternakan ayam progam biosecurity merupakan
suatu hal penting yang harus dijalankan. Program biosecurity sebenarnya relatif tidak
mahal tetapi merupakan cara termurah dan efektif dalam mencegah dan
mengendalikan penyakit pada ayam. Bahkan tidak satupun program pencegahan
penyakit dapat bekerja dengan baik tanpa disertai program biosecurity.
Kesehatan ternak merupakan kunci penentu keberhasilan suatu usaha
peternakan. Motto klasik tetap berlaku sampai saat ini, yaitu pencegahan lebih baik
dari pada pengobatan, sehingga tindakan-tindakan seperti sanitasi, vaksinasi dan
pelaksanaan biosekuritas di lingkungan peternakan secara konsisten harus
dilaksanakan.

Asal kata biosecurity adalah dari kata asing biosecurity yaitu bio artinya hidup
dan security artinya perlindungan atau pengamanan. Jadi biosecurity adalah sejenis
program yang dirancang untuk melindungi kehidupan. Dalam arti yang sederhana
kalau untuk peternakan ayam adalah membuat kuman atau agen penyakit jauh dari
tubuh ayam dan menjaga ayam jauh dari kuman. Pada awalnya konsep biosecurity
diterapkan untuk menghasilkan unggas yang bebas penyakit tertentu (spesific
patogen free) untuk keperluan penelitian secara eksperimental. Tetapi saat ini telah
diterapkan pada berbagai jenis peternakan sebagi upaya praktis untuk mencegah
masuknya organisme penyebab penyakit (patogen) dari luar ke dalam peternakan.
Bahkan diterapkan juga di negara-negara berdaulat sebagai upaya untuk melindungi
industri peternakannya dari berbagai penyakit berbahaya yang tidak ditemukan di
wilayahnya (penyakit eksotik).
Kesehatan ternak merupakan kunci penentu keberhasilan suatu usaha
peternakan. Motto klasik tetap berlaku sampai saat ini, yaitu pencegahan lebih baik
dari pada pengobatan, sehingga tindakan-tindakan seperti sanitasi, vaksinasi dan
pelaksanaan biosekuritas di lingkungan peternakan secara konsisten harus
dilaksanakan
Penerapan manajemen biosecurity di bidang peternakan sangat penting karena
akan berpengaruh pada keberhasilan usaha tersebut. Biosecurity sendiri merupakan
suatu sistem untuk mencegah penyakit baik klinis maupun subklinis, yang berarti
sistem untuk mengoptimalkan produksi unggas secara keseluruhan, dan merupakan
bagian untuk mensejahterakan hewan (animal welfare) Winkel (1997).

1.2. Rumusan Masalah


Permasalahan yang dibahas dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah
bagaimana cara menejemen biosecurity ayam pedaging di Rural Rearing
Multification Centre (RRMC) yang beralamat Desa Puuroda, Kecamatan Wundulako,
Kabupaten Kolaka yang diharapkan mampu menghasilkan produksi dan performan
yang optimal.
1.3. Tujuan
Tujuan dari praktek kerja lapang (PKL) ini adalah untuk praktik dilapangan
dan mengetahui secara langsung bagaimana cara menejemen biosecurity ayam
pedaging di Rural Rearing Multification Centre (RRMC) yang beralamat Desa
Puuroda, Kecamatan Wundulako, Kabupaten Kolaka yang diharapkan mampu
menghasilkan produksi dan performan yang optimal.
1.4. Manfaat
Manfaat dari praktek kerja lapang (PKL) ini adalah untuk menambah
pengalaman dan keterampilan bagi penulis tentang menejemen biosecurity pedaging
sehingga nantinya mampu mengimplementasikan bagaimana cara menerapkan
manajemen biosecurity saat berada didunia kerja terutama bidang peternakan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen
Manajemen adalah suatu kegiatan yang memiliki target dan tujuan dengan
menggunakan perencanaan, pengarahan serta pengorganisasian dalam mencapai
tujuan tersebut, Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno mnagement,
yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Fungsi manajemen ialah
sebagai elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses
manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan
untuk mencapai tujuan (Yosua, 2013).
Fahru (2012) menyatakan bahwa istilah manajemen mengandung tiga
pengertian yaitu :

Manajemen sebagai suatu proses,


Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas

manajemen,
Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan
(Science)
Pengertian yang pertama yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-

beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi
manajemen menurut pengertian yang pertama ini, dikemukakan tiga buah definisi.
Dalam Encyclopedia of the Social Science dikatakan bahwa manajemen adalah suatu
proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.

Dari tiga pernyataan di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah suatu


keadaan terdiri dari proses yang ditujukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian, yang mana
keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai
suatu tujuan organisasi.
2.2. Usaha Peternakan Ayam pedaging
Broiler adalah istilah untuk menyebutkan strain ayam hasil budidaya
teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan
yang cepat, konversi pakan yang baik dan dapat dipotong pada usia yang relatif muda
sehingga sirkulasi pemeliharaannya lebih cepat dan efisien serta menghasilkan daging
yang berkualitas baik (Murtidjo, 1987). Ayam pedaging adalah jenis ternak bersayap
dari kelas aves yang telah didomestikasikan dan cara hidupnya diatur oleh manusia
dengan tujuan untuk memberikan nilai ekonomis dalam bentuk daging (Yuwanta,
2004). Hardjoswaro dan Rukmiasih (2000) menyatakan bahwa ayam broiler dapat
digolongkan kedalam kelompok unggas penghasil daging artinya dipelihara khusus
untuk menghasilkan daging. Umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: kerangka
tubuh besar, pertumbuhan badan cepat, pertumbuhan bulu yang cepat, lebih efisien
dalam mengubah ransum menjadi daging. Kepadatan kandang untuk ayam pedaging
adalah 10-13/m2 untuk bobot badan sekitar 1,8 kg (Indarto, 1990).
Usaha ayam broiler merupakan usaha yang dilakukan oleh peternak baik
sebagai usaha pokok maupun sambilan yang di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan
produksi, seperti tata laksana pemberian pakan, tata laksana kandang dan kegiatan-

kegiatan lainya yang akan menghasilkan broiler sebagai produk utamanya (Rasyaf,
1996). Usaha ayam pedaging merupakan salah satu usaha yang banyak ditekuni oleh
peternak. Soehadji (1992) menyatakan bahwa jumlah daging ayam mencapai 43,1%
dari total produksi daging yang menyiratkan suatu potensi besar yang dimiliki oleh
industri ayam untuk mencapai suatu pertumbuhan yang cepat, kontribusi pentingnya
terhadap konsumsi protein hewani per kapita dan kemampuan untuk membuka
lapangan kerja.
2.3

Biosecurity
Biosecurity adalah semua tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk

pengendalian wabah dan dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan


kontak/penularan dengan peternakan tertular dan penyebaran penyakit (Dwicipto,
2010) . Biosekuriti dilihat dari segi hirarki terdiri atas tiga komponen yaitu :
1. Biosekuriti konseptual merupakan biosekuriti tingkat pertama dan menjadi basis
dari seluruh program pencegahan penyakit, meliputi pemilihan lokasi kandang,
pemisahan umur unggas, control kepadatan dan kontak dengan unggas liar, serta
penetapan lokasi khusus untuk gudang pakan atau tempat mencampur pakan.
2. Biosekuriti struktural, merupakan biosekuriti tingkat kedua, meliputi hal-hal yang
berhubungan dengan tataletak peternakan (farm), pernbuatan pagar yang-benar,
pembuatan saluran pembuangan, penyediaan peralatan dekontaminasi, instalasi
penyimpanan pakan, ruang ganti pakaian dan peralatan kandang.
3. Biosekuriti operasional adalah biosekuriti tingkat ketiga, terdiri dari prosedur
manajemen untuk mencegah kejadian dan penyebaran infeksi dalam suatu farm.

Biosekuriti ini harus ditinjau secara berkala dengan melibatkan seluruh


karyawan, berbekal status kekebalan terhadap penyakit. Biosekuriti operasional
terdiri atas tiga hat pokok, yakni (a) pengaturan traffic control, (b) pengaturan dalam
farm dan, (c) desinfeksi yang dipakai untuk semprot kandang maupun deeping seperti
golongan fenol (alkohol, lisol dan lainnya); formalin; kaporit; detergen, iodine dan
vaksinasi. (Dwicipto, 2010)
Biosecurity adalah suatu tindakan untuk menghindari kontak antara hewan dan
mikroorganisme dan merupakan pintu pertahanan pertama dalam upaya pengendalian
penyebaran suatu penyakit. Penerapan biosecurity sangat diperlukan mulai pada awal
pemeliharaan unggas di kandang sampai pada saat penjajaan di pasar. Beberapa hal
yang harus dipedomani terhadap prinsip biosecurity yang tepat adalah sebagai
berikut:
1.

Setiap kendaraan pengangkut unggas yang masuk dan keluar kandang atau
tempat penampungan unggas harus di desinfektan.

2.

Setiap unggas yang atang harus dilengkapi dengan surat keterangan kesehatan
hewan (SKKH) yang dibuat oleh dokter hewan berwenang di daerah asal unggas.

3.

Setiap unggas yang datang harus mendapat pemeriksaan antemortem oleh


petugas dibawah pengawasan dokter hewan yang berwenang.

4.

Hasil pemeriksaan kesehatan unggas yang datang wajib didokumentasikan dan


dilaporkan secara berkala setiap bulan kepada dokter hewan berwenang.

5.

Setiap kandang dilengkapi dengan peralatan makan dan minum khusus

6.

Tidak mencampurkan unggas yang baru datang dengan yang lama

7.

Membersihkan kandang atau penampungan unggas dari limbah padat unggas.

8.

Melakukan pengosongan kandang atau penampungan unggas satu hari dalam dua
minggu untuk proses pembersihan dan desinfektan.

9.

Mencegah masuknya kucing, anjing, burung liar dan hewan pengganggu lainnya
dalam kandang atau penampungan unggas.

10. Menempatkan unggas yang sakit didalam kandang tersendiri.


11. Setiap unggas yang mati harus segera dimusnahkan dengan cara membakar.
(Nunung, 2010)
Bioscurity mencakup tiga hal utama yaitu (Sudarisman, 2000):
1.

Meminimalkan keberadaan penyebab penyakit.

2.

Meminimalkan kesempatan agen penyakit berhubungan dengan induk.

3.

Membuat tingkat kontaminasi lingkungan oleh agen penyakit seminimal


mungkin, selanjutnya bioscurity dilihat dari segi hirarki terdiri atas tiga
komponen yaitu bioscuritu konseptual, bioscurity structural, dan bioscurity
operasionat.

2.3.1. Pelaksanaan biosecurity


1. Kontrol lalu lintas
Biosecurity ini secara umum memberlakukan kontrol tehadap lalu lintas
orang, seperti mengunci pintu dan melarang semua pengunjung, atau mengizinkan
masuk orang tertentu dan personil yang dibutuhkan (profesional) setelah mereka
didesinfeksi, mandi semprot, lalu memakai sepatu khusus, baju penutup, dan topi
khusus yang telah didesinfeksi. Tangan orang bisa juga menyebabkan infeksi dan

harus didesinfeksi sebelum masuk bangunan kandang atau meninggalkannya. Pada


peternakan yang harus menjalankan biosecurity dengan ketat (Grand parent stock)
akan menerapkan prosedur dengan sangat ketat misalnya tamu yang akan masuk
sebelumnya tidak boleh mengunjungi farm pada level dibawahnya (Parent stock,
komersial, prosesing dll) paling sedikit tiga hari setelah kunjungan tersebut.
Lalu lintas kendaraan yang memasuki areal peternakan juga harus dimonitor
secara ketat. Kendaraan yang memasuki farm harus melewati kolam desinfeksi yang
terdapat di belakang gerbang. Kendaraan yang bisa masuk ke areal peternakan adalah
kendaraan pengangkut makanan, doc, ataupun peralatan kandang lainnya. Pada
peternakan pembibitan yang memerlukan biosecurity lebih ketat, begitu masuk kolam
desinfeksi kendaraan harus berhenti, lalu seluruh bagian mobil bagian bawah, sekitar
ban disemprot desinfektan dengan sprayer tekanan tinggi. Sementara itu
penumpangnya harus berjalan kaki lewat pintu khusus untuk lalu lintas orang. Di
tempat ini ia harus mandi semprot untuk didesinfeksi. Dengan demikian akan selalu
ada kontrol lalu lintas baik barang, bahan ataupun manusia.
2. Vaksinasi
Aspek lain dari biosecurity adalah mencegah penyakit melalui vaksinasi.
Antibiotika digunakan untuk memberantas infeksi bakteri. Karena tidak ada obat
yang dapat melawan infeksi virus, maka vaksinasi sebelum infeksi terjadi di dalam
flok ayam menjadi pilihan utama untuk melindungi ayam .
Vaksin bisa dalam bentuk hidup atau mati. Keduanya memberikan reaksi.
Vaksin hidup terdiri atas mikroorganisme hidup. Vaksin ini dapat diberikan pada

umur lebih muda daripada vaksin mati, dan diberikan melalui injeksi, air minum,
inhalasi, atau tetes mata. Kontaminasi vaksin harus dicegah karena dapat
menimbulkan gangguan yang serius.
3. Pencatatan Riwayat Flok
Mencatat riwayat flok adalah cara yang mudah untuk menjaga kesehatan flok
ayam. Ayam harus secara rutin diperiksa kesehatannya ke laboratorium, dengan
mengecek titer darahnya terhadap penyakit tertentu, monitoring bakteriologis dan
sampling lainnya. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus disimpan bersamaan
dengan data performans setiap flok atau kandang. Laporan ini sangat bermanfaat
begitu masalah muncul.
4. Pencucian Kandang Ayam
Pencucian kandang ayam merupakan kegiatan biosecurity yang paling berat.
Segera setelah flok ayam diafkir dan liter diangkat keluar kandang, tindakan
berikutnya adalah pembersihan dan desinfeksi terhadap seluruh kandang dan
lingkungannya. Gumpalan liter harus diangkat dan sisa-sisa yang menempel harus
disikat dan disemprot air. Peralatan seperti penggaruk, sekop, truk pengangkut,
wadah-wadah pengankut kotoran (manure), dan lain-lain semuanya harus dibersihkan
dan didesinfeksi setelah dipakai.
Pencucian kandang ayam broiler bisa dilakukan secara total atau menyeluruh.
Secara total artinya dilakukan terhadap seluruh kandang secara lengkap dari bagian
atas sampai ke bawah. Hal ini dilakukan paling tidak setahun sekali. Pencucian bisa

10

juga secara parsial biasanya dilakukan tidak menyeluruh, tetapi hanya bagian bawah
(lantai) dan sekitarnya.
5. Kontrol terhadap pakan
Biosecurity terhadap pakan harus dilakukan terutama ditingkat pabrik
pengolahan. Hal ini harus secara ketat dilakukan mengingat banyaknya agen penyakit
dan toksin yang dapat mencemari makanan. Upaya yang harus dilakukan untuk
mengamankan pakan ayam adalah:
a) Menghilangkan atau mengurangi dampak resiko terjadinya kesalahan formulasi
pakan seperi kelebihan garam dan lain-lain.
b) Melakukan pengawasan atas kualitas bahan baku secara teratur, seperti kadar air,
kadar aflatoksin, uji ketengikan, sampling terhadap kandungan mikroorganisma,
dan analisis proksimat untk mengetahui kualitas kandungan pakan.
c) Memenuhi permintaan konsumen misalnya konsumen dari breeding farm
biasanya minta persayaratan pakan tertentu untuk mencegah terjadinya
salmonellosis. Pakan yang diinginkan melalui perlakuan panas (pada suhu 65-90
OC) dan penambahan vitamin, crumbelling/pelleting, dan penambahan acidifier
(asam format, asam laktat, asam proprionant, asam butirat, atau asam sitrat).
d) Melakukan upaya pencegahan berkembangnya toksin jamur dengan
menambahkan toxin binder.
e) Melakukan sanitasi truk pengangkut pakan, baik sebelum berangkat maupun
setibanya di farm konsumen.
f) Memperhatikan lama penyimpanan bahan baku ataupun penyimpanan pakan jadi.
6. Kontrol Air

11

Air merupakan sumber penularan penyakit yang utama selain melaui pakan
dan udara. Berbagai penyakit yang ditularkan melaluiair antara lain Salmonellosis,
Kolibasilosis, Aspergillosis dan Egg Drop Syndrome. Oleh karena itu monitoring
untuk program biosecurity air adalah:
a) Melakukan pemeriksaan kualitas air minimal sekali dalam satu tahun yang
meliputi pemeriksaan kimiawi (kesadahan, metal, mineral) dan bakteriologis.
b) Melakukan pemeriksaan air secara kultur paling tidak sebulan sekali untuk
menguji tingkat higienitas air minum ayam (kwalitatif dan kwantitatif).
Pengujian dilakukan secara berurutan dari hulu ke hilir, mulai dari sumber air
sampai ketempat minum ayam (drinker).
c) Perlakuan sanitasi air minum ayam diperlukan tergantung dari tingkat
pencemarannya. Umunya sanitasi dilakukan dengan cara klorinasi, tetapi saat ini
sudah banyak produk komersial lain seperti pemberian asam organik.
d) Secara teratur melakukan flushing (penggelontoran) air di instalasi air di dalam
kandang minimal seminggu sekali. Perlakuan ini dilakukan mengingat seringnya
peternak memberikan vitamin, mineral ataupun antibiotik melalui air minum.
Munculnya jonjot (semacam lendir) organik pada pipa-pipa air minum dapat
mengakibatkan tersumbatnya pipa-pipa saluran tersebut.
7. Kontrol limbah (sisa-sisa) produksi dan ayam mati
Dalam tatalaksana usaha peternakan ayam sisa-sisa produksi atau limbah
sudah jelas akan dijumpai. Limbah ini harus dijauhkan dan dimusnahkan sejauh
mungkin sari areal produksi. Bila mungkin harus ada petugas khusus yang
mengambil sisa produksi ini secara teratur untuk dibuang atau dimusnahkan di luar

12

areal produksi. Apabila tidak mungkin dibuang atau dimusnahkan di luar, maka harus
dipilih di lokasi di dalam wilayah peternakan yang memungkinkan sisa-sisa produksi
ini tidak mengganggu kegiatan produksi lainnya serta mencegah pencemaran
lingkungan.
Liter basah atau liter yang sudah menggumpal segera mungkin diangkat dan
diangkut ke tempat yang telah di sediakan. Ayam mati sesegera mungkin diambil dari
kandang dan setelah dilakukan pemeriksaan bedah pasca mati maka secepatnya
dibakar dan dibuang ke tempat lubang pembuangan (disposal pit) di dalam
peternakan. Disposal pit dapat dibuat dengan luasan dan kedalaman tertentu
tergantung pada sisa produksi harian serta tersedianya lahan.
2.3.2

Program Vaksinasi
Vaksinasi merupakan salah satu pilar penting pada pemeliharaan kesehatan

ayam, selain biosecurity dan manajemen pemeliharaan yang baik. Hal tersebut
disebabkan oleh tantangan penyakit di lapangan saat ini sudah sangat kompleks.
Untuk penyakit viral sendiri sampai saat ini hanya dapat ditanggulangi dengan cara
vaksinasi yang didukung dengan biosecurity yang ketat (Widjaya, 2009).
Beberapa vaksinasi yang dilakukan di peternakan yaitu untuk pencegahan
penyakit ND, AI, IB, Gumboro, dll (tergantung kondisi farm setempat). Biasanya
vaksin yang diberikan bisa berupa vaksin aktif maupun inaktif. Agar penanganan dan
pencegahan terhadap penyakit-penyakit tersebut berhasil tentunya kita harus
melakukan vaksinasi dengan cara yang benar (Widjaya, 2009).

13

Fadilah dan Agustin, (2005), jenis-jenis vaksin yang digunakan oleh para
peternak tidak jauh berbeda yaitu:

Vaksin ND dilakukan untuk mencegah penyakit ND (Newcastle Disease), Cara


pencampuran vaksin Marek adalah anti biotik 10% volume 2 ml + pelarut + vaksin

Marek. Setiap ayam divaksin sebanyak 0.2 ml.


Vaksin AI diberikan pada saat ayam berumur 6 dan 16 minggu. Vaksin ini untuk
mencegah penyakit AI. Pemberian vaksin AI melalui intramuskuler dengan dosis
100ml/1000 ekor.
Vaksinasi ND lasota lewat air minum diberikan pada ayam umur 12 minggu,
vaksin yang digunakan adalah vaksin aktif. Tujuan vaksinasi ini adalah untuk
mencegah serangan penyakit ND, dalam pelaksanaannya vaksin ini dicampur dengan
air dan skim yang berfungsi sebagai penetralisir.
Menurut Cahyono (2004), pemberian vaksin, vitamin, dan obat-obat antibiotik
harus dilakukan secara teratur. Hal ini sangat penting untuk mencegah terjangkitnya
penyakit pada ternak ayam, terutama terhadap penyakit tetelo (penyakit ND) yang
sangat membahayakan ternak, dan penyakit gumboro. Lebih lanjut dikatakan juga
cara pemberian vaksin dapat dilakukan dengan melalui tetes mata, tetes hidung,
injeksi atau suntik, atau dengan metode spray (penyemprotan halus).

2.3.3. Sanitasi
Kebersihan kandang dan lingkungan kandang yang bebas dari bibit penyakit
ayam, merupakan persyaratan penting dalam pengelolaan peternakan untuk menjaga

14

lingkungan kandang tetap bersih dan ternak terhindar dari penyakit yang berasal dari
mikro-organisme penyebab penyakit dan kutu. Pembersihan kandang dapat dilakukan
dengan metode cepat, yang murah dan sederhana. Perlengkapan kandang seperti
tempat pakan, minum, pemanas, dan lainnya dipindahkan segera setelah panen selesai
untuk dibersihkan. Pencucian kandang menggunakan alat pembersih bertekanan
tinggi atau siraman steam dan soda (North & Bell 1990; Cobb 2008; AA 2009).
Pengantian sekam dilakukan 6 minggu sekali atau jika memang sudah tidak
layak lagi dipakai sesuai dengan keadaan lapangan. Sedangkan pada kandang layer
dilakukan pengambilan kotoran setiap hari dan di bawa ke penampungan limbah.
Sanitasi adalah Program yang dijalankan di suatu kawasan peternakan yang bertujuan
untuk menjaga terjadinya perpindahan bibit penyakit menular sehingga ternak yang
dipelihara terbebas dari infeksi penyakit serta selalu dalam kondisi sehat (Fadilah,
2004).
Kebersihan halaman dan teras dinding serta pemotongan rumput harus teratur.
Konstruksi kandang dan ruang penyimpan pakan dibuat yang tidak memungkinkan
binatang-binatang seperti tikus, burung, kumbang dan lainnya secara leluasa dapat
memasukinya (rodent proof). Program pengendalian tikus dapat dibuat secara
berkesinambungan, dengan menempatkan kotak pengumpan di pinggir kandang
dengan selang 15-20 meter (Upik, 2010).
Alas kandang (litter) harus dalam keadaan kering, tidak ada atap yang bocor
dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Pengontrolan kualitas
litter sangat penting untuk mendukung keberhasilan produksi ternak.

Tingginya

15

kadar air pada litter akibat kesalahan pemberian minum dan sedikitnya ventilasi akan
menyebabkan bertambahnya amonia yang bisa menambah timbulnya penyakit
pernafasan dan penglihatan ayam serta menyebabkan timbulnya infeksi usus pada
ayam (Daghir, 1998).
2.3.4

Recording
Ternak unggas yang dipelihara dalam kondisi sehat serta kandang dan

lingkungannya nyaman, tetapi efisiensi pakan buruk, maka perlu dilakukan evaluasi
pakan yang digunakan. Untuk evaluasi, diperlukan pencatatan (recording) konsumsi
pakan dan produksi secara teliti, tanpa adanya data tersebut, sulit untuk melakukan
evaluasi (Suprijatna, dkk, 2005).
2.4

Penanganan Ayam Mati


Dalam tatalaksana usaha peternakan ayam sisa-sisa produksi atau limbah

sudah jelas akan dijumpai. Limbah ini harus dijauhkan dan dimusnahkan sejauh
mungkin dari areal produksi. Bila mungkin harus ada petugas khusus yang
mengambil sisa produksi ini secara teratur untuk dibuang atau dimusnahkan di luar
areal produksi.
Penanganan ayam mati tidak mungkin dibuang atau dimusnahkan di luar
karena akan mengganggu kenyamanan orang lain, maka harus dipilih di lokasi di
dalam wilayah peternakan yang memungkinkan sisa-sisa produksi ini tidak
mengganggu kegiatan produksi lainnya serta mencegah pencemaran lingkungan
(Hadi, 2001). Liter basah atau liter yang sudah menggumpal segera mungkin diangkat

16

dan diangkut ke tempat yang telah di sediakan. Ayam mati sesegera mungkin diambil
dari kandang dan setelah dilakukan pemeriksaan bedah pasca mati maka secepatnya
dibakar dan dibuang ke tempat lubang pembuangan (disposal pit) di dalam
peternakan.
Menurut Mulyantini (2010), bahwa system pembuangan unggas mati harus
mampu untuk memproses mortalitas harian secara normal. Sistem alternative harus
tersedia untuk mengatasi unggas mati yang disebabkan penyakit, cuaca, atau keadaan
emergensi yang lain. Satu hal yang sering dilupakan para peternak adalah menejemen
penanganan ayam mati, yang sering dibuang begitu saja, padahal merupakan sumber
penyakit dan pencernaan. Beberapa penanganan ayam mati yaitu (Fadilah, 2005)

Dibakar merupakan cara yang paling disarankan karena penyebaran penyakit bias
dihindari.

BAB III
METODE KEGIATAN
3.1. Lokasi dan Waktu Kegiatan

17

Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di Rural Rearing


Multification Centre (RRMC) Desa Puuroda Kecamatan Wundulako Kabupaten
Kolaka. Waktu pelaksanaan dimulai dari tanggal 13 Januari 12 Februari 2015.
3.2. Khalayak Sasaran
Khalayak Sasaran dari Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah
penerapan biosecurity peternakan ayam pedaging di di Rural Rearing Multification
Centre (RRMC) Desa Puuroda Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka.
3.2.1. Metode Kegiatan
Metode yang digunakan dalam praktek kerja lapang (PKL) ini adalah dengan
pelaksanaan praktek dilapangan, dan pengambilan data melalui observasi, serta
wawancara secara langsung terhadap kepala bagian yang memegang peranan penting
menejemen biosecurity peternakan ayam pedaging yang meliputi program sanitasi,
vaksinasi, recording dan penanganan ayam mati pada kawasan ayam tersebut.
3.3. Analisis Hasil Kegiatan
Data yang diperoleh dari kegiatan Praktek Kerja Lapang ini nantinya akan
dianalisis secara deskriptif, yaitu membandingkan antara teori dengan data dan fakta
yang ada dilapang. Sehingga dapat memberikan gambaran nyata mengenai
pelaksanaan program managemen biosecurity ayam pedaging di Rural Rearing
Multification Centre (RRMC) Desa Puuroda Kecamatan Wundulako Kabupaten
Kolaka. Data yang digunakan meliputi data primer dan sekunder. Data primer ini
diperoleh dari pengamatan lapang secara langsung dan dari hasil wawancara dengan

18

manager, supervisor dan karyawan perusahaan, sedangkan data sekunder diperoleh


dari catatan catatan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
3.4. Batasan Istilah
a) a Sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau
mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan
penyakit (firman, 2013)
b) Biosecurity adalah semua tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk
pengendalian wabah dan dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan
kontak/penularan dengan peternakan tertular dan penyebaran penyakit (Dwicipto,
2010) .
c) Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan
aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi
pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar (Anonimous, 2013).

BAB IV
HASIL DAN EVALUASI KEGIATAN

19

4.1. Keadaan Umum Perusahaan


Peternakan ayam broiler Rural Rearing Multification Centre (RRMC)
Merupakan perusahaan peternakan yang didirikan oleh Dinas Pertanian Holtikultura
dan peternakan. Lokasi peternakan berada di Desa Puuroda dengan populasi ternak
4000 ekor. Peternakan ini didirikan tahun 2000 dandidirikan oleh I Wayan Gama,
S.Pt, yang lokasi kandang pada ayam broiler Rural Rearing Multification Centre
(RRMC) berada sekitar 8 kmdari jalan raya poros kolakapomalaa sehingga jauh dari
pemukiman dan keramaian. Tatalaksana pemeliharaan ayam ayam broiler
menggunakan kandang berbentuk Postal, system pemeliharaan dilakukan secara
intensif dan pemasarannya juga sangat baik dan diarahkan langsung kepasar
tradisional yang berada disekitar kandang ataukah rumah makan yang berada di
Kontrol lalu lintas
daerah kolaka. Dan juga keamana kandang sangat ketat, termasuk juga kebersihan
Vaksinasi
disekitar kandang.
Salah satu kegiatan kebersihan kandang yaitu dengan manajement biosecurity
Pencatatan Riwayat Flok
yang dimana proses biosecurity dapat dilihat pada gambar berikut:
Pencucian Kandang Ayam

Kontrol terhadap pakan

. kontrol air, dan Kontrol limbah (sisa-sisa) produksi dan ayam mati
20

Gambar 1. Skema Dan Proses Biosecurity

Adapun program kerja yang dilakukan setiap hari di Rural Rearing


Multification centre (RRMC) dapat di lihat pada tabel 1.

21

Tabel 1. Program Kerja Praktek Kerja Lapang di Rural Rearing Multification


Centre (RRMC)

No

Program Kerja

1.

Jam 7 -9:00 pagi memberi pakan dan minum


Jam 12:00-13:00 mengecek keadaan dalam dan luar kandang. Jam 1617:30 sore memberi pakan dan minum

2.

Jam 7 -9:00 pagi memberi pakan dan minum


Jam 10:00 Pencampuran pakan. Jam 16-17:30 sore memberi pakan dan
minum

3.

Jam 7 -9:00 pagi memberi pakan dan minum


Jam 12:00-13:00 mengecek keadaan dalam dan luar kandang. Jam 1617:30 sore memberi pakan dan minum

4.

Jam 7 -9:00 pagi memberi pakan dan minum


Jam 10:00 Pencampuran pakan Jam 16-17:30 sore memberi pakan dan
minum

5.

Jam 7 -9:00 pagi memberi pakan dan minum


Jam 12:00-13:00 mengecek keadaan dalam dan luar kandang. Jam 1617:30 sore memberi pakan dan minum

6.

Jam 7 -9:00 pagi memberi pakan dan minum


Jam 10:00 Pencampuran pakan,Jam 16-17:30 sore memberi pakan dan
minum

7.

Jam 7 -9:00 pagi memberi pakan dan minum


Jam 12:00-13:00 mengecek keadaan dalam dan luar kandang. Jam 1617:30 sore memberi pakan dan minum

4.2. Program Sanitasi dan Bioscurity

22

Kebersihan kandang dan lingkungan kandang yang bebas dari bibit penyakit
ayam, merupakan persyaratan penting dalam pengelolaan peternakan untuk menjaga
lingkungan kandang tetap bersih dan ternak terhindar dari penyakit yang berasal dari
mikro-organisme penyebab penyakit dan kutu. Pembersihan kandang dapat dilakukan
dengan metode cepat, yang murah dan sederhana. Perlengkapan kandang seperti
tempat pakan, minum, pemanas, dan lainnya dipindahkan segera setelah panen selesai
untuk dibersihkan. Pencucian kandang menggunakan alat pembersih bertekanan
tinggi atau siraman steam dan soda (North & Bell 1990; Cobb 2008; AA 2009).
Sanitasi dan Biosecurity yang diterapkan di Di Rurel Rearing Multification
Centre (RRMC) dilaksanakan cukup ketat, dimulai dari program diarea kandang
sampai dengan ternak. Program Bioscurity persiapan kandang yakni penyemprotan
dengan menggunakan bermacam-macam disenfektan dan juga pengapuran yang
bertujuan membunuh rantai bibit penyakit dari periode sebelumnya. Setelah ayam di
panan perlakuan penyemprotan kandang dilakukan secara berulang-ulang dan
bertahap. dimulai dari penyemprotan kandang dan sekam, pembuangan sekam,
semprot kandang pra cuci, pencucian kandang, pengapuran, dan penyemprotan pasca
cuci. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyakit baik klinis maupun subklinis, yang
berarti akan mengoptimalkan produksi unggas secara keseluruhan, dan merupakan
bagian untuk mensejahterakan hewan. Penerapan bioscurity akan berdampak baik
pada kondisi fisiologi maupun produktifitas unggas dalam bidang peternakan,
bioscurity termasuk dalam praktek yang dirancang untuk mencegah penyebaran
penyakit kedalam suatu peternakan.

23

Bahan yang digunakan dalam program sanitasi dan bioscurity yang diterapkan
di Di Rurel Rearing Multification Centre (RRMC) adalah menggunakan desinfektan.
Frekuensi dari penyemprotan desinfektan ini ditingkatkan jika ada kemungkinan
terjangkit penyakit. Penyemprotan yang kedua dilakukan di lingkungan sekitar
kandang yaitu satu kali dalam satu minggu menggunakan desinfektan jenis long live
atau BKC dengan dosis 1cc/liter air. Penyemprotan seperti ini dilakukan secara rutin
kecuali saat tertentu, misalnya dilakukan vaksinasi. Desinfektan merupakan semua
senyawa yang dapat mencegah infeksi dengan jalan penghancuran atau pelarutan
jasad renik yang pathogen sehingga dapat menyebabkan timbulnya penyakit dan
desinfektan digunakan untuk peralatan kandang seperti alat-alat oprasi dan
sebagainya.
4.2.1

Kontrol Lalu Lintas


Biosekuritas ini secara umum memberlakukan kontrol tehadap lalu lintas

orang, seperti mengunci pintu dan melarang semua pengunjung, atau mengizinkan
masuk orang tertentu dan personil yang dibutuhkan (profesional) setelah mereka
didesinfeksi.
Tangan orang bisa juga menyebabkan infeksi dan harus didesinfeksi sebelum
masuk bangunan kandang atau meninggalkannya. Pada peternakan yang harus
menjalankan biosekuriti dengan ketat akan menerapkan prosedur dengan sangat ketat
misalnya tamu yang akan masuk sebelumnya tidak boleh mengunjungi kandang pada
level dibawahnya paling sedikit satu hari setelah kunjungan tersebut.

24

Program Biosekuriti adalah segala upaya yang dilakukan untuk mencegah


masuk dan menyebarnya agen penyakit kepada ternak unggas. Pencegahan dilakukan
agar agen-agen penyakit dari luar farm tidak masuk ke dalam area farm, tidak terjadi
penyebaran agen penyakit antar flock, antar kandang, dan tidak menjadi sumber
penyakit bagi area di sekitar farm.

Kegiatan Biosekuriti di Di Rurel Rearing

Multification Centre (RRMC) sudah memenuhi standar yaitu dilakukan upaya untuk
mengurangi penyebaran penyakit yang meliputi :

sanitasi karyawan, sanitasi

kendaraan, sanitasi barang bawaan, dan sanitasi lingkungan.


Kontrol lalu lintas tidak hanya berlaku untuk orang tetapi juga untuk hewan
seperti burung-burung liar, tikus, kumbang predator, serangga dan lainnya. Kucing
dan anjing seringkali dianggap sebagai pembawa penyakit yang potensial, tetapi
bukti-bukti kurang mendukung, dan manfaatnya dalam mengendalikan tikus cukup
nyata dibandingkan kerugian yang ditimbulkannya.
4.2.2

Fase Pemeliharaan

4.2.3.1. Sanitasi Kandang


Sanitasi kandang harus diperhatikan seperti pembersihan litter. Litter apapun
yang digunakan tidak dapat lepas dari faktor basah penggumpalan sehingga mudah
membuat kandang menjadi lembab, sumpek, dan mengakibatkan penyakit. Jenis litter
yang digunakan adalah sekam dan serbuk gergaji. Litter harus selalu dijaga agar tetap
kering dan bersih. Litter yang basah dapat meningkatkan kandungan amonia yang
menjadi tempat berkembang biak berbagi penyakit, dan menyebabkan bulu kotor.

25

Di Rurel Rearing Multification Centre (RRMC) saat pemeliharaan yaitu


menggunakan sekam padi yang diletakkan diatas matras kandang dan serbuk gergaji
yang digunakan sebagai alas untuk bertelur ayam. Dan pada kondisi tertentu
dilakukan penambahan sekam bila kotoran sudah banyak dan basah, hal ini bertujuan
agar sekam tetap kering dan tidak menimbulkan bau yang berakibat menimbulkan
penyakit pernafasan .
Kebersihan sekam sesuai dengan pendapat Fadilah (2004) yang menyatakan
bahwa pengantian sekam dilakukan 6 minggu sekali,tetapi yang saya lkukan dan
terapkan yaitu 2 minggu sekam ditambahkan atau jika memang sudah tidak layak lagi
dipakai sesuai dengan keadaan lapangan. Sanitasi adalah Program yang dijalankan di
suatu kawasan peternakan yang bertujuan untuk menjaga terjadinya perpindahan bibit
penyakit menular sehingga ternak yang dipelihara terbebas dari infeksi penyakit serta
selalu dalam kondisi sehat.
Cara yang digunakan di Di Rurel Rearing Multification Centre (RRMC) untuk
menghindari litter yang basah dan dapat memberikan efek negative yang besar pada
performance kesehatan dan keuntungan dalam budidaya yang baik adalah dengan
mengatur litter agar tetap kering dan juga melakukan pembersihan kotoran (tatal)
yang ada di litter. Kontrol terhadap litter di Di Rurel Rearing Multification Centre
(RRMC) sangat rutin dan hampir di setiap hari dilakukan kontrol ini. Keberadaan
litter di kandang sangat berpengaruh pada kesehatan ayam karena ayam sangat suka
bermain di litter dan juga mandi dengan menggunakan sekam. Fungsi litter sendiri
ialah untuk menyerap air, bisa dari tempat minum yang tumpah atau dari kotoran

26

yang basah, mengurangi kontak broiler dengan kotoran, pada broiler masa starter
(umur 0-7 hari) litter berfungsi sebagai pembatas kontak langsung dengan lantai yang
suhunya terlalu dingin bahkan pada masa tersebut, suhu litter menjadi salah satu
parameter penting untuk menciptakan suasana yang nyaman pada ayam.
Program

bioscurity

pada

fase

pemeliharaan

dilakukan

penyemprotan

desinfektan lingkungan kandang untuk meminimalisir adanya agen penyakit di sekitar


kandang. Sedangkan di dalam dalam kandang tidak dilakukan penyemprotan, hal ini
dimaksud agar disenfektan tidak masuk dalam tubuh ayam melalui kontak langsung
dari saluran pernafasan sehingga dapat menimbulkan penyakit ataupun kematian,
namun didalam kandang tetap dilakukan pembersihan rutin alat-alat kandang agar
tidak menjadi tempat timbulnya penyakit yang bisa membahayakan kesehatan ayam.
4.2.3.2 Sanitasi Peralatan Kandang
Program sanitasi bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut: Selalu menjaga
kebersihan lingkungan peternakan, melakukan desinfektan dan melarang atau
mencegah lalu lalang orang, melarang masuknya peralatan dan kendaraan yang tidak
diizinkan, melaksanakan menejemen pemeliharaan yang baik. Sanitasi dilakukan
pada lingkungan peternakan, areal perkandangan dan kandang, barang dan peralatan
yang akan dibawa masuk ke dalam areal peternakan atau perkandangan.

27

Gambar 2. Pencucian tempat pakan dan minum


Kebersihan area kandang dapat dicapai dengan melaksanakan program
sanitasi dan penyemprotan desinfektan disekitar kandang dan cara ini sangat bagus
untuk mengurangi populasi bibit penyakit disekitar kandang. Pembersihan peralatan
kandang seperti tempat pakan dan air minum dilakukan pada saat peralatan tampak
kotor, setiap hari dilakukan pengontrolan kebersihan dalam kandang seperti tempat
pakan, tempat minum, atap, dinding, litter dan sangkar. Apabila dijumpai kotoran
atau rusak maka segera dibersihkan atau segera dilakukan pembenaran. Pembersihan
dialakukan dengan menggunakan kain lap yang selanjutnya di gosok ke tempat yang
kotor sedangkan untuk atap dan dinding bisa menggunakan sapu. Perbaikan alat juga
dilakukan pada saat praktek kerjalapang (PKL) karena banyak alat-alat seperti tempat
pakan dan tempat minum yang tidak berfungsi dengan baik. Perbaikan tempat pakan
ialah dengan membenarkan posisi tempat pakan dan juga memastikan bahwa pakan
bisa di distribusikan dengan baik. Sedangkan tempat minum dengan membersihkanya
dan juga memastikan bahwa aliran airnya tidak tersumbat.

28

Kebersihan kandang yang dilakukan sudah sesuai dengan pendapat Daghir


(1998) yang menyatakan bahwa alas kandang (litter) harus dalam keadaan kering,
tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang.
Pengontrolan kualitas litter sangat penting untuk mendukung keberhasilan produksi
ternak.

Tingginya kadar air pada litter akibat kesalahan pemberian minum dan

sedikitnya ventilasi akan menyebabkan bertambahnya amonia yang bisa menambah


timbulnya penyakit pernafasan dan penglihatan ayam serta menyebabkan timbulnya
infeksi usus pada ayam.
4.2.4

Program Vaksinasi
Vaksin merupakan sediaan biologi yang mengandung microorganisme yang

telah dilemahkan atau dimatikan untuk diformulasikan sedemikian rupa sehingga


dapat digunakan sebagai infeksi buatan.

29

Gambar 3. Vaksin ke 2
Pada saat praktek kerja lapang (PKL) yang kami lakukan bahwa vaksinasi
salah satu cara yang paling sering digunakan untuk mencegah timbulnya penyakit dan
dapat digunakan sebagai antibody tubuh pada ternak, sehingga sistem kekebalan
mampu meminimalisir dan memberikan perlindungan terhadap penyakit yang akan
menyerang pada ternak. Vaksin yang digunakan tidak berbeda jauh dengan peternak
lainya yaitu vaksin Medimilk,vaksin ini diberikan pada umur 18 hari melalui air
minum, yang dimana air tersebut harus bersih dan didiamkan selama kurang lebih 25
menit, tetapi sebelumnya ayam harus dibiarkan kehausan agar pada pemberian vaksin

30

ayam akan langsung meminum air yang telah di campur oleh vaksin Medimilk,
sehingga vaksin tidakada yang terbuang atau tidak terminum oleh ayam.

Gambar 4. Pemberian vaksin melalui air minum


Vaksin hanya dilakukan pada ayam dalam kondisi sehat. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sudaryani dan Santosa (2003), vaksin hanya dilakukan pada ayam dalam
kondisi sehat, ayam yang sakit harus dihindari dari vaksin. Vaksin harus dipakai
sebelum tanggal kedaluarsa, perlakuan yang berlebihan pada saat pelaksanaan vaksin
harus dihindari agar ayam tidak stres, titer yang tinggi dari hasil vaksinasi bukan
jaminan ayam tidak sakit, sisa vaksin yang tidak dipakai harus segera dimusnahkan,
terutama vaksin live dengan mencampurkannya ke dalam larutan desinfektan atau
dibakar.
4.2.5

Recording
Recording adalah kumpulan dari catatan yang dibuat secara berurutan dan

berkesinambungan sehingga dapat digunakan dalam mengevaluasi pengelolaaan


usaha peternakan. Semisal bobot badan, dalam pencatatan recording terdapat data
tentang bobot badan dan ini ditujukan untuk keseragaman bobot badan sehingga

31

dapat mempermudah proses pemeliharaan dan juga tidak terjadi kanibalisme diantara
ayam. Recording di lokasi PKL dilaksanakan oleh anak kandang dan kemudian
dikirimkan ke bagian statistika untuk diolah. Recording terbagi menjadi 3 macam
yaitu daily record (catatan harian), weekly record (catatan mingguan) dan monthly
record (catatan bulanan). Pada daily record didapatkan data mengenai temperatur
kandang yang meliputi suhu maksimum dan minimum, tanggal, umur ayam, jenis
ayam, jumlah ayam yang mati, sisa ayam, program pencahayaan, konsumsi pakan dan
air minum, persediaan pakan, pemberian pakan, pemberian vaksin atau obat-obatan.
Dalam data weekly record didapat data mengenai umur ayam, bobot badan, konsumsi
pakan per ekor, prosentase kematian (deplecion), sisa ayam, total vaksin, obat yang
dipakai dan pencahayaan. Dari monthly record didapatkan grafik pertumbuhan, grafik
produksi dan prosentase kematian. Recording telah dilakukan dengan baik, terbukti
dengan adanya buku recording, pencatatan dilakukan secara sistematis dan teratur.
Pencatatan recording yang benar sangat berguna untuk mengevaluasi perkembangan
peternakan ayam parent stock broiler yang dikelola. Data tersebut dapat dipelajari
kegagalan dan keberhasilan usaha ayam parent stock broiler yang telah dipelihara.
Membaca recording akan memberikan informasi tentang keadaan ternak yang ada di
perusahaan. Tanpa adanya pencataan yang baik, maka tidak akan mengadakan
penilaian terhadap pelaksanaan tatalaksana itu sendiri.
Pencatatan recording sesuai dengan pendapat Suprijatna (2005)

yang

menyatakan bahwa ternak unggas yang dipelihara dalam kondisi sehat serta kandang
dan lingkungannya nyaman, tetapi efisiensi pakan buruk, maka perlu dilakukan

32

evaluasi pakan yang digunakan. Untuk evaluasi, diperlukan pencatatan (recording)


konsumsi pakan dan produksi secara teliti, tanpa adanya data tersebut, sulit untuk
melakukan evaluasi.
4.3

Penanganan Ayam Mati


Di RRMC pengontrolan terhadap ayam yang mati dilakukan pagi dan sore, dan

ditaruh pada tempat yang sudah disediakan yang berada pada depan kandang hal ini
dimaksudkan agar ayam yang mati tidak sampai menimbulkan bau yang tidak sedap
dan penyebaran penyakit tidak sampai menular pada ayam yang lain. Beberapa
perlakuan penanganan ayam yang mati yaitu:
Ayam yang mati segera dikeluarkan
Penanganan ayam mati sesuai dengan pendapat Hadi (2001) yang menyatakan
bahwa penanganan ayam mati tidak mungkin dibuang atau dimusnahkan di luar
karena akan mengganggu kenyamanan orang lain, maka harus dipilih di lokasi di
dalam wilayah peternakan yang memungkinkan sisa-sisa produksi ini tidak
mengganggu kegiatan produksi lainnya serta mencegah pencemaran lingkungan.
Penyakit unggas dapat ditularkan melalui berbagai cara, oleh karena itu
program bioscurity yang dilakukan pada perusahaan sangatlah ketat dan harus
terupdate. Penyakit yang sering saya dapat dipeternakan ini yaitu: penyakit pullorum
sehingga menjaga kebersihan dan lingkungan kandang harus diperhatikan secara teliti
sehingga penyakit tersebut tidak muncul dan menular kepada ayam yang lain.

33

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa managemen

Bioscurity Di Rural Rearing Multification Centre (RRMC) dilaksanakan dengan


baik , terupdate dan dilakukan sangat ketat. Hal ini diketahui dari penetapan dari
program sanitasi, vaksinasi, dan penangan ayam mati.

34

5.2

Saran
Manajemen Biosecurity yang dilakukan harus dibenahi lagi agar tidak

mengalami kerugian dalam pemeliharaan ayam broiler seperti manajemen pemberian


pakan, kesehatan,perkandangan dan pemasaran.

35

DAFTAR PUSTAKA
Akhirany, Nunung. 2010. Pedoman Pengawasan Biosecurity dan Higiene Terhadap
Produk Unggas. http://disnaksulsel.info/Pedoman-Pengawasan-Biosecuritydan-Higiene-Terhadap-Produk-Unggas diakses : 19 Mei 2015
Anonymous, 2013. Info Imunisasi. http://www.kamuslife.com/2012/07/vaksin-danvaksinasi-pengertian-dan.html Diakses tanggal 20 Mei 2015.
Dwicipto. 2010. Manajemen Kesehatan dan Kesejahteraan Ternak. Fakultas
Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung,
Firman. 2013. Sanitasi dan Higiene. http://adifirman.wordpress.com/tag/definisisanitasi/. Diakses tanggal 19 Mei 2015.
Hadi, I.K. 2001. Biosekuritas Farm Pembibitan Ayam (1). Poultry Indonesia.
Desember 260: 88-90
Indarto. 1991. Beternak Unggas Berhasil. Penerbit Armico. Bandung.
Iskandar, Sofjan. 2013. Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Lokal. Balai Penelitian
Ternak Ciawi. Bogor.
Mulyantini. 2010. Ilmu Manajemen Ternak Unggas. UGM Press. Yogyakarta.
Nort, M. O.and D. D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 1stEditon.
The Van Nostrand Reinhold Publishing, New York.
Suprijatna, dkk. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Yosua.
2013.
Pengertian
Manajemen
dan
Fungsi
Manajemen.
http://www.ilmumu.com/pengetahuan/pengertian-manajemen-dan-fungsimanajemen/ . Diakses tanggal 19 Mei 2015
Widjaya. 2009. Tips Sukses Vaksinasi Melalui Air Minum. http://widjaya-broiler-

haurgeulis.blogspot.com/2011/07/tips-sukses-vaksinasi-melalui-airminum.html. Diakses tanggal 19 Mei 2015.

36

Lampiran 1. Dokumentasi pelaksanaan PKL Dipeternakan Ayam Rural Rearing


Multification Centre (RRMC) Di Desa Puuroda Kecamatan Wundulako
Kabupaten Kolaka

37

38

Jenis vaksin yang digunakan

39

Pemberian Vaksin melalui air minum

Lampiran 2. Dokumentasi pelaksanaan PKL Dipeternakan Ayam Rural Rearing


Multification Centre (RRMC) Di Desa Puuroda Kecamatan Wundulako
Kabupaten Kolaka

Pencampuran Pakan

40

Pemberian Dan Pencampuran Paka


Lampiran 3. Dokumentasi pelaksanaan PKL Dipeternakan Ayam Rural Rearing
Multification Centre (RRMC) Di Desa Puuroda Kecamatan Wundulako
Kabupaten Kolaka

Jenis pakan yang digunakan

41

Keadaan kandang
Lampiran 4. Dokumentasi pelaksanaan PKL Dipeternakan Ayam Rural Rearing
Multification Centre (RRMC) Di Desa Puuroda Kecamatan Wundulako
Kabupaten Kolaka

42

Pemberian air minum

keadaan kandang di lingkungan kandang

43

Anda mungkin juga menyukai

  • SAP Penkes MOW
    SAP Penkes MOW
    Dokumen7 halaman
    SAP Penkes MOW
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Pengambilan Bahan Pemeriksaan Feses
    Pengambilan Bahan Pemeriksaan Feses
    Dokumen5 halaman
    Pengambilan Bahan Pemeriksaan Feses
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Konsep Involusi Uteri
    Konsep Involusi Uteri
    Dokumen5 halaman
    Konsep Involusi Uteri
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Involusio 1
    Involusio 1
    Dokumen6 halaman
    Involusio 1
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Involusio 2
    Involusio 2
    Dokumen6 halaman
    Involusio 2
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen9 halaman
    Bab Iii
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Dusun IBONE
    Dusun IBONE
    Dokumen3 halaman
    Dusun IBONE
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Involusi Uterus
    Involusi Uterus
    Dokumen5 halaman
    Involusi Uterus
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Bu Anita 1
    Bu Anita 1
    Dokumen7 halaman
    Bu Anita 1
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Palpasi
    Palpasi
    Dokumen4 halaman
    Palpasi
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Tanda, Gejala, Perubahan Fisiologis KEHAMILAN
    Tanda, Gejala, Perubahan Fisiologis KEHAMILAN
    Dokumen11 halaman
    Tanda, Gejala, Perubahan Fisiologis KEHAMILAN
    Adelita Yuli Hapsari
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Glaukoma
    Daftar Isi Glaukoma
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi Glaukoma
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Hiv Aids Anak
    Hiv Aids Anak
    Dokumen23 halaman
    Hiv Aids Anak
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Hipersensitivitas Tipe I SAMPAI 4
    Hipersensitivitas Tipe I SAMPAI 4
    Dokumen4 halaman
    Hipersensitivitas Tipe I SAMPAI 4
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Tgs Bu Lilin
    Tgs Bu Lilin
    Dokumen2 halaman
    Tgs Bu Lilin
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Ketik Pa Sam Sukma
    Ketik Pa Sam Sukma
    Dokumen2 halaman
    Ketik Pa Sam Sukma
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Tugas Pak Sahmad 2
    Tugas Pak Sahmad 2
    Dokumen6 halaman
    Tugas Pak Sahmad 2
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Ketik Pak Muha
    Ketik Pak Muha
    Dokumen1 halaman
    Ketik Pak Muha
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Cover Individu
    Cover Individu
    Dokumen1 halaman
    Cover Individu
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Inkontinensia Alvi
    Inkontinensia Alvi
    Dokumen3 halaman
    Inkontinensia Alvi
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Adalah Ayam Pedaging
    Adalah Ayam Pedaging
    Dokumen1 halaman
    Adalah Ayam Pedaging
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Palpasi
    Palpasi
    Dokumen4 halaman
    Palpasi
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Daftar Usulan Calon Penerma Program Aspirasi DPR
    Daftar Usulan Calon Penerma Program Aspirasi DPR
    Dokumen2 halaman
    Daftar Usulan Calon Penerma Program Aspirasi DPR
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Ketik 2
    Ketik 2
    Dokumen2 halaman
    Ketik 2
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Meli
    Meli
    Dokumen24 halaman
    Meli
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Keti Kan
    Keti Kan
    Dokumen2 halaman
    Keti Kan
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Vero
    Vero
    Dokumen3 halaman
    Vero
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Masalah Komunikasi
    Masalah Komunikasi
    Dokumen3 halaman
    Masalah Komunikasi
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat
  • Sukma
    Sukma
    Dokumen1 halaman
    Sukma
    SuEchkmhuuach Q FineaLways
    Belum ada peringkat