Proposalpenelitianjohanparamita5215072379 110109200537 Phpapp02
Proposalpenelitianjohanparamita5215072379 110109200537 Phpapp02
Proposalpenelitianjohanparamita5215072379 110109200537 Phpapp02
Disusun Oleh:
Johan Paramita
( 5215 07 2379)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rakhmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Trainer pada Mata Pelajaran Elektronika
SMK
Makalah ini dibuat untuk meningkatkan hasil belajar siswa, menumbuhkan
kemandirian berfikir siswa dan menambah wawasan serta keterampilan siswa dalam
berkomunikasi secara ilmiah.
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada kepada Bapak Bambang selaku dosen
mata kuliah MKPE dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca
pada umumnya dalam meningkatkan mutu pendidikan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................
ii
C. Tujuan .......................................................................................
10
11
A. Kesimpulan .............................................................................
11
B. Saran ........................................................................................
11
12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perkembangan Teknologi di era globalisasi menuntut kesiapan yang lebih matang
dalam segala hal. Salah satunya di bidang pendidikan sebagai instansi yang harus
mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman.
Persiapan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan dilakukan sejak dari masa
pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.
Pelajaran Pengetahuan Dasar Elekronika sebagai salah satu mata pelajaran produktif
di tingkat SMK, diajarkan dengan tujuan untuk membentuk peserta didik supaya memiliki
dasar pengetahuan elektronika yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
yang terjadi di lingkungan sosial dan lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan diri
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia industri.
Dalam pelajaran elektronika peserta didik dapat memahami dan menguasai apa dan
bagaimana suatu alat elektronika bekerja dan juga memberikan pemahaman dan
penguasaan dasar tentang mengapa proses tersebut terjadi. Untuk dapat memenuhi tujuan
tersebut di atas, peserta didik dituntut memiliki dasar-dasar pengetahuan elektronika yang
kuat.
Siswa SMK lebih suka praktek dibandingkan dengan belajar teori, pada saat belajar
teori banyak siswa yang malas ataupun cepat bosan. Melihat kondisi tersebut dirasa perlu
mengambil langkah untuk meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya adalah
menggunakan portable trainer dalam proses praktikum mata pelajaran pengantar dasar
elektronika di SMK. Dengan media tersebut diharapkan siswa akan memiliki minat dan
semangat untuk belajar
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan
makalah ini adalah :
1. Apakah pengertian belajar?
2. Bagaimana teori konstruksivisme dalam proses pembelajaran?
3. Apakah pengertian hasil belajar
4. Apakah peran trainer pada pembelajaran?
5. Bagaimana penggunaan trainer dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran elektronika di SMK?
C. TUJUAN
Makalah ini disusun dengan tujuan :
1. Menjelaskan tentang pengertian belajar.
2. Menjelaskan tentang pengertian teori konstrusivisme.
3. Menjelaskan tentang pengertian hasil belajar
4. Menjelaskan peran media pembelajaran dalam proses belajar.
5. Menjelaskan hubungan peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
elektronika dengan menggunakan trainer.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Belajar
Menurut Skinner ( 1985 ) memberikan definisi belajar adalah Learning is a process
of progressive behavior adaption. Yaitu bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi
perilaku yang bersifat progresif.
Menurut Mc. Beach ( Lih Bugelski 1956 ) memberikan definisi mengenai belajar.
Learning is a change performance as a result of practice. Ini berarti bahwa bahwa belajar
membawa perubahan dalam performance, dan perubahan itu sebagai akibat dari latihan (
practice ).
Menurut Morgan, dkk ( 1984 ) memberikan definisi mengenai belajar Learning can
be defined as any relatively permanent change in behavior which accurs as a result of practice
or experience. Yaitu bahwa perubahan perilaku itu sebagai akibat belajar karena latihan (
practice )atau karena pengalaman ( experience ).
Menurut Stern Learn ist kentinisserwerb durch wiedurholte darbeitungan yang
dalam arti luasnya juga meliputi der ansignug neur fertigkeiten durch wiederholung die
rede ( Stren, 1950:313 ).
Dalam bukunya Walker Conditioning and instrumental learning ( 1967 ). Belajar
adalah perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalaman. Perubahan orang dapat
memperoleh, baik kebiasaan kebiasaan yang buruk maupun kebiasaan yang baik.
C.T. Morgan dalam introduction to psychology ( 1961 ). Belajar adalah suatu
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat / hasil dari pengalaman
yang lalu.
Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar adalah
perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan
perilaku, yaitu :
3
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan
jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Misalnya, seorang mahasiswa
belajar psikologi pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam panjang pendek mungkin dia
ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang psikologi pendidikan yang
diwujudkan dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh nilai A. Sedangkan tujuan jangka
panjangnya dia ingin menjadi guru yang efektif dengan memiliki kompetensi yang memadai
tentang Psikologi Pendidikan. Berbagai aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut.
Approach
(ms.
177),
pendekatan
pembelajaran
konstruktivisme
(constructivism) ialah
Constructivism is an approach to learning in which learners are provided the opportunity to
construct their own sense of what is being learned by building internal connections or
relationships among the ideas and facts being taught.
Dalam definisi ini, mereka menjelaskan bahawa konstruktivisme adalah pendekatan
pembelajaran yang menyediakan peluang kepada pelajar untuk membina kefahaman terhadap
perkara yang dipelajari dengan mewujudkan jaringan atau hubungan (dalam mind) antara
idea dan fakta yang sedang dipelajari. Oleh itu, konstuktivisme juga dikenali sebagai fahaman
binaan. Seterusnya, menurut Woolfolk (1998), dalam bukunya Educational Psychology,
Constructivist perspectives View that emphasizes the active role of the learner in building
understanding and making sense of information. Dari kenyataan-kenyataan ini jelaslah
bahawa mengikut teori pembelajaran konsruktivisme, pelajar perlu memainkan peranan aktif
dalam memahami dan memberi makna kepada maklumat atau pengetahuan yang dipelajari.
10
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar adalah perubahan sikap
dan perilaku dalam individu sebagai hasil dari proses pembelajaran. Perubahan sikap dan
perilaku ini Sesuai dengan teori konstruksivisme penggunaan trainer ini dapat membangun
pola pikir siswa tentang elektronika. Penggunaan trainer sebagai media dalam praktikum
merupakan salah satu solusi dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam proses
praktikum, dengan menggunakan trainer siswa tidak lagi disibukkan dengan merangkai
komponen kompenen yang ada pada modul atau job sheet praktikum. Diharapkan siswa
dapat melakukan praktikum secara maksimal, mulai dari mengamati dan menganalisa teori
yang dipraktikan dalam pengaplikasiannya. Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar lebih
giat lagi dalam mendalami pengetahuan elektronika. Dengan meningkatnya motivasi siswa
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran elektronika.
Saran
Dalam memilih, menyiapkan dan merancang trainer dalam penggunaan media belajar,
fasilitator perlu menguasai beberapa hal, yaitu: jenis trainer, fungsi trainer, cara membuat,
dan cara kerjanya. Dalam penggunaannya, trainer yang dipilih harus memperhatikan
karakteristik peserta belajarnya, terutama tingkat literasi mereka (kemampuan membacamenulis dan memahami media). Guru sebagai fasilitator, harus memiliki keterampilan
mengembangkan jenis trainer yang mudah dibuat sendiri (media by design) meskipun
bukannya tidak boleh menggunakan trainer jadi yang siap pakai (media to use). Guru dapat
mengumpulkan referensi modul dan trainer dari berbagai sumber dan memanfaatkannya
untuk kegiatan pembelajaran kelompok apabila relevan atau sesuai dengan kebutuhan.
11
Daftar pustaka
(10 Juni 2010).http://ayinosa31.wordpress.com/2009/12/25/pembelajaran-motorik/
(10 Juni 2010).http://artikelindonesia.com/
(11 Juni 2010).http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/pengertian-belajar
(11 Juni 2010).http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-hasil-belajar/
(12 Juni 2010).http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dandefinisi.html
(12 Juni 2010).http://episentrum.com/search/pengertian%20praktikum
(12 Juni 2010).http://www.scribd.com/doc/6242419/Teori-Pembelajaran
(12 Juni 2010).http://cafestudi061.wordpress.com/2008/09/11/pengertian-belajar-danperubahan-perilaku-dalam-belajar/
(12 Juni 2010).http://www.scribd.com/doc/29469526/TEORI-BELAJAR
KONSTRUKSIVISME
(12 Juni 2010). http://media-grafika.com/pengertian-media-pembelajaran
12