Anda di halaman 1dari 27

26.

DAERAH TINGKAT I IRIAN JAYA

26. DAERAH TINGKAT I IRIAN JAYA

I. GAMBARAN UMUM
1. Keadaan daerah
Daerah Tingkat I Irian Jaya luasnya adalah 419.660 km2,
atau lebih kurang 20 % dari luas seluruh wilayah Indonesia.
Sekitar 75 % dari seluruh dataran masih tertutup oleh hutan
primer yang mengandung beraneka ragam jenis kayu.
Secara administratif Daerah Tingkat I Irian Jaya terdiri
dari 9 Daerah Tingkat II yaitu Jayapura, Teluk Cenderawasih,
Yapen Waropen, Manokowari, Sorong, Fak-Fak, Merauke, Paniai
dan Jayapura, 118 kecamatan dan 898 desa.
Topografi daerah ini terdiri dari pegunungan yang memanjang dari Timur ke Barat yang membagi wilayah itu menjadi 2
bagian, yaitu bagian utara yang umumya terdiri dari daerah
pegunungan dan bagian selatan yang terdiri dari dataran rendah yang berawa-rawa. Sungai-sungai yang penting dan dapat
dilayari adalah antara lain Sungai Memberano di Kabupaten
Jayapura, Sungai Wapoga di Kabupaten Paniai dan Sungai Digul
di Kabupaten Merauke.
Janis tanah yang ada di daerah Tingkat I Irian Jaya terdiri dari aluvial yang penyebarannya meluas di kabupaten Merauke. Di daerah-daerah perbukitan jenis tanahnya secara makro berupa podsolik, dan di daerah rawa berupa tanah Organosol.
761

Curah hujan tahunan berkisar antara 1.000-3.000 mm. Daerah dengan curah hujan antara 2.000-3.000 mm terutama terdapat bagian tengah. Pegunungan Jayawijaya mempunyai curah hujan lebih dari 3.000 mm. Di sekitar daratan Merauke curah hujan hanya antara 1.000-2.000 mm dengan bulan basah yang pendek. Dataran ini iklimnya sangat dipengaruhi oleh daratan
Australia.
Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 1980, jumlah penduduk
seluruhnya sebanyak 1.173.875 jiwa yang penyebarannya seperti
terlihat

dalam

Tabel.

Kepadatan

penduduk

Propinsi

Daerah

Tingkat I Irian Jaya pada tahun 1980 rata-rata 4,46 jiwa per
km2. Kepadatan penduduk tertinggi terutama terdapat di daerah
Tingkat II Teluk Cenderawasih, yaitu 18 jiwa per km2, sedang
yang terjarang terdapat di Daerah Tingkat II Fak-Fak dan Merauke, masing-masing 1 jiwa per km2. Apabila dilihat secara
nasional, maka Daerah Tingkat I Irian Jaya merupakan daerah
terjarang penduduknya dengan penyebaran yang tidak merata.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam tahun
1980, kurang lebih 51,35% dari seluruh pendapatan regional di
luar

sektor

pertambangan

berasal

dari

sektor

pertanian,

18,25% berasal dari sektor perdagangan, 7,00% berasal dari


sektor pengangkutan dan komunikasi, 9,70% dari sektor pemerintahan dan pertahanan, dan 13,70% dari sektor-sektor lainnya. Laju pertumbuhan pendapatan di sektor pertanian adalah
rata-rata
0,50%,
14,49%,

11,39%

industri

per

tahun,

12,9%,

perdagangan

pertambangan

listrik

12,10%,

dan

gas

pengangkutan

dan
15,2%,
dan

penggalian
bangunan
komunikasi

23,29%, bank dan lembaga keuangan 10,10%, pemerintahan 4,9%


dan jasa-jasa 6,8% per tahun dalam periode 1975-1980. Hasilhasil produksi pertanian yang terpenting dari daerah ini
762

adalah padi, kacang-kacangan, jagung, ubi-ubian, sayur-sayuran, sapi, kelapa, kopi, dan ikan (laut dan darat), yang terus
meningkat khususnya padi.
Pembangunan di bidang pendidikan selama Repelita III menunjukkan adanya kemajuan dalam jumlah dan fasilitas ruangan
sekolah, baik SD, SMTP maupun SMTA. Demikian juga jumlah guru
terus bertambah. Rasio murid terhadap guru untuk SD adalah
27 : 1, untuk SMTP 27 : 1 dan kejuruan 10 : 1, dan SMTA 43 :
1; sedang perbandingan antara wajib belajar dan yang sudah
dapat

ditampung

kesehatan

telah

disekolah

adalah

ada

sakit

rumah

1,45

pemerintah

1.
di

Di

bidang

ibukota

kabupaten; di samping itu masih ada 5 rumah sakit swasta dan


Puskesmas di hampir setiap kecamatan.
Sesuai dengan karateristik fisik alam Irian Jaya, perkembangan sosial ekonomi di daerah ini sangat dipengaruhi oleh
pembangunan di sektor perhubungan, terutama perhubungan udara
dan laut. Hubungan dengan daerah-daerah pedalaman hanya dapat
dilakukan dengan melalui udara. Untuk melayani kebutuhan angkutan udara di Irian Jaya, terdapat 1 buah lapangan udara
yang sudah dapat didarati pesawat jenis DC-10 di Biak, lima
buah yang sudah dapat didarati pesawat jenis F-28, dan tiga
buah yang sudah dapat didarati pesawat jenis Twin Otter atau
Cessna.
Sebagai pintu gerbang keluar masuknya arus penumpang dan
barang lewat laut, di propinsi Irian Jaya terdapat pelabuhan
utama yang cukup besar yaitu: Jayapura, Biak, Sorong, Nabire,
Fak-Fak, Merauke. Pelabuhan-pelabuhan ini dapat melayani baik
kapal-kapal pelayaran samudera, nusantara maupun lokal. Demikian pula pelayaran perintis terus berkembang.
763

Potensi ekonomi yang cukup penting yang dapat diharapkan


menjadi pendorong utama untuk kegiatan-kegiatan pembangunan
di daerah ini di waktu-waktu yang akan datang adalah antara
lain minyak bumi, tembaga, nikkel, kayu, ikan (terutama ikan
cakalang), serta hasil hutan.
Pelayanan jasa pos dan giro dewasa ini telah dapat menjangkau kurang lebih 60% dari desa-desa di Propinsi Irian Jaya melalui kantor pos pembantu, rumah pos, serta fasilitas
pos keliling desa. Demikian pula fasilitas telepon otomat telah terpasang untuk beberapa kota besar.
2. Masalah-masalah yang dihadapi
Hasil-hasil yang telah dicapai di berbagai bidang, baik
ekonomi maupun sosial budaya, telah membawa perubahan-perubahan ke arah peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, namun masih dirasakan adanya berbagai hambatan dan masalah yang perlu mendapat perhatian dalam Repelita IV.
Kondisi daerah dengan luas wilayah kira-kira 410.660 km2,
dan keadaan topografi yang sangat tidak menguntungkan (bergunung-gunung, rawa, sungai dan lembah yang berat untuk ditembus) dengan daratan yang 75% tertutup oleh hutan, beriklim
tidak menentu, adalah tantangan-tantangan yang harus dijawab
dalam pelaksanaan pembangunan daerah.
Jumlah penduduk sangat kecil dibandingkan dengan luas wilayah ( 1,2 juta jiwa) menyebabkan daerah ini sangat kekurangan tenaga kerja. Demikian pula apabila jumlah aparatur
Pemerintah yang ada, serta kualitas yang dimilikinya, dibandingkan dengan tugas yang harus dipikulnya untuk mengelola,
membina dan mengawasi penduduk yang terpencar dalam wilayah
764

yang sangat luas dan sulit untuk dijangkau, maka keadaannya


sangat jauh dari memadai.
Sangat terbatasnya jaringan prasarana perhubungan darat
antar kota dan antar desa, bahkan belum adanya jalan darat
satupun yang menghubungkan ibukota kabupaten yang satu dengan
ibukota kabupaten yang lain di Irian Jaya, sangat menyulitkan
komunikasi antar daerah. Satu-satunya sarana perhubungan adalah angkutan udara yang sangat mahal, terbatas dan tergantung
pada cuaca yang tidak menentu.
Sektor pendidikan yang merupakan alat pencerdas bangsa
dirasakan sangat lamban oleh karena kondisi sosial budaya selama bertahun-tahun dalam penjajahan telah dibiarkan membeku
bersama keadaan alam di sekelilingnya. Dengan demikian produktivitas masyarakat sangat rendah, sehingga partisipasi dari
masyarakat

untuk

membangun

daerah

belum

sebagaimana

yang

diharapkan.
II. ARAH DAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
1. Arah pembangunan daerah dalam rangka pembangunan
nasional.
Arah dan kebijaksanaan pembangunan yang ditempuh selama
Repelita III masih akan dilanjutkan dan ditingkatkan dalam
Repelita IV. Kehidupan sosial ekonomi rakyat akan ditingkatkan agar dalam waktu yang relatif singkat dapat diperkuat dasar ekonomi dan sosial bagi pengembangan daerah Irian Jaya.
Pembangunan akan lebih ditekankan pada sektor-sektor prioritas untuk mendorong semakin tumbuh dan berkembangnya daerah
Irian Jaya. Sektor-sektor dimaksud antara lain: sektor-sektor
pertanian, transmigrasi, perhubungan, pendidikan, kesehatan,
765

pemerintahan

dan

aparatur

pemerintah

serta

sektor-sektor

lainnya yang menyangkut hajat hidup masyarakat seperti air


bersih dan pelayanan umum lainnya.
Pengembangan ekonomi dan sosial daerah akan dilaksanakan
melalui pembukaan wilayah belakang (hinterland), terutama melalui pembukaan areal-areal pertanian baru yang dapat menunjang masing-masing pusat pengembangan (growth centre). Tingkat produktivitas rakyat akan ditingkatkan, terutama di sektor pertanian pangan dan produksi untuk keperluan ekspor.
Ekonomi pedesaan akan dikembangkan dengan sasaran pokok
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan antara lain
dengan menggiatkan pembentukan koperasi unit desa (KUD).
Pembangunan daerah-daerah pedalaman dan perbatasan akan
lebih mendapatkan perhatian secara khusus dan akan ditangani
dengan pendekatan sosio-antropologis dengan tanpa mengurangi
hakikat pembangunan nasional, yaitu pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya.
Dalam Repelita IV daerah Irian Jaya diharapkan dapat berkembang dengan laju pertumbuhan rata-rata 4% setahun.
2. Kebijaksanaan pembangunan daerah
Dengan memperhatikan keadaan dan potensi daerah serta masalah-masalah yang akan dihadapi dalam Repelita IV maka kebijaksanaan pembangunan daerah dalam Repelita IV pada prinsipnya merupakan kelanjutan dan peningkatan dari Repelita III.
Sektor pertanian yang merupakan tulang punggung dalam kehidupan sebagian besar masyarakat Irian Jaya tetap merupakan

766

prioritas utama dalam pembangunan daerah ini. Di samping produksi pangan, akan lebih ditingkatkan lagi produksi pertanian
lainnya untuk komoditi ekspor.
Dalam rangka menunjang program-program peningkatan produksi pertanian dalam arti luas di Irian Jaya, serta peningkatan pendapatan masyarakat secara nyata, maka program transmigrasi yang telah berhasil selama ini, akan lebih ditingkatkan lagi dalam Repelita IV nanti. Demikian pula untuk menunjang kelancaran roda pemerintahan, dan kegiatan pembangunan,
maka pembangunan prasarana dan sarana perhubungan (laut, udara, jalan darat, sungai, pos dan telekomunikasi) akan terus
ditingkatkan serasi dan sejalan dengan perkembangan sektorsektor sosial, ekonomi dan budaya serta untuk kepentingan
Hankamnas.
Untuk mewujudkan manusia yang produktif sehingga mempunyai potensi fisik dan rohani yang tangguh, serta memiliki
kemampuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan, maka bidang
kesehatan dan pendidikan, baik formal maupun non formal, yang
merupakan dua sektor penting lainnya yang saling berkaitan,
akan mendapat perhatian dan penanganan secara sungguh-sungguh
dalam Repelita IV.
Untuk berhasilnya pembangunan di segala bidang, maka pembangunan pada sektor pemerintahan, baik prasarana, sarana,
aparat pelaksana maupun organisasinya, akan lebih ditingkatkan lagi antara lain dengan pemekaran wilayah.
Di samping sektor-sektor tersebut di atas, yang merupakan
prioritas dalam pembangunan daerah Irian Jaya, maka sektor
sosial ekonomi lainnya yang akan terus ditingkatkan meliputi
kesadaran hukum dan kesadaran bernegara, pembinaan generasi
767

muda, peningkatan prasarana koperasi/KUD/BUUD, pembinaan pengusaha golongan ekonomi lemah, penggalakan PKK, kelestarian
lingkungan hidup, dan program sosial lainnya yang mendukung
kesejahteraan masyarakat.
Dalam Repelita IV, secara khusus masalah pedalaman dan
masalah perbatasan serta daerah-daerah terisolasi yang rawan
dan dalam kondisi miskin, akan ditangani lebih intensif melalui berbagai program dan proyek-proyek baik sektoral, Inpres,
APBD maupun BANPRES. Mengingat pentingnya pendekatan-pendekatan khusus dalam usaha pembangunan di Irian Jaya maka akan
dilaksanakan berbagai penelitian antropologis, penelitian sosial ekonomi dan sosial budaya untuk mengetahui sikap hidup
masyarakat. Dari segi lain, terutama di daerah pedalaman,
akan dikembangkan peningkatan sarana kehidupan sehari-hari,
antara lain pengenalan alat pemasak dengan tungku/luweng, model rumah "honey" yang sederhana, sehat dan mudah karena
menggunakan bahan-bahan setempat. Cara-cara tersebut perlu
diperkenalkan dalam masyarakat karena sangat edukatif dilihat
dari segi disiplin dan efisiensi, baik tenaga maupun waktu.
Dalam rangka pembinaan masyarakat daerah perbatasan dan
pedalaman akan dilanjutkan secara bertahap pembangunan jalan
darat antara Abepantei-Oksibil dan daerah perbatasan Jayapura
lainnya, Merauke-Bapul/Mindiptanah dan Nabire-Illaga yang meliputi panjang jalan lebih dari 800 Km. Jalan darat yang merupakan Trans Irian ini sangat penting dalam jangka panjang
untuk membuka daerah-daerah terisolir, sehingga dapat lebih
mudah dijangkau oleh Pemerintah dalam membangun daerah-daerah
tersebut, di samping itu akan lebih ditingkatkan kegiatan lalu-lintas sosial ekonomi, fasilitas pelabuhan laut dan udara,
serta jaringan telekomunikasi. Usaha untuk memenuhi kebutuhan
768

pangan akan dipusatkan pada usaha meningkatkan produksi pangan. Terutama untuk daerah pedalaman yang rawan pangan dan
rawan bencana alam, akan dibangun 6 daerah penyangga yang
berlokasi di Lembah Balim, Batom, Mapuru Jaya, Manokwari, Nabire, dan Dabra.
Dalam usaha untuk mengembangkan wilayah yang bertumpu pada pengembangan sumber alam dalam rangka pemanfaatan wilayah
nasional seoptimal mungkin, Irian Jaya terbagi dalam 4 wilayah pembangunan :
a. Jayapura merupakan pusat Wilayah Pembangunan I yang terdiri
dari

daerah

wilayah

Kabupaten

Jayapura

dan

Kabupaten

Jayawijaya;
b. Biak adalah pusat Wilayah Pembangunan II yang meliputi kawasan Teluk Cenderawasih, Kabupaten Yapen Waropen, Manokwari dan Kabupaten Paniai;
c. Sorong adalah pusat Wilayah Pembangunan III yang meliputi
Kabupaten Sorong dan Kabupaten Fak-Fak; dan
d. Merauke adalah pusat Wilayah Pembangunan IV yang meliputi
daerah Kabupaten Merauke.
Wilayah Pembangunan I mempunyai potensi yang cukup baik
untuk pertanian dalam arti luas. Oleh karena itu dalam Repelita IV prioritas utama antara lain akan diarahkan untuk pembukaan dan perluasan areal pertanian pangan di daerah-daerah
penerimaan transmigrasi (Jayapura); pembukaan dan perluasan
perkebunan karet, kelapa sawit dan kelapa melalui PIR dan PRPT
(Jayapura); peningkatan dan perluasan peternakan domba akan
diusahakan di daerah Wamena; dan peningkatan jalan Abepantai
- Ubrub - Oksibil. Di Jayapura sebagai pusat Wilayah Pembangunan daerah Propinsi Irian Jaya, merupakan pusat administrasi pemerintahan, perlu ditingkatkan usaha-usaha di bidang
769

telekomunikasi, pendidikan, kesehatan, air minum, dan fasilitas sosial lainnya.


Wilayah Pembangunan II mempunyai potensi ekonomi yang sudah banyak diusahakan antara lain kopra, coklat, dan lainlain. Dalam Repelita IV prioritas akan diberikan pada pembukaan dan perluasan perkebunan kelapa sawit, karet, dan kelapa
(PIR).

Di

samping

itu

daerah

ini

adalah

daerah

penerima

transmigrasi baik untuk pertanian pangan maupun untuk perkebunan. Untuk meningkatkan pelayaran sungai dan penyeberangan
di daerah kawasan Teluk Cenderawasih akan dibangun dermaga
(terminal penyeberangan) di Biak, Serui dan Nabire; jalan
Biak - Adebae; jalan Nabire - Enarotali; dan lain-lain.
Wilayah Pembangunan III mempunyai potensi yang terkenal
dengan

tambang

minyak

(Sorong),

tembaga

(Fak-Fak),

Nikel

(Sorong), dan perkebunan pala, cengkeh (Fak-Fak), perikanan


laut dan udang (Sorong). Dalam Repelita IV prioritas antara
lain akan diberikan pada perluasan pertanian pada daerah penerima transmigrasi (Sorong). Di samping itu juga akan ditingkatkan

perikanan

laut/udang

untuk

memperluas

lapangan

kerja. Perluasan dermaga Sorong sebagai pintu gerbang Wilayah


Pembangunan Irian Jaya akan dilaksanakan dalam Repelita IV.
Wilayah Pembangunan IV yang merupakan daerah penerima
transmigrasi selama Repelita III akan dilanjutkan dan ditingkatkan. Oleh karena itu prioritas utama antara lain akan diusahakan perluasan areal pertanian untuk transmigrasi. Di samping itu juga akan diusahakan perkebunan gula, karet dan peternakan. Peningkatan jalan Merauke - Bupul - Tanah Merah
juga akan dilanjutkan dalam Repelita IV. Peningkatan dermaga
Merauke akan dilaksanakan dalam Repelita IV.
770

III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN SELAMA REPELITA IV


Pembangunan di bidang pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian tanaman pangan yang meliputi padi,
palawija dan hortikultura, dan dilakukan melalui intensifikasi, rehabilitasi, ekstensifikasi dan diversifikasi. Kegiatan intensifikasi akan dilanjutkan antara lain penyuluhan,
perbenihan, perlindungan tanaman terhadap hama dan penyakit.
Ekstensifikasi akan dilakukan melalui usaha pencetakan sawah
baru dan pemanfaatan lahan-lahan di daerah transmigrasi. Sedangkan kegiatan diversifikasi akan dilakukan antara lain melalui usaha pemanfaatan pekarangan untuk tanaman bernilai gizi tinggi.
Pencetakan sawah sebagai salah satu alternatif perluasan
areal pertanian akan dilaksanakan pada lahan irigasi sederhana di kabupaten Jayapura dan Manokwari, pada lahan irigasi
sedang kecil di kabupaten Jayapura dan Manokwari dan pada lahan irigasi PIBD pada kabupaten Manokwari.
Pembangunan peternakan akan dilaksanakan melalui usaha
pokok intensifikasi, diversifikasi dan ekstensifikasi peternakan sapi, kerbau, babi, kambing dan unggas. Usaha ini akan
didorong melalui pengamanan ternak, pembinaan makanan ternak,
penyediaan bibit unggul (IB) dan penyuluhan. Di samping itu
akan diusahakan pengembangan ternak sapi, babi dan aneka ternak di beberapa Kabupaten serta pengembangan hijauan makanan
ternak di Biak, Manokwari, Serui, Nabire dan Sorong.
Di bidang perikanan akan dilanjutkan pengembangan usaha
perikanan

laut,

perikanan

di

tambak

maupun

perikanan

air

tawar. Penyuluhan, latihan keterampilan dan pembinaan akan


ditingkatkan di samping pengadaan prasarana perikanan dan
771

pengembangan teknik produksi. Demikian pula akan dikembangkan


pembangunan Balai Benih Ikan di Sentani/Jayapura, penyempurnaan pelabuhan perikanan di Sorong dan pangkalan pendaratan ikan di Manokwari dan Biak dan pengadaan kolam-kolam percontohan.
Di bidang kehutanan terutama akan dilanjutkan kegiatankegiatan pengawasan pengusahaan hutan, inventarisasi dan pengukuhan hutan, rehabilitasi kawasan hutan dan intensifikasi
pengolahan hutan.
Peningkatan produksi perkebunan, akan dilaksanakan melalui usaha-usaha pokok peremajaan/perluasan tanaman karet, kelapa, kelapa sawit, coklat, cengkeh, tebu dan jambu mete yang
akan mencakup areal 125.559 ha, serta intensifikasi dan rehabilitasi tanaman kelapa seluas 2.000 ha. Usaha peningkatan
produksi, akan diikuti dengan perbaikan tata niaga dengan
pengikutsertaan PNP/PTP, perkebunan besar dan lembaga swasta
dan peningkatan peranserta koperasi. Pelaksanaannya akan dilakukan dengan pola UPP, pola PIR secara parsial. Di samping
itu akan diusahakan pengembangan tanaman yang potensial non
tradisional seperti linum, abaca, stevia, kenaf, melinjo, jarak, tanaman obat-obatan dan lain-lain.
Untuk menunjang peningkatan produksi pertanian terutama
tanaman pangan akan dilanjutkan pembangunan dan rehabilitasi
irigasi antara lain irigasi di Jayapura, Sorong, Manokwari,
Merauke dan Paniai, dan irigasi sedang kecil, sederhana dan
tarsier yang lokasinya tersebar.
Di samping itu akan dilanjutkan perbaikan dan pengamanan
sungai dalam rangka mencegah bencana banjir. Demikian pula
772

akan dilanjutkan dan dikembangkan daerah-daerah rawa dalam


rangka perluasan areal pertanian.
Di bidang perindustrian akan dilanjutkan pembangunan dan
pengembangan industri untuk pemenuhan kebutuhan pokok rakyat,
industri yang memanfaatkan sumber alam dan energi dan industri kecil dan kerajinan rakyat. Pembinaan dan pembangunan industri secara keseluruhan akan dilaksanakan dengan memperhatikan prioritas dan ciri-ciri tiap kelompok industri yang
secara keseluruhan dapat diwujudkan dalam suatu pola industri
yang terpadu dan serasi.
Pengembangan industri kimia dasar yang akan memperoleh
perhatian antara lain semen di Jayapura, Biak dan Sorong.
Pembangunan aneka industri terutama akan diarahkan kepada industri pengolah hasil sektor pertanian, industri pengalengan
ikan di Jayapura dan Merauke.
Demikian pula bimbingan dan penyuluhan akan dilanjutkan
dan diarahkan kepada kemampuan berproduksi, pemasaran dan manajemen.
Di bidang pertambangan akan dilaksanakan penambangan tembaga di Gunung Bijih Timur secara tambang di bawah tanah,
mengingat semakin tipisnya cadangan di Gunung Bijih Barat.
Di bidang kelistrikan akan dilanjutkan pelaksanaan pembangunan listrik tenaga air (PLTA) di Sentani 13 MW. Di samping itu akan dibangun PLTD dengan kapasitas sekitar 40 MW
tersebar di kota-kota kabupaten dan kecamatan antara lain di
Jayapura, Biak, Sorong, Merauke dan Manokwari dan PLTM di Wamena dilengkapi dengan jaringan transmisi 52 kms gardu induk
25 MVA, jaringan distribusi 174 kms dan trafo distribusi sekitar 27 MVA.
773

Peningkatan pembangunan sektor perhubungan di daerah ini


memegang peranan yang sangat panting. Dalam hubungan ini maka
dalam Repelita IV pembangunan jalan akan dilanjutkan dan diprioritaskan pada peningkatan jalan, penunjangan jalan, dan
pemeliharaan. Peningkatan jalan sepanjang 671 km antara
lain antara Merauke - Bapul - Tanah Merah; Abepante - Ubrub Oksibil; Nabire - Enarotali akan dilanjutkan. Demikian juga
halnya jalan-jalan Maruni - Oransbari (Manokwari); Sorong Klamono dan Biak - Adebu. Di samping itu, juga akan dilaksanakan penunjangan jalan 2.790 km yang tersebar di 9 Daerah Tingkat II.
Di bidang perhubungan darat akan dilanjutkan pengembangan
fasilitas pengamanan lalu-lintas jalan, berupa rambu-rambu
jalan 1.000 buah. Untuk meningkatkan pelayanan angkutan sungai dan penyeberangan akan dilaksanakan pembangunan dermaga/
terminal penyeberangan di daerah Biak - Serui, Nabire, serta
pengadaan kapal penyeberangan dan kapal patroli serta kapal
pembersih alur.
Di bidang perhubungan laut akan dilaksanakan peningkatan
fasilitas yang meliputi pembangunan dermaga pelabuhan, pembangunan gudang dan lapangan penumpukan antara lain di pelabuhan Sorong, Biak dan beberapa pelabuhan perintis. Selain
itu fasilitas keselamatan pelayaran juga akan ditingkatkan.
Di bidang perhubungan udara akan dilaksanakan peningkatan
fasilitas pelabuhan udara Biak hingga dapat didarati jenis
pesawat B-747; pelabuhan udara Sorong dan Jayapura hingga
dapat didarati jenis pesawat DC-9; pelabuhan udara Manokwari,
Merauke hingga dapat didarati jenis pesawat F-28 penuh.
Untuk memenuhi permintaan masyarakat terhadap fasilitas
774

telekomunikasi akan dilaksanakan perluasan jaringan sambungan


telepon sebanyak 4.000 ss. Pelayanan pos dan giro akan ditingkatkan secara bertahap.
Dalam bidang perkoperasian, upaya peningkatan kemampuan
organisasi, tata laksana, dan usaha akan dilanjutkan. Upaya
peningkatan itu tetap akan diprioritaskan pada koperasi primer, khususnya koperasi unit desa (KUD) yang melaksanakan
usaha dalam bidang pertanian pangan, peternakan rakyat, perikanan rakyat, perkebunan rakyat, kerajinan rakyat, industri
kecil, perkreditan/simpan pinjam, kelistrikan desa, jasa angkutan pedesaan, dan berbagai jenis komoditi ekspor yang diproduksi masyarakat pedesaan Irian Jaya. Lain daripada itu
mutu dan intensitas pelayanan koperasi kepada anggotanya juga
akan ditingkatkan. Untuk itu akan diusahakan adanya penyempurnaan dalam metoda, materi dan penyelenggaraan pendidikan,
penataran dan latihan keterampilan pengurus, badan pemeriksa,
manajer, dan karyawan koperasi serta penyempurnaan cara pemberian bantuan tenaga manajemen yang terdidik/terlatih kepada
KUD yang dianggap masih memerlukan bantuan yang dimaksud. Untuk menciptakan iklim yang mendukung pengembangan kehidupan
koperasi yang sehat, penerangan dan penyuluhan perkoperasian
akan dilanjutkan dan ditingkatkan.
Peningkatan kegiatan perdagangan akan dilaksanakan melalui penyempurnaan sistem administrasi termasuk penyempurnaan
perundang-undangan

dan

peraturannya,

penyederhanaan

sistem

perizinan serta usaha-usaha penyempurnaan lembaga perdagangan


dan pemasaran dan diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas penyaluran sarana produksi serta pemasaran hasilhasil produksi. Demikian pula akan dilanjutkan usaha-usaha
perluasan pasaran barang-barang produksi dalam negeri melalui
775

penyebarluasan informasi pasar, perlindungan konsumen serta


peningkatan dan pengembangan peranan pedagang golongan ekonomi lemah melalui panataran, penyuluhan dan konsultasi. Usahausaha untuk meningkatkan ekspor non migas melalui penggarapan
komoditi potensial, peningkatan koordinasi yang lebih terpadu
antar instansi dan penyuluhan eksportir serta pengendalian
impor terus dilanjutkan dalam rangka pengembangan perdagangan
luar negeri.
Di bidang tenaga kerja dilanjutkan kegiatan latihan, dan
keterampilan serta kewiraswastaan di lembaga-lembaga latihan
yang ada baik milik pemerintah, maupun lembaga latihan swasta
dan perusahaan. Kegiatan latihan disesuaikan dengan kebutuhan
pasar kerja dan kesempatan kerja daerah setempat. Selain itu
akan ditingkatkan perencanaan tenaga kerja yang menyeluruh,
terkoordinasi dan terpadu mencakup semua sektor pembangunan
pemerintah dan swasta baik di Daerah Tingkat I, maupun di
Daerah Tingkat II. Penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja
muda terdidik ke daerah pedesaan sebagai tenaga kerja sukarela pelopor pembaharuan dan pembangunan terus dilanjutkan
dan disempurnakan.
Proyek Padat Karya Gaya Baru (PKGB) yang ditujukan untuk
mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja dilaksanakan di
kecamatan-kecamatan padat penduduk dan miskin baik di daerah
perkotaan maupun pedesaan dengan mengutamakan wilayah-wilayah
yang sering dilanda bencana alam dan kegiatan ekonomi yang
menurun. Sejauh mungkin pelaksanaan kegiatan PKGB dipadukan
dengan pembangunan wilayah kecamatan UDKP.
Dalam rangka penyebaran penduduk dan pembukaan areal pertanian baru, kegiatan transmigrasi dilanjutkan. Direncanakan
776

akan dibuka lahan untuk pertanian seluas 251.609 ha yang


diperkirakan

akan

dapat

menampung

transmigran

sekitar

167.739 KK yang terdiri dari transmigran umum, transmigran


swakarsa, pemukiman kembali atau suku-suku terasing. Selain
itu akan ditingkatkan kegiatan pembinaan masyarakat transmigran baik di bidang ekonomi maupun di bidang sosial budaya.
Dalam rangka usaha peningkatan di bidang pendidikan, akan
dilaksanakan peningkatan daya tampung di tingkat SD dengan
menambah 8.430 ruangan kelas baru, serta perbaikan 1.310 buah
gedung sekolah SD. Untuk tingkat SMTP juga akan dibangun 40
unit SMP baru, dan penambahan 198 ruang kelas baru serta rehabilitasi 19 gedung SMP. Pada tingkat SMA akan dibangun 13
unit SMA baru, 1 SMEA, 2 SMT pertanian, penambahan 101 ruang
kelas baru untuk SMA dan pengembangan 3 SPG, serta rehabilitasi 5 gedung SMA, sekolah kejuruan dan teknologi negeri, 2
SGO, serta 2 sekolah kejuruan dan teknologi swasta. Untuk pelaksanaan dan pemantapan wajib belajar akan dibangun kantor
pengelolaan pembinaan pendidikan dasar pada 29 kecamatan. Di
samping itu dalam rangka peningkatan mutu khususnya tingkat
SMTP dan SMTA akan dibangun ruang laboratorium ilmu-ilmu alam
sebanyak 7 ruang untuk SMP dan 5 ruang untuk SMA, serta ruang
keterampilan sebanyak 133 ruang untuk SMP dan 4 ruang untuk
SMA. Dalam rangka peningkatan mutu perguruan tinggi, Universitas Cenderawasih akan ditingkatkan dan dikembangkan khususnya bidang-bidang pertanian dan humaniora, yang didukung oleh
sarana dan prasarananya.
Di bidang kebudayaan akan terus ditingkatkan antara lain
bidang kepurbakalaan, kesejarahan dan permuseuman yang meliputi pemugaran 2 buah obyek purbakala. Pengembangan perbukuan
777

dan perpustakaan dilaksanakan dengan perintisan unit perpustakaan keliling di Daerah Tingkat II.
Dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat melalui Puskesmas akan dilakukan pembangunan 25 Puskesmas dan 320 Puskesmas Pembantu terutama di daerah pemukiman baru termasuk daerah transmigrasi, daerah terpencil dan
perbatasan, serta mengadakan 1 buah Puskesmas rawat tinggal.
Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, akan dilakukan peningkatan 5 buah RS kelas D menjadi RS kelas D+ dan
peningkatan RSU lainnya yang ada, peningkatan RS Jiwa agar
pelayanan kesehatan jiwa dapat ditingkatkan dan peningkatan
pelayanan laboratorium kesehatan. Untuk menjamin tercapainya
sistem pengadaan dan distribusi obat pada unit pelayanan akan
dibangun 3 buah sarana penyimpanan obat, alat dan perbekalan
kesehatan. Peningkatan upaya kesehatan lainnya adalah pencegahan dan pemberantasan penyakit menular pengadaan dan pengawasan obat, alat kesehatan dan bahan berbahaya. Selain itu
juga dilakukan peningkatan perbaikan gizi melalui usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK). Di samping itu pula akan ditingkatkan usaha kesehatan lingkungan bagi semua penduduk antara
lain dengan menambah sarana air bersih. Dalam rangka meningkatkan pembangunan sarana air bersih, terutama untuk penduduk
di daerah pedesaan, maka akan dibangun 5 buah penampungan mata air dengan perpipaan, 10 buah sumur artesis, 48 buah perlindungan mata air, 600 buah penampungan air hujan, 6.745
buah sumur pompa tangan dangkal dan dalam serta sejumlah sarana air bersih jenis lainnya. Untuk memenuhi kekurangan tenaga
kesehatan khususnya paramedik akan dilakukan usaha peningkatan jumlah lulusan, dengan melipatkan jumlah penerimaan siswa
melalui kelas paralel dan pendidikan cepat pekarya kesehatan.
778

Sejalan dengan itu sekolah yang ada ditingkatkan dan akan dibangun berbagai sekolah kesehatan sesuai keperluannya.
Di bidang kesejahteraan sosial akan dilakukan kegiatan
antara

lain:

kesejahteraan

meningkatkan
masyarakat

dan

memadukan

terasing

di

program

Kabupaten

pembinaan

Jayawijaya,

Kabupaten Paniai, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke, Kabupaten Yapen Waropen; memberikan penyantunan dan pengentasan kepada lanjut usia, para penderita cacat, anak terlantar,
tuna susila dan korban bencana alam; memberikan bimbingan,
latihan dan fasilitas untuk menunjang usaha pemugaran perumahan

desa

dan

lingkungan

terutama

di

kecamatan-kecamatan

termiskin secara bertahap di semua kabupaten. Untuk menjangkau sasaran pelayanan dan pembangunan di bidang kesejahteraan
sosial di daerah pedesaan akan dikembangkan dan dibina tenaga-tenaga pekerja sosial masyarakat dari putera daerah sendiri. Di samping itu akan ditingkatkan jumlah dan mutu karang
taruna dan pembinaan organisasi dan yayasan-yayasan yang bergerak di bidang sosial untuk meningkatkan partisipasi sosial
masyarakat dalam menangani masalah kesehjahteraan sosial. Begitu pula peranan dan fungsi wanita untuk menangani masalahmasalah kesejahteraan sosial akan digairahkan dan ditingkatkan.
Di bidang perumahan rakyat akan dibangun rumah sederhana
dan rumah inti di Jayapura, Sorong dan Merauke, sedangkan
perbaikan lingkungan perumahan kota akan dilakukan antara
lain di Jayapura, Biak dan Sorong. Perintisan pemugaran perumahan desa akan dilakukan pada kurang lebih 50 desa.
Kegiatan dalam program air bersih akan ditekankan pada
penyelesaian kegiatan-kegiatan yang telah dimulai dalam Repe-

779

lita III serta perluasan dan peningkatan pelayanan air bersih antara lain di kota-kota Jayapura, Biak, Sorong dan FakFak, serta pembangunan air bersih pada beberapa IKK. Penanganan drainase kota dan persampahan akan dilakukan antara
lain di kota Jayapura.
Untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kesejahteraan keluarga, kegiatan program keluarga berencana dilanjutkan. Diharapkan dapat dicapai sejumlah kurang lebih
139.000 peserta baru dan sekitar 55.000 peserta lestari. Di
samping itu dilanjutkan pembinaan untuk menjaga kelangsungan
peserta program keluarga berencana yang sudah ada.
Pembangunan di bidang agama akan disediakan kitab suci
berbagai agama, bantuan kepada masyarakat untuk pembangunan/
rehabilitasi sebanyak 300 tempat ibadah berbagai agama, pembangunan 10 balai nikah dan penasehat perkawinan.
Dalam rangka usaha peningkatan mutu perguruan agama, akan
ditingkatkan dan disempurnakan prasarana dan sarana pendidikan pada madrasah ibtidaiyah negeri dan swasta, madrasah tsanawiyah, madrasah aliyah negeri serta pendidikan guru agama
negeri. Sementara itu penerangan dan bimbingan hidup beragama
akan terus ditingkatkan.
Dalam rangka pembangunan di bidang hukum akan dilaksanakan pembangunan 2 gedung pengadilan negeri; rehabilitasi dan
perluasan sejumlah pengadilan negeri dan pembangunan sejumlah
tempat sidang di kota-kota kecil; pembangunan 1 buah lembaga
pemasyarakatan pembangunan 5 buah rumah tahanan (RUTAN), pembangunan sejumlah rumah penitipan benda-benda sitaan negara
(RUPBASAN); pembangunan 4 buah balai bimbingan kemasyarakatan
780

dan pengentasan anak (BISPA); pembangunan 3 kantor imigrasi,


sebuah asrama tahanan imigrasi serta perluasan/rehabilitasi
sejumlah kantor kejaksaan negeri. Kegiatan penyuluhan hukum
akan lebih ditingkatkan dalam rangka meningkatkan kesadaran
hukum masyarakat. Untuk memberikan kesempatan memperoleh keadilan dan perlindungan hukum akan lebih dimantapkan penyelenggaraan pemberian bantuan dan konsultasi hukum terutama
bagi masyarakat yang kurang mampu.
Dalam rangka penegakan hukum pelaksanaan operasi yustisi
akan ditingkatkan pula. Selanjutnya dalam rangka pengembangan
yurisprudensi termasuk kasus-kasus hukum adat, akan lebih ditingkatkan kerjasama dengan Universitas Cenderawasih.
Di bidang penerangan akan dilanjutkan tugas-tugas penerangan operasional antara lain melalui berbagai jenis sarasehan dengan memanfaatkan Puspenmas sebagai pusat pelayanan informasi, pameran, kegiatan sosio-drama dan pertunjukan tradisional yang komunikatif. Untuk meningkatkan penyebaran arus
informasi ke pedesaan, kegiatan koran masuk desa (KMD) dilanjutkan dengan mengikut sertakan secara aktif peranan pers
daerah setempat. Dalam pada itu akan dilaksanakan rehabilitasi/pembangunan stasiun RRI disamping pembangunan pemancar TV.
Di bidang pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup
serta

guna

mempertahankan

keseimbangan

ekologi,

terutama

dalam rangka rehabilitasi tanah kritis, akan dilaksanakan melalui kegiatan penghijauan dan reboisasi. Demikian pula pencegahan pencemaran lingkungan, pembinaan suaka alam dan hutanhutan lindung, akan dilanjutkan.
Dalam rangka mengkoordinasikan dan menyerasikan pelaksa781

naan kegiatan pembangunan yang dilakukan secara sektoral dalam berbagai program, baik yang dilakukan oleh Pemerintah
maupun

yang

dilakukan

masyarakat,

penyusunan

rencana

tata

ruang kota dan wilayah akan dilanjutkan. Kualitas rencana


kota dan rencana wilayah akan ditingkatkan dan disempurnakan
hingga dapat dipergunakan secara efektif baik sebagai landasan pelaksanaan pembangunan kota dan wilayah maupun pembinaan
tertib tata ruang kota dan tata ruang wilayah. Prioritas akan
diberikan kepada kota-kota pusat pengembangan dan wilayah-wilayah yang berkembang dengan pesat.
Untuk mengusahakan keserasian dan pemerataan pembangunan
di seluruh daerah, maka pembangunan sektoral ditunjang dengan
program-program bantuan kepada daerah. Program-program dimaksud adalah Bantuan Pembangunan Desa, Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II, Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I, Bantuan
Pembangunan Sekolah Dasar, Bantuan Pembangunan Sarana Kesehatan, Bantuan Pembangunan Reboisasi dan Penghijauan, Bantuan
Penunjangan Jalan Kabupaten dan Bantuan Kredit Pembangunan/Pemugaran Pasar.

782

TABEL
LUAS DAERAH, SATUAN WILAYAH DAN KEPADATAN PENDUDUK
DAERAH TINGKAT I IRIAN JAYA,
TAHUN 1980
No.

Kabupaten/
Kotamadya

1. Kab. Jayapura

Luas
Daerah
(km2)

Jumlah
Kecamatan

Jumlah
Jumlah
Penduduk
Desa
(1980)

Kepadatan
Penduduk/km2
(1980)

48.188

23

120

151.308

3,1

4.010

71

71.020

18,0

3. Kab. Yapen Waropen

18.994

44

59.982

3,0

4. Kab. Manokwari

36.773

12

68

84.757

2,0

5. Kab. Sorong

40.549

15

108

134.833

3,0

6. Kab. Fak-Fak

44.566

53

63.903

1,0

7. Kab. Merauke

132

18

182

172.622

1,0

8. Kab. Paniai

46.400

17

140

177.619

4,0

9. Kab. Jayawijaya

47.960

12

112

157.791

5,0

419.660

118

898

1.173.875

4,46

2. Kab. Teluk Cenderawasih

DAERAH TINGKAT I:

783

PROPINSI IRIAN JAYA .

Anda mungkin juga menyukai