Lahan Hutan
Lahan Hutan
I. GAMBARAN UMUM
1. Keadaan daerah
Daerah Tingkat I Irian Jaya luasnya adalah 419.660 km2,
atau lebih kurang 20 % dari luas seluruh wilayah Indonesia.
Sekitar 75 % dari seluruh dataran masih tertutup oleh hutan
primer yang mengandung beraneka ragam jenis kayu.
Secara administratif Daerah Tingkat I Irian Jaya terdiri
dari 9 Daerah Tingkat II yaitu Jayapura, Teluk Cenderawasih,
Yapen Waropen, Manokowari, Sorong, Fak-Fak, Merauke, Paniai
dan Jayapura, 118 kecamatan dan 898 desa.
Topografi daerah ini terdiri dari pegunungan yang memanjang dari Timur ke Barat yang membagi wilayah itu menjadi 2
bagian, yaitu bagian utara yang umumya terdiri dari daerah
pegunungan dan bagian selatan yang terdiri dari dataran rendah yang berawa-rawa. Sungai-sungai yang penting dan dapat
dilayari adalah antara lain Sungai Memberano di Kabupaten
Jayapura, Sungai Wapoga di Kabupaten Paniai dan Sungai Digul
di Kabupaten Merauke.
Janis tanah yang ada di daerah Tingkat I Irian Jaya terdiri dari aluvial yang penyebarannya meluas di kabupaten Merauke. Di daerah-daerah perbukitan jenis tanahnya secara makro berupa podsolik, dan di daerah rawa berupa tanah Organosol.
761
Curah hujan tahunan berkisar antara 1.000-3.000 mm. Daerah dengan curah hujan antara 2.000-3.000 mm terutama terdapat bagian tengah. Pegunungan Jayawijaya mempunyai curah hujan lebih dari 3.000 mm. Di sekitar daratan Merauke curah hujan hanya antara 1.000-2.000 mm dengan bulan basah yang pendek. Dataran ini iklimnya sangat dipengaruhi oleh daratan
Australia.
Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 1980, jumlah penduduk
seluruhnya sebanyak 1.173.875 jiwa yang penyebarannya seperti
terlihat
dalam
Tabel.
Kepadatan
penduduk
Propinsi
Daerah
Tingkat I Irian Jaya pada tahun 1980 rata-rata 4,46 jiwa per
km2. Kepadatan penduduk tertinggi terutama terdapat di daerah
Tingkat II Teluk Cenderawasih, yaitu 18 jiwa per km2, sedang
yang terjarang terdapat di Daerah Tingkat II Fak-Fak dan Merauke, masing-masing 1 jiwa per km2. Apabila dilihat secara
nasional, maka Daerah Tingkat I Irian Jaya merupakan daerah
terjarang penduduknya dengan penyebaran yang tidak merata.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam tahun
1980, kurang lebih 51,35% dari seluruh pendapatan regional di
luar
sektor
pertambangan
berasal
dari
sektor
pertanian,
11,39%
industri
per
tahun,
12,9%,
perdagangan
pertambangan
listrik
12,10%,
dan
gas
pengangkutan
dan
15,2%,
dan
penggalian
bangunan
komunikasi
adalah padi, kacang-kacangan, jagung, ubi-ubian, sayur-sayuran, sapi, kelapa, kopi, dan ikan (laut dan darat), yang terus
meningkat khususnya padi.
Pembangunan di bidang pendidikan selama Repelita III menunjukkan adanya kemajuan dalam jumlah dan fasilitas ruangan
sekolah, baik SD, SMTP maupun SMTA. Demikian juga jumlah guru
terus bertambah. Rasio murid terhadap guru untuk SD adalah
27 : 1, untuk SMTP 27 : 1 dan kejuruan 10 : 1, dan SMTA 43 :
1; sedang perbandingan antara wajib belajar dan yang sudah
dapat
ditampung
kesehatan
telah
disekolah
adalah
ada
sakit
rumah
1,45
pemerintah
1.
di
Di
bidang
ibukota
untuk
membangun
daerah
belum
sebagaimana
yang
diharapkan.
II. ARAH DAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
1. Arah pembangunan daerah dalam rangka pembangunan
nasional.
Arah dan kebijaksanaan pembangunan yang ditempuh selama
Repelita III masih akan dilanjutkan dan ditingkatkan dalam
Repelita IV. Kehidupan sosial ekonomi rakyat akan ditingkatkan agar dalam waktu yang relatif singkat dapat diperkuat dasar ekonomi dan sosial bagi pengembangan daerah Irian Jaya.
Pembangunan akan lebih ditekankan pada sektor-sektor prioritas untuk mendorong semakin tumbuh dan berkembangnya daerah
Irian Jaya. Sektor-sektor dimaksud antara lain: sektor-sektor
pertanian, transmigrasi, perhubungan, pendidikan, kesehatan,
765
pemerintahan
dan
aparatur
pemerintah
serta
sektor-sektor
766
prioritas utama dalam pembangunan daerah ini. Di samping produksi pangan, akan lebih ditingkatkan lagi produksi pertanian
lainnya untuk komoditi ekspor.
Dalam rangka menunjang program-program peningkatan produksi pertanian dalam arti luas di Irian Jaya, serta peningkatan pendapatan masyarakat secara nyata, maka program transmigrasi yang telah berhasil selama ini, akan lebih ditingkatkan lagi dalam Repelita IV nanti. Demikian pula untuk menunjang kelancaran roda pemerintahan, dan kegiatan pembangunan,
maka pembangunan prasarana dan sarana perhubungan (laut, udara, jalan darat, sungai, pos dan telekomunikasi) akan terus
ditingkatkan serasi dan sejalan dengan perkembangan sektorsektor sosial, ekonomi dan budaya serta untuk kepentingan
Hankamnas.
Untuk mewujudkan manusia yang produktif sehingga mempunyai potensi fisik dan rohani yang tangguh, serta memiliki
kemampuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan, maka bidang
kesehatan dan pendidikan, baik formal maupun non formal, yang
merupakan dua sektor penting lainnya yang saling berkaitan,
akan mendapat perhatian dan penanganan secara sungguh-sungguh
dalam Repelita IV.
Untuk berhasilnya pembangunan di segala bidang, maka pembangunan pada sektor pemerintahan, baik prasarana, sarana,
aparat pelaksana maupun organisasinya, akan lebih ditingkatkan lagi antara lain dengan pemekaran wilayah.
Di samping sektor-sektor tersebut di atas, yang merupakan
prioritas dalam pembangunan daerah Irian Jaya, maka sektor
sosial ekonomi lainnya yang akan terus ditingkatkan meliputi
kesadaran hukum dan kesadaran bernegara, pembinaan generasi
767
muda, peningkatan prasarana koperasi/KUD/BUUD, pembinaan pengusaha golongan ekonomi lemah, penggalakan PKK, kelestarian
lingkungan hidup, dan program sosial lainnya yang mendukung
kesejahteraan masyarakat.
Dalam Repelita IV, secara khusus masalah pedalaman dan
masalah perbatasan serta daerah-daerah terisolasi yang rawan
dan dalam kondisi miskin, akan ditangani lebih intensif melalui berbagai program dan proyek-proyek baik sektoral, Inpres,
APBD maupun BANPRES. Mengingat pentingnya pendekatan-pendekatan khusus dalam usaha pembangunan di Irian Jaya maka akan
dilaksanakan berbagai penelitian antropologis, penelitian sosial ekonomi dan sosial budaya untuk mengetahui sikap hidup
masyarakat. Dari segi lain, terutama di daerah pedalaman,
akan dikembangkan peningkatan sarana kehidupan sehari-hari,
antara lain pengenalan alat pemasak dengan tungku/luweng, model rumah "honey" yang sederhana, sehat dan mudah karena
menggunakan bahan-bahan setempat. Cara-cara tersebut perlu
diperkenalkan dalam masyarakat karena sangat edukatif dilihat
dari segi disiplin dan efisiensi, baik tenaga maupun waktu.
Dalam rangka pembinaan masyarakat daerah perbatasan dan
pedalaman akan dilanjutkan secara bertahap pembangunan jalan
darat antara Abepantei-Oksibil dan daerah perbatasan Jayapura
lainnya, Merauke-Bapul/Mindiptanah dan Nabire-Illaga yang meliputi panjang jalan lebih dari 800 Km. Jalan darat yang merupakan Trans Irian ini sangat penting dalam jangka panjang
untuk membuka daerah-daerah terisolir, sehingga dapat lebih
mudah dijangkau oleh Pemerintah dalam membangun daerah-daerah
tersebut, di samping itu akan lebih ditingkatkan kegiatan lalu-lintas sosial ekonomi, fasilitas pelabuhan laut dan udara,
serta jaringan telekomunikasi. Usaha untuk memenuhi kebutuhan
768
pangan akan dipusatkan pada usaha meningkatkan produksi pangan. Terutama untuk daerah pedalaman yang rawan pangan dan
rawan bencana alam, akan dibangun 6 daerah penyangga yang
berlokasi di Lembah Balim, Batom, Mapuru Jaya, Manokwari, Nabire, dan Dabra.
Dalam usaha untuk mengembangkan wilayah yang bertumpu pada pengembangan sumber alam dalam rangka pemanfaatan wilayah
nasional seoptimal mungkin, Irian Jaya terbagi dalam 4 wilayah pembangunan :
a. Jayapura merupakan pusat Wilayah Pembangunan I yang terdiri
dari
daerah
wilayah
Kabupaten
Jayapura
dan
Kabupaten
Jayawijaya;
b. Biak adalah pusat Wilayah Pembangunan II yang meliputi kawasan Teluk Cenderawasih, Kabupaten Yapen Waropen, Manokwari dan Kabupaten Paniai;
c. Sorong adalah pusat Wilayah Pembangunan III yang meliputi
Kabupaten Sorong dan Kabupaten Fak-Fak; dan
d. Merauke adalah pusat Wilayah Pembangunan IV yang meliputi
daerah Kabupaten Merauke.
Wilayah Pembangunan I mempunyai potensi yang cukup baik
untuk pertanian dalam arti luas. Oleh karena itu dalam Repelita IV prioritas utama antara lain akan diarahkan untuk pembukaan dan perluasan areal pertanian pangan di daerah-daerah
penerimaan transmigrasi (Jayapura); pembukaan dan perluasan
perkebunan karet, kelapa sawit dan kelapa melalui PIR dan PRPT
(Jayapura); peningkatan dan perluasan peternakan domba akan
diusahakan di daerah Wamena; dan peningkatan jalan Abepantai
- Ubrub - Oksibil. Di Jayapura sebagai pusat Wilayah Pembangunan daerah Propinsi Irian Jaya, merupakan pusat administrasi pemerintahan, perlu ditingkatkan usaha-usaha di bidang
769
Di
samping
itu
daerah
ini
adalah
daerah
penerima
transmigrasi baik untuk pertanian pangan maupun untuk perkebunan. Untuk meningkatkan pelayaran sungai dan penyeberangan
di daerah kawasan Teluk Cenderawasih akan dibangun dermaga
(terminal penyeberangan) di Biak, Serui dan Nabire; jalan
Biak - Adebae; jalan Nabire - Enarotali; dan lain-lain.
Wilayah Pembangunan III mempunyai potensi yang terkenal
dengan
tambang
minyak
(Sorong),
tembaga
(Fak-Fak),
Nikel
perikanan
laut/udang
untuk
memperluas
lapangan
laut,
perikanan
di
tambak
maupun
perikanan
air
dan
peraturannya,
penyederhanaan
sistem
akan
dapat
menampung
transmigran
sekitar
dan perpustakaan dilaksanakan dengan perintisan unit perpustakaan keliling di Daerah Tingkat II.
Dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat melalui Puskesmas akan dilakukan pembangunan 25 Puskesmas dan 320 Puskesmas Pembantu terutama di daerah pemukiman baru termasuk daerah transmigrasi, daerah terpencil dan
perbatasan, serta mengadakan 1 buah Puskesmas rawat tinggal.
Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, akan dilakukan peningkatan 5 buah RS kelas D menjadi RS kelas D+ dan
peningkatan RSU lainnya yang ada, peningkatan RS Jiwa agar
pelayanan kesehatan jiwa dapat ditingkatkan dan peningkatan
pelayanan laboratorium kesehatan. Untuk menjamin tercapainya
sistem pengadaan dan distribusi obat pada unit pelayanan akan
dibangun 3 buah sarana penyimpanan obat, alat dan perbekalan
kesehatan. Peningkatan upaya kesehatan lainnya adalah pencegahan dan pemberantasan penyakit menular pengadaan dan pengawasan obat, alat kesehatan dan bahan berbahaya. Selain itu
juga dilakukan peningkatan perbaikan gizi melalui usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK). Di samping itu pula akan ditingkatkan usaha kesehatan lingkungan bagi semua penduduk antara
lain dengan menambah sarana air bersih. Dalam rangka meningkatkan pembangunan sarana air bersih, terutama untuk penduduk
di daerah pedesaan, maka akan dibangun 5 buah penampungan mata air dengan perpipaan, 10 buah sumur artesis, 48 buah perlindungan mata air, 600 buah penampungan air hujan, 6.745
buah sumur pompa tangan dangkal dan dalam serta sejumlah sarana air bersih jenis lainnya. Untuk memenuhi kekurangan tenaga
kesehatan khususnya paramedik akan dilakukan usaha peningkatan jumlah lulusan, dengan melipatkan jumlah penerimaan siswa
melalui kelas paralel dan pendidikan cepat pekarya kesehatan.
778
Sejalan dengan itu sekolah yang ada ditingkatkan dan akan dibangun berbagai sekolah kesehatan sesuai keperluannya.
Di bidang kesejahteraan sosial akan dilakukan kegiatan
antara
lain:
kesejahteraan
meningkatkan
masyarakat
dan
memadukan
terasing
di
program
Kabupaten
pembinaan
Jayawijaya,
Kabupaten Paniai, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke, Kabupaten Yapen Waropen; memberikan penyantunan dan pengentasan kepada lanjut usia, para penderita cacat, anak terlantar,
tuna susila dan korban bencana alam; memberikan bimbingan,
latihan dan fasilitas untuk menunjang usaha pemugaran perumahan
desa
dan
lingkungan
terutama
di
kecamatan-kecamatan
termiskin secara bertahap di semua kabupaten. Untuk menjangkau sasaran pelayanan dan pembangunan di bidang kesejahteraan
sosial di daerah pedesaan akan dikembangkan dan dibina tenaga-tenaga pekerja sosial masyarakat dari putera daerah sendiri. Di samping itu akan ditingkatkan jumlah dan mutu karang
taruna dan pembinaan organisasi dan yayasan-yayasan yang bergerak di bidang sosial untuk meningkatkan partisipasi sosial
masyarakat dalam menangani masalah kesehjahteraan sosial. Begitu pula peranan dan fungsi wanita untuk menangani masalahmasalah kesejahteraan sosial akan digairahkan dan ditingkatkan.
Di bidang perumahan rakyat akan dibangun rumah sederhana
dan rumah inti di Jayapura, Sorong dan Merauke, sedangkan
perbaikan lingkungan perumahan kota akan dilakukan antara
lain di Jayapura, Biak dan Sorong. Perintisan pemugaran perumahan desa akan dilakukan pada kurang lebih 50 desa.
Kegiatan dalam program air bersih akan ditekankan pada
penyelesaian kegiatan-kegiatan yang telah dimulai dalam Repe-
779
lita III serta perluasan dan peningkatan pelayanan air bersih antara lain di kota-kota Jayapura, Biak, Sorong dan FakFak, serta pembangunan air bersih pada beberapa IKK. Penanganan drainase kota dan persampahan akan dilakukan antara
lain di kota Jayapura.
Untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kesejahteraan keluarga, kegiatan program keluarga berencana dilanjutkan. Diharapkan dapat dicapai sejumlah kurang lebih
139.000 peserta baru dan sekitar 55.000 peserta lestari. Di
samping itu dilanjutkan pembinaan untuk menjaga kelangsungan
peserta program keluarga berencana yang sudah ada.
Pembangunan di bidang agama akan disediakan kitab suci
berbagai agama, bantuan kepada masyarakat untuk pembangunan/
rehabilitasi sebanyak 300 tempat ibadah berbagai agama, pembangunan 10 balai nikah dan penasehat perkawinan.
Dalam rangka usaha peningkatan mutu perguruan agama, akan
ditingkatkan dan disempurnakan prasarana dan sarana pendidikan pada madrasah ibtidaiyah negeri dan swasta, madrasah tsanawiyah, madrasah aliyah negeri serta pendidikan guru agama
negeri. Sementara itu penerangan dan bimbingan hidup beragama
akan terus ditingkatkan.
Dalam rangka pembangunan di bidang hukum akan dilaksanakan pembangunan 2 gedung pengadilan negeri; rehabilitasi dan
perluasan sejumlah pengadilan negeri dan pembangunan sejumlah
tempat sidang di kota-kota kecil; pembangunan 1 buah lembaga
pemasyarakatan pembangunan 5 buah rumah tahanan (RUTAN), pembangunan sejumlah rumah penitipan benda-benda sitaan negara
(RUPBASAN); pembangunan 4 buah balai bimbingan kemasyarakatan
780
guna
mempertahankan
keseimbangan
ekologi,
terutama
dalam rangka rehabilitasi tanah kritis, akan dilaksanakan melalui kegiatan penghijauan dan reboisasi. Demikian pula pencegahan pencemaran lingkungan, pembinaan suaka alam dan hutanhutan lindung, akan dilanjutkan.
Dalam rangka mengkoordinasikan dan menyerasikan pelaksa781
naan kegiatan pembangunan yang dilakukan secara sektoral dalam berbagai program, baik yang dilakukan oleh Pemerintah
maupun
yang
dilakukan
masyarakat,
penyusunan
rencana
tata
782
TABEL
LUAS DAERAH, SATUAN WILAYAH DAN KEPADATAN PENDUDUK
DAERAH TINGKAT I IRIAN JAYA,
TAHUN 1980
No.
Kabupaten/
Kotamadya
1. Kab. Jayapura
Luas
Daerah
(km2)
Jumlah
Kecamatan
Jumlah
Jumlah
Penduduk
Desa
(1980)
Kepadatan
Penduduk/km2
(1980)
48.188
23
120
151.308
3,1
4.010
71
71.020
18,0
18.994
44
59.982
3,0
4. Kab. Manokwari
36.773
12
68
84.757
2,0
5. Kab. Sorong
40.549
15
108
134.833
3,0
6. Kab. Fak-Fak
44.566
53
63.903
1,0
7. Kab. Merauke
132
18
182
172.622
1,0
8. Kab. Paniai
46.400
17
140
177.619
4,0
9. Kab. Jayawijaya
47.960
12
112
157.791
5,0
419.660
118
898
1.173.875
4,46
DAERAH TINGKAT I:
783