Latar Belakang
Berbicara tentang kependudukan berarti berbicara tentang hal ihwal yang
berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran,
kualitas dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, social budaya,
agama serta lingkungan penduduk setempat seperti yang diamanatkan dalam UU Nomor
52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Dalam pembangunan, penduduk sebagai modal dasar dan factor dominan
pembangunan harus menjadi titik sentral, karena jumlah penduduk yang besar degan
kualitas rendah dan pertumbuhan yang cepat akan memperlambat tercapainya kondisi
ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan.
Kota manado sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Utara 20 tahun yang lalu dan
saat ini mengalami suatu perubahan pembangunan yang berkembang dengan sangat
pesat. Pusat perekonomian Provinsi Sulawesi Utara sebagian besar ada di kota manado,
sebagai pusat dari ibukota.
Struktur luas wilayah atau luas lahan, manado hanya 1,09% dari keseluruhan luas
provinsi Sulawesi utara atau sekitar 15.726 ha. Dengan konsep perekonomian dan
pengembangan daerah bisnis manado mampu mengubah & mereklamasi pinggiran
pantai menjadi pusat bisnis dengan sebutan Boulevard on bisnis. Kemajuan kota manado
ini menjadi daya tarik masuknya investor-investor dari luar wilayah Sulawesi utara sampai
dengan masuknya penduduk-penduduk dari luar kota manado, baik itu untuk berbisnis
maupun untuk status social lainnya.
Pembahasan
a. Migrasi
Migrasi (migration) diartikan sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan
menetap
dari
suatu
tempat
lain
melalui
batas
politik/Negara
ataupun
batas
administrasi/batas bagian dari suatu wilayah. PBB merumuskan bahwa Migrasi penduduk
sebagai suatu perpindahan tempat tinggal dari suatu unit administrasi ke unit administrasi
yang lain. Hal ini senada dengan pendapat Lee yang menyatakan bahwa migrasi adalah
perubahan tempat tinggal secara permanen.
Dari beberapa batasan diatas, ada dua dimensi penting dalam penelaahan migrasi
yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu. ditinjau dari dimensi
ruang/daerah, secara garis besar migrasi dibagi dua yaitu migrasi internasional yaitu
perpindahan antar Negara kemudian migrasi internal yaitu perpindahan yang terjadi
dalam suatu Negara, baik antar propinsi, antar kabupaten/kota ataupun wilayah terkecil
seperti kelurahan dan seterusnya.
Sedangkan ditinjau dari aspek waktu, ukuran yang pasti tidak ada karena
menentukan berapa lama seorang pindah tempat tinggal untuk dianggap sebagai
seorang migrant. Tetapi biasanya digunakan batasan waktu untuk migrant adalah 6
Deybie Berdame_2013 | Migrasi dan Kepadatan Penduduk di Kota Manado
bulan, artinya penduduk dikatakan migrant jika dia tinggal di tempat yang baru paling
sedikit 6 bulan lamanya.
Perhitungan angka migrasi biasanya didasarkan pada tiga kriteria. Pertama, life
time migration (migrasi seumur hidup) yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan
migrant bila tempat tinggal waktu survey berbeda dengan tempat tinggal waktu lahir.
Kedua, recent migration yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai migrant
bila tempat tinggal waktu survey berbeda dengan tempat tinggal lima tahun sebelum
surveei. Ketiga, total migration (migrasi total) yang menyatakan bahwa seseorang
dikatakan sebagai migrant bila dia pernah bertempat tinggal di tempat yang berbeda
dengan tempat tinggal waktu survey.
Dari ketiga kriteria diatas ada ukuran-ukuran yang digunakan untuk menghitung
migrasi berdasarkan ketiga kriteria diatas yaitu migrasi masuk yang menunjukkan
benyaknya migrant yang masuk per 1000 penduduk dalam satu tahun; migrasi keluar
yaitu jumlah migrasi yang keluar dari suatu wilayah per 1000 penduduk dalam satu
tahhun dan migrasi neto yaitu selisih banyaknya migrasi keluar & masuk per 1000
penduduk dalam satu tahun.
Pada dasarnya orang berpindah tempat akan senantiasa di dukung oleh berbagai
alasan yang sifatnya pribadi, alasan lingkungan dan lain sebagainya. menurut teori
migrasi dari Everett S. Lee Ada 2 faktor yang selalu terdapat di daerah asal maupun
tujuan yang selalu terkait dengan perpindahan pendudul yaitu factor pendorong & factor
penarik. Dalam buku Population Movement and the Third World dikatakan bahwa
......., Lee argued to the prevailing set of factors both in the migrants place of
origin and in one or a number of potential destinations. These factors were identified by
Lee as being positive (+), negative (-) or netral (0). In simple terms, migration is seen as
being most likely to take place where the influence of negative conditions in the place of
origin and/or positive conditions in a potential place of destination Is greater ..
Lee menentang kalau factor umum yang mendasari pemilihan tempat migrasi
adalah karena tempat asal dan salah satu potensi daerah tujuan. Lee mengiidentifikasi
bahwa factor migrasi karena factor positif, negative atau seimbang, contoh misalnya
seorang migrant melihat ada pengaruh dari kondisi negative daerah asal atau kondisi
positif yang menjadi potensi daerah yang dituju lebih besar. Faktor pendorong orang
untuk migrasi antara lain :
a.
b.
c.
Adanya tekanan politik, agama, suku sehingga mengganggu hak azasi penduduk
didaerah asal. Di kota manado juga terdapat suku dari ambon, dimana pada saat
kerusuhan banyak yang mengungsi ke kota manado, akhirnya mereka menetap &
bererja di kota manado
d.
e.
Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau
panjang atau wabah penyakit
Jika dilihat dari uraian diatas tersebut, maka faktor pendorong daerah asal identik
dengan factor negative yang dimiliki daerah asal dan faktor penarik dari daerah tujuan
identik dengan factor positif daerah tujuan. faktor penarik antara lain :
a.
b.
c.
dengan kondisi wilayah dari kota manado sebagai destinasi dengan faktor penariknya.
Kelahiran,
kematian &
migrasi
Sosial,
ekonomi,
budaya,
lingkungan &
politik
Jumlah,
persebaran &
komposisi
b.
c.
d.
satunya dampak kependudukan terhadap ketahanan pangan oleh Thomas Malthus dia
menyebutkan bahwa manusia terjebak secara permanen dengan persimpangan dua
hukum/premis yang pertama menyangkut tingkat mana populasi bertumbuh sedangkan
premis kedua adalah bagaimana makanan dan produksi sumberdaya lainnya akan
tumbuh jauh lebih lambat mungkin dua kali lipat selama satu atau dua generasi, tapi tidak
bisa terus dua kali lipat dalam satu Negara agraris. Berdasarkan skema ini ada asumsi
bahwa jumlah energy terbatas yang tersedia untuk manusia melalui konversi energy
matahari oleh tanaman hidup dan hewan, itulah mengapa dikatakan bahwa manusia
terjebak secara permanen.
Setelah aliran Malthusian muncul beberapa teori dan aliran mengenai dampak
kependudukan sampai pada aliran Neomalthusian . aliran ini berusaha menyadarkan
manusia dengan menggunakan fakta tentang jumlah penduduk dunia yang terus
bertambah serta mengungkapkan proyeksi jumlah penduduk dunia di masa mendatang
dengan akibat yang ditimbulkan, misalnya :
yang akan
mendekati 7 milyar (2015) ternyata 7 miliar dicapai lebih cepat dari prediksi yaitu tahun
2011 dan jumlah penduduk ini akan terus meningkat hingga 12 15 milyar di tahun
2050. Paul Ehrlich dan Garrett Hardin dalam essaynya The
Population Boom
menjelaskan hubungan antara penduduk dunia dan kondisi lingkungan, antara lain : (1)
jumlah penduduk dunia meningkat pesat dan semakin padat (2) pertambahan bahan
pangan
pertumbuhan
penduduk
sehingga dibeberapa
wilayah dunia akan mengalami kelangkaan bahan makanan (3) lingkungan tempat tinggal
manusia semakin rusak dan tercemar.
kenaikkan jumlah penduduk, sementara itu tingkat polusi secara konsisten meningkat
dengan meningkatnya jumlah penduduk dan industri
Ledakan penduduk tidak diimbangi dengan persebaraan yang seimbang, tetapi
persebaran penduduk lebih dominan didaerah dengan tingkat perekonomian yang tinggi,
sumberdaya alam yang banyak serta berbagai potensi yang ada akibatnya ada tempattempat yang sangat padat dan sebaliknya.
c.
dikota manado juga setiap tahun bertambah. dimana pada hasil sensus penduduk tahun
2010 BPS memperkirakan penduduk kota manado berjumlah 410.481 jiwa dari 2.270.956
total penduduk Sulawesi utara atau sekitar 18,08% penduduk Sulawesi utara ada di kota
manado. Tahun 2011 berdasarkan data BPS manado tetap pada posisi pertama tingkat
kepadatannya dari 15 kabupaten kota yang ada di Sulawesi utara, dimana tahun 2011
penduduk kota manado bertambah 4.633 jiwa menjadi 415.114 jiwa.
Kalau dilihat dari jumlah penduduk 415.114 jiwa, struktur umur penduduk di kota
manado lebih banyak pada usia angkatan kerja 15-64 tahun yaitu berjumlah 283.681. ini
sebenarnya sangat menguntungkan dari segi pembangunan tetapi ketika dihitung beban
ketergantungan atau dependency ratio dengan jumlah penduduk non produktif usia 0-14
tahun berjumlah 112.233 jiwa dan usia 65 tahun keatas 19.199 maka didapat rasio
ketergantungannya tinggi yaitu 46. Angka ini berarti dari 100 orang kelompok produktif
harus menanggung 46 orang dari kelompok tidak produktif & menjadi beban juga bagi
pembangunan kota.
Sedangkan dari luas lahan, kota manado luas lahan terkecil kedua dari semua
kabupaten/kota di provinsi Sulawesi utara yaitu sekitar 1,09% dari luas wilayah provinsi
Sulawesi utara atau 15.726 ha, kepadatan penduduk di kota manado lumayan padat.
Dengan melihat jumlah penduduk dibagi dengan luas wilayah maka kepadatan penduduk
mencapai 2.623 jiwa/km2 dengan 111.308 rumah tangga & rata-rata penduduk per rumah
tangga 3,73. Hal ini berarti bahwa tiap rumah tangga berisi 3-4 orang dengan luas lahan
yang ditempati 2 m2 per orang atau 7-8 m2 per rumah tangga, padahal luas lahan rumah
tangga ini idealnya hanya untuk satu orang saja.
Dengan total penduduk kota manado yang sangat besar itu, apakah semuanya
penduduk asli kota manado atau migrasi ? Mayoritas penduduk kota manado berasal dari
suku minahasa, karena wilayah manado berada di tanah/daerah minahasa. Penduduk
asli manado adalah sub suku tombulu daerah malalayang adalah suku bantik, suku
bangsa lainnya yang ada dimanado saat ini yaitu suku sangir, gorontalo, mongondow,
arab, talaud, tionghoa, siau & borgo. Selain itu juga ada suku jawa, suku batak, suku
Makassar dan suku bangsa lainnya.
dari data sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk kota manado yang
berjumlah 410.481 jiwa itu 39% adalah penduduk migrasi seumur hidup atau berjumlah
161.921 jiwa, sedangkan jika dihitung menurut migrasi risen yang ada di kota manado
sekitar 28.431 jiwa. Data ini menggambarkan bahwa penduduk kota manado kebanyakan
dari luar daerah atau luar wilayah kota manado.
Kalau ditinjau dari teori Lee, maka factor penarik dari kota manado yaitu
1. Adanya harapan untuk memperoleh kesempatan memperbaiki taraf hidup.
Pengembangan kawasan bisnis ekonomi dikota manado, menciptakan peluang kerja
yang sangat banyak. Ini menjadi daya tarik migrasi masuk dikota manado dengan
harapan bisa memperoleh pekerjaan & memperbaiki taraf hidup.
2. Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
sebagai ibukota provinsi, kota manado menjadi pusat pengembangan pendidikan.
Hal ini yang mengakibatkan banyak migrant dari kabupaten kota yang ada di
Sulawesi utara dengan alasan menempuh pendidikan di manado. Selain dari pada
itu ada juga migrant dari provinsi lain khususnya kawasan Indonesia Timur seperti
misalnya ambon, papua, ternate dan sebagian dari Makassar yang sekolah atau
kuliah di manado karena factor pendidikan di daerah asal yang mungkin belum
sesuai standar atau harapan, dan ada juga alasan persaingan di tempat asal lebih
tinggi daripada di kota manado seperti misalnya migrant dari Makassar.
Deybie Berdame_2013 | Migrasi dan Kepadatan Penduduk di Kota Manado
Ada factor positif dari banyaknya migrant di kota mando, seperti misalnya (1)
mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja, banyak tenaga kerja yang bisa
dimanfaatkan (2) merangsang pengembangan daerah yang jarang penduduknya, banyak
saat ini di manado dibuka perumahan-perumahan di tempat yang jarang penduduknya (3)
pengembangan teknologi oleh para pendatang, terlebih bagi kota manado yang saat ini
dalam proses pengembangan memerlukan banyak inovasi dan kreatifitas dalam
menunjang pengembangan kota.
Dampak positifnya sangat baik bagi pengembangan & pembangunan kota
manado. Tetapi dibalik itu ada dampak negative dari meledaknya jumlah penduduk dikota
manado akibat migrasi masuk yang sangat besar ini. Dampak negatifnya yaitu
1. Pemanfaatan lahan atau alih fungsi lahan
Dengan kepadatan penduduk yang ada, mengubah beberapa lahan pertanian atau
perkebunan menjadi pemukiman penduduk. Data dari BPS tahun 2011 luas lahan
yang digunakan untuk pemukiman 1.516.420,803 m2 atau meningkat 980.193 m2
dari tahun 2010. Selain untuk pemukiman, sejak 10 tahun yang lalu telah dilakukan
reklamasi pantai boulevard untuk pengembangan daerah bisnis. Hal ini akan
merusak ekosistem alam & mengganggu produktifitas ekosistem.
2. Peningkatan pasokan air & energy untuk kebutuhan penduduk
Pasokan air bersih dan tingkat permintaan pelanggan akan air bersih meningkat dari
20.927 menjadi 22.930 tahun 2011. Sedangkan untuk kebutuhan listrik terjadi
peningkatan yang besar dari 801.493.427 kwh tahun 2010 meningkat 118.521.255
kwh menjadi 920.014.682 kwh dan distribusi terbanyak yaitu di rumah tangga
sebesar 44% hal ini menjadi penyumbang pemanasan global.
Apa hubungan hemat listrik dengan pemanasan global atau peningkatan suhu bumi
secara global ? Pemanasan global terjadi karena terlalu banyak gas rumah kaca
Deybie Berdame_2013 | Migrasi dan Kepadatan Penduduk di Kota Manado
yang lepas di atmosfer. Gas rumah kaca didominasi oleh karbon dioksida (CO2).
Sebagian besar CO2 dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil atau 40
persen emisi karbon dihasilkan oleh sektor ketenagalistrikan. Semakin tinggi
konsumsi listrik maka semakin tinggi pula emisi karbon yang dihasilkan dari
pembangkit listrik, karena 60 persen menggunakan bahan bakar fosil.
3. Pencemaran lingkungan
Total sampah yang ditangani setiap tahun naik. Tahun 2010 sampah yang ditangani
ada sekitar 719.163 m3 kemudian naik menjadi 828.812 m3 tahun 2011.
Peningkatan volume sampah ini tidaklah mengherankan karena peningkatan ini
seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di kota manado atau dengan kata lain
peningkatan jumlah penduduk berimplikasi terhadap peningkatan jumlah sampah di
kota manado. Dengan analisa sederhana seperti ini : 828.813 m3 sampah pertahun
berarti perharinya sampah yang dihasilkan masyarakat kota manado yaitu 2.302 m3
atau setara dengan 690.677 kg karena 1 m3 adalah 300 kg maka total sampah yang
dihasilkan satu penduduk kota manado adalah 2 kg atau 1,7 kg sampah.
Pengelolaan sampah yang setiap tahunnya meningkat jika tidak dikelola dengan
baik maka akan mempengaruhi & memberi sumbangan langsung bagi pemasan
global, mengapa demikian ? Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembakaran
sampah di tempat terbuka akan menghasilkan gas beracun serta dioxin yang
berasal dari proses pembakaran plastik dan bahan beracun lain yang ada di dalam
sampah. Sampah yang dibuang begitu saja ternyata juga berkontribusi dalam
mempercepat pemanasan global karena sampah menghasilkan gas metan (CH4).
Rata-rata tiap satu ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metan. Gas metan itu
sendiri mempunyai kekuatan merusak hingga 20-30 kali lebih besar daripada CO2.
Gas metan berada di atmosfer dalam jangka waktu sekitar 7-10 tahun dan dapat
meningkatkan suhu sekitar 1,3 Celsius per tahun.
Rekomendasi
Pertumbuhan penduduk dan dinamika kependudukan sangat mempengaruhi
suatu wilayah menjadi wilayah dengan kepadatan penduduk baik tinggi maupun rendah.
Apalagi ditunjang oleh factor ekonomi, social dan lingkungan menjadi destination
mobilitas penduduk. Dinamika penduduk ini tidaklah bisa dihindari, tetapi setidaknya
diminimalisir dampak kependudukan ini terhadap daya dukung dan daya tampung alam,
dalam mencipta suatu keseimbangan dan keberlanjutan.
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan terencana di segala bidang
untuk menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan dengan
daya dukung dan daya tampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi
Deybie Berdame_2013 | Migrasi dan Kepadatan Penduduk di Kota Manado
10
(2)
11
you also solve the population problem. Whatever your cause, its a lost cause without
population control.
masalah rasisme ... seksisme ... intoleransi agama ... perang ... ketimpangan ekonomi Tapi jika Anda tidak memecahkan masalah kependudukan, Anda tidak akan
memecahkan salah satu dari masalah itu. Apapun masalah yang menarik, Anda tidak
akan menyelesaikannya kecuali Anda juga memecahkan masalah kependudukan.
Apapun alasannya, ini disebabkan oleh tidak adanya control kependudukan.
DAFTAR PUSTAKA
12