Jawaban:
Pada dasarnya, dalam menjalankan suatu usaha tidak diwajibkan bagi seorang
Pengusaha untuk mendirikan sebuah badan usaha. Hal tersebut merupakan suatu
pilihan bagi Pengusaha untuk menentukan bentuk dari penyelenggaraan usaha
yang cocok untuk kegiatan usaha yang dijalankannya. Namun, untuk beberapa
jenis usaha tertentu yang memang diwajibkan menurut peraturan perundangundangan harus berbentuk badan usaha yang merupakan badan hukum.
Sebagai referensi apabila suatu pihak hendak menjalankan usaha di bidang
Penyediaan Tenaga Kerja/Buruh, maka pihak tersebut wajib untuk mendirikan
suatu badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), dan untuk
pendirian suatu bank wajib berbentuk PT. Selain yang diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan tersebut, kebutuhan pendirian badan usaha biasanya
digunakan untuk keperluan tender yang disyaratkan oleh penyelenggara tender.
Untuk lebih mengenal jenis-jenis badan usaha dan karakteristiknya silakan untuk
merujuk pada jawaban klinik hukum sebelumnya Jenis-jenis Badan Usaha dan
Karakteristiknya.
Wajib Pajak
Pemilihan bentuk usaha oleh para Pengusaha, sebagaimana telah dijelaskan di
atas tidak memiliki korelasi terhadap kewajiban para Pengusaha sebagai Wajib
Pajak. Sebelum lebih jauh membahas mengenai Wajib Pajak, berikut disampaikan
pengertian pajak menurut Pasal 1 ayat (1) UU No. 28/2007 yang
menyatakan:
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
Sedangkan Pengertian Wajib Pajak menurut Pasal 1 ayat (2) UU No.
28/2007 menyatakan:
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan.
Salah satu kewajiban pajak oleh pribadi atau badan yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan adalah Pajak Penghasilan. Pajak Penghasilan adalah Pajak
yang diterima dari Subjek Pajak yang menerima atau memperoleh Objek Pajak.
Berikut sedikit penjelasan mengenai Subjek Pajak dan Objek Pajak pada Pajak
Penghasilan. Pengertian Subjek Pajak menurut Pasal 2 UU No 36/2008 adalah:
a.
1. orang pribadi;
2. warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak;
b.
c.
badan; dan
bentuk usaha tetap.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa setiap Pengusaha baik dengan
mendirikan suatu badan usaha atau tidak berbentuk badan usaha, tidak
mengurangi kewajibannya terhadap ketentuan Pajak dan Pengupahanditetapkan
oleh pemerintah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
Demikian jawaban kami, semoga bermanfaat.
Dasar Hukum:
1. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU No.
13/2003);
2. Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas UndangUndang no. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (UU No. 28/2007);
3. Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas
Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (UU No
36/2008); dan
4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. KEP.231/MEN/2003
tentang
Tata
Cara
Penangguhan
Pelaksanaan
Upah
Minimum
(Kepmenakertrans No. 231/2003)
5. Peraturan Menteri Keuangan No. 68/PMK.03/2010 tentang Batasan
Pengusaha Kecil Pajak Pertambahan Nilai (PMK 68/2010).