Anda di halaman 1dari 4

LAURA R.

SITANGGANG 2013, Pemeriksaan Karakteristik Terhadap Kelayakan


Material Tanah Galian pada Quarry Desa Alebo Kecamatan Konda sebagai Timbunan
Pilihan pada Pekerjaan Jalan. Tugas Akhir Jurusan D-III Teknik Sipil. Program Diploma.
Universitas Halu Oleo. Pembimbing (1) Nasrul, ST., MT (2) Ridwansyah Nuhun, ST.,
MT. Lapisan tanah dasar atau subgrade suatu konstruksi perkerasan jalan sangat
berpengaruh terhadap struktur lapisan jalan diatasnya. Tanah yang baik adalah
lapisan tanah yang memiliki sifat-sifat dan karakteristik tertentu yang apabila kita
ingin mengetahui sifat-sifat dan karakteristik tersebut harus melalui serangkaian
pengujian dan pemeriksaan, dimana data-data hasil pengujian dan pemeriksaan
tersebut sangat diperlukan dalam perencanaan suatu konstruksi perkerasan jalan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu tanah galian yang berasal dari Desa
Alebo Kecamatan Konda sebagai timbunan tanah dasar pada pekerjaan perkerasan
jalan dengan mengacu pada spesifikasi yang disyaratkan. Penelitian ini dilakukan
merupakan studi penelitian eksperimental. Data perencanaan dan penganalisaan
adalah data hasil pemeriksaan material untuk material galian asal Desa Alebo
Kecamatan Konda Sulawesi Tenggara di laboratorium. Pengambilan sampel secara
acak, sampel diambil secara umum di tiga titik pengambilan berbeda. Berdasarkan
dari hasil analisa data dan penelitian yang dilakukan selama 10 hari, hasil analisa
dan penelitian yaitu IP = 4,36 % dan CBR=33,5%,. Ini menunjukan bahwa material
tanah dari quarry Desa Alebo memenuhi spesifikasi sebagai timbunan pilihan pada
perkerjaan jalan dengan mengacu pada spesifikasi yang diisyaratkan (IP < 6 % dan
CBR > 10 %). Kata kunci : Pemeriksaan karaktreristik material tanah, Pekerjaan
timbunan tanah dasar pada pekerjaan jalan.

Stabilisasi Tanah Lunak dengan Menggunakan Abu Kelapa Sawit


Upaya-upaya stabilisasi tanah telah lama dikembangkan, baik secara tradisional
yang hanya menggunakan cerucuk maupun menggunakan teknologi dengan penambahan bahan
tambah seperti semen. Stabilisasi tanah bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat yang dimiliki
suatu tanah. Prinsip usaha stabilisasi tanah adalah untuk meningkatkan kuat geser tanah dan
memperbaiki daya dukung tanah (Adhi Muhtadi). Dalam kaitannya dengan tanah dasar
(subgrade), stabilisasi sangat perlu dilakukan apabila dalam pelaksanaan suatu konstruksi jalan
menjumpai tanah lunak atau bahkan menjumpai tanah ekspansif.
Suhardjo (2012) menjelaskan mengenai definisi subgrade yaitu ... pondasi yang menopang
beban perkerasan yang berasal dari kendaraan yang melewati suatu jalan. (Suhardjo,2012).
Kekuatan dan ketahanan lapisan tanah dasar (subgrade) ditentukan oleh daya dukung tanah yang
dijadikan lapisan tanah dasar tersebut. Hal ini berarti ketika nilai daya dukung tanah itu baik
maka hanya perlu dipadatkan dengan nilai kadar air optimum, sedangkan ketika nilai daya
dukung tanah rendah maka perlu perlakuan khusus baik

dengan mendatangkan tanah dari tempat lain sebagai lapisan tanah dasar atau menambah zat
tambahan (menstabilisasi tanah) untuk meningkatkan daya dukung tanah tersebut.Menurut
Sulistiono, Djoko; Sulchan Arifin & Chomaedi; 2006 mengungkapkan bahwa nilai CBR > 6%
dan nilai PI <10% memenuhi persyaratan untuk tanah dasar jalan. Dalam pencapaian nilai
tersebut maka tanah harus dipadatkan dengan kadar air optimum.
Pada penelitian ini, abu kelapa sawit merupakan bahan tambah yang akan diuji perilakunya jika
ditambahkan pada tanah. Pada prinsipnya stabilisasi tanah menggunakan abu kelapa sawit adalah
mencampurkan abu kelapa sawit dengan tanah yang akan distabilisasi menggunakan kadar air
optimum dan pemadatan. Pelaksanaan di laboratorium dalam mencampur bahan tidak sesulit di
lapangan.
Dalam pelaksanaan di lapangan, salah satu cara mencampurkan tanah dengan abu kelapa sawit
adalah dengan menggunakan metode pelaksanaan CTB (cement trated base).
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan abu kelapa sawit seperti yang dilakukan oleh Reza
Fitra Sandi; 2011 mengungkapkan Penambahan abu kelapa sawit sebesar 15 % terhadap tanah
lempung kelanauan yang berlokasi di kota Bandar Lampung, Lampung dapat meningkatkan nilai
stabilitas tanah yaitu:

Nilai CBR laboratorium naik dari 5,018% menjadi 7,745% (54,344%).


Penurunan berat isi kering maksimum dari 1,497 gr/cm3 menjadi 1,366 gr/cm3 (8,571%).
Kuat tekan bebas naik dari 2,15 kg/cm2 menjadi 5,021 kg/cm2 (133,777%).
Sudut dalam kuat geser langsung naik dari 17,333o menjadi 25,667o (48,082%), dan.
Nilai kohesi kuat geser langsung (c) turun dari 0,303 kg/cm2 menjadi 0,260 kg/cm2 (14,191%).
2.6.1 Limbah Dari Pengolahan Abu Kelapa Sawit
PT Sahabat Mewah dan Makmur (SMM) merupakan perusahaan perkebunan milik swasta.
Perusahaan ini bergerak di sektor perkebunan seperti pengelolaan perkebunan kelapa sawit. PT
SMM ini memiliki luas lahan untuk kebun kelapa sawit seluas 15.873 hektare (ha) dan satu
pabrik kelapa sawit berkapasitas 60 ton tandan buah segar per jam. Kebun dan pabrik kelapa
sawit ini terletak di kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung. Koh Beng Hock
mengungkapkan, dari total lahan sawit yang telah bersertifikasi RSPO ini, menghasilkan 65.000
ton CPO dan 14.000 ton inti sawit per tahun (PT Sahabat Mewah dan Makmur (SMM), 2009).
Dengan luasan perkebunan tersebut dapat diartikan bahwa

Meidy Pratama/ 091134016/ Perbaikan dan Peningkatan Lapisan Subgrade Pada Jalan...

II - 27

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


limbah yang dihasilkan pun sangat potensial untuk dapat dimanfaatkan. Namun sangat
disayangkan pemanfaatan mengenai limbah masih sangat sedikit. Salah satu limbah yang
dihasilkan dari pengelolaan kelapa sawit adalah abu kelapa sawit hasil dari pembakaran
cangkang kelapa sawit.
Abu kelapa sawit (Gambar 2.10) merupakan bahan sisa dari pembakaran cangkang kelapa sawit.
Sangat sedikit sekali pemanfaatan dari abu ini. Abu kelapa sawit biasa dimanfaatkan untuk bahan
tambahan pengeras semen dalam desain beton mutu tinggi. Hal ini karena, kandungan silika
dalam abu kelapa sawit ini sangat tinggi seperti yang tercantum pada Tabel 2.11
Tabel 2.11 Unsur kimia pada abu kelapa sawit
Unsur Kimia

Persentase (%)

SiO2

86,7

CaO

1,75

MgO

3,14

Fe2O3

0,02

Al2O3

17,10

Sumber: Debby Endriani, 2012


Abu kelapa sawit mengandung molekul bermuatan negatif (-) yang dibuktikan dengan percobaan
sederhana menggunakan mistar plastik yang digosok-gosokan pada rambut kemudian didekatkan
pada abu kelapa sawit kering. Secara visual abu kelapa sawit berwarna hitam pekat dan memiliki
bentuk butiran yang beragam. Dalam pengujian sifat fisik, butiran abu kelapa sawit banyak yang
lolos ayakan no 40. Dalam penelitian Ruslan, 2012 menyatakan bahwa berat jenis abu kelapa
sawit adalah 2,54.
Gambar 2.10 Abu Kelapa Sawit

Anda mungkin juga menyukai