Kelompok
: C6a
Tgl. Praktikum
: 17 April 2014
Pembimbing
Penyusun :
No.
Nama
NIM
1
2
3
Vinanto Putero N
Fara Dwiyanti
Yusiar Dwi Prastiwi
021311133173
021311133174
021311133175
021311133177
021311133178
1. TUJUAN
Setelah praktikum mahasiswa mampu :
a. Melakukan manipulasi gipsum plaster dengan tepat
b. Mengukur intial setting time dengan tepat berdasarkan variasi perubahan
rasio w : p
c. Mengukur final setting time dengan tepat berdasarkan variasi perubahan
rasio w : p
2. BAHAN DAN ALAT
2.1. Bahan:
a. Gipsum plaster
b. Air PAM
2.2. Alat:
a. Mangkuk karet
b. Spatula
c. Gelas ukur
d. Stopwatch
e. Timbangan analitik
g. Vibrator
h. Jarum Gillmore
3. CARA KERJA
3.1. Pencampuran gipsum
a. Alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum dipersiapkan
terlebih dahulu.
jarum tidak dapat menusuk permukaan adonan gipsum. Pada saat itu
Stopwatch dimatikan waktu dicatat.
4. HASIL PRAKTIKUM
Tabel 4.1: Hasil pengamatan setting time gypsum tipe 2 dengan menggunakan
gipsum 25 gram dan air 15 ml.
Jumlah
Pengadukan
Initial Setting
Final Setting
Setting Time
109
11 menit 40 detik
11 menit 30 detik
23 menit 10 detik
120
15 menit 30 detik
6 menit 30 detik
22 menit
Rata-rata:
13 menit 35 detik
9 menit
22 menit 35 detik
Tabel 4.2: Hasil pengamatan setting time gypsum tipe 2 dengan menggunakan
gypsum 20 gram dan air 15 ml.
Jumlah
Pengadukan
Initial Setting
Final Setting
Setting Time
100
10 menit 54 detik
9 menit 30 detik
20 menit 24 detik
120
13 menit 40 detik
10 menit 30 detik
24 menit 10 detik
Rata-rata:
12 menit 17 detik
10 menit
22 menit 17 detik
Tabel 4.3: Hasil pengamatan setting time gypsum tipe 2 dengan menggunakan
gypsum 25 gram dan air 17.5 ml.
Jumlah
Pengadukan
Initial Setting
Final Setting
Setting Time
110
18 menit 27 detik
13 menit
31 menit 27 detik
100
19 menit 12 detik
6 menit
25 menit 12 detik
Rata-rata:
18 menit 50 detik
9 menit 30 detik
28 menit 20 detik
5. PEMBAHASAN
Gipsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium
yang mendominasi pada mineralnya. Gipsum dihasilkan secara alami di
pegunungan berupa bubuk putih, dengan rumus kimia CaSO4.2H2O
(kalsium sulfat dihidrat). Dihidrat murni biasanya memiliki kandungan
kimia (dalam bentuk oksida), seperti CaO 32.5%, SO3 46,6%, dan H2O
20,9%.
Ketika hemihidrat dicampur dengan air terjadi reaksi, kemudian
penumpulan larutan kalsium sulfat dihidrat, dan penggumpalan kristal
dihidrat. Proses kristalisasi kalsium sulfat dihidrat terjadi ketika sebagian
besar sisa partikel hemihidrat larut.
Reaksi yang terjadi di atas termasuk reaksi reversible dan
eksoterm, dimana reaksi ini menghasilkan panas, dan dapat digambarkan
sebagai berikut:
(CaSO4)2.H2O+3H2O2CaSO4.2H2O + (CaSO4)2 yang tidak
bereaksi . H2O + panas
Hasil produk dari reaksi gipsum, dan peningkatan panas pada reaksi
eksotermis sama dengan panas asal yang digunakan pada proses pemanasan.
Hemihidrat empat kali lebih larut dalam air dari pada dihidrat pada
suhu ruang sekitar 20oC. Tahap setting reaksi dari dental gipsum dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Hemihidrat dicampur dengan air, terbentuk suatu suspensi cair
dan dapat dimanipulasi.
2. Hemihidrat larut terus hingga terbentuk larutan yang jenuh.
3. Larutan jenuh dari hemihidrat ini akan membentuk gumpalan
dihidrat yang diendapkan.
4. Terbentuk kristal baru, reaksi terus berlanjut sampai selesai.
(Annusavice, 2003, hal 258-259)
Untuk mengetahui pengaruh W/P ratio terhadap waktu pengerasan
(setting time) gipsum tipe II, dilakukan percobaan dengan komposisi air
dan bubuk gipsum yang berbeda-beda. Percobaan ini dilakukan dengan
tiga variasi W/P ratio.
Faktor lain yang mempengaruhi setting time dari dental gipsum ini
adalah cara pengadukan. Sebagian kristal gipsum terbentuk langsung
ketika plaster berkontak dengan air. Begitu pengadukan di mulai,
pembentukan kristal ini meningkat, pada saat yang sama, kristal-kristal
diputuskan oleh spatula pengaduk dan didistribusikan secara merata dalam
adukan dalam hasil bentukan lebih banyak nukleus kristalisasi. Selain itu
semakin cepat pengadukan yang diberikan maka partikel-partikel gipsum
atau nukleus akan semakin mudah dalam bertumbukan satu sama lain. Hal
inilah yang menyebabkan reaksi menjadi semakin cepat dan setting time
pun pendek. (Annusavice, 2003, hal. 264)
Pada praktikum ini, terdapat perbedaan antara landasan teori dan
hasil percobaan. Urutan setting time dari yang tercepat adalah percobaan
kedua, lalu percobaan pertama, dan percobaan
larutan yang dengan W/P ratio tinggi akan mengalami setting time lama.
Waktu pengadukan yang lebih lama dan gerakan pengadukan yang cepat
akan memperpendek setting time. Begitu juga sebaliknya, semakin singkat
waktu pengadukan dan gerakan pengadukan yang lambat akan
memperpanjang setting time.
6. KESIMPULAN
Percobaan ini menunjukkan bahwa hasil yang didapatkan tidak
sesuai dengan teori, disebabkan oleh kurang teliti dalam mengamati
percobaan sehingga data yang dihasilkan kurang akurat. Pada percobaan
pertama dengan rasio w : p 15ml : 25gr didapatkan rata-rata initial setting
selama 13 menit 35 detik dan final setting time 22 menit 35 detik.
Sedangkan pada percobaan kedua dengan rasio w : p 17,5ml : 25gr
didapatkan rata-rata initial setting selama 12 menit 17 detik dan final
setting 22 menit 17 detik.
Pada percobaan ketiga dengan rasio w : p 15ml : 20gr didapatkan
rata-rata initial setting selama 18 menit 50 detik dan final setting time 28
menit 20 detik. Apabila percobaan ketiga dan pertama dibandingkan, akan
didapatkan kesimpulan bahwa dengan penggunaan jumlah air yang sama,
semakin sedikit bubuk yang digunakan untuk manipulasi maka setting
time yang terjadi akan semakin lambat.
7. DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, K.J., 2003, Philips' Science of Dental Materials, 11th
ed., h.258-259, 262-264, WB Saunders, USA.
McCabe, J.F., Walls, A.W.G., 2008, Applied Dental Materials, 9th
ed., h.36-37, Blackwell, UK.