Anda di halaman 1dari 11

REVISI

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I


Topik

: Setting Time Gipsum Tipe II Berdasarkan W:P Ratio

Kelompok

: C6a

Tgl. Praktikum

: 17 April 2014

Pembimbing

: Devi Rianti, drg., M.Kes.

Penyusun :
No.

Nama

NIM

1
2
3

Vinanto Putero N
Fara Dwiyanti
Yusiar Dwi Prastiwi

021311133173
021311133174
021311133175

Sela Yuni Putriana

021311133177

Abdul Hafid F.B.

021311133178

DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2014

1. TUJUAN
Setelah praktikum mahasiswa mampu :
a. Melakukan manipulasi gipsum plaster dengan tepat
b. Mengukur intial setting time dengan tepat berdasarkan variasi perubahan
rasio w : p
c. Mengukur final setting time dengan tepat berdasarkan variasi perubahan
rasio w : p
2. BAHAN DAN ALAT
2.1. Bahan:
a. Gipsum plaster

Gambar 2.1.1: Gipsum plaster.

b. Air PAM

Gambar 2.1.2: Air PAM.

2.2. Alat:
a. Mangkuk karet
b. Spatula
c. Gelas ukur
d. Stopwatch
e. Timbangan analitik

Gambar 2.2.1: Timbangan analitik.

f. Cetakan bentuk cincin

Gambar 2.2.2: Cetakan bentuk cincin.

g. Vibrator

Gambar 2.2.3: Vibrator.

h. Jarum Gillmore

Gambar 2.2.4: Jarum Gillmore.


i. Termometer air

3. CARA KERJA
3.1. Pencampuran gipsum
a. Alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum dipersiapkan
terlebih dahulu.

b. Bubuk gipsum plaster ditimbang sebanyak 25 gram, 20 gram, 25


gram. Air PAM di ambil sebanyak 15 ml, 15 ml, 17.5 ml.
c. Air yang telah di ukur dimasukkan ke dalam mangkuk karet terlebih
dahulu, kemudian bubuk gipsum dimasukkan sedikit demi sedikit ke
dalam mangkuk karet dan di biarkan mengendap selama 30detik untuk
menghilangkan gelembung udara.
d. Pada saat mulai pencampuran antara gipsum dan air stopwatch
dinyalakan, pada saat itu mulai dihitung awal setting time.
e. Gipsum dan air di aduk sampai homogen menggunakan spatula dengan
gerakan memutar selama 1 menit/ 120 putaran, bersamaan dengan itu
mangkuk karet diputar secara perlahan-lahan. Kemudian diletakkan di
atas vibrator dengan kecepatan rendah selama 30detik untuk
menghilangkan gelembung udara.
f. Adonan gipsum dituangkan ke dalam cetakan di atas vibrator yang
sudah di hidupkan dengan kecepatan rendah untuk menghilangkan
udara yang terjebak, kemudian permukaan cetakan diratakan.
3.2. Pengukuran pengerasan awal ( initial setting )
a. Stopwatch dinyalakan dan pengukuran dimulai pada saat adonan
dituang ke dalam cetakan. Cetakkan diletakkan dibawah jarum
Gillmore dengan berat beban pound dengan penampang jarum 1/12
inch. Kemudian permukaan adonan gipsum ditusuk dengan gerakan
cepat dan jarum di angkat kembali, ujung jarum dibersihkan dengan
tissue.
b. Penusukan pada permukaan adonan diulangi lagi setiap 30detik sambil
cetakkan digerakkan memutar untuk mendapatkan daerah tusukan
yang berbeda.
c. Gerakan ini dilakukan sampai jarum tidak dapat menusuk permukaan
adonan gipsum, pada saat itu stopwatch dimatikan dan waktu dicatat.
3.3. Pengukuran pengerasan akhir ( final setting )
a. Setelah jarum Gillmore dengan ukuran 1/12 inch tidak dapat menusuk
permukaan adonan gipsum lagi, maka cetakan gipsum dipindahkan
kebawah jarum berukuran 1/24 inch dengan beban 1 pound.
b. Stopwatch dinyalakan, permukaan adonan gipsum ditusuk dengan
ujung jarum dengan cara seperti pada pengukuran initial setting sampai

jarum tidak dapat menusuk permukaan adonan gipsum. Pada saat itu
Stopwatch dimatikan waktu dicatat.
4. HASIL PRAKTIKUM
Tabel 4.1: Hasil pengamatan setting time gypsum tipe 2 dengan menggunakan
gipsum 25 gram dan air 15 ml.

Jumlah
Pengadukan

Initial Setting

Final Setting

Setting Time

109

11 menit 40 detik

11 menit 30 detik

23 menit 10 detik

120

15 menit 30 detik

6 menit 30 detik

22 menit

Rata-rata:

13 menit 35 detik

9 menit

22 menit 35 detik

Tabel 4.2: Hasil pengamatan setting time gypsum tipe 2 dengan menggunakan
gypsum 20 gram dan air 15 ml.

Jumlah
Pengadukan

Initial Setting

Final Setting

Setting Time

100

10 menit 54 detik

9 menit 30 detik

20 menit 24 detik

120

13 menit 40 detik

10 menit 30 detik

24 menit 10 detik

Rata-rata:

12 menit 17 detik

10 menit

22 menit 17 detik

Tabel 4.3: Hasil pengamatan setting time gypsum tipe 2 dengan menggunakan
gypsum 25 gram dan air 17.5 ml.

Jumlah
Pengadukan

Initial Setting

Final Setting

Setting Time

110

18 menit 27 detik

13 menit

31 menit 27 detik

100

19 menit 12 detik

6 menit

25 menit 12 detik

Rata-rata:

18 menit 50 detik

9 menit 30 detik

28 menit 20 detik

5. PEMBAHASAN
Gipsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium
yang mendominasi pada mineralnya. Gipsum dihasilkan secara alami di
pegunungan berupa bubuk putih, dengan rumus kimia CaSO4.2H2O
(kalsium sulfat dihidrat). Dihidrat murni biasanya memiliki kandungan
kimia (dalam bentuk oksida), seperti CaO 32.5%, SO3 46,6%, dan H2O
20,9%.
Ketika hemihidrat dicampur dengan air terjadi reaksi, kemudian
penumpulan larutan kalsium sulfat dihidrat, dan penggumpalan kristal
dihidrat. Proses kristalisasi kalsium sulfat dihidrat terjadi ketika sebagian
besar sisa partikel hemihidrat larut.
Reaksi yang terjadi di atas termasuk reaksi reversible dan
eksoterm, dimana reaksi ini menghasilkan panas, dan dapat digambarkan
sebagai berikut:
(CaSO4)2.H2O+3H2O2CaSO4.2H2O + (CaSO4)2 yang tidak
bereaksi . H2O + panas
Hasil produk dari reaksi gipsum, dan peningkatan panas pada reaksi
eksotermis sama dengan panas asal yang digunakan pada proses pemanasan.
Hemihidrat empat kali lebih larut dalam air dari pada dihidrat pada
suhu ruang sekitar 20oC. Tahap setting reaksi dari dental gipsum dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Hemihidrat dicampur dengan air, terbentuk suatu suspensi cair
dan dapat dimanipulasi.
2. Hemihidrat larut terus hingga terbentuk larutan yang jenuh.
3. Larutan jenuh dari hemihidrat ini akan membentuk gumpalan
dihidrat yang diendapkan.
4. Terbentuk kristal baru, reaksi terus berlanjut sampai selesai.
(Annusavice, 2003, hal 258-259)
Untuk mengetahui pengaruh W/P ratio terhadap waktu pengerasan
(setting time) gipsum tipe II, dilakukan percobaan dengan komposisi air
dan bubuk gipsum yang berbeda-beda. Percobaan ini dilakukan dengan
tiga variasi W/P ratio.

Percobaan pertama menggunakan 25 gram bubuk gipsum plaster


dan 15 ml air. Percobaan pertama ini dilakukan untuk mengetahui setting
time pada W/P ratio standar. Kemudian, dilakukan percobaan kedua yang
menggunakan 20 gram bubuk gipsum plaster dan 15 ml air. Percobaan
kedua dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pengurangan bubuk
gipsum terhadap setting time. Percobaan ketiga menggunakan 25 gram
gipsum plaster dengan 17,5 ml air. Percobaan ketiga ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh penambahan jumlah air terhadap setting time.
Setting time dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama yaitu initial
setting, yaitu dimana material berkembang menjadi padat namun lemah,
dan flow kurang. Pada saat tusukan dari jarum gillmore berdiameter 1/12
inch dengan beban Kg, tidak lagi meninggalkan bekas pada permukaan
gipsum, pada saat itu telah terjadi initial setting. Tahap setting selanjutnya
dapat diukur dengan menggunakan jarum gillmore yang lebih berat,
berdiameter 1/24 inch dan beban 1 Kg. Pada saat tusukan dari jarum
gillmore yang lebih berat tidak lagi meninggalkan bekas pada permukaan
gipsum, pada saat itu telah terjadi final setting. Pada tahap ini gipsum
telah mempunyai kekuatan dan kekerasan yang cukup untuk dilakukan
pengerjaan. (Annusavice, 2003, hal. 262-263)
Faktor yang mempengaruhi setting time dari dental gipsum dapat
dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang dikontrol oleh pabrik dan faktor
yang dapat di kontrol oleh operator. Kontrol yang dilakukan oleh pabrik
berupa perbandingan rasio yang diutuhkan agar dapat terbentuk
konsentrasi nucleating agent yang tinggi, produksi calcium sulfat dihydrat,
dan hasil pengkristalan nukleus sesuai standart. Pabrik juga menambahkan
beberapa accelerator dan retarder yang berpengaruh pada setting time dan
setting expansion dental plaster. Sedangkan kontrol yang dilakukan oleh
operator berupa temperatur, W/P ratio dan waktu pengadukan.
1. Temperatur
Peningkatan suhu dapat mempercepat proses pengentalan/pengerasan
namun mengurangi kristalisasi nukleus dihydrat.
2. W/P ratio

Peningkatan W/P ratio mengurangi setting time dengan menurunkan


jumlah konsentrasi nukleus dihydrat yang mengkristal.
Pada praktikum ini dilakukan percobaan dengan menggunakan tiga
macam W/P ratio yaitu 15ml : 25gram, 15ml : 20gram, dan 17,5ml :
25gram. Setelah mengamati diamati, larutan dengan W/P rasio 17,5ml :
25gram mengalami setting time selama 30 menit, dan larutan dengan
W/P ratio 15ml : 20gram mengalami setting time selama 26 menit.
Padahal perbandingan 15ml : 20gram memiliki W/P ratio yang tinggi
daripada perbandingan 17,5ml : 25gram. Sehingga terdapat sedikit
perbedaan antara hasil praktikum dengan teori. Ada beberapa
kemungkinan yang menyebabkan perbedaan tersebut, antara lain
cepatnya gerakan pengadukan dan kesalahan dalam pengamatan.
3. Mixing time
Peningkatan jumlah adukan memiliki dampak berbeda diandingkan
dengan faktor lainnya diatas. Peningkatan jumlah adukan justru
mempercepat setting dengan memecah kristal dihydrat selama proses
setting. (McCabe, 2008 hal. 36-37)

Faktor lain yang mempengaruhi setting time dari dental gipsum ini
adalah cara pengadukan. Sebagian kristal gipsum terbentuk langsung
ketika plaster berkontak dengan air. Begitu pengadukan di mulai,
pembentukan kristal ini meningkat, pada saat yang sama, kristal-kristal
diputuskan oleh spatula pengaduk dan didistribusikan secara merata dalam
adukan dalam hasil bentukan lebih banyak nukleus kristalisasi. Selain itu
semakin cepat pengadukan yang diberikan maka partikel-partikel gipsum
atau nukleus akan semakin mudah dalam bertumbukan satu sama lain. Hal
inilah yang menyebabkan reaksi menjadi semakin cepat dan setting time
pun pendek. (Annusavice, 2003, hal. 264)
Pada praktikum ini, terdapat perbedaan antara landasan teori dan
hasil percobaan. Urutan setting time dari yang tercepat adalah percobaan
kedua, lalu percobaan pertama, dan percobaan

ketiga. Menurut teori,

larutan yang dengan W/P ratio tinggi akan mengalami setting time lama.
Waktu pengadukan yang lebih lama dan gerakan pengadukan yang cepat
akan memperpendek setting time. Begitu juga sebaliknya, semakin singkat
waktu pengadukan dan gerakan pengadukan yang lambat akan
memperpanjang setting time.

6. KESIMPULAN
Percobaan ini menunjukkan bahwa hasil yang didapatkan tidak
sesuai dengan teori, disebabkan oleh kurang teliti dalam mengamati
percobaan sehingga data yang dihasilkan kurang akurat. Pada percobaan
pertama dengan rasio w : p 15ml : 25gr didapatkan rata-rata initial setting
selama 13 menit 35 detik dan final setting time 22 menit 35 detik.
Sedangkan pada percobaan kedua dengan rasio w : p 17,5ml : 25gr
didapatkan rata-rata initial setting selama 12 menit 17 detik dan final
setting 22 menit 17 detik.
Pada percobaan ketiga dengan rasio w : p 15ml : 20gr didapatkan
rata-rata initial setting selama 18 menit 50 detik dan final setting time 28
menit 20 detik. Apabila percobaan ketiga dan pertama dibandingkan, akan
didapatkan kesimpulan bahwa dengan penggunaan jumlah air yang sama,
semakin sedikit bubuk yang digunakan untuk manipulasi maka setting
time yang terjadi akan semakin lambat.

7. DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, K.J., 2003, Philips' Science of Dental Materials, 11th
ed., h.258-259, 262-264, WB Saunders, USA.
McCabe, J.F., Walls, A.W.G., 2008, Applied Dental Materials, 9th
ed., h.36-37, Blackwell, UK.

Anda mungkin juga menyukai