PNEUMONIA
Pembimbing:
dr. Diana Nainggolan, Sp.Rad
Oleh:
Aris Sudarwoko S.Ked
09700289
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam
bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang sedang
maju.
Laporan WHO 1999 menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi
akibat penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk
pneumonia dan influenza. Di Indonesia dari buku SEAMIC Health Statistic 2001,
influenza dan pneumonia merupakan penyebab kematian nomer enam. Sedang
dari hasil survei kesehatan rumah tangga Depkes 2001, penyakit infeksi saluran
napas bagian bawah menempati urutan ke 2 sebagai penyebab kematian.
Di RSUD Dr.Soetomo Surabaya, pneumonia komuniti menduduki peringkat
keempat dari sepuluh penyakit terbanyak yang dirawat per tahun. Angka kematian
pneumonia komuniti yang dirawat inap berkisar antara 20 35 %. Di SMF Paru
RSUP Persahabatan 2001 infeksi juga merupakan penyakit paru utama, 58%
diantara penderita rawat jalan adalah kasus infeksi dan 11,6% diantaranya kasus
nontuberkulosis, sedang pada penderita rawat inap 58,8% kasus infeksi dan 14,6%
diantaranya infeksi nontuberkulosis.
Di negara maju seperti Amerika, insiden pneumonia komuniti adalah 12
kasus per 1000 orang per tahun dan merupakan penyebab kematian utama akibat
infeksi pada orang dewasa, dan angka kematiannya adalah 15%.
Penyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan waktu beberapa hari
untuk mendapatkan hasilnya. Di negara maju seperti Amerika, dengan cara invasif
pun penyebab pneumonia hanya ditemukan 50%. Mengingat pneumonia dapat
menyebabkan kematian bila tidak segera diobati, maka pengobatan awal antibiotik
harus diberikan secara empris.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pulmo
dextra
mempunyai
sepuluh
segmen,
yaitu
lima buah segmen pada lobus superior, dua buah segmen pada lobus medial, da
n tiga buahsegmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini terbagi lagi
menjadi belahan-belahanyang bernama lobules.
Diantara lobules satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat
yang
berisi pembuluh
lobules terdapat
darah,
getah
sebuah bronkeolus.Di
bening,
dalam
dan saraf.
lobules,
Dalam tiap
bronkeolus
ini
Segmen apicale
Segmen posterior
Segmen anterior
b.Lobus medius :
Segmen lateral
Segmen medial
c.Lobus inferior :
Segmen apicobasal
Segmen mediobasal
Segmen anterobasal
Segmen laterobasal
Segmen posterobasal
d. Nodule lymphoideus
Pada pulmo sinistra terdapat incisura cardiac yang merupakan lengkung
untuk jantung(cardiac notch) dan impression cardiac yang lebih besar, karena
2/3 jantung terletak di pulmo sinistra.
2.2 Fisiologi
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung-gelembung (gelembung hawa = alveoli). Gelembung gelembung
alveoli ini terdiri dari sel-selepitel dan endotel. Jika dibentangkan luas
permukaannya lebih kurang 90 m pada lapisaninilah terjadi pertukaran udara, O2
masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah.Banyaknya gelembung
paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dankanan).Paru-paru
terletak pada rongga dada, datarannya menghadap ke tengah ronggadada/kavum
mediastinum. Pada bagian tengah itu terdapat hilus. Padamediastinum depan
terletak jantung.
Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada
pernafasanmelalui paru-paru atau pernapasan Externa, oksigen diambil melalui
hidung dan mulut, padawaktu pernafasan, oksigen masuk melalui trakea dan
bronchial ke alveoli, dan dapat erathubungan dengan darah di dalam kapiler
pulmonaris.Hanya
satu
lapis
membran,
yaitu
membran
alveoli-kapiler,
berdifusi
dari
pada
oksigen.Semua
proses
ini
10
Pada
seorang
laki-laki,
normal
4-5
liter
dan
seorang perempuan 3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada penyakit paruparu, pada peyakit jantung(yang menimbulkan kongesti paru) dan
kelemahan otot pernapasan.
Pleura
Paru-paru
dibungkus
oeh
selaput
selaput yang
bernama
11
(pleura), menghindarkan
bronkus
utama
kiri
bercabang
menjadi bronkus lobus atas dan bawah. Jadi, tiga lobus kanan dan dua lobus kiri d
iisi oleh bronkus sekunder dan setiap bronkus lobaris bercabang lebih lanjut
menjadi bronkus tertier, yang turut menyusun segmen bronkopulmonar , dalam
tiap paru terdapat sepuluh segmen.
Bronkus
Susunan bronkus ekstrapulmonar sangat mirip trakea dan hanya
berbeda dalamgaris tengahnya yang lebih kecil. Pada bronkus utama,
12
Di
13
Gambar 2. Bronkus
Bronkiolus
Suatu bronkiolus dianggap sebagai suatu saluran penghantar bergaris
tengah 1mm atau kurang, terbenam di dalam sedikit jaringan ikat dan di
kelilingi
oleh
ini
tidak
diketahui,
diduga
15
nampak
menyolokterutama
pada
muara
alveoli
dan
sakus
16
Alveoli
Alveoli bentuknya polihedral atau heksagonal, tanpa satu dindingnya
yangmemungkinkan difusi udara dari bronkiolus respiratorius, duktus
alveolaris, atria atausakus alveolaris. Alveoli yang berdampingan dipisahkan
oleh septum intreralveolaris.Masing-masing alveolus dilapisi epitel gepeng
yang sangat halus tapi sempurna.Terdapat celah pada septum sehingga
memungkinkan hubungan antara dua alveoliyang saling berdampingan
disebut porus alveolaris. Septum interalveolaris dibungkus pada masingmasing permukaannya oleh epitel tipis yang membatasi alveoli sertamengan
dung
banyak
pleksus
kapiler
di
dalam
kerangka
jaringan
ikat
0,2
dengan
gelembung-gelembung
mikropinositotik
pada permukaan basal dan apical dan sel-sel berdampingan yang saling
berkaitanmelalui
taut
kedap(occluding
junction) dan
desmosom
bercak(spot desmosome).
b. Sel alveolar besar (tipe II) atau sel septaSel-sel ini tampak sendirisendiri atau sebagai kelompok-kelompok kecil diantara sel-sel epitel
gepeng dan membentuk taut kedap. Bentuk selnya kubis danmenonjol
ke dalam ruangan alveoli yang biasanya terletak di sudut dindingalveoli.
Dengan mikroskop cahaya, sel-sel ini dapat dikenali karena memiliki
intiyang vesikular dan sitoplasma yang bervakuol. Pada mikroskop elektron,
seltersebut tampak sebagai sel sekretoris dengan retikulum granular
mitokondria,aparat golgi, mikrovili dari permukaan apical dan badan-badan
multilamel atausitosom di sitoplasma bagian apikal. Sel ini mempunyai
kemampuan mitosis dan beberapa sel anak dianggap dapat menjadi sel
tipe I. Jadi sel tipe II adalah sumberutama pembentukan sel baru yang
melapisi alveoli.
17
sel
18
19
2.7 Patogenesis
Dalam keadaan sehat, tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme di
paru. Keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru. Apabila
terjadi ketidak-seimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dan
lingkungan, maka mikroorganisme dapat masuk, berkembang biak dan
menimbulkan penyakit.
Resiko terjadinya infeksi pada paru sangat tergantung pada kemampuan
mikroorganisme untuk mencapai dan merusak permukaan epitel saluran nafas.
Ada beberapa cara mikroorganisme untuk mencapai permukaan saluran nafas :
1.
2.
3.
4.
Inokulasi langsung
Penyebaran melalui pembuluh darah
Inhalasi bahan aerosol
Kolonisasi pada permukaan mukosa
Dari keempat cara diatas yang terbanyak adalah kolonisasi. Secara inhalasi
terjadi pada infeksi virus, infeksi mikroorganisme atipikal, infeksi mikobakteria
atau jamur. Kebanyakan bakteri dengan ukuran 0,5 - 2,0 mm melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi. Bila
terjadi kolonisasi mikroorganisme pada saluran napas atas ( hidung, orofaring )
kemudian terjadi aspirasi ke saluran pernapasan bagian bawah dan terjadi
inokulasi, maka hal ini merupakan awal dari permulaan infeksi dari sebagian
besar infeksi paru. Aspirasi sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang
normal waktu tidur ( 50% ) juga pada keadaan penurunan kesadaran, peminum
alkohol dan pemakai obat ( drug abuse ).
Pada pneumonia biasanya mikroorganisme masuk secara inhalasi atau
aspirasi. Umumnya mikroorganisme yang terdapat di saluran nafas bagian atas
sama dengan di saluran nafas bagian bawah, akan tetapi pada beberapa penelitian
tidak ditemukan jenis mikroorganisme yang sama.
2.8 Patologi
Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan
reaksi radang berupa edema dari seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel
PMN dan diapedesis dari eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum
terbentuk antibodi. Sel-sel PMN mendesak bakteri ke permukaan alveoli dan
20
gambaran
pneumonia
Streptococcus
lobaris
pneumonia.
tersering
Pseudomonas
disebabkan
aeruginosa
oleh
sering
22
23
3.1.1.2 Pneumonia
Nosokomial ...............................................................
3.1.1.3 Pneumonia Aspirasi
24