LANDASAN TEORI
Ikan nila selama ini dikenal dengan nama ilmiah Tilapia nilotica, namun
menurut klasifikasi terbaru pada Tahun 1982 nama ilmiah ikan nila adalah
Oreochromis nilotica. Perubahan klasifikasi terbaru tersebut dipelopori oleh
Trewavas pada Tahun 1980 dengan membagi Tilapia menjadi tiga genus
berdasarkan perilaku kepedulian induk ikan terhadap anaknya (Kordi, 2004: 34).
Klasifikasi ikan nila (Oreochromis nilotica), menurut Saanin (1984) adalah
sebagai berikut :
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Subkelas : Acanthopterygii
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis nilotica
A;
B;
sirip punggung ada delapan buah. Garis dengan pola yang sama (garis
vertikal) juga tedapat di kedua sisi tubuh ikan nila dengan jumlah delapan
buah. Ikan nila memiliki lima buah sirip, yakni sirip punggung (dorsal fin),
sirip dada (pectoral fin), sirip perut (venteral fin), sirip anus (anal fin), dan
sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya memanjang, dari bagian atas
tutup insang hingga bagian atas sirip ekor. Ada sepasang sirip dada dan sirip
perut yang berukuran kecil. Sirip anus hanya satu buah dan berbentuk agak
panjang. Sementara itu, sirip ekornya berbentuk bulat dan hanya berjumlah
satu buah (Suyanto, 2010: 19).
Jika dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya, ikan nila jantan
memiliki ukuran sisik yang lebih besar daripada ikan nila betina. Alat
kelamin ikan nila jantan berupa tonjolan agak runcing yang berfungsi sebagi
muara urin dan saluran sperma yang terletak di depan anus. Jika diurut,
perut ikan nila jantan akan mengeluarkan cairan bening. Sementara itu, ikan
nila betina mempunyai lubang genital terpisah dengan lubang saluran urin
yang terletak di depan anus. Bentuk hidung dan rahang belakangnya agak
lancip dan berwarna kuning terang. Sirip punggung dan sirip ekor ikan nila
jantan berupa garis putus-putus, sedangkan pada ikan nila betina, garisnya
berlanjut (tidak terputus) dan melingkar.
Lingkungan hidup (habitat) ikan nila
Ikan nila hidup di perairan tawar, seperti kolam, sawah, sungai, danau,
waduk, rawa dan genangan air lainnya. Di samping itu, ikan nila dapat
beradaptasi di perairan payau dan perairan laut, terutama dengan teknik
adaptasi bertahap.
Lingkungan tumbuh (habitat) yang paling ideal untuk pertumbuhan
ikan nila adalah perairan tawar yang memiliki suhu antara 14 0C - 380C atau
suhu optimal 250C - 300C. Meskipun demikian, pada masa berpijah ikan nila
membutuhkan suhu antara 220C - 270C. Keadaan suhu rendah (kurang dari
140C) ataupun suhu terlalu tinggi (di atas 300C), dapat mengganggu
pertumbuhan ikan nila. Suhu yang rendah sekitar 60C ataupun suhu terlalu
tinggi sebesar 420C dapat mematikam ikan nila (Rukmana, 1997:24).
Selain itu, kualitas air tempat tumbuh dan berkembang ikan nila juga
harus memenuhi beberapa persyaratan. Ada beberapa variabel penting yang
berhubungan dengan kualitas air, dua diantaranya yaitu kandungan oksigen
dan karbondioksida, serta pH air.
1;
Kandungan Oksigen dan Karbondioksida
2;
C;