Anda di halaman 1dari 6

ANALISA RANGKAIAN CENTRAL OFFICE LINE INTERFACE PADA

PRIVATE AUTOMATIC BRANCH EXCHANGE PANASONIC KX-T206SBX


Farrih Mustafid
10405286
ABSTRAKSI
PABX atau private automatic branch exchange adalah suatu sistem switching telepon
otomatis didalam suatu jaringan komunikasi internal. PABX memiliki prinsip kerja yang sama
dengan Public Switched Telephone Network (PSTN). PABX menerima input dari jaringan dan luar
jaringan.
PABX terdiri dari beberapa blok rangkaian. Salah satu bloknya, yaitu blok rangkaian CO
(Central Office) line interface PABX. CO line berperan penting dalam komunikasi antara jaringan
PABX dan jaringan di luar PABX (PSTN). Blok CO line itu sendiri terdiri dari rangkaian pada blok
Ring Signal Detect Circuit yang berfungsi sebagai pendeteksi sinyal ring yang datang, blok DC loop
formation circuit yang berfungsi sebagai penyedia tegangan DC agar perangkat aktif. Sedangkan,
rangkaian bidirectional circuit berfungsi untuk mengatur komunikasi antara CO line dengan
extension. Artinya, rangkaian DC loop formation cicuit dan rangkaian bidirectional circuit
merupakan jalur suara manusia ketika sedang melakukan komunikasi menggunakan PABX. Pada
PABX Panasonic KX-T206SBX ini didapatkan persentase kesalahan voltage supply pada bell
detection mencapai 3.2%, sedangkan persentase kesalahan pada perbandingan jeda waktu sinyal
ringback ketika menyala berdasarkan teori dan pengambilan data mencapai 25.5%. Persentase
kesalahan mencapai nilai yang cukup besar, namun komunikasi menggunakan PABX masih berjalan
dengan baik.
Analisa Central Office Line Interface ini dilakukan untuk dapat memahami prinsip kerja
Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk itu, setelah laporan penulisan dibuat, penulis
membuat modul PABX sebagai keperluan praktikum mahasiswa dalam memahami prinsip kerja
tersebut.

PABX atau private automatic


branch exchange adalah suatu sistem
switching telepon otomatis di dalam
suatu jaringan komunikasi internal.
Dengan kata lain, PABX merupakan
perangkat switching electronic yang
digunakan untuk melakukan hubungan
komunikasi dari satu tempat ke tempat
lain dalam sebuah area tertentu.
Perangkat ini banyak digunakan pada
gedung perkantoran, rumah sakit,
kampus, atau pabrik dengan fungsi
sebagai penghubung masing-masing
ruangan yang ada pada suatu area
tertentu. PABX memiliki prinsip kerja
yang sama dengan Public Switched

Telephone Network (PSTN). Di bawah


ini merupakan blok diagram umum
secara keseluruhan PABX Panasonic
KX-Tseries:

Gambar 1. Blok Diagram PABX

Pada penulisan ini membahas


blok central office (CO) line. karena
blok tersebut memiliki peranan penting
dalam komunikasi antara jaringan
PABX dengan jaringan PSTN. Blok
CO line interface terdiri dari beberapa
blok seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. Subblok diagram CO line


interface
Melalui penulisan ini diharapkan kita
dapat mempelajari tentang cara kerja
PABX secara umum, proses yang
terjadi pada blok rangkaian CO line
interface (Ring signal detect circuit,
DC
loop
formation
circuit,
bidirectional circuit), dan DTMF pada
PABX.
Ring signal detect circuit
Ring signal detect circuit berfungsi
sebagai pendeteksi sinyal ring yang
datang. Pembahasan pada blok ring
signal circuit akan dibagi menjadi 3
pembahasan,
diantaranya:
surge
protector, gyrator, dan rangkaian bell
detection.
1. Surge protector
Surge protector memiliki fungsi
untuk
melindungi
peralatan
elektronik dari induksi petir atau
induksi listrik.

2. Gyrator
Pada PABX, sinyal harus diredam
sedangkan arus rata dilewatkan oleh
karena itu dipakai suatu rangkaian
untuk meredam perambatan sinyal ke
suplai ini. Karena induktor ukuran
beberapa Henry terlau besar maka
dibuat
suatu
rangkaian
yang
berfungsi sama dengan induktor ini
yaitu untuk memberi arus rata dan
meredam sinyal. Rangkaian ini
disebut rangkaian gyrator.
3. Bell detection
Pada bell detection, input berupa
gelombang kotak sempurna (ada atau
tidak ada tegangan masukan).
Kemudian output yang dihasilkan
berupa gelombang kotak yang sedikit
halus setiap kenaikan ataupun
penurunan
tegangan
output.
Tegangan output yang berubah
(naik-turun) tersebut mengakibatkan
telepon berdering ketika ada
panggilan masuk.
DC loop formation circuit
Rangkaian DC loop formation circuit
berfungsi sebagai penyedia tegangan
DC agar perangkat aktif.
1. Dioda bridge
Pada
rangkaian
PABX
ini
menggunakan dioda bridge sebagai
penyearah gelombang (penyearah
tegangan atau dari AC ke DC).
2. Dioda zener
Dioda Zener biasanya digunakan
secara luas dalam sirkuit elektronik.
Fungsi utamanya adalah untuk
menstabilkan tegangan. Sebuah
dioda zener akan bertingkah seperti
sebuah
kortsleting
(hubungan
singkat) saat tegangan mencapai
tegangan rusak diode tersebut. Dioda

zener akan bekerja ketika diberikan


tegangan input melebihi dioda
tersebut, kemudian dioda zener akan
memberikan tegangan output yang
stabil sesuai keterangan yang tertera
pada dioda tersebut. Namun, ketika
tegangan
input
lebih
kecil
dibandingkan dengan dioda tersebut,
maka diode berlaku sebagai saklar
terbuka dan rangkaian kembali pada
pembagi tegangan.
Bidirectional circuit
Rangkaian
bidirectional
circuit
berfungsi untuk mengatur komunikasi
antara CO line dengan extension.
Trafo Impedance
Trafo impedance digunakan untuk
menyamakan hambatan dari primer ke
sekunder. Karena hambatan pada
rangkaian sisi primer dan sekunder
sama, maka arus dan bentuk
gelombang yang melewatinya akan
sama. Sehingga tidak terjadi kesalahan
komunikasi
antar
penelepon.
Kesalahan yang dimaksud, yaitu suara
yang didengar oleh penelpon tidak
terlalu besar dan suara penerima tidak
terlalu kecil, begitu juga sebaliknya.
DTMF (Dual tone multi frequency)
DTMF (Dual tones Multi Frequency)
dapat didefinisikan sebagai dua jenis
nada berbeda yang menghasilkan
banyak frekuensi. Dua jenis nada ini
adalah kelompok high frekuency dan
low frekuency. Kedua sinyal ini lalu
digabungkan dan akan menjadi sebuah
sinyal DTMF. Penggabungan sinyal itu
sudah dikelompokan melalui matrix
switching.
Proses
DTMF
ini
berhubungan
dengan
penekanan

tombol
pada
keypad,
dimana
penekanan
keypad
tersebut
menghasilkan dua frekuensi (high
frekuency dan low frekuency).
Frekuensi yang dihasilkan ditunjukkan
pada function table DTMF.
Pengujian dan analisa voltage supply
pada rangkaian CO line
Pada
pembahasan
ini,
penulis
mengukur tiap-tiap titik suplai
tegangan berdasarkan alat ukur
(multimeter) dibandingkan dengan
nilai tegangan yang tertera pada
manual book PABX Panasonic KXT206SBX.
Sehingga,
didapatkan
persentase kesalahan.
1. Voltage supply pada IC analog
switch (MC14066B).
Berdasarkan nilai yang tertera pada
skematik,
seharusnya
suplai
tegangan bernilai +15 Vdv.
Namun,
pada
pengukuran
menggunakan multimeter tegangan
bernilai +15.25 Vdc. Sehingga,
didapatkan persentase kesalahan
sebesar: 1.66%.
2. Voltage supply pada IC Amplifier
(YD4558).
Berdasarkan skematik rangkaian,
suplai tegangan untuk IC ini
seharusnya sebesar +15 Vdc.
Namun, pada pengukuran yang
dilakukan penulis suplai tegangan
untuk IC ini sebesar +15.27 Vdc.
sehingga, didapatkan persentase
kesalahan sebesar: 1.80%.
3. Voltage supply pada bell detection.
Suplai tegangan untuk bell
detection seharusnya sebesar +5
Vdc. Namun, pada pengukuran
yang
dilakukan
penulis
menggunakan multimeter, didapat

tegangan sebesar +5.16 Vdc.


Sehingga, persentase kesalahan
sebesar: 3.2%.
4. Voltage supply pada driver.
Berdasarkan skematik yang terdapat
pada manual book (titik 4), suplai
tegangan yang seharusnya diberikan
adalah sebesar +15 Vdc. Namun,
pada pengukuran yang dilakukan
penulis, tegangan sebesar +15.23
Vdc. Sehingga, persentase kesalahan
voltage supply sebesar: 1.53%.
a. Tegangan basis driver 1
Berdasarkan skematik pada
manual book tegangan basis
untuk Driver 1 adalah sebesar
+5
Vdc.
Namun,
pada
pengukuran yang dilakukan
oleh
penulis,
didapatkan
tegangan sebesar +5.13 Vdc.
Sehingga,
persentase
kesalahannya sebesar: 2.60%.
b. Tegangan basis driver 2
Berdasarkan skematik pada
manual book tegangan basis
untuk Driver 2 adalah sebesar
+5
Vdc.
Namun,
pada
pengukuran yang dilakukan
oleh
penulis,
didapatkan
tegangan sebesar +5.13 Vdc.
Sehingga,
persentase
kesalahannya sebesar: 2.60%.
c. Tegangan basis driver 3
Berdasarkan skematik pada
manual book tegangan basis
untuk Driver 3 adalah sebesar
+5
Vdc.
Namun,
pada
pengukuran yang dilakukan
oleh
penulis,
didapatkan
tegangan sebesar +5.14 Vdc.
Sehingga,
persentase
kesalahannya sebesar: 2.80%.

d. Tegangan basis driver 4


Berdasarkan skematik pada
manual book tegangan basis
untuk Driver 4 adalah sebesar
+5
Vdc.
Namun,
pada
pengukuran yang dilakukan
oleh
penulis,
didapatkan
tegangan sebesar +5.14 Vdc.
Sehingga,
persentase
kesalahannya sebesar: 2.80%.
Pengujian dan analisa sinyal telepon
1. Sinyal Dial
Sinyal dial adalah sinyal yang
memberikan informasi ke penelepon
bahwa kantor sentral telepon siap
untuk menerima kiriman DTMF
(penekanan
tombol).
Untuk
mendapatkan bentuk sinyal dial,
penulis
menempelkan
prope
oscilloscope di roset.
2. Sinyal busy
Sinyal busy adalah sinyal yang
memberikan
informasi
bahwa
telepon tujuan sedang sibuk atau
semua line kosong yang ada terpakai
(bila pada PABX). Pada busy tone,
dual frekwensi ini diberikan secara
terputus
dengan
jeda
waktu
umumnya 500 ms nyala dan 500ms
mati secara terus menerus. Namun,
pada 10 kali pengambilan data yang
dilakukan penulis, didapatkan ratarata waktu yang dibutuhkan sinyal
busy ketika menyala sebesar 514ms.
Sehingga, didapatkan persentase
kesalahan sebesar: 2.8%. Sedangkan,
rata-rata waktu yang dibutuhkan
sinyal busy ketika tidak menyala
sebesar 528ms. Sehingga, didapatkan
persentase kesalahan sebesar: 5.6%.

3. Sinyal ringback
Sinyal ringback adalah sinyal yang
memberikan informasi ke penelepon
bahwa telepon yang dituju sedang
berdering sehingga penelepon dapat
mengetahui seberapa lama telepon
tersebut
diangkat.
Sinyal
ini
memakai dual frekwensi yang sama
dengan dial tone hanya jeda
waktunya sama dengan jeda waktu
sinyal dering yaitu 1000ms nyala dan
4000ms mati. Namun, pada 10 kali
pengambilan data yang dilakukan
penulis, didapatkan rata-rata waktu
yang dibutuhkan sinyal ringback
ketika menyala sebesar 745ms.
Sehingga, didapatkan persentase
kesalahan
sebesar:
25.5%.
Sedangkan, rata-rata waktu yang
dibutuhkan sinyal ringback ketika
tidak menyala sebesar 4124ms.
Sehingga, didapatkan persentase
kesalahan sebesar: 3.1%.

Tabel 1. Data output rangkaian CO


line pada output 1
Kondisi
Vdc
Vac
Ketika tidak
5
10.2
ada
panggilan
Ketika ada 0.6,1.6,2.4 0.1,0.8,1.
panggilan
,3.8,4.9
0,2.2,5.8,
8.9,10.2
Ketika
5
10.2
diangkat dan
komunikasi
berlangsung

Bel dering
Bel dering pada telepon dipakai untuk
menghasilkan suara dering pada
telepon dimana bel ini hanya akan
merespon tegangan bolak-balik sebesar
40 sampai 150 Vac. Namun, pada
pengukuran yang dilakukan pada saat
ada panggilan masuk, tegangan
berubah
naik
perlahan
yaitu:
122.4,138.3,155.5,154,5
Vac.
Sehingga, ketika dilihat berdasarkan
nilai tegangan maksimum didapat
persentase kesalahan sebesar: 3%.

Tabel 2. Data output rangkaian CO


line pada output 2 dan output 3
Kondisi
Vdc
Vac
Ketika tidak ada
7.5
15.9
panggilan
Ketika
ada
7.5
15.9
panggilan
Ketika diangkat
7.5
15.9
dan komunikasi
berlangsung

Pengujian dan analisa output


rangkaian CO line
Penulis melakukan pengukuran pada
output 1. Lihat tabel di bawah ini.

Output 1 ini akan berubah-ubah


nilainya ketika ada sinyal panggilan.
Hal tersebut sesuai dengan fungsi
rangkaian ini, yaitu rangkaian Ring
signal detect circuit yang berfungsi
sebagai pendeteksi sinyal ring yang
datang. Kemudian, pengukuran pada
output 2 dan output 3 menghasilkan
data-data pada tabel di bawah ini.

rangkaian ini merupakan jalur suara


manusia ketika pembicaraan sedang
dilakukan oleh penelpon dan penerima.
Tidak adanya ripple pada sinyal ini
dikarenakan adanya diode zener pada
rangkaian
di
depannya
yang

menstabilkan tegangan yang keluar


dari rangkaian ini.
Kesimpulan
Berdasarkan
penelitian,
analisa
rangkaian PABX dan studi pustaka
yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan :
1. Analisa Central Office Line
Interface ini sesuai dengan tujuan
yang
diharapkan,
yaitu
mempermudah dalam memahami
cara kerja Public Switched
Telephone Network (PSTN).
Ketika ada panggilan yang
datang dari luar jaringan PABX,
ring signal detect circuit
membuat telepon yang dituju
berdering.
Setelah
telepon
tersebut diangkat, hubungan
dengan ring signal detect circuit
terputus
(dering
berhenti).
Kemudian, arus mengalir menuju
DC loop formation circuit untuk
mengaktifkan perangkat DC.
Sehingga, bidirectional circuit
aktif dan menghubungkan CO
line dengan extension untuk
berkomunikasi.
Saran
Pada penulisan selanjutnya, alangkah
lebih baik membahas rangkaian
keseluruhan PABX. Hal itu dilakukan
agar lebih dapat dipahami cara kerja
Public Switched Telephone Network
(PSTN) melalui pembelajaran PABX.
Namun, tidak dipungkiri kesulitan
yang akan dihadapi jauh lebih besar
pada saat menganalisa rangkaian
secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai