Anda di halaman 1dari 33

I.

II.

Judul Percobaan
Tujuan Percobaan

: Kromatografi Lapis Tipis (KLT)


:1. Menentukan komposisi eluen yang tepat
dengan metode cincin terkonsentrasi
2. Menentukan nilai Rf dari zat warna pada
tanaman dengan menggunakan pelat

III.
IV.
V.

Hari / Tanggal Percobaan


Selesai Percobaan
Dasar Teori

KLT.
: Senin / 04 Mei 2015 pukul 13.00 WIB
: Senin / 04 Mei 2015 pukul 16.00 WIB
:

Kromatografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata
yairu, chromos yang berarti warna dan graphos yang berarti menulis. Jadi
kromatografi

berarti

penulisan

dengan

warna.

Pemisahan

secara

kromatografi yang berhasil dengan baik yaitu dengan mengkompromikan


dengan berkaitan daya pisah kromatografi, bebas cuplikan dan waktu
analisis atau kecepatan seperti daya pisah dan kecepatan kapasitas.
Kromatografi adalah istilah hukum untuk berbagai cara pemisahan
berdasarkan partisi cuplikan antara fase gerak dan fase diam dan berupa gas
atau zat cair, fase diam, berupa cair dan zat padat. Secara umum dapat
dikatakan bahwa kromatografi adalah suatu proses migrasi diferensial
dinamis dalam sistem komponen-komponen cuplikan yang ditahan secara
selektif oleh fase diam.
Semua

tipe

kromatografi

melibatkan

interaksi

zat

terlarut (solut) dengan pelarut sebagai fasa gerak dan


adsorben sebagai fasa diamnya, sehingga tercapai suatu
kesetimbangan

dinamis.

Ditinjau

dari

konfigurasinya,

kromatografi dibedakan menjadi kromatografi kolom dan


kromatografi planar. Kromatografi dengan konfigurasi planar
ada

dua

macam

yaitu

kromatografi

kertas

(KK)

dan

kromatografi lapis tipis (KLT).


Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu teknik yang menggunakan
lempeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi penyerap untuk lapisan
tipis dan kering bentuk silika gel, alumina, selulosa dan polianida. Untuk

menotolkan larutan cuplikan pada lempeng kaca, pada dasarnya dgunakan


mikro pipet/ pipa kapiler. Setelah itu, bagian bawah dari lempeng dicelup
dalam larutan pengulsi di dalam wadah yang tertutup (Chamber). KLT dapat
digunakan untuk memisahkan senyawasenyawa yang sifatnya hidrofobik
seperti lipidalipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan
kromatografi kertas. KLT juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk
kromatografi kolom, analisis fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom,
identifikasi senyawa secara kromatografi, dan isolasi senyawa murni skala
kecil. Bahan lapisan tipis seperti silika gel adalah senyawa yang tidak
bereaksi dengan pereaksipereaksi yang lebih reaktif seperti asam sulfat.
Dasar pemisahan KLT adalah perbedaan kecepatan migrasi di antara
fasa diam yang berupa padatan dan fasa gerak yang merupakan campuran
solven (eluen) yang juga dikenal dengan istilah pelarut pengembang
campuran. Jenis eluen yang digunakan tergantung jenis
sampel yang akan dipisahkan. Cara termudah untuk memilih
jenis eluen yang tepat adalah dengan menggunakan metode
cincin terkonsentrasi.
Pemilihan Pelarut Pengembangan ( Eluen )
Eluent dapat digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya
pelarut atau campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang
banyak digunakan adalah jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis
silika. Penggolongan ini dikenal sebagai deret eluotropik pelarut. Suatu
pelarut yang bersifat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut yang
relatif tak polar dari ikatannya dengan alumina (jel silika) (Kantasubrata,
1993).
Pemilihan eluen untuk pengembang disesuaikan dengan sifat kelarutan
senyawa yang dianalisis. Eluen yang menyebabkan seluruh noda yang
ditotolkan pada pelat naik sampai batas atas pelat (solven front) tanpa
mengalami pemisahan berarti eluen terlalu polar. Sebaliknya jika noda
ditotolkan sama sekali tidak bergerak berarti eluen kurang polar. Untuk
menguji kesesuaian eluen dengan analit digunakan metode cicin
terkonsentrasi yang memeberikan gambar sabagai berikut :

Persiapan Chamber
Chamber yang digunakan dapat berupa bejana, gelas atau botol dari
kaca dengan dasar rata. Bagian dalam chamber diisi dengan kertas sampai
seluruh dinding chamber tertutup oleh kertas saring, bagian atas chamber
tidak tertutup dengan kertas saring sekitar 2-3 cm kemudian eluan yang
digunakan dimasukkan dalam chamber sebanyak 5 mL untuk menguji kertas
saring dengan uap eluen tersebut dan selama proses penjenuhan chamber
harus ditutup dengan plat kaca samapi kertas saring basa seluruhnya.
Tahap Penotolan Dan Tahap Pengembangan
Untuk pengucian cicin terkonsentrasi, pada sebuah plat ditotolkan
beberapa noda sampel yang sama kemudian setiap noda ditotolkan eluan
yang berbeda. Sedangkan pada penentuan Rf pada sebuah plat ditotolkan
beberapa noda yang sama di bawah pelat, kemudian pelat dimasukkan
dalam chamber yang bersisi eluan yang dijenuhkan.
Setelah eluen mencapai batas atas pelat, maka pelat segera diangkat
noda yang terbentuk ditandai dengan pensil kemudian diukur Rf-nya. Jika
tidak ada noda yang terlihat maka pelat disemprot dengan pereaksi
penimbul warna seperti ditizon, ninhidrin, kalium kromat, ammonium
sulfide, dan sebagainya. Atau dengan cara menyinari pelat dengan sinar ultra
violet atau menjnuhkan pelat dengan uap iodium.
Data yang diperoleh dari KLT adalah nilai Rf yang berguna untuk
identifikasi senyawa. Nilai Rf untuk senyawa murni dapat dibandingkan
dengan nilai Rf dari senyawa standar. Nilai Rf dapat didefinisikan sebagai
jarak yang ditempuh oleh senyawa dari titik asal dibagi dengan jarak yang
ditempuh oleh pelarut dari titik asal. Oleh karena itu bilangan Rf selalu lebih
kecil dari 1,0.

Perhitungan nilai Rf Jumlah perbedaan warna yang telah terbentuk dari


campuran, pengukuran diperoleh dari lempengan untuk memudahkan
identifikasi senyawa-senyawa yang muncul. Pengukuran ini berdasarkan
pada jarak yang ditempuh oleh pelarut dan jarak yang tempuh oleh bercak
warna masing-masing. Ketika pelarut mendekati bagian atas lempengan,
lempengan dipindahkan dari gelas kimia dan posisi pelarut ditandai dengan
sebuah garis, sebelum mengalami proses penguapan. Cara menghitung Rf
adalah sebagai berikut :
Pengukuran berlangsung sebagai berikut:

Gambar: Contoh Hasil Kromatografi


Nilai Rf untuk setiap warna dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

VI.

Alat dan Bahan


:
Alat
Pelat KLT 7x2 cm dan 3x5 cm
Pipa kapiler
Gelas kimia
Corong pemisah
Kertas saring
Pelat kaca (chamber)
Gelas ukur 10 mL
Pinset

Bahan
Metanol
Etanol
Kloroform
Daun pandan suji
Kunyit

secukupnya
secukupnya
secukupnya
15 gram
15 gram

2 lembar
secukupnya
2 buah
2 buah
secukupnya
6 buah
2 buah
1 buah

VII.

Alur Kerja
1. Persiapan Sampel

Pandan Betawi
-Ditumbuk
-Diambil 15gram
-Ditambah 10 mL metanol
-Diperas
Filtrat
-Dimasukkan dalam corong pemisah
-Ditambah 2 mL kloroform
-Dikocok
-Didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan
-Lapisan bawah diambil
Sampel pandan betawi

Kunyit
-Ditumbuk
-Diambil 15gram
-Ditambah 10 mL etanol
-Diperas
Filtrat
-Dimasukkan dalam corong pemisah
-Ditambah 2 mL kloroform
-Dikocok
-Didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan
-Lapisan bawah diambil
Sampel kunyit

2. Persiapan Pelat
a. Untuk cincin terkonsentrasi
Pelat berukuran 3x5 cm
-Dioven selama 10 menit
-Diberi 6 titik menggunakan pensil dengan jarak antar titik 1
cm

Pandan

Kunyit

b. Untuk penentuan Rf
Pelat berukuran 2x7 cm
Dioven selama 10 menit
Diberi batas dengan pensil, batas atas 1 cm, batas bawah 0,5 cm

Pelat dengan batas atas dan batas bawah

3. Persiapan Eluen
a. Untuk cincin terkonsentrasi
Heksana

Kloroform

Etanol

-Dicampurkan ke dalam vial-vial dengan perbandingan


Heksana : Kloroform : Etanol
A = 1 : 4,5 : 4,5
E = 4,5 : 4,5 :1
B= 3:4:3
F = 4,5 : 1 : 4,5
C=3:3:4
D=4:3:3

Eluen

b. Untuk penentuan Rf
Kertas Saring
-Dimasukkan dalam chamber hingga kertas saring menutupi seluruh
dinding chamber dan tidak melebihi atas chamber
-Dimasukkan 5 mL eluen yang sesuai
-Ditutup dengan pelat kaca chamber sampai kertas saring basah
seluruhnya
Eluen

4. Tahap penotolan dan pengembangan sampel

a. Untuk cincin terkonsentrasi


Sampel
-Ditototolkan 1 kali dengan pipa kapiler pada enam titik yang telah
diberi tanda pada pelat KLT sampai warnanya cukup jelas
-Diberi kode A-F untuk setiap noda
- Diambil eluen pada vial A dengan pipa kapiler
-Ditotolkan pada noda A
-Lakukan hal yang sama untuk noda B-F
-Dibandingkan bentuk cincin yang terjadi
-Ditentukan perbandingan eluen yang sesuai
Bentuk Cincin

b. Untuk penentuan Rf
Sampel
-Ditotolkan pada batas bawah pelat KLT sebanyak 1 kali hingga
diperoleh noda yang jelas
Pelat Kaca
-Dimasukkan ke dalam chamber dengan hati-hati menggunakan pinset hingga
posisi bawah pelat menyentuh dasar chamber dan tidak miring
-Chamber ditutup kembali
-Dibiarkan mengembang hingga eluen menyentuh batas atas pelat
Eluen menyentuh batas atas eluen
-Pelat KLT diambil dengan hati-hati
-Diamati noda yang terjadi dan diberi tanda dengan pensil
-Dikeringkan
-Ditutup dengan solatip agar noda tidak memudar warnanya
Nilai Rf

VIII. Hasil Pengamatan


Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah
Persiapan Sampel
- Daun pandan betawi - Setelah ditumbuk :
: berwarna hijau
daun
pandan
Daun Pandan Betawi
- Metanol : larutan tak
betawi halus
berwarna
Ditambah
10 mL
ditumbuk
- Kloroform : larutan
metanol : daun
diambil 15 gram
tak berwarna
pandan
betawi
ditambah 10 mL metanol
berwarna hijau tua
diperas
- Diperas : larutan
daun
betawi
berwarna
hijau
tua
Filtrat
- Diperas : larutan
Kunyit
dimasukkan
dalam corong pemisah
berwarna hijau tua
Ditambah
kloroform
ditambah 2 mL kloroform
diparut
: larutan hijau tua
dikocok
diambil
15
gram
Setelah
didiamkan,
didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan
ditambah
10
mL
metanol
terbentuk
2
lapisan bawah diambil
diperas
lapisan:
Lapisan atas :
larutan berwarna
Filtrat
hijau muda
Sampel pandan betawi
Lapisan bawah :
dimasukkan dalam corong pemisah
larutan berwarna
ditambah 2 mL kloroform
hijau tua
dikocok
- Setelah diparut :
didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan
lapisan bawah diambil

No. Perc.
1.

Prosedur Percobaan

Sampel kunyit

Dugaan/ Reaksi
Metanol berfungsi
untuk melarutkan
zat warna atau
pigmen dari daun
pandan betawi

Kesimpulan
Diperoleh ekstrak
daun pandan betawi
berwarna hijau tua

- Kunyit : berwarna
kuning
- Etanol : larutan tak
berwarna
- Kloroform : larutan tak berwarna
-

2.

Persiapan pelat
a. Untuk cincin terkonsentrasi
Pelat berukuran 3x5 cm

- Pelat tanpa titik-titik -

kunyit
betawi
halus
Ditambah 10 mL
etanol : kunyit
berwarna kuning
tua
Diperas : larutan
kunyit berwarna
kuning tua
Diperas : larutan
berwarna kuning
tua
Ditambah kloroform
: larutan kuning
tua
Setelah didiamkan,
terbentuk
2
lapisan:
Lapisan atas :
larutan berwarna
kuning muda
Lapisan bawah :
larutan berwarna
kuning tua
Pelat dengan titiktitik dengan jarak
1 cm

Etanol
berfungsi
untuk melarutkan
zat warna atau
pigmen dari kunyit

Diperoleh ekstrak
kunyit
berwarna
kuning tua

- dioven selama 10 menit


- diberi 6 titik menggunakan
pensil dengan jarak antar
titik 1 cm
Pelat dengan titik titik tempat
penotolan noda
b. Untuk penentuan Rf
Pelat berukuran 3x5 cm
- dioven selama 10 menit
- diberi batas atas 0,5 cm dan
batas bawah 1 cm
menggunakan pensil
3.

Persiapan Eluen
a. Untuk cincin terkonsentrasi
Pelat dengan titik titik tempat
Heksana penotolan
Etanol nodaKloroform
-campurkan kedalam vial-vial
dengan perbandingan
Heksana : Kloroform : Etanol
sbb,
A = 1 : 4,5 : 4,5
B=3:4:3
C=3:3:4

- Pelat tanpa titik-titik


- Pelat dengan titiktitik dengan jarak
1 cm
-

Heksana :
- Heksana +
larutan tak
kloroform :
berwarna
larutan tak
Kloroform :
berwarna
larutan tak
- Ditambah Etanol :
berwarna
larutan tak
Etanol : larutan
berwarna
tak berwarna

Eluen
b. Untuk penentuan Rf
Kertas Saring
-dimasukkan
dalam
chamber
hingga kertas saring menutupi
seluruh dinding chamber dan
tidak melebihi atas chamber
-dimasukkan 5 mL campuran eluen
yang sesuai
-chamber ditutup sampai kertas
saring basah seluruhnya

Eluen
4.

Tahap penotolan dan pengembangan


sampel
a. Untuk cincin terkonsentrasi
- Sampel
ditotolkan 1 kali dengan pipa kapiler
pada enam titik yang telah diberi
tanda pada pelat KLT sampai
warnanya cukup jelas
- diberi kode A-F untuk setiap noda
- diambil campuran pada vial A
dengan pipa kapiler
- ditotolkan pada noda A
- dilakukan hal yang sama untuk noda
B-F
- dibandingkan bentuk cincin yang
terjadi
- ditentukan perbandingan eluen yang
sesuai

Rf =
- Eluen : larutan tak
brwarna, chamber
belum jenuh

- Larutan tak
berwarna, hamber
jenuh

a
b

Ket :
a : jarak dari batas
garis bawah ke noda
b : jarak dari batas
garis bawah ke
batas garis atas

Kurkumin
dan
klorofil merupakan
senyawa polar

Eluen yang sesuai


untuk penentuan Rf
pada sampel kunyit
dan daun pandan
betawi yaitu eluen E
dengan
perbandingan
heksana
:
kloroform : etanol
adalah
4,5 : 4,5 :1

Bentuk cincin
- Pelat sampel
dimasukkan ke
dalam chamber
yang telah berisi
eluen E
b. Untuk penentuan Rf
Sampel
- Ditotolkan pada batas bawah pada
pelat KLT sebanyak 1 kali hingga
diperoleh noda yang jelas
- dibuka
Chamber
- dimasukkan pelat kedalam chamber
dengan hati-hati menggunakan
pinset hingga posisi bawah pelat
menyentuh dasar chamber dan tidak
miring
- dibiarkan mengembang hingga eluen
menyentuh batas atas pelat

Terbentuk 1
noda pada pelat
daun pandan
Terbentuk 3
noda pada pelat
kunyit

Rf =

a
b

Rf standar kunyit :
0,4
Rf standar pandan :
0,6

Didapatkan nilai Rf
pada kunyit :
Noda 1 = 0,4272
Noda 2 = 0,4999
Noda 3 = 0,5727
Sedangkan nilai Rf
pada pandan :
Noda 1 = 0,6909

Eluen menyentuh
batas atas pelat
-Pelat KLT diambil hati-hati
-Diamati noda yang terjadi dan diberi
tanda dengan pensil
-Dikeringkan
-Ditutup dengan solatip agar noda
tidak memudar warnanya

Nilai Rf

IX.

Analisis dan Pembahasan


Pada percobaan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang bertujuan untuk
menentukan

komposisi

eluen

yang

tepat

dengan

metode

cincin

terkonsentrasi dan menentukan nilai Rf dari zat warna pada tanaman dengan
menggunakan pelat KLT, tanaman yang digunakan yaitu kunyit dan daun
pandan suji. Metode-metode yang harus dilakukan untuk mencapai kedua
tujuan tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Persiapan Sampel
Kunyit yang berwarna kuning dan daun pandan suji (berwarna hijau)
yang telah ditumbuk atau diblender ditimbang 15 gram dan direndam
selama 10 menit sampai kunyit ataupun daun pandan terendapkan,
kunyit dalam 10 mL etanol dan daun suji dalam 10 mL metanol.
Perendaman tersebut berfungsi untuk melarutkan zat warna (pigmenpigmen) yang terkandung dalam kunyit dan daun pandan suji. Setelah
kunyit dan daun pandan suji terendapkan, warna dari filtrat kunyit
menjadi lebih pekat yaitu kuning tua dan daun pandan berwarna hijau
tua, larutan atau filtrat dari kunyit dan daun pandan diambil kemudian
masing-masing dimasukkan ke dalam corong pemisah. Namun
pengambilan filtrat tidak menggunakan tangan secara langsung, karena
hal tersebut dapat menyebabkan filtrat terkontaminasi dan juga tidak
diperbolehkan menggunakan kertas saring, karena zat warna atau pigmen
dapat tertinggal di kertas saring.
Filtrat yang telah berada di dalam corong pemisah selanjutnya
ditambahkan dengan 2 mL kloroform kemudian dilakukan proses
ekstraksi dengan cara dikocok berulang-ulang dan sesekali tutup dibuka
untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan. Kloroform merupakan pelarut
yang bersifat non polar sehingga dapat melarutkan pigmen filtrat yang
bersifat non polar serta berfungsi untuk mempercepat proses pemisahan
antara fasa organik dan fasa air, dan fasa organik tersebut selanjutnya
akan dianalisis. Setelah dikocok, larutan didiamkan beberapa menit
hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan berwarna lebih jernih daripada
lapisan bawah, lapisan bawah inilah yang digunakan sebagai pigmen
sampel. Ekstrak yang diperoleh berwarna kuning tua pada kunyit dan
ekstrak pandan berwarna hijau.

b. Persiapan Pelat dan Penotolan pada Cincin Terkonsentrasi


Sebelum pelat digunakan, pelat digarisi dan diberi titik-titik sesuai
aturan yang telah ditentukan dan dioven terlebih dahulu selama 10
menit. Proses pengovenan ini bertujuan untuk mengaktifkan pelat dan
menghilangkan molekul-molekul air pada pelat. Adanya molekulmolekul air pada pelat dapat menghambat pengembangan sampel
sehingga dapat mempengaruhi nilai Rf sampel. Pelat yang akan
digunakan untuk percobaan cincin konsentrasi yaitu dua buah pelat
berukuran 3 x 5 cm untuk kunyit dan daun pandan. Untuk percobaan ini,
pelat diberi tanda 6 buah titik dengan jarak yang sama dengan
menggunakan pensil. penggunaan pensil untuk memberikan tanda
dikarenakan noda yang dihasilkan pensil tidak akan akan bercampur
dengan sampel maupun eluen sehingga tidak mempengaruhi hasil dari
yang diperoleh.
Selanjutnya sampel ditotolkan pelat dengan menggunakan pipa
kapiler. Kemudian pada tiap noda ditotolkan dengan 6 macam eluen yang
berbeda dengan komposisi sebagai berikut :
1. Eluen A terdiri dari heksana : kloroform : etanol = 1,0 :
2. Eluen B terdiri dari heksana : kloroform : etanol = 3,0 :
3. Eluen C terdiri dari heksana : kloroform : etanol = 3,0 :
4. Eluen D terdiri dari heksana : kloroform : etanol = 4,0 :
5. Eluen E terdiri dari heksana : kloroform : etanol = 4,5 :
6. Eluen F terdiri dari heksana : kloroform : etanol = 4,5 :
Berdasarkan percobaan, hasil yang diperoleh yaitu eluen

4,5 : 4,5
4,0 : 3,0
3,0 : 4,0
3,0 : 3,0
4,5 : 1,0
1,0 : 4,5
yang cukup

polar untuk daun pandan dan kunyit yaitu eluen E. Kecukup polaran
tersebut ditunjukkan dengan noda sampel awal yang dapat mengembang
setelah penambahan eluen E namun pelebarannya tidak sampai terlalu
lebar dan juga tidak terlalu kecil.
c. Penentuan Rf
Berdasarkan percobaan dan pengamatan di pelat pada percobaan
cincin terkonsentrasi, eluen yang digunakan untuk penentuan R f pada
kunyit dan daun pandan yaitu eluen E. Pada penentuan Rf, tahap pertama
yang harus dilakukan yaitu menyiapkan chamber yang telah diisi dengan
eluen kemudian melapisinya dengan kertas saring hingga meyelimuti
seluruh permukaan chamber, chamber ditutup, dan ditunggu sampai

eluen jenuh. Tujuan dari penutupan chamber untuk menyakinkan bahwa


kondisi dalam chamber terjenuhkan oleh uap dari pelarut. Selain itu,
eluen yang telah jenuh juga ditunjukkan dari basahnya seluruh bagian
kertas saring dalam chamber. Kondisi jenuh ini dapat mencegah
penguapan pelarut.
Selanjutnya disiapkan 2 buah pelat berukuran 2 x 7 cm yang telah
digarisi dengan jarak batas atas yaitu 0,5 cm dan batas bawah 1 cm
dengan pensil untuk sampel kunyit dan daun pandan. Kemudian pada
batas bagian bawah pada masing-masing pelat diberi tanda dua titik dan
ditotolkan sampel kunyit dan daun pandan pada masing-masing pelat.
Selanjutnya pelat dimasukkan ke dalam chamber berisi eluen yang telah
jenuh, ditutup, lalu ditunggu sampai pergerakan eluen sampai pada batas
garis atas. Setelah eluen sampai pada batas garis atas, pelat diambil dan
diamati

noda

yang

terbentuk

kemudian

diberi

tanda

dengan

menggunakan pensil dan dilapisi dengan selotip agar warna noda yang
dihasilkan tidak pudar, kemudian diukur nilai R f pada masing pelat
pandan dan kunyit dengan menggunakan rumus:
Rf =
Keterangan: a: jarak dari batas garis bawah ke noda
b: jarak dari batas garis bawah ke batas garis atas
Noda yang dihasilkan pada pelat kunyit yaitu 3 noda dan nilai Rf
(perhitungan pada lampiran) sebagai berikut:
Nilai Ratarata:

Rf1
0,4272

Rf2
0,4999

Rf3
0,5727

Noda yang dihasilkan pada pelat pandan yaitu hanya 1 noda dikarenakan
penotolan sampel yang hanya dilakukan satu kali, sehingga noda kurang
kelihatan dan kurang mengembang. Nilai Rf daun pandan (perhitungan
pada lampiran) sebagai berikut:
Nilai Ratarata:

Rf1
0,6909

Nilai Rf yang diperoleh sesuai dengan nilai R f standar, pada kunyit yaitu
0,4 dan daun pandan 0,6. Banyaknya noda yang dihasilkan baik pada

pelat pandan dan pelat kunyit menandakan jumlah pigmen yang terdapat
pada pandan maupun kunyit.

X.

Kesimpulan
:
Berdasarkan hasil dari percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Eluen yang sesuai untuk sampel kunyit dan daun pandan yaitu eluen E
dengan komposisi heksana, kloroform, dan etanol dan dengan
perbandingan 4,5 : 4,5 :1.
2. Nilai Rf yang diperoleh sesuai dengan nilai R f standar kunyit dan pandan
yaitu:
Kunyit

Noda 1: 0,4272
Noda 2: 0,4999
Noda 3: 0,5727
Daun pandan 0,6909
XI.

Jawaban Pertanyaan
:
1. Apakah yang terjadi jika eluen yang digunakan sebagai pelarut
2.
3.
4.
5.

pengembang pada KLT terlalu polar atau kurang polar? Mengapa?


Apa fungsi kertas saring pada percobaan penentuan Rf?
Mengapa permukaan plat KLT tidak boleh rusak?
Mengapa plat KLT yang digunakan harus dikeringkan dulu dalam oven?
Mengapa batas atas dan bawah plat harus diberi tanda dengan pensil?
Jawaban :

1. Jika eluen yang digunakan sebagai pelarut pengembang pada KLT terlalu
polar maka noda yang ditotolkan pada plat akan naik seluruhnya sampai
mencapai batas atas plat tanpa mengalami pemisahan. Begitu sebaliknya,
jika eluen yang digunakan sebagai pelarut pengembang pada KLT kurang
polar maka noda yang telah ditotolkan pada plat tidak akan naik
sedikitpun.
2. Fungsi kertas saring pada percobaan penentuan Rf yaitu untuk
menjenuhkan gelas dengan uap pelarut setelah dibasahkan dengan uap
dari campuran pelarut pengembang.
3. Permukaan plat KLT tidak boleh rusak karena ketika plat KLT rusak
maka warna pada sampel tidak akan terpisah dengan baik bahkan tidak

bisa terpisah. Plat KLT yang digunakan harus dalam keadaan baik agar
warna pada sampel dapat terpisah dengan baik.
4. Sebelum digunakan, plat KLT harus dikeringkan dulu dalam oven
bertujuan agar plat bebas dari molekul-molekul air yang terikat, jumlah
air yang terikat sangat berpengaruh pada pemisahan karena air terikat
sangat

kuat

pada

adsorben

sehingga

menghambat

terjadinya

kesetimbangan dengan molekul-molekul analit.


5. Batas atas dan bawah plat harus diberi tanda dengan pensil, hal ini
dilakukan karena warna yang berasal dari goresan grafit tidak dapat
menyebar pada plat dan tidak mempengaruhi warna pada sampel yang
diujikan. Apabila menggunakan bolpoin maka goresan tinta dari bolpoin
akan menyebar dan mempengaruhi warna sampel.

Daftar Pustaka
Anonim. 2012. Kromatografi lapis tipis. (online), www.sribd.com; diakses pada
tanggal 09 Mei 2015 pukul12.49 WIB
Arista, L. 2010. Tinjauan Pustaka. (online), http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19236/3/Chapter%20II.pdf; diakses pada tanggal 09 Mei
2015 pukul 18.16 WIB
Day.R.A, Underwood. A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
Kantasubrata, Julia. Warta Kimia Analitik Edisi Juli 1993. Situs Web Resmi Pusat
Penelitian Kimia LIPI
Soebagio, Budiasih Endang, Ibnu Sodiq.M, Widarti Retno Hayuni, Munzil. 2003.
Kimia Analitik II. Malang: Technical
of sciens and

Cooperetion project for Development

mathematics Teching for Primary and Scondary Education

in Indonesia (IMSTEP)

Dokumentasi
No.
1.

Perlakuan
Persiapan sampel
a.Menyiapkan kunyit,
menimbang kunyit
yang telah dihaluskan

Gambar

Keterangan
15 gram kunyit yang
telah dihaluskan

No.

Perlakuan
Merendam kunyit yang

Gambar

Keterangan
Kunyit yang telah

telah dihaluskan dengan

dihaluskan + 10 mL

10 mL etanol

etanol

No.

Perlakuan
Mengambil filtrat pada
campuran dengan cara

Gambar

Keterangan
Filtrat kunyit dalam
corong pisah

dekantasi, memasukkan
filtat kunyit ke dalam
corong pisah

Menambahkan 5 mL

Filtrat kunyit + 10 mL

kloroform ke dalam filtrat

larutan kloroform

yang telah dimasukkan ke


dalam corong pisah

Mengocok larutan yang

Larutan dalam corong

telah dimasukkan ke

pisah

dalam corong pisah

No.

Perlakuan
Mendiamkan larutan

Gambar

Keterangan
Larutan dalam corong

sampai terbentuk 2

pisah membentuk 2

lapisan

lapisan
-Lapisan atas
-Lapisan bawah
digunakan sebagai
sampel

b.Memotong daun pandan


menjadi potonganpotongan kecil agar
mudah ditumbuk

Potongan daun
pandan

No.

Perlakuan
Menumbuk potongan

Gambar

Keterangan
Daun pandan yang

daun pandan hingga halus

telah dihaluskan

Menimbang daun yang

15 gram tumbukan

telah ditumbuk hingga

daun pandan

halus

Merendam daun pandan

Daun pandan yang

yang telah dihaluskan

telah dihaluskan + 10

dengan 10 mL metanol

mL metanol

No.

Perlakuan

Gambar

Keterangan

Mengambil filtrat pada

Filtrat daun pandan

campuran dengan cara

dalam corong pisah

dekantasi, memasukkan
filtat daun pandan ke
dalam corong pisah

Menambahkan 5 mL

Filtrat daun pandan +

kloroform ke dalam filtrat

10 mL larutan

yang telah dimasukkan ke

kloroform

dalam corong pisah

No.

Perlakuan

Gambar

Keterangan

Mengocok larutan yang

Larutan dalam corong

telah dimasukkan ke

pisah

dalam corong pisah

Mendiamkan larutan

Larutan dalam corong

sampai terbentuk 2

pisah membentuk 2

lapisan

lapisan
-Lapisan atas
-Lapisan bawah
digunakan sebagai
sampel

No.

2.

Perlakuan

Persiapan pelat
a.Cincin terkonsentrasi
Membubuhkan tanda
titik-titik dengan pensil

Gambar

Keterangan

Titik-titik noda
sebanyak 6 titik
dengan arah antar titik
1 cm

pada plat ukuran 3 x 5 cm

Memasukkan plat ke
dalam oven 5 menit

Plat dalam oven

No.

Perlakuan
b.Penentuan Rf

Gambar

Keterangan
Titik-titik pada plat

Membubuhkan tanda

dengan batas bawah

titik-titik dengan pensil

sekitar 1 cm, batas

pada plat ukuran 2 x 5 cm

sekitar 0,5 cm

Memasukkan plat ke

Plat dalam oven

dalam oven selama 5


menit

3.

Persiapan eluen
a. Cincin
terkonsentrasi
Heksana, kloroform,
metanol
Dicampurkan ke
vial-vial dengan
perbandingan
heksana : kloroform
: metanol
A 1 : 4,5 : 4,5

Eluen
heksana :
kloroform :
metanol
A 1 : 4,5 : 4,5
B3:4:3
C3:3:4
D4:3:3
E 4,5 : 4,5 : 1
F 4,5 : 1 : 4,5

No.

Perlakuan
B3:4:3
C3:3:4
D4:3:3
E 4,5 : 4,5 : 1
F 4,5 : 1 : 4,5

Gambar

Keterangan

No.

Perlakuan

b. Untuk penentuan
Rf
Memasukkan
kertas saring ke
dalam chamber
yang telah dipilih
(yang dianggap
sesuai sebagai
eluen) yaitu eluen
E yang berisi
E 4,5 : 4,5 : 1
heksana : kloroform
: metanol

Gambar

Keterangan

Eluen jenuh (saat


kertas saring sudah
basah seluruhnya) dan
siap digunakan

No.
4.

Perlakuan
Tahap penotolan dan
pengembangan sampel
a.Untuk cincin
terkonsentrasi
Menotolkan sampel 2-3

Gambar

Keterangan
Hasil totolan masingmasing eluen dan
eluen yang cocok
dipakai adalah eluen
E

dengan pipa kapiler


pada enam titk yang
telah dibuat

b.Untuk penentuan Rf
Menyiapkan plat yang
telah ditotolkan dengan
ekstrak kunyit dan
pandan

Plat siap dimasukkan


chamber

No.

Perlakuan

Memasukkan plat ke
dalam chamber E dan
mengamati naiknya noda

Gambar

Keterangan

Sampel kunyit
Rf rata-rata 1 =
0,4272
Rf rata-rata 2 =
0,4999
Rf rata-rata 1 =
0,5727
Sampel pandan
Rf rata-rata 1 =
0,6909

PERHITUNGAN
1. Penentuan nilai Rf
a
Rf =
b

Pada Kunyit
Pelat A
Noda 1 a = 2,3 ; b = 5,5
a 2,3
Rf 1, A= =
=0,4181
b 5,5
Pelat B
Noda 1 a = 2,4 ; b = 5,5
a 2,4
Rf 1, B= =
=0,4363
b 5,5
Rf ratarata=

R f 1, A+ R f 1, B 0,4181+0,4363
=
=0,4272
2
2

Pelat A
Noda 2 a = 2,7 ; b = 5,5
a 2,7
Rf 2, A= =
=0,4909
b 5,5
Pelat B
Noda 2 a = 2,8 ; b = 5,5
a 2,8
Rf 2, B= =
=0,5090
b 5,5
Rf ratarata=

R f 2, A + Rf 2, B 0,4909+ 0,5090
=
=0,4999
2
2

Pelat A
Noda 3 a = 3,1 ; b = 5,5

a 3,1
Rf 3, A= =
=0,5636
b 5,5
Pelat B
Noda 3 a = 3,2 ; b = 5,5
a 3,2
Rf 3, B= =
=0,5818
b 5,5
Rf ratarata=

R f 3, A+ Rf 3, B 0,5636+ 0,5818
=
=0,5727
2
2

Pada Pandan
Pelat A
Noda 1 a = 3,8 ; b = 5,5
a 3,8
Rf 1, A= =
=0,6909
b 5,5
Pelat B
Noda 1 a = 3,8 ; b = 5,5
a 3,8
Rf 1, B= =
=0,6909
b 5,5
Rf ratarata=

Sampel
Kunyit
Rata-rata

Sampe
l

Pandan
Ratarata

R f 1, A+ R f 1, B 0,6909+0,6909
=
=0,6909
2
2

Rf 1,A
Rf 1,B
0,4181
0,4363
0,4272

Rf

Rf

1,

1,

A
0,

B
0,

69

69

09

09

0,6909

Rf 2,A
Rf 2,B
0,4909
0,5090
0,4999

Rf 3,A
Rf 3,A
0,5636
0,5818
0,5727

Anda mungkin juga menyukai