II.
Judul Percobaan
Tujuan Percobaan
III.
IV.
V.
KLT.
: Senin / 04 Mei 2015 pukul 13.00 WIB
: Senin / 04 Mei 2015 pukul 16.00 WIB
:
Kromatografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata
yairu, chromos yang berarti warna dan graphos yang berarti menulis. Jadi
kromatografi
berarti
penulisan
dengan
warna.
Pemisahan
secara
tipe
kromatografi
melibatkan
interaksi
zat
dinamis.
Ditinjau
dari
konfigurasinya,
dua
macam
yaitu
kromatografi
kertas
(KK)
dan
Persiapan Chamber
Chamber yang digunakan dapat berupa bejana, gelas atau botol dari
kaca dengan dasar rata. Bagian dalam chamber diisi dengan kertas sampai
seluruh dinding chamber tertutup oleh kertas saring, bagian atas chamber
tidak tertutup dengan kertas saring sekitar 2-3 cm kemudian eluan yang
digunakan dimasukkan dalam chamber sebanyak 5 mL untuk menguji kertas
saring dengan uap eluen tersebut dan selama proses penjenuhan chamber
harus ditutup dengan plat kaca samapi kertas saring basa seluruhnya.
Tahap Penotolan Dan Tahap Pengembangan
Untuk pengucian cicin terkonsentrasi, pada sebuah plat ditotolkan
beberapa noda sampel yang sama kemudian setiap noda ditotolkan eluan
yang berbeda. Sedangkan pada penentuan Rf pada sebuah plat ditotolkan
beberapa noda yang sama di bawah pelat, kemudian pelat dimasukkan
dalam chamber yang bersisi eluan yang dijenuhkan.
Setelah eluen mencapai batas atas pelat, maka pelat segera diangkat
noda yang terbentuk ditandai dengan pensil kemudian diukur Rf-nya. Jika
tidak ada noda yang terlihat maka pelat disemprot dengan pereaksi
penimbul warna seperti ditizon, ninhidrin, kalium kromat, ammonium
sulfide, dan sebagainya. Atau dengan cara menyinari pelat dengan sinar ultra
violet atau menjnuhkan pelat dengan uap iodium.
Data yang diperoleh dari KLT adalah nilai Rf yang berguna untuk
identifikasi senyawa. Nilai Rf untuk senyawa murni dapat dibandingkan
dengan nilai Rf dari senyawa standar. Nilai Rf dapat didefinisikan sebagai
jarak yang ditempuh oleh senyawa dari titik asal dibagi dengan jarak yang
ditempuh oleh pelarut dari titik asal. Oleh karena itu bilangan Rf selalu lebih
kecil dari 1,0.
VI.
Bahan
Metanol
Etanol
Kloroform
Daun pandan suji
Kunyit
secukupnya
secukupnya
secukupnya
15 gram
15 gram
2 lembar
secukupnya
2 buah
2 buah
secukupnya
6 buah
2 buah
1 buah
VII.
Alur Kerja
1. Persiapan Sampel
Pandan Betawi
-Ditumbuk
-Diambil 15gram
-Ditambah 10 mL metanol
-Diperas
Filtrat
-Dimasukkan dalam corong pemisah
-Ditambah 2 mL kloroform
-Dikocok
-Didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan
-Lapisan bawah diambil
Sampel pandan betawi
Kunyit
-Ditumbuk
-Diambil 15gram
-Ditambah 10 mL etanol
-Diperas
Filtrat
-Dimasukkan dalam corong pemisah
-Ditambah 2 mL kloroform
-Dikocok
-Didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan
-Lapisan bawah diambil
Sampel kunyit
2. Persiapan Pelat
a. Untuk cincin terkonsentrasi
Pelat berukuran 3x5 cm
-Dioven selama 10 menit
-Diberi 6 titik menggunakan pensil dengan jarak antar titik 1
cm
Pandan
Kunyit
b. Untuk penentuan Rf
Pelat berukuran 2x7 cm
Dioven selama 10 menit
Diberi batas dengan pensil, batas atas 1 cm, batas bawah 0,5 cm
3. Persiapan Eluen
a. Untuk cincin terkonsentrasi
Heksana
Kloroform
Etanol
Eluen
b. Untuk penentuan Rf
Kertas Saring
-Dimasukkan dalam chamber hingga kertas saring menutupi seluruh
dinding chamber dan tidak melebihi atas chamber
-Dimasukkan 5 mL eluen yang sesuai
-Ditutup dengan pelat kaca chamber sampai kertas saring basah
seluruhnya
Eluen
b. Untuk penentuan Rf
Sampel
-Ditotolkan pada batas bawah pelat KLT sebanyak 1 kali hingga
diperoleh noda yang jelas
Pelat Kaca
-Dimasukkan ke dalam chamber dengan hati-hati menggunakan pinset hingga
posisi bawah pelat menyentuh dasar chamber dan tidak miring
-Chamber ditutup kembali
-Dibiarkan mengembang hingga eluen menyentuh batas atas pelat
Eluen menyentuh batas atas eluen
-Pelat KLT diambil dengan hati-hati
-Diamati noda yang terjadi dan diberi tanda dengan pensil
-Dikeringkan
-Ditutup dengan solatip agar noda tidak memudar warnanya
Nilai Rf
No. Perc.
1.
Prosedur Percobaan
Sampel kunyit
Dugaan/ Reaksi
Metanol berfungsi
untuk melarutkan
zat warna atau
pigmen dari daun
pandan betawi
Kesimpulan
Diperoleh ekstrak
daun pandan betawi
berwarna hijau tua
- Kunyit : berwarna
kuning
- Etanol : larutan tak
berwarna
- Kloroform : larutan tak berwarna
-
2.
Persiapan pelat
a. Untuk cincin terkonsentrasi
Pelat berukuran 3x5 cm
kunyit
betawi
halus
Ditambah 10 mL
etanol : kunyit
berwarna kuning
tua
Diperas : larutan
kunyit berwarna
kuning tua
Diperas : larutan
berwarna kuning
tua
Ditambah kloroform
: larutan kuning
tua
Setelah didiamkan,
terbentuk
2
lapisan:
Lapisan atas :
larutan berwarna
kuning muda
Lapisan bawah :
larutan berwarna
kuning tua
Pelat dengan titiktitik dengan jarak
1 cm
Etanol
berfungsi
untuk melarutkan
zat warna atau
pigmen dari kunyit
Diperoleh ekstrak
kunyit
berwarna
kuning tua
Persiapan Eluen
a. Untuk cincin terkonsentrasi
Pelat dengan titik titik tempat
Heksana penotolan
Etanol nodaKloroform
-campurkan kedalam vial-vial
dengan perbandingan
Heksana : Kloroform : Etanol
sbb,
A = 1 : 4,5 : 4,5
B=3:4:3
C=3:3:4
Heksana :
- Heksana +
larutan tak
kloroform :
berwarna
larutan tak
Kloroform :
berwarna
larutan tak
- Ditambah Etanol :
berwarna
larutan tak
Etanol : larutan
berwarna
tak berwarna
Eluen
b. Untuk penentuan Rf
Kertas Saring
-dimasukkan
dalam
chamber
hingga kertas saring menutupi
seluruh dinding chamber dan
tidak melebihi atas chamber
-dimasukkan 5 mL campuran eluen
yang sesuai
-chamber ditutup sampai kertas
saring basah seluruhnya
Eluen
4.
Rf =
- Eluen : larutan tak
brwarna, chamber
belum jenuh
- Larutan tak
berwarna, hamber
jenuh
a
b
Ket :
a : jarak dari batas
garis bawah ke noda
b : jarak dari batas
garis bawah ke
batas garis atas
Kurkumin
dan
klorofil merupakan
senyawa polar
Bentuk cincin
- Pelat sampel
dimasukkan ke
dalam chamber
yang telah berisi
eluen E
b. Untuk penentuan Rf
Sampel
- Ditotolkan pada batas bawah pada
pelat KLT sebanyak 1 kali hingga
diperoleh noda yang jelas
- dibuka
Chamber
- dimasukkan pelat kedalam chamber
dengan hati-hati menggunakan
pinset hingga posisi bawah pelat
menyentuh dasar chamber dan tidak
miring
- dibiarkan mengembang hingga eluen
menyentuh batas atas pelat
Terbentuk 1
noda pada pelat
daun pandan
Terbentuk 3
noda pada pelat
kunyit
Rf =
a
b
Rf standar kunyit :
0,4
Rf standar pandan :
0,6
Didapatkan nilai Rf
pada kunyit :
Noda 1 = 0,4272
Noda 2 = 0,4999
Noda 3 = 0,5727
Sedangkan nilai Rf
pada pandan :
Noda 1 = 0,6909
Eluen menyentuh
batas atas pelat
-Pelat KLT diambil hati-hati
-Diamati noda yang terjadi dan diberi
tanda dengan pensil
-Dikeringkan
-Ditutup dengan solatip agar noda
tidak memudar warnanya
Nilai Rf
IX.
komposisi
eluen
yang
tepat
dengan
metode
cincin
terkonsentrasi dan menentukan nilai Rf dari zat warna pada tanaman dengan
menggunakan pelat KLT, tanaman yang digunakan yaitu kunyit dan daun
pandan suji. Metode-metode yang harus dilakukan untuk mencapai kedua
tujuan tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Persiapan Sampel
Kunyit yang berwarna kuning dan daun pandan suji (berwarna hijau)
yang telah ditumbuk atau diblender ditimbang 15 gram dan direndam
selama 10 menit sampai kunyit ataupun daun pandan terendapkan,
kunyit dalam 10 mL etanol dan daun suji dalam 10 mL metanol.
Perendaman tersebut berfungsi untuk melarutkan zat warna (pigmenpigmen) yang terkandung dalam kunyit dan daun pandan suji. Setelah
kunyit dan daun pandan suji terendapkan, warna dari filtrat kunyit
menjadi lebih pekat yaitu kuning tua dan daun pandan berwarna hijau
tua, larutan atau filtrat dari kunyit dan daun pandan diambil kemudian
masing-masing dimasukkan ke dalam corong pemisah. Namun
pengambilan filtrat tidak menggunakan tangan secara langsung, karena
hal tersebut dapat menyebabkan filtrat terkontaminasi dan juga tidak
diperbolehkan menggunakan kertas saring, karena zat warna atau pigmen
dapat tertinggal di kertas saring.
Filtrat yang telah berada di dalam corong pemisah selanjutnya
ditambahkan dengan 2 mL kloroform kemudian dilakukan proses
ekstraksi dengan cara dikocok berulang-ulang dan sesekali tutup dibuka
untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan. Kloroform merupakan pelarut
yang bersifat non polar sehingga dapat melarutkan pigmen filtrat yang
bersifat non polar serta berfungsi untuk mempercepat proses pemisahan
antara fasa organik dan fasa air, dan fasa organik tersebut selanjutnya
akan dianalisis. Setelah dikocok, larutan didiamkan beberapa menit
hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan berwarna lebih jernih daripada
lapisan bawah, lapisan bawah inilah yang digunakan sebagai pigmen
sampel. Ekstrak yang diperoleh berwarna kuning tua pada kunyit dan
ekstrak pandan berwarna hijau.
4,5 : 4,5
4,0 : 3,0
3,0 : 4,0
3,0 : 3,0
4,5 : 1,0
1,0 : 4,5
yang cukup
polar untuk daun pandan dan kunyit yaitu eluen E. Kecukup polaran
tersebut ditunjukkan dengan noda sampel awal yang dapat mengembang
setelah penambahan eluen E namun pelebarannya tidak sampai terlalu
lebar dan juga tidak terlalu kecil.
c. Penentuan Rf
Berdasarkan percobaan dan pengamatan di pelat pada percobaan
cincin terkonsentrasi, eluen yang digunakan untuk penentuan R f pada
kunyit dan daun pandan yaitu eluen E. Pada penentuan Rf, tahap pertama
yang harus dilakukan yaitu menyiapkan chamber yang telah diisi dengan
eluen kemudian melapisinya dengan kertas saring hingga meyelimuti
seluruh permukaan chamber, chamber ditutup, dan ditunggu sampai
noda
yang
terbentuk
kemudian
diberi
tanda
dengan
menggunakan pensil dan dilapisi dengan selotip agar warna noda yang
dihasilkan tidak pudar, kemudian diukur nilai R f pada masing pelat
pandan dan kunyit dengan menggunakan rumus:
Rf =
Keterangan: a: jarak dari batas garis bawah ke noda
b: jarak dari batas garis bawah ke batas garis atas
Noda yang dihasilkan pada pelat kunyit yaitu 3 noda dan nilai Rf
(perhitungan pada lampiran) sebagai berikut:
Nilai Ratarata:
Rf1
0,4272
Rf2
0,4999
Rf3
0,5727
Noda yang dihasilkan pada pelat pandan yaitu hanya 1 noda dikarenakan
penotolan sampel yang hanya dilakukan satu kali, sehingga noda kurang
kelihatan dan kurang mengembang. Nilai Rf daun pandan (perhitungan
pada lampiran) sebagai berikut:
Nilai Ratarata:
Rf1
0,6909
Nilai Rf yang diperoleh sesuai dengan nilai R f standar, pada kunyit yaitu
0,4 dan daun pandan 0,6. Banyaknya noda yang dihasilkan baik pada
pelat pandan dan pelat kunyit menandakan jumlah pigmen yang terdapat
pada pandan maupun kunyit.
X.
Kesimpulan
:
Berdasarkan hasil dari percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Eluen yang sesuai untuk sampel kunyit dan daun pandan yaitu eluen E
dengan komposisi heksana, kloroform, dan etanol dan dengan
perbandingan 4,5 : 4,5 :1.
2. Nilai Rf yang diperoleh sesuai dengan nilai R f standar kunyit dan pandan
yaitu:
Kunyit
Noda 1: 0,4272
Noda 2: 0,4999
Noda 3: 0,5727
Daun pandan 0,6909
XI.
Jawaban Pertanyaan
:
1. Apakah yang terjadi jika eluen yang digunakan sebagai pelarut
2.
3.
4.
5.
1. Jika eluen yang digunakan sebagai pelarut pengembang pada KLT terlalu
polar maka noda yang ditotolkan pada plat akan naik seluruhnya sampai
mencapai batas atas plat tanpa mengalami pemisahan. Begitu sebaliknya,
jika eluen yang digunakan sebagai pelarut pengembang pada KLT kurang
polar maka noda yang telah ditotolkan pada plat tidak akan naik
sedikitpun.
2. Fungsi kertas saring pada percobaan penentuan Rf yaitu untuk
menjenuhkan gelas dengan uap pelarut setelah dibasahkan dengan uap
dari campuran pelarut pengembang.
3. Permukaan plat KLT tidak boleh rusak karena ketika plat KLT rusak
maka warna pada sampel tidak akan terpisah dengan baik bahkan tidak
bisa terpisah. Plat KLT yang digunakan harus dalam keadaan baik agar
warna pada sampel dapat terpisah dengan baik.
4. Sebelum digunakan, plat KLT harus dikeringkan dulu dalam oven
bertujuan agar plat bebas dari molekul-molekul air yang terikat, jumlah
air yang terikat sangat berpengaruh pada pemisahan karena air terikat
sangat
kuat
pada
adsorben
sehingga
menghambat
terjadinya
Daftar Pustaka
Anonim. 2012. Kromatografi lapis tipis. (online), www.sribd.com; diakses pada
tanggal 09 Mei 2015 pukul12.49 WIB
Arista, L. 2010. Tinjauan Pustaka. (online), http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19236/3/Chapter%20II.pdf; diakses pada tanggal 09 Mei
2015 pukul 18.16 WIB
Day.R.A, Underwood. A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
Kantasubrata, Julia. Warta Kimia Analitik Edisi Juli 1993. Situs Web Resmi Pusat
Penelitian Kimia LIPI
Soebagio, Budiasih Endang, Ibnu Sodiq.M, Widarti Retno Hayuni, Munzil. 2003.
Kimia Analitik II. Malang: Technical
of sciens and
in Indonesia (IMSTEP)
Dokumentasi
No.
1.
Perlakuan
Persiapan sampel
a.Menyiapkan kunyit,
menimbang kunyit
yang telah dihaluskan
Gambar
Keterangan
15 gram kunyit yang
telah dihaluskan
No.
Perlakuan
Merendam kunyit yang
Gambar
Keterangan
Kunyit yang telah
dihaluskan + 10 mL
10 mL etanol
etanol
No.
Perlakuan
Mengambil filtrat pada
campuran dengan cara
Gambar
Keterangan
Filtrat kunyit dalam
corong pisah
dekantasi, memasukkan
filtat kunyit ke dalam
corong pisah
Menambahkan 5 mL
Filtrat kunyit + 10 mL
larutan kloroform
telah dimasukkan ke
pisah
No.
Perlakuan
Mendiamkan larutan
Gambar
Keterangan
Larutan dalam corong
sampai terbentuk 2
pisah membentuk 2
lapisan
lapisan
-Lapisan atas
-Lapisan bawah
digunakan sebagai
sampel
Potongan daun
pandan
No.
Perlakuan
Menumbuk potongan
Gambar
Keterangan
Daun pandan yang
telah dihaluskan
15 gram tumbukan
daun pandan
halus
telah dihaluskan + 10
dengan 10 mL metanol
mL metanol
No.
Perlakuan
Gambar
Keterangan
dekantasi, memasukkan
filtat daun pandan ke
dalam corong pisah
Menambahkan 5 mL
10 mL larutan
kloroform
No.
Perlakuan
Gambar
Keterangan
telah dimasukkan ke
pisah
Mendiamkan larutan
sampai terbentuk 2
pisah membentuk 2
lapisan
lapisan
-Lapisan atas
-Lapisan bawah
digunakan sebagai
sampel
No.
2.
Perlakuan
Persiapan pelat
a.Cincin terkonsentrasi
Membubuhkan tanda
titik-titik dengan pensil
Gambar
Keterangan
Titik-titik noda
sebanyak 6 titik
dengan arah antar titik
1 cm
Memasukkan plat ke
dalam oven 5 menit
No.
Perlakuan
b.Penentuan Rf
Gambar
Keterangan
Titik-titik pada plat
Membubuhkan tanda
sekitar 0,5 cm
Memasukkan plat ke
3.
Persiapan eluen
a. Cincin
terkonsentrasi
Heksana, kloroform,
metanol
Dicampurkan ke
vial-vial dengan
perbandingan
heksana : kloroform
: metanol
A 1 : 4,5 : 4,5
Eluen
heksana :
kloroform :
metanol
A 1 : 4,5 : 4,5
B3:4:3
C3:3:4
D4:3:3
E 4,5 : 4,5 : 1
F 4,5 : 1 : 4,5
No.
Perlakuan
B3:4:3
C3:3:4
D4:3:3
E 4,5 : 4,5 : 1
F 4,5 : 1 : 4,5
Gambar
Keterangan
No.
Perlakuan
b. Untuk penentuan
Rf
Memasukkan
kertas saring ke
dalam chamber
yang telah dipilih
(yang dianggap
sesuai sebagai
eluen) yaitu eluen
E yang berisi
E 4,5 : 4,5 : 1
heksana : kloroform
: metanol
Gambar
Keterangan
No.
4.
Perlakuan
Tahap penotolan dan
pengembangan sampel
a.Untuk cincin
terkonsentrasi
Menotolkan sampel 2-3
Gambar
Keterangan
Hasil totolan masingmasing eluen dan
eluen yang cocok
dipakai adalah eluen
E
b.Untuk penentuan Rf
Menyiapkan plat yang
telah ditotolkan dengan
ekstrak kunyit dan
pandan
No.
Perlakuan
Memasukkan plat ke
dalam chamber E dan
mengamati naiknya noda
Gambar
Keterangan
Sampel kunyit
Rf rata-rata 1 =
0,4272
Rf rata-rata 2 =
0,4999
Rf rata-rata 1 =
0,5727
Sampel pandan
Rf rata-rata 1 =
0,6909
PERHITUNGAN
1. Penentuan nilai Rf
a
Rf =
b
Pada Kunyit
Pelat A
Noda 1 a = 2,3 ; b = 5,5
a 2,3
Rf 1, A= =
=0,4181
b 5,5
Pelat B
Noda 1 a = 2,4 ; b = 5,5
a 2,4
Rf 1, B= =
=0,4363
b 5,5
Rf ratarata=
R f 1, A+ R f 1, B 0,4181+0,4363
=
=0,4272
2
2
Pelat A
Noda 2 a = 2,7 ; b = 5,5
a 2,7
Rf 2, A= =
=0,4909
b 5,5
Pelat B
Noda 2 a = 2,8 ; b = 5,5
a 2,8
Rf 2, B= =
=0,5090
b 5,5
Rf ratarata=
R f 2, A + Rf 2, B 0,4909+ 0,5090
=
=0,4999
2
2
Pelat A
Noda 3 a = 3,1 ; b = 5,5
a 3,1
Rf 3, A= =
=0,5636
b 5,5
Pelat B
Noda 3 a = 3,2 ; b = 5,5
a 3,2
Rf 3, B= =
=0,5818
b 5,5
Rf ratarata=
R f 3, A+ Rf 3, B 0,5636+ 0,5818
=
=0,5727
2
2
Pada Pandan
Pelat A
Noda 1 a = 3,8 ; b = 5,5
a 3,8
Rf 1, A= =
=0,6909
b 5,5
Pelat B
Noda 1 a = 3,8 ; b = 5,5
a 3,8
Rf 1, B= =
=0,6909
b 5,5
Rf ratarata=
Sampel
Kunyit
Rata-rata
Sampe
l
Pandan
Ratarata
R f 1, A+ R f 1, B 0,6909+0,6909
=
=0,6909
2
2
Rf 1,A
Rf 1,B
0,4181
0,4363
0,4272
Rf
Rf
1,
1,
A
0,
B
0,
69
69
09
09
0,6909
Rf 2,A
Rf 2,B
0,4909
0,5090
0,4999
Rf 3,A
Rf 3,A
0,5636
0,5818
0,5727