SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Meraih Sarjana S-1 Keperawatan (S.Kep.)
Oleh :
ARGA INDERA WAHYUDI
108104000046
LEMBAR PERSEMBAHAN
With love
InFaNa
PERI\TYATAAI\T PERSETUJUAI\I
DISUSUN OLEH:
108104000046
Pembimbing
Pembimbing II
4"")
-Sry{t
NIP: 1 9770401200912203
FAKI]LTAS KEDOKTERAN
DAT\I
ILMU KESEHATAI\
JAKARTA
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
GAMBARAN TEKANAN I}ARAH BURI'ASARKAII FAKTOR PEMBERAT
HIPORTENSI PADA PASIEN IIIPERTENSI Pf,ROKOK DI WILAYAH KNR.IA
PUSKESMAS CIPUTAT KOTA TANGERANG SELATAI\I
Telah disusun dan dipertahankan dihadapan tim penguji oleh :
flIM:
Pembimbing
108104fi10045
Pembimbing
II
-Gil^tI
_r_N
Penguji
II
ge$
Ita Yuanita. S.Kp.. M.Kep.
NIP: I 9700 12220080120A 5
Penguji
III
r:l
.
-,."a
LEMBAR PENGESAIIATI
STDANG UJIAN SKRTPST
*AK['LTAS Kf,DOIffERAN
DAITI
KESENATAN
'"IWU
IIIDAYATI,LLAII JAKAR'TA
Jakarte, Maret20l4
Mengetahui,
llmu Kesehatan
-\
RIWAYAT HIDUP
Nama
Jenis Kelamin
: laki-laki
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
Anak ke
Telepon
: 085755106679
: argaindera@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
1994-1996
1996-2002
2002-2005
2005-2008
2008-2013
PENGALAMAN ORGANISASI
2005-2006
2005-2007
2006-2007
2006-2007
2008-2012
2011-2012
2013-2014
LEMBAR PERNYATAAN
l.
Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk mernenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata
I di
Fakultas Kedokteran
'=
1
ruf$
Syarif Hidayatullah
'l
Jakarta.
2.
Semua sumber
yang
ini
tetrah saya
{
1
.1
di
Fakultas Kedokteran
Of$
Syarif H dayatullah
3.'
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
alau merupakan jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia rnenerirna
sanksi
yang
berlaku
di Fakultas Kedokteran
Of$
dan Ilmu
Kesehatan
Jakarta, Maret2014
:.j
ii
KATA PENGANTAR
iv
matrikulasi
2008
pada
umumnya,
dan
teman-teman
keperawatan angkatan 2008 khususnya, atas segala diskusi dan beda pendapat
yang selalu mewarnai.
14. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini, yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu. Kehadiran kalian, sekecil apapun, adalah bagian
yang tidak terpisahkan, yang dapat membentuk kepribadian penulis yang
sedemikian rupa ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis menyerahkan segalanya
dengan harapan semoga amal baik yang telah dicurahkan guna membantu
penyusunan skripsi ini mendapat balasan. Amiin.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, penulis menerima segala bentuk kritik, saran, dan masukan
yang membangun demi perbaikan di masa mendatang.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSEMBAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ............................................................................................................ i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
ix
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII ........................................ 15
Tabel 2. Definisi Operasional ................................................................................ 34
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur .............................. 48
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Keturunan
Hipertensi dalam Keluarga ...................................................................... 48
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi Merokok ......... 49
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Merokok ................ 49
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi
Makanan dengan Kadar Lemak Tinggi ................................................... 50
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi
Makanan dengan Kadar Garam Tinggi .................................................... 51
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Olahraga ......................... 52
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepatuhan Pengobatan... 52
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Responden .................................. 53
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Berdasarkan Frekuensi Merokok.. 54
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Berdasarkan Lama Merokok ....... 55
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi
Makanan Tinggi Lemak ........................................................................ 56
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi
Makanan Tinggi Garam ........................................................................... 57
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Berdasarkan Aktifitas Olahraga ... 58
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Teori ..................................................................................... 32
Gambar 2. Kerangka Konsep ................................................................................. 33
xi
DAFTAR SINGKATAN
C.O
= Cardiac Output
Ditjen
= Direktorat Jenderal
HDL
JNC
KTP
LDL
mEq
= mili Equivalen
mg/dL
ml
= mili liter
mm
= mili meter
mmHg
= milimeter hydrargyrum
Puskesmas
RISKESDAS
SFA
SV
= stroke volume
TD
= Tekanan Darah
WHO
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan terjadinya transisi epidemiologi saat ini, terjadi perubahan
pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi non infeksi (penyakit degeneratif)
seperti penyakit jantung, hipertensi, ginjal dan stroke yang akhir-akhir ini banyak
terjadi di masyarakat. Penyakit-penyakit tersebut digolongkan kedalam penyakit
tidak menular yang frekuensi kejadiannya mulai meningkat seiring dengan
perkembangan teknologi, perubahan pola makan, gaya hidup serta kemajuan
ekonomi bangsa (Bustan, 2000).
Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi saat ini
dalam pembangunan kesehatan di Indonesia adalah beban ganda penyakit, yaitu
disatu pihak masih adanya penyakit infeksi yang harus ditangani dan dilain pihak
semakin meningkatnya penyakit tidak menular. Proporsi angka kematian penyakit
tidak menular meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada tahun
2007 (Depkes RI., 2010).
Hipertensi sendiri merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan
angka kesakitan yang tinggi. Hipertensi akan memberi gejala yang berlanjut untuk
suatu target organ seperti otak (stroke), pembuluh darah jantung (penyakit jantung
koroner), otot jantung (left ventricle hypertrophy) (Bustan, 2000). Hipertensi
sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer) karena termasuk dalam
penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu
sebagai peringatan bagi korbannya (Sustrani, 2006).
1
darah dapat
Seseorang
dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg.
Sedangkan menurut JNC VII 2003 tekanan darah pada orang dewasa dengan usia
diatas 18 tahun diklasifikasikan menderita hipertensi stadium I apabila tekanan
sistoliknya
140-159
mmHg
dan
tekanan
diastoliknya
90-99
mmHg.
III apabila tekanan sistoliknya lebih dari 180 mmHg dan tekanan diastoliknya
lebih dari 116 mmHg (Sustrani, 2006).
Faktor risiko hipertensi antara lain adalah : faktor genetik, umur, jenis
kelamin, etnis, stress, obesitas, asupan garam, dan kebiasaan merokok. Hipertensi
bersifat diturunkan atau bersifat genetik. Individu dengan riwayat keluarga
hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi
daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.
Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia, dan pria
memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal. Hipertensi
lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang berkulit putih.
Obesitas dapat meningkatkan kejadian hipertensi. Hal ini disebabkan lemak dapat
menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan
tekanan darah. Asupan garam yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran
berlebihan dari hormon natriouretik yang secara tidak langsung akan
meningkatkan
tekanan
darah.
Kebiasaan
merokok
berpengaruh
dalam
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena yang ditemukan peneliti dalam study pendahuluan
dan berdasarkan uraian latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti
gambaran tekanan darah berdasarkan faktor-faktor yang memperberat hipertensi
pada pasien hipertensi perokok di wilayah kerja Puskesmas Ciputat, Kota
Tangerang Selatan.
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum :
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tekanan darah
berdasarkan faktor-faktor yang memperberat resiko hipertensi pada pasien
hipertensi perokok di wilayah kerja Puskesmas Ciputat, Kota Tangerang
Selatan.
2.
Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui karakteristik responden, antara lain berdasarkan usia,
jenis kelamin, riwayat keturunan hipertensi dalam keluarga, frekuensi dan
lama merokok, kebiasaan konsumsi makanan dengan kadar lemak dan
garam tinggi, aktifitas olahraga dan kepatuhan pengobatan.
b. Untuk mengetahui gambaran tekanan darah berdasarkan frekuensi
merokok pada pasien hipertensi perokok di wilayah kerja Puskesmas
Ciputat.
c. Untuk mengetahui gambaran tekanan darah berdasarkan lama merokok
pada pasien hipertensi perokok di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.
D. Manfaat Penelitian
1.
2.
pada pasien
hipertensi
perokok
bagi
semua mahasiswa
Untuk peneliti :
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi peneliti
untuk melakukan penelitian.
4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tekanan Darah
1. Pengertian Tekanan Darah
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap
dinding pembuluh darah, bergantung pada volume darah yang terkandung di
dalam pembuluh dan compliance, atau daya regang (distensibility) dinding
pembuluh yang bersangkutan. Apabila volume darah yang masuk arteri sama
dengan volume darah yang meninggalkan arteri selama periode yang sama,
tekanan darah arteri akan konstan. Namun yang terjadi, selama sistol ventrikel,
volume sekuncup darah masuk arteri-arteri dari ventrikel, sementara hanya
sekitar sepertiga darah dari jumlah tersebut yang meninggalkan arteri untuk
masuk ke arteriol-arteriol. Selama diastol, tidak ada darah yang masuk ke
dalam arteri, sementara darah terus meninggalkan mereka, terdorong oleh
recoil elastik. Tekanan maksimum yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah
disemprotkan masuk ke dalam arteri selama sistol, atau tekanan sistolik, ratarata adalah 120 mmHg. Tekanan minimum di dalam arteri sewaktu darah
mengalir keluar selama diastol, yakni tekanan diastolik, rata-rata 80 mmHg.
Tekanan arteri tidak turun menjadi 0 mmHg karena timbul kontraksi jantung
berikutnya dan mengisi kembali arteri sebelum semua darah keluar
(Sherwood, 2001).
Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh
darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Tekanan sistemik (arteri
8
darah), merupakan tekanan darah dalam sistem arteri tubuh, adalah indikator
yang baik tentang kesehatan kardiovaskuler. Aliran darah mengalir pada
sistem sirkulasi karena perubahan tekanan. Darah mengalir dari daerah yang
tekanannya tinggi ke daerah yang tekanannya rendah. Kontraksi jantung
mendorong darah dengan tekanan tinggi aorta. Puncak dari tekanan
maksimum saat ejeksi terjadi adalah tekanan sistolik. Pada saat ventrikel
relaks, darah yang tetap dalam arteri menimbulkan tekanan diastolik atau
minimum. Tekanan diastolik adalah tekanan minimal yang mendesak dinding
arteri setiap waktu (Poter & Perry, 2005).
Tekanan darah hampir selalu dinyatakan dalam millimeter air raksa
(mm Hg) karena manometer air raksa telah dipakai sebagai rujukan baku
untuk pengukuran tekanan darah dalam sejarah Fisiologi. Kadang-kadang
tekanan juga dinyatakan dalam sentimeter air (Guyton, 1997). Tetapi, unit
standar untuk pengukuran tekanan darah adalah millimeter air raksa (mm Hg).
Pengukuran menandakan sampai setinggi mana tekanan darah dapat mencapai
kolom air raksa. Tekanan darah dicatat dengan pembacaan sistolik sebelum
diastolik (misal : 120/80 mmHg). Bila seseorang mengatakan bahwa tekanan
dalam suatu pembuluh darah adalah 50 mm Hg, maka berarti bahwa kekuatan
yang dikerahkan adalah cukup untuk mendorong suatu kolom air raksa ke atas
sampai setinggi 50 mm. Bila tekanan adalah 100 mm Hg, maka kolom air
raksa akan didorong setinggi 100 mm. (Guyton, 1997). Perbedaan antara
sistolik dengan diastolik adalah tekanan nadi. Untuk tekanan darah 120/80
mmHg, tekanan nadi adalah 40 (Poter & Perry, 2005)
10
11
12
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang
untuk sementara waktu berfungsi untuk: (Aditama, 2005)
a. Meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik
tubuh terhadap ancaman dari luar).
b. Meningkatkan
kecepatan
dan
kekuatan
denyut
jantung,
juga
13
B. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg (Price &
Wilson, 2006). Sedangkan menurut WHO, hipertensi atau tekanan darah
tinggi yaitu tekanan darah sistole sama dengan atau diatas 140 mmHg,
diastole di atas 90 mmHg (Mansjoer, 2000). Hipertensi merupakan tekanan
darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling tidak pada tiga
14
15
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
Normal
< 120
< 80
Pre Hipertensi
120-139
80-89
Derajat 1
140-159
90-99
Derajat 2
>160
>100
Hipertensi
16
tahanan
terhadap
aliran darah
yang melaluinya
dan
17
3. Etiologi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang
beragam. Pada kebanyakan pasien etiologi patofisiologinya tidak diketahui
(essensial atau hipertensi primer). Hipertensi primer ini tidak dapat
disembuhkan tetapi dapat dikontrol. Kelompok lain dari populasi dengan
persentase rendah mempunyai penyebab yang khusus, dikenal sebagai
hipertensi sekunder. Banyak penyebab hipertensi sekunder; endogen maupun
eksogen. Bila penyebab hipertensi sekunder dapat diidentifikasi, hipertensi
pada pasien-pasien ini dapat disembuhkan secara potensial (Ditjen Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006).
a. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri
yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik
normal, Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup 90%
18
tertentu,
baik
secara
langsung
ataupun
tidak,
dapat
4. Patogenesis
Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tekanan perifer.
Berbagai faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tekanan perifer akan
mempengaruhi tekanan darah seperti asupan garam yang tinggi, faktor
genetik, stres, obesitas, faktor endotel. Selain curah jantung dan tahanan
perifer sebenarnya tekanan darah dipengaruhi juga oleh tebalnya atrium
19
20
rasa sakit ketika berjalan kerusakan pada ginjal dan kerusakan pada organ
mata yang dapat mengakibatkan kebutaan (Beevers et al, 2002). Gejala
gejala hipertensi antara lain sakit kepala, jantung berdebar-debar, sulit
bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban kerja, mudah lelah,
penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil
terutama di malam hari telingga berdering (tinnitus) dan dunia terasa berputar
(Sustrani, 2006).
21
22
hipertensi yang dapat dirubah atau juga bisa diesebut sebagai faktor yang
dapat memperberat hipertensi :
a. Frekuensi Merokok
Jumlah rokok yang dihisap dapat dalam satuan batang, bungkus, pak
per hari. Jenis rokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu :
1) Perokok Ringan disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari
10 batang per hari.
2) Perokok Sedang disebut perokok sedang jika menghisap 10 20 batang
per hari.
3) Perokok Berat disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20
batang per hari (Bustan, 2000).
b. Lama Merokok
Adanya dampak lama merokok terhadap tekanan darah sangat
beralasan, sebab semakin awal seseorang merokok, makin sulit untuk
berhenti merokok. Rokok juga mempunyai dose-respone effect, dimana
semakin muda usia merokok, akan semakin besar pengaruhnya karena
akan lebih banyak toksin yang menumpuk di dalam tubuh sehingga pada
kurun waktu yang lama dosis racun akan mencapai titik toksin sehingga
kelihatan gejala yang ditimbulkannya (Smet, 1994).
Walaupun peningkatan tekanan darah tidak begitu tampak namun
dalam waktu yang lama (10-20 tahun), dampak rokok akan terasa sehingga
dapat mengakibatkan beberapa penyakit yang berbahaya seperti stroke,
infark miokardium, jantung, impotensi, kanker dan lain-lain (Rustan,
2006)
23
pangan
tinggi
lemak
juga
dapat
menyebabkan
24
Sebaliknya,
masyarakat
yang
konsumsi
garamnya
rendah
25
26
7. Penatalaksanaan Hipertensi
Penatalaksanan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita
tekanan darah tinggi dapat dilakukan dengan farmakologi dan non
farmakologi.
a. Penatalaksanaan Farmakologi
Penatalaksanaan farmakologi adalah penatalaksanaan tekanan darah
tinggi dengan menggunakan obat-obatan kimiawi. Beberapa jenis obat
antihipertensi yang beredar saat ini, antara lain:
1) Diuretik
Diuretik adalah obat antihipertensi yang efeknya membantu
ginjal meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan air (Setiawati
dalam Rezky, 2011). Meningkatkan ekskresi pada ginjal akan
mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan
tekanan darah (Sheps, 2002).
2) Penghambat Adrenergik
Menurut Sheps (2002), penghambat adrenergik merupakan
sekelompok obat yang terdiri dari alfa-bloker, beta-bloker, dan alfa-
27
beta-bloker
(abetol).
Penghambat
adrenergik
berguna
untuk
enzim
konversi
angiotensin
mengurangi
dengan
vasodilator.
Antagonis
kalsium
adalah
obat
28
dalam
darah
merangsang
pelepasan
epineprin
29
dimana bunyi
30
31
pada kedua lengan, pada posisi berbaring, duduk dan berdiri (Arjatmo &
Hendra, 2001).
32
C. Kerangka Teori
Konsumsi Lemak
Berlebih
Stres
Rokok
Aktifitas saraf
simpatis meningkat
Nikotin
Tekanan perifer
berkurang
Aktifitas Saraf
Simpatis meningkat
Pelepasan Norepinefrin
meningkat
Aktifitas Fisik
Konsumsi Garam
Berlebih
Penurunan
tekanan perifer
Pelepasan renin
Substrat renin
(protein plasma)
Angiotensin I
Angiotensin II
Aldosteron
Vasokontriksi
arteri perifer
Pengobatan
Retensi natrium
dan H2O
Keterangan :
Variabel yang diteliti
Non
Farmakologi
Volume plasma
meningkat
Tekanan darah
meningkat
Modifikasi Arjatmo T, dan Hendra U. (2001), Gyton dan Hall (1997), Mangku
Sitepoe (1997).
Farmakologi
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis
beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2008).
Berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan pada studi pustaka, maka
peneliti membuat kerangka konsep untuk memudahkan mengidentifikasi konsepkonsep sesuai penelitian sehingga dapat dimengerti.
33
34
B. Definisi Operasional
Tabel 2. Definisi Operasional
Variabel
Definisi
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil
Tekanan
Pengukuran
Sphygmo
Data numerik
Darah
dinyatakan dalam
dilakukan pada
manomete
(mmHg)
posisi duduk
r air raksa
sebanyak 2 kali
interval 2 menit.
Cara
pengukurannya
sedangkan untuk
seperti pedoman
yang berlaku
(terlampir)
Skala
Rasio
mmHg.
Frekuensi
Meminta
merokok
responden untuk
menjawab
responden
pertanyaan dalam
kuisioner.
Kuesioner
1. Perokok ringan
: 1-10 batang
sehari
2. Perokok Sedang
: 11-20 batang
sehari
3. Perokok Berat :
lebih dari 20
batang sehari.
(Bustan, 2000).
Ordinal
35
Variabel
Definisi
Cara Ukur
Lama
merokok
Meminta
Alat Ukur
Kuesioner
Hasil
1. Kurang dari 5
Skala
Ordinal
tahun
menjawab
2. 5-10 tahun
pertanyaan dalam
3. Lebih dari 10
kuisioner.
tahun
Kebiasaan
Rata-rata jumlah
Meminta
Kuesioner
1. 1-2x/minggu
konsumsi
responden untuk
2. 3-6x/minggu
makanan
menjawab
3. 1x/hari
dengan
pertanyaan dalam
4. > 1x/minggu
kadar
kuisioner.
lemak
kambing) yang
tinggi
dikonsumsi oleh
Ordinal
responden dalam 1
minggu
Kebiasaan
Rata-rata jumlah
Meminta
Kuesioner
1. 1-2x/minggu
konsumsi
responden untuk
2. 3-6x/minggu
makanan
menjawab
3. 1x/hari
dengan
pertanyaan dalam
4. > 1x/minggu
kadar
kuisioner.
lemak
tinggi
Ordinal
responden dalam 1
minggu
Aktifitas
Meminta
Kuesioner
1. Jarang/tidak
olahraga
dihabiskan oleh
responden untuk
responden untuk
menjawab
berolahraga dalam 1
pertanyaan dalam
atau < 3
minggu
kuisioner.
hari/minggu
pernah
2. <30 menit/hari
3. 30 menit/hari
atau 3
Ordinal
36
hari/minggu
Variabel
Definisi
Cara Ukur
Kepatuhan
Kemauan responden
Meminta
pengobata
dalam mengkonsumsi
responden untuk
menjawab
pertanyaan dalam
kuisioner.
terakhir
Alat Ukur
Kuesioner
Hasil
1. Ya
2. Tidak
`Skala
Ordinal
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan
penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun
peneliti pada seluruh proses penelitian (Setiadi, 2007). Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif, desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif
yaitu penelitian untuk menggambarkan tekanan darah berdasarkan frekuensi
merokok dan faktor-faktor resiko hipertensi.
B. Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti meliputi tekanan darah, dan faktor-faktor yang dapat
memperberat keadaan hipertensi responden seperti : frekuensi merokok dalam
sehari, lama merokok, kebiasaan konsumsi makanan dengan kadar lemak dan atau
garam tinggi, aktifitas olahraga dan kepatuhan pengobatan.
38
2. Waktu Penelitian
Penelitian dimulai dengan melakukan penelusuran pustaka, survei awal,
mempersiapkan proposal penelitian, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan
penelitian sampai penyusunan laporan akhir. Penelitian ini dilaksanakan
bulan November 2012 sampai dengan Desember 2012.
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat,
2008). Populasi penelitian ini adalah penderita hipertensi yang telah terdaftar
dalam laporan administrasi Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian
keperawatan, kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
(Hidayat, 2008). Sampel pada penelitian ini adalah sampel yang memenuhi
kriteria inklusi sebagai berikut :
a. Pasien hipertensi laki-laki yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ciputat
b. Pasien hipertensi yang merokok, yaitu seseorang yang menyatakan dirinya
adalah perokok.
c. Usia pasien 30 tahun.
d. Bersedia menjadi responden penelitian.
39
N.Z2 1-
P( 1-P )
n=
( N-1 ).d2 + Z 2 1-
Keterangan:
N
n=
135,4752
0,365 + 0,9216
40
135,4752
1,2866
41
dilakukan
dengan
2.
3.
4.
Data primer, berupa jumlah rokok yang dihisap dalam sehari, lama merokok,
riwayat keturunan hipertensi, kebiasaan konsumsi makanan dengan kadar
garam dan lemak tinggi, aktifitas olahraga, kepatuhan pengobatan dan
tekanan darah pasien, dikumpulkan dengan wawancara menggunakan
kuesioner dan pengukuran langsung menggunakan sphygmomanometer jenis
air raksa yang sebelumnya telah dikalibrasi terlebih dahulu. Untuk
pengukuran langsung, dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh beberapa
orang yang sebelumnya dilakukan pengujian dan penyamaan persepsi dengan
peneliti sehingga hasil pengukuran antara peneliti dengan yang membantu
menghasilkan data yang sama. Waktu pengukuran adalah saat pasien datang
ke Puskesmas dan dipersilakan untuk istirahat terlebih dahulu untuk
kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah sebanyak dua kali atau lebih.
42
5.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
terdiri dari delapan pertanyaan yang akan ditanyakan langsung pada pasien dan
sphygmomamometer jenis air raksa yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
H. Pengolahan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengolahan data yang
terdiri dari:
1. Editing
43
I. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini menekankan masalah etika penelitian yang
meliputi:
1.
44
3.
Kerahasiaan (confidentially)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok
data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian. Data yang telah
diolah dalam penelitian di wilayah kerja Puskesmas Ciputat ini ditampilkan
dalam bentuk narasi yang disertai teks, tabel, dan gambar distribusi frekuensi
sehingga memudahkan pembaca dalam memahami hasil penelitian ini.
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini akan memaparkan secara lengkap hasil penelitian gambaran tekanan
darah berdasarkan faktor yang memperberat hipertensi pada pasien hipertensi
perokok di Puskesmas Ciputat. Penelitian dilaksanakan dengan menyebarkan
kuisioner secara accidental sampling kepada setiap pengunjung yang berobat di
puskesmas dan melakukan kunjungan rumah kepada pasien yang telah
terdiagnosis hipertensi dan merokok kemudian dilakukan pengukuran tekanan
darah.
46
47
c) Laboratorium
Untuk program puskesmas yang fokus pada penyakit hipertensi lebih
di titik beratkan pada program kuratif dan rehabilitatifnya. Sementara
untuk promotif dan preventif kurang begitu digalakkan. Dalam program
promotif dan preventif lebih banyak ditugaskan pada kader saat
dilakukannya Posbindu. Yaitu dengan cara penyuluhan kesehatan sehingga
kurang begitu berpengaruh terhadap warga yang masih berusia remaja dan
dewasa awal. Selain itu menurut pengamatan penulis, setiap pasien yang
berobat ke puskesmas selalu dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum
dilakukan pengobatan, walaupun pasien tersebut tidak berobat untuk
hipertensi. Dari pemeriksaan awal tersebut didapat tekanan darah sehingga
jika pasien pada saat itu tekanan darahnya tinggi dapat pula diberikan
informasi agar pasien tersebut tidak terkena hipertensi.
Dari segi kuratif dan rehabilitatifnya lebih terprogram. Setiap satu
bulan sekali atau setidaknya jika obat antihipertensinya sudah habis, pasien
hipertensi diwajibkan untuk kontrol ke puskesmas. Selain itu mulai tahun
ini, setiap pasien yang datang berobat dengan membawa KTP Tangerang
Selatan, di gratiskan dalam berobat, sehingga mahalnya biaya pengobatan
dan harga obat sudah tidak menjadi kendala lagi.
B. Karakteristik Responden
1. Umur Responden
Menurut Hurlock dalam Alamsyah (2009), masa kedewasaan seseorang
dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu young adult / dewasa awal (18-40 tahun),
48
middle life / dewasa menengah (40-60 tahun), dan late adulthood / dewasa
lanjut (>60 tahun). Responden dalam penelitian ini merupakan pasien
hipertensi yang merokok di wilayah kerja Puskesmas Ciputat, Kota
Tangerang Selatan. Jumlah responden adalah sebanyak 106 orang. Sebagian
besar responden memiliki umur 41-60 tahun, yaitu 49 orang (46,23 %),
sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang berumur lebih dari 60
tahun tahun, yaitu 18 orang (16,98 %).
Berikut ini distribusi responden berdasarkan umur dalam tabel berikut
ini :
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Umur
(Tahun)
30-40
41-60
>60
Total
Frekuensi
39
49
18
106
Persentase
(%)
36,79
46,23
16,98
100
Frekuensi
73
33
106
Persentase
(%)
68,87
31,13
100
49
3. Frekuensi Merokok
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 106 responden yang
merokok, sebagian besar menghabiskan antara 1-10 batang rokok perhari
serta 11-20 batang rokok perhari, dua kategori ini memiliki jumlah yang
sama, yaitu masing-masing 43 orang (40,57 %), sedangkan 20 orang (18,86
%) menghabiskan lebih dari 20 batang rokok perhari.
Berikut data penyebaran responden berdasarkan frekuensi merokok :
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi Merokok
Frekuensi Merokok
(Batang/Hari)
1 10
11 20
> 20
Total
Jumlah
43
43
20
106
Persentase
(%)
40,57
40,57
18,86
100
4. Lama Merokok
Berikut tabel penyebaran responden berdasarkan lama merokok :
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Merokok
Lama Merokok
(Tahun)
<5
5-10
> 10
Total
Frekuensi
13
33
60
106
Persentase
(%)
12,26
31,13
56,61
100
50
Frekuensi
44
19
23
20
106
Persentase
(%)
41,51
17,92
21,7
18,87
100
51
Frekuensi
37
35
19
15
106
Persentase
(%)
34,91
33,02
17,92
14,15
100
7. Aktifitas Olahraga
Berikut tabel sebaran responden berdasarkan aktifitas fisik, terutama
olah raga yang dilakukan oleh responden :
52
Frekuensi
Jarang/tidak pernah
< 30menit/hari atau < 3hari/minggu
> 30 menit/hari atau > 3hari/minggu
Total
68
29
9
106
Persentase
(%)
64,15
27,36
8,49
100
8. Kepatuhan Pengobatan
Sebaran
responden
berdasarkan
kepatuhan
responden
terhadap
Frekuensi
42
64
106
Persentase
(%)
39,62
60,38
100
53
C. Analisis Univariat
1. Tekanan Darah
Berikut adalah tabel gambaran tekanan darah responden :
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Responden
Keterangan
Min
Rata-Rata
Max
Tekanan Darah
Sistole
100
134,91
180
Diastole
70
89,81
140
54
55
Keterangan
Nilai Minimal
Nilai Rata-Rata
Nilai Maksimal
Lama Merokok
< 5 Tahun
5-10 Tahun
> 10 Tahun
Sistole Diastole Sistole Diastole Sistole Diastole
100
70
100
70
110
70
126,15
82,31
129,39
86,67
139,83
93,17
150
100
160
140
180
140
56
1-2x perminggu
3-6x perminggu
1x perhari
> 1x perhari
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Nilai Minimal
100
70
110
70
120
80
130
80
Nilai Rata-Rata
128,41
85
134,21
87,89
138,26
92,17
146
99,5
Nilai Maksimal
170
120
160
100
160
100
180
140
57
1-2x perminggu
3-6x perminggu
1x perhari
> 1x perhari
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Nilai Minimal
100
70
120
70
120
80
120
80
Nilai Rata-Rata
126,49
83,51
135,71
91,14
141,05
93,16
146
98
Nilai Maksimal
170
120
160
140
160
110
180
140
58
Keterangan
Jarang/tidak pernah
Aktifitas Olahraga
< 30menit/hari atau
< 3hari/minggu
30 menit/hari atau
3hari/minggu
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Nilai Minimal
100
70
100
70
100
70
Nilai Rata-Rata
136,76
90,29
132,07
91,93
130
92,22
Nilai Maksimal
180
140
170
120
150
140
Data diatas dapat diketahui bahwa responden yang jarang atau tidak
pernah berolahraga memiliki tekanan sistolik rata-rata 136,76 mmHg dengan
tekanan sistolik minimal 100 mmHg dan tekanan sistolik maksimal 180
mmHg. Sedangkan tekanan diastolik rata-rata dari responden yang jarang
atau tidak pernah olahraga adalah 90,29 mmHg dengan tekanan diastolik
minimal 70 mmHg dan tekanan diastolik maksimal 140 mmHg.
Sedangkan responden yang berolahraga lebih dari atau sama dengan 30
menit perhari atau lebih dari atau sama dengan 3 hari perminggu memiliki
tekanan sistolik rata-rata 130 mmHg dengan tekanan sistolik minimal 100
mmHg dan tekanan sistolik maksimal 150 mmHg. Sedangkan tekanan
59
Keterangan
Nilai Minimal
Nilai Rata-Rata
Nilai Maksimal
Kepatuhan Pengobatan
Ya
Tidak
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
100
70
110
70
127,14
84,29
140
93,44
170
120
180
140
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
1. Umur Responden
Pada penelitian gambaran tekanan darah di Puskesmas Ciputat Timur
diperoleh sebanyak 106 responden sesuai dengan sampel yang direncanakan.
106 responden yang diteliti adalah responden dengan umur diatas 30 tahun.
Krummel (2004) menyatakan bahwa penyakit hipertensi paling banyak
dialami oleh kelompok umur 31-55 tahun. Sejalan dengan bertambahnya
umur hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan
sistolik terus meningkat sampai umur 80 tahun dan tekanan diastolik terus
meningkat sampai umur 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan
atau bahkan menurun drastis.
Kategori dengan responden terbanyak adalah antara umur 41-60 tahun,
yaitu 49 orang (46,23 %). Peneliti mengambil responden dengan umur diatas
60
61
30 tahun karena menurut hasil penelitian Aisyiyah (2009) dan Irza (2009)
menyatakan bahwa ada hubungan antara faktor usia dengan hipertensi dan
resiko hipertensi semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Krummel
(2004) juga menyatakan, semakin bertambahnya umur hampir setiap orang
mengalami kenaikan tekanan darah.
2. Jenis Kelamin
Penelitian ini sengaja hanya mengambil responden dengan jenis
kelamin laki-laki karena menurut Sustrani (2006) wanita penderita hipertensi
diakui lebih banyak dari pada laki-laki. Tetapi wanita lebih tahan dari pada
laki-laki tanpa kerusakan jantung dan pembuluh darah. Pria lebih banyak
mengalami kemungkinan menderita hipertensi dari pada wanita. Pada pria
hipertensi lebih banyak disebabkan oleh pekerjaan, seperti perasaan kurang
nyaman terhadap pekerjaan. Sampai usia 55 tahun pria beresiko lebih tinggi
terkena hipertensi dibandingkan wanita. Menurut Edward D. Frohlich (dalam
Sustrani, 2006) seorang pria dewasa akan mempunyai peluang lebih besar
yakni satu di antara 5 untuk mengidap hipertensi. Khomsan (2004)
menyebutkan bahwa hipertensi pada laki-laki lebih tinggi daripada
perempuan, karena perempuan memiliki hormon estrogen yang berperan
sebagai protektor peningkatan tekanan darah. Syukraini (2009) dalam
penelitiannya juga menyatakan bahwa faktor jenis kelamin berhubungan
dengan hipertensi.
62
63
64
65
66
67
68
69
tinggi (seperti mie instan, ikan asin, kecap asin, keju dan saus tomat) lebih
dari 1 kali sehari adalah yang tertinggi. Tekanan sistolik rata-ratanya adalah
146 mmHg dan tekanan diastolik rata-ratanya adalah 98 mmHg. Sedangkan
responden yang mengkonsumsi makanan dengan kadar garam tinggi antara 12 kali perminggu memiliki rata-rata tekanan sistolik dan diastolik terrendah,
yaitu 126,49 mmHg untuk tekanan sistolik rata-ratanya dan 83,51 mmHg
untuk tekanan diastolik rata-ratanya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Williams (1991) yang menjelaskan
bahwa makan natrium berlebih dapat mengganggu kerja ginjal. Krummel
(2004) menambahkan, populasi yang mengkonsumsi garam dalam jumlah
yang kecil (70mEq/hari) terbukti memiliki riwayat hipertensi yang rendah
pula. Sulchan (2012) menyatakan bahwa asupan tinggi natrium berresiko
sebesar 7,9 kali terhadap hipertensi.
70
pasokan
darah
keseluruh
tubuh
menjadi
lancar,
Karena
71
72
dipertimbangkan untuk memulai terapi dengan dua obat. Hal yang harus
diperhatikan adalah risiko untuk hipotensi ortostatik, terutama pada pasienpasien dengan diabetes, disfungsi autonomik, dan lansia (Ayu dalam Irza,
2009).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian
besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari
hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan
prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2%
penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus
yang minum obat hipertensi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang patuh terhadap
program pengobatan, dalam hal ini mengkonsumsi obat anti hipertensi secara
teratur sesuai petunjuk dokter dalam 3 bulan terakhir memiliki rata-rata
tekanan sistolik dan diastolik yang lebih rendah jika dibandingkan dengan
responden yang tidak patuh terhadap program pengobatan. Responden yang
patuh terhadap program pengobatan memiliki tekanan sistolik rata-rata
127,14 mmHg dan tekanan diastolik rata-rata 84,29 mmHg. Responden yang
tidak patuh terhadap program pengobatan memiliki tekanan sistolik rata-rata
140 mmHg dan tekanan diastolik rata-ratanya 93,44 mmHg.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dari 106 responden, 64 (60,38
%) responden diantaranya tidak patuh terhadap program pengobatan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa sebab. Menurut hasil penelitian Adriansyah (2010)
menyebutkan bahwa semakin bertambahnya usia seseorang dan semakin lama
seseorang mengidap hipertensi maka kepatuhan seseorang terhadap program
73
pengobatan akan semakin berkurang. Hal yang sama juga diungkapkan oleh
Jaya (2009) dalam hasil penelitiannya. Pasien dengan usia antara 56-80 tahun,
9 kali cenderung untuk tidak patuh daripada pasien yang berusia 32-55 tahun.
Pada umumnya pasien dengan umur yang sudah lanjut ditambah lagi dengan
sudah lamanya menderita hipertensi, mengaku sering lupa atau enggan untuk
meminum obatnya. Ada beberapa alasan yang diutarakan pasien tersebut
diantaranya sudah jenuh meminum obat (karena penyakit yang dideritanya
sudah cukup lama), sedangkan penyakitnya tidak kunjung sembuh
sepenuhnya (Adriansyah 2010).
Tingginya pendidikan seseorang juga mempengaruhi kepatuhan
seseorang terhadap perogram pendidikan. Menurut Adriansyah (2010) dengan
semakin tingginya pendidikan, ada kemungkinan pasien tersebut tidak patuh
dalam menjalani pengobatannya. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya
sedikit pengetahuan yang dimiliki pasien tersebut mengenai penyakitnya,
akibat pengetahuan yang tidak menyeluruh, pasien sering mengabaikan
instruksi yang telah diberikan oleh dokter kepadanya dan sering menganggap
penyakit hipertensi tidak begitu fatal bagi kesehatannya padahal komplikasi
yang timbul dari penyakit tersebut sangat membahayakan seiring tidak segera
mengobatinya.
Komunikasi antara dokter dan pasien juga menjadi salah satu faktor
yang berpengaruh
terhadap
kepatuhan
seseorang terhadap
program
74
pasien dokter maka semakin tinggi tingkat kepatuhan pasien dalam mengikuti
aturan pengobatan.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis masih memiliki keterbatasan penelitian.
Keterbatasan penelitian yang dimaksud diantaranya keterbatasan penulis dalam
dana, waktu dan tenaga. Karena masih terdapat banyak faktor faktor resiko
hipertensi yang dapat di gali lagi. Namun karena kemampuan peneliti yang
terbatas dalam hal waktu, dana dan tenaga maka faktor-faktor resiko hipertensi
yang dapat dikaji hanya meliputi frekuensi merokok, lama merokok, kebiasaan
konsumsi makanan dengan kadar garam dan atau lemak tinggi, kebiasaan olahraga
dan kepatuhan pengobatan.
Selain itu dalam cara mengkategorikan hasil penelitian tentang kebiasaan
konsumsi makanan dengan kadar lemak dan garam tinggi, peneliti juga memiliki
kekurangan sumber bacaan sehingga ditakutkan hasilnya akan bias karena antara
kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi tidak dikaji lebih lanjut.
Kemudian variabel kepatuhan pengobatan juga tidak dikaji lebih lanjut, karena
responden hanya diberi pertanyaan apakah responden mengkonsumsi obat sesuai
resep dokter dalam tiga bulan terakhir, tanpa dipastikan lebih lanjut oleh peneliti
apakah responden benar-benar mengkonsumsi obatnya atau tidak.
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Penelitian ini telah mengidentifikasi beberapa karakteristik dari 106
responden. Mayoritas responden adalah responden yang berusia antara umur
41-60 tahun, yaitu 49 orang (46,23 %). Jenis kelamin responden semuanya
laki-laki. 73 orang (68,87 %) memiliki riwayat keturunan hipertensi dalam
keluarganya. Berdasarkan frekuensi merokok, responden yang merokok
antara 1-10 batang perhari dan 11-20 batang perhari memiliki jumlah yang
sama besar, yaitu masing-masing 43 orang (40,57 %). Berdasarkan lama
merokok, jumlah responden yang merokok lebih dari 10 tahun adalah yang
terbanyak, yaitu 60 orang (56,61 %). Berdasarkan konsumsi makanan dengan
kadar lemak tinggi, responden yang mengkonsumsi antara 1-2 kali perminggu
adalah yang terbanyak, yaitu 44 responden (41,51 %). Kebiasaan konsumsi
makanan dengan kadar garam tinggi yang terbanyak adalah responden yang
mengkonsumsi antara 1-2 kali perminggu, yaitu 37 orang (34,91 %).
Berdasarkan aktifitas olahraga, sebaran responden yang paling banyak adalah
responden yang jarang atau tidak pernah berolahraga, yaitu 68 orang (64,15
%). Berdasarkan kepatuhan pengobatan, responden yang tidak patuh terhadap
program pengobatan adalah yang terbanyak, yaitu 64 orang (60,38 %).
2. Gambaran rata-rata tekanan darah berdasarkan frekuensi merokok adalah
sebagai berikut : 1-10 batang : 130,7/85,35 mmHg; 11-20 batang :
133,72/89,3 mmHg; >20 batang : 146,5/100,5 mmHg.
75
76
B. Saran
a. Bagi klien dan masyarakat :
Diharapkan kepada masyarakat untuk merubah gaya hidupnya ke arah yang
lebih sehat, terutama mengurangi atau bahkan berhenti merokok, mengurangi
konsumsi makanan berlemak dan berkadar garam tinggi, berolahraga yang
rajin dan mematuhi program pengobatan.
77
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Tj. Y. 2005. Mayo Clinic Hipertensi. PT. Duta Prima. Cetakan I.
Jakarta.
Adriansyah. 2010. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Ketidakpatuhan
Pasien Penderita Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan di RSU H. Adam
Malik Medan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Aisyiyah, Farida Nur. 2009. Faktor Risiko Hipertensi pada Empat
Kabupaten/Kota dengan Prevalensi Hipertensi Tertinggi di Jawa dan
Sumatera. Skripsi. IPB.
Alamsyah, Rika Mayasari. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan
Merokok dan Hubungannya dengan Status Penyakit Periodontal Remaja di
Kota Medan Tahun 2007. Tesis. Universitas Sumatera Utara
Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Amira, Nor. 2010. Gambaran Tekanan Darah pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Sebelum dan Sesudah Olahraga.
Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Arjatmo T, Hendra U., 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI.
Arora, Anjali, 2008. 5 Langkah Mencegah Dan Mengobati Tekanan Darah
Tinggi. PT. Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia, Jakarta.
Beevers, Gareth, D., Lip, Gregory Y. H., Eoin, O., 2002. ABC of Hypertension, 5th
ed. Blackwell Publishing.
Bustan, N.M., 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Chaplin, J.P. 1997. Kamus Lengkap Psikologi. (Terjemahan Dr. Kartini Kartono).
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Corwin, Elizabeths J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Terjemahan Brahman U.
Jakarta : EGC.
Departemen Kesehatan R.I. 2007. Pedoman Pengendalian Penyakit Paru
obstruktif kronik, Jakarta.
Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Pembuluh Darah dan
Tekanan Darah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 297-340.
Sitepoe, M., 1997. Usaha Mencegah Bahaya Merokok. Jakarta: Gramedia.
Sitepu, Rahmadani. 2012. Pengaruh Kebiasaan Merokok dan Status Gizi
Terhadap Hipertensi pada Pegawai kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Sumatera Utara. Tesis. Universitas Sumatera Utara.
Sitorus, Ronald, 2005. Gejala Penyakit Dan Pencegahannya. Yrama Widya,
Bandung.
Situmorang, Kamri, 2009. Perbedaan Tekanan Darah Perokok Nikotin Tinggi dan
Nikotin Rendah pada Laki-Laki Berumur 15-30 Tahun di Lingkungan I
Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan
Tahun 2009. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Smet, B., 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.
Indonesia.
Soeharto I., 2001. Kolesterol & Lemak Jahat Kolesterol & Lemak Baik. Yayasan
Pembina Kardiovaskuler Indonesia.
Suhardi., 1995. Perilaku Merokok di Indonesia menurut Susenas dan SKRT 1995.
Jurnal Cermin Dunia Kedokteran.
Sulchan, Muhammad, Vindy Destiany. 2012. Asupan Tinggi Natrium dan Lama
Menonton TV Sebagai Faktor Risiko Hipertensi Obeistik pada Remaja
Awal. Journal of Nutrition College, No. 1, Tahun 2012.
Sustrani L., 2006. Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Syazana, Nur Adibah. 2010. Pengaruh Tekanan Darah pada Perokok di
Kalangan Mahasiswa Lelaki Angkatan 2007 Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Walgito, B. 1994. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Edisi Revisi. Yogyakarta:
Penerbit Andi Offset.
Wardoyo, 1996. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. Solo: Toko Buku
Agency.
Wau, Herbert. 2011. Faktor Risiko Hipertensi Esensial pada Dewasa Muda di
Kecamatan Manyudono Kabupaten Boyolali. Tesis. UGM.
Whincup, P.H., Glig, J.A., Emberson, J.R., Jarvis, M.J., Feyerabend, C., Bryant,
A., et al., 2004. Passive Smoking and Risk of Coronary Heart Disease and
Stroke: Prospective
bmj.38146.427188.55
study
with
cotinine
measurement.
BMJ,
2 atau 3 kali panjang lengan atas, pinggir bawah manset harus 2 cm diatas
fosa cubiti untuk mencegah kontak dengan stetoskop. Sebaiknya
disediakan barbagai ukuran manset untuk dewasa, anak dan orang gemuk.
4. Balon dipompa sampai ke atas tekanan diastolik kemudian tekanan darah
diturunkan perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3 mmHg tiap denyut
jantung.
5. Tekanan sistolik tercatat pada saat terdengar bunyi yang pertama
(korotkoff I) sedangkan tekanan diastolik dicatat jika bunyi tidak terdengar
lagi (korotkoff V).
6. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan pada lengan kanan dan pada posisi
duduk (Arjatmo & Hendra, 2001).
: ..................................................
No. Responden
: ..................................................
Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sejujur-jujurnya tanpa ada
paksaan dan tekanan dari pihak manapun.
( ..................................... )
Nama Terang
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran 3. Kuisioner
GAMBARAN TEKANAN DARAH BERDASARKAN FAKTOR
PEMBERAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI PEROKOK DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPUTAT, TANGERANG SELATAN
TAHUN 2013
Petunjuk Pengisisan
a. Isilah terlebih dahulu biodata anda pada tempat yang telah disediakan !
b. Bacalah dengan seksama setiap pertanyaan, sebelum anda menjawabnya !
c. Berilah tanda check list ( ) pada jawaban yang anda benar !
Tanggal wawancara
TTL/Umur
Pekerjaan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Berat Badan
B. Perilaku Merokok
Pertanyaan
Diisi Oleh
Peneliti
c. 3-6x/minggu
d. 1-2x/minggu
6. Berapa kali keluarga anda mengkonsumsi makanan asin (mie
instant, ikan asin, telur asin, kecap asin, keju, saus tomat) ?
a. >1x/hari
b. 1x/hari
c. 3-6x/minggu
d. 1-2x/minggu
7. Apakah anda dan keluarga melakukan aktivitas fisik seperti
berolahraga?
a. Jarang/tidak pernah
b. Ya, <30 menit/hari dan atau <3 hari/minggu
c. Ya, 30 menit/hari dan 3 hari/minggu
C. Tekanan Darah
Tekanan Sistolik (mmHg)
-r
KEMET.{TERIAN AGAMA
ITNTVERSTTAS ISLAM NEGERT ( UrN )
SYARIF HIDAYATT]LLAII JAKARTA
FAKT]LTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEIIATAN
.r
ttd
Nomor
Lampiran
Hal
\'lolZOt
Jakarta,
\6
Januari 2013
:: lzin Penelitian
Semester
TTL
Prodi
Alamat
Jawa Timur
aidi,S sos,M.Si
sos,M.tjr t
198003 1 00c