PENDAHULUAN
Retinopati hipertensi adalah suatu gambaran fundus mata yang
diakibatkan oleh hipertensi, yang mengenai sistem vaskuler , retina, khoroid dan
saraf optik. Hipertensi arterial merupakan tekanan diastole >90 mmHg dan
tekanan sistol >140 mmHg (PDT, 2006).
Patofisiologi terjadinya retinopati hipertensi berawal dari disfungsi
endotel yang berlangsung lama dan berlanjut menjadi sklerotik vaskuler (buku
ajar, 2013). Gambaran fundus mata akibat hipertensi merupakan manifestasi
sesaat dari variabel-variabel yang sedang berjalan. Variabel-variabel tersebut
diantaranya: tingginya sistolik, lamanya hipertensi berlangsung, usia pada saat
terkena hipertensi dan keadaan metaboliknya (buku ajar, 2013).
Penatalaksanaan retinopati hipertensi yang paling tepat adalah dengan
mengatasi penyebab primer dari hipertensi. Retinopati hipertensi tidak
memerlukan pengobatan khusus di bidang mata, kecuali jika terdapat komplikasi
berupa oklusi vaskular yang memerlukan fundal, foto angiografi, bila perlu foto
koagulasi laser (pdt, 2006).
Tujuan penyusunan referat ini adalah untuk mengetahui secara umum
mengenai definisi , anatomi fisiologi, patofisiologi diagnosis diagnosis banding,
penatalaksanaan, serta komplikasi pada retinopati hipertensi.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Anatomi dan Fisiologi Retina
II.1.1 Anatomi Retina
Retina adalah lapisan terdalam dari bola mata. Secara makroskopis,
retina terdiri dari bagian-bagian fungsional dengan lokasi yang berbeda, yaitu
bagian optik dan bagian retina non-visual.
terhadap rangsangan cahaya dan mempunyai 2 lapisan sel yaitu lapisan neuron
dan lapisan sel pigmen. Lapisan neuron fungsinya untuk menerima cahaya.
Lapisan sel pigmen terdiri dari satu lapis sel yang menstimulasi penyerapan
cahaya dari choroid dengan mengurangi penyebaran cahaya dalam bola mata.
Sedangkan bagian retina non visual adalah sebuah terusan keanterior dari lapisan
sel pigmen dan sebuah lapisan sel penyangga dari badan siliari dan permukaan
posterior dari iris (Moore, 2006)
Secara mikroskopis retina dibagi menjadi 10 lapisan , yang dapat dilihat
pada gambar mulai dari sisi luar yaitu terdiri dari:
1. Sel epitel berpigmen membentuk satu lapisan yang ada pada membran Bruch
yang memisahkannya dengan choroid.
2. Lapisan fotoreseptor yang terdiri dari sel batang dan sel kerucut
dengan suatu struktur eosinofilik yang tipis yaitu,
3. Membran limitan externa yang memisahkannya dengan 1 lapisan inti
yang disebut,
4. Lapisan inti luar yang mengandung badan sel dari fotoreseptor sel
batang dan kerucut.
5. Lapisan pleksiform luar yang mempunyai hubungan dengan akson
pendek dari sel fotoreseptor dan neuron-neuron,
6. Lapisan inti dalam yang mempunyai badan sel bipolar, sel amakrin,
dan sel horizontal
7. Lapisan pleksiform dalam neuron-neuron kemudian berhubungan
sinaptik dengan dendrit yang aksonnya membentuk traktus optikus.
8. Lapisan sel ganglion dibentuk dari badan sel dari traktus optikus (sel
ganglion retina) Bagian dalam lapisan tersebut adalah,
9. Lapisan serat saraf aferen yang melewati optic disc yang akan
menjadi nervus optikus. Lapisan terakhir yaitu lapisan
10. Membran limitan interna yang memisahkan aspek interna retina
dari badan vitreous (Young et al, 2007).
Terdapat 2 reseptor penglihatan yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel
batang mendeteksi adanya cahaya, sedangkan sel kerucut mendeteksi warna. Sel
batang lebih banyak terdapat pada bagian tepi atau perifer retina yang fungsinya
ketajaman penglihatan pada saat malam hari atau kondisi kurang pencahayaan. Sel
kerucut lebih banyak pada bagian tengah retina khususnya suatu area yang disebut
makula lutea, terletak sejajar dengan lensa yang disebut visual axis. Fovea yang
mengandung hanya sel kerucut, yang adalah sebuah bentukan datar pada makula
dan terbaik untuk penglihatan warna.
Bagian optik fungsional dari retina berhenti sepanjang anterior ora
serrata, yang mempunyai batas tidak rata berada pada posterior dari badan siliari.
Ora serrata menandai terminasi anterior bagian retina yang menerima cahaya.
Retina disuplai oleh arteri retina centralis, adalah cabang arteri opthalmika. sel
kerucut
dan
sel
batang
dari
lapisan
neuron
menerima
nutrisi
dari
choriocapillaris(Moore, 2006).
II.1.2 Fisiologi Retina
Retina merupakan jaringan okular yang paling kompleks. Mata berfungsi
sebagai alat optik sebagai suatu reseptor yang kompleks dan sebagai transducer
yang efektif. Sel-sel batang dan kerucut pada lapisan fotoreseptor mengubah
stimulus cahaya menjadi impuls saraf yang dibawa melalui jalur visual ke korteks
oksipital. Fovea yang sebagian besar sel kerucut bertanggung jawab untuk
ketajaman penglihatan dan warna (photopic vision) dan bagian retina perifer yang
sel-selnya adalah sel batang, bertanggung jawab untuk penglihatan perifer dan
malam hari (scotopic vision). Fotoreseptor sel kerucut dan batang terletak pada
lapisan terluar dari retina dan adalah tempat reaksi kimia yang menginisiasi proses
penglihatan(Vaughn, 2007).
frekuensi
timbulnya
hipertensi
dan
diabetes
secara
Resiko
Arteriosklerosis
melaporkan
bahwa
II.2.3 Patogenesis
Terdapat tiga faktor yang berperan terhadap patogenesis retinopati
hipertensi yaitu vasokonstriksi, perubahan arteriosklerotik, dan peningaktan
permeabilitas vaskular.
Perubahan arteriosklerotik
arteriolar dan A-V nipping yang merupakan hasil dari penebalan dinding
pembuluh darah dan menunjukkan durasi hipertensi.
II.2.4 Klasifikasi
Keith dan Wegner (1939) telah mengklasifikasikan retinopati
hipertensi menjadi 4:
Stadium I : Kelainan Vaskular belum ada
Hipertropi dinding dengan penyempitan lumen ringan
Stadium II : Copper wiring dan silver wiring arteriols.Terdiri dari
konstriksi
yang berhubungan
Gambar 2.1 Retinopati Hipertensi A, grade I, B, grade II, C, grade III; D, grade
IV.5
vasokonstriksi.
Gambaran
fundus
dari
retinopati
hipertensi
Siegrist
II.2.6 Diagnosis
Adanya sklerosis vaskuler menunjukkan proses yang sudah lama
(kronis), sedangkan proses akut hanya ditandai dengan angiospasme (pdt, 2006).
Pada tekanan sistolik yang cukup tinggi dan usia muda dapat ditemukan
edema papil saraf optik bahkan separasi retina. (buku ajar, 2013).
sclerosis
fundus
berubah
menjadi
retinopati
arteriosklerotik.
"
"
"
II.2.9 Komplikasi
Komplikasi dari retinopati hipertensi dapat berupa yaitu:
II.2.10 Prognosis
Kerusakan serius dari penglihatan tidak selalu terjadi karen proses
hipertensi kecuali jika terdapat oklusi lokal dari arteri atau vena. (Pavan Langston,
2008)