Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Penulis ucapkan karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kasus ini tepat pada waktunya.
Tugas laporan kasus ini penulis susun untuk memenuhi tugas pada kepaniteraan klinik
stase mata di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu tersusunnya
laporan referat ini terutama dr. Hj. Hasri Darni, Sp. M, selaku pembimbing di Rumah Sakit
Islam Pondok Kopi.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan kasus ini masih jauh dari sempurna
dan memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak yang membaca, agar penulis dapat mengoreksi diri dan dapat
membuat laporan kasus yang lebih sempurna di lain kesempatan.
Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sekarang maupun masa
yang akan datang.
Penulis
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama Lengkap
: Nn. N
Umur
: 18 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Pelajar
Tanggal Masuk
: 6 Agustus 2013
Riwayat Pengobatan :
Pasien sudah berobat ke dokter mata sebelumnya dan mendapatkan obat salep serta obat
tetes mata namun tidak ada perubahan. Pasien tidak ingat jenis obatnya.
Riwayat Alergi :
Alergi terhadap makanan dan obat-obatan disangkal.
Riwayat Psikososial :
Pasien sering menggunakan kosmetik.
III.
Status Oftalmogikus
Okuli Sinistra
Orthophoria
Baik ke segala arah
Kedudukan
Gerak bola mata
Orthophoria
Baik ke segala arah
Palpebra
hiperemis (-).
Injeksi konjungtiva (-), injeksi
siliar (-)
Jernih, infiltrat (-), pannus (-)
Kornea
siliar (-)
Jernih, infiltrat (-), pannus (-)
Kedalaman sedang
Kedalaman sedang
Iris
Pupil
diameter = 3 mm
IV.
diameter = 3 mm
Jernih
Lensa
Jernih
Tidak diperiksa
Vitreous humor
Tidak diperiksa
VOD 6/6
Visus
VOS 6/6
RESUME
Wanita, 18 tahun datang ke RSIJ Pondok Kopi dengan keluhan terdapat benjolan pada
kelopak mata kiri bawah sejak 4 bulan yang lalu dan benjolan pada kelopak mata kanan
3
atas sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya pasien mengeluh terdapat benjolan pada kelopak
mata kiri bawah. Menurut pasien benjolan tersebut awalnya kecil, namun semakin lama
benjolan tersebut membesar dengan diameter kira-kira 1 cm. Sejak 1 minggu sebelum
datang ke RS, pasien mengeluh terdapat benjolan pada kelopak mata kanan atas.
Benjolan merah dan terasa nyeri bila ditekan, benjolan kira-kira berukuran 0,5 cm.
Pasien juga mengeluh matanya seperti ada yang mengganjal dan disertai dengan pusing.
Okuli Dekstra
Status
Okuli Sinistra
Oftalmogikus
Konjungtiva
Kornea
Visus
V. DIAGNOSA KERJA
OS Kalazion
OD Hordeolum Eksterna
VI. DIAGNOSIS BANDING
Blefaritis
VII.PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
Ciprofloxacin 2x500 mg
As. Mefenamat 3x500 mg
Xitrol Eye Drops 5 mL 6x/1 tetes
Anjuran :
Insisi kalazion dan hordeolum
Jangan sering mengucek mata dengan tangan
Hindari pemakaian kosmetik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KALAZION
Definisi
Diagnosis
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata, dapat
dilakukan pemeriksaan histologis. Bila terjadi kalazion yang berulang beberapa kali
Prognosis
Pasien yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh hasil yang baik. Seringkali timbul
lesi baru, dan rekuren dapat terjadi pada lokasi yang sama akibat drainase yang kurang baik.
Kalazion yang tidak memperoleh perawatan dapat mengering dengan sendirinya, namun
sering terjadi peradangan akut.
HORDEOLUM
Definisi
Peradangan supuratif kelenjar kelopak mata
Etiologi
Disebabkan oleh infeksi staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak mata.
Manifestasi klinis
Klasifikasi
Dikenal dengan dua bentuk yaitu hordeolum internum dan eksternum. Hordeolum
eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll. Sedangkan hordeolum internum
menrupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak didalam tarsus.
Hordeoum eksternum atau radang kelenjar Zeis atau Moll akan menunjukkan
penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Pada hordeolum eksternum nanah dapat keluar
dari pangkal rambut.
Hordeolum internum atau radang kelenjar Meibom memberikan penonjolan terutama
ke daerah konjungtiva tarsal. Hordeoulum internum biasanya berukuran lebih besar dibandig
hordeolum eksternum.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik.
Penatalaksanaan
Untuk mempercepat peradangan kelenjar dapat diberikan kompres hangat, 3 kali sehari
selama 10 menit sampai nanah keluar. Pengangkatan bulu mata dapat memberikan jalan
untuk drainase nanah. Diberikan antibiotik lokal terutama bila berbakat untuk rekuren atau
terjadinya pembesaran kelenjar preaurikel. Antibiotik sistemik yang diberikan anatara lain
eritromisin 250 mg atau dikloksasilin 125-250 mg 4 kali sehari, dapat juga diberikan
tetrasiklin.
Pada nanah dan kantung nanah yang tidak dapat keluar dilakukan insisi. Pada
hordeolum internum dan hordeolum eksternum kadang-kadang perlu dilakukan insisi pada
daerah abses dengan fluktuasi terbesar.
7
Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anastesi topikal dengan pantokain.
Dilakukan anastesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan
insisi bila :
-
Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo
palpebra.
Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.
Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, S. 2012. Ilmu Penyakit Mata Ed. 4. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
Vaughan DG, Asbury T, Riordan Eva P. 2009. Oftalmologi Umum Ed. 17. Jakarta : EGC
http://medicastore.com/penyakit/859/Hordeolum_%28Stye%29.html
http://www.merckmanuals.com/home/eye_disorders/eyelid_and_tearing_disorders
/stye_hordeolum.html