Anda di halaman 1dari 14

Tugas Blok 17 Gastroenterohepatologi

Oleh:

Dessy Carmelia N
04121001042
PDU Regular 2012

Lesi karies D1-D6


Terdapat beberapa klasifikasi lesi karies. ICDAS membagi lesi karies berdasarkan
kedalamannya yaitu D1-D6
1. D1
Dalam keadaan gigi kering, terlihat lesi putih pada permukaan gigi.
2. D2
Dalam keadaan gigi basah, sudah terlihat adanya lesi putih pada permukaan gigi.
3. D3
Terdapat lesi minimal pada permukaan email gigi.
4. D4
Lesi email lebih dalam, tampak bayangan gelap dentin atau lesi mencapai bagian
dentino enamel junction (DEJ).
5. D5
Lesi telah mencapai dentin.
6. D6
Lesi telah mencapai pulpa.

Persarafan pada Gigi


Serabut saraf yang terdapat pada gigi baik rahang atas dan rahang bawah juga pada
mata terhubung melalui saraf trigeminus (nervus V/ganglion gasseri) yang terbagi atas 3
percabangan yaitu:
N.V1 Cabang Opthalmicus
N.V2 Cabang Maxillaris

N.V3 Cabang Mandibula


Cabang maxillaris (rahang atas) dan mandibularis (rahang bawah) penting pada
kedokteran gigi.
1. Cabang maxillaris memberikan inervasi sensorik ke gigi maxillaris, palatum, dan
gingiva.
2. Cabang mandibularis memberikan persarafan sensorik ke gigi mandibularis, lidah,
dan gingiva. Variasi nervus yang memberikan persarafan ke gigi diteruskan ke
alveolaris, ke soket di mana gigi tersebut berasal.
3. Nervus alveolaris superior ke gigi maxillaris berasal dari cabang maxillaris nervus
trigeminus.
4. Nervus alveolaris inferior ke gigi mandibularis berasal dari cabang mandibularis
nervus trigeminus.
Cabang Maxillaris mempersarafi :
Palatum
Membentuk atap mulut dan lantai cavum nasi.
Terdiri dari :
1. Palatum durum (langit keras)
Terdapat tiga foramen:
a. foramen incisivum pada bidang median ke arah anterior
b. foramina palatina major di bagian posterior
c. foramina palatina minor ke arah posterior
Bagian depan palatum: N. Nasopalatinus (keluar dari foramen incisivum),
mempersarafi gigi anterior rahang atas.
Bagian belakang palatum: N. Palatinus Majus (keluar dari foramen palatina mayor),
mempersarafi gigi premolar dan molar rahang atas.
2. Palatum mole (langit lunak)
N. Palatinus Minus (keluar dari foramen palatina minus), mempersarafi seluruh
palatina mole.
Persarafan Dentis dan Gingiva Rahang Atas
Permukaan labia dan buccal :
N. alveolaris superior posterior, medius dan anterior
1. Nervus alveolaris superior anterior, mempersarfi gingiva dan gigi anterior

2. Nervus alveolaris superior media, mempersarafi gingiva dan gigi premolar dan molar
I bagian mesial
3. Nervus alveolaris superior posterior, mempersarafi gingiva dan gigi molar I bagian
distal, molar II dan molar III
Permukaan palatal : N. palatinus major dan nasopalatinus
1. Bagian depan palatum: N. Nasopalatinus (keluar dari foramen incisivum),
mempersarafi gingiva dan gigi anterior rahang atas
2. Bagian belakang palatum: N. Palatinus Majus (keluar dari foramen palatina mayor),
mempersarafi gingiva dan gigi premolar dan molar rahang atas.
Cabang Mandibularis :
Persarafan Dentis:
Dipersyarafi oleh Nervus Alveolaris Inferior, mempersarafi gigi anterior dan posterior gigi
rahang bawah.
Persarafan Gingiva:
Permukaan labia dan buccal :
1. N. Buccalis, mempersarafi bagian buccal gigi posterior rahang bawah
2. N. Mentalis, merupakan N.Alveolaris Inferior yang keluar dari foramen Mentale
Permukaan lingual :
N. Lingualis, mempersarafi 2/3 anterior lidah, gingiva dan gigi anterior dan posterior rahang
bawah

Perbedaan Pulpitis Reversibel dan Irreversibel (secara subyektif)


Pulpitis Reversibel
Definisi
.

Pulpitis reversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa ringan-sampai-sedang yang

disebabkan oleh stimuli noksius, tetapi pulpa mampu kembali pada keadaan tidak
terinflamasi setelah stimuli ditiadakan. Rasa sakit yang berlangsung sebentar dapat dihasilkan
oleh stimuli termal pada pulpa yang mengalami inflamasi reversibel, tetapi rasa sakit hilang
segera setelah stimuli dihilangkan.
Symptom (Gejala subyektif)
.

Pulpitis reversibel simptomatik ditandai oleh rasa sakit tajam yang hanya sebentar.

Lebih sering diakibatkan oleh makanan dan minuman dingin daripada panas dan oleh udara

dingin. Tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya telah ditiadakan.
Perbedaannya klinis antara pulpitis reversibel dan irreversibel adalah kuantitatif; rasa sakit
pulpitis irreversibel adalah lebih parah dan berlangsung lebih lama. Pada pulpitis reversibel,
penyebab rasa sakit umumnya peka terhadap suatu stimulus, seperti air dingin atau aliran
udara, sedangkan pulpitisirreversibel rasa sakit dapat datang tanpa stimulus yang nyata.
Pulpitis reversibel asimptomatik dapat disebabkan karena karies yang baru mulai dan menjadi
normal kembali setelah karies dihilangkan dan menjadi normal kembali setelah karies
dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik.
1. Biasanya nyeri bila minum panas, dingin, asam dan asin
2. Nyeri tajam singkat tidak spontan, tidak terus menerus
3. Rasa nyeri lama hilangnya setelah rangsangan dihilangkan

Pulpitis Irreversibel
Definisi
.

Pulpitis irreversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten, dapat

simptomatik atau asimptomatik yang disebabkan oleh stimulus noksius. Pulpitis irreversibel
akut menunjukkan rasa sakit yang biasanya disebabkanoleh stimulus panas atau dingin, atau
rasa sakit timbul secara spontan. Rasa sakit bertahan untuk beberapa menit sampai berjamjam, dan tetap ada setelah stimulus termal dihilangkan.
Symptom (Gejala subyektif)
.

Pada tingkat awal pulpitis irreversibel, suatu paroksisme rasasakit dapat disebabkan

oleh hal-hal berikut : perubahan temperatur, terutama dingin; bahan makanan manis atau
masam; tekanan makanan yang masuk ke dalam kavitasatau pengisapan yang dilakukan oleh
lidah atau pipi; dan sikap berbaring yangmenyebabkan kongesti pembuluh darah pulpa. Rasa
sakit biasanya tetap berlangsungmeski penyebabnya dihilangkan, dan dapat dating dan pergi
secara spontan, tanpa penyebab yang jelas. Pasien dapat melukiskan rasa sakit sebagai
menusuk, tajam-menusuk, atau menyentak-nyentak, dan umumnya adalah parah. Rasa sakit
dapat sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat keterlibatan pulpa
dantergantung pada hubungannya dengan ada tidaknya suatu stimulus eksternal.
1. Nyeri tajam spontan yang berlangsung terus-menerus menjalar kebelakang telinga.
2. Penderita tidak dapat menunjukkan gigi yang sakit

Obat Kumur
Obat kumur atau mouthwash adalah suatu produk yang digunakan untuk
meningkatkan kebersihan rongga mulut. Obat kumur antiseptik dan antiplak

mampu

membunuh bakteri plak penyebab karies, gingivitis, dan bau mulut. Obat kumur anti gigi
berlubang menggunakan fluoride untuk mencegah terjadinya gigi berlubang atau tooth decay
(Gunsolley, 2006).
Ada beberapa jenis obat kumur yang ada di pasaran yaitu :
1. Obat kumur berflouride
Obat kumur yang mengandung fluoride dapat memperkuat gigi dan mencegah
karies gigi.
2. Obat kumur antiseptik
Obat kumur antiseptik dapat membunuh bakteri dan juga menghilangkan bau
mulut. Obat kumur antiseptik digunakan sebelum dan sesudah pembedahan untuk
menghilangkan bakteri dan mencegah infeksi.

3. Obat kumur kombinasi


Obat kumur kombinasi merupakan kombinasi obat kumur berfluoride dan obat
kumur antiseptik. Obat kumur ini dapat mencegah karies gigi dan menyegarkan
nafas.
Beberapa tipe obat kumur, antara lain:
1. Obat kumur yang mengandung minyak esensial
Parke Davis, salah satu obat kumur tertua yang masih ada hingga saat ini, adalah
suatu obat kumur minyak esensial atau phenolic mouthwash. Obat kumur ini
menunjukkan

efek

antiplak

tingkatmenengah

dan efek anti gingivitis.

Keterbatasannya dalam mencegah akumulasi plak disebabkan karena daya lekatnya


yang kurang baik pada rongga mulut.
2. Obat kumur dengan bahan teroksigenasi
Hidrogen
peroksida,
buffer
sodium

peroksiborat

dan peroksikarbonat

di dalam obat kumur memiliki efek menguntungkan pada gingivitis ulseratif


akut, dengan mencegah tumbuhnya bakteri anaerob.
3. Obat kumur dengan antiseptik bisguanid
Chlorhexidine, alexidine dan octenidine menunjukkan efek antiplak yang

kuat.

Antiseptik bisguanid dapat membunuh mikroorganisme spektrum luas dengan cara


merusak dinding sel bakteri.
Pada umumnya obat kumur aman dipakai, namun ada beberapa jenis yang dapat
menyebabkan efek samping berbahaya bagi pemakainya, yaitu

obat

kumur

yang

kandungan alkoholnya cukup tinggi. Pemakaian obat kumur dengan alkohol tinggi dapat
menyebabkan sensasi terbakar di mulut. Selain itu bisa menyebabkan kematian apabila
terlalu banyak tertelan, terutama oleh anak kecil.

Fokal Infeksi
Definisi fokal infeksi:
1.

Pusat atau suatu daerah di dalam tubuh yang dimana kuman atau basil-basil dari
kuman tersebut dapat menyebar jauh ke tempat lain dalam tubuh dan dapat
menyebabkan penyakit.

2.

Sumber infeksi dari salah satu organ tubuh berasal dari gigi.

3.

Salah satu penjalaran kuman dari pusat infeksi sampai ke organ tubuh tersebut,
dibawa melalui aliran darah/lymphe atau dapat pula secara kontaminasi.

Sumber infeksi dalam rongga mulut:


1. Periodontium: Jaringan untuk mengikat gigi didalam tulang alveolus.
Pada serabut yang periodonsium mengalami rusak, gigi akan goyang, dan kumankuman akan lebih mudah mencapai daerah ujung akar gigi dan masuk saluran darah.
Pyorhea (gejala keluarnya nanah dari satu gusi yang berasal dari peradangan karena
rusaknya periodonsium).
2. Periapikal : Ujung dari akar gigi.
Penyebab yang berasal dari periapikal adalah yang paling sering.

Pulpa gigi yang nekrosis akibat karies profunda memberi jalan bagi bakteri untuk
masuk ke dalam jaringan periapikal. Infeksi akan menyebar ke daerah yang minimal
resistensi.
3. Pulpa Gigi
Berasal dari kuman-kuman di daerah gusi, juga sisa-sisa fragmen gigi yang tertinggal,
karies, dan lubang-lubang baru setelah pencabutan, bekas tempat akar gigi.
Mikroorganisme yang mempengaruhi dental pulp dapat tersebar ke gigi lain yang
berdekatan atau daerah periapical melalui ekstensi atau melalui pembuluh darah.
Trauma, iritasi, dan peradagangan adalah kontributor utama penyebaran infeksi di
pulpa.

Mekanisme Penyebaran Infeksi Gigi


1.

Disebabkan oleh infeksi kronis di suatu tempat (gigi).

2.

Toxin, bakteri sisa-sisa dari kotoran maupun mikroba penginfeksi dari gigi menyebar
ke tempat lain di tubuh seperti ginjal, jantung, mata, kulit.

3.

Menembus masuk kedalam aliran darah.

4.

Melalui suatu lesi ( kerusakan ) yang ditimbulkan oleh trauma mekanis, misalnya
pada tindakan pencabutan gigi

Cara Penyebaran Infeksi Odontogenik di Regio Maksilofasial


1. Percontinuitatum ke daerah-daerah sekitarnya.
2. Sistemik sebagai fokus infeksi

Jaringan Target Dari Fokal Infeksi


1. Kepala dan leher
2. Mata
3. Sequel intracranial

4. Sistem respiratori
5. Sistem cardiovasculer
6. Jalur Gastroinstestinal
7. Fertilisasi, kehamilan dan berat lahir

Antibiotika Untuk Infeksi Gigi


Pemilihan antibiotik harus dilakukan dengan hati-hati. Sering terjadi salah
pemahaman bahwa semua infeksi harus diberikan antibiotik, padahal tidak semua infeksi
perlu diberikan antibiotik. Pada beberapa situasi, antibiotik mungkin tidak banyak berguna
dan justru bisa menimbulkan kontraindikasi. Untuk menentukannya, ada 3 faktor yang perlu
dipertimbangkan. Yang pertama adalah keseriusan infeksi ketika pasien datan ke dokter gigi.
Jika pasien datang dengan pembengkakan yang ringan, progress infeksi yang cepat, atau
difuse celulitis, antibiotik bisa ditambahkan dalam perawatan. Faktor yang kedua adalah jika
perawatan bedah bisa mencapai kondisi adekuat. Pada banyak situasi ekstraksi bisa
menyebabkan mempercepat penyembuhan infeksi. Pada keadaan lain, pencabutan mungkin
saja tidak bisa dilakuakan. Sehingga, terapi antibiotik sangat perlu dilakukan untuk
mengontrol infeksi sehingga gigi bisa dicabut. Pertimbangan yang ketiga adalah keadaan
pertahanan tubuh pasien. Pasien yang muda dan dengan kondisi sehat memiliki antibodi yang
baik, sehingga penggunaan antibiotik bisa digunakan lebih sedikit. Di sisi lain, pasien dengan
penurunan pertahanan tubuh, seperti pasien dengan penyakit metablik atau yang melakukan
kemoterapi pada kanker, mungkin memerlukan antibiotik yang cukup besar walaupun
infeksinya kecil.

Penisilin

masih

menjadi drug

of

choice yang

sensitif

terhadap

organisme Streptococcus (aerobik dan anaerobik), namun sayangnya antibiotik jenis ini
mengalami resistensi. Penisilin dibagi menjadi penisilin alam dan semisintetik. Penisilin alam
memiliki beberapa kelemahan antara lain tidak tahan asam lambung, inaktivasi oleh
penisilinase, spektrum sempit dan sering menimbulkan sensitivitasi pada penderita yang tidak
tahan terhadap penisilin. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat digunakan penisilin semisintetik
antara lain amfisilin (sprektrum luas, tidak dirusak asam lambung, tetapi dirusak oleh
penisilinase) dan kloksisilin (efektif terhadap abses, osteomielitis, tidak dirusak oleh asam
lambung dan tahan terhadap penisilinase).

Penggunaan penisilin di dalam klinik antara lain adalah ampisilin dan amoksisilin.
Absorbsi ampisilin oral seringkali tidak cukup memuaskan sehingga perlu peningkatan dosis.
Absorbsi amoksisilin di saluran cerna jauh lebih baik daripada ampisilin. Dengan dosis oral
yang sama, amoksisilin mencapai kadar dalam darah yang tingginya kira-kira 2 kali lebih
tinggi daripada ampisilin, sedangkan masa paruh eleminasi kedua obat ini hampir sama.
Penyerapan ampisilin terhambat oleh adanya makanan di lambung, sedangkan amoksisilin
tidak. Namun, akhir-akhir ini penggunaan metronidazole sangat populer dalam perawatan
infeksi odontogen. Metronidazole tidak memiliki aktivitas dalam melawan bakteri aerob,
tetapi efektif terhadap bakteri anaerob
Indikasi penggunaan antibiotik :
1. Pembengkakan yang berproges cepat
2. Pembengkakan meluas
3. Pertahanan tubuh yang baik
4. Keterlibatan spasia wajah

5. Pericoronitis parah
6. Osteomyelitis
Kontra indikasi penggunaan antibiotik :
1. abses kronik yang terlokalisasi
2. abses vestibular minor
3. soket kering
4. pericoronitis ringan
Pengobatan pilihan pada infeksi adalah penisilin. Penicillin ialah bakterisidal,
berspektrum sempit, meliputi streptococci dan oral anaerob, yang mana bertanggung jawab
kira-kira untuk 90% infeksi odontogenic, memiliki toksisitas yang rendah, dan tidak mahal.
Untuk pasien yang alergi penisilin, bisa digunakan clarytromycin dan clindamycin.
Cephalosporin dan cefadroxil sangat berguna untuk infeksi yang lebih luas. Cefadroxil
diberikan dua kali sehari dan cephalexin diberikan empat kali sehari. Tetracycline, terutama
doxycycline adalah pilihan yang baik untuk infeksi yang ringan. Metronidazole dapat
berguna ketika hanya terdapat bakteri anaerob.
Pada umumnya antibiotik harus terus diminum hingga 2 atau 3 hari setelah infeksi hilang,
karena secara klinis biasanya seorang pasien yang telah dirawat dengan pengobatan antibiotik
maupun pembedahan akan mengalami perbaikan yang sangat dramatis dalam penampakan
gejala di hari ke-2, dan terlihat asimptomatik di hari ke-4. Maka dari itu, antibiotik harus
tetap diminum hingga 2 hari setelahnya (total sekitar 6 atau 7 hari).
Dalam situasi tertentu dimana tidak dilakukan pembedahan (contohnya endodontik atau
ekstraksi), maka resolusi dari infeksi akan lebih lama sehingga antibiotik harus tetap
diminum hingga 9 10 hari. Penambahan beberapa administrasi obat antibiotik juga dapat
dilakukan untuk infeksi yang tidak sembuh dengan cepat.
Pemakaian NSAID
Abses gigi sering kali dapat menimbulkan rasa nyeri. Nyeri gigi yang muncul akibat
keradangan salah satunya disebakan oleh adanya infeksi dentoalveolar yaitu masuknya

mikroorganisme patogen ke dalam tubuh melalui jaringan dentoalveolar (Sukandar &


Elisabeth, 1995). Untuk mengatasi hal tersebut biasanya melalui pendekatan farmakologis
dengan pemberian obat analgesik untuk meredakan rasa nyeri dengan efek analgesiknya kuat
dan cepat dengan dosis optimal. Pasien dengan nyeri akut memerlukan obat yang dapat
menghilangkan nyeri dengan cepat, efek samping dari obat lebih dapat ditolerir daripada
nyerinya (Rahayu, 2007).

Gambar . Mekanisme aksi NSAIDs (non streroidal antiinflammatory drugs)


Obat anti inflamasi non steroid (non streroidal antiinflammatory drugs/ NSAIDs)
adalah golongan obat yang terutama bekerja perifer dan memiliki aktivitas penghambat
radang

dengan

mekanisme

kerja

menghambat

biosintesis

prostaglandin

melalui

penghambatan aktivitas enzim siklooksigenase. Efek analgesik yang ditimbulkan ini


menghambat sintesis prostaglandin sehingga dapat menyebabkan sensitisasi reseptor nyeri
terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi. Prostaglandin dapat menimbulkan keadaan
hiperalgesia kemudian mediator kimiawi seperti bradikini dan histamin merangsangnya dan
menimbulkan nyeri yang nyata.
Efek analgesik NSAIDs telah kelihatan dalam waktu satu jam setelah pemberian peroral. Sementara efek antiinflamasi telah tampak dalam waktu satu-dua minggu pemberian,
sedangkan efek maksimalnya timbul bervariasi dari 1-4 minggu. Setelah pemberiannya
peroral, kadar puncaknya di dalam darah dicapai dalam waktu 1-3 jam setelah pemberian,
penyerapannya umumnya tidak dipengaruhi oleh adanya makanan.
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik; sebagai antiinflamasi, asam
mefenamat kurang efektif dibandingkan dengan aspirin. Asam mefenamat terikat sangat kuat

pada protein plasma. Oleh karena itu, interaksi terhadap obat antikoagulan harus
diperhatikan. Efek samping pada saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala
iritasi lain terhadap mukosa lambung. Dosis asam mefenamat adalah 2-3 kali 250-500 mg
sehari

Anda mungkin juga menyukai