Anda di halaman 1dari 7

Ginjal adalah salah atu organ terpenting dalam tubuh yang berfungsi

mempertahankan kestabilan lingkungan interna tubuh (ECF), mengatur


keseimbangan: cairan tubuh, elektrolit, asam basa dengan cara filtrasi
darah, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit, mengekresikan
kelebihan air, elektrolit, asam basa sebagai urine, ginjal juga berfungsi
mengekskresi sisa metabolisme (urea, kreatinine dan asam urat),
metabolit (hormon) dan zat kimia asing (obat). Dalam ginjal terjadi
proses pembentukan urine dimulai dari filtrasi, reabsorbsi sampai sekresi.
Pada Ginjal II ini akan membahas mengenai Sekresi, Ekskresi dan Miksi.
ISI
A. Ginjal adalah organ tubuh yang berfungsi untuk mengeluarkan urine,
yang merupakan sisa hasil metabolisme tubuh dalam bentuk cairan.
Ginjal terletak pada dinding bagian luar rongga perut, yang merupakan
rongga terbesar dalam tubuh manusia, tepatnya disebelah kanan dan kiri
tulang belakang. Bentuk ginjal seperti biji kacang dengan panjang 6
sampai 7,5 cm dengan ketebalan 1,5 2,5 cm (Pearce, 1995). Dalam
ginjal terjadi proses seperti ini

B. Sekresi
Sekresi adalah pengeluaran oleh sel dan kelenjar yang berupa
getah dan masih digunakan oleh tubuh untuk proses lainnya seperti
enzim dan hormon. Ginjal mensekresi (fungsi endokrin):
1.
Renin (penting untuk pengaturan tekanan darah)
Renin disekresi
sel-sel ginjal (arteriol aferen),diaktifkan melalui sinyal (pelepasan
prostaglandin) dari makula densa, yang menanggapi laju aliran fluida
melalui tubulus distal, dengan penurunan tekanan perfusi ginjal (melalui
peregangan reseptor di dinding pembuluh darah), dan oleh stimulasi
saraf, terutama melalui beta-1 aktivasi reseptor.

MEKANISME RENIN ANGIOTENSIN ALDOSTERON


Mekanisme yang bertanggung jawab dalam mempertahankan
tekanan darah dan perfusi jaringan dengan mengatur homeostasis
ion Na.
Hipotensi dan hipovolemia hipoperfusi ginjal tekanan
perfusi dalam arteriole aferen dan hantaran NaCl ke makula

densa keduanya menyebabkan sekresi renin dari sel JG (Juksta


Glomerulus atau sel Granular) pada dinding arteriole aferen
Renin di sirkulasi menyebabkan pecahnya Angiotensinogen
substrat (dihasilkan hati) Angiotensin 1
Angiotensin 1 diubah menjadi Angiotensin 2 oleh ACE
(Angiotensin Converted Enzim) yang dihasilkan Paru dan Ginjal
Angiotensin 2 punya 2 efek: menyempitkan pembuluh
darah, meningkatkan sekresi ADH dan aldosteron, dan merangsang
hipotalamus untuk mengaktifkan refleks haus, masing-masing yang
menyebabkan peningkatan tekanan darah.

2. 1,25 dihidroksi vit D3 (penting untuk mengatur kalsium)


3.
Eritropoietin
(penting
untuk
sintesis
eritrosit)
Eritropoietin adalah hormon glikoprotein yang mengontrol proses
eritropoiesis atau produksi sel darah merah. Hormon ini dihasilkan oleh
fibroblat peritubular korteks ginjal.peranan eritroproietin mengubah
flobulin yang dihasilkan menjadi eritropoetin, dimana eritropoetin akan
merangsang eritropoetin sensitive sten cells pada sumsum tulang untuk
membentuk
proeritroblas
yang
merupakan
cikal
bakal
sel
eritrosit.sekresinya dirangsang oleh hipoksia, garam kobalt, katekolamin,
hormone androgen.
B. Ekskresi

Eksresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik


berupa zat cair dan zat gas. Zat-zat sisa zat sisa itu berupa urine(ginjal),
keringat(kulit), empedu(hati), dan CO2(paru-paru). Zat-zat ini harus
dikeluarkan dari tubuh karena jika tidak dikeluarkan akan mengganggu
bahkan meracuni tubuh. Merupakan poses akhir dari pembentukan urine
sendiri. Berikut pembentukan urine:
Darah dari aorta >>> glomerulus(filtrasi) protein tetap berada di
pembuluh darah dan terbentuk urin primer yang mengandung air, garam,
asam amino, glukosa dan urea

Tubulus kontortus proksimal(reabsorpsi) menyerap glukosa,


garam, air, dan asam amino. Terbentuk urin sekunder yang mengandung
urea

Tubulus kontortus distal(augmentasi) melepaskan zat-zat yang


tidak berguna atau berlebihan ke dalam urin dan terbentuk urin
sebenarnya >>> tubulus kolektivus >>> rongga
ginjal >>> ureter >>> kandung kemih >>> uretra >>> urine keluar
tubuh.

Zat-zat yang terkandung dalam urin:


Air. Kurang lebih 95%.
Urea, asam urat, dan amonia dan merupakan sisa pembongkaran
protein.
Empedu yang memberikan warna kuning pada urine.

Garam

Zat yang bersifat racun atau berlebihan lainnya.


C. Banyak sedikitnya urin yang dihasilkan dalam proses ekskresi
dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:
1.Hormon Anti Diuretik (ADH)

Faktor pertama yang mempengaruhi produksi air kencing (urin) adalah


hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar oleh hipofisis
posterior. Jika tubuh menghasilkan banyak ADH maka penyerapan air
pada tubulus juga banyak, sehingga volume urin sedikit dan dalam
kondisi pekat.
Sebaliknya, jika ADH berada dalam jumlah sedikit maka penyerapan
air juga sedikit sehingga ginjal menghasilkan urin dalam volume banyak
dan kondisinya encer. Jika kelenjar hipofisis tidak berfungsi sehingga tidak
bisa menghasilkan ADH, maka urin akan menjadi sangat encer. Kondisi
demikian dinamakan penyakit diabetes insipidus.
2. Jumlah air yang diminum
Semakin banyak volume air yang diminum, maka urin yang dihasilkan
juga semakin banyak. Disarankan agar setiap hari kita minum air putih
minuman 6 gelas. Konsumsi air putih bisa membersihkan racun-racun
tubuh yang masuk ke dalam ginjal dan memberi manfaat menjaga
kelembaban pada kulit.
3. Saraf ginjal
Rangsangan pada saraf ginjal akan mengakibatkan penyempitan
duktus eferen sehingga aliran darah ke glomerulus berkurang dan
mengakibatkan proses filtrasi kurang efektif. Kondisi demikian
mengakibatkan volume urin yang dihasilkan jumlahnya sedikit. Begitu
juga sebaliknya.
4. Jumlah hormon insulin
Jika hormon insulin jumlahnya sedikit, misalnya pada penderita
diabetes melitus, maka kadar gula dalam darah akan dikeluarkan lewat
tubulus distal. Hal ini akan mengganggu proses penyerapan kembali air
sehingga orang tersebut akan lebih banyak mengeluarkan urin.
Proses produksi urin akan terganggu bila seseorang menderita salah
satu penyakit akibat kelainan fungsi ginjal. Penyakit kelainan ginjal yang
sering terjadi pada manusia antara lain: nefritis, diabetes melitus
(kencing manis), diabetes insipidus, albuminuria, dan batu ginjal. Semoga
informasi kesehatan ini bisa berguna untuk Anda.
D. Miksi
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung
kemih terisi. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu :
Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya
meningkat diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah
kedua Timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih)
yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal, setidaktidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk berkemih.
Meskipun refleks miksi adalah refleks autonomik medula spinalis, refleks
ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau
batang otak.

Proses Miksi atau rangsangan berkemih :


1.
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres
reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah
250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi).
Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada
saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi
spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.
2.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan
relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut serabut para
simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk
mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat
terjadi bila saraf saraf yang menangani kandung kemih uretra medula
spinalis dan otak masih utuh.
3.
Bila terjadi kerusakan pada saraf saraf tersebut maka akan terjadi
inkontinensia urin (kencing keluar terus menerus tanpa disadari) dan
retensi urine (kencing tertahan).
4.
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako
lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar
berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna.
5.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira kira perbatasan
ureter masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk
lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh
darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal,
vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe
berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.
Reflek Miksi
Pengisian kandung kemih dengan kecepatan 3 cm perdetik, bila tak ada
urin dalam kandung kemih maka tek intravesica, dan bila urin terkumpul
100 ml tek intravesica 10 cm H2O, hingga volume 300ml tek masih sama
karena adaptasi dinding kandung kemih.
Jumlah air kemih 250 cc sdh cukup merangsang stress reseptor dinding
vesica urinaria -> refleks kontraksi -> relaksasi sfingter internus ->
relaksasi sfingter eksternus -> proses miksi
Kontrol volunter pd sfingter eksternus :
Berkontraksi => mencegah/menghentikan miksi
Terganggunya sistem persyarafan mengakibatkan
- Inkontinensia urine : kemih keluar tanpa disadari
- Retensio urine : kemih tertahan
Ciri ciri Urine Normal
Rata rata dalam satu hari 1 2 liter, tapi berbeda beda sesuai dengan
jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa
endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan
pH rata rata 6.

Penutup
Ginjal merupakan organ tubuh yang terdiri dari korteks, medulla,
rongga ginjal (pelvis). dalam semua bagian-bagian ginjal tersebut terjadi
filtrasi,
reabsorbsi,
sekresi
hormon
maupun
enzim,
dan
augmentasi/ekskrsi yang akan menghasilkan urine, yang sementara akan
ditampung pada vesica urinaria yang tadinya dari ginjal disalurkan oleh
ureter, kemudian dikeluarkan melalui uretrha.

Anda mungkin juga menyukai

  • Fisiologi Tulang
    Fisiologi Tulang
    Dokumen19 halaman
    Fisiologi Tulang
    Mardatillah Wiranata
    Belum ada peringkat
  • Laporan Jaga Rabu 18 Maret 2015
    Laporan Jaga Rabu 18 Maret 2015
    Dokumen9 halaman
    Laporan Jaga Rabu 18 Maret 2015
    Anonymous GoYA1OWWl
    Belum ada peringkat
  • Akit Peyut
    Akit Peyut
    Dokumen14 halaman
    Akit Peyut
    Anonymous GoYA1OWWl
    Belum ada peringkat
  • Slide Presentasi
    Slide Presentasi
    Dokumen11 halaman
    Slide Presentasi
    Anonymous GoYA1OWWl
    Belum ada peringkat
  • Laporan Jaga Igd TGL 1 Maret
    Laporan Jaga Igd TGL 1 Maret
    Dokumen19 halaman
    Laporan Jaga Igd TGL 1 Maret
    Anonymous GoYA1OWWl
    Belum ada peringkat
  • Akit Peyut
    Akit Peyut
    Dokumen14 halaman
    Akit Peyut
    Anonymous GoYA1OWWl
    Belum ada peringkat
  • JUDUL
    JUDUL
    Dokumen1 halaman
    JUDUL
    Anonymous GoYA1OWWl
    Belum ada peringkat
  • BAB I Eek
    BAB I Eek
    Dokumen5 halaman
    BAB I Eek
    Anonymous GoYA1OWWl
    Belum ada peringkat
  • Laporan Jaga Rabu 18 Maret 2015
    Laporan Jaga Rabu 18 Maret 2015
    Dokumen9 halaman
    Laporan Jaga Rabu 18 Maret 2015
    Anonymous GoYA1OWWl
    Belum ada peringkat
  • Judul - Dalam
    Judul - Dalam
    Dokumen1 halaman
    Judul - Dalam
    Anonymous GoYA1OWWl
    Belum ada peringkat
  • Prinsip Dasar Uji Widal
    Prinsip Dasar Uji Widal
    Dokumen22 halaman
    Prinsip Dasar Uji Widal
    Ahmad Barrun Nidhom
    100% (1)
  • Penentuan Waktu Kematian
    Penentuan Waktu Kematian
    Dokumen32 halaman
    Penentuan Waktu Kematian
    Lyly Liani
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen3 halaman
    Bab 4
    Anonymous GoYA1OWWl
    Belum ada peringkat
  • Judul - Dalam
    Judul - Dalam
    Dokumen1 halaman
    Judul - Dalam
    Anonymous GoYA1OWWl
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Abses Retroaurikula Mastoid
    Lapkas Abses Retroaurikula Mastoid
    Dokumen54 halaman
    Lapkas Abses Retroaurikula Mastoid
    sigit
    Belum ada peringkat
  • Nyeri Perut Pada Anak
    Nyeri Perut Pada Anak
    Dokumen13 halaman
    Nyeri Perut Pada Anak
    Barone Curtis Ward
    Belum ada peringkat
  • Judul - Dalam
    Judul - Dalam
    Dokumen1 halaman
    Judul - Dalam
    Anonymous GoYA1OWWl
    Belum ada peringkat
  • JUDUL
    JUDUL
    Dokumen1 halaman
    JUDUL
    Anonymous GoYA1OWWl
    Belum ada peringkat
  • JUDUL
    JUDUL
    Dokumen1 halaman
    JUDUL
    Anonymous GoYA1OWWl
    Belum ada peringkat
  • JUDUL
    JUDUL
    Dokumen1 halaman
    JUDUL
    Anonymous GoYA1OWWl
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    sigit
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen2 halaman
    Bab 4
    Anonymous GoYA1OWWl
    Belum ada peringkat
  • Analisa Forensik
    Analisa Forensik
    Dokumen90 halaman
    Analisa Forensik
    Riski Nuril Syamil Al-Kimiya
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan Anemia Pada Anak
    Penyuluhan Anemia Pada Anak
    Dokumen28 halaman
    Penyuluhan Anemia Pada Anak
    Anonymous GoYA1OWWl
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen2 halaman
    Bab 2
    Anonymous GoYA1OWWl
    Belum ada peringkat
  • 150 156aaaaaaaaaaa
    150 156aaaaaaaaaaa
    Dokumen7 halaman
    150 156aaaaaaaaaaa
    Fyan Firady
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen33 halaman
    Chapter II
    Mu'minah Moe Chan
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen2 halaman
    Bab 3
    Anonymous GoYA1OWWl
    Belum ada peringkat
  • Referat Sinusitis Maksilaris
    Referat Sinusitis Maksilaris
    Dokumen46 halaman
    Referat Sinusitis Maksilaris
    sigit
    100% (1)
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen33 halaman
    Bab 2
    sigit
    Belum ada peringkat