Anda di halaman 1dari 5

DEMOKRASI

Demokrasi dalam bahasa Yunani secara etimologis terdiri


dari kata Demos artinya rakyat dan Kratia artinya
kewenagan untuk mengatur (rule). (KADEHAM : Hal 80).
DEMOKRASI yaitu kekuasaan atau kewenangan untuk
mengatur masyarakat / rakyat (rule of the people). Konsep
demokrasi sebagai kedaulatan rakyat bertumpu pada prinsip
bahwa rakyat secara keseluruhan dipandang sebagai
pemegang kedaulatan politik. Rakyat merupakan sumber
utama kekuasaan, kewenangan dan kepentingan sehingga
kesejahteraan rakyat adalah tujuan utama bagi para
penguasa politik / pemeritah. (Bahmuller & Patrick,1999,
David Beethan, 2005). (KADEM : Hal 81).
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip TRIAS
POLITICA yang membagi ketiga kekuasaan politik negara
(EKSEKUTIF, LEGISLATIF, YUDIKATIF) untuk
diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling
lepas (independen) dan dalam peringkat yang sejajar satu
sama lain.
PRINSIP PRINSIP DEMOKRASI
Dalam demokrasi terdapat delapan prinsip yang harus
dijadikan pedoman antara lain :
1. PARTISIPASI.
Salah satu esensi demokrasi adalah pelibatan public
dalam menjalankan dan menentukan proses politik.

Partisipasi menjamin keterlibatan dalam proses


penentuan kebijakan politik, baik lembaga swadaya
masyarakat, partai politik, maupun jalu-jalur sosial
lainnya. Dalam mekanisme demoikrasi perwakilan
parpol harus menjadi salah satu simpul yang
mempertemukan dan mengelola aspirasi dan
keterlibatan public yang mengerucut dalam kebijakan
public yang adil.
2. INKLUSIVITAS.
Demokrasi selalu memandang dan menempatkan
individu setara secara politik. Politik akan
memperlakukan setiap individu warganegara tanpa
mempertimbangkan perbedaan latar belakang ras,
etnis, kelas, gender, agama, bahasa, maupun identitas
lainnya. Demokrasi mendorong pluralitas, sekaligus
mengelola keragaman tanpa kekerasan.
3. PERWAKILAN (REPRESENTATION).
Jalur yang paling rasional adalah menyediakan jalur
perwakilan, jika mempertimbangkan keterbatasan
waktu dan ruang untuk partisipasi langsung secara
absolute dalam setiap proses politik dan kekuasaan
pemerintah.
Institusi-institusi
politik
harus
mencerminkan komposisi sosial dari para pemilih,
baik komunitas mayoiritas maupun minoritas. Institusi
politik seperti wakil rakyat harus mewakili arus utama
opini publik yang terus berkembang.
4. TRANSPARANSI (TRANSPARENCY).

Masyarakat adalah basis otoritas institusi-institusi


politik. Lembaga politik mendapatkan legitimasi dari
masyarakat. Konsekuensinya jelas. Demokrasi
mempersyaratkan
sejumlah
perangkat
yang
memungkinkan publik mengawal institusi politik.
Masyarakat harus mendapatkan ruang dan kesempatan
dalam mempertanyakan kinereja dan proses kerja
institusi politik.
5. AKUNTABILITAS.
Akuntabilitas hanya akan mungkin jika institusi
-institusi
negara
(publik)
transparan.
Pertrangungjawaban
adalah
harga
mutlak
penyelenggaraan
pemerintahan.
Akuntabilitas
merupakan unsur penting demokrasi. Hal ini akan
menjamin wakil yang memegang mandat popular
publik untuk tidak menyimpanng dari jalur-jalur
mandat dan fungsi mereka.
6. RESPONSIVENESS (KECEPATAN MERESPON).
Demokrasi
memungkinkan
kelompok-kelompok
masyarakat mendapatkan akses langsung kepada
lembaga-lembaga politik publik. Institusi-institusi
politik inin harus siap menangkap dan mengolah
tutuntan warganegara dalam setiap proses pembuatan
kebijakan publik secara tepat. Kemampuan
mengantarkan pelayanan publik menunjukkan kualitas
institusi-institusi politik.
7. KOMPETISI (OTORISASI)

Demokrasi juga merupakan sebuah sistem politik yang


membuka ruang bagi pertarungan parpol dalam proses
pemilihan umum. Demokrasi memberikan kesempatan
untuk semua blok parpol mengelola diri secara bebas
dan adil dalm proses kompetitif. Selain itu hasil
proses politik ini tidak akan mendapatkan legitimasi
jika tidak semua orang menerimanya. Maka sistem
kompetisi ini harus mengandung kondisi dimana
warganegara mendapatkan ruang merdeka dalam
memilih kandidat wakil rakyat yang berkualitas, juga
seperangkat program politik yang layak.
8. SOLIDARITAS.
Demokrasi harus bisa bersandar pada dukungan dan
niat baik komunitas demokrasi baik personal, publik,
dan komunitas internasional. Solidaritas dapat
menemukan ekspresinya saat sebuah kebijakan publik
menjunjung prinsip-prinsi, norma-norma dan aturanaturan hukum yang dissepakati oleh institusi-institusi
multilateral.
(KADEHAM : Hal 82).
DEMOKRASI INDONESIA DI MASA DEPAN
Pengalaman negara-negara maju merumuskan beberapa
pilar demokrasi. Adapun pilar-pilar demokrasi yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Kedaulatan Rakyat.
2. Pemerintahan yang mewujudkan good governance.
3. Kekuasaan Mayoritas.
4. Terjaminya hak hak-hak minoritas.
5. Jaminan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).

6. Pemilihan Umum yang bebas, jujur dan adil.


7. Persamaan Hak di depan hukum (supermasi hukum).
8. Peradilan yang bebas dan tidak memihak.
9. Pembatasan
kekuasaan
pemerintah
secara
konstitusional melalui pengawasan yang akuntabel
(accountability).
10. Kemajemukan sosial, ekonomi dan politik.
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama dan
mufakat.
12. Terwujudnya masyarakat adab (civil society).
(KADEHAM : Hal 121).
Beberapa karakteristik bagi warganegara yang disebut
sebagai demokratis antar lain :
1. Rasa hormat dan tangung jawab.
2. Bersikap Kritis.
3. Membuka Diskusi dan dialog.
4. Bersikap Terbuka.
5. Rasional.
6. Adil.
7. Jujur.

Anda mungkin juga menyukai