TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Pengeringan
Pengeringan zat padat berarti pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair lain dari
bahan padat, sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu sampai
suatu nilai rendah yang dapat diterima (McCabe, 1999).
Pengeringan batch adalah pengeringan dimana bahan yang dikeringkan dimasukan
ke dalam alat pengering dan didiamkan selama waktu yang ditentukan (Rohman, 2008).
Pengeringan dengan menggunakan batch dryer adalah salah satu cara pengeringan
yang efektif. Proses pengeringan dengan batch dryer dapat dilakukan kapan saja atau tidak
tergantung cuaca dan ruang. Selain itu, pengeringan dengan batch dryer tidak
membutuhkan banyak tenaga kerja (Nainggolan, 2013).
Pengeringan batch didesain untuk dioperasikan dalam jumlah bahan tertentu dan
dalam waktu tertentu. Kondisi kadar air dan dan suhu akan berubah pada tiap titik
pengering (Shinta, 2012).
Macam-macam mesin pengering langsung tipe batch menurut (Shinta, 2012)
adalah:
1. Batch Through Circulation Dryers
Material (granular atau bubuk) diletakkan di screen pada bagian bawah tray
kemudian dihembus dengan udara panas.
II-1
II
dengan relative humidity yang lebih rendah (tekanan parsial uap air yang lebih rendah)
(Rohman, 2008).
II
Dimana :
P
PA
2. Saturation humidity, yaitu berat uap air yang dikandung oleh satu satuan berat udara
kering, di mana campuran udara-uap air ini berada dalam kesetimbangan dengan air
pada tekanan dan temperatur tertentu. Tekanan uap air pada campuran udara-uap air
sama dengan tekanan uap PASdari uap air murni.
Dimana :
P
PAS
3. Relative Humidity (HR), adalah perbandingan tekanan parsial uap air dan tekanan uap
liquid pada suhu gas.
4. Percentage Humidity (HP), adalah rasio dari humidity (H) dan saturation humidity (HS)
5. Humid heat campuran udara-uap air (cs), yaitu jumlah panas dalam J (atau kJ) yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg udara kering ditambah uap air yang ada sebesar
1 K.
cs = 1,005 + 1,88 H , kJ/(kg uap air.K)
II
II
II
II
II