Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
II.1.1 Pengeringan
Pengeringan didefinisikan sebagai proses pemindahan air dengan menggunakan
panas atau aliran udara untuk mencegah atau menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri
sehingga tidak dapat berkembang lagi atau menjadi lambat berkembang (Pramulia, 2011).
Pada sistem pengeringan maka proses utamayang terjadi adalah proses perpindahan
panas dan perpindahan massa. (Incropera, Frank P and DeWitt, David P, 2008) mendefinisikan
perpindahan panas dan perpindahan massa. Perpindahan panas adalah suatu perpindahan
energi termal pada suatu media yang diakibatkan oleh perbedaan temperatur
(gradientTemperatur). Sedangkan perpindahan massa adalah perpindahan massa pada suatu
media yang diakibatkan oleh adanya perbedaan konsentrasi molar suatu spesies pada
media tersebut.
Proses pengeringan terjadi melalui penguapan air karena perbedaan tekanan dan
potensial uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Penguapan kandungan air
yang terdapat dalam bahan juga terjadi karena adanya panas yang dibawa oleh media
pengering yaitu udara. Uap air tersebut akan dilepaskan dari permukaan bahan ke udara
pengering. Penguapan air dari bahan meliputi empat tahap yaitu :
1. Pelepasan ikatan dari bahan
2. Difusi air dan uap air ke permukaan bahan
3. Perubahan tahap menjadi uap air
4. Perpindahan uap air ke udara (Sumarsono, 2004).
Peristiwa yang terjadi selama proses pengeringan meliputi dua proses, yaitu
perpindahan panas dan perpindahan massa. Perpindahan panas yaitu proses pemberian
panas pada bahan untuk menguapkan air dari dalam bahan atau proses perubahan bentuk
cair ke bentuk gas. Sedangkan perpindahan massa yaitu pengeluaran massa uap air dari
permukaan bahan ke udara (Bella, 2012).
Saat ini telah dikenal banyak sekali jenis mesin pengering yang bekerja dengan
berbagai prinsip pindah panas dan massa yang sangat beragam. Diantara sekian banyak
jenis mesin pengering terdapat beberapa yang paling sering digunakan untuk
mengeringkan produk farmasi salah satunya rotary dryer (Bella, 2012).
Drying adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair lain dari suatu zat padat
sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat tersebut pada suatu nilai
yang dapat diterima (L. W. McCabe, 1993).
II-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II-2
I-2
Proses drying menurut (Geankoplis, 1983) dapat dikelompokkan berdasarkan kondisi
fisik yang digunakan pada proses penambahan panas dan pemindahan uap air, yaitu:
1. Panas ditambahkan dengan kontak langsung udara panas pada tekanan atmosfer dan
uap yang terbentuk dibuang oleh udara.
2. Pada drying secara vakum, panas ditambahkan secara tidak langsung dengan
mengkontakkan dinding logam atau radiasi (suhu rendah dapat digunakan pada kondisi
vakum untuk material tertentu yang mungin mengalami kerusakan warna

atau

terdekomposisi pada suhu tinggi).


3. Pada freeze drying, air disublimasi dari bahan yang beku.
Sedangkan menurut (L. W. McCabe, 1993) jenis pengeringan adiabatik, ada beberapa
pembagian lain sebagai berikut :
1.

Gas ditiupkan melintas permukaan hamparan atau lembaran zat yang disebut
pengeringan dengan sirkulasi silang ( cross circulation drying). ( gambar a).

2.

Gas ditiupkan melalui hamparan zat padat butiran kasar pada ayak pendukung yang
disebut pengeringan sirkulasi tembus atau through circulation drying. (gambar b).

3.

Zat padat disiramkan ke bawah melalui suatu arus gas panas yang bergerak
perlahan ke atas. ( gambar c).

4.

Gas dialirkan melalui zat padat dengan kecepatan yang cukup untuk memfluidisasi
hamparan. ( gambar d).

5.

Zat padat seluruhnya dibawa dengan arus gas kecepatan tinggi. ( gambar e).

Gambar II.1.1 Proses Drying menurut jenis pengeringan adiabatik


Selain itu ada juga pembagian pengering berdasarkan bersentuhan atau tidaknya zat
padat dengan gas panas yang digunakan untuk mengeringkan kandungan zat cair sebagai
berikut :

II

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II-3
I-2
1.

Adiabatic Dryer atau Direct Dryer di mana zat padat bersentuhan dengan
gas panas pada saat pengeringan.

2.

Nonadiabatic Dryer atau Indirect Dryer merupakan proses pengeringan di


mana zat padat tidak bersentuhan dengan gas saat pengeringan. Termasuk di dalamnya
adalah pengeringan dengan energi elektrik atau gelombang mikro.

3.

Direct- Indirect Dryer yang merupakan gabungan kedua jenis pengeringan.

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan


A. Luas Permukaan
Makin luas permukaan bahan makin cepat bahan menjadi kering Air menguap
melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian tengah akan merembes ke
bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk mempercepat pengeringan umumnya
bahan pangan yang akan dikeringkan dipotong-potong atau di iris-iris terlebih dulu.
Menurut (Supriyono, 2003) hal ini terjadi karena:
(1) pemotongan atau pengirisan tersebut akan memperluas permukaan bahan dan
permukaan yang luas dapat berhubungan dengan medium pemanasan sehingga air
mudah keluar,
(2) potongan-potongan kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak dimana panas harus
bergerak sampai ke pusat bahan pangan. Potongan kecil juga akan mengurangi jarak
melalui massa air dari pusat bahan yang harus keluar ke permukaan bahan dan
kemudian keluar dari bahan tersebut.
B. Perbedaan Suhu dan Udara Sekitarnya
Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan pangan
makin cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin cepat pula penghilangan air dari
bahan. Air yang keluar dari bahan yang dikeringkan akan menjenuhkan udara sehingga
kemampuannya untuk menyingkirkan air berkurang. Jadi dengan semakin tinggi suhu
pengeringan maka proses pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi bila tidak sesuai
dengan bahan yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi suatu peristiwa yang disebut "Case
Hardening", yaitu suatu keadaan dimana bagian luar bahan sudah kering sedangkan bagian
dalamnya masih basah (Supriyono, 2003).
C. Kecepatan Aliran Udara
Makin tinggi kecepatan udara, makin banyak penghilangan uap air dari permukaan
bahan sehinngga dapat mencegah terjadinya udara jenuh di permukaan bahan. Udara yang
bergerak dan mempunyai gerakan yang tinggi selain dapat mengambil uap air juga akan
menghilangkan uap air tersebut dari permukaan bahan pangan, sehingga akan mencegah
terjadinya atmosfir jenuh yang akan memperlambat penghilangan air. Apabila aliran udara
disekitar tempat pengeringan berjalan dengan baik, proses pengeringan akan semakin
II

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II-4
I-2
cepat, yaitu semakin mudah dan semakin cepat uap air terbawa dan teruapkan (Supriyono,
2003).

D. Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk
mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan berarti
kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak tetampung dan
disingkirkan dari bahan pangan. Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar maka udara
disekitar pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air terbatas dan
menghambat proses atau laju pengeringan (Westry, 2013).
E. Kelembapan Udara
Makin lembab udara maka Makin lama kering sedangkan Makin kering udara maka
makin cepat pengeringan. Karena udara kering dapat mengabsobsi dan menahan uap air
Setiap bahan mempunyai keseimbangan kelembaban nisbi masing-masing. kelembaban
pada suhu tertentu dimana bahan tidak akan kehilangan air (pindah) ke atmosfir atau tidak
akan mengambil uap air dari atmosfir (Supriyono, 2003).
II.1.2 Rotary Dryer
Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering berbentuk
sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan dengan tungku atau gasifier.
Alat pengering ini dapat bekerja pada aliran udara melalui poros silinder pada suhu 12001800oF tetapi pengering ini lebih seringnya digunakan pada suhu 400-900oF (Earle, 1969).
Rotary dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan industri karena proses
pengeringannya jarang menghadapi kegagalan baik dari segi output kualitas maupun
kuantitas. Namun sejak terjadinya kelangkaan dan mahalnya bahan bakar minyak dan gas,
maka teknologi rotary dryer mulai dikembangkan untuk berdampingan dengan teknologi
bahan bakar substitusi seperti burner batubara, gas sintesis dan sebagainya (Anonim, 2009).
Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk mengeringkan bahan yang berbentuk
bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran besar. Pemasukkan dan pengeluaran
bahan terjadi secara otomatis dan berkesinambungan akibat gerakan vibrator, putaran
lubang umpan, gerakan berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas yang digunakan dapat
berasal dari uap listrik, batubara, minyak tanah dan gas. Debu yang dihasilkan
dikumpulkan oleh scrubber dan penangkap air elektrostatis (Anonim, 2009).
Secara umum, alat rotary dryer terdiri dari sebuah silinder yang berputar di atas
sebuah bearing dengan kemiringan yang kecil menurut sumbu horisontal, rotor, gudang
piring, perangkat transmisi, perangkat pendukung, cincin meterai, dan suku cadang
lainnya.. Panjang silinder biasanya bervariasi dari 4 sampai lebih dari 10 kali diameternya
(bervariasi dari 0,3 sampai 3 m). Feed padatan dimasukkan dari salah satu ujung silinder

II

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II-5
I-2
dan karena rotasi, pengaruh ketinggian dan slope kemiringan, produk keluar dari salah satu
ujungnya (Jumari, A dan Purwanto A., 2005). Pengering putar ini dipanaskan dengan
kontak langsung gas dengan zat padat atau dengan gas panas yang mengalir melalui mantel
luar, atau dengan uap yang kondensasi di dalam seperangkat tabung longitudinal yang
dipasangkan pada permukaan dalam selongsong.

Gambar II.1.2 Gambar Bagian Dalam Alat Pnegering Rotary Dryer


Pada alat pengering rotary dryer terjadi dua hal yaitu kontak bahan dengan dinding
dan aliran uap panas yang masuk ke dalam drum. Pengeringan yang terjadi akibat kontak
bahan dengan dinding disebut konduksi karena panas dialirkan melalui media yang berupa
logam. Sedangkan pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan dengan aliran uap disebut
konveksi karena sumber panas merupakan bentuk aliran. Pada pengeringan dengan
menggunakan alat ini penyerapan panas mudah dilakukan dan terjadi penyusutan bobot
yang lebih tajam dibandingkan dengan penurunan pembobotan yang dialami tray dryer
(Bella, 2012).

Pengeringan pada rotary dryer dilakukan pemutaran berkali-kali sehingga tidak


hanya permukaan atas yang mengalami proses pengeringan, namun juga pada seluruh
bagian yaitu atas dan bawah secara bergantian, sehingga pengeringan yang dilakukan oleh
alat ini lebih merata dan lebih banyak mengalami penyusutan. Selain itu rotary ini
mengalami pengeringan berturut-turut selama satu jam tanpa dilakukan penghentian proses
pengeringan. Pengering rotary ini terdiri dari unit-unit silinder, dimana bahan basah masuk
diujung yang satu dan bahan kering keluar dari ujung yang lain (Jumari, A dan Purwanto A.,
2005).

II

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II-6
I-2
Proses pengeringan terjadi ketika bahan dimasukkan ke dalam silinder yang
berputar kemudian bersamaan dengan itu aliran panas mengalir dan kontak dengan bahan.
Didalam drum yang berputar terjadi gerakan pengangkatan bahan dan menjatuhkannya dari
atas ke bawah sehingga kumpulan bahan basah yang menempel tersebut terpisah dan
proses pengeringan bisa berjalan lebih efektif. Pengangkatan memerlukan desain yang
hati-hati untuk mencegah dinding yang asimetri. Selain itu bahan bergerak dari bagian
ujung dryer keluar menuju bagian ujung lainnya akibat kemiringan drum. Bahan yang telah
kering kemudian keluar melalui suatu lubang yang berada di bagian belakang pengering
drum. Sumber panas didapatkan dari gas yang diubah menjadi uap panas dengan cara
pembakaran (Bella, 2012).
Kontak yang terjadi antara padatan dan gas pada alat pengering rotary dryer
dilengkapi dengan flights, yang diletakkan di sepanjang silinder rotary dryer. Volume
material yang ditransport oleh flights antara 10 sampai 15 % dari total volume material
yang terdapat di dalam rotary dryer (Earle, 1969). Mekanismenya sebagai berikut, pada saat
silinder pengering berputar, padatan diambil keatas oleh flights, terangkat pada jarak
tertentu kemudian terhamburkan melalui udara. Kebanyakan pengeringan terjadi pada saat
seperti proses ini, dimana padatan berkontak dengan gas. Flights juga berfungsi untuk
mentransfer padatan melalui silinder.
Proses yang terjadi di dalam rotary dryer sangat kompleks dan masih sedikit
dimengerti dengan baik sehingga menjadi obyek penelitian dari banyak peneliti. Untuk
dapat menganalisis dan mendesain sistem rotary dryer secara benar dan meyakinkan, perlu
difahami fenomena perpindahan panas, perpindahan massa dan transportasi partikel padat
di dalam rotary dryer. Mula-mula panas dipindahkan dari gas ke padatan basah, karena
adanya driving force suhu, dan temperatur padatan akan naik dan kehilangan uap air. Uap
air berpindah ke aliran gas karena adanya gradien tekanan uap. Hal ini merupakan proses
simultan dari perpindahan massa dan perpindahan panas yang terjadi pada saat partikel
padat bergerak secara kontinyu membentuk pancaran berputar di seluruh silinder dari
masukan sampai keluaran. Metoda perpindahan panas yang terjadi adalah konveksi dan
konduksi (Earle,1989).

II

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II-7
I-2

Gambar II.1.3 Gambar Penampang Rotary Dryer


Rotary dryer diklasifikasikan sebagai direct, indirect-direct, indirect dan special
types. Istilah tersebut mengacu pada metode transfer panasnya, istilah direct digunakan
pada saat terjadi kontak langsung antara gas dengan solid (Perry, 1984).
Peralatan rotary dryer dapat diaplikasikan untuk pemrosesan material solid secara
batch maupun kontinyu. Material solid harus mempunyai sifat dapat mengalir bebas dan
berwujud granular (Jumari, A dan Purwanto A., 2005).
Dalam merencanakan alat pengering rotary dryer hendaklah diketahui kadar air
input, kadar air output, densiti material, ukuran material, maksimum panas yang diijinkan,
sifat fisika atau kimia, kapasitas output, dan ketersediaan jenis bahan bakar sehingga dapat
ditentukan dimensi rotary dryer, sistem pemanas (langsung atau tidak langsung), arah gas
panas (co-current atau counter current), volume dan tekanan udara, kecepatan dan tenaga
putar, dan dimensi siklon (Anonim, 2009).
Pengering rotari telah menjadi andalan bagi banyak industri yang menghasilkan
produk dalam tonase yang tinggi. Pengeringan ini biasanya membutuhkan modal yang
besar dan kurang efisien, tetapi sangat fleksibel. Penggunaan tabung uap yang dibenamkan
dalam sel yang berputar membuat pengeringan pancuran (cascanding rotary dryer) lebih
efisien secara termal. Pengering rotary memiliki keuntungan dari struktur yang wajar,
manufaktur yang sangat baik, output tinggi, konsumsi energi yang rendah, operasi yang
mudah digunakan dan sebagainya. Pengering rotary berlaku untuk bahan partikel, dan juga
berlaku untuk bahan pasta dan kental yang bercampur dengan bahan partikel, atau bahan
yang kadar air tinggi. Ini memiliki keuntungan dari volume produksi yang besar, berbagai
aplikasi, hambatan aliran kecil, rentang disesuaikan besar, dan operasi yang mudah
digunakan, dll (Anonim, 2008).
II

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II-8
I-2
Secara umum, unit pemanas langsung merupakan unit yang sederhana dan paling
ekonomis. Unit ini digunakan pada saat kontak langsung antara padatan dan flue gas dapat
ditoleransi. Karena beban panas total harus diberikan dan diambil, sejumlah volume total
gas yang besar dan kecepatan yang tinggi diperlukan. Kecepatan gas yang ekonomis
biasanya kurang dari 0,5 m/s (Jumari, A dan Purwanto A., 2005).
Bagian dalam alat yang berbentuk silindris ini, semacam sayap yang banyak.
Melalui antara sayap-sayap tersebut dialirkan udara panas yang kering sementara silinder
pengering berputar. Dengan adanya sayap-sayap tersebut bahan seolah-olah diaduk sehinga
pemanasan meratadan akhirnya diperoleh hasil yang lenih baik. Alat ini dilengkapi 2
silinder, yang satu ditempatkan di bagian dekat pemasukan bahan yang akan dikeringkan,
dan yang satu lagi di bagian dekat tempat pengeluaran bahan hasil pengeringan. Masingmasing silinder tersebut berhubungan dengan sayap-sayap (kipas) yang mengalirkan secara
teratur udara panas disamping berfungsi pula sebagai pengaduk dalam proses pengeringan,
sehingga dengan cara demikian pengeringan berlangsung merata.
Keuntungan penggunaan rotary/drum dryer sebagai alat pengering adalah :
1. Dapat mengeringkan baik lapisan luar ataupun dalam dari suatu padatan
2. Penanganan bahan yang baik sehingga menghindari terjadinya atrisi
3. Proses pencampuran yang baik, memastikan bahwa terjadinya proses pengeringan
bahan yang seragam/merata
4. Efisiensi panas tinggi
5. Operasi sinambung
6. Instalasi yang mudah
7. Menggunakan daya listrik yang sedikit
8. Kekurangan dari penggunaan pengering drum diantaranya adalah :
9. Dapat menyebabkan reduksi kuran karena erosi atau pemecahan
10. Karakteristik produk kering yang inkonsisten
11. Efisiensi energi rendah
12. Perawatan alat yang susah
13. Tidak ada pemisahan debu yang jelas
Komponen Rotary Dryer

Gambar II.1.4 Komponen Rotary Dryer

II

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II-9
I-2
Keterangan :
1. Heavy Duty Drum Construction

8. Combustion Chamber (optional)

2. Internal Lifters

9. Discharge Chute

3. Riding Rings

10. Seals

4. Trunnion Rollers

11. Support Frame

5. Thrust Wheel

12. Modular Frame (optional)

6. Drive

13. Burner System

7. Feed Chute
Neraca Massa dan Neraca Panas untuk Continuous Dryer
Energi yang masuk
mg,Tga,Hga

mg,Tgb,Yb,Hgb

ms,tsa,Hsa,Xa

ms,Tsb,Hsb,Xb

Energi yang keluar

Gambar II.1.5 Neraca Massa dan Panas untuk Continuous Dryer

Bila solid masuk pada ms (berat padatan kering/waktu) dan dikeringkan dari X a ke
Xb (berat moisture/berat padatan kering) dan berlangsung pada perubahan suhu Tsadan Tsb.
Persamaan Neraca Massa Komponen Air :
ms.Xa + mg.Yb = ms.Xb + mg.Ya

..................(1)

Persamaan Neraca Panas :


ms.Hsa + mg.Hgb = ms.Hsb + mg.Hga + Q

..................(2)

di mana
Hsa

= entalpi bahan yang akan dikeringkan masuk pada suhu Tsa

Hsb

= entalpi bahan yang telah dikeringkan keluar pada suhu Tsb

Hga

= entalpi gas keluar

Hgb

= entalpi gas masuk

= energi yang masuk/hilang.

II

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II-10
I-2
Efisiensi Rotary Dryer
Efisiensi yang ada pada rotary dryer dapat dikelompokkan menjadi dua bagian :
1. Efisiensi thermal yaitu perbandingan panas yang tersedia dengan panas yang masuk.

thermal = [ ( Qinput - Qloss) / Qinput ] x 100%

..................(3)

2. Efisiensi drying yaitu perbandingan panas yang digunakan untuk drying dengan panas

yang tersedia.
drying = [ Qdrying/ ( Qinput - Qloss) ] x 100%

...................(4)

Nilai dari efisiensi thermal dan efisiensi drying ini menentukan performance dari rotary
dryer yang digunakan (Anonim, 2010).
Istilah-istilah yang digunakan dalam percobaan rotary dryer ini adalah :
1. Humidity (H) dari campuran udara-uap air, yaitu Kg uap air yang ada dalam 1 kg udara
kering. Harga ini tergantung pada tekanan parsial uap air (p A) dan tekanan total (P).
Dalam satuan SI.

Dimana :
P

= Tekanan atmosfer (1 atm, 101,324 kPa, atau 760 mm Hg)

PA

= Tekanan parsial air

2. Saturation humidity, yaitu berat uap air yang dikandung oleh satu satuan berat udara
kering, di mana campuran udara-uap air ini berada dalam kesetimbangan dengan air
pada tekanan dan temperatur tertentu. Tekanan uap air pada campuran udara-uap air
sama dengan tekanan uap PASdari uap air murni.

Dimana :
P

= Tekanan atmosfer (1 atm, 101,324 kPa, atau 760 mm Hg)

PAS

= Tekanan uap liquid

3. Relative Humidity (HR), adalah perbandingan tekanan parsial uap air dan tekanan uap
liquid pada suhu gas.

II

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II-11
I-2

4. Percentage Humidity (HP), adalah rasio dari humidity (H) dan saturation humidity (HS)

5. Humid heat campuran udara-uap air (cs), yaitu jumlah panas dalam J (atau kJ) yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg udara kering ditambah uap air yang ada sebesar
1 K.
cs = 1,005 + 1,88 H , kJ/(kg uap air.K)
6. Humid volume dari campuran udara-uap air, yaitu volume total dari satu satuan masa
gas bebas uap (udara kering) ditambah uap yang aada di dalamnya pada 1 atm dan suhu
yang diberikan.
VH m3/kg udara kering = (2,83.10-3 + 4,56.10-3 H) T K
7. Dew Point, adalah suhu dimana uap mulai terkondensasi ketika gas didinginkan pada
tekanan tetap.
8. Total enthalpy ( Hy), adalah entalpi satu satuan massa gas ditambah uap yang
terkandung di dalamnya. Untuk menghitung Hy, diperlukan dua keadaan acuan, satu
untuk gas dan satu lagi untuk uap. To adalah suhu acuan yang dipilih untuk kedua
komponen dan entalpi komponen B pada keadaan cair kita dasarkan pada suhu To ini.
diumpamakan suhu gas adalah T dan kelembabannya H. Entalphy total adalah jumlah
ketiga faktor yaitu panas sensibel, panas latent zat cair pada To, dan panas sensibel gas
bebas uap.
Hy = CpB (T-To) + H o + CpA H(T-To)
di mana o adalah panas latent zat cair pada suhu To.
Persamaan diatas menjadi :
Hy = cs (T-To) + H o
(Geankoplis, 1983).

Humidity Chart
Humidity chart adalah grafik dari besaran besaran sistem campuran udara-uap air
pada tekanan 1 atmosfer. Kelembaban pada grafik ini dinyatakan dalam pound air per
pound udara kering, ditempatkan sebagai ordinat yang diplot terhadap temperatur dalam 0F

II

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II-12
I-2
sebagai absis. Kurva dengan label 100% adalah kelembaban udara jenuh sebagai fungsi
temperatur. Garis humid heat adalah plot dari humidity terhadap cs (Btu/0F.lb udara kering).
Garis spesific volume udara kering dan untuk saturated diplot terhadap temperatur yang
terletak di bagian bawah dari chart dan spesific volume memiliki dimensi ft 3/lb udara
kering. Untuk mendapatkan humidity dari campuran udara-uap air adalah dengan
memetakan temperatur TW dan menarik garis tegak lurus terhadap absis sampai memotong
kurva 100%, kemudian dari titik tersebut ditarik garis sejajar dengan garis pendinginan
adiabatis hingga memotong garis tegak lurus yang dibentuk oleh Td. Dari titik potong di
atas, ditarik garis ke kanan dan harga kelembaban dapat diketahui (Geankoplis, 1983).
Dry Bulb Temperature (Td)
Dry bulb temperature mengacu pada dasarnya untuk suhu udara ambien. Hal ini
disebut "Dry Bulb" karena udara suhu ditunjukkan oleh termometer tidak dipengaruhi oleh
kelembaban udara.

Dry bulb temperature - T

db,

dapat diukur dengan menggunakan

termometer biasa bebas terkena udara tetapi terlindung dari radiasi dan kelembaban. Pada
suhu biasanya diberikan dalam derajat Celcius

(o

C) atau derajat Fahrenheit (o F). Satuan SI

adalah Kelvin (K). Nol Kelvin sama dengan -273

C. Suhu bola kering merupakan

indikator kandungan panas dan ditampilkan sepanjang sumbu bawah grafik psychrometric.
Konstan dry bulb temperature muncul sebagai garis vertikal di grafik psychrometric.
(http://www.engineeringtoolbox.com/dry-wet-bulb-dew-point-air)

Wet Bulb Temperature (Tw)


Wet bulb temperature adalah temperatur pada keadaan steady dan tidak setimbang
yang dicapai saat sejumlah kecil air dikontakkan pada kondisi adiabatis dengan aliran gas
kontinyu. Karena jumlah liquida kecil, suhu dan humidity dari gas tidak berubah. Metode
yang digunakan untuk mengukur wet bulb temperature diilustrasikan sebagai berikut :
sebuah termometer ditutup dengan kapas basah dan ditempatkan dalam aliran udara-uap air
yang memiliki temperatur T dan humidity H. Pada kondisi steady state, air diuapkan ke
aliran gas. Kapas dan air didinginkan sampai temperatur TW dan berhenti pada suhu
konstan ini. Panas laten penguapan sama dengan panas konveksi dari aliran gas pada suhu
T ke kapas pada TW.
Tw
Zat cair tambah, suhu
Tw
Gas
Suhu T

II

Laboratorium
Operasi Teknik Kimia II
Gas
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
Suhu T

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II-13
I-2

Gambar II.1.6 Wet Bulb Temperature


(L. W. McCabe, 1993).

II.2 Aplikasi Industri


DESAIN DAN UJI KINERJA PENGERING ROTARY TUMPUKAN UNTUK
PENGERINGAN JAGUNG PIPILAN

Pendahuluan
Pengeringan merupakan salah satu tahap penanganan pascapanen yang umum dilakukan
pada biji bijian termasuk jagung. Kebanyakan proses pengeringan pada jagung dilakukan dengan
cara penjemuran (sun drying). Cara ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain kurang
menjamin kebersihan produk, sangat bergantung pada kondisi cuaca, dan memerlukan tempat yang
luas. Pengeringan buatan (artificial drying) diperlukan untuk mengatasi kekurangan kekurangan
pada proses pengeringan alami. Adapun kelebihan dari pengeringan buatan ini antara lain adalah
tidak tergantung cuaca, waktu pengeringan yang relatif lebih cepat, tidak memerlukan tempat yang
luas, dan hasil akhir yang cukup seragam.
Metode Percobaan
Uji Keefektifan pengadukan

II

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II-14
I-2
Pada pengujian pengadukan bahan digunakan jagung pipilan yang diwarnai merah dan
yang tidak diwarnai. Kedua kelompok biji yang berbeda tersebut dimasukkan ke dalam drum
dengan ketebalan yang sama, dimana warna merah di lapisan dalam dan yang tidak diwarnai
berada di lapisan luar. Karena itu, jumlah kedua kelompok biji yang dimasukkan ke dalam drum
tersebut berbeda. Presentase biji yang diwarnai terhadap total dijadikan target yang harus dicapai
pada setiap lokasi pengambilan sampel biji jika pengadukan dilakukan secara sempurna.
Uji proses pengeringan
Percobaan dilakukan untuk melihat kinerja pengering pada kadar air awal biji yang berbeda
dan kondisi udara yang berbeda. Pada percobaan I, biji jagung memiliki kadar air awal 25% b.b
dengan suhu udara pengeringan 67C sedangkan pada percobaan II, kadar air jagung awal 16%b.b
dan suhu udara pengeringan 60C. Kelembaban mutlak udara pengeringan dari masing masing
percobaan adalah 26,5 g/kg udara kering dan 28,8 g/kg udara kering. Suhu dan kelembaban udara
pengeringan diukur pada saluran udara (titik 7 pada gambar1), dengan jarak 5cm setelah belokan
kelembaban diperoleh melalui pengukuran suhu bola kering bola basah.
Hasil Percobaan
Keefektifan pengadukan
Sejalan dengan jumlah putaran yang bertambah komposisi biji pada ketiga lapisan berubah
dimana bagian dalam, tengah maupun luar persentase percampuran warna merah dan kuning
menuju target yang diinginkan. Dapat dilihat juga bahwa setelah 20 putaran komposisi di setiap
bagian sudah hampir sama dengan komposisi target.
Kinerja pengering
Secara keseluruhan konsumsi energi mekanik spesifik (yaitu dari kipas dan pengaduk)
adalah 0,53 dan 0,56 MJ/Kg air yang diuapkan. Nilai ini relatif masih tinggi apabila dibandingkan
dengan pengeringan skala biji bijian kontinyu tiga tahap yang hanya mencapai 0,15 MJ/kg air
yang diuapkan. Jumlah beban pengeringan yang besar menyebabkan penggunaan energi mekanik
menjadi lebih efisien.
Kesimpulan
Pengoperasian pada setengah kapasitas penuh membuat kebutuhan energi mekanik untuk
pengadukan semakin besar. Pada beban penuh daya yang diperlukan adalah 22,2 W lebih rendah
dibandingkan daya pada beban setengah penuh (Sulikah, 2008).

II

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

Anda mungkin juga menyukai