TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
II.1.1 Pengeringan
Pengeringan didefinisikan sebagai proses pemindahan air dengan menggunakan
panas atau aliran udara untuk mencegah atau menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri
sehingga tidak dapat berkembang lagi atau menjadi lambat berkembang (Pramulia, 2011).
Pada sistem pengeringan maka proses utamayang terjadi adalah proses perpindahan
panas dan perpindahan massa. (Incropera, Frank P and DeWitt, David P, 2008) mendefinisikan
perpindahan panas dan perpindahan massa. Perpindahan panas adalah suatu perpindahan
energi termal pada suatu media yang diakibatkan oleh perbedaan temperatur
(gradientTemperatur). Sedangkan perpindahan massa adalah perpindahan massa pada suatu
media yang diakibatkan oleh adanya perbedaan konsentrasi molar suatu spesies pada
media tersebut.
Proses pengeringan terjadi melalui penguapan air karena perbedaan tekanan dan
potensial uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Penguapan kandungan air
yang terdapat dalam bahan juga terjadi karena adanya panas yang dibawa oleh media
pengering yaitu udara. Uap air tersebut akan dilepaskan dari permukaan bahan ke udara
pengering. Penguapan air dari bahan meliputi empat tahap yaitu :
1. Pelepasan ikatan dari bahan
2. Difusi air dan uap air ke permukaan bahan
3. Perubahan tahap menjadi uap air
4. Perpindahan uap air ke udara (Sumarsono, 2004).
Peristiwa yang terjadi selama proses pengeringan meliputi dua proses, yaitu
perpindahan panas dan perpindahan massa. Perpindahan panas yaitu proses pemberian
panas pada bahan untuk menguapkan air dari dalam bahan atau proses perubahan bentuk
cair ke bentuk gas. Sedangkan perpindahan massa yaitu pengeluaran massa uap air dari
permukaan bahan ke udara (Bella, 2012).
Saat ini telah dikenal banyak sekali jenis mesin pengering yang bekerja dengan
berbagai prinsip pindah panas dan massa yang sangat beragam. Diantara sekian banyak
jenis mesin pengering terdapat beberapa yang paling sering digunakan untuk
mengeringkan produk farmasi salah satunya rotary dryer (Bella, 2012).
Drying adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair lain dari suatu zat padat
sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat tersebut pada suatu nilai
yang dapat diterima (L. W. McCabe, 1993).
II-1
atau
Gas ditiupkan melintas permukaan hamparan atau lembaran zat yang disebut
pengeringan dengan sirkulasi silang ( cross circulation drying). ( gambar a).
2.
Gas ditiupkan melalui hamparan zat padat butiran kasar pada ayak pendukung yang
disebut pengeringan sirkulasi tembus atau through circulation drying. (gambar b).
3.
Zat padat disiramkan ke bawah melalui suatu arus gas panas yang bergerak
perlahan ke atas. ( gambar c).
4.
Gas dialirkan melalui zat padat dengan kecepatan yang cukup untuk memfluidisasi
hamparan. ( gambar d).
5.
Zat padat seluruhnya dibawa dengan arus gas kecepatan tinggi. ( gambar e).
II
Adiabatic Dryer atau Direct Dryer di mana zat padat bersentuhan dengan
gas panas pada saat pengeringan.
2.
3.
D. Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk
mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan berarti
kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak tetampung dan
disingkirkan dari bahan pangan. Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar maka udara
disekitar pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air terbatas dan
menghambat proses atau laju pengeringan (Westry, 2013).
E. Kelembapan Udara
Makin lembab udara maka Makin lama kering sedangkan Makin kering udara maka
makin cepat pengeringan. Karena udara kering dapat mengabsobsi dan menahan uap air
Setiap bahan mempunyai keseimbangan kelembaban nisbi masing-masing. kelembaban
pada suhu tertentu dimana bahan tidak akan kehilangan air (pindah) ke atmosfir atau tidak
akan mengambil uap air dari atmosfir (Supriyono, 2003).
II.1.2 Rotary Dryer
Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering berbentuk
sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan dengan tungku atau gasifier.
Alat pengering ini dapat bekerja pada aliran udara melalui poros silinder pada suhu 12001800oF tetapi pengering ini lebih seringnya digunakan pada suhu 400-900oF (Earle, 1969).
Rotary dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan industri karena proses
pengeringannya jarang menghadapi kegagalan baik dari segi output kualitas maupun
kuantitas. Namun sejak terjadinya kelangkaan dan mahalnya bahan bakar minyak dan gas,
maka teknologi rotary dryer mulai dikembangkan untuk berdampingan dengan teknologi
bahan bakar substitusi seperti burner batubara, gas sintesis dan sebagainya (Anonim, 2009).
Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk mengeringkan bahan yang berbentuk
bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran besar. Pemasukkan dan pengeluaran
bahan terjadi secara otomatis dan berkesinambungan akibat gerakan vibrator, putaran
lubang umpan, gerakan berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas yang digunakan dapat
berasal dari uap listrik, batubara, minyak tanah dan gas. Debu yang dihasilkan
dikumpulkan oleh scrubber dan penangkap air elektrostatis (Anonim, 2009).
Secara umum, alat rotary dryer terdiri dari sebuah silinder yang berputar di atas
sebuah bearing dengan kemiringan yang kecil menurut sumbu horisontal, rotor, gudang
piring, perangkat transmisi, perangkat pendukung, cincin meterai, dan suku cadang
lainnya.. Panjang silinder biasanya bervariasi dari 4 sampai lebih dari 10 kali diameternya
(bervariasi dari 0,3 sampai 3 m). Feed padatan dimasukkan dari salah satu ujung silinder
II
II
II
II
2. Internal Lifters
9. Discharge Chute
3. Riding Rings
10. Seals
4. Trunnion Rollers
5. Thrust Wheel
6. Drive
7. Feed Chute
Neraca Massa dan Neraca Panas untuk Continuous Dryer
Energi yang masuk
mg,Tga,Hga
mg,Tgb,Yb,Hgb
ms,tsa,Hsa,Xa
ms,Tsb,Hsb,Xb
Bila solid masuk pada ms (berat padatan kering/waktu) dan dikeringkan dari X a ke
Xb (berat moisture/berat padatan kering) dan berlangsung pada perubahan suhu Tsadan Tsb.
Persamaan Neraca Massa Komponen Air :
ms.Xa + mg.Yb = ms.Xb + mg.Ya
..................(1)
..................(2)
di mana
Hsa
Hsb
Hga
Hgb
II
..................(3)
2. Efisiensi drying yaitu perbandingan panas yang digunakan untuk drying dengan panas
yang tersedia.
drying = [ Qdrying/ ( Qinput - Qloss) ] x 100%
...................(4)
Nilai dari efisiensi thermal dan efisiensi drying ini menentukan performance dari rotary
dryer yang digunakan (Anonim, 2010).
Istilah-istilah yang digunakan dalam percobaan rotary dryer ini adalah :
1. Humidity (H) dari campuran udara-uap air, yaitu Kg uap air yang ada dalam 1 kg udara
kering. Harga ini tergantung pada tekanan parsial uap air (p A) dan tekanan total (P).
Dalam satuan SI.
Dimana :
P
PA
2. Saturation humidity, yaitu berat uap air yang dikandung oleh satu satuan berat udara
kering, di mana campuran udara-uap air ini berada dalam kesetimbangan dengan air
pada tekanan dan temperatur tertentu. Tekanan uap air pada campuran udara-uap air
sama dengan tekanan uap PASdari uap air murni.
Dimana :
P
PAS
3. Relative Humidity (HR), adalah perbandingan tekanan parsial uap air dan tekanan uap
liquid pada suhu gas.
II
4. Percentage Humidity (HP), adalah rasio dari humidity (H) dan saturation humidity (HS)
5. Humid heat campuran udara-uap air (cs), yaitu jumlah panas dalam J (atau kJ) yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg udara kering ditambah uap air yang ada sebesar
1 K.
cs = 1,005 + 1,88 H , kJ/(kg uap air.K)
6. Humid volume dari campuran udara-uap air, yaitu volume total dari satu satuan masa
gas bebas uap (udara kering) ditambah uap yang aada di dalamnya pada 1 atm dan suhu
yang diberikan.
VH m3/kg udara kering = (2,83.10-3 + 4,56.10-3 H) T K
7. Dew Point, adalah suhu dimana uap mulai terkondensasi ketika gas didinginkan pada
tekanan tetap.
8. Total enthalpy ( Hy), adalah entalpi satu satuan massa gas ditambah uap yang
terkandung di dalamnya. Untuk menghitung Hy, diperlukan dua keadaan acuan, satu
untuk gas dan satu lagi untuk uap. To adalah suhu acuan yang dipilih untuk kedua
komponen dan entalpi komponen B pada keadaan cair kita dasarkan pada suhu To ini.
diumpamakan suhu gas adalah T dan kelembabannya H. Entalphy total adalah jumlah
ketiga faktor yaitu panas sensibel, panas latent zat cair pada To, dan panas sensibel gas
bebas uap.
Hy = CpB (T-To) + H o + CpA H(T-To)
di mana o adalah panas latent zat cair pada suhu To.
Persamaan diatas menjadi :
Hy = cs (T-To) + H o
(Geankoplis, 1983).
Humidity Chart
Humidity chart adalah grafik dari besaran besaran sistem campuran udara-uap air
pada tekanan 1 atmosfer. Kelembaban pada grafik ini dinyatakan dalam pound air per
pound udara kering, ditempatkan sebagai ordinat yang diplot terhadap temperatur dalam 0F
II
db,
termometer biasa bebas terkena udara tetapi terlindung dari radiasi dan kelembaban. Pada
suhu biasanya diberikan dalam derajat Celcius
(o
indikator kandungan panas dan ditampilkan sepanjang sumbu bawah grafik psychrometric.
Konstan dry bulb temperature muncul sebagai garis vertikal di grafik psychrometric.
(http://www.engineeringtoolbox.com/dry-wet-bulb-dew-point-air)
II
Laboratorium
Operasi Teknik Kimia II
Gas
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
Suhu T
Pendahuluan
Pengeringan merupakan salah satu tahap penanganan pascapanen yang umum dilakukan
pada biji bijian termasuk jagung. Kebanyakan proses pengeringan pada jagung dilakukan dengan
cara penjemuran (sun drying). Cara ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain kurang
menjamin kebersihan produk, sangat bergantung pada kondisi cuaca, dan memerlukan tempat yang
luas. Pengeringan buatan (artificial drying) diperlukan untuk mengatasi kekurangan kekurangan
pada proses pengeringan alami. Adapun kelebihan dari pengeringan buatan ini antara lain adalah
tidak tergantung cuaca, waktu pengeringan yang relatif lebih cepat, tidak memerlukan tempat yang
luas, dan hasil akhir yang cukup seragam.
Metode Percobaan
Uji Keefektifan pengadukan
II
II