Anda di halaman 1dari 49

BUDIDAYA ITIK PETELUR (Anas domestica)

DENGAN SISTEM INTENSIF TANPA AIR

Disusun oleh :
Amalia Alfiana Chairani
Fitri Maryuni
Niken Ayu Damayanti

SMA UNGGULAN NURUL ISLAMI


TAHUN AJARAN 2012/2013

HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ini telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing sebagai
syarat untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah di Fakultas Peternakan dan
Pertanian Universitas Diponegoro Semarang, pada :
Hari

Tanggal

Tempat:
Dengan demikian karya tulis ini dapat digunakan sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah di Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro Semarang.
Semarang, 10 September 2012
Mengetahui,
Pemimbing

Chinayatul, S.Pd

MOTTO

Disiplin adalah sebuah ruh dari kecerdasan, disiplin bisa mengantarkan semua
orang meraih kesuksesan dan harga diri yang tinggi.

Kegagalan bukan berarti kehancuran, tetapi jadikanlah kegagalan itu sebagai


batu loncatan menuju kesuksesan.

Jangan mengharap apa - apa dalam mengusahakan sesuatu, bertekunlah


meskipun tiada sukses.

PERSEMBAHAN
Karya tulis ini dipersembahkan kepada :

1. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberi dorongan untuk belajar.
2. Bapak H. Sukidjo, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Unggulan Nurul Islami

Semarang.
3. Ibu Chinayatul Muktamariyah, S.Pd selaku Guru pembimbing.
4. Bapak / Ibu Guru serta karyawan SMA Unggulan Nurul Islami Semarang.
5. Teman teman dan adik adik kelas X dan XI SMA Unggulan Nurul Islami

Semarang.

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Pertama tama penulis memanjatkan syukur Alhamdulillah kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga
penyusun dapat menyusun Karya Tulis ini yang berjudul Budidaya Itik (Anas
domestica) Dengan Sistem Intensif Tanpa Air. Adapun maksud dan tujuan dari
laporan Karya Tulis ini adalah sebagai syarat untuk mengikuti Lomba Karya Tulis
Ilmiah di Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro.
Di samping itu, penyusun juga menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah berkenan membantu,
mendorong dan memberi petunjuk dalam penyusunan Karya Tulis ini.
Semoga Allah berkenan memberikan Rahmat-Nya kepada beliau
semuanya. Terutama yang terhormat.

1. Kedua orang tua yang telah memberikan dorongan baik moral maupun

spiritual.
2. Bapak H. Sukidjo, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Unggulan Nurul Islami

Semarang.
3. Ibu Chinayatul Muktamariyah, S.Pd sebagai Guru pembimbing dan Wali

Kelas kami yang telah memberikan motivasi.


4.

Bapak/Ibu Guru serta karyawan SMA Unggulan Nurul Islami Semarang.

5. Semua pihak yang telah mendunkung dalam penyusunan karya tulis ini.

Akhirnya penyusun mengharap atas kritik kritik yang membangun, agar


dalam penyusunan dan penulisan penulisan berikutnya akan lebih baik dan
bermutu.
Kami berdoa semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca
yang budiman.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Semarang, 31 Agustus 2012

Penyusun

ABSTRAKSI
Di Indonesia, itik merupakan ternak unggas penghasil telur yang cukup
potensial di samping ayam. Sebagai barang yang dikonsumsi, telur itik banyak
yang diperdagangkan, baik dalam bentuk segar ataupun olahan.Tujuan beternak
itik untuk menghasilkan telur konsumsi, maka sistem beternak itik tanpa air atau
sistem intensif merupakan suatu pilihan yang tepat. Cara pemasarannya sangat
mudah, karena sekarang banyak yang membutuhkan telur itik, biasanya banyak
pembeli datang sendiri ke lokasi peternakan. Di Indonesia sendiri, hanya beberapa
kota saja yang sudah di cap sebagai kota importer telur bebek terbesar, seperti
Brebes, Tegal, dan Mojosari. Hal ini tidak sebanding dengan jumlah kebutuhan
akan telur bebek. Sesuai dengan hukum ekonomi, jika permintaan lebih besar dari
penawaran, maka harganyapun akan lebih tinggi. Namun, jika beternak itik dalam
jumlah yang cukup atau sangat banyak, dengan cara digembalakan saja tidak akan
cukup mengingat semakin sempitnya lahan yang berair. Hal ini dapat diatasi
dengan beternak itik dengan cara intensif atau dikandangkan. Dengan cara ini,
peternak dapat memelihara itik dalam jumlah yang lebih banyak, hingga ratusan
ekor.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

...

HALAMAN PENGESAHAN

.........................................

HALAMAN MOTTO

HALAMAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR

....

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

..

11

1.2 Tujuan Penulisan

..

12

1.3 Metode Penulisan

..

12

1.4 Pembatasan Masalah

..

12

1.5 Sistematika Penulisan

..

13

2.1 Sejarah singkat itik

..

15

2.2 Lokasi

..

15

2.3 Kandang

..

16

2.4 Jenis itik dan makanan

19

BAB II LANDASAN TEORI

2.5 Penghasilan dan pemasaran

22

BAB III

BETERNAK ITIK PETELUR

3.1

Perencanaan

...

25

3.2

Perkandangan

...

27

3.3

Makanan

...

28

3.4

Pemasaran

...

35

BAB IV

JENIS PENYAKIT DAN PENCEGAHANNYA

4.1

Stress (cekaman)

4.2

Kekurangan (defisiensi) vitamin A..

37

4.3

Brooder pneumonia

...

38

4.4

Rickets duck

...

38

4.5

Antibiotika dermatitis ...

39

4.6

Mycosis

...

39

4.7

Botulism (Limberneck).

40

4.8

Keracunan garam

...

41

4.9

Fowl cholera (kolera itik)..

41

4.10

Fowl pox (cacar)

...

42

4.11

White eye (mata memutih)

42

4.12

Coccidiosis

...

43

4.13

Coryza

...

43

4.14

Salmonellosis

...

44

4.15

Sinusitis

...

45

4.16

Aflatoksokosis

...

45

...

47

BAB V

5.1

...

37

PENUTUP

Kesimpulan

5.2

Saran

DAFTAR PUSTAKA

...

47

...

49

BAB I
PENDAHULUAN

10

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Di Indonesia ternak itik merupakan ternak unggas penghasil telur yang


cukup potensial di samping ayam. Kelebihan dari ternak ini adalah itik lebih
tahan penyakit dibandingkan dengan ayam ras sehingga pemeliharaannya
mudah dan tidak banyak mengandung resiko.
Umumnya, itik yang dipelihara petani masih secara tradisional. Peternak
menggiring ternaknya secara berpindah pindah dari sawah yang satu ke
sawah yang lain. Mengingat semakin sempitnya lahan penggembalaan dan
banyaknya kasus kematian ternak itik akibat keracunan pestisida, maka
pemeliharaan itik dengan cara tradisional makin terancam kelestariannya.
Salah satu usaha yang dipandang mampu untuk mengatasi masalah ini
yaitu dengan mengalihkan system pemeliharaannya dari system tradisional ke
system intensif, yaitu dengan cara beternak itik di lahan kering atau tanpa air.
Pemeliharaan itik dengan tanpa air ini lebih menguntungkan dari pada
dengan system tradisional. Keuntungan dari sistem ini antara lain
produktivitas telur lebih tinggi, kesehatan dan keselamatan itik lebih terjamin,
dan biaya pemeliharaannya lebih efisien.
Beternak itik dengan system intensif merupakan pemeliharaan itik dengan
cara di kandangkan. Itik tidak lagi digembalakan untuk mencari makan
sendiri, tapi tetap di kandang. Pakan dan minum disediakan di dalam kandang
dan di dalam kandang tidak diberi genangan air untuk bermain agar itik hanya
memanfaatkan energinya untuk bertelur.
1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini, sebagai berikut :


1) Untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam mengikuti Lomba Karya

Tulis Ilmiah Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro.

11

2) Untuk memberikan informasi, pengetahuan serta wawasan kepada para

pembaca tentang wirausaha budidaya itik petelur di lahan kering.


3) Sebagai proses melatih diri dalam menulis sesuatu yang kongkret/nyata

serta latihan memperluas pengetahuan dalam berbahasa Indonesia yang


baik dan benar sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.
1.3 Metode Penulisan

Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode :


1) Metode Interview.

Metode interview adalah metode yang dilakukan dengan wawancara.


2) Metode Observasi

Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan cara pengamatan.


3) Metode Pustaka

Metode pustaka ada metode yang dilakukan dengan cara mencari


informasi lebih dahulu.
1.4 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penyusunan karya tulis ini antara lain :


1. Sejarah singkat itik.
2. Hal hal yang diperlukan dalam beternak itik petelur.
3. Kendala kendala yang harus di hadapi dalam beternak itik petelur.
1.5 Sistematika Perumusan

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Metode Penulisan
1.4 Pembatasan Masalah
1.5 Sistematika penulisan

12

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Sejarah singkat itik
2.2 Lokasi
2.3 Kandang
2.4 Jenis itik dan makanan
2.5 Penghasilan dan pemasaran
BAB III BETERNAK ITIK PETELUR
3.1 Perencanaan
3.2 Perkandangan
3.3 Makanan
3.4 Pemasaran
BAB IV JENIS PENYAKIT DAN PENCEGAHANNYA
4.1 Stress (cekaman)
4.2 Kekurangan (defisiensi) vitamin A
4.3 Brooder pneumonia
4.4 Rickets duck
4.5 Antibiotika dermatitis
4.6 Mycosis
4.7 Botulism (Limberneck)
4.8 Keracunan garam
4.9 Fowl cholera (kolera itik)
4.10 Fowl pox (cacar)
4.11 White eye (mata memutih)
4.12 Coccidiosis
4.13 Coryza
4.14 Salmonellosis

13

4.15 Sinusitis
4.16 Aflatoksokosis
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sejarah Singkat Itik
Itik dikenal juga dengan bebek. Nenek moyangnya berasal dari Amerika
Utara yang merupakan itik liar (Anas moscha) atau Wild Mallard. Terus
menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik ternak atau yang disebut
Anas domesticus.
Itik tidak hanya hidup di Indonesia, namun juga ada itik yang hidup di
Negara lain. Seperti Malaysia, Amerika, Philipina, dan lain lain. Perbedaan
antara itik itik tersebut tergantung oleh ekosistem hidupnya.

14

Dengan perbedaan anatomi tubuh itik menyebabkan itik dapat beradaptasi


dengan lingkungan hidupnya. Dengan demikian, itik dapat mempertahankan
hidup dari ganasnya alam.
Secara internasional ternak itik terpusat di negara negara yang
mempunyai musim tropis dan subtropis, seperti Indonesia. Sedangkan di
Indonesia sendiri ternak itik terpusat di daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes, dan
Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai), Bali serta
Lombok.

2.2 Lokasi
Lokasi dan lingkungan perkandangan hendaknya terlebih dahulu
ditentukan sebelum membuka usaha peternakan. Lokasi yang dipilih dapat
terletak di dekat pantai, di pegunungan, terlindung pepohonan, terbuka dan
terkena panas matahari penuh, daerah yang berbatu batu, atau berumput.
Bahkan, dalam keadaan apapun tak menjadi soal bagi itik.
Persyaratan lokasi kandang yang perlu diperhatikan :

Letak lokasi, lokasi jauh dari keramaian atau pemukiman penduduk.


Kondisi lingkungan kandang mempunyai iklim yang kondusif.
Mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi

pemasaran.

15

Kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode produksi.

2.3 Kandang
Setelah mendapatkan lokasi yang baik, perlu diketahui juga mengenai
kandang yang ideal. Kandang yang ideal meliputi arah kandang dan luasan
kandang serta kapasitas atau daya tampung kandang per meter perseginya.
Letak dan arah kandang membujur dari arah utara ke selatan, agar sinar
matahari pagi dapat masuk ke dalam kandang dan menyinari tubuh itik agar
sehat. Lebar satu sekat kandang sebaiknya 5 meter agar kandang tidak terlalu
sumpek atau pengap akibat aliran udara yang tidak lancar.
Ukuran kandang disesuaikan dengan tubuh itik sehingga itik merasa
nyaman. Tinggi kandang sebaiknya tidak kurang dari 2 meter untuk
memudahkan perawatan dalam kandang.
Terdapat berbagai jenis atap kandang yang dapat digunakan, yaitu
genting, asbes, rumpia, dan seng. Salah satu yang banyak dipilih adalah atap
rumpia, karena dapat menahan panas dan harganya yang murah. Bahan lantai
kandang dapat terbuat dari semen, tanah, bambu, kawat ram, atau kayu. Jika
menggunakan alas tanah yang dilapisi jerami, sebaiknya tanah yang digunakan
mudah menyerap air.
Ventilasi udara di dalam kandang harus ideal. Artinya, konstruksi
kandang memperhatikan keadaan ventilasi yang memadai dan mencukupi.
Halaman sekitar kandang dapat ditanami pepohonan yang rindang sebagai

16

pelindung dari teriknya sinar matahari langsung. Selain itu, kandang juga
harus memiliki saluran pembuangan agar tidak timbul bau yang tidak sedap
dari kotoran dan air yang tergenang.
Kepadatan ideal dalam kandang penting diperhatikan karena itik ternak
yang mudah stres. Kandang yang tidak terlalu padat dapat menjadikan
persaingan memperoleh pakan, sehingga tidak semua itik mendapatkan jatah
ideal. Akibatnya, ada itik yang pertumbuhannya tidak ideal.
Kandang yang terlalu padat membuat itik mudah terinjak injak atau
bertabrakan dengan itik yang lain sehingga menyebabkan itik terluka. Selain
itu, jumlah itik yang terlalu banyak juga membuat alas kandang menjadi cepat
basah, sehingga menimbulkan bau dan mengundang bibit penyakit di dalam
kandang.
Ada 3 sistem kandang yang dianjurkan yaitu :

1. System lantai (litter) adalah alternative kandang yang digunakan di daerah

yang mempunyai kondisi tanah berpasir atau kering (daerah pesisir) atau
daerah yang memiliki tanah yang berdaya serap tinggi .
2. Sistem panggung (slat) adalah alternative kandang yang secara modern

digunakan untuk mengatasi masalah basahnya lantai.kandang seperti ini


memiliki nilai kesehatan tinggi sehingga sangat cocok digunakan didaerah
yang mempunyai kondisi tanah basah dan kelembaban tinggi.
3. Kombinasi system lantai dan panggung (litter dan slat) adalah system

kandang yang secara modern memberi dua alternative. Kandang panggung

17

digunakan untuk tidur dan bertelur (sarang bertelur), sedangkan kandang


lantai untuk bermain di siang hari.
Ketiga system kandang di atas dapat dilengkapi dengan kolam atau danau
buatan agar itik yang dipelihara tidak merasa dibatasi kehidupannya.
Atap kandang itik mempunyai 3 macam tipe untuk daerah tropis antara
lain :

1. Tipe Shade (miring tunggal). Tipe ini memungkinkan masuknya sinar

matahari secara langsung sehingga akan mengurangi bau amoniak dalam


kandang. Tipe Shade ini cocok untuk daerah yang tanahnya kering.
2. Tipe Monitor (atap miring ganda) adalah tipe atap yang cocok untuk

kandang itik di daerah bertanah basah dan kelembaban tinggi.


3. Tipe Gable (kombinasi panggung dan lantai) adalah tipe atap untuk

kandang itik di daerah yang mempunyai kondisi tanah basah dan kering
atau musiman.
Ukuran kepadatan kandang untuk ukuran 1 x 1 meter dapat menampung :

1. Anak itik

: 10 20 ekor

2. Itik remaja

: 8 10 ekor

3. Itik dewasa

: 6 7 ekor

2.4 Jenis Itik dan Makanan


Sebagian peternak menganggap itik atau bebek petelur yang baik
diperoleh dari pemeliharaan sejak Day Old Duck (DOD). Alasannya sejak
kecil mereka bisa beradaptasi dengan peternak dan lingkungan. Sebagian lain

18

terpaksa membesarkan DOD karena di daerahnya tidak ada pedagang bibit itik
atau bebek siap telur. Alasan lainnya, membeli DOD (Rp3.500
Rp4.000/ekor), lebih murah ketimbang bibit itik atau bebek siap telur,
Rp25.000 30.000/ekor. Bagi yang bermodal cukup dan ingin segera
memproduksi telur tidak ada salahnya memih bibit siap telur. Metode inilah
yang banyak dipilih peternak. Bibit siap telur, secara biologis telah waktunya
berproduksi. Umumnya itik atau bebek bertelur pada umur 6 bulan.
Beberapa jenis itik atau bebek local, seperti itik atau bebek Tegal,
Mojosari, Magelang, Alabio, dan Bali bisa jadi pilihan. Masing masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Misalnya, ukuran telur itik atau bebek
Magelang besar. Namun, karena postur tubuhnya besar, makannya pun banyak
serta menambah biaya produksi. Hal ini bisa menjadi pertimbangan.
Paling ideal memilih jenis itik atau bebek yang sentra bibitnya mendekati
lokasi peternakan. Untuk Jawa Barat, dapat memilih itik atau bebek Tegal. Di
Jawa Timur, tersedia itik atau bebek Mojosari. Peternak bias datang langsung
ke sentra itik atau bebek tersebut untuk mencari pembibit yang terbaik. Sentra
itik atau bebek Mojosari ada di Desa Modopuro dan Sumbertanggul,
Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Selain di Desa Pesurungan Lor,
Tegal, itik atau bebek Tegal menyebar ke Pekalongan, Brebes, Cirebon,
Indramayu, dan Karawang. Sentra itik atau bebek Magelang antara lain berada
di Kecamatan Muntilan. Di sentra itulah bibit DOD atau itik siap telur
dipesan.

19

Bila yang dipilih DOD, hendaknya peternak mempelajari kualitas DOD


yang baik. Pertama, perhatikan postur tubuhnya. DOD yang baik berbadan
tegap, kaki dan paruhnya besar, serta tidak cacat. Hindari memilih DOD
jantan. Ciri ciri DOD betina berbulu coklat kemerahan, paruh hitam
keputihan, suara nyaring, dan mukanya manis. Sedangkan jantan mempunyai
ciri bulu cokelat kehitaman, paruh hitam kelam, suaranya agak serak, dan
berwajah angker. Untuk lebih memastikan lihat dan bukalah kloakanya. Bila
kedapatan penis, berarti jantan.
Banyaknya peternak yang gagal dalam usaha itik petelur, umumnya
diakibatkan penghasilan yang tidak sebanding dengan modal yang harus
dikeluarkan. Hal itu disebabkan, itik selalu membutuhkan bahan makanan
yang cukup dan penuh kalori agar itik yang diternakan memproduksi telur
dengan baik setiap harinya.
Dari survey yang dihasilkan Badan Pusat Statistik (BPS), usaha
peternakan itik baik milik usaha rumah tangga maupun usaha perorangan
dengan

minimal

3.000

ekor

itik

per

peternak,

yang

berhasil

mengembangkannya adalah peternak itik yang membuka usahanya di kawasan


pesisir pantai Sumatera Utara (Sumut).
Itu, karena daerah pesisir yang berdekatan dengan pantai membuat para
peternak dengan mudah memperoleh bahan pakan dari kaum nelayan dengan
harga murah. Selain pakan tersebut dari biota laut seperti siput, anak ikan dan

20

sejenisnya yang dihasilkan nelayan sebagai limbah hasil tangkapan, biota air
tersebut banyak mengandung kalori dan gizi yang diperlukan itik.
Sedang para peternak itik yang jauh dari pantai seperti dataran tinggi,
kebanyakan mengalami kegagalan yang terus menerus hingga menyebabkan
usahanya gulung tikar. Wajar saja, karena para peternak terbebani dengan kost
yang tinggi. Harga pakan seperti jagung dan dedak semakin lama semakin
melonjak, sementara makanan berkalori biota air yang dibutuhkan itik sulit
didapat. Walaupun dapat diupayakan membelinya, namun harganya mungkin
menjadi mahal akibat biaya transportasi. Akhirnya makanan berkalori yang
diperlukan itik untuk merangsang supaya bertelur tidak terpenuhi. Ini
mengakibatkan itik tidak bertelur dan mengalami keakfiran yang sangat
panjang.
2.5 Penghasilan dan Pemasaran
Hasil utama, usaha ternak itik petelur adalah telur itik. Hasil tambah
berupa induk afkir, itik jantan sebagai ternak daging dan kotoran ternak
sebagai pupuk tanam yang berharga.
Kegiatan pascapanen yang bisa dilakukan adalah pengawetan. Dengan
pengawetan maka nilai ekonomi telur itik akan lebih lama dibanding jika tidak
dilakukan pengawetan. Telur yang tidak diberi perlakuan pengawetan hanya
dapat bertahan selama 14 hari jika hanya disimpan pada temperature ruangan
bahkan akan segera membusuk.
Adapun perlakuan pengawetan terdiri dari 5 macam, yaitu :
21

Pengawetan dengan air hangat. Pengawetan dengan air hangat merupakan


pengawetan telur itik yang paling sederhana. Dengan cara ini telur akan
awet selama 20 hari.

Pengawetan telur dengan daun jambu biji. Perendaman telur dengan daun
jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 bulan.
Telur yang telah direndam akan berubah warna menjadi kecoklatan seperti
telur pindang.

Pengawetan telur dengan minyak kelapa. Pengawetan ini merupakan


pengawetan yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya
tidak berubah.

Pengawetan telur dengan natrium silikat. Bahan pengawetan natrium


silikat merupakan cairan kental, tidak berwarna, jernih, dan tidak berbau.
Namun silikat dapat menutupi pori kulit telur sehingga telur awet dan
tahan lama hingga 1,5 bulan. Adapun caranya adalah dengan merendam
telur ke dalam larutan natrium silikat 10% selama satu bulan.

Pengawetan telur dengan garam dapur. Garam direndam dalam larutan


garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25 40% selama 3 minggu.
Hasil dari peternakan itik bisa berupa telur dan daging itik. Untuk hasil

peternakan berupa telur, jika dipasarkan secara langsung bisa mencapai


Rp.1000 per butir. Sementara di warung harganya dapat mencapai Rp.1100
per butir. Hanya saja penjualan secara langsung membuat peternak harus kerja
ekstra melayani pembeli. Disamping itu belum tentu semua telur terjual. Itu
sebabnya terkadang peternak memilih penjualan dengan system diborongkan
ke Tibo atau pedagang pengumpul. Walaupun di pedagang pengumpul harga
satu telurnya hanya Rp.950 per butir.

22

Telur dan daging itik merupakan komoditi ekspor yang dapat meberikan
keuntungan besar. Kebutuhan akan telur dan daging pasar internasional sangat
besar dan masih tidak seimbang dari persediaan yang ada. Hal ini baru dilihat
bahwa baru dua negara Thailand dan Malaysia yang menjadi negara
pengekspor terbesar. Hingga saat ini budidaya itik masih merupakan komoditi
yang menjanji untuk dikembangkan secara intensif.

23

BAB III
BETERNAK ITIK PETELUR

3.1 Perencanaan

Kandang itik diperoleh dengan kerjasama petani itik local. System


kerjasama adalah bagi hasil pramuka. Petani local akan mendapatkan bagian
sebesar 25% dari keuntungan bersih usaha.
Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup
sederhana asal tahan lama (kuat). Perlengkapannya berupa tempat makan, dan
tempat minum.
Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan
preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk
mewaspadai timbulnya penyakit.
Pengontrolan penyakit perlu dilakukan setiap saat dan secara hati hati
serta menyeluruh. Cacat ditangani secara serius bila ada tanda tanda kurang
sehat pada itik. Pemberian vaksin akan dilakukan seperlunya.
Pemberian pakan diberikan setiap hari sesuai kebutuhan asupan itik
petelur dengan memanfaatkan limbah pertanian dan agroindustry.

24

Kandang hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan daya gunanya agar


produksi tidak terpengaruh dari kondisi kandang yang ada.
Hasil panen utama dari itik petelur adalah telur itik. Hasil tambahan
berupa induk afkir, itik jantan sebagai ternak daging dan kotoran ternak
sebagai pupuk tanam yang berharga.
Telur itik dikonsumsi masyarakat umum sebagai lauk penghasil protein
untuk pelengkap nasi. Jadi pada tahap awal, pemasaran akan dilakukan
melalui promosi promosi kepada pengusaha pengusaha rumah makan yang
ada di sekitar lokasi kandang. System promosi yang dilakukan adalah dengan
system langsung mendatangi rumah makan atau warteg.
Tahap rencana jangka pendek lebih memfokuskan pada pengenalan
produk kepada pengusaha pengusaha rumah makan atau warteg yang ada di
sekitar lokasi kandang. Kebutuhan rumah makan akan telur itik sangat besar
sehingga dapat menjadi pasar yang sangat potensial. Strategi pemasaran yang
diterapkan adalah dengan mendatangi atau menawarkan langsung produk telur
itik kepada pengusaha rumah makan atau warteg tersebut.
Telur itik juga ditawarkan langsung dari rumah ke rumah di perumahan
perumahan dan pemukiman penduduk di lingkar lokasi kandang.
Rencana pemasaran dalam jangka panjang yaitu mampu menguasai pasar
hingga di luar lokasi kandang. Penjualan hasil produksi akan di titipkan di
waralaba waralaba seperti Indomaret dan Alfamart.

25

3.2 Perkandangan

Usaha tani yang baik adalah suatu usaha yang juga memperhitungkan
untung dan rugi dari usaha yang dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, petani
atau peternak harus berusaha menekan biaya pengeluaran hingga sekecil
kecilnya untuk mendapatkan hasil yang sebesar besarnya. Untuk itu, dalam
pembuatan kandang, khususnya kandang intensif, sebaiknya digunakan bahan
semurah mungkin, tetapi masih cukup kuat dan penuh daya guna, tidak harus
mahal dan modern. Akan lebih baik lagi kalau bahan tersebut berupa bahan
bekas atau bahan yang mudah diperoleh di sekitar tempat tinggal.
Menurut pengalaman, bahan yang paling murah, tetapi cukup kuat untuk
kandang itik ialah bambu yang cukup tua. Bambu dapat digunakan untuk
kerangka bangunan, pagar, dan lantai. Atap bangunan boleh dari alang alang,
ijuk, rumbia, genteng, lembaran plastik bekas, atau bahan lain. Selain dari
bambu, lantai kandang boleh berupa tanah biasa, disemen, atau diberi batu
batu. Lantai kandang yang terlindung sebaiknya diberi alas jerami, sekam,
serbuk gergaji, atau bahan litter lainnya.
Prasarana yang vital harus ada di dalam kandang adalah tempat pakan dan
tempat minum. Kedua tempat ini dapat dibuat dari kayu, plastik, atau bahan
lain yang mudah diperoleh. Prasarana vital lainnya bila akan beternak untuk
menghasilkan telur tetas adalah kolam atau bak. Kolam ini dapat disemen agar
26

mudah dibersihkan. Namun, bila akan beternak untuk menghasilkan telur


konsumsi, kolam tersebut tidak perlu dibuat.
Kandang hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan daya gunanya agar
produksi tidak terpengaruh dari kondisi kandang yang ada.`
3.3 Makanan
Setelah itik itik dikandangkan, kewajiban selanjutnya adalah
memberinya makan. Bila ingin itik tersebut berproduksi sebagaimana
mestinya, hendaknya makanan yang diperoleh dari alam (bila digembalakan)
minimal harus digantikan. Adapun untuk memperoleh hasil yang optimal,
sebaiknya itik diberi juga pakan yang bergizi.
Sesuai dengan umur itik, pakan dapat dibedakan menjadi tiga macam.
Pakan yang pertama untuk anak itik yang disebut dengan pakan jenis starter.
Pakan kedua merupakan pakan jenis grower untuk itik dara. Pakan ketiga
adalah pakan untuk jenis itik dewasa yang dikenal dengan jenis layer.
Ketiga jenis pakan itik ini dapat dengan mudah dibeli di toko makanan
ternak. Contohnya, ada beberapa peternak yang memberi anak itik dengan
konsentrat jenis 511, sedangkan untuk itik dara dan dewasa diberikan
konsentrat 144 (konsentrat itik petelur).
Membeli pakan jadi hanya akan efisien jika itik yang akan dipelihara
mencapai jumlah ratusan hingga ribuan ekor sebab keuntungan yang diperoleh
pun memang cukup besar. Bagi peternak skala kecil dengan jumlah itik

27

puluhan sampai dua ratus ekor, dianjurkan untuk mengusahakan pakan


alternative. Pakan ini dapat dibuat sendiri dengan alternative bahan bahan
yang paling murah dan mudah diperoleh di sekitar lokasi usaha.
Banyak bahan pakan alternative yang bias digunakan. Namun, dalam
mencari bahan yang akan dipakai, hendaknya berpegang pada kadar protein
yang diperlukan itik. Untuk anak itik (meri) umur 2 6 bulan, protein yang
dibutuhkan dalam ransumnya sekitar 20%. Untuk itik dewasa yang sudah
bertelur (umur 6 bulan ke atas), ransum cukup mengandung 18% protein saja.
Pakan alternative yang diberikan dapat terdiri dari bahan baku yang
ditambah konsentrat (campuran bahan bahan yang berkadar protein tinggi,
tetapi berenergi rendah). Bahan pakan yang dipilih antara lain dedak atau
bekatul, jagung, tepung ikan, bungkil kedelai, bungkil kelapa, ampas tahu,
daging kelapa atau kopra, sorgum, dan menir. Tepung ikan tersebut biasanya
dibuat oleh pabrik makanan ternak.
Ransum dapat pula berupa campuran antara bahan baku dengan protein
hewani alternative, seperti cangkang udang basah, bekicot rebus, ikan rucah,
yuyu, keong emas, dan kupang (sejenis kerang berukuran kecil).
Cara menyusun ransum dengan perhitungan praktis dengan cara
perhitungan sederhana. Untuk penyusunan ransum itik petelur, baik itik
menjelang 2 bulan maupun itik dara, digunakan patokan 2 bagian dedak, 2
bagian jagung, dan 1 bagian konsentrat. Hanya saja untuk itik dara, ransum ini
masih perlu ditambah dengan ikan rucah, anak kodok, bekicot, keong emas,

28

cacing, ataupun kupang. Sebaiknya, bahan tambahan sudah direbus untuk


mengeluarkan lender atau racun yang mungkin dikandung oleh sumber
sumber protein hewan ini. Untuk lebih jelasnya, diberikan contoh berikut.
Pada skema kembutuhan, diketahui bahwa seekor itik dewasa
membutuhkan 175 g ransum per hari. Dengan patokan di atas, susunan
ransumnya : 70 g dedak, 70 g jagung, dan 35 g konsentrat. Ransum ini masih
perlu ditambah dengan hijauan segar berupa sayuran yang tidak dikonsumsi,
rumput, atau hijauan lainnya. Adapun susunan ransum anak itik yang
membutuhkan 50 g/ekor/hari : 20 g jagung, dan 10 konsentrat.
Apabila konsentrat yang hanya 20% ini masih juga membebani keuangan
maka bahan ini masih dapat diganti dengan protein hewani alternative. Jika
lokasi peternakan berada di sekitar pantai, protein hewani alternative bias
diperoleh dari ikan ikan rucah atau kupang. Bila lokasi jauh dari pantai,
dapat digunakan siput, bekicot, cacing, atau keong emas yang kadang menjadi
hama di areal persawahan.
Apabila ingin protein tersebut selalu tersedia maka cacing, bekicot, dan
keong

emas

dapat

diternakkan.

Cacing

dapat

diternakkan

dengan

menempatkan bibit dengan sampah organic atau pupuk kandang. Adapun


menernakkan bekicot dan keong emas mudah diternakkan karena cepat
berkembang biak.
Campuran dedak dengan cacahan daging bekicot diakui banyak peternak
dapat meningkatkan produksi telur dan bobot telur itik. Menurut pengalaman

29

peternak, itik yang diberi pakan ini sudah mulai bertelur pada umur 5 bulan.
Adapun itik yang diberi dedak saja pada umur tujuh bulan baru bertelur.
Secara ekonomis, berarti hal ini memberi memperoleh keuntungan sekitar dua
bulan masa bertelur.
Bekicot yang baik digunakan adalah bekicot yang sehat, dewasa, dan
tidak sedang bertelur. Sebelum diberikan kepada itik, bekicot direbus sebentar
untuk mengurangi lender yang dapat menurunkan daya cerna itik. Untuk itik
dewasa, bekicot cukup dipotong menjadi empat bagian, sedangkan untuk anak
itik, ukurannya lebih kecil lagi. Cincangan bekicot ini kemudian dicampur
dengan dedak dan air secukupnya agar rata serta usahakan agar tidak terlalu
kering atau terlalu basah.
Keong emas baik digunakan untuk campuran pakan itik karena hewan air
ini mengandung banyak protein, karbohidrat, lemak, fosfor, besi, dan kalsium.
Dalam pemberiannya, bias diberikan dalam bentuk segar atau diolah terlebih
dahulu menjadi bentuk tepung atau bentuk PTI (pellet) . Kalau ingin diberikan
secara langsung, keong emas dan cangkangnya cukup dihancurkan tanpa
dibersihkan terlebih dahulu.
Ketentuan jumlah protein hewani alternatif yang harus diberikan sebagai
pengganti konsentrat yang satu bagian itu yaitu bila konsentrat akan diganti
dengan bahan kering, maka kandungan protein bahan kering tersebut tidak
boleh kurang dari 50%. Namun, bila diganti dengan bahan segar (ikan,
bekicot, atau cacing), kandungan proteinnya cukup 15% saja. Jadi, kalau

30

semula konsentratnya hanya satu bagian, kini menjadi 3 bagian bila diganti
dengan ikan, bekicot, cacing, atau bahan segar lainnya.
Seandainya akan dibuat ransum/ekor/hari untuk itik umur 7 minggu maka
susunannya menjadi dedak 24 gr dan jagung 24 gr. Konsentrat yang mestinya
12 gr dapat diganti dengan protein hewani segar sebanyak 3x 12 gr = 36 gr.
Begitu juga dengan ransum untuk itik dewasa. Selain dedak 70 gr dan jagung
70 gr, konsentrat yang 35 gr dapat diganti dengan 3 x 35 gr = 115 gr protein
hewani segar.
Penyediaan pakan untuk itik yang dipelihara secara intensif wring
menjadi kendala dalam peralihan cara pemeliharaan dari tradisional ke
intensif, karena itik yang dipelihara secara intensif biasanya diberi pakan
produksi pabrik atau pakan komersial yang menghabiskan 60 70% biaya
produksi. Hal ini merupakan beban yang cukup berat apabila itik yang
dipelihara hanya berproduksi rata rata kurang dari 60%. Keadaan ini memacu
peternak untuk menyusun ransum itik sendiri. Penggunaan pakan komersial
hanya terbatas untuk itik periode awal (umur 0- 28 hari), hal ini berkaitan
dengan alasan yang sifatnya ekonomis, disamping karena bahan baku pakan
itik tidak mudah diperoleh.
Pada pemeliharaan itik intensif semua kebutuhan zat gizi untuk
pertumbuhan atau bertelur harus diberikan oleh peternak sehingga biaya yang
dibutuhkan untuk pembelian pakan cukup tinggi. Oleh karena itu, pemberian
pakan yang murah dan memenuhi kebutuhan zat gizi sangat perlu untuk

31

menunjang keberhasilan usaha peternakan itik. Zat gizi yang dibutuhkan oleh
itik untuk dapat hidup, bertumbuh dan bertelur adalah: air, protein, sumber
energy (lemak dan karbohidrat), vitamin, dan mineral.
Air merupakan zat gizi yang penting, terutama untuk proses metabolism
(pemecahan atau pembentukan zat gizi dalam tubuh), pengangkutan zat gizi
dan zat khusus di dalam darah, serta untuk pengeluaran panas tubuh.
Penyediaan air secara terus menerus sangat diperlukan karena ternak itik tidak
dapat minum air dalam jumlah banyak pada suatu saat. Kekurangan air akan
menyebabkan ternak kerdil bahkan mati. Berbeda dengan ayam, selain sebagai
zat gizi (diminum), air juga dibutuhkan itik untuk membasahi kepalanya. Oleh
karena itu, kedalaman air pada tempat minum harus dapat membasahi kepala
itik.
Protein

adalah

zat

gizi

yang

diperlukan

untuk

pertumbuhan,

menggantikan jaringan tubuh yang sudah tua dan untuk pembentukan anti
bodi yang berguna untuk melawan penyakit di dalam tubuh. Penentuan
kebutuhan protein selalu dihubungkan dengan tingkat energy dalam pakan
karena prorein dapat dijadikan sebagai sumber energy dan dibutuhkan dalam
pembentukan protein.
Untuk itik periode bertelur pemberian pakan dengan kadar protein tinggi
(18%) dapat memproduksi telur lebih baik dibandingkan pakan dengan kadar
protein lebih rendah (16%), sedangkan energy metabolism untuk itik yang
sedang bertelur adalah 2700 Kkal/kg. pemberian kadar protein yang lebih

32

rendah menyebabkan telur yag dihasilkan lebih kecil, sedangkan bila kadar
energi pakan yang lebih rendah akan menyebabkan penurunan produksi telur,
tetapi tidak mempengaruhi berat telur.
Vitamin adalah zat gizi yang dibutuhkan sebagai pembantu (katalis)
dalam proses pembentukan atau pemecahan zat gizi di dalam tubuh, jadi
hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Mineral dapat dibutuhkan untuk
membentuk kerangka (tulang) tubuh, membantu pencernaan dan metabolism
dalam sel serta untuk pembentukan kerabang (kulit) telur. Zat kapur dan fosfor
adalah zat mineral yang paling dibutuhkan.
Untuk itik yang sedang bertelur dibutuhkan zat kapur dan fosfor yang
cukup tinggi dalam pakannya, berkisar 3% Ca dan 0,6% P. Penurunan zat
kapur hingga 1,25% dalam pakan menyebabkan penurunan produksi telur dan
kerabang telur yang lebih tipis. Kekurangan zat fosfor akan menurunkan nafsu
makan dan menyebabkan pertumbuhan yang terlambat, serta penurunan
produksi dan berat telur. Penambahan garam dapur 0,2% hingga 0,5% sudah
dapat menunjang pertumbuhan dan produksi telur yang baik.
Syarat pakan yang baik untuk ternak itik adalah sebagai berikut :

1. Ransum disusun dari bahan bahan makanan yang mengandung gizi

lengkap seperti protein, lemak, serat kasar, vitamin, dan mineral.


2. Setiap bahan makanan digiling halus, kemudian dipadatkan dalam bentuk

pil atau butiran, agar jangan banyak tercecer waktu itik memakannya.
Bahan yang biasa digunakan untuk pakan itik adalah: dedak, jagung,

33

bungkil kedelai, bungkil kelapa, lamtoro, ikan, bekicot, remis, sisa dapur,
tepung tulang, kepala atau kulit udang, dll.
3. Jumlah

pemberian dan kadar protein disesuaikan dengan umur

pertumbuhan dan produksi telur.


4. Tempat makanan harus dicegah jangan sampai tercemar jamur maupun

bakteri. Jadi harus selalu dalam keadaan bersih dan kering.


5. Sesuaikan jumlah tempat makanan dan minuman dengan jumlah itik, agar

jangan sampai berebutan pada waktu makan.


3.4 Pemasaran

Sampai saat ini ekspor itik local dan telur asin belum ada. Pemasaran
produk itik masih bersifat local. Hal ini karena kondisi itik tersebut yang
keragamannya masih tinggi dan kualitasnya masih belum memenuhi syarat
untuk ekspor. Pembinaan kepada peternak ini masih perlu ditingkatkan.
Pemasaran hasil produksi ternak itik tergantung dari permintaan
konsumen. Terdapat tiga permintaan konsumen terhadap hasil produksi ternak
itik, yaitu telur segar, telur olahan, dan telur tetas.
Peternak dapat memasarkan telur segar melalui pedagang telur yang
biasanya dating sendiri ke peternak atau langsung kepada konsumen rumah
tangga, industry kue, jamu, martabak dan industry telur asin. Sedangkan
pemasaran telur tetas untuk memenuhi permintaan para peternak pembibit
(breeding) untuk ditetaskan. Para peternak tetasan akan selalu mencari telur
tetas untuk ditetaskan dan dijual dalam bentuk DOD.

34

Tataniaga telur asin, berdasarkan penelitian terdapat empat jalur. Pertama,


produsen langsung menjual telur asin kepada konsumen. Kedua, produsen
menjual kepada pengecer kemudian dari pengecer disalurkan ke konsumen.
Pengecer menjual telur asin di kios, toko, pasar, dan warung makan atau
restoran. Ketiga, telur asin dari produsen disalurkan ke bakul atau pedagang
besar. Bakul atau pedagang besar biasanya membeli dalam bentuk telur asin
mentah kemudian dijual ke pengecer kemudian pengecer mengolahnya
menjadi telur asin matang. Keempat, produsen berperan sebagai pengecer
dengan menjual telur asin di kios, toko atau warung milik sendiri.

35

BAB IV
JENIS PENYAKIT DAN PENCEGAHANNYA
4.1 Stress (Cekaman)
Stress atau cekaman pada itik bisa disebabkan oleh berbagai factor
pengganggu yang secara langsung mempengaruhi fisiologi tubuh itik,
misalnya : kebisingan, kurang kebebasan bermain dekat air, berpindah tempat,
pertukaran pakan dan lain lain. Obat untuk menanggulangi stress tidak ada.
Yang dapat dilakukan peternak adalah menghindari segala gangguan yang
mungkin menimbulkan stress dengan cara memelihara lingkungan dan
menjaga kebersihan lingkungan peternakan.
4.2 Kekurangan (defisiensi) Vitamin A
Makanan (pakan) yang tidak cukup mengandung vitamin A dapat
menyebabkan kekurangan vitamin A pada itik dan akhirnya mengganggu
pertumbuhan. Itik akan tampak selalu mengantuk, kondisi kaki lemah, mata
tertimbun lendir warna putih dan mudah terkena infeksi. Pada anak itik umur
sekitar 4 minggu yang kekurangan vitamin A terlihat selaput matanya menebal
dan kering, air mata keluar berlebihan, bagian bawah mata tertimbun cairan

36

lendir. Sedangkan pada itik dewasa, kekurangan vitamin A mengakibatkan


penurunan produksi telur, tubuh mengurus dan lemah.
Jagung kuning merupakan sumber vitamin A yang sangat diperlukan
dalam komposisi pakan itik. Penyakit kekurangan vitamin A umumnya terjadi
karena peternak mengganti jagung kuning dengan jagung putih yang miskin
vitamin A.
4.3 Brooder Pneumonia
Penyakit Brooder Pneumonia umumnya menyerang anak itik yang masih
memiliki bulu bulu halus. Penyakit ini disebabkan oleh karena kotak atau
pelingkar triplek terlalu padat, lampu pemanas untuk induk buatan kurang
panas sehingga anak itik kedinginan merasa pengap. Tanda tanda anak itik
terserang penyakit ini adalah pembengkakan di kepala, pernafasan terlihat
sulit dan mata selalu mengeluarkan air.
Pencegahan terhadap penyakit pada anak itik dapat dilakukan dengan
mengontrol kapasitas kotak atau pelingkar dan mengontrol panas induk
buatan. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian satu sendok the baking
soda dalam satu quart (1,136 liter) air minum selama 12 jam untuk
mengurangi penyebaran penyakit.
4.4 Rickets Duck
Kekurangan vitamin D yang disertai kekurangan mineral Calsium dan
Fosfor menimbulkan penyakit tulang yang menyebabkan kelumpuhan pada

37

itik. Penyakit ini biasanya dinamakan Rickets Duck. Itik yang terserang
penyakit ini mengalami penyimpangan dan kelainan pada persendian kakinya.
Pencegahan

hanya

bias

dengan

pemberian

pakan

yang

cukup

mengundang mineral Calsium, Fosfor dan vitamin D. Ke dalam ransum


(pakan) itik harus ditambahkan 2% tepung tulang dan itik harus mendapat
sinar matahari langsung.
4.5 Antibiotika Dermatitis
Penyakit ini terjadi pada itik karena penggunaan obat obatan yang
mengandung antibiotika secara berlebihan. Akibatnya kulit itik menjadi
kering, bulu rontok dan mudah patah, itik selalu gelisah karena gatal gatal
pada kulitnya.
Pencegahan terhadap penyakit ini adalah dengan menggunakan antibiotic
seperlunya. Penghentian pemberian antibiotika serta pemberian laxative
(obat pencahar) ringan seperti molasses dapat memulihkan kondisi itik yang
menderita dalam 4 6 hari.
4.6 Mycosis
Penyakit Mycosis pada itik terjadi karena itik secara sengaja atau tak
sengaja mengkonsumsi pakan yang sudah basi atau jamur yang tumbuh di
lantai (litter) kandang itik. Itik yang keracunan jamur terlihat lesu, nafsu
makan berkurang dan dalam beberapa hari berat badan merosot tajam. Bila
tidak diketahui, itik akan mati dalam waktu seminggu.

38

Pencegahan hanya bisa dilakukan dengan pemeliharaan kesehatan dan


kebersihan kandang yang baik. Lantai (litter) kandang secara berkalar dijemur,
diusahakan tidak lembab dan diberi kapur, terutama di musim penghujan.
Pengobatan penyakit Mycosis karena jamur bias dilakukan dengan memberi
antibiotika yang dicampurkan ke dalam air minum atau pakan itik.
4.7 Botulism (Limberneck)
Penyakit Botulism pada umumnya terjadi karena itik makan bangkai.
Misalnya pemberian makan daging bekicot yang sudah layu. Bangkai yang
sudah berulat mengandung kuman yang berbahayan yaitu Clastrididium
Botulinium. Kuman tersebut memproduksi racun. Tanda tanda itik yang
terserang penyakit ini adalah leher itik seperti tidak bertulang, tidak tegang
atau lungali setelah itik memakan bangkai 1 3 hari. Beberapa jam kemudian
setelah leher lunglai mengakibatkan kematian.
Pencegahan dilakukan dengan memelihara kesehatan lingkungan yang
baik dan tidak memberi pakan yang sudah basi (bangkai). Bila masih ternak
itik yang sakit dapat diberokan obat obatan pencahar agar itik mencret dan
kuman beserta racunnya dapat ikut keluar.
Dari saluran pencernaan. Pengobatan secara tradisional yang dapat membantu
menyembuhkan yaitu dengan memberi : minyak kelapa satu sendok makan
dan air minum yang bersih. Minyak kelapa yang membuat itik haus dan ingin
minum sebanyak banyaknya. Jika itik banyak minum, racun dalam darah itik

39

akan encer dan daya kerjanya berkurang, dengan demikian angka kematian
akan menurun.

4.8 Keracunan Garam


Penyakit keracunan garam umumnya terjadi bila air itik atau kolam
mengandung kadar garam yang tinggi, juga bila bahan baku pakan tertentu
berkadar garam tinggi. Keracunan garam pada itik lebih sering terjadi di lokasi
peternakan dekat pantai atau tambak yang airnya tercemar garam. Ternak itik
tidak begitu tahan terhadap garam yang belebihan, konsentrasi 2% saja dalam
ransum (pakan) atau 4000 ppm dalam air minum dapat menyebabkan
kematian.
4.9 Fowl Cholera (Kolera Itik)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pasteurella Avicia. Kandang yang
basah serta lembab mempercepat penularan. Penyakit yang menyerang anak
itik umur 4 minggu dapat menimbulkan kematian sampai 50%, sedang pada
itik dewasa menimbulkan kematian kurang dari 50%. Gejala penyakit ini
adalah : sesak nafas, pial bengkak, dan panas, jalan sempoyongan. Itik yang
terserang penyakit kolera yang akut akan meratap dan mengeluarkan suara
yang nyaring dan keluar dari kelompoknya. Keganasan penyakit ini dapat
menginfeksi darah, dan itik akan mati secara mendadak.
Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi Fowl Cholera. Pengobatan
bagi itik yang terserang pada tingkat awal dapat digunakan obat
Choramphenicol, Tetracycline atau Preparat preparat Sulfat.
40

4.10 Fowl Pox (Cacar)


Penyakit cacar ini menyerang itik semua umur yang disebabkan oleh
virus. Tanda tanda penyakit ini adalah dengan munculnya benjolan
benjolan pada bagian badan itik yang tidak tertutup bulu seperti kaki dan
kepala.penyakit cacar basah menyerang rongga mulut dalam bentuk
diptherie dan kematian terjadi karena itik kesulitan makan dan minum.
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara vaksinasi yang disuntikkan
dibalik sayap itik. Pengobatan cacar kering berupa benjolan benjolan dapat
dilakukan dengan jalan mengelupasi benjolan benjolan itu sampai berdarah
kemudian mengolesinya dengan yodium tingture (6 10%).
4.11 White Eye (Mata Memutih)
Penyakit yang diduga disebabkan oleh virus ini menyerang itik segala
umur dan yang paling peka adalah itik umur kurang dari 2 bulan. Biasanya itik
yang kurang vitamin A mudah terserang penyakit ini. Kandang yang lembab
dan lantai (litter) yang basah juga memudahkan itik terserang penyakit ini.
Tanda tanda anak itik yang terserang penyakit ini adalah : cairan putih
bening keluar dari mata dan paruh, kotoran yang bening dalam beberapa jam
berubah menjadi kekuning kuningan, itik sulit bernafas, lemah dan akhirnya
lumpuh. Bila sampai kejang kejang, kematian tak bias dihindari.

41

Pencegahan dan pengobatan bias dilakukan dengan antibiotika yang


dicampur ke dalam air minumatau pakan. Antibiotika yang sering digunakan
adalah Chlortetracycline (aureomycin) dengan dosis 10 gram per 100 kg
pakan atau 10 gram dalam 40 gallon air minum akan membantu mengontrol
penyakit White Eye.
4.12 Coccidiosis
Coccidiosis adalah penyakit berak darah yang juga menyarang itik.
Gejala itik yang diserang penyakit ini adalah kurang nafsu makan, berat badan
menurun drastic dan akhirnya lumpuh. Penularan melalui kotoran itik yang
membawa coccidian dan terjadi relative cepat pada itik segala umur, tetapi
yang banyak terserang adalah anak itik.
Untuk pencegahan dan atau pengobatan penyakit Coccidiosis dapat
dipakai obat obatan seperti: furazolidone, nitrofurazone, nicarbadzin. Obat
obatan tersebut dicampurkan ke dalam pakan itik atau dilarutkan ke dalam
air minum. Untuk membantu control penyakit Coccidiosis, berikan vitamin A
dengan konsentrasi tinggi.
4.13 Coryza
Penyakit coryza disebut juga penyakit pilek menular. Penyebabnya adalah
semacam penyakit microorganism. Penyakit ini biasanya terjadi pada awal
pergantian musim. Penularannya sangat cepat, melalui kontak langsung antara
itik yang sakit dengan itik yang sehat. Tanda tanda itik yang terserang
penyakit pilek yang menular ini adalah keluarnya kotoran cair kental yang
42

keluar dari mata. Jadi penyakit ini mirip dengan penyakit White Eye. Anak itik
berumur 1 minggu sampai 2 bulan merupakan yang paling sering menderita.
Akan tetapi itik dewasa pun dapat pula terserang wabah penyakit Coryza ini.
Pengobatan

yang

paling

efisien

adalah

dengan

menyuntikkan

Streptomycin Sulphat secara individual dengan disis 0,4 gram rendah


dengan patokan berat badannya. Penyuntikkan dapat diulang sekali dalam
sehari untuk selama beberapa hari, dengan dosis Streptomycin setengah dari
dosis di atas.
4.14 Salmonellosis
Penyakit Salmonellosis menyerang itik segala umur dan dapat
menyebabkan angka kematian sampai 50%. Penyebabnya adalah kuman
Salmonella Anatis, melalui perantaraan lalat atau makanan atau minuman
yang tercemar kuman tersebut. Tanda tenda itik yang terserang penyakit ini
adalah : keluarnya kotoran dari mata dan hidung dan mencret. Itik yang bias
sembuh sendiri cukup berbahaya cukup berbahaya sebagai sumber penyakit,
maka sebaiknya disingkirkan saja.
Pencegahan hanya bias dilakukan dengan menjaga kesehatan dan
kebersihan. Secara berkala dilakukan pembersihan kandang agar kandang
bebas dari kuman Salmonella. Pengobatan dapat dilakukan dengan
memberikan Furazolidone.

43

4.15 Sinusitis
Penyakit Sinusitis menyerang itik dewasa sehingga menyebabkan
kerugian yang tidak sedikit. Penyakit ini dikarenakan tata laksana
pemeliharaan yang buruk, kekurangan mineral dalam pakannya yang tidak
tersedianya kolam untuk bermain. Akibatnya itik menjadi renta mendapat
infeksi sekunder. Tanda tanda itik yang terserang penyakit ini adalah : terjadi
pembengkakan sinus, dari lubang hidung keluar cairan jernih, sekresi mata
menjadi berbuih, sinus yang membengkak menimbulkan benjolan di bawah
dan di depan mata.
Pencegahan hanya bias dilakukan dengan tata laksana pemeliharaan yang
baik. Pengobatan bagi itik yang sakit adalah disuntik dengan antibiotika
(strepto mycin) ke dalam sinus yang menderita. Dosis pada itik dewasa
adalah sebanyak 0,5 gram streptomycin yang dilarutkan ke dalam 20 cc
aquadest. Larutan ini disuntikan ke dalam sinus. Untuk pengobatan yang lebih
muda, dosisnya dikurangi. Pengobatan seperti ini dilakukan sekali dalam 48
jam sampai sembuh.
4.16 Aflatoksokosis
Aflatoksokosis yang menyerang itik pada umumnya disebabkan oleh
Aflatoksin

yang

dihasilkan

oleh

Asperqillus

Flavus. Aflatoksin

menyerang hati, sehingga itik yang terserang penyakit ini hatinya membesar.
Tanda tanda itik yang terserang penyakit ini adalah: kondisi ini sangat
44

lemah, terjadi pendarahan di bawah kulit kaki dan jari, terhuyung huyung,
akhirnya mati dalam posisi terlentang. Anak itik lebih muda terserang
penyakit ini disbanding itik dewasa.
Pencegahan bisa dilakukan dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan
kandang, penaburan kapur di lantai kandang, pembersihan kandang agar bebas
dari serangga. Pengobatan hanya bias diusahakan dengan memberikan anti
biotika yang dicampurkan dalam air minum atau pakannya.

45

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam beternak itik petelur dengan
sistem intensif:

Letak lokasi, lokasi jauh dari keramaian atau pemukiman


penduduk.

Kondisi lingkungan kandang mempunyai iklim yang kondusif.

Mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi


pemasaran.

Kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode


produksi.

Letak, ukuran dan arah kandang

Kandungan gizi dalam pakan

Selalu mengontrol kebersihan kandang

Itik tidak perlu digembalakan di sawah, cukup di dalam kandang


diberi kolam kecil untuk itik bermain agar tidak mudah stress

Ukuran tempat pakan diperkirakan dapat membasahi kepala itik

5.2 Saran

Pemeliharaan itik dengan cara tradisional atau ekstensif (digembalakan)


memang bagus, dapat menunjang konsep pengendalian hama pertanian
secara terpadu. Namun, sejak penggunaan obat- obatan pembasmi hama
pertanian makin intensif dan dosisnya berlebihan menyebabkan banyak
kasus keracunan itik, sehingga menjadi konflik social.
Menurut hasil observasi, penulis berpendapat bahwa:

46

1. Di zaman sekarang, mengingat semakin sempitnya lahan pertanian dan

tempat penggembalaan itik, beternak itik dengan cara intensif lebih


menguntungkan

dibandingkan

dengan

cara

tradisional

atau

digembalakan.
2. Keuntungan

dari system intensif ini diantaranya yaitu telur

yangdihasilkan lebih optimal, peternak lebih mudah untuk mengawasi,


mengontrol penyakit, dengan tidak perlu mengeluarkan biaya yang
cukup banyak. Selain itu dengan system ini, peternak dapat
memelihara itik lebih banyak dari peternak yang beternak dengan cara
tradisional.
3. Dalam pemberian pakan, hendakanya jangan selalu hanya diberi pakan

dedak atau bekatul saja, tetapi alangkah lebih baiknya berapa kali
waktu pakan dicampur dengan protein hewani, seperti bekicot, cacing,
atau keong emas.

DAFTAR PUSTAKA

47

1. file:///D:/Tugas%20Sekolah/Biologi/Cara%20Beternak%20Itik

%20%20%20Bebek%20%C2%AB%20Pusat%20Informasi%20Beternak
%20Unggas.htm
2. file:///D:/Tugas%20Sekolah/Biologi/contoh%20karya%20tulis%20ilmiah

%20_%20cakrabogracity.htm
3. file:///D:/Tugas%20Sekolah/Biologi/MEMILIH%20BIBIT%20ITIK

%20%20%20BEBEK%20DALAM%20USAHA%20BUDIDAYA
%20ITIK%20%20%20BEBEK%20SECARA%20SEMI%20ITENSIF
%20%20%20Maju%20bersama%20UKM%20http
%20%20%20binaukm.com.htm
4. file:///D:/Tugas%20Sekolah/Biologi/Pakan%20Alami,%20Perkecil

%20Biaya%20Produksi%20Peternakan%20Itik%20%C2%AB%20Sutan
%20Muda%20Site%20[SMS].htm
5. file:///D:/Tugas%20Sekolah/Biologi/Pencegahan%20Penyakit%20Pada

%20Ternak%20Itik%20%C2%AB%20TERNAK%20ITIK
%20INTENSIF.htm
6. file:///D:/Tugas%20Sekolah/Biologi/Permasalahan%20yang%20di

%20hadapi%20oleh%20peternak%20bebek%20%20%20itik.htm
7. file:///D:/Tugas%20Sekolah/Biologi/Persyaratan%20Teknis

%20Kandang.htm
8. file:///D:/Tugas%20Sekolah/Biologi/Peternakan%20Dody,%20Jual

%20bebek%20petelur,%20DOD%20itik,%20dan%20bebek%20potong
%20%20BUDIDAYA%20ITIK%20DILAHAN%20KERING.htm
9. file:///D:/Tugas%20Sekolah/Biologi/TERNAK%20ITIK

%20INTENSIF.htm

48

10. Nugraha, Bambang Tri R.2008.Beternak Bebek dengan Cara Sederhana.,

Klaten : Sahabat
11. Sakti W, Ir. Sandhy. 2003. Beternak Itik Tanpa Air. Jakarta : Penebar

Swadaya.

49

Anda mungkin juga menyukai