Disusun oleh :
Amalia Alfiana Chairani
Fitri Maryuni
Niken Ayu Damayanti
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ini telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing sebagai
syarat untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah di Fakultas Peternakan dan
Pertanian Universitas Diponegoro Semarang, pada :
Hari
Tanggal
Tempat:
Dengan demikian karya tulis ini dapat digunakan sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah di Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro Semarang.
Semarang, 10 September 2012
Mengetahui,
Pemimbing
Chinayatul, S.Pd
MOTTO
Disiplin adalah sebuah ruh dari kecerdasan, disiplin bisa mengantarkan semua
orang meraih kesuksesan dan harga diri yang tinggi.
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini dipersembahkan kepada :
1. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberi dorongan untuk belajar.
2. Bapak H. Sukidjo, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Unggulan Nurul Islami
Semarang.
3. Ibu Chinayatul Muktamariyah, S.Pd selaku Guru pembimbing.
4. Bapak / Ibu Guru serta karyawan SMA Unggulan Nurul Islami Semarang.
5. Teman teman dan adik adik kelas X dan XI SMA Unggulan Nurul Islami
Semarang.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Pertama tama penulis memanjatkan syukur Alhamdulillah kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga
penyusun dapat menyusun Karya Tulis ini yang berjudul Budidaya Itik (Anas
domestica) Dengan Sistem Intensif Tanpa Air. Adapun maksud dan tujuan dari
laporan Karya Tulis ini adalah sebagai syarat untuk mengikuti Lomba Karya Tulis
Ilmiah di Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro.
Di samping itu, penyusun juga menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah berkenan membantu,
mendorong dan memberi petunjuk dalam penyusunan Karya Tulis ini.
Semoga Allah berkenan memberikan Rahmat-Nya kepada beliau
semuanya. Terutama yang terhormat.
1. Kedua orang tua yang telah memberikan dorongan baik moral maupun
spiritual.
2. Bapak H. Sukidjo, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Unggulan Nurul Islami
Semarang.
3. Ibu Chinayatul Muktamariyah, S.Pd sebagai Guru pembimbing dan Wali
5. Semua pihak yang telah mendunkung dalam penyusunan karya tulis ini.
Penyusun
ABSTRAKSI
Di Indonesia, itik merupakan ternak unggas penghasil telur yang cukup
potensial di samping ayam. Sebagai barang yang dikonsumsi, telur itik banyak
yang diperdagangkan, baik dalam bentuk segar ataupun olahan.Tujuan beternak
itik untuk menghasilkan telur konsumsi, maka sistem beternak itik tanpa air atau
sistem intensif merupakan suatu pilihan yang tepat. Cara pemasarannya sangat
mudah, karena sekarang banyak yang membutuhkan telur itik, biasanya banyak
pembeli datang sendiri ke lokasi peternakan. Di Indonesia sendiri, hanya beberapa
kota saja yang sudah di cap sebagai kota importer telur bebek terbesar, seperti
Brebes, Tegal, dan Mojosari. Hal ini tidak sebanding dengan jumlah kebutuhan
akan telur bebek. Sesuai dengan hukum ekonomi, jika permintaan lebih besar dari
penawaran, maka harganyapun akan lebih tinggi. Namun, jika beternak itik dalam
jumlah yang cukup atau sangat banyak, dengan cara digembalakan saja tidak akan
cukup mengingat semakin sempitnya lahan yang berair. Hal ini dapat diatasi
dengan beternak itik dengan cara intensif atau dikandangkan. Dengan cara ini,
peternak dapat memelihara itik dalam jumlah yang lebih banyak, hingga ratusan
ekor.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
...
HALAMAN PENGESAHAN
.........................................
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
....
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
..
11
..
12
..
12
..
12
..
13
..
15
2.2 Lokasi
..
15
2.3 Kandang
..
16
19
22
BAB III
3.1
Perencanaan
...
25
3.2
Perkandangan
...
27
3.3
Makanan
...
28
3.4
Pemasaran
...
35
BAB IV
4.1
Stress (cekaman)
4.2
37
4.3
Brooder pneumonia
...
38
4.4
Rickets duck
...
38
4.5
39
4.6
Mycosis
...
39
4.7
Botulism (Limberneck).
40
4.8
Keracunan garam
...
41
4.9
41
4.10
...
42
4.11
42
4.12
Coccidiosis
...
43
4.13
Coryza
...
43
4.14
Salmonellosis
...
44
4.15
Sinusitis
...
45
4.16
Aflatoksokosis
...
45
...
47
BAB V
5.1
...
37
PENUTUP
Kesimpulan
5.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
...
47
...
49
BAB I
PENDAHULUAN
10
11
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Metode Penulisan
1.4 Pembatasan Masalah
1.5 Sistematika penulisan
12
13
4.15 Sinusitis
4.16 Aflatoksokosis
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sejarah Singkat Itik
Itik dikenal juga dengan bebek. Nenek moyangnya berasal dari Amerika
Utara yang merupakan itik liar (Anas moscha) atau Wild Mallard. Terus
menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik ternak atau yang disebut
Anas domesticus.
Itik tidak hanya hidup di Indonesia, namun juga ada itik yang hidup di
Negara lain. Seperti Malaysia, Amerika, Philipina, dan lain lain. Perbedaan
antara itik itik tersebut tergantung oleh ekosistem hidupnya.
14
2.2 Lokasi
Lokasi dan lingkungan perkandangan hendaknya terlebih dahulu
ditentukan sebelum membuka usaha peternakan. Lokasi yang dipilih dapat
terletak di dekat pantai, di pegunungan, terlindung pepohonan, terbuka dan
terkena panas matahari penuh, daerah yang berbatu batu, atau berumput.
Bahkan, dalam keadaan apapun tak menjadi soal bagi itik.
Persyaratan lokasi kandang yang perlu diperhatikan :
pemasaran.
15
2.3 Kandang
Setelah mendapatkan lokasi yang baik, perlu diketahui juga mengenai
kandang yang ideal. Kandang yang ideal meliputi arah kandang dan luasan
kandang serta kapasitas atau daya tampung kandang per meter perseginya.
Letak dan arah kandang membujur dari arah utara ke selatan, agar sinar
matahari pagi dapat masuk ke dalam kandang dan menyinari tubuh itik agar
sehat. Lebar satu sekat kandang sebaiknya 5 meter agar kandang tidak terlalu
sumpek atau pengap akibat aliran udara yang tidak lancar.
Ukuran kandang disesuaikan dengan tubuh itik sehingga itik merasa
nyaman. Tinggi kandang sebaiknya tidak kurang dari 2 meter untuk
memudahkan perawatan dalam kandang.
Terdapat berbagai jenis atap kandang yang dapat digunakan, yaitu
genting, asbes, rumpia, dan seng. Salah satu yang banyak dipilih adalah atap
rumpia, karena dapat menahan panas dan harganya yang murah. Bahan lantai
kandang dapat terbuat dari semen, tanah, bambu, kawat ram, atau kayu. Jika
menggunakan alas tanah yang dilapisi jerami, sebaiknya tanah yang digunakan
mudah menyerap air.
Ventilasi udara di dalam kandang harus ideal. Artinya, konstruksi
kandang memperhatikan keadaan ventilasi yang memadai dan mencukupi.
Halaman sekitar kandang dapat ditanami pepohonan yang rindang sebagai
16
pelindung dari teriknya sinar matahari langsung. Selain itu, kandang juga
harus memiliki saluran pembuangan agar tidak timbul bau yang tidak sedap
dari kotoran dan air yang tergenang.
Kepadatan ideal dalam kandang penting diperhatikan karena itik ternak
yang mudah stres. Kandang yang tidak terlalu padat dapat menjadikan
persaingan memperoleh pakan, sehingga tidak semua itik mendapatkan jatah
ideal. Akibatnya, ada itik yang pertumbuhannya tidak ideal.
Kandang yang terlalu padat membuat itik mudah terinjak injak atau
bertabrakan dengan itik yang lain sehingga menyebabkan itik terluka. Selain
itu, jumlah itik yang terlalu banyak juga membuat alas kandang menjadi cepat
basah, sehingga menimbulkan bau dan mengundang bibit penyakit di dalam
kandang.
Ada 3 sistem kandang yang dianjurkan yaitu :
yang mempunyai kondisi tanah berpasir atau kering (daerah pesisir) atau
daerah yang memiliki tanah yang berdaya serap tinggi .
2. Sistem panggung (slat) adalah alternative kandang yang secara modern
17
kandang itik di daerah yang mempunyai kondisi tanah basah dan kering
atau musiman.
Ukuran kepadatan kandang untuk ukuran 1 x 1 meter dapat menampung :
1. Anak itik
: 10 20 ekor
2. Itik remaja
: 8 10 ekor
3. Itik dewasa
: 6 7 ekor
18
terpaksa membesarkan DOD karena di daerahnya tidak ada pedagang bibit itik
atau bebek siap telur. Alasan lainnya, membeli DOD (Rp3.500
Rp4.000/ekor), lebih murah ketimbang bibit itik atau bebek siap telur,
Rp25.000 30.000/ekor. Bagi yang bermodal cukup dan ingin segera
memproduksi telur tidak ada salahnya memih bibit siap telur. Metode inilah
yang banyak dipilih peternak. Bibit siap telur, secara biologis telah waktunya
berproduksi. Umumnya itik atau bebek bertelur pada umur 6 bulan.
Beberapa jenis itik atau bebek local, seperti itik atau bebek Tegal,
Mojosari, Magelang, Alabio, dan Bali bisa jadi pilihan. Masing masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Misalnya, ukuran telur itik atau bebek
Magelang besar. Namun, karena postur tubuhnya besar, makannya pun banyak
serta menambah biaya produksi. Hal ini bisa menjadi pertimbangan.
Paling ideal memilih jenis itik atau bebek yang sentra bibitnya mendekati
lokasi peternakan. Untuk Jawa Barat, dapat memilih itik atau bebek Tegal. Di
Jawa Timur, tersedia itik atau bebek Mojosari. Peternak bias datang langsung
ke sentra itik atau bebek tersebut untuk mencari pembibit yang terbaik. Sentra
itik atau bebek Mojosari ada di Desa Modopuro dan Sumbertanggul,
Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Selain di Desa Pesurungan Lor,
Tegal, itik atau bebek Tegal menyebar ke Pekalongan, Brebes, Cirebon,
Indramayu, dan Karawang. Sentra itik atau bebek Magelang antara lain berada
di Kecamatan Muntilan. Di sentra itulah bibit DOD atau itik siap telur
dipesan.
19
minimal
3.000
ekor
itik
per
peternak,
yang
berhasil
20
sejenisnya yang dihasilkan nelayan sebagai limbah hasil tangkapan, biota air
tersebut banyak mengandung kalori dan gizi yang diperlukan itik.
Sedang para peternak itik yang jauh dari pantai seperti dataran tinggi,
kebanyakan mengalami kegagalan yang terus menerus hingga menyebabkan
usahanya gulung tikar. Wajar saja, karena para peternak terbebani dengan kost
yang tinggi. Harga pakan seperti jagung dan dedak semakin lama semakin
melonjak, sementara makanan berkalori biota air yang dibutuhkan itik sulit
didapat. Walaupun dapat diupayakan membelinya, namun harganya mungkin
menjadi mahal akibat biaya transportasi. Akhirnya makanan berkalori yang
diperlukan itik untuk merangsang supaya bertelur tidak terpenuhi. Ini
mengakibatkan itik tidak bertelur dan mengalami keakfiran yang sangat
panjang.
2.5 Penghasilan dan Pemasaran
Hasil utama, usaha ternak itik petelur adalah telur itik. Hasil tambah
berupa induk afkir, itik jantan sebagai ternak daging dan kotoran ternak
sebagai pupuk tanam yang berharga.
Kegiatan pascapanen yang bisa dilakukan adalah pengawetan. Dengan
pengawetan maka nilai ekonomi telur itik akan lebih lama dibanding jika tidak
dilakukan pengawetan. Telur yang tidak diberi perlakuan pengawetan hanya
dapat bertahan selama 14 hari jika hanya disimpan pada temperature ruangan
bahkan akan segera membusuk.
Adapun perlakuan pengawetan terdiri dari 5 macam, yaitu :
21
Pengawetan telur dengan daun jambu biji. Perendaman telur dengan daun
jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 bulan.
Telur yang telah direndam akan berubah warna menjadi kecoklatan seperti
telur pindang.
22
Telur dan daging itik merupakan komoditi ekspor yang dapat meberikan
keuntungan besar. Kebutuhan akan telur dan daging pasar internasional sangat
besar dan masih tidak seimbang dari persediaan yang ada. Hal ini baru dilihat
bahwa baru dua negara Thailand dan Malaysia yang menjadi negara
pengekspor terbesar. Hingga saat ini budidaya itik masih merupakan komoditi
yang menjanji untuk dikembangkan secara intensif.
23
BAB III
BETERNAK ITIK PETELUR
3.1 Perencanaan
24
25
3.2 Perkandangan
Usaha tani yang baik adalah suatu usaha yang juga memperhitungkan
untung dan rugi dari usaha yang dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, petani
atau peternak harus berusaha menekan biaya pengeluaran hingga sekecil
kecilnya untuk mendapatkan hasil yang sebesar besarnya. Untuk itu, dalam
pembuatan kandang, khususnya kandang intensif, sebaiknya digunakan bahan
semurah mungkin, tetapi masih cukup kuat dan penuh daya guna, tidak harus
mahal dan modern. Akan lebih baik lagi kalau bahan tersebut berupa bahan
bekas atau bahan yang mudah diperoleh di sekitar tempat tinggal.
Menurut pengalaman, bahan yang paling murah, tetapi cukup kuat untuk
kandang itik ialah bambu yang cukup tua. Bambu dapat digunakan untuk
kerangka bangunan, pagar, dan lantai. Atap bangunan boleh dari alang alang,
ijuk, rumbia, genteng, lembaran plastik bekas, atau bahan lain. Selain dari
bambu, lantai kandang boleh berupa tanah biasa, disemen, atau diberi batu
batu. Lantai kandang yang terlindung sebaiknya diberi alas jerami, sekam,
serbuk gergaji, atau bahan litter lainnya.
Prasarana yang vital harus ada di dalam kandang adalah tempat pakan dan
tempat minum. Kedua tempat ini dapat dibuat dari kayu, plastik, atau bahan
lain yang mudah diperoleh. Prasarana vital lainnya bila akan beternak untuk
menghasilkan telur tetas adalah kolam atau bak. Kolam ini dapat disemen agar
26
27
28
emas
dapat
diternakkan.
Cacing
dapat
diternakkan
dengan
29
peternak, itik yang diberi pakan ini sudah mulai bertelur pada umur 5 bulan.
Adapun itik yang diberi dedak saja pada umur tujuh bulan baru bertelur.
Secara ekonomis, berarti hal ini memberi memperoleh keuntungan sekitar dua
bulan masa bertelur.
Bekicot yang baik digunakan adalah bekicot yang sehat, dewasa, dan
tidak sedang bertelur. Sebelum diberikan kepada itik, bekicot direbus sebentar
untuk mengurangi lender yang dapat menurunkan daya cerna itik. Untuk itik
dewasa, bekicot cukup dipotong menjadi empat bagian, sedangkan untuk anak
itik, ukurannya lebih kecil lagi. Cincangan bekicot ini kemudian dicampur
dengan dedak dan air secukupnya agar rata serta usahakan agar tidak terlalu
kering atau terlalu basah.
Keong emas baik digunakan untuk campuran pakan itik karena hewan air
ini mengandung banyak protein, karbohidrat, lemak, fosfor, besi, dan kalsium.
Dalam pemberiannya, bias diberikan dalam bentuk segar atau diolah terlebih
dahulu menjadi bentuk tepung atau bentuk PTI (pellet) . Kalau ingin diberikan
secara langsung, keong emas dan cangkangnya cukup dihancurkan tanpa
dibersihkan terlebih dahulu.
Ketentuan jumlah protein hewani alternatif yang harus diberikan sebagai
pengganti konsentrat yang satu bagian itu yaitu bila konsentrat akan diganti
dengan bahan kering, maka kandungan protein bahan kering tersebut tidak
boleh kurang dari 50%. Namun, bila diganti dengan bahan segar (ikan,
bekicot, atau cacing), kandungan proteinnya cukup 15% saja. Jadi, kalau
30
semula konsentratnya hanya satu bagian, kini menjadi 3 bagian bila diganti
dengan ikan, bekicot, cacing, atau bahan segar lainnya.
Seandainya akan dibuat ransum/ekor/hari untuk itik umur 7 minggu maka
susunannya menjadi dedak 24 gr dan jagung 24 gr. Konsentrat yang mestinya
12 gr dapat diganti dengan protein hewani segar sebanyak 3x 12 gr = 36 gr.
Begitu juga dengan ransum untuk itik dewasa. Selain dedak 70 gr dan jagung
70 gr, konsentrat yang 35 gr dapat diganti dengan 3 x 35 gr = 115 gr protein
hewani segar.
Penyediaan pakan untuk itik yang dipelihara secara intensif wring
menjadi kendala dalam peralihan cara pemeliharaan dari tradisional ke
intensif, karena itik yang dipelihara secara intensif biasanya diberi pakan
produksi pabrik atau pakan komersial yang menghabiskan 60 70% biaya
produksi. Hal ini merupakan beban yang cukup berat apabila itik yang
dipelihara hanya berproduksi rata rata kurang dari 60%. Keadaan ini memacu
peternak untuk menyusun ransum itik sendiri. Penggunaan pakan komersial
hanya terbatas untuk itik periode awal (umur 0- 28 hari), hal ini berkaitan
dengan alasan yang sifatnya ekonomis, disamping karena bahan baku pakan
itik tidak mudah diperoleh.
Pada pemeliharaan itik intensif semua kebutuhan zat gizi untuk
pertumbuhan atau bertelur harus diberikan oleh peternak sehingga biaya yang
dibutuhkan untuk pembelian pakan cukup tinggi. Oleh karena itu, pemberian
pakan yang murah dan memenuhi kebutuhan zat gizi sangat perlu untuk
31
menunjang keberhasilan usaha peternakan itik. Zat gizi yang dibutuhkan oleh
itik untuk dapat hidup, bertumbuh dan bertelur adalah: air, protein, sumber
energy (lemak dan karbohidrat), vitamin, dan mineral.
Air merupakan zat gizi yang penting, terutama untuk proses metabolism
(pemecahan atau pembentukan zat gizi dalam tubuh), pengangkutan zat gizi
dan zat khusus di dalam darah, serta untuk pengeluaran panas tubuh.
Penyediaan air secara terus menerus sangat diperlukan karena ternak itik tidak
dapat minum air dalam jumlah banyak pada suatu saat. Kekurangan air akan
menyebabkan ternak kerdil bahkan mati. Berbeda dengan ayam, selain sebagai
zat gizi (diminum), air juga dibutuhkan itik untuk membasahi kepalanya. Oleh
karena itu, kedalaman air pada tempat minum harus dapat membasahi kepala
itik.
Protein
adalah
zat
gizi
yang
diperlukan
untuk
pertumbuhan,
menggantikan jaringan tubuh yang sudah tua dan untuk pembentukan anti
bodi yang berguna untuk melawan penyakit di dalam tubuh. Penentuan
kebutuhan protein selalu dihubungkan dengan tingkat energy dalam pakan
karena prorein dapat dijadikan sebagai sumber energy dan dibutuhkan dalam
pembentukan protein.
Untuk itik periode bertelur pemberian pakan dengan kadar protein tinggi
(18%) dapat memproduksi telur lebih baik dibandingkan pakan dengan kadar
protein lebih rendah (16%), sedangkan energy metabolism untuk itik yang
sedang bertelur adalah 2700 Kkal/kg. pemberian kadar protein yang lebih
32
rendah menyebabkan telur yag dihasilkan lebih kecil, sedangkan bila kadar
energi pakan yang lebih rendah akan menyebabkan penurunan produksi telur,
tetapi tidak mempengaruhi berat telur.
Vitamin adalah zat gizi yang dibutuhkan sebagai pembantu (katalis)
dalam proses pembentukan atau pemecahan zat gizi di dalam tubuh, jadi
hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Mineral dapat dibutuhkan untuk
membentuk kerangka (tulang) tubuh, membantu pencernaan dan metabolism
dalam sel serta untuk pembentukan kerabang (kulit) telur. Zat kapur dan fosfor
adalah zat mineral yang paling dibutuhkan.
Untuk itik yang sedang bertelur dibutuhkan zat kapur dan fosfor yang
cukup tinggi dalam pakannya, berkisar 3% Ca dan 0,6% P. Penurunan zat
kapur hingga 1,25% dalam pakan menyebabkan penurunan produksi telur dan
kerabang telur yang lebih tipis. Kekurangan zat fosfor akan menurunkan nafsu
makan dan menyebabkan pertumbuhan yang terlambat, serta penurunan
produksi dan berat telur. Penambahan garam dapur 0,2% hingga 0,5% sudah
dapat menunjang pertumbuhan dan produksi telur yang baik.
Syarat pakan yang baik untuk ternak itik adalah sebagai berikut :
pil atau butiran, agar jangan banyak tercecer waktu itik memakannya.
Bahan yang biasa digunakan untuk pakan itik adalah: dedak, jagung,
33
bungkil kedelai, bungkil kelapa, lamtoro, ikan, bekicot, remis, sisa dapur,
tepung tulang, kepala atau kulit udang, dll.
3. Jumlah
Sampai saat ini ekspor itik local dan telur asin belum ada. Pemasaran
produk itik masih bersifat local. Hal ini karena kondisi itik tersebut yang
keragamannya masih tinggi dan kualitasnya masih belum memenuhi syarat
untuk ekspor. Pembinaan kepada peternak ini masih perlu ditingkatkan.
Pemasaran hasil produksi ternak itik tergantung dari permintaan
konsumen. Terdapat tiga permintaan konsumen terhadap hasil produksi ternak
itik, yaitu telur segar, telur olahan, dan telur tetas.
Peternak dapat memasarkan telur segar melalui pedagang telur yang
biasanya dating sendiri ke peternak atau langsung kepada konsumen rumah
tangga, industry kue, jamu, martabak dan industry telur asin. Sedangkan
pemasaran telur tetas untuk memenuhi permintaan para peternak pembibit
(breeding) untuk ditetaskan. Para peternak tetasan akan selalu mencari telur
tetas untuk ditetaskan dan dijual dalam bentuk DOD.
34
35
BAB IV
JENIS PENYAKIT DAN PENCEGAHANNYA
4.1 Stress (Cekaman)
Stress atau cekaman pada itik bisa disebabkan oleh berbagai factor
pengganggu yang secara langsung mempengaruhi fisiologi tubuh itik,
misalnya : kebisingan, kurang kebebasan bermain dekat air, berpindah tempat,
pertukaran pakan dan lain lain. Obat untuk menanggulangi stress tidak ada.
Yang dapat dilakukan peternak adalah menghindari segala gangguan yang
mungkin menimbulkan stress dengan cara memelihara lingkungan dan
menjaga kebersihan lingkungan peternakan.
4.2 Kekurangan (defisiensi) Vitamin A
Makanan (pakan) yang tidak cukup mengandung vitamin A dapat
menyebabkan kekurangan vitamin A pada itik dan akhirnya mengganggu
pertumbuhan. Itik akan tampak selalu mengantuk, kondisi kaki lemah, mata
tertimbun lendir warna putih dan mudah terkena infeksi. Pada anak itik umur
sekitar 4 minggu yang kekurangan vitamin A terlihat selaput matanya menebal
dan kering, air mata keluar berlebihan, bagian bawah mata tertimbun cairan
36
37
itik. Penyakit ini biasanya dinamakan Rickets Duck. Itik yang terserang
penyakit ini mengalami penyimpangan dan kelainan pada persendian kakinya.
Pencegahan
hanya
bias
dengan
pemberian
pakan
yang
cukup
38
39
akan encer dan daya kerjanya berkurang, dengan demikian angka kematian
akan menurun.
41
keluar dari mata. Jadi penyakit ini mirip dengan penyakit White Eye. Anak itik
berumur 1 minggu sampai 2 bulan merupakan yang paling sering menderita.
Akan tetapi itik dewasa pun dapat pula terserang wabah penyakit Coryza ini.
Pengobatan
yang
paling
efisien
adalah
dengan
menyuntikkan
43
4.15 Sinusitis
Penyakit Sinusitis menyerang itik dewasa sehingga menyebabkan
kerugian yang tidak sedikit. Penyakit ini dikarenakan tata laksana
pemeliharaan yang buruk, kekurangan mineral dalam pakannya yang tidak
tersedianya kolam untuk bermain. Akibatnya itik menjadi renta mendapat
infeksi sekunder. Tanda tanda itik yang terserang penyakit ini adalah : terjadi
pembengkakan sinus, dari lubang hidung keluar cairan jernih, sekresi mata
menjadi berbuih, sinus yang membengkak menimbulkan benjolan di bawah
dan di depan mata.
Pencegahan hanya bias dilakukan dengan tata laksana pemeliharaan yang
baik. Pengobatan bagi itik yang sakit adalah disuntik dengan antibiotika
(strepto mycin) ke dalam sinus yang menderita. Dosis pada itik dewasa
adalah sebanyak 0,5 gram streptomycin yang dilarutkan ke dalam 20 cc
aquadest. Larutan ini disuntikan ke dalam sinus. Untuk pengobatan yang lebih
muda, dosisnya dikurangi. Pengobatan seperti ini dilakukan sekali dalam 48
jam sampai sembuh.
4.16 Aflatoksokosis
Aflatoksokosis yang menyerang itik pada umumnya disebabkan oleh
Aflatoksin
yang
dihasilkan
oleh
Asperqillus
Flavus. Aflatoksin
menyerang hati, sehingga itik yang terserang penyakit ini hatinya membesar.
Tanda tanda itik yang terserang penyakit ini adalah: kondisi ini sangat
44
lemah, terjadi pendarahan di bawah kulit kaki dan jari, terhuyung huyung,
akhirnya mati dalam posisi terlentang. Anak itik lebih muda terserang
penyakit ini disbanding itik dewasa.
Pencegahan bisa dilakukan dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan
kandang, penaburan kapur di lantai kandang, pembersihan kandang agar bebas
dari serangga. Pengobatan hanya bias diusahakan dengan memberikan anti
biotika yang dicampurkan dalam air minum atau pakannya.
45
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam beternak itik petelur dengan
sistem intensif:
5.2 Saran
46
dibandingkan
dengan
cara
tradisional
atau
digembalakan.
2. Keuntungan
dedak atau bekatul saja, tetapi alangkah lebih baiknya berapa kali
waktu pakan dicampur dengan protein hewani, seperti bekicot, cacing,
atau keong emas.
DAFTAR PUSTAKA
47
1. file:///D:/Tugas%20Sekolah/Biologi/Cara%20Beternak%20Itik
%20%20%20Bebek%20%C2%AB%20Pusat%20Informasi%20Beternak
%20Unggas.htm
2. file:///D:/Tugas%20Sekolah/Biologi/contoh%20karya%20tulis%20ilmiah
%20_%20cakrabogracity.htm
3. file:///D:/Tugas%20Sekolah/Biologi/MEMILIH%20BIBIT%20ITIK
%20%20%20BEBEK%20DALAM%20USAHA%20BUDIDAYA
%20ITIK%20%20%20BEBEK%20SECARA%20SEMI%20ITENSIF
%20%20%20Maju%20bersama%20UKM%20http
%20%20%20binaukm.com.htm
4. file:///D:/Tugas%20Sekolah/Biologi/Pakan%20Alami,%20Perkecil
%20Biaya%20Produksi%20Peternakan%20Itik%20%C2%AB%20Sutan
%20Muda%20Site%20[SMS].htm
5. file:///D:/Tugas%20Sekolah/Biologi/Pencegahan%20Penyakit%20Pada
%20Ternak%20Itik%20%C2%AB%20TERNAK%20ITIK
%20INTENSIF.htm
6. file:///D:/Tugas%20Sekolah/Biologi/Permasalahan%20yang%20di
%20hadapi%20oleh%20peternak%20bebek%20%20%20itik.htm
7. file:///D:/Tugas%20Sekolah/Biologi/Persyaratan%20Teknis
%20Kandang.htm
8. file:///D:/Tugas%20Sekolah/Biologi/Peternakan%20Dody,%20Jual
%20bebek%20petelur,%20DOD%20itik,%20dan%20bebek%20potong
%20%20BUDIDAYA%20ITIK%20DILAHAN%20KERING.htm
9. file:///D:/Tugas%20Sekolah/Biologi/TERNAK%20ITIK
%20INTENSIF.htm
48
Klaten : Sahabat
11. Sakti W, Ir. Sandhy. 2003. Beternak Itik Tanpa Air. Jakarta : Penebar
Swadaya.
49