Anda di halaman 1dari 3

Selama 2 (dua) hari peserta dibekali materi mengenai bagaimana cara

mengimplementasikan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) yang sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam
organisasi pemerintah maupun swasta, sebagai kebijakan lingkungan yang
merupakan elemen dasar SML dan menjadi payung penerapan dan
penyempurnaan Sistem Manajemen Lingkungan dimana semua tindakan
organisasi mengacu pada kebijakan lingkungan organisasi yang dimulai sejak
perencanaan strategic dan investasi sampai pelaksanaan operasional sehari-hari.
Hal ini harus direfleksikan dalam kebijakan lingkungan agar memenuhi
persyaratan standar SML ISO 14001 yakni: Menaati peraturan perundangundangan lingkungan yang berlaku dan persyaratan lain yang dapat
diterapkan, Mencegah pencemaran; dan
memperbaiki/menyempurnakan terus menerus manajemen dan kinerja
lingkungan.
Seiring dengan perumusan Standar Internasional ISO seri 14000 untuk bidang
manajemen lingkungan sejak 1993, maka Indonesia sebagai salah satu negara
yang aktif mengikuti perkembangan ISO seri 14000.
Dalam mengantisipasi diberlakukannya standar ISO seri 14000, Indonesia sudah
aktif memberikan tanggapan terhadap draf standar ISO sebelum ditetapkan
menjadi Standar Internasional. Hal ini dilakukan dengan pembentukan Kelompok
Kerja Nasional ISO 14000 oleh Bapedal pada tahun 1995 untuk membahas draf
standar ISO tersebut sejak tahun 1995.
Kementerian Lingkungan Hidup (Bapedal pada waktu itu) dan Badan
Standardisasi Nasional (BSN) bekerjasama dengan Kelompok Kerja Nasional ISO
14000 dan berbagai stakeholders sejak tahun 1995 mengkaji, menyebarkan
informasi, dan melakukan serangkaian kegiatan penelitian dan pengembangan
penerapan Sistem Manajemen Lingkungan. Berdasarkan hasil pembahasan
dengan stakeholders di Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup menyadari
potensi penerapan Sistem Manajemen Lingkungan bagi peningkatan kualitas
pengelolaan lingkungan, peningkatan peran aktif pihak swasta dan promosi
penerapan perangkat pengelolaan lingkungan secara proaktif dan sukarela di
Indonesia.
Pada tahun 1996-1998, serangkaian seminar, lokakarya, penelitian dan proyek
percontohan Sistem Manajemen Lingkungan telah diprakarsai oleh Kementerian
Lingkungan Hidup, bekerjasama dengan BSN dan berbagai pihak. Rangkaian
kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menjadi investasi awal bagi penerapan
ISO 14001 di Indonesia dalam menumbuhkan sisi demand maupun supply
menuju mekanisme pasar yang wajar. Setelah itu, muncullah beberapa
penyelenggara pelatihan, jasa konsultasi, jasa sertifikasi dan perusahaanperusahaan yang menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan. Seiring dengan
tumbuhnya populasi para pemain dalam pasar penerapan ISO 14001 di
Indonesia, Kementerian LH selanjutnya lebih menfokuskan diri pada peran
fasilitator dan pembina kepada semua pihak dalam penerapan ISO 14001 di
Indonesia. Peran motor penggerak diharapkan dapat dilanjutkan oleh dunia
usaha itu sendiri, sesuai dengan jiwa penerapan Sistem Manajemen Lingkungan
yang bersifat proaktif dan sukarela.

Untuk menfasilitasi penerapan standar ISO 14001 di Indonesia dan


mempermudah penerapan dilapangan serta untuk menyamakan persepsi
mengenai pelaksanaannya, maka Kementerian LH bekerjasama dengan BSN
telah melakukan adopsi terhadap beberapa Standar Internasional ISO 14000
menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI). Standar yang telah diadopsi tersebut
diantaranya :
1. Sistem Manajemen Lingkungan-Spesifikasi dengan Panduan Penggunaan
(SNI 19-14001-1997).
2. Sistem Manajemen Lingkungan-Pedoman Umum Prinsip Sistem dan Teknik
Pendukung (SNI 19-14004-1997).
3. Pedoman Audit Lingkungan-Prinsip Umum (SNI 19-1410-1997).
4. Pedoman Untuk Pengauditan Lingkungan Prosedur Audit Pengauditan
Sistem Manajemen Lingkungan (SNI 19-14011-1997).
5. Pedoman Audit untuk Lingkungan Kriteria Kualifikasi untuk Auditor
Lingkungan (SNI 19-14012-1997).
Standar ISO 14001 ternyata mendapat sambutan positif dari kalangan industri di
Indonesia. Sejak ditetapkannya ISO 14001 menjadi standar internasional dan
diadopsi menjadi SNI 19-14001-1997 sampai saat ini tercatat lebih dari 248 (dua
ratus empat puluh delapan) sertifikat ISO 14001 untuk berbagai unit organisasi
perusahaan di Indonesia yang dengan sukarela menerapkan Sistem Manajemen
Lingkungan ISO 14001. Faktor pendorong yang lain adalah antisipasi industri
terhadap potensi adanya persyaratan dagang dan industri yang diwajibkan oleh
buyer untuk menerapkan ISO 14001.
A. Penggambaran Umum Mengenai ISO 14000
Sebelum mengenalkan tentang ISO 14000, terlebih dahulu kita mengetahui apa
sebenarnya ISO tersebut. ISO adalah sebuah sebuah organisasi dunia non
pemerintah dan bukan bagian dari PBB atau WTO (World Trade Organization)
walaupun Standar-standar yang dihasilkan merupakan rujukan bagi kedua
organisasi tersebut. Anggota ISO, terdiri dari 110 negara, tidak terdiri dari
delegasi pemerintah tetapi tersusun dari institusi standarisasi nasional sebanyak
satu wakil organisasi untuk setiap negara. Meski ISO adalah kemampuannya
untuk menetapkan standar yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau
standar nasional membuatnya lebih berpengaruh daripada kebanyakan
organisasi non-pemerintah lainnya, dan dalam prakteknya ISO menjadi
konsorsium dengan hubungan yang kuat dengan pihak-pihak pemerintah.
Peserta ISO termasuk satu badan standar nasional dari setiap negara dan
perusahaan-perusahaan besar.
Awalnya ISO 9000 mengenai pembuatan standar bagi manajemen dan kinerja
lingkungan yang disahka pada tahun 1993 mengalami kesuksesan. Dokumendokumen ISO yang terkait dengan manajemen lingkungan adalah sebagai berikut
:

ISO14000: SML Pedoman umum mengenai Prinsip, Sistem dan Teknik


Pendukung (kemudian dikenal sebagai ISO 14004)
ISO 14001: SML Spesifikasi dengan pedoman penggunaan

ISO 14040: Analisa Daur Hidup Prinsip Umum dan Praktek-praktek

ISO 14010-12 : Pedoman untuk Audit Lingkungan


Direvisi oleh ISO 19010-12 (berlaku untuk ISO 9001 dan ISO 14001)

ISO 14040 : Standar Analisa Daur Hidup

ISO 14050 : Vocabulary Manajemen Lingkungan

Standar standar yang diberikan ISO kepada para perusahaan bertujuan agar
perusahaan-perusahaan di seluruh negara dapat memiliki gambaran mengenai
aturan kerja pengelolaan lingkungan yang efektif dan dapat diterapkan pada
sistem manajemen lainnya. Dengan diberikan gambaran gambaran tersebut,
perusahaan diharapkan memiliki suatu sistem peralatan yang dapat
dipergunakan dalam menjaga kestabilan dan kelestarian lingkungannya sehingga
hal ini memungkinkan kinerja perusahaan dengan basis lingkungan yang selalu
terkendali dan terus mengalami perkembangan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Standardisasi Nasional (BSN)
bekerjasama dengan Kelompok Kerja Nasional ISO 14000 dan berbagai
stakeholders sejak tahun 1995 mengkaji, menyebarkan informasi, dan
melakukan serangkaian kegiatan penelitian dan pengembangan penerapan
Sistem Manajemen Lingkungan. Berdasarkan hasil pembahasan dengan
stakeholders di Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup menyadari potensi
penerapan Sistem Manajemen Lingkungan bagi peningkatan kualitas
pengelolaan lingkungan, peningkatan peran aktif pihak swasta dan promosi
penerapan perangkat pengelolaan lingkungan secara proaktif dan sukarela di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai