Anda di halaman 1dari 5

BAB II

Kajian Pustaka
A. Definisi Daun
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang paling penting dan pada umumnya tiap tumbuhan
mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada
bagian lain pada tubuh tumbuhan.
(Tjitrosoepomo, 1985)
Daun adalah salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan
terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis.
(Anonymous 1, 2011)
Leaf is a colored usually green, expansion growing from the slide of a stem or stock, in which the sap for
the use of plant is celebrated under the influence of light, one of the parts of a plant which collectively
constitute its foliage.
Daun biasanya berwarna hijau dan merupakan perpanjangan dari sisi batang, dimana getah yang keluar
digunakan oleh tanaman dalam menahan sinar matahari, merupakan suatu bagian tanaman yang biasa
ada.
(Anonymous 2, 2011)
In botanic , leaf is an above ground plant organ specialized for the process of photosynthesis.
Dalam botani, daun merupakan organ tumbuhan di atas permukaan tanah yang khusus beguna untuk
proses fotosintesis.
(Anonymous 3, 2011)
B. Fungsi Daun
Daun memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah :
1. Pengolahan zat (asimilasi)
Zat-zat yang diserap oleh akar dri tanah dibawa ke daun dan di daun mengalami pengolahan
menjadi zat organik yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
2. Tempat terjadinya fotosintesis
Umumnya pada tumbuhan dikotil terjadinya fotosintesis dijaringan parenkim palisade . Sedangkan
tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
3. Tempat terjadinya respirasi
Di dalam daun terdapat stomata yang berguna sebagai organ respirasi.
4. Tempat terjadinya transpirasi
5. Tempat terjadinya Gutasi
6. Alat Perkembangbiakan secara Vegetatif
(Tjitrosoepomo, 2009)
C. Bagian-bagian Daun
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut :
a. Upih daun atau pelepah daun
Seperti telah disebutkan di atas tidak semua tumbuhan mempunyai daun yang berupih. Daun yang
berupih umumnya hanya kita dapati pada tumbuhan yang tergolong tumbuhan berbiji tunggal (
Monocotyledoneae ), suku empon-empon ( Zingiberaceae ), pisang ( Musa paradisiaca L ), golongan palma
( Palmae ).
Fungsi lain dari pelepah daun adalah :
1. sebagai pelindung kuncup yang masih muda
2. memberi kekuatan pada batang tanaman.
b. Tangkai daun
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya dan bertugas untuk
menempatkan helaian pada posisi yang strategis hingga dapat memperoleh cahaya matahari sebanyak
banyaknya.
c. Helaian daun
Tumbuhan satu sama lain memiliki helaian daun yang berbeda baik mengenai bentuk, ukuran,
maupun warnanya. Sebatang pohon dapat mempunyai hanya beberapa helai daun saja, misalnya pisang,
tetapi dapat pula memiliki helaian yang banyak, misalnya pohon beringin. Helaian daun merupakan
bagian yang terpenting dan lekas menarik perhatian,maka suatu sifatsesungguhnya hanya berlaku untuk
helainnya disebut pula sebagai sifat daunnya. Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian kita
ialah :
1. Bangun daun (sesungguhnya bangun helaiannya (circumscriptio))
Bagian yang terlebar ditengah helaian daun dan terbagi dalam :
a. Bangun bulat (orbikularis)
b. Bangun perisai (peltatus)
c. Bangun jorong (ovalus)
d. Memanjang (oblongus)
e. Bangun Lanset (loncealatus)
Daun-daun yang bagian terlebar dibawah tengah daun ada dua golongan yaitu;
1. Pangkal daun tidak bertoreh seperti, Bangun bulat telur, bangun segi tiga, bangun delta dan belah
ketupat.

2. Pangkal daun bertoreh atau berlekuk seperti;


Bangun jantung,(cordatus)pangkal daun memperlihatkan satu lekukan
Bangun ginjal (reniformis)
Bangun anak panah(sagitatus)
Bangun tombak (hastatus)
Bertelinga (auriculatus)
Bagian terlebar diatas tengah helai daun
Bangun bulat telur sungsang (obovatus)
Bangun jantung sungsang (obcordatus)
Bangun segitiga terbalik (coneatus)
Bangun sudip (spathulatus)
Bagian daun yang sama lebar
Bangun garis (linearis), Bangun pita (ligulatus), Bangun pedang (ensiformis), angun paku (subulatus)
dan bangun jarum (acerosus)
2. Ujung daun (Apex Folli)

Runcing (Acutus), jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke
atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (<90).
Contoh : ujung daun Oleander (Nerium oleander L.)

Meruncing (Acuminatus), seperti pada ujung yang runcing tetapi titik pertemuan keduanya jauh
lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing.
Contoh : Ujung daun Sirsat (Annona Muricata L.)

Tumpul (Obsutus), Tepi daunnya yang semula masih agak jauh dan ibu tulang cepat menuju ke
suatu titik pertemuan, hingga membentuk sudut yang tumpul (>90).
Contoh : ujung daun Sawo Kecik (Manilkara kauli)

Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tak bersudut sama sekali, hingga
ujung daun membentuk semacam suatu busur.
Contoh : ujung daun Kaki Kuda (Centella asiatica)

Rompang (truncatus), ujung daun tampak sebagai garis yang rata, misalnya ujung anak daun
semanggi (Marsika crenata Presl.)

Terbelah (Retusus), ujung daun justru seperti terbelah dua, memperlihatkan lekukan, kadangkadang terlihat.
Contoh : ujung daun Nenas Sebrang (Agave sp.)
3. Pangkalnya (basis)
Runcing (acutus), biasanya terdapat pada daun bangun memanjang, lanset, belah ketupat, dll.
Meruncing (acuminatus), biasanya pada daun abngun bulat telur sungsang atau daun bangun
sudip.
Tumpul (obtusus), pada daun-daun bangun bulat telur, jorong.
Membulat (rotundatus), pada daun-daun bangun bulat, jorong, bulat telur.
Rompang atau rata (truncatus), pada daun-daun bangun segtiga, delta, tombak.
Berlekuk (emarginatus), Pada daun-daun bagian jantung, ginjal, anak panah.
4. Susunan tulang-tulangnya (nervatio atau venatio)
Tulang - tulang daun adalah bagian daun yang berguna untuk :
1. Memberi kekuatan pada daun, seperti pula halnya dengan tulang-tulang hewan dan manusia, oleh
sebab itu seluruh tulang- tulang pada daun dinamakan pula rangka daun (sceleton)
2. Merupakan berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk pengangkutan zat-zat,
yaitu :
a. Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah, ialah air beserta garam garam
yang terlarut di dalamnya
b. Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat pembuatannya,yaitu dari daun ke bagian bagian lain yang memerlukan zat-zat itu.
Tulang-tulang daun menurut besar kecilnya dibedakan dalam 3 macam,yaitu:
a. Ibu tulang (costa), ialah tulang yang biasanya terbesar, merupakan terusan tangkai daun, dan
terdapat di tengah-tengah membujur dan membelah daun. Oleh tulang ini helaian daun
umumnya dibagi menjadi dua bagian yang setangkup atau simetris. Ada kalanya daun
tumbuhan tidak mempunyai ibu tulang tadi tepat di tengah helaian, sehingga kedua bagian
daun di kanan kiri ibu tulang tadi menjadi tidak setangkup atau asimetris, misalnya daun
begonia. Ada pula daun yang memperlihatkan beberapa tulang yang besar yang semuanya berpangkalan
pada ujung tangkai daun, misalnya pada daun yang mempunyai bangun perisai atau daundaun yang bulat: daun teratai besar, jarak, ubi kayu, dll.
b. Tulang-tulang cabang (nervus lateralis), yakni tulang-tulang yang lebih kecil daripada ibu tulang dan
berpangkal pada ibu tulang tadi atau cabang-cabang tulang-tulang ini. Tulang cabang yang langsung
berasal dari ibu tulang dinamakan tulang cabang tingkat 1, cabang tulang cabang tingkat satu
dinamakan tulang cabang tingkat 2, demikian seterusnya.

c. Urat-urat daun (vena), sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula, tetapi yang kecil atau
lembut dan satu sama lain beserta tulang-tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti
jala, kisi, atau lainnya. Dalam daun, tulang-tulang cabang tingkat 1 yang tumbuh ke samping, jadi ke
arah tepi daun, dapat memperlihatkan sifat-sifat berikut:
- Tulang cabang tadi dapat mencapai tepi daun.
- Tulang cabang tadi berhenti sebelum mencapai tepi daun,
Tulang-tulang cabang tadi dekat tepi daun lalu membengkok ke atas, dan bertemu dengan tulang
cabang yang ada di atasnya, demikian berturut-turut, sehingga sepanjang tepi daun terdapat tulang
yang letaknya kuranglebih sejajar dengan tepi daun atau kadang-kadang tampak berombak,yang
dinamakan tulang pinggir. Dengan adanya tulang ini tepi daunmenjadi lebih kuat dan tidak mudah
koyak-koyak, seperti dapat kita lihat pada daun kedondong ( Spondias dulcis Forst.), pisang ( Musa
paradisiaca L.), dll. Melihat arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun,
kitamembedakan beberapa macam susunan tulang, dan berdasarkan susunan tulangnya kita
membedakan daun menjadi 4 golongan, yaitu:
1. Daun-daun yang bertulang menyirip ( penninervis). Daun ini mempunyaisatu ibu tulang yang
berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakanterusan tangkai daun. Dari ibu tulang ini ke
samping keluar tulang-tulangcabang, sehingga susunannya mengingatkan kita kepada susunan
sirip-sirip pada ikan, oleh sebab itu dinamakan bertulang menyirip. Daun dengan susunan yang
demikian ini umum kita dapati pada tumbuhan biji belah ( Dicotyledoneae), misalnya daun mangga
( Mangifera indica L.)
2. Daun-daun yang bertulang menjari ( palminervis), yaitu kalau dari ujung tangkai daun keluar
beberapa tulang yang memencar, memperlihatkan susunan seperti jari-jari pada tangan. Jumlah
tulang ini lazimnya gasal,yang di tengah yang paling besar dan paling panjang, sedang ke samping
semakin pendek. Daun dengan susunan tulang demikian pun umumnya hanya terdapat pada tumbuhan
berbiji belah ( Dicolyledoneae), misalnya pada: papaya (Carica papaya L.), jarak ( Ricinus communis
L.), kapas (Gossypium sp.), dll.
3. Daun-daun yang bertulang melengkung (cervinervis). Daun ini pun mempunyai beberapa tulang
yang besar, satu di tengah, yaitu yang paling besar, sedang lainnya mengikuti jalannya tepi daun.
jadi semula memencar kemudian kembali menuju ke satu arah yaitu ke ujung daun, hingga selain
tulang yang di tengah semua tulang-tulangnya kelihatan melengkung. Daun dengan susunan tulang yang
demikian ini biasanya hanya terdapat pada tumbuhan yang tergolong dalam tumbuhan berbiji
tunggal ( Monocotyledoneae), misalnya genjer ( Limnocharis flava Buch.), gadung( Dioscorea hispida
Dennst.), dll.
4. Daun-daun yang bertulang sejajar atau bertulang lurus (rectinervis), biasanya terdapat pada daundaun bangun garis atau bangun pita, yang mempunyai satu tulang di tengah yang besar
membujur daun, sedang tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan nampaknya semua
mempunyaiarah yang sejajar dengan ibu tulangnya tadi, oleh sebab itu disebut pula bertulang
sejajar. Sesungguhnya tulang-tulang yang kecil-kecil tadi seperti pada daun yang bertulang
melengkung semuanya berasal dari pangkal ibu tulang dan kemudian bertemu pula kembali
pada ujung daun. Karena daun sempit dan panjang, tulang-tulang tadi tidak kelihatan
melengkung, tetapi lurus dan sejajar satu sama lain. Tak mengherankan pula kalau daun dengan
susunan tulang yang demikian lazimnya pun terdapat pada tumbuhan yang berbiji tunggal
( Monocotyledoneae), misalnya semua jenis rumput (Gramineae), teki-tekian (Cyperaceae), dll.
Susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk untuk mengenal tumbuhan, yaitu bahwa:
- Tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) mempunyai daun bertulang menyirip atau menjari.
- Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae) mempunyai daun-daun bertulang melengkung atau
sejajar. Perkecualian selalu ada, artinya dari golongan tumbuhan biji belah ada pula yang
mempunyai daun yang bertulang melengkung, a.l. sirih ( Piper betle L.), senggani (Melastoma
polyanthum Bl.), dll. Sebaliknya dari golongan tumbuhan biji tunggal ada pula yang mempunyai daun
yang bertulang menyirip, misalnya pisang (Musa paradisiaca L.), tasbih (Cannahybrida Hort), dan ada
pula yang mempunyai daun yang bertulang menjari, misalnya siwalan ( Borassus flabellifer L.)
5. Tepinya (margo)

Bergerigi (serratus), yaitu jika sinus dan angulus sama lancipnya : daun lantana (Lantana camara
L.)

Bergerigi ganda (biserratus), yaitu tepi daun seperti di atas, tetapi angulusnya cukup besar dan
tepinya bergirigi lagi.

Bergigi (dentatus), jika sinus tumpul sedang angulusnya lancip.


Contoh : daun beluntas (Pluchea indica Less)

Beringgit (crenatus), kebalikannya bergigi, jadi sinusnya tajam dan angulusnya yang tumpul.
Contoh : daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook et Arn.)
6. Daging daunnya (intervenium)
Tipis seperti selaput (membranaceus), misalnya daun paku selaput (Hymenophyllum austral willd)
Seperti Kertas (Papyraceus atau chartaceus), tipis tetapi cukup tegar, misalnya daun pisang
(Musa paradisiacal L.)
Tipis lunak (herbaceous), misalnya daun selada air (Nasturtium officinale R. Br.)

Seperti perkamen (perkamenteus), tipis tetapi cukup kaku, misalnya daun kelapa (Cocos nucifera
L.)
Seperti Kulit/Belulang (coriaceus), yaitu jika helaian daun tebal dan kaku, misalnya daun
nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)
Berdaging (carnosus), yaitu jika tebal dan berair, misalnya daun lidah buaya (Aloe sp.)
(Tjitrosoepomo, 2009)
Dan sifat-sifat lain lagi misalnya: keadaan permukaan atas maupun bawahnya (gundul, berambut,
atau lainnya), warna, dll.
Suatu tanaman yang memperlihatkan bentuk daun yang berbeda dalam satu pohon, dikatakan
memperlihatkan sifat heterofili, jika masing masing terdapat pada cabang yang berlainan. Jika pada
satu cabang terdapat kedua macam bentuk daun tadi, sifatnya disebut anisofili
Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan pohon pisang (Musa Paradisiaca L),
pohon pinang (Areca catechu), bambu (Bambusa sp.), dll.
Daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan:
a. Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja seperti nangka (Artocarpusintegra Merr)
b. Daun terdiri atas upih dan helaian seperti padi (Oryza sativa L.)
c. Daun yang terdiri atas helaian seperti pada tempuyung (Sonchus oleraceus L.)
d. Daun yang terdiri atas tangkai saja yang terdapat pada jenis pohon Acacia
Alat-alat tambahan atau pelengkap antara lain berupa:
a. Daun penumpu (stipula), biasanya berupa dua helai lembaran serupa daun yang kecil yangh
terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan umumnya berguna untuk melindungi kuncup
yang masih muda. Menurut letaknya daun penumpu dibedakan dalam :
1. Daun penumpu bebas yang terdapat di kanan kiri pangkal tangkai daun pada kacang tanah
(Archis hypogaea L.)
2. Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkai daun (stipula oxilaris) pada
mawar (Rosa sp.)
3. Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat di dalam ketiak daun
(stipula axillaris atau stipula intrapetiolaris )
4. Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat berhadapan dengan
tangkai daun dan biasanya agak lebar hingga melingkari batang (stipula petiolo opposita atau
stipula antidroma)
5. Daun penumpu yang berlekatan yang mengambil tempat di antara dua tangkai daun seperti
seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu buku-buku batang mempunyai dua daun
yang duduk berhadapan, misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L.)
b. Selaput bumbung,berupa selaput tipis yang menyelubungi pangkal suatu ruas batang.
c. Lidah-lidah, suatu selaput kecil yang biasanya terdapat antara upih dan helaian daun pada
rumput.
D. Bentuk Daun
Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari helaiannya tanpa dipengaruhi oleh
ada tidaknya torehan pada tepi daun. Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan
kata kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda. Pada umumnya, istilah untuk menyatakan
bentuk suatu benda selalu dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian besar
didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar ( indeks ). Selain itu, dalam menyatakan suatu benda, letak
bagian yang terlebar perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian tengah, di
bagian tengah atau di atas bagain tengah helaian. Dalam menyatakan bentuk suatu daun, selain
memperhatikan indeks dan letak bagian yang terlebar, dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan
benda benda lainnya, seperti bentuk tombak, panah, dsb.
E. Apeks dan Pangkal daun
Selain bentuk helaian daun, apex dan pangkal daun juga memperlihatkan bentuk yang beraneka ragam.
Bentuk apex daun yang sering dijumpai antara lain runcing ( acutus ), meruncing (acuminatus ), tumpul (
obtusus ), membulat ( rotundus ), rompang ( truncarus ), terbelah ( retusus ), dan berduri ( mucronatus ).
Istilah istilah yang digunakan untuk menyatkan bentuk apex daun pada umumnya dapat digunakan untuk
menyatakan bentuk pangkal daun. Namun, pada beberapa tumbuhan, bentuk pangkal daun berkaitan erat
dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya. Contoh istilah bentuk apexs dan pangkal daun
diantaranya acuminate, acute, apiculate, aristate, caudate, cirrhose dll.
F. Pertulangan Daun
Pertulangan daun merupakan suatu karakteristik bagi daun tumbuhan. Dari segi anatomi, pertulangan
daun sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian daun. Susunan pertulangan
daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari :
1. Tulang daun primer ( Midrib, Costa )
2. Tulang daun sekunder ( tulang daun lateral / nervus lateralis )
3. Tulang daun tersier ( Veins )
4. Tulang daun kuarter ( Veinslet )
Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum ditemukan, yaitu pertulangan daun
menjala ( rericulate ) yang merupakan karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (

linier / striate ) yang merupakan karakteristik bagi tumbuhan monokotil. Pola pertulangan daun menjala
terbentuk bila tulang daun mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling beranastomosa
serta ujung ujungnya bebas, sedangkan pola pertulangan daun daun sejajar terbentuk bila suatu daun
mempunyai tiga atau lebih tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai
dari dasar helaian daun hingga bertemu dibagian apeks daun.
G. Tepi Daun
Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata ( integer / entire ) atau bertoreh. Helaian daun
dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan merubah bentuk secara keseluruhan, tetapi jika helaian daun
bertoreh besar dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut. Karena terbentuknya torehan
( sinus ) selalu mengikuti pola pertulangan daun, maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun
yang bertoreh merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun. Contohnya
pinnatifissud

Anda mungkin juga menyukai