Anda di halaman 1dari 8

metode penelitian deskriptif

Metode Penelitin Deskriptif


Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu obyek,
suatu set kondisi, suatu sistempeikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki.
Definisi
Menurut Whintney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang
tepat. Penelitian deskriptif mempelajarai masalah-masalah dalam masyarakat serta tatacara yang
berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatankegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan
pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja
membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu setudi komparatif .
adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, seerta penelitian terhadap fenomena-fenomena
dengan menetapkan suatu setandar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli menamakan
metode deskriptif ini dengan nama survei normatif (normative survey). Dengan metode
deskriptif ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau factor dan melihat hubungan
antara satu factor dengan factor yang lain. Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan studi
status (satus study).
Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau setandar-setandar, sehingga
penelitian deskriptif ini disebut juga survey normative. Dalam metode deskriptif dapat diteliti
masalah normative bersama-sama dengan masalah setatus dan sekaligus membuat perbandinganperbandingan antar fenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau
penelitian deskriptif. Prespektif waktu yang dijangkau dalam penelitian deskriptif , adalah waktu
sekarang, atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan
responden.
Ciri-ciri Metode Deskriptif
Secara harfiyah, metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai
situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar
belaka. Namun, dalam pengertian metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif
mencakup metode penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental, dan
secara lebih umum sering diberi nama, metode survei. Kerja peneliti, bukan saja memberikan
gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesishipotesis, membut predeksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang
ingin dipecahkan. Dalam mengumpulkan data digunakan teknik wawancara, dengan
mengunakan schedule questionair ataupun interview guide.
Jenis-jenis Penelitian Deskriptif

Dtinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam menliti, serta
tempat dan waktu penelitian dilakukan, penelitian desekriptif dapat dibagi atas bebeprapa jenis
yaitu:
Metode survey,
Metode deskriptif berkesinanbungan (Continuity deskrptive),
Penelitian Studi kasus,
Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas,
Penelitian tindakan (action research),
Penelitian perpustakaan dan documenter.
1.
Metode survey
Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejalagejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara factual, baik tentang institusi sosial,
ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daera. Metode survey membedah dan
menguliti serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan
dan praktik-praktik yang sedang berlangsung. Dalam metode survei juga dikerjakan evaluasi
serta perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani
situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan
pengambilan keputusan di masa mendatang. Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang
bersamaan terhadap sejumlah individu atanu unit, baik secara sensus atau dengan
mengunakan sample. Unit yang digunakan dalam metode survei cukup besar. Misalnya, Kinsey,
et al., (1948) dalam penelitian meraka mengenao tinggah laku seksual di Amerika Seriakat telah
menggunakan sample dengan 12 ribu orang anggota sample. Banyak sekali masalah dap;t diteliti
dengan mengunakan metode survey, termasuk bidang produksi dan tata niaga (survey produksi
dan tata niaga ), usaha tani(surve usaha tani), masalah kemasyarakatan (survey sosial), masalah
komunikasi daan pendapat umum (survei pendat umum), masalah politik (survey politik),
masalah pendidikan (survey pendidikan dan persekolahan), dan sebagainya.

1.
Metode deskritif berkesinambungan
Metode deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive research), adalah kerja meneliti
secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus atas suatu objek penelitian. Sering kali
dilakukan dalam meneliti masalah-masalah sosial.pengetahuan yang lebih menyeluruh dari
masalah serta fenomena dan ketentuan-ketentuan sosial dapat diperoleh jika hubungan-hubungan
fenomena dikaji dalam suatu interval perkembangan dalam suatu periode yang lama. Dengan
memperhatikan secara detail perubahan-perubahan yang dinamis dalam suatu interval tertentu,
maka generalisasi suatu situasi atau fenomena secara dinamis dapat dibuat. Meneliti yang
berkehendak menjangkau informasi factual yang mendetail secara interval dinamakan penelitian
deskriptif berkesinambungan. Jika perhatian dipusatkan kepada perubahan-perubahan prilaku
atau pandangan, maka teknik dalam meneliti dinamakan teknik panel. Teknik ini berupa
wawancara dengan kelompok-kelompok manusia yang sama pada situasi yang berbeda.
Informasi yang diinginkan bisa saja kuantitatif , seperti jumlah konsumsi, anggaran belanja
keluarga, dan sebagainya.
Penggunaan metode deskriptif berkesinambungan lebih popular dalam mengkaji masalah sosial.
Misalnya, Whitney dan Milholland (1930) mempelajari status akademis dari mahasiswa tingkat
persiapan dari Colorado State Colege of Education pada tahun 1930. Penelitian dilakukan dalam

waktu empat tahun, dengan menlurusi status akademis sejak tingkat persiapan sampai dengan
lulus sarjana muda.
1.
Penelitian Studi Kasus
Studi kasus, atau penelitian kasus (case study), adalah penelitian tentang status subjek penelitian
yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keselurahan personalitas (Maxfield,
1930). Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Peneliti
ingin mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari unit-unit sosial
yang menjadi subjek. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail
latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari
individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan jadikan suatu hal yang bersfat umum.
Pada mulanya, studi kasus ini banyak digunakan dalam penelitian obat-obatan dengan tujuan
diagnosis, tetapi kemudian penggunaan studi kasus telah meluas sampai kebidang-bidang lain.
Hasil dari penelitian kasus merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari
individu, kelompok, lembaga, dan sebagainya. Tergantung dari tujuannya, ruang lingkup dari
studi dapat mencakup segmen atau bagian tertentu atau mencakup keseluruhan siklus kehidupan
dari individu, kelompok, dan sebagainya, baik dengan penekanan terhadap factor-faktor kasus
tertentu, atau meliputi keseluruhan factor-faktor dan fenomena-fenomena. Stadi kasus lebih
menekankan mengkaji vairabel yang cukup banyak pada jumlah unit yang kecil. Ini berbeda
dengan metode survei, dimana peneliti cenderung mengevaluasi variabel yang lebih sedikit,
tetapi dengan unit sample yang relatif besar.
Studi kasus banyak dikerjakan untuk meneliti desa, kota besar, sekelompok manusia drop out,
tahanan-tahanan, pimpinan-pimpinan, dan sebagainya. Jika stadi kasus ditujukan untuk menliti
kelompok, maka perlu dikisahkan atau diisolasikan kelompok-kelompok dalam onggokan yang
homogen.
Stadi kasus banyak kelemahan disamping adanya keunggulan-keunggulan. Studi kasus
mempunyai kelemahan karena anggota sampel yang terlalu kecil, sehingga sulit dibuat inferensi
kepada populsi. Disamping itu, studi kasus sangat dipengaruhi oleh pandangan subjektif dalam
pilihan kasus karena adanya sifat khas yang dapat saja terlalu dibesar-besarkan. Kurangnya
objektifitas, dapat disebabkan karena kasus cocok benar dengan konsep yang sebelumnya telah
ada pada si peneliti, ataupun dalam penetapan serta pengikutsertaan data dalam konteks yang
bermakna yang menjurus pada interprestsi subjektif.
Studi kasus mempunyai keunggulan sebagai suatu studi untuk mendukung studi-studi yang besar
di kemudian hari. Studi kasus mendukung studi-studi yang besar di kemudian hari studi kasus
dapat memberikan hipotesis-hipotesis untuk penelitian lanjutan. Dari segi edukatif, maka studi
kasus dapat digunakan sebagai contoh ilustrasi baik dalam perumusan masalah, penggunaan
statistik dalam menganalisis data serta cara-cara perumusan generalisasi dan kesimmpulan
Marilah kita lihat sebuah contoh studi kasus tentang anak-anak yang tidak dapat menguasai
teknik membaca karena jenis-jenis sebab. Penelitian yang memakan waktu dua tahun, secara
mendetail telah mempelajari hal-hal berikut.

Menentukan sejarah dari sekolah dan rumah tangga sang anak.


Menentukan setatus sekarang dari anak.

Mengadakan diagnosis terhadap kesukaran-kesukaran membaca sang anak


Menentukan sebab musabab si anak mempunyai kekurangan-kekurangan dalam
membaca.

Mengukur dari hasil pengajaran.


Langkah-langakah pokok dalam meneliti kasus adalah sebagai berikut.

1. Rumuskan tujuan penelitian.


2. Tentukan unit-unit studi, sifat-sifat mana yang akan diteliti dan hubungkan apa yang akan
dikaji serta proses-proses apa yang akan menuntun penelitian.
3. tentukan rancangan serta pendekatan dalam memilih unit-unit dan teknik pengumpulan data
mana yang digunakan. Sumber-sumber data apa yang tersedia
4. kumpulkan data.
5. Organisasikan informasi serta data yang terkumpul dan analisis untuk membuat interpretasi
seta generalisasi.
6. Susun laporan dengan memberikan kesimpulan serta implikasi dari hasi penelitian.
Studi atau penelitian komperatif
Penelitian komperatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawab secara
mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis factor-faktor penyebab terjadinnya atau
munculnya suatu fenomena tertentu. Jangakauan waktu adalah masa sekarang, karena jika
jangkauan waktu terjadinya adalah masa lampau, maka penelitian tersebut termasuk dalam
metode sejarah. Dalam studi komperatif ini, memeng sulit untuk mengetahui factor-faktor
penyebab yang dijadikan dasar pembanding, seperti penelitain komperatif tidak mempunyai
control. Hal ini semakin nyata kesulitannya jika kemungkinan-kemungkinan hubungan antar
fenomena banyak sekali jumlahnya
Studi komperatif banyak sekali dilakukan jika metode eksperimental tidak dapat diperlukan.
Bidang studi mencakup penghiduupan kota dan desa, dengan membandingkan pengaruh sebab
akibat dari mekanan, rekreasi, waktu kerja, ketenangan kerja, dan sebagainnya. Penelitian
komperatif dapat dilakukan untuk mencari pola tingkahlaku serta prestsi belajar dengan
membedakan unsur waktu masuk sekolah, dan lain-lain.
Metode penelitian komperatif adalah bersifat ex post facto. Artinya, data dikumpulkan setelah
semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung. Peneliti dapat melihat akibat dari
suatu fenomena dan menguji hubungan sebab akibat dari data-data yang tersedia. Keunggulan
metode ini adalah sebagai berikut.
1.

Metode komparatif dapat mensubtisusikan metode eksperimental karena beberapa alasan:


Jika sukar diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang ingin diketahui atau diselidiki
hubungan sebab-akibat.
Apabila teknik untuk mengadakan vaiabel kontrol dapat menhalangi penampilan
fenomena secara normal ataupun tidak memungkinkan adanhya interaksi secara normal.

Penggunaan laboratoriuum untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik karena kendala


teknik, keungan, maupun etika, dan normal.
1.
Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat setatistik yang lebih maju, membuat
penelitian komparatif dapat mengadakn estimasi terhadap parameter-parameter hubungan
kausal secara lebih efektif.
Disamping keunggulan-keunggulan, penelitian komparatif mengandung kelemahan-kelemahan,
antara lain sebagai berikut.

1.

Karena penelitian komparatif sefatnya ex post facto, maka penelitain tersebut tidak
mempunyai kontrol terthadap variabel bebas. Peneliti hanya berpegang pada penampilan
variabel sebagaimana adanya, tanpa kesempatan mengatur kondisi ataupun mengadakan
manipulasi terhadap bebrapa variabel. Karena itu, sipenelitia diharapkan mempunyai cukup
banyak alas an dalam mempertahankan hasil hubungan-hubungan kasual yang ditemukan, dan
dapat mengajukan hipotesis-hipotesis saingan untuk membuat jastifikasi terhadap
kesimpulan-kesimpulan yang ditarik.
2.
Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor suatu hubungan kausal yang diselidiki
benar-benar relaevan.
3.
Karena faktor-faktor bukan bekerja secara merdeka tetapi saling berkaitan antara satu
dengan lain, maka interaksi antar faktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau akibat
terjadinya suatu fenomena sukar diketahui. Bahkan akibat dari faktor ganda, bisa saja
dikarenakan oleh faktor diluar cakupan penelitian yang bersangkutan.
4.
Adakalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi belum tentu
bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab-akibat. Mungkin saja hubungan
variabel tersebut dikarenakan oleh adanya keterkaitan dengan faktor-faktor lain diluar itu.
Dilain pihak, andai kata pun telah diketemukan bahwa hubungan antara faktor-faktor adalah
hubungan sebab-akibat, tetapi masih sukar untuk dipisahkan faktor mana sebagai penyebab
dan faktor mana yang merupakan akibat
5.
Mengkatagorisasikan subjek dalam dikotomi (misalnya, dalam katagori demokrasi dan
otoriter, pandai bodoh, tua-muda, dan sebagainya) untuk tujuan perbandingan, dapat menjurus
kepada pengambilan keputusan dan kesimpulan yang salah akibat katagori-katagori
dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat kabur, bervariasi, samar-samar,
mengahendaki valuejudgement, dan tidak kokoh.
Langkah-langkah pokok dalam studi komparatif adalah sebagai berikut,
1.
2.
3.
4.

Rumuskan dan definisikan masalah.


Jajki dan teliti literature yang ada.
Rumuskan kerangka troritis dan hipotesis-hipotesis serta asumsi-asumsi yang dipakai.
Buatlah rancangan penelitian:

Pilih subjek yang digunakan dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan;

Kategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan masalahmasalah yang ingin dipecahkan, untuk memudahkan analisis sebab-akibat.
1.
Uji hipotesis, buat interpretasi terhadap hubungan dengan teknik statistic yang tepat.
2.
Buat gegeralisasi, kesimpulan, serta implikasi kebijakan.
3.
Susun laporan dengan cara penulisan ilmiah.
Dalam penelitian komparatif, sering digunakan teknik korelasi, Dalam penelitian komparatif,
sering digunakan teknik korelasi, yaitu meneliti derajat ketergantungan dalam hubunganhubungan antarvariabel dengan menggunakan koefisien korelasi. Namun, perlu dijelaskan bahwa

penggunaan koefisien korelasi hanya menyatakan tinggi rendahnya ketergantungan antar variabel
yang diuji, tetapi tidak menyatakan ada tidaknya hubungan yang terjadi. Ini berbeda dengan
penggunaan metode eksperimental. Pada metode eksperimental, peneliti dapat menguji ada
tidaknya efek tertentu. Dengan demikian, penggunaaan teknik korelasi dalam penelitian
komparatif mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain sebagai berikut.
Menjurus pada keterbiasaan menggunakan teknik korelasi dengan memasang variabel
apa saja tanpa pilih yang menjurus pula interpretasi yang salah.

Tidaknya adanya kontrol terhadap variabel bebas, dan tidak dapat melihat ada tidaknya
hubungan kausal antar variabel. Peneliti tidak dapat mengenai yang mana variabel bebas dan
mana variabel dependen.
1.
Penelitian Analisis kerja dan aktivitas
Analisis Kerja dan Aktivitas (job and activity analysis), merupakan penelitian dengan
menggunakan metode deskriptif. Penelitian itu ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci
aktivitas dan pekerjaan manusia. Dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasirekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang. Penenlitian perkejaan di bidang industri
dinamakan job analysis (analisis pekerjaan), sedangkan penelitian di bidang pertanian , disebut
analysis aktivitas (activity analysis). Analysis aktivitas juga mencakup analysis pekerjaan
dibidang jasa, seperti pendidikan, peleyanan kesehatan, dan sebagainya.

Dalam penelitian ini, studi yang mendalam dilakukan terhadap kelakuan-kelakuan pekerjaan,
buruh, petani, guru, dan lain-lain terhadap gerak-gerik mereka dalam melakukan tugas,
penggunaan waktu secara efisien dan efektif, dan sebagainya. Data mengenai hal-hal yang ini
diselidiki, kemudian dianalisis, diberikan interpretasi, dan diadakan generalisasi dalam rangka
menetapkan sifat-sifat dan keriteria-keriteria pekerjaan yang baik,
rencana upgrading,keseimbangan berusaha dan bekerja serta aktivitas sangat berkembang pada
masa sesudah Perang Dunia I, dengan tujuan untuk mengadakan klsifikasi pekerjaan dan
pekerjaan secara lebih efektif.
Studi Waktu Gerakal.
Studi Waktu dan gerakan (time and motion study) adalah penelitian dengan metode deskriptif
yang berusaha untuk menyelidiki efisien produksi dengan mengadakan studi yang mendetail
tentang penggunaan waktu serta perilaku pekerja dalam proses produksi. Gerak-gerak utama
dalam pekerjaan diamati, dicatat, dilukiskan, serta dianalisis. Generalisasi dan interpretasi
tentang waktu yang digunakan serta gerak-gerak utama yang terjadi, sehingga suatu kesimpulan
tentang gerak-gerak yang diperlukan dalam pekerjaan, gerak-gerak yang tidak diperlukan yang
dapat menghambat pekerjaan serta saran-saran dalam rangka memperbaiki pekerjaan dan
menambah efisiensi kerja. Dalam rangka efisisensi, juga perlu dikaji alat-alat produksi yang
digunakan, serta bagaimana alat-alat produksi tersebut diatur demi peningkatan efisisensi kerja.
Kriteria Pokok Metode Deskriptif
Metode deskriptif mempunyai beberapa pokok, yang dapat dibagi atas kriteria umum dan kriteria
khusus. kriteria tersebut adalah sebagai berikut
Kriteria umum
Kriteria umum dari penelitian dengan metode deskriptif adalah sebagai berikut.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas.
Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum.
Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini.
Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas.
Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan.
Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam mengumpulkan
data maupun dalam menganalisis data serta studi kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis
harus jelas hubungannya dengan kerangka teoritis yang digunakan jika kerangka teoritis
untuk itu telah dikembangan.
Kriteria Khusus
Kriteria khusus dari metode deskriptif adalah sebagai berikut.

1.
2.
3.

Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value).


Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status.
Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu, tidak adalah kontrol terhadap variabel,
dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau menipulasi terhadap variabel. Variabel dilihat
sebagaimana adanya.
Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif
Dalam melaksanakan penelitian deskriptif, maka langkah-langkah umum yang sering diikuti
adalah sebagai berikut.

1.
2.
3.

4.

5.
6.
7.
8.
9.

Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah
tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.
Menentuan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus
konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah
Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian deskriptif tersebut
akan dilaksanakan. Termasuk didalamnya daerah geografis dimana penelitian akan dilakukan,
batasan-batasan kronologis ukuran tentang dalam dangkal, serta seberapa utuh daerah
penelitian tersebut akan dijangkau.
Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan
kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunan dalam bentuk hipotesishipotesis untuk diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka
kerangkan analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model matematika.
Menulusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang
ingin dipecahkan.
Merumuskan hipotesis-hipotesis yang diuji, baik secara emplisit maupun secara implicit.
Melakukan kerja lapangan untuk megumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data
yang cocok untuk penelitian.
Membuat tabulasi serta analisis statistic dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan.
Kurangi penggunaan statistic sampai kepad batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unitunit pengukuran yang sepadan.
Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin
diselidiki serta dari data yang diperoleh serta refrensi khas terhadap masalah yang ingin
dipecahkan.

10. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin
diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari
penelitian.
(Nazir, moh. Metode penelitian. Ghalia Indonesia. 2005,)

Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan memberikan uraian atau gambaran
mengenai fenomena atau gejala social yang diteliti dengan mendeskripsikan variable mandiri,
baik satu variable atau lebih (independent) berdasarkan indikator-indikator dari variable yang
diteliti tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antar variable yang diteliti guna
untuk eksplorasi atau klasifikasi dengan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan
dengan variabel yang diteliti. (Iskandar, 2008:61). Contoh bagaimana kecerdasan emosi siswa
SMU 1 di Kota .....?, maka peneliti harus mampu mendeskripsikan kecerdasan emosi
berdasarkan indikator-indikator kecerdasan emosi, misalkan kesadaran diri, pengendalian diri,
motivasi diri dan kemahiran sosial.
Cara menyajikan laporan penelitian deskriptif dengan dua cara yaitu dengan menggunakan
ukuran kuantitatif mislanya berbentuk mean atau persentase, atau dengan deskriptif kualitatif
dengan mendeskripsikan suatu dari angka-angka maupun dihubungkan dengan teori-teori yang
relevan dengan variabel yang diteliti.
Analisa deskriptif digunakan untuk membantu peneliti mendeskripsikan ciri-ciri variabelvariabel yang diteliti atau merangkum pengamatan penelitian yang telah dilakukan tanpa
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dari data yang diperoleh dari populasi atau
sampel. Statistik deskriptif berkaitan dengan kegiatan pencatatan, penyusunan, penyajian dan
peringkasan dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang diperoleh
dilapangan. Ada beberapa teknik statistik deskriptif yang sering digunakan untuk
mendeskripsikan data, antara lain: dengan uji mean, median dan modus

Anda mungkin juga menyukai