17 Undang-undang PPh dikalikan dengan Penghasilan Kena Pajak (PKP). PKP dihitung
berdasarkan sebagai berikut:
- Pegawai Tetap; Penghasilan bruto dikurangi biaya jabatan (5% dari penghasilan bruto,
maksimum Rp 6.000.000,- setahun atau Rp 500.000,- (sebulan); dikurangi iuran
pensiun. Iuran jaminan hari tua, dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
- Penerima Pensiun Bulanan; Penghasilan bruto dikurangi biaya pensiun (5% dari
penghasilan bruto, maksimum Rp 2.400.000,- setahun atau Rp 200.000,- sebulan);
dikurangi PTKP.
Pejabat Negara yang meliputi: (1) Presiden dan Wakil Presiden, (2)
Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota DPR/MPR, DPRD Propinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota, (3) Ketua dan Wakil Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan,
(4) Ketua dan Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Mahkamah Agung, (5)
Menteri, Menteri Negara, dan Menteri Muda, (6) Jaksa Agung, (7) Gubernur
dan Wakil Gubernur Kepala Daerah Propinsi, (8) Bupati dan Wakil Bupati
Daerah Kabupaten, dan (9) Walikota dan Wakil Walikota;
22
PPh pasal 22 membahas tentang penghasilan yang berasal dari penjualan pada
instansi pemerintah, impor, dan industri tertentu (industri rokok, industri kertas,
industri otomotif, industri semen, industri baja, Pertamina Bulog untuk tepung terigu
peraturan
perundang-undangan tidak terutang PPh, dinyatakan dengan Surat Keterangan Bebas (SKB).
2. Impor barang yang dibebaskan dari Bea Masuk dan atau Pajak Pertambahan Nilai;
dilaksanakan oleh DJBC.
3. Impor sementara jika waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan untuk diekspor kembali,
dan dilaksanakan oleh Dirjen BC.
4. Pembayaran atas pembelian barang oleh pemerintah yang jumlahnya paling banyak Rp.
1.000.000,- (satu juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah.
5. Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air
3.dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f dan dividen
yangditerima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c)
(ketentuan baru dalam frasa berwarna biru).
Bea meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen yang bersifat perdata dan dokumen untuk digunakan di
pengadilan.[1] Nilai bea meterai yang berlaku saat ini Rp. 3.000,00 dan Rp. 6.000,00 yang disesuaikan dengan nilai dokumen
dan penggunaan dokumen. Karakteristik[sunting | sunting sumber]
Bea meterai tidak diperlukan nomor identitas baik untuk wajib pajak maupun obyek pajak
Waktu pembayaran dapat dilakukan secara isidentil dan tidak terikat waktu
Benda meterai adalah meterai tempel dan kertas meterai yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia
2.
Pemeteraian kemudian adalah pelunasan bea meterai yang dilakukan pejabat pos atas dokumen yang bea meterai belum
dilunasi.[2]
Surat perjanjian dan surat-surat lain yang dibuat dengan tujuan sebagai pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau
keadaan yang bersifat perdata
2.
3.
4.
Surat berharga
5.
Efek
6.
2.
konosemen;
3.
4.
keterangan pemindahan yang dituliskan diatas dokumen surat penyimpanan barang, konosemen, dan surat angkutan
penumpang dan barang;
5.
6.
7.
Tanda bukti penerimaan uang negara dan kas negara, kas pemerintah daerah dan bank.
Kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang dapat disamakan dengan itu ke kas negara, kas
pemerintah daerah dan bank.