Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PROYEK AKHIR

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI


PDAM IKK DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK

MUKTI IMRON ROSADI


NRP. 3110 040 710

Dosen Pembimbing
Ir. SISMANTO

Program Studi D-4 Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman


Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2011
16

LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PROYEK AKHIR

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI


PDAM IKK DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK

Disusun Oleh

MUKTI IMRON ROSADI


NRP. 3110 040 710

Mengetahui/Menyetujui
Dosen Pembimbing

Ir. SISMANTO
.
NIP.19600701 198903 1 002

17

URAIAN SINGKAT

Kebutuhan air bersih yang selalu meningkat tiap tahun menuntut penyedia layanan air
bersih seperti PDAM untuk terus meningkatkan kualitas jaringan distribusinya, supaya
kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Selain itu Kecamatan Durenan bagian utara dengan
kondisi alam yang merupakan dataran tinggi dan pegunungan serta merupakan daerah air
tanah langka, perlu untuk mendapatkan akses air bersih.
Dengan berbagai permasalahan tersebut diperlukan suatu pengembangan jaringan
distribusi air bersih yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat
di masa mendatang, serta mampu mendistribusikan ke daerah bagian utara yang merupakan
daerah dataran tinggi.
Untuk itu analisa dan perencanaan dengan mempertimbangkan kondisi yang ada perlu
dilakukan dengan cermat, supaya pelayanan air bersih dapat tercapai sesuai dengan yang
diinginkan.
Analisa yang akan dilakukan meliputi perhitungan proyeksi penduduk, fasilitas sosial
untuk mendapatkan kebutuhan air bersih di tahun proyeksi. Kemudian dilakukan analisa
jaringan distribusi dengan program EPANET 2.0.
Dengan analisa seperti diatas diharapkan pengembangan sistem jaringan distribusi air
bersih mampu melayani kebutuhan masyarakat pada tahun proyeksi

15

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
URAIAN SINGKAT
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Permasalahan........................................................................................ 1
1.3 Tujuan................................................................................................... 1
1.4 Manfaat................................................................................................. 2
1.5 Batasan Masalah................................................................................... 2
1.6 Lokasi....................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II
2.1 Sistem Penyediaan Air Bersih.............................................................. 4
2.6.1 Sistem Perpipaan.......................................................................4
2.6.2 Sistem Non Perpipaan............................................................... 4
2.2 Pengaruh Jumlah Penduduk.................................................................. 4
2.2.1 Proyeksi Jumlah Penduduk....................................................... 5
2.2.2 Proyeksi Jumlah Fasilitas Sosial Ekonomi............................... 6
2.3 Kebutuhan Air Bersih........................................................................... 6
2.3.1 Kebutuhan Air Domestik.......................................................... 6
2.3.2 Kebutuhan Air Non Domestik.................................................. 7
2.3.3 Kehilangan Air.......................................................................... 7
2.3.4 Fluktuasi Kebutuhan Air Bersih............................................... 7
2.4 Reservoir............................................................................................... 8
2.5 Hidrolika Aliran Distribusi................................................................... 8
2.6 Sumber Air Baku.................................................................................. 9
2.6.1 Air Permukaan.......................................................................... 9
2.6.2 Air Hujan.................................................................................. 9
2.6.3 Air Tanah.................................................................................. 9
2.7 Analisa Program Epanet 2.0................................................................. 10
BAB III METODOLOGI
BAB IV JADWAL KEGIATAN
DAFTAR PUSTAKA

18

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Air bersih merupakan kebutuhan dasar manusia, sehingga ketersediaannya amatlah
penting. Pemanfaatannya tidak hanya terbatas untuk keperluan rumah tangga, tetapi juga
untuk fasilitas umum, sosial maupun ekonomi. Kebutuhan air bersih akan terus meningkat
seiring dengan perkembangan manusia.
Dengan adanya pertumbuhan penduduk, terjadi dinamika dalam masyarakat baik
dalam segi kepadatan, sosial maupun ekonomi, sehingga kebutuhan air bersih pun akan
meningkat.
Lingkungan dengan kepadatan tinggi akan mengurangi kemudahan akses air bersih
karena masyarakat yang sebelumnya dapat memperoleh air bersih dari sumur gali, menjadi
kesulitan akibat terbatasnya lahan. Selain itu faktor kondisi alam juga mempengaruhi akses air
bersih. Daerah tertentu karena kondisi kontur dan tanahnya menjadi sulit mendapatkan air
bersih. Salah satu cara untuk memperoleh air bersih adalah dengan memanfaatkan pelayanan
PDAM.
Dalam upaya penyediaan air bersih, jaringan distribusi merupakan hal yang penting.
Karena jaringan distribusi inilah yang menyalurkan air dari instalasi produksi menuju ke
masyarakat.
Berkenaan dengan meningkatnya kebutuhan air bersih di masa mendatang, PDAM
Kabupaten Trenggalek dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan air bersih tersebut,
dengan kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang diinginkan serta tekanan air yang
mencukukpi. Tanpa jaringan distribusi yang mencukupi maka hal tersebut tidak akan mampu
dipenuhi oleh PDAM.
Dari hal-hal tersebut diatas maka perlu adanya pengembangan jaringan distribusi air
bersih PDAM untuk memenuhinya.

1.1

1.2

Permasalahan
Permasalahan dalam perencanaan pengembangan distribusi jaringan PDAM untuk
kebutuhan air bersih di Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek adalah sebagai berikut:
1. Apakah jaringan eksisting masih dapat dipergunakan dalam memenuhi kebutuhan air
bersih pada tahun proyeksi
2. Berapakah pertumbuhan jumlah penduduk, fasilitas, sosial di Kecamatan Durenan
Kabupaten Trenggalek pada tahun proyeksi
3. Berapakan debit air yang diperlukan guna memenuhi kebutuhan air di Kecamatan
Durenan Kabupaten Trenggalek pada tahun proyeksi
1.3

Tujuan
Perencanaan pengembangan distribusi jaringan PDAM ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis jaringan eksisting terhadap pengembangan jaringan di tahun proyeksi
2. Menentukan debit air yang diperlukan di Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek
pada tahun proyeksi
3. Mengembangkan dan merencanakan jaringan distribusi utama untuk memenuhi
kebutuhan air di tahun proyeksi.

1.4

Manfaat
1. Memberikan masukan kepada instansi/institusi terkait, alternatif yang dapat dilakukan
untuk mengembangkan pelayanan air minum.
2. Memberikan alternatif penyedia air bersih selain air tanah.
3. Memberikan arahan bagi masyarakat pengguna air bersih, bagaimana mengelola
kelangsungan sarana dan prasarana penyediaan air bersih.

1.5

Batasan Masalah
1. Wilayah perencanaan pengembangan adalah Kecamatan Durenan
2. Sistem pengolahan air bersih dan struktur bangunan tidak dibahas
3. Pengembangan jaringan didasarkan pada proyeksi jumlah penduduk dan fasilitas
sosial.

1.6

Lokasi
Lokasi perencanaan pengembangan sistem jaringan distribusi PDAM IKK Durenan
adalah Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek, yang dapat ditunjukkan dalam peta lokasi
dibawah ini.

Kecamatan
Durenan

Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Trenggalek

Gambar 1.2 Peta Administrasi Kecamatan Durenan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Sistem Penyediaan Air Bersih


Dalam penyediaan air bersih Ada 2 (dua) kategori sistem penyediaan air
bersih/minum, yaitu : sistem perpipaan dan non perpipaan.

2.1.1

Sistem Perpipaan,
Sistem ini menggunakan pipa sebagai sarana pendistribusian air. Unit pelayanannya
dapat menggunakan Sambungan Rumah (SR), Sambungan Halaman dan Sambungan Umum.
Untuk mendistribusikan air bersih dengan perpipaan terdapat beberapa sistem
pengaliran, tergantung pada keadaan topografi, lokasi sumber air baku, beda tinggi daerah
pengaliran atau daerah layanan. Sistem pengaliran tersebut antara lain :
a. Pengaliran Gravitasi
Air bersih didistribusikan ke daerah layanan dengan memanfaatkan tekanan akibat gaya
gravitasi pada daerah tersebut. Diperlukan beda elevasi antara sumber dan daerah layanan
yang cukup besar supaya tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan.
b. Pengaliran Pemompaan dengan Elevated Reservoir
Sebelum air didistribusikan ke daerah layanan terlebih dahulu dipompa dan ditampung di
reservoir kemudian didistribusikan dengan memanfaatkan tekanan akibat elevasi reservoir
tersebut.
c. Pengaliran Pemompaan Langsung
Distribusi air ke daerah layanan dengan mengandalkan tekanan dari pompa, yang
disesuaikan dengan tinggi tekanan minimum.
Rangkaian pipa dalam distribusi air bersih/minum disebut jaringan pipa. Pada
dasarnya ada 2 sistem jaringan distribusi yaitu jaringan terbuka dan tertutup.
a. Jaringan Terbuka
Karakteristik jaringan ini adalah pipa-pipa distribusi tidak saling berhubungan, air
mengalir dalam satu arah dan area layan disuplai melalui satu jalur pipa utama.
b. Jaringan Tertutup
Karakteristik jaringan ini adalah pipa-pipa distribusi saling berhubungan, air mengalir
melalui beberapa jalur pipa utama, sehingga konsumen disupplay dari beberapa jalur.
Sistem ini cenderung diterapakan pada daerah yang jalannya saling berhubungan,
perkembangan kota cenderung ke segala arah dan keadaan topografi yang relatif dasar.

2.1.2

Sistem Non Perpipaan


Sistem distribusi ini tidak menggunakan pipa dan unit pelayanannya adalah Sumur
Umum, Hidran Umum (HU), kendaraan tangki air (water tank/TA) serta mata air.
2.2

Pengaruh Jumlah Penduduk


Dalam penyusunan suatu perencanaan pembangunan, kependudukan merupakan
faktor penting karena pembangunan dilakukan dan ditujukan untuk kepentingan penduduk
sendiri. Demikian juga dengan perencanaan air bersih, peningkatan jumlah penduduk akan
mempengaruhi peningkatan kebutuhan fasilitas termasuk peningkatan pelayanan air bersih.

2.2.1

Proyeksi Jumlah Penduduk


Proyeksi penduduk adalah suatu metode yang dipakai untuk memperkirakan jumlah
penduduk dimasa yang akan datang berdasarkan data perkembangan penduduk pada tahun
yang telah lalu.
Perhitungan proyeksi penduduk dapat dilakukan dengan berbagai metode. Untuk
menentukan metode proyeksi penduduk yang akurat, ditentukan dahulu nilai koefisien
korelasi (r) dari masing-masing metode proyeksi. Metode proyeksi penduduk yang nilai
koefisien korelasinya mendekati 1 adalah yang digunakan.
Rumus korelasi adalah:
=

 

 .    .  
   .     

Dimana :
x
= selisih tahun tiap data
y
= selisih total data tiap tahun
Sedangkan metode untuk menentukan proyeksi penduduk antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Metode Geometrik
Rumus umum yang digunakan dalam metode tersebut adalah :
Pn = Pt (1 + n )

Pt

t
r =
1 x 100%
Po

Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada proyeksi tahun ke-n
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun data
Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun data
r = Laju pertumbuhan penduduk (%)
t = Selang waktu tahun data
n = Jumlah tahun proyeksi
Nilai a diperoleh dari perhitungan yang ada
Nilai b diperoleh dari perhitungan yang ada
Setelah diketahui nilai a dan b maka didapat persamaan yang merupakan persamaan
proyeksi jumlah penduduk.

2. Metode Aritmatika
Rumus umum yang digunakan dalam metode tersebut adalah :

Pt Po
Pn = Pt +
x n
t
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada proyeksi tahun ke-n
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun data
Pt = Jumlah penduduk pada proyeksi tahun ke-n
t = Selang waktu tahun data

= Jangka waktu tahun proyeksi

3. Metode Least Square (kuadrat minimum)


Rumus umum yang digunakan dalam metode tersebut adalah :
y = a + bx
Dimana :
y = Jumlah penduduk pada tahun proyeksi
x = Jumlah tambahan dari tahun dasar
a,b = Konstanta
y x 2 + ( x xy )

a=
n x 2 + ( x) 2

b =

n xy

n x2
= Jumlah data

x
( x )

y
2

2.2.2

Proyeksi Jumlah Fasilitas Sosial Ekonomi


Fasilitas sosial ekonomi yang menggunakan air bersih juga harus diperhitungkan
dalam perencanaan instalasi distribusi air bersih. Fasilitas sosial ekonomi tersebut antara lain
adalah: tempat ibadah, perkantoran, pendidikan/sekolah, sarana kesehatan, komersial, industri
serta fasilitas umum lainnya.
Perhitungan proyeksi fasilitas dapat dilakukan dengan pendekatan perbandingan
jumlah penduduk.
Penduduk Tahun ke  Fasilitas Tahun ke 
=
Penduduk Tahun Awal
Fasilitas Tahun Awal

2.3 Kebutuhan Air Bersih


2.3.1 Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan domestik adalah kebutuhan air bersih untuk pemenuhan kegiatan seharihari atau rumah tangga seperti untuk minum, memasak, mandi, cuci, menyiram tanaman,
halaman, pengangkutan air buangan (dapur dan toilet), sehingga kebutuhan air domestik
merupakan bagian terbesar dalam perencanaan kebutuhan air. Jumlah kebutuhan air domestik
ini dipengaruhi oleh faktor kebiasaan, pola dan tingkat kehidupan yang didukung oleh adanya
perkembangan sosial ekonomi.
Tabel 2.1
Kebutuhan Air Bersih Untuk Domestik Berdasarkan Kategori Kota
Jumlah Penduduk
Kebutuhan
Kategori Kota
No.
(jiwa)
air(ltr/org/hari)
1.
2.
3.
4.
5.

Metropolitan
Kota besar
Kota sedang
Kota kecil
Kota Kecamatan

> 1.000.000
500.000 1.000.000
100.000 500.000
20.000 100.000
< 20.000

170 190
150 170
130 150
100 130
90 100

Sumber : Ditjen Cipta Karya, Dep. PU, 1997.

Kebutuhan Air Non Domestik


Kebutuhan air non domestik merupakan tahap berikutnya dalam perhitungan
kebutuhan air bersih, besaran pemakaiannya ditentukan oleh jumlah konsumen non domestik
yang terdiri dari fasilitas-fasilitas yang telah disebutkan. Kebutuhan air non domestik
diasumsikan sebagaimana dalam tabel berikut.

2.3.2

No.

Tabel 2.2
Kebutuhan Air Non Domestik
Pemakaian air
Kategori
rata-rata per hari
(liter)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kantor
Rumah Sakit
Gedung Bioskop
Sekolah Dasar, SLTP
SLTA & lebih tinggi
Laboratorium
Toserba
Industri/Pabrik

9.
10.
11.
12.
13.

Stasiun dan Terminal


Restoran
Hotel
Perkumpulan Sosial
Tempat Ibadah

70-100
250-1000
10
40-50
80
100-200
3
80 (pria)
100 (wanita)
3
30
250-300
30
10

Keterangan

Tiap karyawan
Tiap pasien
Tiap pengunjung
Tiap siswa
Tiap siswa
Tiap karyawan
Tiap pengunjung
Tiap org/shift
Tiap penumpang
Tiap tamu
Tiap tamu
Tiap orang
Tiap jamaah

Sumber : Juknis Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan (Vol. II), 1998

2.3.3

Kehilangan Air
Merupakan selisih antara jumlah air yang diproduksi di unit pengolahan dengan
jumlah air yang dikonsumsi dari jaringan distribusi. Berdasarkan kenyataan dilapangan,
kejadian akan kehilangan air dapat bersifat teknis dan non teknis. Terdapat 3 macam
pengertian menyangkut istilah kehilangan air, yaitu : kehilangan air rencana, kehilangan air
percuma dan kehilangan air insidentil. Secara umum dalam melakukan perencanaan, nilai
kehilangan yang terjadi baik kehilangan air percuma dan insidentil sudah masuk dalam
perhitungan. Besarnya nilai kehilangan air tersebut berkisar antara 15-25% dari total
kebutuhan air bersih baik domestik maupun non domestik.

2.3.4

Fluktuasi Kebutuhan Air Bersih


Fluktuasi adalah prosentase pemakaian air pada tiap jam yang tergantung dari :
aktivitas penduduk, adat istiadat atau kebiasaan penduduk serta pola tata kota. Sehingga
kebutuhan air tiap waktu menjadi berubah/berfluktuasi. Untuk mendapatkan pelayanan
kepada konsumen secara maksimal, hal ini perlu diperhitungkan.
Flukuasi kebutuhan air didasarkan kepada kebutuhan air harian maksimum (Qmax)
serta kebutuhan air jam maksimum (Qpeak) dengan referensi kebutuhan air rata-rata.

a. Kebutuhan air rata-rata harian (Qav)


Adalah jumlah air per hari yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan domestik,
non domestik dan kehilangan air.
b. Kebutuhan air harian maksimum (Qmax)
Merupakan jumlah air terbanyak yang diperlukan pada satu hari dalam waktu satu
tahun berdasarkan nilai Q rata-rata harian. Untuk menghitungnya diperlukan faktor
fluktuasi kebutuhan harian maksimum..
Qmax = f max x Qav
Dimana :
Qmax
= Kebutuhan air harian maksimum
(ltr/det)
fmax
= Faktor harian maksimum
( 1 < fmax.hour < 1,5 )
Qav
= Kebutuhan air rata-rata harian
(ltr/det)
c. Kebutuhan air jam maksimum (Qpeak)
Adalah jumlah air terbanyak yang diperlukan pada jam-jam tertentu. Untuk
menghitungnya diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan jam maksimum (fpeak).
Q peak = f peak x Qmax
Dimana :
Qpeak
= Kebutuhan air jam maksimum
(ltr/det)
fpeak
= Faktor fluktuasi jam maksimum
( 1 ,5 - 2,5 )
Qmax
= Kebutuhan air harian maksimum
(ltr/det)

2.4

Reservoir
Fungsi dari reservoir antara lain adalah untuk menyimpan air bersih yang siap
didistribusikan, meratakan debit air dalam sistem jaringan distribusi serta mengatur tekanan
air dalam jaringan distribusi. Berdasarkan lokasinya reservoir dibedakan menjadi :
a. Elevated Reservoir
Reservoir yang menyimpan atau menampung air yang terletak diatas tanah.
b. Grounf Reservoir
Reservoir yang menyimpan atau menampung air yang terletak dibawah tanah.
Untuk mencari kapasitas reservoir, dihitung dengan metode analitis maupun grafis.
Adapun perumusannya adalah :
K r = S pos + S neg
Dimana :
Kr
= Kapasitas reservoir
(m3)
Spos
= Besarnya deposit positif air
(m3)
Sneg
= Besarnya deposit negatif air
(m3)

2.5

Hidrolika Aliran Distribusi


Untuk mencapai hasil perencanaan yang optimal dalam usaha penyediaan dan
pendistribusian air bersih kepada masyarakat diperlukan suatu kriteria desain. Kriteria ini
digunakan untuk mendesain sistem jaringan dan menentukan diameter pipa. Kriteria desain
antara lain adalah :
- Tinggi tekanan yang harus disediakan pada titik atau node minimum 10 meter.
- Tinggi tekanan yang diijinkan pada titik atau none maksimum 80 meter.
- Jenis pipa yang digunakan adalah PVC.
- Sistem jaringan yang digunakan dengan pola terbuka.
- Evaluasi jaringan dengan menggunakan program Epanet versi 2.0
- Untuk mencari kehilangan tekanan dalam pipa :
8

10,7 x Q1,852
xL
D 4,87 xC 1,852
Dimana :
Hf
= Kehilangan tekanan dalam pipa
L
= Panjang pipa
C
= Koefesien Hanzen-William
Q
= Debit dalam pipa
D
= Diameter pipa
Hf =

(m)
(m)
(m3/det)
(m)

2.6

Sumber Air Baku


Air yang didistribusikan dalam sistem penyediaan air bersih/minum haruslah
memenuhi baku mutu tertentu sebagai bahan baku untuk air bersih/minum. Air ini disebut air
baku.
Air baku diperoleh dari berbagai sumber air, antara lain adalah air permukaan, air
hujan, air tanah dan mata air. Untuk menentukan sumber air baku mana yang dipakai perlu
diperhatikan kualitas, kuantitas dan kontinuitas sumber air baku tersebut.

2.6.1

Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang berada di permukaan bumi, terdiri dari:
a. Air Sungai, adalah air yang mengalir di permukaan bumi, meliputi aliran air, alur sungai
termasuk bantaran, tanggul dan areal yang dinyatakan sebagai sungai. Air sungai
merupakan alternatif sumber air yang paling mudah diperoleh karena terletak dekat
dengan permukiman masyarakat. Dari segi kuantitas fluktuasinya tinggi, sedangkan dari
segi kualitas banyak yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air bersih
tanpa proses pengolahan.
b. Air Rawa/Danau/Waduk, merupakan bentuk cekungan permukaan tanah baik alamiah
maupun buatan dan didalamnya terdapat genangan air dengan volume relatif besar.

2.6.2

Air Hujan
Pemanfaatannya adalah untuk daerah dengan curah hujan yang tinggi. Pada umumnya
digunakan sebagai suplemen, ketika terdapat masalah fasilitas dari lain sumber mengingat
hujan fluktuasinya sangat tinggi. Dapat pula diterapkan sebagai sumber air baku utama, jika
sumber air lain kurang menguntungkan. Dengan mempertimbangkan ketersediaan tempat,
penangkapan air hujan dapat dilaksanakan di atas atap rumah maupun di atas tanah.

2.6.3

Air Tanah
Air tanah adalah air yang tertampung pada lapisan tanah. Lapisan tanah ini dapat
menampung air dalam jumlah besar dan disebut aquifer. Aquifer terbagi menjadi 3 bagian
yaitu aquifer tertekan, aquifer semi tertekan dan aquifer tidak tertekan.
- Aquifer tertekan
Aquifer yang berada diantara lapisan kedap air dimana kedua lapisan ini sama sekali
tidak dapat mengalirkan air.
- Aquifer semi tertekan
Aquifer yang berada diantara lapisan kedap air dimana lapisan kedap air diatasnya
sedikit mengalirkan air.
- Aquifer tidak tertekan
Aquifer yang berada diatas lapisan kedap air
Kuantitas dan kontinuitas air tanah dipengaruhi luasan daerah resapan, semakin
berkurang luasnya maka kuantitas dan kontinuitasnya juga berkurang. Air tanah terdiri dari :
9

1. Air tanah dangkal


Terjadi karena proses peresapan air dari permukaan tanah. Terdapat pada kedalaman
kurang lebih 15 meter dari permukaan. Sebagai sumur untuk sumber air bersih cukup baik
dari segi kualitas tetapi kuantitas sangat tergantung pada musim.
2. Air tanah dalam
Berada di bawah lapisan kedap air. Pengambilan dilakukan dengan pengeboran.
Umumnya terdapat pada kedalaman 80-300 meter dibawah permukaan tanah. Dapat
terjadi artesis (semburan ke permukan) jika tekanan besar.
3. MataAir
Mata air adalah air tanah dalam yang merupakan sumber air yang sangat potensial karena
pada umumnya berkualitas baik, terlebih dapat dialirkan ke sistem penampung secara
gravitasi.

Analisa Program Epanet 2.0


Program Epanet 2.0 merupakan suatu program simulasi jaringan pipa distribusi yang
dapat membantu perencanaan suatu sistem jaringan distribusi, dimana program ini dapat
menganalisa suatu model jaringan distribusi apakah telah sesuai dengan yang direncanakan.
Dalam pembuatan model, diperlukan data-data yang tepat agar model yang direncanakan
sesuai dengan kondisi di lapangan.
Keuntungan memakai program tersebut adalah : dapat mengecek kesalahan pada saat
proses input data, menampilkan analisa jaringan, sistematis dalam pengeditan dan output
dapat berupa gambar.
Dibutuhkan beberapa item untuk dapat menjalankan Epanet sehingga didapatkan hasil
yang sesuai, antara lain :
Link
: dapat berupa; pipa, pompa atau katup kontrol
Node
: dapat berupa; junction, tank, atau reservoir.
Curve
: menggambarkan grafik atau pola pengerjaan yang dapat berupa;
kurva pompa, kurva effisiensi atau kurva volume
Data yang dibutuhkan dalam pengerjaan program Epanet antara lain :
Peta jaringan
Elevasi wilayah
Node/Junction
Panjang pipa
Diameter pipa
Jenis pipa
Besar debit masing-masing node
Faktor fluktuasi pemakaian air
Sedangkan data yang dapat dihasilkan antara lain :
Hidrolik head masing-masing titik
Tekanan air
Flow (aliran)
Velocity (kecepatan)
Unit headloss
Pipe status
dan lainnya

2.7

10

BAB III
METODOLOGI

Dalam menyelesaikan proyek akhir diperlukan langkah-langkah yang sistemastis


supaya penyelesaian proyek akhir dapat berjalan dengan baik. Langkah-langkah penyelesaian
tersebut ditunjukkan dalam diagram alir sebagai berikut:
MULAI

TEMA PROYEK AKHIR

PERMASALAHAN

STUDI LITERATUR

PENGUMPULAN DATA
Peta Jaringan Air Bersih eksisting
Peta Topografi
Data Kependudukan
Data Fasilitas Sosial
Data Kondisi Wilayah
Data Perencanaan Air Bersih

ANALISA DAN PEMBAHASAN


- Proyeksi Penduduk dan Fasilitas
Sosial
- Kebutuhan Air Bersih
- Perencanaan Sistem Pengembangan
Jaringan Distribusi Air Bersih
- Analisa dengan EPANET

PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN


DISTRIBUSI PENYEDIAAN AIR MINUM

KESIMPULAN DAN SARAN

SELESAI

Dari diagram alir tersebut diatas, langkah-langkah penyelesaian proyek akhir adalah
sebagai berikut:
1. Tema Proyek Akhir dan Perumusan Permasalahan
Perencanaan yang dilakukan, berdasarkan identifikasi masalah yang menjadi latar
belakang, perumusan masalah, tujuan perencanaan dan manfaat perencanaan.
11

2. Studi Literatur
Kegiatan ini adalah mencari, mengumpulkan dan mempelajari referensi serta berbagai
kegiatan yang mendukung dalam penyusunan proyek akhir. Studi literatur dilakukan
mulai tahap awal sampai akhir.
3. Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan merupakan data yang relevan dengan proyek akhir. Data-data
tersebut diperoleh dari instansi pemerintah diantaranya adalah Kantor Kesbanglinmas,
Bappeda, PDAM, BPS dan Kecamatan. Data yang diperlukan diantaranya adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Peta Jaringan Air Bersih eksisting


Peta Topografi
Data Kependudukan
Data Fasilitas Sosial
Data Kondisi Wilayah
Data Perencanaan Air Bersih

4. Analisa data dan penyusunan konsep perencanaan


Analisa yang dilakukan antara lain adalah proyeksi jumlah penduduk, kebutuhan air
bersih, model jaringan air bersih. Selanjutnya dilakukan perhitungan jaringan
distribusi air bersih dengan program EPANET 2.0.
5. Kesimpulan dan saran
Pada tahapan ini penulis akan menyimpulkan seluruh rangkaian kegiatan evaluasi dan
memberikan saran terutama bagi implementasi penyediaan sarana dan prasarana
penyediaan air bersih/minum.

12

BAB IV
JADWAL KEGIATAN

Penyusunan proyek akhir akan dilaksanakan mulai Oktober 2011 sampai dengan 6
Januari 2010 dengan rencana kegiatan sebagi berikut :

No.

Tabel 4.1
Rencana Kegiatan Penyusunan Proyek Akhir
Oktober
Nopember Desember Jan.
2011
2011
2011
2012
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1

1.

Pengajuan Proposal

2.

Pengumpulan Data

3.

Studi Literatur

4.

Analisa dan Pembahasan


- Proyeksi Penduduk dan
Fasilitas sosial
- Perhitungan Kebutuhan Air
- Perencanaan Pengembangan
Jaringan Distribusi Air Bersih
- Analisa Jaringan Distribusi Air
Bersih dengan EPANET
- Sumber Air Baku
- Konsep Pengembangan
Jaringan Distribusi Air Bersih

6.

Penyusunan Laporan Proyek


Akhir

13

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah: Badan Penelitian dan Pengembangan.


2002. NSPM Kimpraswil: Pedoman/Petunjuk Teknik dan Manual Bagian 6 (Volume
II & III) Air Minum Perkotaaan (Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan).
Rossman, Lewis A. Epanet 2 Users Manual. Water Supply and Water Resources Division
National Risk Management Research Laboratory. Cincinnati: U.S. Environmental
Protection Agency.
Joko, Tri. 2010. Unit Air Baku Dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Yogyakarta: Graha
Ilmu

14

Anda mungkin juga menyukai