Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Percobaan
Di bawah ini merupakan Tabel 4.1 mengenai Data Hasil Percobaan adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan
Sampel

Aquadest
(H2O)

Konsentrasi
(%)

100

5
Etanol
(C2H5OH)
20

5
Sirup
Marjan
Jeruk
Susu
20

T
(C)

(gr/ml)

tt (s)

praktek
(cP)

kinematik
(cSt)

25

0,966

57,6

0,836

30

0,9732

54,6

0,8007

35

0,9688

51,6

0,549

25

0,9184

62,6

0,864

0,9405

30

0,9144

60,6

0,835

0,9131

35

0,9196

62

0,626

0,6808

25

0,9044

90

1,223

1,3522

30

0,9064

92

1,257

1,3863

35

0,9064

85,3

0,849

0,9367

25

0,9912

69,3

1,032

1,0412

30

0,9868

67,6

1,005

1,0186

35

0,9888

66

0,717

1,1037

25

1,0284

106,6

1,647

1,6016

30

1,0328

107,3

1,670

1,6168

35

1,0316

102,6

1,162

1,1267

Keterangan :
a. T

= Suhu (C)

b.

= Densitas sampel (gr/ml)

c. t

= Waktu (detik)

d. tt

= Waktu rata-rata (detik)

e. praktek

= Viskositas praktek (cP)

f. kinematik

= Viskositas kinematik (cSt)

g. teori

= Viskositas teori (cP)

4.2 Pembahasan
4.2.1

Pengaruh Temperatur Terhadap Viskositas


Di bawah ini Gambar 4.1 mengenai Pengaruh Temperatur terhadap viskositas

sebagai berikut:
3

2.5

1.5

Etanol 5%

Etanol 20%

Sirup 5%

Sirup 20%

0.5

0
20

30

40

50

Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Temperatur Terhadap Viskositas


Grafik di atas menunjukkan bahwa kurva mengalami penurunan untuk semua
sampel. Dimana viskositas larutan Etanol dengan konsentrasi 5% pada suhu 25C,
30C, dan 35C berturut turut adalah 0,864 cP, 0,835 cP dan 0,626 cP. Lalu,
viskositas larutan Etanol dengan konsentrasi 20% pada suhu 25C, 30C, dan 35C
berturut turut adalah 1,223 cP, 1,257 cP dan 0,849 cP. Sedangkan viskositas larutan
Sirup Marjan Jeruk Susu dengan konsentrasi 5% pada suhu 25C, 30C, dan 35C

berturut turut adalah 1,032 cP, 1,005 cP, dan 0,717 cP. Sedangkan viskositas larutan
Sirup Marjan Jeruk Susu dengan konsentrasi 20% pada suhu 25C, 30C, dan 35C
berturut turut adalah 1,647 cP, 1,670 cP, dan 1,162 cP.
Berdasarkan teori, viskositas dari suatu cairan akan meningkat dengan
berkurangnya temperatur. Molekulmolekul zat cair jaraknya berdekatan dengan
gaya kohesi yang kuat antara molekul dan hambatan terhadap gerak relatif antara
lapisanlapisan fluida yang bersebelahan berhubungan dengan gaya antar molekul
ini. Dengan meningkatnya temperatur, gaya kohesi ini berkurang dan mengakibatkan
berkurangnya hambatan terhadap gerakan. Karena viskositas adalah indeks dari
hambatan ini, maka viskositas berkurang dengan meningkatnya temperatur
Secara matematis ditulis sebagai berikut :
(Yazid, 2005)
dimana:

Ea = energi aktifasi

T = temperatur

= viskositas

R = konstanta gas

Maka dari grafik diatas dapat disimpulkan hasil percobaan sesuai dengan
teori untuk semua sampel.

1
Ae Ea / RT

4.2.2

Pengaruh Konsentrasi Terhadap Viskositas


Di bawah ini Gambar 4.2 mengenai Pengaruh Konsentrasi terhadap viskositas

sebagai berikut:

1.8
1.6
1.4
1.2
Etanol 25C
Etanol 30C
Etanol 35C
Sirup M 25C
Sirup M 30C
Sirup M 35C

1
Viskositas (cP) 0.8
0.6
0.4
0.2
0
0

0.05

0.2

Konsentrasi (%)
Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Konsentrasi Terhadap Viskositas
Grafik di atas menunjukkan bahwa kurva mengalami kenaikan untuk semua
sampel. Dimana viskositas Etanol dengan suhu 25C pada konsentrasi 5% dan 20%
adalah 0,864 cP dan 1,223 cP. Viskositas Etanol dengan suhu 30C pada konsentrasi
5% dan 20% adalah 0,835 cP dan 1,257 cP. Viskositas Etanol dengan suhu 35C pada
konsentrasi 5% dan 20% adalah 0,626 cP dan 0,849 cP. Viskositas sirup Marjan
Jeruk Susu dengan suhu 25C pada konsentrasi 5 dan 20% adalah 1,032 cP dan 1,647
cP. Viskositas sirup Marjan Jeruk Susu dengan suhu 30C pada konsentrasi 5% dan
20% adalah 1,005 cP dan 1,670 cP. Viskositas sirup Marjan Jeruk Susu dengan suhu
35C pada konsentrasi 5% dan 20% adalah 0,717 cP dan 1,162 cP.
Berdasarkan teori, larutan yang konsentrasinya tinggi, viskositasnya juga
akan tinggi, sedangkan untuk larutan yang konsentrasinya rendah, viskositasnya juga
akan rendah (Yazid, 2005).

Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

gh r 4t

8vl

dimana =

D
ie
ti
l
e
te
r
42
08

Die
til
B erat Mo le kulete
(gr/mol)
r
20
4
8
C

Die
ti
l
B e r at M ole kul (gr /mol)
et e r
20
28
40
C

(Yazid, 2005)

dimana:
= densitas

t = waktu

g = percepatan gravitasi

r = jari-jari pipa

h = beda ketinggian

V = volume

L = panjang pipa

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh


dari percobaan telah sesuai dengan teori untuk semua sampel.
4.2.3

Pengaruh Berat Molekul Terhadap Viskositas


Di bawah ini Gambar 4.3

mengenai Pengaruh Berat Molekul terhadap

viskositas sebagai berikut:

Viskositas (cP)

1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0

Etanol 25C
Etanol 30C
Etanol 35C

Berat Molekul (gr/mol)


Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Berat Molekul Terhadap Viskositas
Grafik di atas menunjukkan bahwa kurva mengalami kenaikan untuk semua
sampel. Berat molekul Etanol pada konsentrasi 5%, 12,5%, 20% berturut-turut
adalah 19,4 gr/mol, 21,5 gr/mol, dan 23,6 gr/mol. Viskositas Etanol pada 25C
sebesar 0,864 cP untuk BM 19,4 gr/mol, 1,043 untuk BM 21,5 gr/mol, dan 1,223 cP
untuk BM 23,6 gr/mol. Viskositas Etanol pada 30C sebesar 0,835 cP untuk BM 19,4
gr/mol 1,046 cP untuk BM 21,5 gr/mol, dan 1,257 cP untuk BM 23,6 gr/mol.

Viskositas Etanol pada 35C sebesar 0,626 cP untuk BM 19,4 gr/mol, 0,738 cP untuk
BM 23,6 gr/mol dan 0,849 cP untuk BM 23,6 gr/mol.
Berdasarkan teori viskositas berbanding lurus dengan bertambahnya berat
molekul yang dinyatakan dengan rumus matematis sebagai berikut :
[] = kM

[]= k

dimana :

[] = viskositas intrinsik

k = konstanta pelarut

gr

MR

= konstanta

M = konsentrasi zat
(Yazid,2005).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh
dari percobaan tidak sesuai dengan teori untuk semua sampel. Penyimpangan
tersebut disebabkan oleh :
1. Sulit mempertahankan suhu yang telah ditentukan saat analisa viskositas.
2. Ketidaktelitian ketika melihat cairan tersebut mengalir melewati batas atas dan
batas bawah yang ada pada viskometer Ostwald.

4.2.4

Pengaruh Densitas Terhadap Viskositas

Viskositas (cP)

2.1
1.8
1.5
1.2
0.9
0.6
0.3
0

Dietil Eter 10%


Dietil Eter 12%
Sirup M arkisa 10%
Sirup M arkisa 12%

Densitas (gr/cm3)

Di bawah ini Gambar 4.4 mengenai Pengaruh Densitas terhadap Viskositas sebagai
berikut:

Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Densitas Terhadap Viskositas


Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa kurva menunjukan penurunan.
Larutan Dietil Eter 10% pada suhu 20C dengan densitas 1,014 gr/ml viskositasnya
sebesar 1,153 cP, pada suhu 28C dengan densitas sebesar 1,009 gr/ml viskositasnya
sebesar 0,951 cP, dan pada suhu 40C dengan densitas sebesar 0,869 gr/ml
viskositasnya sebesar 0,766 cP. Larutan Dietil Eter 12% pada suhu 20C dengan
densitas 1,005 gr/ml viskositasnya sebesar 1,176 cP, pada suhu 28C dengan densitas
sebesar 0,937 gr/ml viskositasnya sebesar 0,999 cP, dan pada suhu 40C dengan
densitas sebesar 1,008 gr/ml viskositasnya sebesar 0,729 cP. Sirup Markisa Pohon
Pinang 10% pada suhu 20C dengan densitas 1,215 gr/ml viskositasnya sebesar

1,929 cP, pada suhu 30C dengan densitas sebesar 1,211 gr/ml viskositasnya sebesar
1,681 cP, dan pada suhu 40C dengan densitas sebesar 1,210 gr/ml viskositasnya
sebesar 1,390 cP. Sirup Markisa Pohon Pinang 12% pada suhu 20C dengan densitas
1,214 gr/ml viskositasnya sebesar 2,025 cP, pada suhu 30C dengan densitas sebesar
1,218 gr/ml viskositasnya sebesar 1,619 cP, dan pada suhu 40C dengan densitas
sebesar 1,213 gr/ml viskositasnya sebesar 1,371 cP
Secara teori, nilai viskositas sebanding dengan nilai densitas suatu cairan.
Jadi, bila densitas suatu cairan tinggi, maka viskositas cairan tersebut juga akan
meningkat (Yazid, 2005).
Secara

sistematis

dapat

NR

vD ditulis sebagai berikut:

(Yazid, 2005)

dimana: = ialah rapat massa fluida,


v = kecepatan alir rata-rata,

= viskositas,
D = diameter pipa.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa percobaan untuk
Dietil Eter pada konsentrasi 10% dan 12% serta sirup markisa pohon pinang pada
konsentrasi 10% dan 12% telah sesuai dengan teori.

Anda mungkin juga menyukai