Anda di halaman 1dari 9

TUGAS GAMBAR TEKNIK

Di Susun Oleh :

Fadel
Muham
ad
PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR
DINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI 1 GUNUNG PUTRI


BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA
Jalan Barokah No. 06 Desa Wanaherang Kecamatan Gunung Putri Cibinong 16965
Telepon / Fax : 021 8673310 E-mail : smkn1gnp@smkn1gnputri.sch.id
Website : http//www.smkn1gnputri.sch.id

2015

TOLERANSI DAN SUAIAN


Produk yang dihasilkan dari proses produksi mempunyai ragam atau variasi.
Proses duplikasi produk dengan sempurna tidak akan dicapai, melainkan
hanya mungkin dihasilkan produk yang berbeda-beda karakteristiknya. Hal
ini menuntut perancang produk mempunyai kesadaran bahwa suatu
toleransi harus diperhitungkan pada waktu spesifikasi produk ditetapkan.
Memberikan toleransi berarti menentukan bata-batas maksimum dan
minimum dimana penyimpangan produk harus terletak. Dalam hal spesifikasi
geometrik mencakup toleransi atas ukuran, bentuk, posisi serta kekasaran
permukaan produk.
Namun tidak semua spesifikasi geometrik menjadi perhatian utama/kritis
seperti misalnya tebal pelat penutup yang tidak memerlukan spesifikasi yang
ketat. Bagi elemen yang tidak kritis toleransi geometriknya tak perlu atau
lebih tegasnya jangan diberikan, hal ini bukan berarti toleransinya nol namun
artinya toleransinya terbuka yang artinya spesifiksi geometriknya boleh
menyimpang secara wajar. Lain halnya kalau komponen tersebut kritis maka
batas-batas toleransinya harus pasti.
Toleransi
Berikut ini uraian dan penjelasan mengenai prinsip serta definisi standar ISO.
Toleransi ukuran adalah perbedaan ukuran antara kedua harga batas dimana
harga ukuran atau jarak permukaan/batas geometri komponen harus
terletak. Untuk setiap komponen perlu didefinisikan suatu ukuran dasar
sehingga kedua harga batas (maksimum dan minimum) dapat dinyatakan
dengan suatu penyimpangan terhadap ukuran dasar. Ukuran dasar ini
sedapat mungkin dinyatakan dalam bilangan bulat. Dalam penentuan
dimensi lobang dan poros diperlihatkan istilah istilah yang sering digunakan
yang diperlihatkan pada gambar berikut.

Untuk tujuan mempermudah penggambaran toleransi maka dibuat diagram


secara skematik denga catatan bahwa sumbu komponen selalu diletakkan di
bawah. Misalnya kedua penyimpangan dari lubang adalah positif dan kedua
penyimpangan poros adalah negatif maka diagram skematik yang
menunjukkan pasangan tersebut adalah sebagaimana gambar berikut ini.

Gambar diagram skematik untuk penggambaran toleransi dimensi/ukuran.


Posisi daerah toleransi baik utnuk lubang maupun untuk poros dapat terletak
diatas maupun dibawah garis nol. Pada gambar selanjutnya akan
diperlihatkan posisi daerah toleransi poros beserta notasi-notasi yang
menunjukan penyimpangannya.

Gambar posisi daerah toleransi poros terhadap garis nol.


Suaian
Apabila dua buah komponen akan dirakit maka hubungan yang terjadi yang
ditimbulkan oleh karena adanya perbedaan ukuran sebelum mereka
disatukan disebut suaian (fit).
Ada tiga jenis suaian :
1. Suaian Longgar.

yaitu suaian yang selalu menghasilkan kelonggaran. Daerah toleransi lubang


selalu terletak di atas toleransi poros.
2. Suaian Paksa (Interference fit)
yaitu suaian yang selalu akan menghasilkan kerapatan. Daerah toleransi
lubang selalu terletak dibawah daerah toleransi poros.
3. Suaian Pas (Transition fit)
yaitu suaian yang dapat menghasilkan kelonggaran ataupun kerapatan.
Daerah toleransi lubang dan daerah toleransi poros berpotongan (sebagian
saling menutupi).
Dalam ISO ditetapkan dua buah sistem suaian yang dapat dipilih yaitu
sistem suaian berbasis poros dan sistem suaian berbasis lobang. Pada sistem
suaian berbasis poros maka penyimpangan atas toleransi poros selalu
berharga nol (es=0). Sebaliknya untuk sistem suaian berbasis lubang maka
penyimpangan bawah toleransi lubang selalu bernilai nol (EI = 0).
Cara Penulisan Toleransi Dan Dimensi
Berbagai cara penulisan toleransi ukuran yang bisa dan biasa digunakan
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Bagi dimensi luar (poros) atau dalam (lubang) harganya dinyatakan dengan
angka (satuan dalam mm untuk sistem metrik) yang dituliskan diatas garis
tanda ukuran. Jika dilihat sepintas cara A kurang memberikan informasi
dibandingkan dengan cara B & C. Cara D, yang meskipun tidak secara
langsung menyebutkan harga batas-batas penyimpangan, tetapi simbol
toleransi dengan kode huruf dan angka (g7) mengandung informasi lain yang
sangat bermanfaat yaitu sifat suaian bila komponen bertemu pasangannya,
cara pembuatan dan metode pengukuran.

Rincian penjelasan cara penulisan toleransi adalah sebagai berikut :


A. Ukuran maksimum dituliskan diatas ukuran minimum. Merupakan cara
lama yang dipakai di Amerika dan Inggris (dengan satuan inchi). Cara
penulisan yang demikian ini, meskipun memudahkan penyetelan mesin
perkakas yang mempunyai alat kontrol terhadap dimensi produk, tetapi tidak
praktis dipandang dari segi perancangan yaitu dalam hal perhitungan
toleransi dan penulisannya pada gambar teknik.
B. Dengan menuliskan ukuran dasar beserta harga-harga penyimpangannya.
Penyimpangan atas dituliskan disebelah atasnya penyimpangan bawah,
dengan jumlah angka desimal yang sama (kecuali untuk penyimpangan nol).
Cara penulisan ini lebih baik dari cara A karena memudahkan baik bagi
siperancang untuk menghitung dan menuliskan toleransi maupun bagi si
pembuat (operator mesin) dalam usahanya untuk mencapai dimensi produk
yang diinginkan.
C. Serupa dengan cara B apabila toleransi terletak simetrik terhadap ukuran
dasar. Harga penyimpangan haruslah dituliskan sekali saja dengan didahului
tanda .
D. Cara penulisan ukuran (ukuran nominal) yang menjadi ukuran dasar bagi
toleransi dimensi yang dinyatakan dengan kode/simbol anjuran ISO. Cara ini
mulai banyak digunakan di negara-negara industri karena berbagai
keuntungan yang bisa diperoleh akibat penerapannya secara intensif.
Penggunaan standar ISO akan menguntungkan dalam hal :
memperlancar komunikasi sebab dilakukan secara internasional
mempermudah perancangan karena dikaitkan dengan fungsi
mempermudah perencanaan proses sebab menunjukkan aspek
pembuatan, dan
memungkinkan pengontrolan kualitas karena acuannya jelas.

Tanda Pengerjaan
Fungsi Tanda Pengerjaan
Permukaan benda kerja memegang peran yang penting dalam perencanaan
mesin, terutama untuk memperhitungkan gesekan, pelumasan, keausan,
dan sebagainya. Untuk itu teknisi harus memenuhi syarat permukaan yang
dikehendaki oleh perencana atau pemesan. Agar teknisi dapat memenuhi
permukaan yang sesuai, maka karateristik permukaan harus tercantum
dalam gambar teknik mesin, sehingga teknisi bisa mengerti permukaan apa

yang diinginkan. Untuk menghasilkan permukaan yang sesuai, maka pada


gambar kerja perlu adanya tanda-tanda pengerjaan yang dinormalisasi yang
diletakkan pada bagian-bagian dikehendaki permukaannya. Pelaksanaan
penempatan tanda pengerjaan ini juga mengharuskan perpanjangan pada
sebelah kanan sebagaimana gambar dibaca. Simbol dasar dari tanda
pengerjaan ini terdiri dari dua garis dengan ketinggian yang tidak sama
dengan perbandingan 1 : 2 yang membentuk sudut 60o satu sama lain (lihat
Gambar 37).

Tidak semua permukaan benda dikerjakan dengan mesin. Ada kalanya


karena sesuatu hal permukaan tersebut tidak dikerjakan, atau dibiarkan saja
dan juga bisa permukaan tersebut tidak boleh dibuang, karena ukurannya
sudah sangat pas. Konfigurasi permukaan yang bebas dikerjakan dengan
mesin apapun dan permukaan yang tidak diijinkan untuk dikerjakan adalah
seperti terlihat pada

Penulisan Tanda Pengerjaan


Pengerjaan permukaan yang mendapat pengerjaan mesin harus
dicantumkan dengan keterangan pada simbol dasar yang berbentuk segi

tiga. Adapun pengembangan spesifikasi dari penulisan simbol yang telah


diberi keterangan adalah seperti terlihat pada Gambar 38 di bawah ini.

Arah pengerjaan permukaan benda kerja sangat tergantung pada selera dan
kehalusan (kekasaran) yang diinginkan. Harga kekasaran dan kelas
kekasaran untuk beberapa nilai adalah seperti terlihat pada Tabel 5 di bawah
ini.

Tabel 5. Harga dan kelas kekasaran

Berkaitan dengan arah pengerjaan mesin, dibedakan menjadi enam bentuk


arah. Adapun simbol simbol (lambang) arahnya adalah seperti terlihat pada
Tabel 6 di bawah ini. Untuk nilai kelas kekasaran dari beberapa cara
pengerjaan mesin adalah seperti terlihat pada Tabel 7.
Tabel 6. Lambang arah pengerjaan permukaan

Bima
Yudha
D.N.
XI
Kimia
2

Anda mungkin juga menyukai