JAKARTA OFFICE
____________________________________________________________________________________________
Pada Tanggal 5 April 1972 PT Mermaid Textile Industry Indonesia resmi didirikan
dengan dasar Keputusan SK Presiden RI No.B-31/Pres/4/1972.
2.
Pada Bulan Oktober 1974 masa Trial Production berakhir atau dengan kata lain telah
memasuki masa Saat Mulai Berproduksi (SMB) dengan dasar keputusan SK KIP
Mojokerto No.04/PK/PMA-PMDN/1974 tertanggal 18 Desember 1974.
3.
PT. Mermaid Textile Industry mengalami masa Bebas Pajak (Tax Holidays) selama 5
tahun yaitu sejak Bulan Oktober 1974 sampai dengan Bulan September 1979.
4.
Pada Tangal 06 Agustus 1975 PT. Mermaid Textile Industry Indonesia diresmikan
oleh Presiden RI Soeharto.
Jumlah Modal
: US $ .40,560,000,Pemegang Saham :
Shikibo - Ltd
US $ 39,760,000,- (98 %)
Nomura Trading Co. Ltd
US $
800,000,- ( 2 %)
JAKARTA OFFICE
____________________________________________________________________________________________
E. BENTUK PERUSAHAAN
1.
2.
Anggaran Dasar Perusahaan dituangkan dalam lembaran berita negara No. 521 Tahun
1973 dengan perubahan No. 1895 Tahun 1994, serta perubahan terakhir dengan akte No.
6 tahun 2006.
3.
Badan usaha ini adalah Industri tekstil, yang lengkapnya disebut juga Integrated Textile
Mill. Dalam hal ini usaha-usaha yang dijalankan antara lain : Spining, Weaving,
Knitting, Bleaching, Dyeing, Printing dan Processing dengan bahan baku cotton,
polyester, polyester cotton, blended, dan atau semua macam synthetic blended Fabrics
lainnya.
Luas tanah
Status tanah
Awal Proses
Perpanjangan Ke-2
: 171.430 M2
: Hak Guna Bangunan (HGB).
: 03 Mei 1976 s/d 04 Mei 1996 (20 tahun )
: 23 Juni 1995 s/d 22 Juni 2025 (30 tahun)
AG 364365
AG 364369
AG 364368
AG 364367
AG 364366
AG 364370
TOTAL
LUAS TANAH
25.980 M2
31.050 M2
31.430 M2
19.460 M2
53.500 M2
15.010 M2
171.430 M2
MASA BERLAKU
23 Juni 1995 s/d 22 Juni 2025
23 Juni 1995 s/d 22 Juni 2025
23 Juni 1995 s/d 22 Juni 2025
23 Juni 1995 s/d 22 Juni 2025
23 Juni 1995 s/d 22 Juni 2025
23 Juni 1995 s/d 22 Juni 2025
23 Juni 1995 s/d 22 Juni 2025
G. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi merupakan stuktur yang menggambarkan wewenang dan taggung
jawab dari masing-masing tingkatan jabatan yang meliputi dari Sub Group Leader sampai
dengan Presiden Direktur. ( Lampiran .1 )
JAKARTA OFFICE
____________________________________________________________________________________________
Presiden Director.
Menetapkan dan mengambil keputusan dalam menjalankan kebijaksanaan
perusahaan.
Melaksanakan dan menentukan kebijaksanaaan perusahaan yang digariskan oleh
Board of Director.
3.
Director Keuangan
Mengatur perencanaan keuangan
Membuat kebijaksanaan, mengawasi dan memeriksa keuangan perusahaan.
Membuat laporan-laporan keuangan setiap bulan dan tiap-tiap tahun sebagai
pertanggung jawaban kepada President Director.
Bekerja sama dengan Direktur lainnya untuk menyusun angggaran keuangan
perusahaan.
4.
Direktur Marketing
Bertanggung jawab atas:
a. Tercapainya rencana penjualan dengan hasil produksi
b. Rencana dan peninjauan harga pada waktu-waktu tertentu
c. Rencana pengolahan budget dalam hal perongkosan dan biaya penjualan
Didalam tugasnya sehari-hari harus bekerja sama dengan Direktur lainnya.
5.
Direktur Produksi
Dalam menjalankan tugas dan kewajibanya bertanggung jawab kepada President
Director yaitu dalam meningkatkan hasil produksinya.
3
JAKARTA OFFICE
____________________________________________________________________________________________
1.
Direktur Teknik
Membuat perencanaan dan pengawasan umum segala kegiatan di dalam pabrik
sesuai dengan instruksi President Director.
Membantu President Director dalam membuat kebijaksanaan masalah produksi
Bekerja sama dengan Directorat lainnya untuk menentukan rencana produksi.
7.
Direktur Muda
Dalam struktur organisasi perusahaan, dibagi menjadi empat bagian koordinasi guna
mempermudah pembagian kerja yaitu bagian material, bagian finishing, bagian office
dan manajemen. Bagian Material dan Finishing dipimpin oleh Direktur Muda Produksi
sedangkan bagian bagian office dan manajemen dipimpin oleh direktur muda
manajemen. Adapun tugas dan tanggung jawab Direktur Muda adalah sebagai berikut :
8.
Accounting Manager
Mengatur dan memelihara catatan-catatan keuangan
Membuat kalkulasi harga pokok barang-barang hasil produksi perusahaan.
Membuat Laporan Keuangan perusahaan.
Membuat Laporan Perpajakan
Bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan
9.
Production Manager
Bertanggung jawab kepada Direktur Produksi
4
JAKARTA OFFICE
____________________________________________________________________________________________
13.
14.
I.
J.
Foreman
Bertanggung jawab kepada Section Chief
Mengawasi kinerja suatu kelompok kerja yang dipimpin group leader.
Melaporkan segala aktifitas suatu kelompok kerja kepada section chief.
NAMA
NOMOR PASPORT
KETERANGAN
DI JEPANG
MASAYUKI IKENAGA
DI JEPANG
YUJI SEJIMA
TZ 6044565
MAMORU KATO
TE 6643680
YOSHIHITO SUZUKI
TG 3141583
MASAKI ISHIDA
TG 7561307
President Director
Director
Supervisor/Advisor
: 1 (satu) orang
: 3 (tiga) orang
: 6 (Enam) orang
5
JAKARTA OFFICE
____________________________________________________________________________________________
K.
SISTEM PEMBUKUAN
1. System Pembukuan yang digunakan adalah Combination Book Keeping System yang
kami angkat dari Japanese System.
2. Biaya biaya yang timbul dalam perhitungan akuntansi :
a. Direct Cost
Fixed Cost
: biaya-biaya tetap
Variable Cost: biaya-biaya yang tidak tetap
Stoct & Supplies
: biaya-biaya untuk bahan baku dan bahan pembantu
b.
Indirect Cost
General & Selling Expenses
Non Operating Expenses
Non Operating Income
: biaya-biaya umum
: biaya- biaya yang tidak terduga
: pemasukan tak terduga dan pemasukan
lain-lain
L. PERSONALIA
1.
Saat ini jumlah karyawan dan karyawati PT. Mermaid Textile Industry Indonesia
adalah 841 orang (termasuk staf Jakarta office) dengan komposisi sebagai berikut :
Laki-laki
: 706 Orang
Perempuan
: 113 Orang
Jumlah
: 819 Orang
2.
Penggajian karyawan dilakukan sebulan sekali, yaitu setiap Tanggal 1 (satu) bulan
yang berjalan. Untuk mempermudah dan menjamin keamanan dalam system
penggajian, pembayaran gaji dilakukan melalui ATM pada bank yang telah ditunjuk
perusahaan. Prinsip yang digunakan dalam perhitungan gaji karyawan adalah No
Work No Pay yaitu berprestasi, berproduksi dan berkarya dulu, baru gaji/upah
diterimakan. Hal ini berbeda jauh dengan system penggajian para pegawai negeri.
3.
JAKARTA OFFICE
____________________________________________________________________________________________
d.
e.
f.
g.
JAKARTA OFFICE
____________________________________________________________________________________________
6.
Kesemuanya ini tidak lepas dari segala kebijakan perusahaan yang dicantumkan dalam
KKB (Kesepakatan Kerja Bersama), baik dalam bentuk tuntunan maupun dalam bentuk
sanksi.
M. SERTIFIKASI ISO
Persaingan yang sangat ketat akibat diterapkannya Pasar Bebas Dunia menuntut adanya
perbaikan dan standarisasi mutu produk agar mampu bersaing dengan produk lainnya.
Oleh karena itu PT. Mermaid Textile Indonesia mulai menetapkan standart mutu dan
lingkungan atau yang lebih dikenal dengan sertifikasi ISO 9001 14001. Pada Tahun
2003 PT. Mermaid Textile Industry Indonesia memperoleh sertifikasi dari SGS (Societe
Generale De Surveillance), yaitu :
1. Manajemen Mutu (ISO 9001 : 2000)
2. Manajemen Lingkungan (ISO 14001 : 1996)
II. METODE PENYEDIAAN BAHAN BAKU
A.
JAKARTA OFFICE
____________________________________________________________________________________________
4. TANGGUNG JAWAB
Bagian Impor
Petugas Gudang
5. URAIAN PROSEDUR
a. Kapas datang di Pabrik diterima langsung oleh Bagian Gudang Operating.
Bagian Gudang Operating akan mengecheck surat jalan yang dikirim dari
Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan ( PPJK ) Tanjung Perak Surabaya.
b. Bagian Gudang Operating membongkar kapas yang telah sesuai dengan
dokumen yang ada.
c. Bagian Gudang Operating menata/menyusun kapas yang telah dibongkar sesuai
jenis kapas yang datang
d. Bagian Gudang Operating melakukan pencatatan atas raw cotton yang dating.
Jika ada kapas yang rusak atau container yang rusak Bagian Gudang Operating
menginformasikan masalah ini ke Bagian Operating.
e. Bagian Operating melakukan klaim atas barang yang rusak tersebut ke
Asuransi Tokio Marine Surabaya Jika Kapas yang rusak dan apabila container
yang rusak akan menginformasikan ke PPJK
f. Bagian Gudang Operating melakukan check fisik setiap hari atas persediaan
kapas yang ada
g. Bagian Gudang Operating Membuat laporan Penerimaan barang dan pengeluaran
barang setiap Bulan serta membuat laporan fisik/posisi/tempat raw material ke
Bagian Operating
h. Bagian Gudang Operating melayani permintaan pengiriman kapas ke spinning
sesuai dengan surat permintaan yang dikirim oleh Bagian Spinning
i. Bagian Gudang Operating menginformasikan ke Bagian Operating jika ada
Raw material cotton yang stocknya tinggal sedikit
j. Bagian Operating akan berkoordinasi dengan Bagian Spinning untuk melakukan
Operating barang atas raw material yang stocknya tinggla sedikit.
3.
AKTIVITAS PRODUKSI
PT. Mermaid Textile Industry Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang manufactur dengan spesialisasi industri tekstil. Dalam proses produksinya,
perusahaan ini terbagi menjadi beberapa departemen, antara lain :
1. Spinning Departement
2. Weaving Departement
3. Finishing Departement
JAKARTA OFFICE
____________________________________________________________________________________________
Utility Departement
Personalia Departement
Administrasi Departement
Accounting Departement
Delivery Departement
6.
7.
8.
9.
Operating Departement
Marketing Departement
Komputer Departement
ISO Departement
A. PROSES PRODUKSI
1.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Blowing Process (jumlah mesin 4 dengan spesifikasi 2 mesin untuk cotton dan 2
mesin untuk tetoron) yaitu proses pembuatan LAP cotton atau tetoron dengan
berat yang telah ditentukan sesuai dengan standart, baik untuk cotton maupun
tetoron. Cara kerjanya yaitu dengan pembongkaran gumpalan-gumpalan cotton
atau tetoron yang sekaligus membersihkan kotoran-kotoran yang terdapat pada
materials tersebut di atas.
Carding Process (jumlah mesin 57 dengan spesifikasi 34 mesin untuk cotton
dan 23 mesin untuk tetoron) yaitu proses pembuatan SLIVER cotton atau
tetoron dengan cara penarikan LAP serta membersihkan kotoran-kotoran yang
masih ada serta serat-serat yang kecil atau pendek.
Pre Drawing Process (jumlah mesin 2, hanya untuk cotton) yaitu proses
persiapan untuk pembentukan LAP cotton dengan cara meluruskan serat-serat
cotton dari beberapa SLIVER cotton yang dikumpulkan menjadi satu SLIVER
cotton dengan standart berat yang telah ditentukan.
Lap Former Process (jumlah mesin 1, hanya untuk cotton) yaitu proses
pembetukan LAP cotton dari beberapa SLIVER cotton hasil proses di Pre
Drawing.
Comber Process (jumlah mesin 6, hanya untuk cotton) yaitu Proses
penggarukan (mengurangi) serat-serat pendek pada LAP cotton yang
menghasilkan SLIVER cotton kembali.
Drawing Process yaitu proses pencampuran cotton dengan tetoron dalam
perbandingan standard (65 % komposisi tetoron dan 35 % komposisi cotton).
Dalam pencampuran ini ada 3 (tiga) tahap untuk mendapat hasil campuran yang
baik, dimana SLIVER ini masih mempertahankan komposisi 65 % tetoron dan
35 % cotton.
Roving Process (jumlah mesin 7 buah) yaitu proses penarikan SLIVER untuk
dijadikan benang pendahuluan yang masih besar dengan sedikit pintiran (twist)
yang disebut ROVING atau istilah Bahasa Jepang SINO.
10
JAKARTA OFFICE
____________________________________________________________________________________________
h.
i.
j.
k.
2.
Ring Spinning Process (jmlah mesin 50 x 400 mata pintal) yaitu proses
pembuatan benang yang dikehendaki dengan cara diadakan penarikan pada
benang ROVING atau SINO.
RT Winder Process (jumlah mesin 12 buah) yaitu proses penggulungan benang
jadi hasil ring spinning dengan berat tertentu berbentuk CHEESE untuk
mempermudah dalam penyimpanan proses tenun atau untuk dijual.
Double Machine yaitu mesin yang digunakan dalam proses penggulungan
benang menjadi double.
Twister Machine yaitu mesin yang digunakan untuk membuat dan membentuk
pintiran (twist) benang.
Proses Pertenunan
a. Tappet atau Plain (jumlah mesin 644 buah) yaitu proses penenunan
dengan menggunakan mesin tappet yang akan mendapatkan anyaman
polos atau anyaman plain.
b. Dobby (jumlah mesin 64 buah) yaitu proses penenunan dengan
menggunakan mesin dobby yang akan mendapatkan anyaman timbul.
C. Proses Pemeriksaan
a. Inspecting Process yaitu pemeriksaan kain mentah untuk menentukan
grade/kualitas kain mentah serta memperbaiki cacat kalau ditemukan
kemungkinan-kemungkinannya.
b. Folding Process yaitu proses pelipatan kain mentah yang telah diperiksa
untuk memudahkan pengiriman ke proses Finishing.
11
JAKARTA OFFICE
____________________________________________________________________________________________
3.
12
JAKARTA OFFICE
____________________________________________________________________________________________
1.
2.
7.
26.272 Spindle
550.400 lbs/bln
(6.604.800 lbs/th)
3.
Singeing M/C
Disizing & Scouring M/C
Bleaching M/C
Mercerizing M/C
Pad Dryer M/C
Baking M/C
Heat Setter M/C
Pad Stoamer M/C
Compressive Shrinking M/C
Sanfirizing M/C
JAKARTA OFFICE
____________________________________________________________________________________________
b.
KODE
BHN
JENIS
M 4000
M 4400
T/C
M 4350
M 1600
M 1700
Broad Cloth ( 45
inc )
T/C Poplin Clott / S.P
T/C Lawn
T/C Batiste
M 1710
T/C
M 3000
T/C
M 1550
T/C
M 5000
T/C
M 5030
M 5360
M 4360
M 3950 e
M 3100
M 6000
M 7000
T/C
T/C
T/C
T/C
T/C
T/C
T/C
NO
17
18
KODE
BHN
M 8000
T/C
M 8330
T/C
JENIS
Dobby Poplin
Chambrey
Dobby Pique
19
20
21
22
M 1800
T/C Lawn Sripe Nep
M 3600
T/C Dobby Fancy
M 5360/S T/C Interlining
M 2500
Batiste / Texmaco
T/CR Dobby Rayon Bright
etc
23 M 4200
Oxford
T/C Dobby Voile
etc
24
Interlining ( M
Star Dust
M 5380
T/C
1600 )
25
Interlining ( M
Voile Strip & Nep
M 5370
T/C
1700 )
Voile Plain
26 M 1750
T/C C V C
Interlining
27 M 4600
T/C All Cotton
Interlining
28 M 1740
T/C Bed Cloth
Dofu
29 M 1570
T/C Cord Nep
Dobby Oxford
30 M 2310
T/C Embroidery
Dobby Poplin Stripe 31 M 4402
T/C Dobby C V C
Dobby Poplin
32 M 9530
T/C Dobby Poplin Nep
KEGIATAN PEMASARAN
A. PROSEDUR PENJUALAN EXPORT
1. TUJUAN
Untuk memastikan penanganan atas order dari pihak buyer berjalan sesuai dengan
jadwal yang telah disepakati.
2. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penerapan prosedur ini adalah mulai dari penerimaan order dari
pembeli sampai dengan pengiriman barang.
3. DEFINISI
- P.O Sheet
14
JAKARTA OFFICE
____________________________________________________________________________________________
- Lab Dip
- Color Approval
- Instruction Sheet
:
:
- Contract Note
- Nyuko
- Shipping Document
:
:
- Consignee
- Shipping Marks
:
:
- Outstanding Contract
- Sales Record
4. TANGGUNG JAWAB
- Bagian Marketing
- Bagian Finishing (untuk finished goods dan kain mentah)
- Bagian Spinning (untuk benang/yarn)
- Bagian Weaving (untuk kain mentah/greige)
- Bagian Delivery / Ekspor
5. URAIAN PROSEDUR
1. Penerimaan Order
a. Menerima P.O Sheet atau permintaan dari pihak pembeli melalui faxsimile atau
email.
b. Dari P.O / permintaan tersebut , pihak marketing akan melakukan pengecekan atas :
- Kondisi Stock Bahan Baku
- Kondisi Warna (khusus untuk finished goods)
Ada 3 kondisi pada setiap order yang datang dari pihak pembeli mengenai Warna,
yaitu :
1. Proses sesuai dengan contoh dari pembeli
Bagian marketing akan memberikan instruksi kepada bagian finishing untuk
melakukan produksi tanpa membuat contoh warna (Lab.Dips) terlebih dahulu.
15
JAKARTA OFFICE
____________________________________________________________________________________________
2.
2. Penetapan Harga
- Berdasarkan Klasifikasi warna (W/L/M/D/SD) khusus untuk finished goods
- Berdasarkan kontrak yang lalu
- Berdasarkan negosiasi apabila ada kenaikan harga
3.
Pemenuhan Order
- Dari booking confirmation bagian merketing akan membuat Instruction Sheet
(dengan online system) dan didistribusikan kepada bagian finishing / spinning /
weaving dan bagian delivery/ekspor. Selain instruction sheet , bagian marketing
juga membuat Contract Note yang akan didistribusikan kepada Pembeli (Asli),
Bagian finishing / spinning / weaving dan Bagian Delivery /Ekspor (copy).
- Bagian finishing / spinning / weaving akan melaksanakan proses produksi
berdasarkan informasi yang terangkum dalam Instruction Sheet.
- Bagian marketing melakukan pemantauan terhadap proses produksi berdasarkan
Outstanding contract yang dibuat.Hasil dari pemantauan tersebut akan
diinformasikan kepada pihak pembeli. Apabila pesanan telah terpenuhi, bagian
marketing akan menginformasikan kondisi barang serta rencana pengapalan.
Memberitahukan kepada pihak pembeli apabila ada keterlambatan dalam
penyelesaian pesanan, Dengan tujuan agar pembeli menyetujui jadwal baru yang
diajukan. Apabila buyer bisa menerima, hal tersebut tidak menjadi masalah.
Memberikan alternatif lain terhadap proses pengapalan (Dengan kapal yang
langsung ketujuan ) apabila ada selisih harga terhadap pengapalan tersebut
16
JAKARTA OFFICE
____________________________________________________________________________________________
merupakan tanggung jawab si pengirim atau negosiasi dari kedua belah pihak
( pembeli dan penjual) .
Bagian marketing menanyakan shipping mark dan consignee kepada pembeli.
Bagian marketing melakukan koordinasi dengan bagian Delivery/ekspor dan
bagian Finishing / Spinning / Weaving :
Memberikan waktu pengapalan yang tepat kepada pihak pembeli berdasarkan
hasil kesepakatan antara bagian marketing , delivery/ekspor dan finishing. Apabila
pembeli setuju dengan tanggal pengapalan yang di tawarkan maka bagian
marketing akan memberikan nomor kontrak yang diberi kode MEX (untuk
finished goods) / MKY (untuk benang) / MEGY (untuk kain mentah) kemudian
akan mengirimkan booking confirmation berupa email kepada pihak pembeli,
bagian finishing / spinning / weaving dan bagian delivery/ekspor. Apabila pembeli
menolak tanggal pengapalan tersebut maka akan dilakukan negosiasi kembali.
Pihak marketing akan memberikan instruksi pengapalan kepada bagian
delivery/ekspor.
Pihak delivery / ekspor akan melaksanakan pengapalan sesuai dengan kondisi
terakhir yang telah diberitahukan kepada pembeli.
Bagian Marketing meminta shipping dokumen kepada Bagian Delivery/Ekspor
untuk disampaikan kepada pihak pembeli melalui faxsimile sebelum tanggal
keberangkatan kapal.
Membuat laporan penjualan Sales Record untuk periode satu bulan.
Membuat outstanding contract yang berisikan kontrak kontrak yang belum
dikapalkan.
Proses penanganan dianggap selesai, selanjutnya melakukan pemantauan
pembayaran atas barang-barang yang telah dikapalkan
JAKARTA OFFICE
____________________________________________________________________________________________
- Bagian Pengiriman
4. URAIAN PROSEDUR
a.Pesanan diterima melalui :
- Lisan / Telephon
- Faximile berupa Memo dan atau Purchase Order (P/O)
- E-mail
- Pesanan dipelajari untuk disesuaikn dengan kondisi yang ada dan perlu konfirmas dari
Bag. Produksi.
- Pesanan dirundingkan, meliputi :
- Jenis dan Mutu Barang (Pesanan)
- Jumlah barang yang dipesan
Spesifikasi barang tertentu.
Harga yang didasarkan kepada pertimbangan :
- Ongkos produksi
- Harga Pasar
- Harga yang lalu
- Kondisi pembayaran dengan beberapa pilihan, antara lain :
- Kredit
- Cash setelah delivery/penyerahan barang
- Cash sebelum delivery/penyerahan barang
- Penyerahan barang sesuai dengan permintaan/waktu dari pembeli atau menurut
kesanggupan pabrik.
- Lain-lain bersifat spesific.
b.Pembuatan Contract Note
Setelah perundingan order disepakati maka dibuat contract note sebanyak 5 ply, masingmasing lembar :
1
= Pembeli
2
= Marketing
3
= Produksi
4
= Accounting
5
= Pengiriman
b. Pemenuhan Order
- Instruksi produksi
Setelah prosedur Penerimaan order dipenuhi maka harus dibuat instruksi produksi secara
komputerisasi dan dalam bentuk Instruction Sheet.
- Pihak produksi (Dyeing dan Finishing) melaksanakan proses produksi sesuai isi
Instruction sheet dan selanjutnya bila ada yang kurang atau ada perbaikan pihak
marketing membuatkan revisi. Instruction pada lembar Additional Instruction Sheet
secara manual.
18
JAKARTA OFFICE
____________________________________________________________________________________________
ii.
PELANGGAN UTAMA
1.
2.
3.
19
5.
MASAKI ISHIDA
DIREKTUR KEUANGAN