Anda di halaman 1dari 43

Senin, 18 Februari 2008

Ekonomi
Politik di
Indonesia
Eep Saefulloh Fatah
[fatah.1@ui.edu]

FUNGSI

INPUT

Tuntutan
Dukungan

INPUT

Sosialisasi
& Rekrutmen
Artikulasi

EKSEKUTIF
Presiden, Kabinet

Agregasi

LEGISLATIF

YUDIKATIF

DPD

MA

DPR

MK

Komunikasi
BIROKRASI

Kelompok
Kepentingan

Media
Massa

Partai
Politik

MILITER

KOTAK KONVERSI

PEMERINTAH DAERAH
FUNGSI

OUTPUT

OUTPUT

Perumusan Kebijakan

FEEDBACK

PEMILIH,

Implementasi Kebijakan
Penghakiman Kebijakan

WARGA NEGARA

LINGKUNGAN DALAM: EKONOMI POLITIK

BATAS

SISTEM POLITIK

LINGKUNGAN LUAR

Budaya Politik &


Ekonomi Politik
Sebagai Lingkungan
OUTPUT

Political
Culture

INPUT

Political
System

INPUT

Political
Economy

OUTPUT

MATERI KULIAH
1. Faktor-faktor Ekonomi yang
Mempengaruhi Sistem Politik
2. Dinamika Ekonomi Politik
Indonesia
3. Perekonomian, Dunia Usaha
dan Politik Birokrasi
4. Contoh-contoh Kasus

FaktorFaktor
Ekonomi

Faktor-Faktor
Ekonomi
Pendapatan per kapita
Pertumbuhan Ekonomi
Kesenjangan ekonomi
Inflasi
Tingkat Pengangguran
Tingkat kemiskinan
Dan lain-lain

East Asia and Pacific (2007)


Income
Category
High income
Upper middle
income

Lower middle
income

Low inco m e

Country

Population

Brunei
Singapore
Hong Kong, China
Taiwan, China
Palau
Malaysia
Fiji
Marshall Islands
Thailand
Micronesia
Samoa
Tonga
China
Vanuatu
Indonesia
Philippines
Kiribati
Mongolia
Timor-Leste
Papua New Guinea
Vietnam
Solomon Islands
Lao PDR
Cambodia

381,161
4,393,208
7,010,960
22,764,098
20,200
25,766,595
853,485
65,382
64,724,421
110,985
185,583
102,448
1,311,797,691
215,341
223,041,631
84,589,763
100,550
2,584,655
1,029,194
5,995,264
84,108,100
489,227
5,759,402
14,350,856

GNI per
capita (US$)
36,216
29,320
28,460
17,230
7,990
5,490
3,300
3,000
2,990
2,380
2,270
2,170
2,010
1,710
1,420
1,420
1,230
880
840
770
690
680
500
480

Sumber: World Bank (2007), Doing Business 2008

Pertumbuhan Ekonomi

Kesenjangan Ekonomi Indonesia

1. Jakarta - Luar Jakarta


2. Jawa - Luar Jawa
3. Indonesia Bagian Barat Indonesia Bagian Timur
4. Kota - Desa
5. Pusat - Daerah

Dinamika
Ekonomi
Politik
Indonesia

Dinamika
Ekonomi Politik Indonesia
Revolusi
Kemerdekaan

4 tahun, 6 bulan,
10 hari
[17/8/45 27/12/49]

Fondasi negara modern sedang dibangun. Revolusi kemerdekaan


menjadi agenda pokok. Masalah-masalah ekonomi belum menjadi
perhatian. Penataan kehidupan ekonomi masyarakat masih
terbengkalai.

Parlementer

7 tahun, 1 bulan,
25 hari
[27/12/49 21/2/57]

Pemerintahan parlementer jatuh bangun dalam rentang waktu


pendek. Program-program ekonomi mulai diperhatikan. Tapi, karena
instabilitas pemerintahan, perekonomian masih terbengkalai.

Sukarno

9 tahun, 20 hari
[21/5/57 11/3/66]

Kediktatoran personal. Sentralisasi dan penyeragaman. Programprogram politik lebih dikedepankan. Politik sebagai panglima. Poros
Jakarta-Peking. Indonesia terisolasi. Kesenjangan sangat terasa.
Sukses mobilisasi politik dan gagal ekonomi.

Soeharto

Kediktatoran personal. Sentralisasi dan Penyeragaman. Produktivitas


32 tahun, 2 bulan, ekonomi, yes; konflik politik, no. Pengembangan investasi domestik
10 hari
dan asing. Pembangunan dikembangkan berbasis pertumbuhan dan
[11/3/66 pragmatisme. Kesenjangan berkembang. Ekonomi berkembang,
21/5/98]
demokrasi terbengkalai.

Reformasi

9 tahun, 9 bulan
[21/5/98 18/2/08]

Demokratisasi berjalan. Desentralisasi. Prosedur demokrasi


berkembang tetapi perbaikan ekonomi berjalan lamban.
Kemiskinan, tingginya tingkat pengangguran dan besarnya
kesenjangan masih menjadi persoalan serius.

Demokrasi Terpimpin
Antara tahun 1960-1965, pertumbuhan

ekonomi sangat rendah, yakni rata-rata 2,1%

Pada tahun 1966, inflasi mencapai 650%!


Di penghujung Demokrasi Terpimpin, daya beli
masyarakat sangat rendah, sementara terjadi
pula kelangkaan barang-barang pokok.

Terjadi krisis ekonomi parah yang dirasakan


semua kalangan tanpa kecuali.

Angus McIntyre: Sukarno sukses memompa


optimisme politik rakyat tapi gagal mengisi
perut mereka.

EKONOMI
ORDE BARU

1966-1998

Catatan Positif [1]


Pendapatan per kapita Indonesia pada
1969 adalah $70, atau setengah dari
India.

Pada 1993, pendapatan per kapita


naik menjadi $700, atau dua kali
India.

Pertumbuhan ekonomi selama 25

tahun bertahan pada angka 7-8%.

Pada tahun 1980-an dan 1990-an,

inflasi sekitar 10%. Pada 1996, inflasi


bisa ditekan ke angka 6,5%.

Catatan Positif [2]


Pada tahun 1980 Indonesia mencapai
swasembada pangan

Pada 1985 Soeharto menerima

penghargaan untuk prestasi Swasembada


itu dari Badan Pangan Dunia (FAO), di
Roma.

Pada Sidang MPR 1983, Soeharto


dikukuhkan sebagai Bapak
Pembangunan

Catatan lain: pembangunan infrastruktur,


termasuk telekomunikasi (satelit) dan
pendidikan.

Kemiskinan (%)
60

60.0

45
40.0

30
21.0

15
11.3

1967

1980

1987

1996

Catatan Negatif
Kemiskinan struktural meluas
Pengangguran terbuka dan terselubung berkembang.
Kesenjangan distribusi pendapatan dan kekayaan
(kesenjangan sosial) melebar.

Kesenjangan regional dalam pembangunan berkembang.


Terjadi konsentrasi kekuasaan ekonomi swasta di
tangan para konglomerat.

Ekonomi rakyat tidak dikembangkan.


Beban utang luar negeri makin memberat dari waktu ke
waktu.

Kekuatan asing dalam ekonomi nasional terlalu kuat.

Jika Ibu/Bapak bandingkan, mana yang lebih


baik di antara kondisi ekonomi Indonesia di
bawah Presiden Soeharto ataukah kondisi
Indonesia saat ini di bawah Presiden SBY?

Di bawah Soeharto
Di bawah SBY
Sama baiknya
Sama tak baiknya
Tak menjawab
Sumber: Lingkaran Survei
Indonesia, 2006

Menurut Ibu/Bapak, kondisisi ekonomi di masa


manakah yang lebih baik, Orde Lama di bawah
Sukarno, Orde Baru di bawah Soeharto atau era
Reformasi saat ini?

Sumber: Lingkaran Survei Indonesia, 2006

Presiden Terbaik
di Mata Publik

Survei nasional Lembaga Kajian dan Survei Nusantara (LaKSNu), 1.000 orang responden, Oktober
2007.

Catatan
Orde Baru menggiatkan pembangunan ekonomi. Tetapi, pada saat
yang sama mengorbankan demokrasi. Kebebasan, partisipasi,
keterwakilan, mandat, dan keadilan tidak dikembangkan.

Herbert Feith menyebutnya sebagai Repressive

Developmentalist Regime, Rezim pembangun yang reperesif.


Contoh terdekat: Singapura dan Malaysia.

Demokrasi dikorbankan untuk pembangunan ekonomi.

Celakanya, ekonomi pun dibangun di atas fondasi yang rapuh.

Pilihan bagi Indonesia sekarang bukanlah meninggalkan demokrasi


untuk mengejar ketertinggalkan ekonomi.

Yang dibutuhkan adalah meningkatkan kualitas demokrasi


sehingga mampu mencapai kesejahteraan.

BUKTI SEJARAH: Demokrasi lebih menyejahterakan.

Demokrasi dan Pendapatan


Perkapita (1950-2000)
Pendapatan per Kapita

Demokrasi

Non-Demokrasi

0 - $ 2.000

16,2%

83,8%

$ 2.001 - $ 4.000

39,2%

60,8%

$ 4.001 - $ 6.000

50,8%

49,2%

$ 6.001 - $ 7.000

79,1%

20,9%

> $ 7.000

94,8%

5,2%

SUMBER: Adam Przeworski, dkk., Democracy and Development (2002)

Ekonomi,
Dunia
Usaha &
Birokrasi

Dunia Usaha dan Birokrasi


INPUT: Perekonomian

mempengaruhi keputusan
politik, antara lain dalam
bentuk pengaturan dan
reformasi birokrasi.

OUTPUT: Reformasi

birokrasi mempengaruhi
perkembangan ekonomi
dan dunia usaha.

FEEDBACK: Respons dunia

usaha menjadi bahan


pertimbangan bagi
kelangsungan penataan dan
reformasi birokrasi.

INPUT BARU terbangun.

Di antara 178 negara yang diteliti World Bank (2007),


Indonesia berada di ranking 123 dalam hal tingkat
kemudahan berusaha
200
164

150

166

133
123
91

100

50
24
15

1
Singapura

Thailand

Malaysia

Vietnam

Indonesia

Philippines

Lao PDR

SUMBER: World Bank, Doing Business 2008: Indonesia (2007)

Timor-Leste

Ranking Kemudahan
Usaha Indonesia
KATEGORI

RANKING

Kemudahan Berusaha

123

Memulai Usaha

168

Pengurusan Perizinan

99

Memperkerjakan buruh/karyawan

153

Mendaftarkan properti

121

Memperoleh kredit

68

Proteksi terhadap investor

51

Pembayaran pajak

110

Perdagangan lintas-wilayah

41

Pengurusan Kontrak

141

Penutupan usaha

136

SUMBER: World Bank, Doing Business 2008: Indonesia (2007)

Catatan
Reformasi birokrasi dalam kaitan dengan pengembangan dunia
usaha di Indonesia masih terbengkalai

Tersedia hubungan sibernetik (ingat kuliah minggu pertama!)


di antara kondisi perekonomian (lingkungan), aspirasi dunia
usaha (input), dan reformasi birokrasi yang dibutuhkan
(output).

Setipa langkah reformasi (positif maupu negatif) dalam kaitan

dengan birokrasi dunia usaha akan denga serta merta


memperoleh respons dari kalangan pelaku dunia usaha. (Proses
feedback dan pembentukan input baru).

Kemajuan ekonomi Indonesia hanya mungkin terwujud jika sistem


politik mengelola semua proses itu dengan baik.

ContohContoh
Kasus

CONTOH 1

EKONOMI DAERAH
DAN PENGARUHNYA
TERHADAP SISTEM POLITIK

Di tengah proses demokratisasi, meningkatlah

tuntutan daerah agar perekonomian daerah lebih


diperhatikan
Tuntutan itu diproses dalam sistem politik. Salah
satu bentuk akomodasinya adalah
dikembangkannya model otonomi daerah
Otonomi daerah memperkuat daya tawar daerah
berhadapan dengan pemetintahan pusat
Otonomi daerah pun memfasilitasi perkembangan
ekonomi daerah
Terlepas dari berbagai kelemahannya, praktik
otonomi daerah telah mendongkrak ekonomi
daerah menjadi lebih baik.

Distribusi Kredit Bank

1997
Jakarta
Sumatera
East Java
West Java, Banten
East Indonesia
Central Java & Yogya

Sumber: BNP Paribas

Distribusi Kredit Bank

4 Bulan
Pertama
2007
Jakarta
Sumatera
East Java
West Java, Banten
East Indonesia
Central Java & Yogya

Sumber: BNP Paribas

Distribusi Kredit Bank


1997

4 Bulan Pertama 2007

Jakarta
East Java
East Indonesia

Sumatera
West Java, Banten
Central Java & Yogya

Sumber: BNP Paribas

Gross Regional Domestic Product (GRDP)


Sebelum dan Sesudah Desentralisasi
1993-1996

2001-2005

Provinsi

1993-1996

2001-2005

NAD

1.74

1.78

Kalteng

9.58

5.42

Sumatera Utara

9.18

5.43

Kalsel

9.25

4.81

Sumatera Barat

8.08

5.29

Kaltim

8.00

2.03

Riau

4.76

3.53

Sulut

8.1

3.76

Jambi

8.49

5.45

Sulteng

8.51

6.58

Sumatera Selatan

8.26

4.45

Sulsel

7.94

5.16

Bangka Belitung

7.75

Sultra

6.59

7.26

Bengkulu

6.66

5.32

Bali

7.86

4.19

Lampung

8.51

5.00

NTB

7.8

3.88

DKI Jakarta

8.99

5.55

NTT

8.57

4.33

Jawa Barat

8.15

4.85

Maluku

6.82

4.17

Jawa Tengah

7.19

4.75

Papua

14.19

3.51

Yogyakarta

7.91

4.78

Banten

5.43

Jawa Timur

8.26

5.23

Gorontalo

6.84

Kalimantan Barat

9.25

4.27

TOTAL

8.13

4.73

Provinsi

SUMBER: Biro Pusat Statistik (BPS)

CONTOH 2

Keterbatasan
Anggaran
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup

Perbandingan Alokasi
Anggaran LH terhadap APBN

Sumber: BAPPENAS, 2006.

alokasi anggaran untuk


lingkungan

Dalam Rp Milyar
Sumber: BAPPENAS, 2006.

OUTPUT: Pemerintah hanya menganggarkan


dana untuk pengelolaan hidup yang sangat terbatas.

Maka, pengelolaan lingkungan hidup pun tidak dapat


dilakukan secara layak. Banyak persoalan lingkungan
hidup akhirnya tak tertangani secara layak.

INPUT: Program penggalangan kepedulian dan


partisipasi publik untuk lingkungan hidup pun tidak
dapat dilakukan secara layak karena keterbatasan
anggaran

INPUT: Diperlukan gerakan lingkungan hidup yang


kuat untuk mendesak penambahan anggaran
lingkungan dan pemrioritasan agenda lingkungan
hidup.

CONTOH 3

Kenaikan Harga
Minyak dan
Implikasinya bagi
Sistem Politik
Indonesia

Harga Minyak Mentah Dunia


[USD per Barel]
110.0
101.32

82.5
72.36
64.28

55.0
53.40

27.5

37.58

0
2004

2005

2006

2007

21/2/2008

Dulu, Indonesia adalah produsen minyak. Dulu angka

produksi minyak kita lebih tinggi dari angka konsumsi.

Dulu, Indonesia adalah salah satu pengekspor minyak


besar dunia

Sekarang, tingkat produksi kita jauh di bawah tingkat


konsumsi.

Melanjutkan kebijakan Orde Baru, BBM dijual kepada

masyarakat dengan harga yang dijaga melalui sistem


subsidi BBM.

Dulu, kenaikan harga minyak mentah dunia adalah

berkah bagi Indonesia. Kenaikan ini memberi tambahan


anggaran

Sekarang, kenaikan harga minyak mentah dunia adalah


musibah. Kenaikan setiap 1 US$ berarti penambahan
subsidi sebesar Rp 3,7 Trilyun.

Kenaikan harga minyak pun menambah kesulitan


ekonomi.

KULIAH BERIKUTNYA

Kelompok
Kepentingan
di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai