Ekonomi
Politik di
Indonesia
Eep Saefulloh Fatah
[fatah.1@ui.edu]
FUNGSI
INPUT
Tuntutan
Dukungan
INPUT
Sosialisasi
& Rekrutmen
Artikulasi
EKSEKUTIF
Presiden, Kabinet
Agregasi
LEGISLATIF
YUDIKATIF
DPD
MA
DPR
MK
Komunikasi
BIROKRASI
Kelompok
Kepentingan
Media
Massa
Partai
Politik
MILITER
KOTAK KONVERSI
PEMERINTAH DAERAH
FUNGSI
OUTPUT
OUTPUT
Perumusan Kebijakan
FEEDBACK
PEMILIH,
Implementasi Kebijakan
Penghakiman Kebijakan
WARGA NEGARA
BATAS
SISTEM POLITIK
LINGKUNGAN LUAR
Political
Culture
INPUT
Political
System
INPUT
Political
Economy
OUTPUT
MATERI KULIAH
1. Faktor-faktor Ekonomi yang
Mempengaruhi Sistem Politik
2. Dinamika Ekonomi Politik
Indonesia
3. Perekonomian, Dunia Usaha
dan Politik Birokrasi
4. Contoh-contoh Kasus
FaktorFaktor
Ekonomi
Faktor-Faktor
Ekonomi
Pendapatan per kapita
Pertumbuhan Ekonomi
Kesenjangan ekonomi
Inflasi
Tingkat Pengangguran
Tingkat kemiskinan
Dan lain-lain
Lower middle
income
Low inco m e
Country
Population
Brunei
Singapore
Hong Kong, China
Taiwan, China
Palau
Malaysia
Fiji
Marshall Islands
Thailand
Micronesia
Samoa
Tonga
China
Vanuatu
Indonesia
Philippines
Kiribati
Mongolia
Timor-Leste
Papua New Guinea
Vietnam
Solomon Islands
Lao PDR
Cambodia
381,161
4,393,208
7,010,960
22,764,098
20,200
25,766,595
853,485
65,382
64,724,421
110,985
185,583
102,448
1,311,797,691
215,341
223,041,631
84,589,763
100,550
2,584,655
1,029,194
5,995,264
84,108,100
489,227
5,759,402
14,350,856
GNI per
capita (US$)
36,216
29,320
28,460
17,230
7,990
5,490
3,300
3,000
2,990
2,380
2,270
2,170
2,010
1,710
1,420
1,420
1,230
880
840
770
690
680
500
480
Pertumbuhan Ekonomi
Dinamika
Ekonomi
Politik
Indonesia
Dinamika
Ekonomi Politik Indonesia
Revolusi
Kemerdekaan
4 tahun, 6 bulan,
10 hari
[17/8/45 27/12/49]
Parlementer
7 tahun, 1 bulan,
25 hari
[27/12/49 21/2/57]
Sukarno
9 tahun, 20 hari
[21/5/57 11/3/66]
Kediktatoran personal. Sentralisasi dan penyeragaman. Programprogram politik lebih dikedepankan. Politik sebagai panglima. Poros
Jakarta-Peking. Indonesia terisolasi. Kesenjangan sangat terasa.
Sukses mobilisasi politik dan gagal ekonomi.
Soeharto
Reformasi
9 tahun, 9 bulan
[21/5/98 18/2/08]
Demokrasi Terpimpin
Antara tahun 1960-1965, pertumbuhan
EKONOMI
ORDE BARU
1966-1998
Kemiskinan (%)
60
60.0
45
40.0
30
21.0
15
11.3
1967
1980
1987
1996
Catatan Negatif
Kemiskinan struktural meluas
Pengangguran terbuka dan terselubung berkembang.
Kesenjangan distribusi pendapatan dan kekayaan
(kesenjangan sosial) melebar.
Di bawah Soeharto
Di bawah SBY
Sama baiknya
Sama tak baiknya
Tak menjawab
Sumber: Lingkaran Survei
Indonesia, 2006
Presiden Terbaik
di Mata Publik
Survei nasional Lembaga Kajian dan Survei Nusantara (LaKSNu), 1.000 orang responden, Oktober
2007.
Catatan
Orde Baru menggiatkan pembangunan ekonomi. Tetapi, pada saat
yang sama mengorbankan demokrasi. Kebebasan, partisipasi,
keterwakilan, mandat, dan keadilan tidak dikembangkan.
Demokrasi
Non-Demokrasi
0 - $ 2.000
16,2%
83,8%
$ 2.001 - $ 4.000
39,2%
60,8%
$ 4.001 - $ 6.000
50,8%
49,2%
$ 6.001 - $ 7.000
79,1%
20,9%
> $ 7.000
94,8%
5,2%
Ekonomi,
Dunia
Usaha &
Birokrasi
mempengaruhi keputusan
politik, antara lain dalam
bentuk pengaturan dan
reformasi birokrasi.
OUTPUT: Reformasi
birokrasi mempengaruhi
perkembangan ekonomi
dan dunia usaha.
150
166
133
123
91
100
50
24
15
1
Singapura
Thailand
Malaysia
Vietnam
Indonesia
Philippines
Lao PDR
Timor-Leste
Ranking Kemudahan
Usaha Indonesia
KATEGORI
RANKING
Kemudahan Berusaha
123
Memulai Usaha
168
Pengurusan Perizinan
99
Memperkerjakan buruh/karyawan
153
Mendaftarkan properti
121
Memperoleh kredit
68
51
Pembayaran pajak
110
Perdagangan lintas-wilayah
41
Pengurusan Kontrak
141
Penutupan usaha
136
Catatan
Reformasi birokrasi dalam kaitan dengan pengembangan dunia
usaha di Indonesia masih terbengkalai
ContohContoh
Kasus
CONTOH 1
EKONOMI DAERAH
DAN PENGARUHNYA
TERHADAP SISTEM POLITIK
1997
Jakarta
Sumatera
East Java
West Java, Banten
East Indonesia
Central Java & Yogya
4 Bulan
Pertama
2007
Jakarta
Sumatera
East Java
West Java, Banten
East Indonesia
Central Java & Yogya
Jakarta
East Java
East Indonesia
Sumatera
West Java, Banten
Central Java & Yogya
2001-2005
Provinsi
1993-1996
2001-2005
NAD
1.74
1.78
Kalteng
9.58
5.42
Sumatera Utara
9.18
5.43
Kalsel
9.25
4.81
Sumatera Barat
8.08
5.29
Kaltim
8.00
2.03
Riau
4.76
3.53
Sulut
8.1
3.76
Jambi
8.49
5.45
Sulteng
8.51
6.58
Sumatera Selatan
8.26
4.45
Sulsel
7.94
5.16
Bangka Belitung
7.75
Sultra
6.59
7.26
Bengkulu
6.66
5.32
Bali
7.86
4.19
Lampung
8.51
5.00
NTB
7.8
3.88
DKI Jakarta
8.99
5.55
NTT
8.57
4.33
Jawa Barat
8.15
4.85
Maluku
6.82
4.17
Jawa Tengah
7.19
4.75
Papua
14.19
3.51
Yogyakarta
7.91
4.78
Banten
5.43
Jawa Timur
8.26
5.23
Gorontalo
6.84
Kalimantan Barat
9.25
4.27
TOTAL
8.13
4.73
Provinsi
CONTOH 2
Keterbatasan
Anggaran
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Perbandingan Alokasi
Anggaran LH terhadap APBN
Dalam Rp Milyar
Sumber: BAPPENAS, 2006.
CONTOH 3
Kenaikan Harga
Minyak dan
Implikasinya bagi
Sistem Politik
Indonesia
82.5
72.36
64.28
55.0
53.40
27.5
37.58
0
2004
2005
2006
2007
21/2/2008
KULIAH BERIKUTNYA
Kelompok
Kepentingan
di Indonesia