Anda di halaman 1dari 16

Gangguan pada Gaster dan Intestinum Akibat Pola Makan dan Konsumsi

Kopi
Frista Nathalia Hasugian
Kelompok C 5
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
2013
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021)5694-2061, fax :
(021) 563-1731

Pendahuluan
Kebiasaan sering melupakan sarapan dan minum kopi adalah hal biasa yang sering
kita lakukan sehari-hari. Pengaruh kebiasaan buruk tersebut terhadap alat-alat pencernaan
kita tidak bisa kita sepelekan begitu saja. Rasa tidak nyaman seperti mual, kembung dan nyeri
ulu hati dapat terjadi pada orang-orang yang sering melakukan kebiasaan tersebut. Sistem
pencernaan yang akan mengalami berbagai gangguan akibat kebiasaan tersebut lebih
cenderung terjadi pada lambung. Kekosongan lambung karena kebiasaan tidak sarapan akan
mengakibatkan meningkatnya kadar asam lambung yang memungkinkan asam lambung
tersebut naik ke saluran pencernaan atasnya atau bahkan masuk ke dalam lumen duodenum.
Refluks isi lambung ini yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri ulu hati.
Kopi adalah minuman yang terdiri dari berbagai jenis bahan dan senyawa kimia termasuk
lemak, karbohidrat, asam amino, asam nabati yang disebut dengan fenol, vitamin dan
mineral. Kopi diketahui merangsang lambung untuk memproduksi asam lambung sehingga
menciptakan lingkungan yang lebih asam dan dapat mengiritasi lambung.
Makalah ini akan membahas tentang gangguan gastrointestinal yang terjadi akibat
kebiasaan-kebiasaan yang telah di bahas di atas. Dengan disertai pembahasan sebuah kasus
Mahasiswa B usia 19 tahun merasa mual, kembung dan nyeri ulu hati. Dia tidak pernah
sarapan pagi dan selalu minum kopi. Oleh dokter ia didiagnosa menderita penyakit lambung.

Pembahasan
Mengalami gangguan pencernaan memanglah sangat tidak mengenakkan. Perut terasa
mual, mulas, kembung dan nyeri ulu hati. Salah satu penyebab utama gangguan pencernaan
adalah pola makan yang salah. Alangkah baiknya apabila kita dapat menerapkan pola makan
yang teratur. Sarapan tentu saja menjadi hal yang diwajibkan. Usahakan jangan biarkan perut
terlalu lama kosong. Hindari pula konsumsi kafein yang berlebihan karena kafein akan
meningkatkan asam lambung. Gangguan-gangguan pencernaan akan terjadi apabila pola
makan dan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh kita salah.

Organ yang Terkait


Struktur Makroskopik Organ Pencernaan
Gaster
Nama lain gaster adalah ventriculus atau lambung. Gaster berbentuk seperti huruf J
pada projeksi supine (telentang) dan lambung setengah terisi. Gaster mempunyai dua muara
yaitu cardia yang merupakan bagian dari lambung di mana esophagus masuk ke dalam gaster
tepat pada bagian ini dan pylorus yang merupakan tempat awal muaranya gaster menuju ke
duodenum. Gaster memiliki dua tepi yaitu curvatura minor yang merupakan bagian yang
cekung ke kanan atas dan curvatura major yang merupaan bagian yang cembung ke kiri.
Permukaannya juga terdiri dari facies anterior dan facies posterior dengan dua lekukan yaitu
incisura cardiaca yang merupakan peralihan dari oesophagus pada curvatura major dan
incisura angularis yang merupakan batas bagian vertikal dan horizontal pada curvatura minor.
Bagian-bagian gaster terdiri dari : fundus, corpus dan pylorus. Bagian pylorus masih dibagi
lagi menjadi anthrum pyloricum dan canalis pylorus di mana tempat muara dari pylorus ke
dalam duodenum.

Cardia
Cardia terletak 3 cm di sebelah kiri bidang tengah, setinggi vertebra thoracalis X, di
belakang rawan iga 7.
Fundus
Fundus mengisi kubah diaphragma sebelah kiri, merupakan bagian lambung yang
berbatasan dengan diafragma. Puncak fundus terletak di sela iga 5 di bawah apex
cordis.
2

Pylorus
Pylorus merupakan muara distal lambung ke dalam duodenum. Proyeksi pilorus
terletak setinggi vertebra L1 kira-kira 2,5 cm di sebelah kanan garis tengah dan
terletak di bidang transpyloric.

Lapisan dinding lambung :


Tunica Mucosa
Selaput lendir yang berlipat-lipat disebut plicae gastrica sedangkan lipatan yang
berjalan dari cardia sampai pylorus disebut magestrase waldeyer atau canalis gastricae yang
merupakan suatu alur yang akan mempermudah jalannya cairan dari proximal ke distal. Pada
permukaan lipatann gaster terdapat lekukan-lekukan kecil yang disebut faveolae gastrica.
Lekukan ini tempat kelenjar-kelenjar lambung penghasil HCl dan pepsin. Ada 3 macam
kelenjar pada mukosa lambung yaitu:

Gl. Cardiaca yang menghasilkan lendir


Gl. Gastricae menghasilkan pepsinogen dan HCl
Gl. Pyloricae mengasilkan pepsinogen

Tunica Submucosa
Pada tunika mukosa dapat dijumpai pembuluh darah dan anyaman saraf plexus
Meissner.
Tunika Muscularis
Lapisan ini terdiri daru beberapa lapisan otot yang memebentuk anyaman yaitu tunica
muscularis sirkuler merupakan lapisan dalam yang melapisi corpus dan pylorus sedangkan
muskularis obliquus merupakan otot lapisan otot bagian dalam yang melapisi fundus dan ada
pula tunica muscularis longitudinalis yang merupakan lapisan terluar sepanjang kedua
curvatura. Pada pylorus juga terdapat M. Sphincter pylori atau Valvula pyloricum yang
akan membuka dan menutup tergantung pada keasaman duodenum.
Tunica Serosa
Lapisan ini bisa kita sebut sebagai peritoneum. Melapisi semua bagian lambung
sehingga lambung termasuk dalam organ intra peritoneal.

Lambung difiksasi oleh beberapa jaringan ikat. Jaringan ikat yang paling kuat
memfiksasi lambung adalah ligamentum oesophagus pada diafragma. Ligamentum
hepatoduodenale

yang

berguna

sebagai

bantalan

bawah

lambung,

ligamentum

hepatogastricum, lugamentum phrenicogastricum, lgamentum gastrolienale dan ligamentum


gastrolicum.

Gambar 1. Struktur makroskopik lambung1


Pendarahan :
1. A. Gastrica sinistra
2. Aa. Gastricae berves, memperdarahi fundus ventriculi
3. A. Gastroepiploica ( gastro omentalis ) sinistra, memperdarahi curvatura majordan
omentum majus.
Vena mengikuti jalannya arteri.
1. Darah dari v. Gastrica dextra dan sinistra dialirkan ke dalam v.porta.
2. Darah dari v. Gastrica brevis. V. Gastroepiploica sinistra, dialirkan ke dalam v.
Lienalis yang bergabung dengan v. Mesenterica superior menuju v. Porta.
Getah bening : Nnll. Gastroomentalis.Getah bening terdapat pada pembuluh nadi sepanjang
curvaturamajor dan minorakan dialirkan ke dalam nnll. Coeliaca.
Persarafan : oleh sistem saraf otonom.
1. Parasimpatis berasal dari N. X anterior dan posterior
4

2. Simpatis

berasal

danmendistribusikan

dari

nervi

melalui

spinales
anyaman

T6-T9
saraf

di

melalui

plexus

sekitar

a.

coeliacus

Gastrica

dan

a.Gastroomentalis.
Duodenum
Bentuk : tapal kuda, berjalan dari pylorus ke arah belakang. Panjang 25-28
cm.Bagian- bagian duodenum :

Pars superior duodeni. Terletak pada bidang transpyloric. Pars superiorduodeni


dimulai dari pylorus menuju ke belakang dan berakhir pada flexuraduodenalis

superior. Panjang 5 cm.


Pars descendens duodeni. Bermula dari flexura duodeni superior beralih kebawah

kemudian membelok ke kiri, disebut flexura duodeni. Panjang 10 cm.


Pars inferior duodeni. Terletak setinggi vertebra L3. Panjang 7,5 cm.
Pars ascendens duodeni. Terletak setinggi vertebra L2, kurang lebih 2,5 cmsebelah
kiri bidang tengah. Panjang 5 cm.
Pendarahan

duodenum

oleh

a.

Gastroduodenalis,

a.

Pancreaticoduodenalis

superoir( anterior dan posterior ), dan a. Pancreaticoduodenalis inferior ( cabang


a.Mesenterica superior). Darah dari v. Pancreaticoduodenalis superior dialirkan ke v.Porta
dan darah dari v. Pancreaticoduodenalis inferior dialirkan ke v. Mesentericasuperior ke v.
Porta.
Intestinum
Intestinum dibedakan menjadi :
1. INTESTINUM TENUE ( usus halus )
Intestinum tenue memiliki panjang 6-8 meter, dan terdiri dari :
2/5 bagian jejunum
3/5 bagian ileum.
Intestinum tenue terletak intraperitoneal dan berkelok-kelok. Jejunum mengisirongga
perut kiri atas sedangkan ileum mengisi rongga perut kanan bawah. Kelokanileum
mengisi sampai ke pelvis minor untuk kemudian bermuara pada caecum (kantung
buntu). Proyeksi muara ileum pada coecum pada dinding abdomen disebuttitik Mc. Burney yang
dapat ditentukan dengan :
Titik potong tepi lateral m. Rectus abdominis kanan dengan garis Monro (garis

yang menghubungkan SIAS kanan dan umbilikus)


1/3 lateral 1/3 tengah garis Monro.
5

Besarnya penampang dari jejunum kearah ileum makin mengecil. Intestinum tenue
berhubungan dengan dinding belakang perut melalui lipatan peritonium yang
disebutmesostienium, mulai dari flexura duodenajejunalis setinggi vertebra L2
berjalankearah kanan miring ke bawah, menyilang garis tengah setinggi vertebra L3
di depanpars inferior duodeni dan v. Cava inferior, berakhir ke bawah pada fossa
iliaca dextradi depan articulatio sacroiliaca.
Pendarahan usus halus : aa. Jejunales et ilei dan Vv. Jejunales et ilei dan
V.Mesenterica superior.
Pembuluh getah bening : melalui 3 kelompok ; nnll. Intestinales, nnll.mesentericus,
nnll. Superior. Getah bening dari ileum berakhir pada nnll. Ileocolica.Getah bening
usus halus dialirkan ke dalam truncus intestinalis cysterna chyli.
Persarafan : simpatis ( n. Splanicus major dan minor ) dan parasimpatis ( N.X ).
2. INTESTINUM CRASSUM
Berbentuk seperti huruf U terbalik. Terdiri atas : coecum, colon ascendens,
flexura coli dextra/hepatica, colon transversum, flexura coli sinistra/lienalis,
colondescendens, colon sigmoideum.
COECUM
Terletak pada fossa iliaca dextra dan diproyeksikan pada dinding abdomen
padapertengahan garis SIAS kanan-symphysis pubis.
COLON ASCENDENS
Colon ascendens dimulai pada junctura ileocoecalis

sampai flexura coli

dextra.Pendarahan oleh a. Colica dextra.


APPENDIX VERMIFORMIS
Appendix vermiformis sering dianggap bagian usus yang tidak mempunyai
fungsi.Appendix mempunyai lipatan peritonium yang disebut mesenteriolum.
Pendarahan :aa. Appendiculares.
COLON TRANSVERSUM
Terletak

dibawah

bidang

transpyloric

dan

menyilang

pars

descendens

duodeni,melengkung di antara flexura coli dextra dan flexura coli sinistra.


Pendarahan : a.Colica media dan a. Colica sinistra.
COLON DESCENDENS
Pendarahan : a. Coli sinistra yang merupakan cabang a. Mesenterica inferior.COLON
SIGMOIDEUM

Colon sigmoideum berbentuk menyerupai huruf S dan memanjang dari crista


iliacasampai vertebrae S2-3. Pendarahan : aa.sigmoideum (2-4 buah) yang merupakan
cabang a. Mesenterica inferior.2

Struktur Mikroskopik Organ Pencernaan


Gaster

Seluruh permukaan mukosa gaster tdp gastric pits atau foveola gastrica

Epitel mukosa selapis torak tanpa sel goblet

3 daerah: cardia, fundus, pilorus

Lapisan otot tebal untuk menggiling/ mencampur makanan

Mensekresikan enzim2 dan asam untuk memulai pencernaan

Dindingnya sangat berlipat rugae

Sitoplasma pd permukaan apikalnya mengandung musigen

Intinya oval

Pd lamina propria tdp kelenjar di cardia, fundus maupun pilorus

Kelenjar mulai dari dasar gastric pit meluas kearah t.m.m

Usus Halus

Dibagi dalam 3 bagian yaitu: duodenum, jejunum dan ileum


Epitel terdiri dari selapis torak dan sel goblet
Sel torak pada bagian apikalnya terdapat brush border/mikrovili

memperluas permukaan absorptif. Juga mengandung enzim-enzim pencernaan(alkaline


fosfatase, maltase, dan lain-lain)

Sel goblet ke arah distal makin banyak


Terdapat vili intestinal
Vili di duodenum bentuknya lebar, di jejunum bundar seperti lidah dan padailem

berbentuk jari
Plika Sirkularis Kerkringi: lipatan mukosa dan submukosa
Pada jejunum plika kerkringi tinggi-tinggi
Sepanjang membran mukosa terdapat kelenjar Intestinalis (cryptusLieberkuhn),

tubulosa simpleks, yang bermuara di antara vili intestinalis


Pada dasar cryptus terdapat sel paneth, di bagian apikalnya mengandunggranula

eosinofilia
Sel-sel cryptus menggantikan sel-sel epitel permukaan yang rusak.

Duodenum
7

Ciri khas: terdapat kelenjar Brunner, kompleks tubulosa bercabang, mukus.


Jejunum

Tidak terdapat kelenjar Brunner ataupun agmina peyeri


Plica sirkularis Kerckringi tinggi-tinggi.

Ileum
Terdapat agregat limfonodus atau Agmina Peyeri/Plaque Peyeri di lamina propriameluas ke
Tunika submukosa.
Usus Besar/Colon

Tunika mukosa tidak mengandung plica sirkularis dan vili intestinal


Sel goblet banyak di antara sel epitel
Cryptus Lieberkuhn ada
Sel paneth dan sel argentafin sedikit sekali
Terdapat limfonodus solitarius
Tunika longitudinal membentuk 3 pita longitudianaltaenia coli3

Mekanisme Pencernaan
Di dalam mulut, makanan bercampur dengan saliva dan didorong ke dalam esofagus.
Gelombang peristaltik di esofagus menggerakkan makanan ke dalam lambung. Pengunyahan
(mastikasi) memecahkan partikel makanan besar dan mencampur makanan dengan sekret kelenjar
saliva. Aksi pembasahan dan homogenisasi ini membantu penelanan dan pencernaan selanjutnya. Meskipun
potongan makanan besar dapat dicerna, tetapi menyebabkan kontraksi otot-otot esofagus yang
kuat dan sering menyakitkan. Potongan makanan yang kecil cenderung menyebar bila saliva
sedikit dan juga menyebabkan proses penelan menjadi sulit karena tidak membentuk bolus.
Jumlah pengunyahan yang optimal bergantung kepada jenis makanan, tetapi biasanya
berkisar antara 30 dan 32.
Menelan ( deglutition ) adalah suatu respons refleks yang dicetuskan oleh
impulsaferen N. Trigeminus, glossofaryngeus, dan vagus. Impuls impuls ini diintegrasi
dinukleus traktus soliatrius dan nukleus ambigus. Serat serat eferen berjalan ke otot otot
farings dan lidah melalui N. Trigeminus, facialis, dan hipoglossus. Menelan diawali oleh
gerakan volunter mengumpulkan isi mulut di lidah dan mendorongnya kebelakang menuju
farings. Hal ini mencetuskan serangkaian gelombang kontraksi involunter pada otot-otot
farings yang mendorong makanan ke dalam esofagus.Inhibisi pernapasan dan penutupan

glotis merupakan bagian dari respons refleks ini. Dibatas faringoesofagus, terdapat segmen
esofagus berukuran 3 cm yang tegangan dinding istirahatnya tinggi. Segmen ini melemas
secara refleks sewaktu menelan dan memungkinkan benda yang ditelan masuk ke badan esofagus.
Dibelakang benda yang ditelan akan terbentuk kontraksi cincin peristaltik, yang kemudian
mendorong bendaturun dalam esofagus dengan kecepatan sekitar 4 cm/detik. Pada manusia,
dalamposisi berdiri cairan dan makanan setengah padat umumnya turun akibat gaya
tarik bumi ke esofagus bagian bawah mendahului gelombang peristaltik. Apabila
makananmasuk lambung, fundus dan bagian atas korpus lambung melemas dan
mengakomodasi makan yang masuk tanpa peningkatan tekanan yang berarti relaksasi reseftif. Peristaltis
lalu mulai dari bagian bawah korpus, mencampur dan menggerus makanan dan
memungkinkan sebagian yang telah setengah cair melewati pilorus dan masuk duodenum.
Relaksasi reseftif ini dikendalikan oleh vagus dan dicetuskan olehgerkan farings dan
esofagus. Gelombang peristaltik diatur oleh BER dan langsung dimulai untuk mendorong
makanan ke arah pilorus. Kontraksi bagian distal lambung yang disebabkan oleh tiap
gelombang kadang-kadang disebut sistole antrum dan dapat berlangsung sampai 10 detik.
Gelombang ini terjadi 3 s/d 4 kali per menit.4
Karbohidrat
Pencernaan Karbohidrat
Di dalam mulut, zat tepung dicerna oleh -amilase saliva. Tetapi, pH optimal enzim
ini adalah 6,7, sehingga kerjanya dihambat oleh getah lambung yang asam bila makanan
masuk ke lambung. Di dalam usus halus, -amilase saliva dan pankreas keduanya juga
bekerja pada polisakarida yang dimakan. Akibatnya, hasil akhir pencernaan -amilase adalah
oligosakarida: maltosa (disakarida), maltitriosa (trisakarida ); beberapa polimer yang sedikit
lebih besar dengan glukosa pada ikatan1:4 , dan -dekstrin, yaitu polimer molekul glukosa
yang terdiri atas rata-rata sekitar 8 molekul glukosa dengan ikatan 1:6 .
Penyerapan Karbohidrat
Karbohidrat diserap usus halus dalam bentuk monosakarida. Karbohidrat diserap
melalui mekanisme pompa yang membutuhkan energi (ATP) dan perlu bantuan carrier ion Na
(transporting agent). Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan karbohidrat:

1. Hormon insulin yang akan meningkatkan transport glukosa ke dalam jaringan sel. Berarti
juga mempertinggi penyerapan glukosa dalam jaringan , akibatnya akan mempercepat
perubahan glukosa menjadi glikogen dalam hati.
2. Tiamin (vit B1), piridoksin, asam panthotenat, hormon tiroksin berperan besar dalam
penyerapan dan metabolisme karbohidrat.
Protein
Pencernaaan Protein
Pencernaan protein dimulai di dalam lambung, di situ pepsin menguraikan beberapa
ikatan peptida. Pepsin menghidrolisis ikatan ikatan antara asam aminoromatik seperti
fenillalanin atau tirosin dan asam amino kedua, sehingga hasil pencernaan peptik adalah
berbagai polipeptida dengan ukuran yang sangat berbeda. Oleh karena pH optimum untuk
pepsin adalah 1,6 3,2 kerjanya terhenti bila isi lambung bercampur dengan getah pankreas
yang alkali di duodenum dan jejunum. pH isi usus halus di bagian superior duodeni 2,0 4,0,
tetapi pada bagian lain ialah kira-kira 6,5. Di usus halus, polipeptida yang terbentuk melalui
pencernaan di lambung dicerna lebih lanjut oleh enzim-enzim proteolitik kuat yang berasal
dari pankreas dan mukosa usus halus. Jadi pencernaan akhir terhadap asam amino terjadi di 3
tempat :lumen usus halus, brush border, dan sitoplasma sel-sel mukosa.
Penyerapan Protein
Sebagian besar protein diabsorpsi dalam bentuk asam amino, proses ini terjadi
sebagian besar dalam jejenum.
Asam amino (transport aktif) melewati sel epitel pada villi. Asam amino keluar dari
sel epitel (difusi) kapiler darah. Penyerapan sama dengan yang ditempuh monosakarida.
Dalam waktu yang bersamaan dipeptida dan tripeptida sel epitel (transport aktif).
Sebagian besar dipeptida dan tripeptida dihidrolisis menjadi asam amino di dalam sel epitel
(difusi) kapiler darah dalam villi.
Asam amino dari kapiler diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta
hepatica. Asam amino dibebaskan oleh sel hati jantung seluruh tubuh melalui aliran
darah.
Lemak
Pencernaan Lemak
10

Kebanyakan pencernaan lemak mulai di duodenum, dengan melibatkan salah satu


enzim terpenting, yaitu lipase pankreas. Kebanyakan kolesterol makanan berbentuk ester
kolesteril, dan ester kolesteril hidrolase menghidrolisis ester-ester ini di dalam lumen usus
halus. Lemak diemulsifikasi dengan halus didalam usus halus oleh kerja garam
empedu,lesitin, dan monogliserida. Bila konsentrasi garam empedu dalam usus halus tinggi,
seperti setelah kontraksi kandung kemih, lipid dan garam empedu berinteraksi spontan
membentuk misel. Agregat agregat silindris ini mengikat lipid, dan meskipun konsentrasi
lipidnya berbeda-beda, umunya mengandung asam lemak, monogliserida, dan kolesterol pada
pusat hidrofobiknya. Pembentukan misel selanjutnya melarutkan lipid dan memungkinkan
mekanisme untuk transpornya ke enterosit. Jadi, misel bergerak ke konsentrasi yang lebih
rendah melalui lapisan statiske brush border sel-sel mukosa. Lipid berdifusi keluar dari misel,
dan suatu larutan cair jenuh lipid dipertahankan kontaknya dengan brush border sel-sel
mukosa.
Penyerapan Lemak
Di dalam sel lipid lipd ini akan mengalami esterifikasi cepat, sehingga gradien
konsentrasi yang memudahkan zat masuk ke sel dipertahankan. Berbeda dengan mukosa ileum,
kecepatan penyerapan garam empedu oleh mukosa jejunum rendah, dan sebagian besar
garam empedu tetap berada dalam lumen usus halus, dan dapatdigunakan untuk pembentukan
misel baru. Nasib asam lemak di enterosit bergantung pada ukurannya. Asam lemak yang atom
karbonnya kurang dari 10-12 dari sel mukosa langsung masuk kedarah portal, dan akan
ditransport sebagai asam lemak bebas ( tanpa esterifikasi ). Asam lemak yang atom
karbonnya lebih dari 10 12 mengalami esterifikasi kembali menjadi trigliserida dalam selsel mukosa. Selain itu, sebagian kolesterol yang diserap diesterifikasi. Trigliserida dan ester
kolesteril kemudian dilapisi oleh lapisan protein, kolesterol, dan fosfolipid membentuk
kilomikron. Zat ini kemudian meninggalkan sel dan masuk ke peredaran limfatik. Dalam selsel mukosa, sebagian besar trigliserida dibentuk oleh asilasi 2-monogliserida yang diserap,
terutama di dalam retikulum endoplasma halus. Akan tetapi, sebagian trigliserida dibentuk
dari gliserofosfat, yang adalah hasil katabolismeglukosa. Gliserofosfat juga dikonversi
menjadi gliserofosfolipid yang ikut berperan dalam pembentukan kilomikron. Asilasi
gliserofosfat dan pembentukan lipoprotein terjadi di dalam retikulum endoplasma kasar.
Bagian molekul karbohidrat ditambahkan pada protein dalam aparatus golgi, dan kilomikron
yang telah selesai dikeluarkan melalui eksositosis dari bagian basal atau lateral sel.
Penyerapan asam lemak rantai panjang terutama di usus halus bagian atas, tetapi sejumlah

11

tertentu juga diserap dalam ileum. Pada masukan lemak sedang, 95% atau lebih lemak yang
dimakan diserap.5,6

Motilitas dan Sekresi Kolon


Gerakan mencampur ( haustrasi ). Dimulai oleh ritmis otonom sel-sel otot polos
kolon. Seperti gerakan segmentasi tetapi sangat jarang ( interval antara 2 haustrasi mencapai
30 menit ). Letak haustra berubah yang semula melemas akan berkontraksi dan sebaliknya,
bersifat nonpropulsif/ tidak mendorong. Gerakan maju mundur, mengaduk isi kolon sehingga
semua terpapar ke mukosa absortif. Gerakan ini dikontrol oleh refleks-refleks lokal yang
melibatkan plexus intrinsik.Gerakan Massa ( Mass Movement )Gerakan mendorong isi kolon ke
bagian distal usus besar. Dicetuskan oleh refleks gastroileum dan refleks gastrokolon. Refleks
gastroileum ialah memindahkan isi usus halus yang tersisa ke dalam usus besar. Refleks
gastrokolon adalah gerakan mendorong isi kolon ke dalam rektum yang memicu refleks
defekasi. Diperantarai oleh gastrin dari lambung ke kolon dan oleh saraf otonom ekstrinsik.
Jelas terlihat setelah sarapan pagi dan sering diikuti oleh keinginan kuat untuk segera
defekasi. Gerakan massa dapat juga ditimbulkan oleh perangsangan kuat sistem
saraf parasimpatis atau peregangan yang berlebihan pada satu segmen kolon. Defekasi
Gerakan massa di kolon mendorong isi kolon ke rektum sehingga terjadi peregangan rektum
merangsang reseptor regang di dinding rektum sehingga memicu refleks defekasi. Refleks
disebabkan oleh : sfingter anus internus ( otot polos )melemas dan rektum & kolon sigmoid
berkontraksi kuat. Bila sfingter anus externus ( otot rangka ) melmas maka terjadi defekasi.
Bila defekasi ditunda, dinding rektum yang semula teregang akan melemas sehingga
keinginan untuk buang air besar mereda sampai gerakan massa berikutnya mendorong lebih
banyak feses ke rektum. Pada periode non aktif, kedua sfinter anus berkontraksi untuk
memastikan tidak ada pengeluaran feses.4

Enzim yang Terlibat


Sintesis asam atau garam empedu. Asam empedu yang utama adalah kolat,
kenodeoksikolat, deoksikolat dan litokolat. Garam empedu merupakan steroid dengan 24 C
yang disintesis hati dari kolesterol. Asam kolat dan kenodeoksikolat (asam empedu primer)
dibentuk di hati sementara deoksikolat dan litokolat (asam empedu sekunder) dibentuk dari
asam empedu primer di usus oleh bakteri. Asam empedu berkonjugasi dng glisin dan taurin
12

di hati. Contoh : asam kolat

gliko- dan taurokolat disekresi ke empedu disimpan

dalam kandung empedu dilepaskan ke usus pada waktu makan membantu pencernaan dan
absorpsi lipid.
Lebih dari 95% garam empedu direabsorbsi di ileum untuk dibawa ke hati. Kemudian,
disekresi kembali ke empedu lalu usus sehingga terjadi sirkulasi enterohepatik.
Sintesis pigmen empedu/katabolisme hem. Pigmen empedu terdiri bilirubin dan
biliverdin yang berasal dari pemecahan hem (senyawa porfirin besi). Bila hemoglobin
dihancurkan, globin akan dipecah menjadi asam-asam amino sementara Fe dilepaskan dari
hem dan bagian porfirin dikatabolisme. Proses itu akan menghasilkan biliverdin (hijau).
Selanjutnya biliverdin direduksi menjadi bilirubin (kuning). Bilirubin (nonpolar) di transpor
ke hati oleh albumin plasma untuk dikonjugasi dengan glukuronat menjadi bilirubin
diglukuronida (lebih polar) yang nantinya, akan disekresi ke empedu. Di usus, glukuronat
dilepaskan dan bakteri usus mengubah bilirubin menjadi urobilinogen dan urobilin yang akan
disekresi melalui feses dan urin (setelah direabsorpsi).
A. Enzim
1. Enzim pencerna karbohidrat
-amilase. Karbohidrat sudah dicerna secara kimiawi sejak berada di rongga mulut.
Enzim -amilase yang terkandung dalam saliva berperan penting dalam mengubah pati
menjadi dextrin, sebuah polisakarida yang lebih pendek. Enzim ini termasuk jenis
endoglukosidase yang berarti bekerja dengan memotong rantai polisakarida di bagian tengah.
Setelah makanan memasuki lambung, enzim ini tidak lagi bekerja. Hal itu dikarenakan untuk
bekerja optimal dibutuhkan pH sebesar 6-8. Jika pH <4 karena adanya asam lambung, enzim
ini akan terdenaturasi dengan cepat. Namun, enzim ini dihasilkan kembali di duodenum
sehingga dextrin tersebut bisa dicerna lebih lanjut menjadi maltosa, maltotriosa, isomaltosa
maupun limit dextrin. Kadar asam yang tinggi selepas dari lambung dinetralkan oleh
bikarbonat sehingga enzim tersebut bisa bekerja.
Oligosakaridase dan Disakaridase. Enzim jenis ini dihasilkan di epitel mukosa usus
halus dan berfungsi untuk menyempurnakan hidrolisis oligo- dan disakarida. Untuk bekerja
optimal diperlukan pH sebesar 5-7. Enzim yang termasuk jenis ini di antaranya adalah:

13

a.

Glukoamilase

Termasuk jenis eksoglukosidase. Substratnya adalah maltosa dan limit dekstrin. Aktivitas
glukoamilase secara progresif meningkat di sepanjang usus halus dan paling tinggi di ileum.
b.

Kompleks sukrase-isomaltase

Substratnya adalah sukrosa, isomaltosa, maltosa dan maltotriosa. Paling banyak terdapat di
jejunum dan lebih rendah di ujung proksimal dan distal usus halus.
c.

Kompleks -glikosidase (laktase)

Substratnya adalah ikatan -1,4 antara galaktosan dan glukosa dalam laktosa. Paling banyak
terdapat di jejunum. Dibandingkan enzim lain, kerja laktase termasuk rendah dan menjadin
kendala yang membatasi penyerapan laktosa. Aktivitas laktase meningkat selama proses
gestasi lanjut (27-32 minggu) dan tetap tinggi sampai usia 5-7 tahun. Setelah usia tersebut,
aktivitasnya turun sampai kadar dewasa yang kurang dari 10% dari saat bayi. Kerusakan
mukosa usus, terutama penyakit yang mencederai sel absorptif vili usus dapat berakibat
defisiensi laktase.
d.

Trehalase

Enzim ini menghidrolisis ikatan glikosidat pada trehalosa. Ini merupakan gula yang
ditemukan dalam serangga, alga, cendawan, dan jamur lainnya.
Hasil akhir dari proses pencernaan karbohidrat adalah glukosa, galaktosa dan fruktosa.

2. Enzim pencerna lipid


TAG (triasilgliserida) merupakan lemak utama dalam makanan manusia karena
merupakan lemak simpanan utama dalam tumbuhan dan hewan yang menjadi bahan
makanan. Lipid sudah dicerna semenjak di mulut dan lambung oleh lipase lidah dan lipase
lambung, hanya saja masih terbatas. Utamanya, lipid dicerna di usus oleh lipase (dihasilkan
pankreas) dengan bantuan garam empedu yang berfungsi mengemulsikan lemak. Garam
empedu akan meningkatkan luas permukaan lipid untuk pengikatan enzim. Empedu juga
14

berfungsi sebagai penetral asam setelah makanan melalui lambung. Selain itu, empedu juga
penting untuk ekskresi seperti kolesterol dan obat.
Lipase pankreas disekresi bersama dengan ko-lipase yang membantu lipase mengikat
butiran lipid teremulsi. Lipase akan mengubah TAG menjadi 2-monoasilgliserol juga 1MAG, asam lemak dan gliserol.
Selain lipase, getah pankreas yang berfungsi dalam pencernaan lipid adalah kolesteril
esterase yang mengubah kolesteril ester menjadi kolesterol+asam lemak dan fosfolipase yang
mengubah fosfolipid menjadi lisofosfolipid+ asam lemak.
3. Enzim Pencerna Protein
Protein sudah mulai dicerna sejak di lambung. Enzim pencerna protein umumnya
disekresikan dalam bentuk zymogen, yang akan aktif setelah masuk ke lumen saluran cerna.
Enzim-enzim yang berperan adalah pepsin di lambung, protease pankreas di duodenum dan
protease usus halus.
a. Pencernaan di lambung
Pepsinogen
Pepsinogen disekresikan oleh chief cell lambung. Enzim ini diaktifkan oleh asam
lambung dengan menambahkan ion H+. Selanjutnya, pepsin yang sudah aktif akan bersifat
autokatalitik yang bisa mengaktifkan pepsinogen lainnya. Pepsin merupakan satu-satunya
enzim yang dapat bekerja pada pH yang rendah mencapai 1-2. Kerja enzim ini akan
menghasilkan peptida yang lebih kecil dan asam amino bebas.
Rennin
Enzim ini sangat penting untuk neonatus, tapi sudah tidak ada pada orang dewasa.
Dengan bantuan kalsium, rennin berfungsi untuk mengubah kasein susu menjadi parakasein
yang dapat dicerna oleh pepsin.
b. Pencernaan di duodenum

15

Pada duodenum terdapat protease pankreas yang disekresi sebagai proenzim. Jenisnya
di antaranya adalah tripsin, kimotripsin, elastase (endopeptidase) dan karboksipeptidase
(eksopeptidase) yang spesifitasnya berbeda untuk berbagai asam-asam amino. Tripsinogen
diaktifkan oleh enterokinase yang dihasilkan sel epitel duodenum menjadi tripsin.
Selanjutnya, tripsin bisa mengaktifkan tripsinogen lain, kimitripsinogen, proelastase dan
prokarboksipeptidase menjadi bentuk aktifnya. Fungsi utama dari enzim-enzim ini adalah
memecah polipeptida menjadi asam amino dan oligopeptida.
c. Pencernaan di usus halus
Proses penyempurnaan pencernaan protein menjadi asam amino dilakukan di usus
halus. Fungsi ini dibantu oleh enzim amino peptidase pada membran brush border dan
dipeptidase di dalam sel epitel. Amino peptidase akan mengubah oligopeptida menjadi asam
amino sedangkan dipeptidase mengubah dipeptida menjadi asam amino.7

Kesimpulan
Pola makan yang tidak teratur dan konsumsi kopi dapat menyebabkan terganggunya
organ

pencernaan

khususnya

lambung.

Terganggunya

organ

pencernaan

tersebut

mengakibatkan timbulnya keluhan-keluhan seperti mual, kembung dan nyeri ulu hati.

Daftar Pustaka
1. Mubarak H. Gaster anatomy. 2 September 2008. Diunduh dari:
http://e-medicaltextbook.blogspot.com/2008/09/gaster-anatomy-i.html. 13 Juli 2013.
2. Snell R S. Anatomi klinik. Jakarta: EGC; 2006. Halaman 86-94.
3. Junqueria LC, Carneiro J. Histologi dasar: teks & atlas. Jakarta: EGC; 2007. Halaman
112-8.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system. Jakarta: EGC; 2011. Halaman 67888.
5. Ganong W F. Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2002. Halaman 450-89.
6. Guyton, arthur C. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Jakarta: EGC; 2006.
Halaman 589-99.
7. Murray R K. Biokimia harper. Jakarta: EGC; 2009. Halaman 689-702.

16

Anda mungkin juga menyukai