I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. M
Tgl Lahir
: 24-10-1930
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Pensiunan
Alamat
: JL. Bilawaiyah No.10 Makassar
Agama
: Islam
No. RM
: 698881
Tanggal masuk
: 28/01/2015
II. ANAMNESIS
: Autoanamnesis
Keluhan Utama
: Sesak napas
Anamnesis Terpimpin
Pasien datang dengan keluhan utama sesak napas yang dialami sejak 5
minggu yang lalu, sesak dialami terus-menerus dan sesak tidak
dipengaruhi oleh perubahan cuaca, pasien dapat tidur dengan 1 bantal.
Sesak terasa memburuk jika beraktifitas, Riwayat sesak berulang ada dan
Riwayat DM (-)
Riwayat TB (-)
Riwayat Psikososial:
-
Riwayat Keluarga:
-
III.STATUS PRESENT
Sakit Sedang / Gizi Cukup / Sadar
BB
= 52 kg
TB
= 165 cm
IMT
= 19,1 Gizi Cukup (Normal)
LP
= 82 cm
Tanda vital :
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
Pernapasan
Suhu
: 36,5oC (axilla)
Ekspresi
: Biasa
Simetris muka
Deformitas
: (-)
Rambut
Mata
Eksoptalmus/Enoptalmus
: (-)
Gerakan
: ke segala arah
: tidak dilakukan
Kelopak Mata
Konjungtiva
: anemis (-)
Sklera
: ikterus (-)
Kornea
: jernih
Pupil
Telinga
Pendengaran
Tophi
Nyeri tekan di prosesus mastoideus
Hidung
Perdarahan
Sekret
Mulut
Bibir
Lidah
Tonsil
Faring
Gigi geligi
Gusi
Leher
Kelenjar getah bening
Kelenjar gondok
DVS
Kaku kuduk
Tumor
Dada
Inspeksi
:
Bentuk
Pembuluh darah
Buah dada
Sela iga
Paru
Palpasi
:
Nyeri tekan
: (-/-)
Massa tumor
: (-/-)
Fremitus raba
Perkusi
:
Paru kiri
Paru kanan
Batas paru-hepar
: hipersonor
: hipersonor
: ICS VI-VIIdextra
Bunyi tambahan
: Rh
+
+
+
: ictus cordis
tidak
tampak
+
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Perut
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Hepar
Lien
Ginjal
Wh
: NT (-) MT (-)
: tidak teraba
: tidak teraba
: tidak teraba
Perkusi
: Timpani
Alat kelamin
Ekstremitas
Edematidak ada
Eritema palmaris tidak ada
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Jenis Pemerikaan
Hasil (06/12/2014)
Nilai Rujukan
WBC
NEU
LYM
EOS
BAS
RBC
HGB
HCT
15.2x103/uL
4 - 10 x 103/uL
10.31 x103/uL
3.78x103/uL
0.18x103/uL
0.18x103/uL
4.63x106/uL
14.01g/dL
41%
2 7.5x103/uL
1 4x103/uL
0 0.5x103/uL
0 0.2x103/uL
46 x 106/uL
12 - 18 g/dL
37 48%
PLT
Ureum
Creatinin
509x 103/uL
22 mg/dL
0.7 mg/dL
150-400x103/uL
10-50 mg/dL
L(<1.3), P(<1.1)
Hasil (06/12/2014)
7.433
52.2
122
98%
35.2
10.8
Nilai Rujukan
7.35-7.45
80-100
22-26
-2 sd +2
ASSESMENT :
Chronic Obstructive Pulmonary Disease eksaserbasi akut
Thrombositosis
VII.
PLANNING
Pengobatan :
Diet biasa
O2 3-5 liter/menit
Acetylcisteine tab/8 jam/oral
Fenoterol+Ipratropium bromida/6 jam/inhalasi
Methylprednisolone 125mg/12 jam/oral
Ceftriaxone 2gr/24 jam/oral
Rencana selanjutnya :
o Uji spirometry
o Echocardiography
o Konsul Pulmonologi
VIII. PROGNOSIS
Quad ad functionam
Quad ad sanationam
Quad ad vitam
IX.
:
:
:
Dubia et bonam
Dubia et bonam
Dubia et bonam
FOLLOW UP PASIEN
TANGGAL
29/01/2015
PERJALANAN PENYAKIT
S :Batuk berlendir, sesak napas
06.30
O:
SS / GC / CM
T :130/80mmHg
N : 96 x/i
P : 20 x/i
S : 36,6C
INSTRUKSI DOKTER
P:
Connecta
O2 nasal kanul 3 liter/menit
Ceftriaxone 2gr/24
jam/intravena
Acetylcisteine tab/8 jam/oral
Fenoterol+Ipratropium
(-)
Peristaltik (+) kesan normal
Hepar & lien tidak teraba
Ascites (-)
Edema ekstremitas -/BB: 52 kg
TB : 165 cm
IMT : 19,1
CXR: emfisema pulmonum
bromida/6 jam/inhalasi
Periksa :
Echocardiography
Konsul Pulmonologi
Spirometri
A:
Chronic Obstructive
Pulmonary Disease
30/01/2015
eksaserbasi akut
S : Batuk berlendir, sesak napas
06.10
O:
SS / GC / CM
T :120/80mmHg
N : 92 x/i
P : 22 x/i
S : 36,8 C
Anemis (-), ikterus (-)
DVS R-2 cmH2O
BP : Vesikuler Rh -/- Wh +/+
CV : BJ I/II murni regular, BT
(-)
Peristaltik (+) kesan normal
Hepar & lien tidak teraba
Ascites (-)
Edema ekstremitas -/BB: 52 kg
TB : 165 cm
IMT : 19,1
P:
Connecta
O2 nasal kanul 3 liter/menit
Ceftriaxone 2gr/24
jam/intravena
Acetylcisteine tab/8 jam/oral
Fenoterol+Ipratropium
bromida/6 jam/inhalasi
Methylprednisolone 125mg/24
jam/intravena
A:
Chronic Obstructive
Pulmonary Disease
31/01/2015
eksaserbasi akut
S : Batuk berlendir, sesak napas
06.30
O:
SS / GC / CM
T :130/80mmHg
N : 96 x/i
P : 20 x/i
S : 36,6 C
Anemis (-), ikterus (-)
DVS R-2 cmH2O
BP : Vesikuler Rh -/- Wh +/+
CV : BJ I/II murni regular, BT
(-)
Peristaltik (+) kesan normal
Hepar & lien tidak teraba
Ascites (-)
Edema ekstremitas -/BB: 52 kg
TB : 165 cm
IMT : 19,1
CXR: emfisema pulmonum
P:
Connecta
O2 nasal kanul 3 liter/menit
Ceftriaxone 2gr/24
jam/intravena
Acetylcisteine tab/8 jam/oral
Fenoterol+Ipratropium
bromida/6 jam/inhalasi
Methylprednisolone 125mg/24
jam/intravena
A:
Chronic Obstructive
Pulmonary Disease
01/02/2015
eksaserbasi akut
S : Batuk berlendir, sesak napas
06.30
O:
SS / GC / CM
T :120/80mmHg
P:
Connecta
O2 nasal kanul 3 liter/menit
Ceftriaxone 2gr/24
jam/intravena
8
N : 80 x/i
P : 24 x/i
S : 36,6 C
Anemis (-), ikterus (-)
DVS R-2 cmH2O
BP : Vesikuler Rh -/- Wh -/CV : BJ I/II murni regular, BT
(-)
Peristaltik (+) kesan normal
Hepar & lien tidak teraba
Ascites (-)
Edema ekstremitas -/BB: 52 kg
TB : 165 cm
IMT : 19,1
CXR: emfisema pulmonum
bromida/6 jam/inhalasi
Methylprednisolone 125mg/24
jam/intravena
A:
Chronic Obstructive
Pulmonary Disease
02/02/2015
eksaserbasi akut
S : Batuk berlendir, sesak napas
06.30
O:
SS / GC / CM
T :120/70mmHg
N : 88 x/i
P : 24 x/i
S : 36,7C
Anemis (-), ikterus (-)
DVS R-2 cmH2O
BP : Vesikuler Rh -/- Wh -/CV : BJ I/II murni regular, BT
(-)
Peristaltik (+) kesan normal
Hepar & lien tidak teraba
Ascites (-)
Edema ekstremitas -/-
P:
Connecta
O2 nasal kanul 3 liter/menit
Ceftriaxone 2gr/24
jam/intravena
Acetylcisteine tab/8 jam/oral
Fenoterol+Ipratropium
bromida/6 jam/inhalasi
Methylprednisolone 125mg/24
jam/intravena
BB: 52 kg
TB : 165 cm
IMT : 19,1
CXR: emfisema pulmonum
A:
Chronic Obstructive
Pulmonary Disease
eksaserbasi akut
X.
RESUME
o
o
o
o
o
10
XI.
DISKUSI
Dari hasil anamnesis, pasien ini mengeluhkan adanya sesak napas sejak 1
minggu
SMRS.Sesak
dirasakan
terus
menerus
dan
dipengaruhi
oleh
11
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
1. Penyakit Paru Kronik Obstruktrif (PPOK)
a. Definisi
12
c. Faktor Resiko
Beberapa faktor resiko antara lain :
1. Pajanan dari partikel antara lain :
a. Merokok. Merokok merupakan penyebab PPOK terbanyak (95%
kasus)
dinegara
berkembang.1Perokok
aktif
dapat
mengalami
13
Daripemeriksaan
spirometri
didapatkan
VEP1<30%
14
mensekresi
meningkat.Kelainan
mukus
ini
membesar
menyebabkan
dan
jumlah
hipersekresi
sel
goblet
bronkus.Proses
15
f. Diagnosis
Diagnosis dibuatberdasarkan :9
1. Gambaran Klinis
Dari anamnesis didapatkan riwayat penyakit yang ditandai dengan gejalagejala yangada dibawah ini :
a. Sesak Nafas
Sesak dirasakan timbul secara progresif dalam beberapa tahun, makin
lama makinmenganggu aktivitas sehari-hari.
b. Batuk Kronis
Batuk berdahak dapat terjadi episodik atau bertembah berat pada saat
pagi hari.Dahak biasanya bewarna purulen pada saat eksaserbasi akut.
c. Sesak Nafas (wheezing)
Wheezing pada PPOK terjadi biasanya pada pengerahan tenaga
(exertion) yangdiakibatkan karena udara yang melewati saluran
pernafasan yang sempit oleh radang atau sikatriks.
d. Batuk darah
Bila dijumpai disaat serangan eksaserbasi, maka asal darah diduga dari
saluranyang mengalami inflamasi.
e. Anoreksia dan berat badan menurun
2. Pemeriksaan Fisik
o Pasien biasanya tampak kurus dengan Barel chest shaped chest
o Fremitus taktil dada berkurang atau tidak ada
o Perkusi dada hipersonor, batas paru dan hati lebih rendah
o Suara nafas terdengar berkurang, ekspirasi memanjang,terdapat adanya
suaratambahan seperti ronkhi atau wheezing.
3. Pemeriksaan Penunjang 9
o Pemeriksaan Radiologis
16
g. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan pada PPOK adalah untuk mengurangi gejala,
mencegaheksaserbasi, memperbaiki dan mencegah penurunan faal paru serta
meningkatkan kualitas hidup.Adapun modalitas terapi yang dapat diberikan
seperti edukasi, obat-obatan, oksigen, ventilasi, nutrisi dan rehabilitasi.
a. Edukasi1
Tujuan dari
edukasi adalah
menyesuaikan
keterbatasan aktivitas
yangireversibel
Mencegah penyakit
menjadi
berat
dengan
menghindari
Dapat
diberikan
jenisbronkodilator
secara
dan
tunggal
disesuaikan
atau
kombinasi
dengan
dari
klasifikasi
ketiga
derajat
hanya
diberikan
bila
terdapat
infeksi. Antibiotik
yangdigunakan :
Lini I
Lini II
c. Terapi oksigen
Pemberian oksigen pada PPOK dilakukan untuk mempertahankan
oksigenasiseluler dan mencegah kerusakan sel baik di otot maupun di
organ-organ lainnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesi (PDPI). Pedoman Diagnosis dan
PenatalaksanaanPPOK di Indonesia. 2003
2. Wan C, Tze P.COPD in Asia. Where east meets west, Chest. 2011: hal 517-27
3. Buist AS, McBurnie MA, Vollmer WM. International Variation in The
Prevalence ofCOPD (the BOLD Study) a population-based prevalence study.
Lancet: 2007
4. World Health Organization. COPD.Geneva: 2008
5. Katleen H, Dong Feng Gu. Risk Factors for COPD mortality in Chinese Adult.
AMJournal of Epidemiology Vol 167 issue 8.hal 1998- 1004
6. Di Pede C. Chronic Obstructive Lung Disease and Occupational Exposure.
Curt Op inAllergy Clin Immuno. 2012. Hal 115-121
7. Romieu, Trenga C. Diet and Obstructive Lung Disease. Epidemiol Dev : hal
268-287
19
20