Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Angka anemia pada kehamilan di Indonesia cukup tinggi sekitar 67% dari
semua ibu hamil dengan variasi tergantung pada daerah masing-masing. Sekitar 1015% tergolong anemia berat yang sudah tentu akan mempengaruhi tumbuh
kembang janin dalam rahim (Manuaba, I.B.G, 2002 hal 90).
Anemia dalam kehamilan merupakan salah satu masalah kesehatan yang
banyak dialami dan cukup tinggi yang berkisar antara 10-20% (Sarwono Prawiharjo,
2005 hal 450 ).
Menurut WHO kejadian anemia saat hamil berkisar antara 20% sampai 89%
dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di
Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. (Manuaba.I.B.G, hal 29 ).
Menurut sistem kesehatan nasional (SKN ) tahun 2001 angka anemia pada
ibu hamil sebesar 40%, kondisi ini mengatakan bahwa anemia cukup tinggi di
Indonesia bila di perkirakan pada tahun 2003-2010 prevalensi anemia masih tetap di
atas 40% maka angka kematian ibu sebanyak 18.000 pertahun yang disebabkan
perdarahan setelah melahirkan. Hal ini terlihat dari tingginya angka kematian ibu
(AKI) di Asia Tenggara pada tahun 2005 yaitu berkisar 290,8 per 100.000 kelahiran
hidup. (anonim, 2010).
Dari hasil survey di Indonesia maka di ketahui angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia saat ini berkisar antara 300-400 kematian ibu per 100.000kelahiran hidup.
Angka kematian ibu di Indonesia menunjukkan masih buruknya tingkat kesehatan
ibu dan bayi baru lahir. (anonym,2010).
Berdasarkan dari data yang di peroleh di dinas propinsi Sulawesi tahun 2005,
anemia pada ibu hamil didapatkan 45.410 dari 104.271 ibu hamil yang
memeriksakan dirinya, yang terbagi atas ; anemia ringan sebanyak 42.043 orang
(40,32%). Anemia berat dengan sebanyak 3.467 orang (3,32%) dan tidak mengalami
anemia sebanyak 58.761 orang (56,35%). Sedangkan data anemia dari hasil

pencatatan rekam medik tahun 2009 sekitar 1201 orang yang melakukan
pemeriksaan ibu hamil di KIA RSU. Haji Makassar yang terbagi atas ; Anemia ringan
31 orang (56,6%), Anemia sedang 22 orang (36,6%),Anemia berat 36 orang (10%)
dan yang tidak mengalami anemia 1170 orang (93,36%).
Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian anemia ini adalah ; kurang gizi,
selain itu anemia pada ibu hamil disebabkan karena kehamilan berulang dalam
waktu singkat, cadangan zat besi ibu sebenarnya belum pulih, terkuras oleh
keperluan janin yang di kandung berikutnya.
Tingginya anemia yang menimpa ibu hamil memberikan dampak negative
terhadap janin yang di kandung dari ibu dalam kehamilan, persalinan maupun nifas
yang di antaranya akan lahir janin dengan berat badan lahir rendah (BBLR), partus
premature, abortus, pendarahan post partum, partus lama dan syok. Hal ini tersebut
berkaitan dengan banyak factor antara lain ; status gizi, umur, pendidikan, dan
pekerjaan ( Sarwono Prawirohardjo, 2005 hal. 450 ).
Karena masalah anemia pada anemia pada ibu hamil merupakan masalah
penting yang erat hubungannya dengan masalah mortalitas maternal, maka
dianggap penting untuk dilakukannya suatu identifikasi mengenai gambaran
karakteristik anemia pada ibu hamil yang dibatasi pada masalah paritas dan status
gizi.

Anda mungkin juga menyukai