Anda di halaman 1dari 44

DEFINISI

Insect Bite atau gigitan serangga adalah kelainan akibat gigitan atau
tusukan serangga yang disebabkan reaksi terhadap toksin atau
alergen yang dikeluarkan artropoda penyerang.

Kebanyakan gigitan dan sengatan digunakan untuk pertahanan.


Gigitan serangga biasanya untuk melindungi sarang mereka. Sebuah
gigitan atau sengatan dapat menyuntikkan bisa (racun) yang
tersusun dari protein dan substansi lain yang mungkin memicu
reaksi alergi kepada penderita. Gigitan serangga juga
mengakibatkan kemerahan dan bengkak di lokasi yang tersengat.
ETIOLOGI

Secara sederhana gigitan dan sengatan


lebah dibagi menjadi 2 grup yaitu
Venomous (beracun) : biasanya
menyerang dengan cara
Non Venomous (tidak beracun)
menyengat, misalnya tawon
: menggigit dan menembus
atau lebah, ini merupakan
kulit dan masuk mengisap
suatu mekanisme pertahanan
darah, ini biasanya yang
diri yakni dengan cara
menimbulkan rasa gatal.
menyuntikan racun atau bisa
melalui alat penyengatnya.
PEDIKULOSIS KAPITIS

Pedikulosis kapitis adalah infeksi kulit


dan rambut kepala yang disebabkan
oleh Pediculus Humanus Var. capitis.
Epidemiologi

• Kutu kepala umumnya menyerang anak perempuan


yang bersekolah di sekolah dasar, baik pada negara
berkembang maupun negara maju.

Faktor yang berhubungan dengan host yang dapat


dihubungkan dengan prevalensi kutu kepala antara lain
ras, kelompok umur, jenis kelamin, kondisi sosial
ekonomi, da karakteristik rambut.
Etiopatogenesis

Kutu termasuk dalam order Phthiraptera.


• Siklus hidupnya
stadium telur, larva,
nimfa, dan dewasa.
• Telur diletakkan
disepanjang rambut
dan mengikuti
tumbuhnya rambut,
yang berarti makin ke
ujung terdapat telur
yang lebih matang.
Manifestasi Klinis

Infestasi kutu kepala ditandai dengan telur


melekat pada rambut 0,7 cm dari kepala. Sering
ditemukan dibagian oksipital dan retro auricular
kepala.
Pruritus adalah gejala utama, meskipun pasien
dengan kutu biasanya tanpa gejala.
Gambar 4. Pedikulosis kapitis. (a) telur kutu (nits) yang
banyak. (b) dengan dermatitis nuchal khas.13

Gambar 3. Telur kutu


pada rambut
Diagnosis

Pada pemeriksaan terdapat


telur atau kutu Pemeriksaan Penunjang

Eksokoriasis Mikroskopi : Kutu atau telur


kutu pada helai rambut dapat
diperiksa untuk mengkonfirmasi
pemeriksaan makroskopi dari
Pioderma
kulit kepala dan rambut

Menemukan kutu pada sisir


Kultur : Jika dicurigai
impetiginasi, perlu dilakukan
kultur bakteri
Deferensial
Diagnosis

Piedra hitam
Psoariasis Kapitis
• Piedra hitam. Rambut
diuji dengan
pemeriksaan 30% KOH,
dengan latar cerah.
Nodul gelap terbentuk
hifa dematiaceous
melekat bersama-sama
untuk membentuk
massa keras.
Penatalaksanaan

Malathion

Topikal Agen
Non Medikamentosa

• Menyisir kutu Gama benzen


• Kontrol keadaan heksaklorida
sekitar
Benzil benzoat
Pyrethrin
Permetrin
Lindane
Pediculosis Pubis

Infeksi rambut dan kulit


didaerah pubis dan
disekitarnya oleh parasit
Phitrus pubis
Etiologi
• Penyebab penyebab ini
adalah kutu Phtrius pubis.
• Kutu ini mempunyai
panjang ± 1-2 mm.
• Parasit ini bersifat obligat
artinya harus menghisap
darah untuk dapat
mempertahankan hidup.
Siklus Hidup

• Phtirus pubis
betina bertelur
dirambut.
• Telur menempel
menempel di
rambut hingga
menetes menjadi
larva.
• Waktu 6-10 hari
Epidemiologi
• Penyakit ini menyerang orang dewasa
• Dapat digolongkan akibat Penyakit
Hubungan Seksual (PHS)
• Dapat menyerang jenggot dan kumis
• Bisa terjadi pada anak-anak , yaitu alis,
atau bulu mata dan pada tepi batas
rambut kepala.
Patogenesis

Erosi
Eksokoriasi
Gatal (daerah
Di garuk Infeksi sekunder
pubis)
(ada pus dan
krusta)
Gejala Klinis

Rasa gatal Black dot yaitu Pembesaran

Infeksi sekunder
di daerah Gejala patogmonik bercak hitam kelenjar getah
yang tampak
pubis. jelas pada celana
bening
Gatal dalam bewarna regional
tersebut putih.
dapat Bercak hitam
meluas ke merupakan
daerah krusta berasal
dari darah yang
abdomen sering
dan dada diinterpretasikan
salah sebagai
hematuria.
Pemeriksaan Penunjang

• Mencari kutu
dewasa yang
melekat erat di
pangkal rambut,
dan telur pada
rambut.
Penatalaksanaan

Umum Khusus
• Mencukur rambut kemaluan, • Gamma benzen heksaklorida
ketiak, atau jenggot. 1% dalam bentuk krim atau
• Pakaian dalam harus direbus ltion, 1xperhari diulang
dan disetrika selama 1 minggu
• Krotamiton 1% krim atau
lotion, dioleskan 1x perhari
dapat diulang sesudah 1
minggu
SKABIES

•Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan


oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau
Sarcoptes scabiei varietas hominis.
• Dapat ditemukan didalam terowongan lapisan
tanduk kulit pada tempat predileksi.
 Kutu ini khusus menyerang dan
menjalani siklus hidupnya dalam
lapisan tanduk kulit manusia.
 Tungau skabies tidak dapat
terbang namun dapat berpindah
secara cepat saat kontak kulit
dengan penderita.
 Tungau ini dapat merayap dengan
kecepatan 2,5 cm – 1 inch per
menit pada permukaan kulit.
Reaksi kulit yang berbentuk eritem, papul atau vesikel
pada kulit dimana mereka berada. Disertai perasaan
gatal

Rasa gatal timbul 1 bulan setelah infestasi primer serta


adanya infestasi kedua sebagai manifestasi respon
imun terhadap tungau mapun sekret yang dihasilkan
terowongan dibawah kulit
Bentuk Scabies
Skabies Nodula Skabies Nowergia
Lesi berupa nodul yang Skabies yang
berkrusta yang
gatal, merah cokelat,
memiliki
biasanya terdapat berkarakteristik lesi
pada genital laik-laki berskuama tebal yang
penuh dengan

Skabies incognito

Skabies pada bayi


Dapat menyebabkan gagal
tumbuh atau menjadi
ekzema generalisata.
Lesi dapat mengenai seluruh
tubuh.
Pemeriksaan fisik

Gejala klinis

• Pruritus nokturnal
• Penyakit ini menyerang
kelompok
• Ada terowongan (kunikulus)
• Menemukan tungau
Tempat Predileksi
–Stratum korneum yang
tipis, yaitu : sela jari
tangan, pergelangan
tangan bagian volar,
siku bagian luar, lipat
ketiak bagian depan,
aerola mammae
(wanita), umbilikus,
bokong, genitalia
eksterna (pria) dan
perut bagian bawah
Kelainan kulit pada sela Kelainan kulit pada
jari punggung

Kelainan kulit pada penis


Kelainan kulit pada penis
Menemukan tungau

Tungau skabies pada


Tungau dewasa
stratum korneum
 Pruritus Nokturna dan  Diagnosis Pasto
erupsi kulit berupa  Kerokan kulit
papul, vesikul, dan  Mengambil tungau
pustul ditempat dengan jarum
predileksi, distribusi lesi  Epidermal shave biopsy
yang khas, terowongan-  Kuretase terowongan
terowongan pada tempat  Tes tinta Burowi
predileksi, adanya  Tetrasiklin topikal
penyakit yang sama pada  Apusan kulit
orang-orang sekitar
 The great imitator
 Dermatitis atopik
 Dermatitis kontak
Diagnosis  Prurigo

banding  Pioderma
Penatalaksanaan
•Krim permetrin (elimite, acticin), sediaan krim 1% untuk
terapi tungau pada kepala dan krim 5% untuk terapi
tungau tubuh, dioleskan pada area tubuh dan dibilas
setelah 8-14 jam.
• Lindane 1% (gamma-benzen heksaklorida), sediaan
60 mg, dioleskan dan dibiarkan selama 8 jam.
•Sulfur presipitat 6%, dipakai pada malam hari selama 3
malam dan dibersihkan secara menyeluruh 24 jam
terakhir.
•Benzil benzoat 25%. Dipakai setiap malam selama 3
kali.
•Krim krotamiton (eurax). Mulai jarang digunakan
karena dianggap tidak cukup efektif.
•Ivermectin 1 atau 2 dosis oral 200 mg/kgBB untuk
terapi skabies pada penderita AIDS.
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara

pemakaian obat, serta syarat pengobatan

dan menghilangkan faktor prediposisi

(antara lain higiene), maka penyakit ini

dapat diberantas dan memberikan prognosis

yang baik.
Reaksi yang disebabkan oleh

gigitan yang biasanya dari bagian

mulut serangga dan terjadi saat

serangga mencari makanan


Etiologi

Memiliki tahap dewasa.


Atropoda Paparan terhadap gigitan
kelas serangga dan sejenisnya dapat
insekta berakibat ringan atau hampir
tidak disadari ataupun dapat
mengancam jiwa.
Patogenesis
Saliva pada serangga dapat membantu dalam
pencernaannya, menghambat koagulasi,
meningkatkan aliran darah pada tempat gigitan,
atau menganestesi daerah gigitan.
Banyak lesi yang terjadi biasanya merupakan
akibat dari respon imun terhadap sekret insekta
ini. Kebanyakan gigitan serangga bentuknya
kecil dan hanya menghasilkan luka tusuk
superfisial.
Diagnosis

Anamnesis
•Kebanyakan pasien sadar dengan adanya gigitan
serangga ketika terjadi reaksi atau tepat setelah
gigitan
•Pasien mengeluh tidak nyaman, gatal, nyeri
sedang maupun berat, eritema, panas, dan edema
pada jaringan sekitar gigitan.
•Pada reaksi lokal yang berat dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya reaksi sistemik serius.
Papular urtikaria
 : Bekas gigitan kutu, sangat
gatal, urtikaria seperti
papula di lokasi gigitan kutu
pada lutut dan kaki seorang
anak, papula biasanya
berdiameter <1 cm serta
memiliki vesikel di atasnya .
Bila tergoresakan
mengakibatkan erosi
maupun krusta
Diagnosis Banding
 Dermatitis kontak alergi
akut pada pasien yang
alergi terhadap akrilat
yang digunakan dalam
industri percetakan
Diagnosis banding

 Gambar 3.
Memperlihatkan lesi
tipikal khas skabies liang
linier dengan vesikel
kecil diujungnya
Diagnosis banding

 Akibat reaksi obat


 Urtikaria yang
disebabkan
acetylsalicylic acid
PENATALAKSANAAN
 Pemberian Glukokortikoid
 Perawatan Pra Rumah Sakit Glukokortikoid topikal kuat diberikan
Kebanyakan gigitan serangga dapat untuk waktu yang singkat, pemberian
dirawat pada saat akut dengan glukokortikoid sangat membantu untuk
memberikan kompres setelah keluhan pruritus yang terus menerus.
perawatan luka rutin dengan sabun  Agen Antimikroba Infeksi sekunder
dan air untuk meminimalisasi Antibiotik pengobatan dengan agen
kemungkinan infeksi. topikal seperti salep mupirocin atau
agen antistaphylococcal /
 Untuk reaksi lokal yang luas, antistreptococcal jika terdapat infeksi
kompres es dapat meminimalisasi sekunder. Infeksi Sistemik / Infestasi.
pembengkakan. Pemberian Pengobatan diberikan agen
kompres es tidak boleh dilakukan antimikroba yang sesuai
lebih dari 15 menit dan harus
diberikan dengan pembatas baju
antara es dan kulit untuk mencegah
luka langsung akibat suhu dingin
pada kulit.
 Epinefrin merupakan kunci utama
untuk penanganan pra rumah sakit
pada reaksi sistemik. Antihistamin
sistemik dan kortikosteroid, bila
tersedia, dapat membantu
mengatasi reaksi sistemik
Prognosis dari insect bite reaction bergantung
pada jenis insekta yang terlibat dan seberapa
besar reaksi yang terjadi. Pemberian topikal
berbagai jenis analgetik, antibiotik, dan
pemberian oral antihistamin cukup
membantu, begitupun dengan kortikosteroid
oral maupun topikal. Pemberian insektisida,
mencegah pajanan ulang, dan menjaga
higienitas lingkungan juga perlu diperhatikan.
Sedangkan untuk reaksi sistemik berat,
penanganan medis darurat yang tepat
memberikan prognosis baik.

Anda mungkin juga menyukai