Kata 'Sriwijaya' berasal dari dua suku kata yaitu 'Sri' yang berarti bercahaya atau
gemilang dan 'Wijaya' yang berarti kemenangan. Jadi Sriwijaya berarti
kemenangan yang gemilang. Sriwijaya juga disebut dengan berbagai macam
nama. Orang Tionghoa menyebut Shih-li-fo-shih atau San-fo-tsi atau San Fo Qi.
Dalam bahasa Sansekerta dan Pali kerajaan Sriwijaya disebut Yavadesh dan
Javadeh. Bangsa Arab menyebut Zabaj atau Sribuza dan Khmer menyebut
Malayu. Sementara dari peta Ptolemaeus ditemukan keterangan tentang ada 3
pulau Sabadeibei yang berkaitan dengan Sriwijaya.
Selain berita dari luar, terdapat juga beberapa prasasti peninggalan Kerajaan
Sriwijaya, diantaranya adalah prasasti Kedukan Bukit (605S/683M) di
Palembang. Isi dari prasasti terseubt adalah Dapunta Hyang mengadakan
ekspansi 8 hari dengan membawa 20.000 tentara, kemudian berhasil
menaklukkan dan menguasai beberapa daerah. Dengan kemenangan itu
Sriwijaya menjadi makmur. Dari kedua bukti tertua di atas bisa disimpulkan
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan raja pertamanya adalah
Dapunta Hyang.
Masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya berada pada abad 9-10 Masehi dimana
Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara.
Sriwijaya telah melakukan kolonisasi di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia
Tenggara, antara lain: Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Thailand,
Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Dominasi atas Selat Malaka dan Selat Sunda,
menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan
perdagangan lokal yang mengenakan bea dan cukai atas setiap kapal yang lewat.
Sriwijaya mengumpulkan kekayaannya dari jasa pelabuhan dan gudang
perdagangan yang melayani pasar Tiongkok, dan India.
Keruntuhan Sriwijaya
Pada tahun 1017 dan 1025, Rajendra Chola I, soerang dari dinasti Cholda
1.
di Koromande, India Selatan. Dari dua serangan tersebut membuat luluh lantah
armada perang Sriwijaya dan membuat perdagangan di wilayah Asia-tenggara
jatuh pada Raja Chola. Namun Kerajaan Sriwijaya masih berdiri.
Melemahnya kekuatan militer Sriwijaya, membuat beberapa daerah
2.
3.
4.
Berita
dari
Cina
2.
Arab
Sumber Prasasti
Selain dari sumber berita asing, keberadaan Kerajaan Sriwijaya juga tercatat
pada prasasti-prasasti yang pernah ditinggalkan, diantaranya:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Raja-raja Sriwijaya
Dari abad ke-7 sampai ke-13 Masehi, Kerajaan Sriwijaya pernah di pimpin oleh
raja-raja di bawah ini, yaitu:
1.
2.
Sri IndravarmanChe-li-to-le-pa-mo
3.
Rudra VikramanLieou-teng-wei-kong
4.
Maharaja WisnuDharmmatunggadewa
5.
Dharanindra Sanggramadhananjaya
6.
Samaragrawira
7.
Samaratungga
8.
Balaputradewa
9.
Sri UdayadityavarmanSe-li-hou-ta-hia-li-tan
10.
Hie-tche (Haji)
11.
Sri CudamanivarmadevaSe-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa
12.
Sri MaravijayottunggaSe-li-ma-la-pi
13.
Sumatrabhumi
14.
Sangramavijayottungga
15.
16.
Rajendra II
17.
Rajendra III
18.
19.
20.
Warmadewa