PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kendala dalam hal peningkatan produksi salah satunya disebabkan oleh
proses pengeringan, karena masih mengandalkan sinar matahari. Sehingga
ketergantungan pada kondisi iklim saat pengeringan, menjadikan persoalan
tersendiri. Ini mengakibatkan tidak bisa mengoptimalkan kapasitas produksi,
karena proses pengeringan tergantung pada intensitas cahaya matahari, yang
memerlukan tempat yang sangat luas. Selain itu, higienis produk juga
menjadi faktor yang tidak diperhatikan oleh mitra. Selama ini mitra
melakukan proses penurunan kadar air pakan dengan menjemur di bawah
sinar matahari selama lebih kurang 3-4 hari. Proses pengeringan secara
konvensional yang dilakukan memiliki beberapa kelemahan yaitu rendahnya
higienitas produk, konsumsi waktu pengeringan dan intensitas matahari yang
tidak merata sepanjang hari. Hal ini mempengaruhi proses produksi yang
menurunkan kualitas produk.
Salah satu penyebab kerusakan bahan dan produk agroindustri adalah
kerusakan mikrobiologis. Kerusakan ini disebabkan karena banyaknya
sumber energi yang terkandung dalam bahan pertanian, seperti protein dan
karbohidrat. Kedua sumber energi ini yang memicu tumbuhnya mikroba.
Selain itu faktor kandungan air yang terkandung dalam bahan juga salah satu
keadaan yang disukai oleh mikroorganisme.
Alat pengering dapat dikelompokkan menjadi 2, berdasarkan jenis bahan
yang dikeringkan, yaitu pengering bahan padat dan pasta, seperti pengering
rak, pengering konveyor, pengering rotary, pengering flash, pengering beku,
dan pengering fluidized bed; pengering bahan cair, seperti spray dryer dan
drum dryer.
Banyaknya jenis alat pengeringan memerlukan pengetahuan yang cukup
untuk menentukan penggunaan alat pengeringan dan prosedurnya sesuai jenis
bahan/produk yang akan dikeringkan (Mardliyan dan hardiyan, 2012).
Oleh karena hal tersebut maka dibuat alat-alat pengering yang digunakan
untuk mengeringkan bahan yang tidak tergantung pada matahari, sebagai
seorang sarjana teknik kimia kita perlu mengetahui proses, cara kerja,
kelebihan dan kekurangan alat-alat pengering tersebut.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari tentang proses dan cara kerja alat-alat pengering
2. Mempelajari tentang kelebihan alat-alat pengering
3. Mempelajari tentang kekurangan alat-alat pengering
1.3 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah:
1. Dapat mengetahui tentang proses dan cara kerja alat-alat pengering
2. Dapat mengetahui tentang kelebihan alat-alat pengering
3. Dapat mengetahui tentang kekurangan alat-alat pengering
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pengeringan (Drying)
Pengeringan (drying) zat padat berarti pemisahan sejumlah kecil air atau
zat cair lain dari bahan padat, sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di
dalam zat padat itu sampai suatu nilai terendah yang dapat diterima.
Pengeringan biasanya merupakan alat terakhir dari sederetan operasi, dan
hasil pengeringan biasanya siap untuk dikemas.(McCabe, 2002)
2.2 Klasifikasi Pengering
Ada pengering yang beroperasi secara kontinyu (sinambung) dan
batch.Untuk mengurangi suhu pengeringan, beberapa pengering beroperasi
dalam vakum.Beberapa pengering dapat menangani segala jenis bahan, tetapi
ada pula yang sangat terbatas dalam hal umpan yang ditanganinya.
Pembagian pokok pengering (dryer) :
1. Pengering (dryer) dimana zat yang dikeringkan bersentuhan langsung
dengan gas panas (biasanya udara) disebut pengering adiabatik
(adiabatic dryer) atau pengering langsung (direct dryer).
2. Pengering (dryer) dimana kalor berpindah dari zat ke medium luar,
misalnya uap yang terkondensasi, biasanya melalui permukaan logam
yang bersentuhan disebut pengering non adiabatik (non adiabatic
dryer) atau pengering tak langsung (indirect dryer). (Mc. Cabe, 2002)
2.3 Konsep Dasar Sistem Pengeringan
Proses pengeringan merupakan proses perpindahan panas dari sebuah
permukaan benda sehingga kandungan air pada permukaan benda berkurang.
Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya perbedaan temperatur yang
signifikan antara dua permukaan. Perbedaan temperatur ini ditimbulkan oleh
adanya aliran udara panas diatas permukaan benda yang akan dikeringkan
yang mempunyai temperatur lebih dingin.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengeringan
Pengeringan merupakan salah satu unit operasi energi paling intensif
dalam pengolahan pasca panen. Pengeringan adalah proses pemindahan panas
dan uap air secara simultan yang memerlukan panas untuk menguapkan air
dari permukaan bahan tanpa mengubah sifat kimia dari bahan tersebut. Dasar
dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena
perbedaan kandungan uap air antara udara dan bahan yang dikeringkan. Laju
pemindahan kandungan air dari bahan akan mengakibatkan berkurangnya
kadar air dalam bahan tersebut.
Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air dari suatu bahan
sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu sampai
suatu nilai rendah yang dapat diterima, menggunakan panas. Pada proses
pengeringan ini air diuapkan menggunakan udara tidak jenuh yang
dihembuskan pada bahan yang akan dikeringkan. Air (atau cairan lain)
menguap pada suhu yang lebih rendah dari titik didihnya karena adanya
perbedaan kandungan uap air pada bidang antar-muka bahan padat-gas
dengan kandungan uap air pada fasa gas. Gas panas disebut medium
pengering, menyediakan panas yang diperlukan untuk penguapan air dan
sekaligus membawa air keluar. Air juga dapat dipisahkan dari bahan padat,
secara mekanik menggunakan cara pengepresan sehingga air keluar, dengan
pemisah sentrifugal, dengan penguapan termal ataupun dengan metode
lainnya. Pemisahan air secara mekanik biasanya lebih murah biayanya dan
lebih hemat energi dibandingkan dengan pengeringan.
Kandungan zat cair dalam bahan yang dikeringkan berbeda dari satu
bahan ke bahan lain. Ada bahan yang tidak mempunyai kandungan zat cair
sama sekali (bone dry). Pada umumnya zat padat selalu mengandung sedikit
fraksi air sebagai air terikat. Kandungan air dalam suatu bahan dapat
dinyatakan atas dasar basah (% berat) atau dasar kering, yaitu perbandingan
jumlah air dengan jumlah bahan kering.
Dasar pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena
perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan.
Dalam hal ini, kandungan uap air udara lebih sedikit atau udara mempunyai
kelembaban nisbi yang rendah sehingga terjadi penguapan. Kemampuan
udara membawa uap air bertambah besar jika perbedaan antara kelembaban
nisbi udara pengering dengan udara sekitar bahan semakin besar. Salah satu
faktor yang mempercepat proses pengeringan adalah kecepatan angin atau
udara yang mengalir. Udara yang tidak mengalir menyebabkan kandungan
uap air di sekitar bahan yang dikeringkan semakin jenuh sehingga
pengeringan semakin lambat.
Tujuan pengeringan untuk mengurangi kadar air bahan sampai batas
perkembangan organisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan
pembusukan terhambat atau bakteri terhenti sama sekali. Dengan demikian
bahan yang dikeringkan mempunyai waktu simpan lebih lama.
Proses pengeringan diperoleh dengan cara penguapan air. Cara tersebut
dilakukan dengan menurunkan kelembapan nisbi udara dengan mengalirkan
udara panas di sekeliling bahan, sehingga tekanan uap air bahan lebih besar
6
dari tekanan uap air di udara. Perbedaan tekanan itu menyebabkan terjadinya
aliran uap air dari bahan ke udara.
Di Industri kimia proses pengeringan adalah salah satu proses yang
penting. Proses pengeringan ini dilakukan biasanya sebagai tahap akhir
sebelum dilakukan pengepakan suatu produk ataupun proses pendahuluan
agar proses selanjutnya lebih mudah, mengurangi biaya pengemasan dan
transportasi suatu produk dan dapat menambah nilai guna dari suatu bahan.
Dalam industri makanan, proses pengeringan ini digunakan untuk
pengawetan
suatu
produk
makanan.
Mikroorganisme
yang
dapat
Makin lembab udara maka Makin lama kering sedangkan Makin kering
udara maka makin cepat pengeringan. Karena udara kering dapat
mengabsobsi dan menahan uap air Setiap bahan mempunyai keseimbangan
kelembaban nisbi masing-masing. kelembaban pada suhu tertentu dimana
bahan tidak akan kehilangan air (pindah) ke atmosfir atau tidak akan
mengambil uap air dari atmosfir (Supriyono, 2003).
3.3 Prinsip dasar dan mekanisme pengeringan
Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas
dan pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama panas
harus di transfer dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi
penguapan air, uap air yang terbentuk harus dipindahkan melalui struktur
bahan ke medium sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran fluida di
mana cairan harus di transfer melalui struktur bahan selama proses
pengeringan berlangsung. Jadi panas harus di sediakan untuk menguapkan air
dan air harus mendifusi melalui berbagai macam tahanan agar supaya dapat
lepas dari bahan dan berbentuk uap air yang bebas. Lama proses pengeringan
tergantung pada bahan yang di keringkan dan cara pemanasan yang
digunakan. Makin tinggi suhu dan kecepatan aliran udara pengeringan makin
cepat pula proses pengeringan berlangsung. Makin tinggi suhu udara
pengering, makin besar energi panas yang di bawa udara sehingga makin
banyak jumlah massa cairan yang di uapkan dari permukaan bahan yang
dikeringkan. Jika kecepatan aliran udara pengering makin tinggi maka makin
cepat massa uap air yang dipindahkan dari bahan ke atmosfer. Kelembaban
udara berpengaruh terhadap proses pemindahan uap air. Pada kelembaban
udara tinggi, perbedaan tekanan uap air didalam dan diluar bahan kecil,
sehingga pemindahan uap air dari dalam bahan keluar menjadi terhambat.
Pada pengeringan dengan menggunakan alat umumnya terdiri dari tenaga
penggerak dan kipas, unit pemanas (heater) serta alat-alat kontrol. Sebagai
sumber tenaga untuk mengalirkan udara dapat digunakan blower. Sumber
energi yang dapat digunakan pada unit pemanas adalah tungku, gas, minyak
bumi, dan elemen pemanas listrik.
Proses utama dalam pengeringan adalah proses penguapan air maka perlu
terlebih dahulu diketahui karakteristik hidratasi bahan pangan yaitu sifat-sifat
bahan yang meliputi interaksi antara bahan pangan dengan molekul air yang
dikandungnya dan molekul air di udara sekitarnya. Peranan air dalam bahan
pangan dinyatakan dengan kadar air dan aktivitas air, sedangkan peranan air
di udara dinyatakan dengan kelembaban relatif dan kelembaban mutlak.
Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah
sebagai berikut:
1. Air bergerak melalui tekanan kapiler.
2. Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap
bagian bahan.
3. Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisanlapisan permukaan komponen padatan dari bahan.
4. Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan
uap. (Dewi, 2010)
3.4 Metode Umum Pengeringan
Metode dan proses pengeringan dapat diklasifikasikan dalam berbagai
cara yang berbeda. Proses pengeringan dapat dikelompokkkan sebagai:
1. Batch; bahan dimasukkan ke dalam peralatan pengering dan pengering
berlangsung selama periode waktu tertentu.
2. Kontinu; bahan ditambahkan secara terus-menerus ke dalam pengering
dan bahan kering dipindahkan secara terus-menerus. (Dewi, 2010)
3.5 Jenis-jenis dryers
3.5.1 Tray dryer
10
11
berputar
disesuaikan
dengan
bentuk
bahan
yang
12
Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering
berbentuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan
dengan tungku atau gasifier. Alat pengering ini dapat bekerja pada aliran
udara melalui poros silinder pada suhu 1200-1800 oF tetapi pengering ini
lebih seringnya digunakan pada suhu 400-900 oF.
Rotary dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan industri karena
proses pengeringannya jarang menghadapi kegagalan baik dari segi
output kualitas maupun kuantitas. Namun sejak terjadinya kelangkaan
dan mahalnya bahan bakar minyak dan gas, maka teknologi rotary dryer
mulai dikembangkan untuk berdampingan dengan teknologi bahan bakar
substitusi seperti burner batubara, gas sintesis dan sebagainya.
13
14
lebih merata dan lebih banyak mengalami penyusutan. Selain itu rotary
ini mengalami pengeringan berturut-turut selama satu jam tanpa
dilakukan penghentian proses pengeringan. Pengering rotary ini terdiri
dari unit-unit silinder, dimana bahan basah masuk diujung yang satu dan
bahan kering keluar dari ujung yang lain.
Proses pengeringan terjadi ketika bahan dimasukkan ke dalam
silinder yang berputar kemudian bersamaan dengan itu aliran panas
mengalir dan kontak dengan bahan. Didalam drum yang berputar terjadi
gerakan pengangkatan bahan dan menjatuhkannya dari atas ke bawah
sehingga kumpulan bahan basah yang menempel tersebut terpisah dan
proses
pengeringan
bisa
berjalan
lebih
efektif.
Pengangkatan
15
16
langsung), arah gas panas (co-current atau counter current), volume dan
tekanan udara, kecepatan dan tenaga putar, dan dimensi siklon.
Pengering rotary telah menjadi andalan bagi banyak industri yang
menghasilkan produk dalam tonase yang tinggi. Pengeringan ini biasanya
membutuhkan modal yang besar dan kurang efisien, tetapi sangat
fleksibel. Penggunaan tabung uap yang dibenamkan dalam sel yang
berputar membuat pengeringan pancuran (cascanding rotary dryer) lebih
efisien secara termal.
Pengering rotary memiliki keuntungan dari struktur yang wajar,
manufaktur yang sangat baik, output tinggi, konsumsi energi yang
rendah, operasi yang mudah digunakan dan sebagainya. Pengering rotary
berlaku untuk bahan partikel, dan juga berlaku untuk bahan pasta dan
kental yang bercampur dengan bahan partikel, atau bahan yang kadar air
tinggi. Ini memiliki keuntungan dari volume produksi yang besar,
berbagai aplikasi, hambatan aliran kecil, rentang disesuaikan besar, dan
operasi yang mudah digunakan, dll.
Secara umum, unit pemanas langsung merupakan unit yang
sederhana dan paling ekonomis. Unit ini digunakan pada saat kontak
langsung antara padatan dan flue gas dapat ditoleransi. Karena beban
panas total harus diberikan dan diambil, sejumlah volume total gas yang
besar dan kecepatan yang tinggi diperlukan. Kecepatan gas yang
ekonomis biasanya kurang dari 0,5 m/s.
Bagian dalam alat yang berbentuk silindris ini, semacam sayap yang
banyak. Melalui antara sayap-sayap tersebut dialirkan udara panas yang
kering sementara silinder pengering berputar. Dengan adanya sayapsayap tersebut bahan seolah-olah diaduk sehinga pemanasan meratadan
akhirnya diperoleh hasil yang lenih baik. Alat ini dilengkapi 2 silinder,
yang satu ditempatkan di bagian dekat pemasukan bahan yang akan
dikeringkan, dan yang satu lagi di bagian dekat tempat pengeluaran
bahan hasil pengeringan. Masing- masing silinder tersebut berhubungan
dengan sayap-sayap (kipas) yang mengalirkan secara teratur udara panas
17
3.5.3
Spray dryer
Spray drying merupakan suatu proses pengeringan untuk
19
Freeze dryer
Frees Driyer merupakan suatu alat pengeringan yang termasuk
20
21
22
23
kalor
dengan
menggunakan
pengering
tipe
fluidisasi
24
disertai
dengan
proses
vacuum
untuk
mempercepat
25
temperatur
pengeringan
untuk
udara
dalam
komoditi
pertanian
lingkungan
dengan
cara
kolektor
surya
dan
suatu
lorong pengering.
Kolektor dan lorong pengering dipasang paralel dan diatasnya ditutup
listrik 60 watt dapat berfungsi secara efisien, bahkan kipas arus scarab
32 watt dengan penggerak photovoltaik dapat dipakai pada sistem
tersebut
Alat pengering tersebut dipasang diatas struktur kayu dan disangga
BAB IV
CONTOH SOAL DAN PERHITUNGAN
1. Sebuah padatan basah dikeringkan dari kandungan air 80% menjadi 5%, basis
basah. Hitung air yang diuapkan/100 kg produk kering
Jawab :
Kandungan air mula2 = 0,8/(1-0,8) = 4 kg air/kg padatan kering
Kandungan air akhir = 0.05/(1-0.05)=0,0527 kg air/kg padat kring
Air yang diuapkan = 950(4-0,0527) = 3750kg
2. Kurva pengeringan berlaku untuk pengeringan batch suatu padatan. Padatan
dikeringkan dari 25 ke 6% moisture. Berat padatan basah adalah 160 kg dan
luas permukaan pengeringan 1m2/40 kg berat kering.
Tentukan lama pengeringan !
Jawab :
Ss/A = 40
Pada moisture 25%, X1 = 0,25/(1-1,25)
= 0,333 kg moisture /kg padatan kering
27
(Pers 12.4)
BAB V
SESI TANYA JAWAB
Pertanyaan (Andi Stella Melani)
1. Bagaimanakah cara mengeringkan gas agar didaptkan gas murni?
Jawab:
Yaitu dengan cara dehidrasi (adsorbsi) Secara garis besar proses adsorpsi
di lakukan pada sebuah fixed bed (unggun tetap) yang berisi solid desiccant
(adsorbent). Gas bumi yang akan dikeringkan di masukan kedalam fixed bed
yang berisi solid desiccant, selama melewati solid desiccant uap air yang
terkandung dalam gas terserap oleh solid desiccant baik pada permukaan luar
maupun di dalam pori pori nya, gas bumi terus mengalir dan keluar di bagian
bawah kolom.
Setelah beberapa waktu solid desiccant menyerap air maka akan
tercapai suatu keadaan solid desiccant jenuh, supaya solid desiccant jenuh
dapat di gunakan lagi maka perlu di panasi sehingga air yang menempel
menguap. Proses terakhir regenerasi ini, suatu gas panas di alirkan ke dalam
28
kolom melalui bagian bawah ke atas sambil mengalir gas panas ini
menguapkan air yang menempel pada solid desiccant. Jadi bila didinginkan
proses nya kontinyu, maka di perlukan minimal 2 buah kolom fixed bed, satu
untuk proses adsorpsi dan satu lagi sebagai proses regenerasi. Contoh
diagram alir unit pengeringan secara adsorpsi.
Gas bumi basah mengalir ke scrubber, scrubber berfungsi untuk
memisahkan fasa cair dan gas dari scrubber, gas mengalir masuk ke dalam
adsorber di dalam kolom tersebut gas bumi basah mengalir mengalir dari atas
ke bawah melewati tumpukan solid desiccant, uap air yang terdapat di dalam
aliran gas akan terserap oleh solid desiccant, uap air tersebut akan
terkondensasi dan melekat keluar kolom menuju unit proses unit proses
berikutnya (unit pencairan gas bumi ).
Sekitar 5 sampai dengan 15% dari aliran gas bumi kering di alirkan ke
heater untuk di hasil kan dengan temperature 400 6000 C. gas ini
selanjutnya di gunakan sebagai gas regenerant yaitu gas untuk menyerap air
pada proses regenerasi pada kolom adsorber. Jika solid desiccant yang
digunakan adalah slika gel maka suhu pemanasan 400 0 C, sedangkan jika
solid desiccant nya adalah molekuler sieve pemanasan pada temperature 6000
C.
Di dalam kolom adsorber gas regenerant mengalir dari bawah ke atas
melewati tumpukan solid desiccant sambil menguapkan air yang terdapat
dalam pori pori solid desiccant, kolom ini selanjutnya di sebut kolom
desorber, dari kolom desorber gas regenerant mengalir ke cooler, akibat
pendinginan di dalam cooler sebagian uap air yang terbawa oleh gas
29
30
memberikan energi untuk proses penguapan dan menyerap uap air yang
keluar dari bahan. Bahan (cairan) yang akan dikeringkan dilewatkan pada
suatu nozzle (saringan bertekanan) sehingga keluar dalam bentuk butiran
(droplet) yang sangat halus. Butiran ini selanjutnya masuk kedalam ruang
pengering yang dilewati oleh aliran udara panas. Hasil pengeringan berupa
bubuk akan berkumpul dibagian bawah ruang pengering yang selanjutnya
dialirkan ke bak penampung.
Pertanyaan (M. Ramli)
3. Apakah fungsi drying untuk kegiatan farmasi?
Jawab:
Fungsi drying sangatlah penting untuk setiap proses dalam pembuatan
sediaan farmasi baik dalam skala kecil maupun besar (industri) hampir selalu
melibatkan transfer panas, terutama pada proses pembuatan tablet secara
granulasi basah. Panas disini dibutuhkan dalam proses pengeringan sehingga
di hasilkan massa granul yang kering dan dapat di kempa menjadi tablet.
Proses pengeringan menggunakan pemanasan secara umum, berlangsung
dalam 3 tahap stimultan, yaitu : proses transfer energi dari sumber luar ke
dalam material yang mengandung air, fase transformasi dari air / solvent dari
bentuk cair menjadi bentuk uap, dan transfer uap dari material keluar dari alat
pengering / material yang dikeringkan
Pengeringan merupakan suatu proses pemisahan sejumlah kecil air atau zat
cair dari bahan sehingga mengurangi kandungan/sisa cairan di dalam zat
padat itu sampai suatu nilai yang dikehendaki. Proses pengeringan dapat
dilakukan dengan cara penguapan. Penguapan terjadi apabila air yang
dikandung oleh suatu bahan teruap, yaitu apabila panas diberikan kepada
bahan tersebut. Selain dengan penguapan, pengeringan dapat dilakukan
dengan cara memecahkan ikatan molekul-molekul air yang terdapat di dalam
bahan
Teknik
pengeringan
pengeringan
dalam
teknologi
farmasi
dapat
31
BAB VI
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1) Kriteria pemilihan alat pengering adalah sifat bahan yamg dikeringkan,
keadaan bahan yang dikeringkan, sifat cairan yang ada dalam bahan,
cara pengoperasianya kontinu atau batch, dan banyaknya bahan yang
akan dikeringkan. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengeringan
adalah luas Permukaan, perbedaan suhu dan udara sekitar, kecepatan
aliran udara, tekanan udara dan kelembapan udara.
2) Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas
dan pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama
panas harus di transfer dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya
setelah terjadi penguapan air, uap air yang terbentuk harus dipindahkan
melalui struktur bahan ke medium sekitarnya. Proses ini akan
menyangkut aliran fluida di mana cairan harus di transfer melalui
struktur bahan selama proses pengeringan berlangsung. Jadi panas
harus di sediakan untuk menguapkan air dan air harus mendifusi
melalui berbagai macam tahanan agar supaya dapat lepas dari bahan
dan berbentuk uap air yang bebas. Lama proses pengeringan tergantung
pada bahan yang di keringkan dan cara pemanasan yang digunakan.
3) Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah
sebagai berikut: Air bergerak melalui tekanan kapiler, Penarikan air
disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian bahan,
Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari
lapisan-lapisan permukaan komponen padatan dari bahan, Perpindahan
air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan uap.
32
DAFTAR PUSTAKA
%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htm
Hasibuan, R. 2005. Proses Pengeringan. Universitas Sumatera Utara : Program
Studi Teknik Kimia
Westryan Tindaon (05 Juni 2015). Pengeringan. Retrieved Juli 2013 diakses dari
http://westryantindaon.blogspot.com/2013/07/pengeringan.html
----------------- (28 Mei 2015). Pengeringan. Retrieved februari 2009. diakses dari
(http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/2009/02/modul-202pengeringan.pdf.)
33