Anda di halaman 1dari 33

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kendala dalam hal peningkatan produksi salah satunya disebabkan oleh
proses pengeringan, karena masih mengandalkan sinar matahari. Sehingga
ketergantungan pada kondisi iklim saat pengeringan, menjadikan persoalan
tersendiri. Ini mengakibatkan tidak bisa mengoptimalkan kapasitas produksi,
karena proses pengeringan tergantung pada intensitas cahaya matahari, yang
memerlukan tempat yang sangat luas. Selain itu, higienis produk juga
menjadi faktor yang tidak diperhatikan oleh mitra. Selama ini mitra
melakukan proses penurunan kadar air pakan dengan menjemur di bawah
sinar matahari selama lebih kurang 3-4 hari. Proses pengeringan secara
konvensional yang dilakukan memiliki beberapa kelemahan yaitu rendahnya
higienitas produk, konsumsi waktu pengeringan dan intensitas matahari yang
tidak merata sepanjang hari. Hal ini mempengaruhi proses produksi yang
menurunkan kualitas produk.
Salah satu penyebab kerusakan bahan dan produk agroindustri adalah
kerusakan mikrobiologis. Kerusakan ini disebabkan karena banyaknya
sumber energi yang terkandung dalam bahan pertanian, seperti protein dan
karbohidrat. Kedua sumber energi ini yang memicu tumbuhnya mikroba.
Selain itu faktor kandungan air yang terkandung dalam bahan juga salah satu
keadaan yang disukai oleh mikroorganisme.
Alat pengering dapat dikelompokkan menjadi 2, berdasarkan jenis bahan
yang dikeringkan, yaitu pengering bahan padat dan pasta, seperti pengering
rak, pengering konveyor, pengering rotary, pengering flash, pengering beku,
dan pengering fluidized bed; pengering bahan cair, seperti spray dryer dan
drum dryer.
Banyaknya jenis alat pengeringan memerlukan pengetahuan yang cukup
untuk menentukan penggunaan alat pengeringan dan prosedurnya sesuai jenis
bahan/produk yang akan dikeringkan (Mardliyan dan hardiyan, 2012).

Oleh karena hal tersebut maka dibuat alat-alat pengering yang digunakan
untuk mengeringkan bahan yang tidak tergantung pada matahari, sebagai
seorang sarjana teknik kimia kita perlu mengetahui proses, cara kerja,
kelebihan dan kekurangan alat-alat pengering tersebut.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari tentang proses dan cara kerja alat-alat pengering
2. Mempelajari tentang kelebihan alat-alat pengering
3. Mempelajari tentang kekurangan alat-alat pengering
1.3 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah:
1. Dapat mengetahui tentang proses dan cara kerja alat-alat pengering
2. Dapat mengetahui tentang kelebihan alat-alat pengering
3. Dapat mengetahui tentang kekurangan alat-alat pengering

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pengeringan (Drying)
Pengeringan (drying) zat padat berarti pemisahan sejumlah kecil air atau

zat cair lain dari bahan padat, sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di
dalam zat padat itu sampai suatu nilai terendah yang dapat diterima.
Pengeringan biasanya merupakan alat terakhir dari sederetan operasi, dan
hasil pengeringan biasanya siap untuk dikemas.(McCabe, 2002)
2.2 Klasifikasi Pengering
Ada pengering yang beroperasi secara kontinyu (sinambung) dan
batch.Untuk mengurangi suhu pengeringan, beberapa pengering beroperasi
dalam vakum.Beberapa pengering dapat menangani segala jenis bahan, tetapi
ada pula yang sangat terbatas dalam hal umpan yang ditanganinya.
Pembagian pokok pengering (dryer) :
1. Pengering (dryer) dimana zat yang dikeringkan bersentuhan langsung
dengan gas panas (biasanya udara) disebut pengering adiabatik
(adiabatic dryer) atau pengering langsung (direct dryer).
2. Pengering (dryer) dimana kalor berpindah dari zat ke medium luar,
misalnya uap yang terkondensasi, biasanya melalui permukaan logam
yang bersentuhan disebut pengering non adiabatik (non adiabatic
dryer) atau pengering tak langsung (indirect dryer). (Mc. Cabe, 2002)
2.3 Konsep Dasar Sistem Pengeringan
Proses pengeringan merupakan proses perpindahan panas dari sebuah
permukaan benda sehingga kandungan air pada permukaan benda berkurang.
Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya perbedaan temperatur yang
signifikan antara dua permukaan. Perbedaan temperatur ini ditimbulkan oleh
adanya aliran udara panas diatas permukaan benda yang akan dikeringkan
yang mempunyai temperatur lebih dingin.

Banyaknya ragam bahan yang dikeringkan di dalam peralatan komersial


dan banyaknya macam peralatan yang digunakan orang, maka tidak ada satu
teori pun mengenai pengeringan yang dapat meliputi semua jenis bahan dan
peralatan yang ada.Variasi bentuk dan ukuran bahan, keseimbangan
kebasahannya (moisture) mekanisme aliran bahan pembasah itu, serta metode

pemberian kalor yang diperlukan untuk penguapan.


Prinsip prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembuatan alat pengering
antara lain :
1. Pola suhu di dalam pengering
2. Perpindahan kalor di dalam pengering
3. Perhitungan beban kalor
4. Satuan perpindahan kalor
5. Perpindahan massa di dalam pengering

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengeringan
Pengeringan merupakan salah satu unit operasi energi paling intensif
dalam pengolahan pasca panen. Pengeringan adalah proses pemindahan panas
dan uap air secara simultan yang memerlukan panas untuk menguapkan air
dari permukaan bahan tanpa mengubah sifat kimia dari bahan tersebut. Dasar
dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena
perbedaan kandungan uap air antara udara dan bahan yang dikeringkan. Laju
pemindahan kandungan air dari bahan akan mengakibatkan berkurangnya
kadar air dalam bahan tersebut.
Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air dari suatu bahan
sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu sampai
suatu nilai rendah yang dapat diterima, menggunakan panas. Pada proses
pengeringan ini air diuapkan menggunakan udara tidak jenuh yang

dihembuskan pada bahan yang akan dikeringkan. Air (atau cairan lain)
menguap pada suhu yang lebih rendah dari titik didihnya karena adanya
perbedaan kandungan uap air pada bidang antar-muka bahan padat-gas
dengan kandungan uap air pada fasa gas. Gas panas disebut medium
pengering, menyediakan panas yang diperlukan untuk penguapan air dan
sekaligus membawa air keluar. Air juga dapat dipisahkan dari bahan padat,
secara mekanik menggunakan cara pengepresan sehingga air keluar, dengan
pemisah sentrifugal, dengan penguapan termal ataupun dengan metode
lainnya. Pemisahan air secara mekanik biasanya lebih murah biayanya dan
lebih hemat energi dibandingkan dengan pengeringan.
Kandungan zat cair dalam bahan yang dikeringkan berbeda dari satu
bahan ke bahan lain. Ada bahan yang tidak mempunyai kandungan zat cair
sama sekali (bone dry). Pada umumnya zat padat selalu mengandung sedikit
fraksi air sebagai air terikat. Kandungan air dalam suatu bahan dapat
dinyatakan atas dasar basah (% berat) atau dasar kering, yaitu perbandingan
jumlah air dengan jumlah bahan kering.
Dasar pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena
perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan.
Dalam hal ini, kandungan uap air udara lebih sedikit atau udara mempunyai
kelembaban nisbi yang rendah sehingga terjadi penguapan. Kemampuan
udara membawa uap air bertambah besar jika perbedaan antara kelembaban
nisbi udara pengering dengan udara sekitar bahan semakin besar. Salah satu
faktor yang mempercepat proses pengeringan adalah kecepatan angin atau
udara yang mengalir. Udara yang tidak mengalir menyebabkan kandungan
uap air di sekitar bahan yang dikeringkan semakin jenuh sehingga
pengeringan semakin lambat.
Tujuan pengeringan untuk mengurangi kadar air bahan sampai batas
perkembangan organisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan
pembusukan terhambat atau bakteri terhenti sama sekali. Dengan demikian
bahan yang dikeringkan mempunyai waktu simpan lebih lama.
Proses pengeringan diperoleh dengan cara penguapan air. Cara tersebut
dilakukan dengan menurunkan kelembapan nisbi udara dengan mengalirkan
udara panas di sekeliling bahan, sehingga tekanan uap air bahan lebih besar
6

dari tekanan uap air di udara. Perbedaan tekanan itu menyebabkan terjadinya
aliran uap air dari bahan ke udara.
Di Industri kimia proses pengeringan adalah salah satu proses yang
penting. Proses pengeringan ini dilakukan biasanya sebagai tahap akhir
sebelum dilakukan pengepakan suatu produk ataupun proses pendahuluan
agar proses selanjutnya lebih mudah, mengurangi biaya pengemasan dan
transportasi suatu produk dan dapat menambah nilai guna dari suatu bahan.
Dalam industri makanan, proses pengeringan ini digunakan untuk
pengawetan

suatu

produk

makanan.

Mikroorganisme

yang

dapat

mengakibatkan pembusukan makanan tidak dapat dapat tumbuh pada bahan


yang tidak mengandung air, maka dari itu untuk mempertahankan aroma dan
nutrisi dari makanan agar dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama,
kandungan air dalam bahan makanan itu harus dikurangi dengan cara
pengeringan (Revitasari, 2010).
3.2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan
A. Luas Permukaan
Makin luas permukaan bahan makin cepat bahan menjadi
kering Air menguap melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di
bagian tengah akan merembes ke bagian permukaan dan kemudian
menguap. Untuk mempercepat pengeringan umumnya bahan pangan yang
akan dikeringkan dipotong-potong atau di iris-iris terlebih dulu. Hal ini
terjadi karena:
1. pemotongan atau pengirisan tersebut akan memperluas permukaan
bahan dan permukaan yang luas dapat berhubungan dengan
medium pemanasan sehingga air mudah keluar,
2. potongan-potongan kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak
dimana panas harus bergerak sampai ke pusat bahan pangan.
Potongan kecil juga akan mengurangi jarak melalui massa air dari
pusat bahan yang harus keluar ke permukaan bahan dan kemudian
keluar dari bahan tersebut.
B. Perbedaan Suhu dan Udara Sekitarnya
7

Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan


pangan makin cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin cepat
pula penghilangan air dari bahan. Air yang keluar dari bahan yang
dikeringkan akan menjenuhkan udara sehingga kemampuannya untuk
menyingkirkan air berkurang. Jadi dengan semakin tinggi suhu
pengeringan maka proses pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi
bila tidak sesuai dengan bahan yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi
suatu peristiwa yang disebut "Case Hardening", yaitu suatu keadaan
dimana bagian luar bahan sudah kering sedangkan bagian dalamnya masih
basah.
C. Kecepatan Aliran Udara
Makin tinggi kecepatan udara, makin banyak penghilangan uap air dari
permukaan bahan sehinngga dapat mencegah terjadinya udara jenuh di
permukaan bahan. Udara yang bergerak dan mempunyai gerakan yang
tinggi selain dapat mengambil uap air juga akan menghilangkan uap air
tersebut dari permukaan bahan pangan, sehingga akan mencegah
terjadinya atmosfir jenuh yang akan memperlambat penghilangan air.
Apabila aliran udara disekitar tempat pengeringan berjalan dengan baik,
proses pengeringan akan semakin cepat, yaitu semakin mudah dan
semakin cepat uap air terbawa dan teruapkan.
D. Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara
untuk mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin
kecilnya tekanan berarti kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air
dapat lebih banyak tetampung dan disingkirkan dari bahan pangan.
Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar maka udara disekitar
pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air
terbatas dan menghambat proses atau laju pengeringan.
E. Kelembapan Udara

Makin lembab udara maka Makin lama kering sedangkan Makin kering
udara maka makin cepat pengeringan. Karena udara kering dapat
mengabsobsi dan menahan uap air Setiap bahan mempunyai keseimbangan
kelembaban nisbi masing-masing. kelembaban pada suhu tertentu dimana
bahan tidak akan kehilangan air (pindah) ke atmosfir atau tidak akan
mengambil uap air dari atmosfir (Supriyono, 2003).
3.3 Prinsip dasar dan mekanisme pengeringan
Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas
dan pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama panas
harus di transfer dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi
penguapan air, uap air yang terbentuk harus dipindahkan melalui struktur
bahan ke medium sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran fluida di
mana cairan harus di transfer melalui struktur bahan selama proses
pengeringan berlangsung. Jadi panas harus di sediakan untuk menguapkan air
dan air harus mendifusi melalui berbagai macam tahanan agar supaya dapat
lepas dari bahan dan berbentuk uap air yang bebas. Lama proses pengeringan
tergantung pada bahan yang di keringkan dan cara pemanasan yang
digunakan. Makin tinggi suhu dan kecepatan aliran udara pengeringan makin
cepat pula proses pengeringan berlangsung. Makin tinggi suhu udara
pengering, makin besar energi panas yang di bawa udara sehingga makin
banyak jumlah massa cairan yang di uapkan dari permukaan bahan yang
dikeringkan. Jika kecepatan aliran udara pengering makin tinggi maka makin
cepat massa uap air yang dipindahkan dari bahan ke atmosfer. Kelembaban
udara berpengaruh terhadap proses pemindahan uap air. Pada kelembaban
udara tinggi, perbedaan tekanan uap air didalam dan diluar bahan kecil,
sehingga pemindahan uap air dari dalam bahan keluar menjadi terhambat.
Pada pengeringan dengan menggunakan alat umumnya terdiri dari tenaga
penggerak dan kipas, unit pemanas (heater) serta alat-alat kontrol. Sebagai
sumber tenaga untuk mengalirkan udara dapat digunakan blower. Sumber
energi yang dapat digunakan pada unit pemanas adalah tungku, gas, minyak
bumi, dan elemen pemanas listrik.

Proses utama dalam pengeringan adalah proses penguapan air maka perlu
terlebih dahulu diketahui karakteristik hidratasi bahan pangan yaitu sifat-sifat
bahan yang meliputi interaksi antara bahan pangan dengan molekul air yang
dikandungnya dan molekul air di udara sekitarnya. Peranan air dalam bahan
pangan dinyatakan dengan kadar air dan aktivitas air, sedangkan peranan air
di udara dinyatakan dengan kelembaban relatif dan kelembaban mutlak.
Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah
sebagai berikut:
1. Air bergerak melalui tekanan kapiler.
2. Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap
bagian bahan.
3. Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisanlapisan permukaan komponen padatan dari bahan.
4. Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan
uap. (Dewi, 2010)
3.4 Metode Umum Pengeringan
Metode dan proses pengeringan dapat diklasifikasikan dalam berbagai
cara yang berbeda. Proses pengeringan dapat dikelompokkkan sebagai:
1. Batch; bahan dimasukkan ke dalam peralatan pengering dan pengering
berlangsung selama periode waktu tertentu.
2. Kontinu; bahan ditambahkan secara terus-menerus ke dalam pengering
dan bahan kering dipindahkan secara terus-menerus. (Dewi, 2010)
3.5 Jenis-jenis dryers
3.5.1 Tray dryer

10

Pengering baki (tray dryer) disebut juga pengering rak atau


pengering kabinet, dapat digunakan untuk mengeringkan padatan
bergumpal atau pasta, yang ditebarkan pada baki logam dengan
ketebalan 10-100 mm. Pengeringan jenis baki atau wadah adalah
dengan meletakkan material yang akan dikeringkan pada baki yang
lansung berhubungan dengan media pengering. Cara perpindahan panas
yang umum digunakan adalah konveksi dan perpindahan panas secara
konduksi juga dimungkinkan dengan memanaskan baki tersebut.
Rangka bak pengering terbuat dari besi, rangka bak pengerik di
bentuk dan dilas, kemudian dibuat dinding untuk penyekat udara dari
bahan plat seng dengan tebal 0,3mm. Dinding tersebut dilengketkan
pada rangka bak pengering dengan cara di revet serta dilakukan
pematrian untuk menghindari kebocoran udara panas. Kemudian plat
seng dicat dengan warna hitam buram,agar dapat menyerap panas
dengan lebih cepat. Pada bak pengering dilengkapi dengan pintu yang
berguna untuk memasukan dan mengeluarkan produk yang dikeringkan.
Di pintu tersebut dibuat kaca yang mamungkinkan kita dapat
mengetahui temperature tiap rak, dengan cara melihat thermometer
yang sengaja digantungkan pada setiap rak pengering. Di bagian atas
bak pengering dibuat cerobong udara, bertujuan untuk memperlancar
sirkulasi udara pada proses pengeringan.
Spesifikasi Alat Dan Cara Kerja Alat

11

Alat pengering tipe rak (tray dryer) mempunyai bentuk persegi


dan di dalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan
yang akan dikeringkan. Pada umumnya rak tidak dapat dikeluarkan.
Beberapa alat pengering jenis itu rak-raknya mempunyai roda sehingga
dapat dikeluarkan dari alat pengering. Ikan-ikan diletakkan di atas rak
yang terbuat dari logam dengan alas yang berlubang-lubang. Kegunaan
dari lubang tersebut untuk mengalirkan udara panas dan uap air.
Ukuran rak yang digunakan bermacam-macam, ada yang
luasnya 200 cm2 dan ada juga yang 400 cm2. Luas rak dan besar lubanglubang rak tergantung pada bahan yang akan dikeringkan. Selain alat
pemanas udara, biasanya juga digunakan kipas (fan) untuk mengatur
sirkulasi udara dalam alat pengering. Kipas yang digunakan mempunyai
kapasitas aliran 7-15 fet per detik. Udara setelah melewati kipas masuk
ke dalam alat pemanas, pada alat tersebut udara dipanaskan lebih
dahulu kemudian dialirkan diantara rak-rak yang sudah berisi bahan.
Arah aliran udara panas di dalam alat pengering dapat dari atas ke
bawah dan juga dari bawah ke atas. Suhu yang digunakan serta waktu
pengeringan ditentukan menurut keadaan bahan. Biasanya suhu yang
digunakan berkisar antara 80-1800C. Tray dryer dapat digunakan untuk
operasi dengan keadaan vakum dan seringkali digunakan untuk operasi
dengan pemanasan tidak langsung. Uap air dikeluarkan dari alat
pengering dengan pompa vakum.
Alat tersebut juga digunakan untuk mengeringkan hasil
pertanian berupa biji-bijian. Bahan diletakkan pada suatu bak yang
dasarnya berlubang-lubang untuk melewatkan udara panas. Bentuk bak
yang digunakan ada yang persegi panjang dan ada juga yang bulat. Bak
yang bulat biasanya digunakan apabila alat pengering menggunakan
pengaduk, karena pengaduk berputar mengelilingi bak. Kecepatan
pengadukan

berputar

disesuaikan

dengan

bentuk

bahan

yang

dikeringkan, ketebalan bahan, serta suhu pengeringan.


Alat pengering tipe bak terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut

12

a. Bak pengering yang lantainya berlubang-lubang serta memisahkan


bak pengering dengan ruang tempat penyebaran udara panas
(plenum chamber).
b. Kipas, digunakan untuk mendorong udara pengering dari sumbernya
ke plenum chamber dan melewati tumpukan bahan di atasnya.
c. Unit pemanas, digunakan untuk memanaskan udara pengering agar
kelembapan nisbi udara pengering menjadi turun sedangkan suhunya
naik.
Keuntungan dari alat pengering jenis itu sebagai berikut :
a. Laju pengeringan lebih cepat
b. Kemungkinan terjadinya over drying lebih kecil
c. Tekanan udara pengering yang rendah dapat melalui lapisan bahan
yang dikeringkan. (Revitasari, 2010)
3.5.2

Drum (Rotary) Dryer

Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering
berbentuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan
dengan tungku atau gasifier. Alat pengering ini dapat bekerja pada aliran
udara melalui poros silinder pada suhu 1200-1800 oF tetapi pengering ini
lebih seringnya digunakan pada suhu 400-900 oF.
Rotary dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan industri karena
proses pengeringannya jarang menghadapi kegagalan baik dari segi
output kualitas maupun kuantitas. Namun sejak terjadinya kelangkaan
dan mahalnya bahan bakar minyak dan gas, maka teknologi rotary dryer
mulai dikembangkan untuk berdampingan dengan teknologi bahan bakar
substitusi seperti burner batubara, gas sintesis dan sebagainya.

13

Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk mengeringkan bahan


yang berbentuk bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran
besar. Pemasukkan dan pengeluaran bahan terjadi secara otomatis dan
berkesinambungan akibat gerakan vibrator, putaran lubang umpan,
gerakan berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas yang digunakan dapat
berasal dari uap listrik, batubara, minyak tanah dan gas. Debu yang
dihasilkan dikumpulkan oleh scrubber dan penangkap air elektrostatis.
Secara umum, alat rotary dryer terdiri dari sebuah silinder yang
berputar di atas sebuah bearing dengan kemiringan yang kecil menurut
sumbu horisontal, rotor, gudang piring, perangkat transmisi, perangkat
pendukung, cincin meterai, dan suku cadang lainnya.. Panjang silinder
biasanya bervariasi dari 4 sampai lebih dari 10 kali diameternya
(bervariasi dari 0,3 sampai 3 m). Feed padatan dimasukkan dari salah
satu ujung silinder dan karena rotasi, pengaruh ketinggian dan slope
kemiringan, produk keluar dari salah satu ujungnya. Pengering putar ini
dipanaskan dengan kontak langsung gas dengan zat padat atau dengan
gas panas yang mengalir melalui mantel luar, atau dengan uap yang
kondensasi di dalam seperangkat tabung longitudinal yang dipasangkan
pada permukaan dalam selongsong.
Pada alat pengering rotary dryer terjadi dua hal yaitu kontak bahan
dengan dinding dan aliran uap panas yang masuk ke dalam drum.
Pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan dengan dinding disebut
konduksi karena panas dialirkan melalui media yang berupa logam.
Sedangkan pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan dengan aliran
uap disebut konveksi karena sumber panas merupakan bentuk aliran.
Pada pengeringan dengan menggunakan alat ini penyerapan panas mudah
dilakukan dan terjadi penyusutan bobot yang lebih tajam dibandingkan
dengan penurunan pembobotan yang dialami tray dryer.
Pengeringan pada rotary dryer dilakukan pemutaran berkali-kali
sehingga tidak hanya permukaan atas yang mengalami proses
pengeringan, namun juga pada seluruh bagian yaitu atas dan bawah
secara bergantian, sehingga pengeringan yang dilakukan oleh alat ini

14

lebih merata dan lebih banyak mengalami penyusutan. Selain itu rotary
ini mengalami pengeringan berturut-turut selama satu jam tanpa
dilakukan penghentian proses pengeringan. Pengering rotary ini terdiri
dari unit-unit silinder, dimana bahan basah masuk diujung yang satu dan
bahan kering keluar dari ujung yang lain.
Proses pengeringan terjadi ketika bahan dimasukkan ke dalam
silinder yang berputar kemudian bersamaan dengan itu aliran panas
mengalir dan kontak dengan bahan. Didalam drum yang berputar terjadi
gerakan pengangkatan bahan dan menjatuhkannya dari atas ke bawah
sehingga kumpulan bahan basah yang menempel tersebut terpisah dan
proses

pengeringan

bisa

berjalan

lebih

efektif.

Pengangkatan

memerlukan desain yang hati-hati untuk mencegah dinding yang


asimetri. Selain itu bahan bergerak dari bagian ujung dryer keluar menuju
bagian ujung lainnya akibat kemiringan drum. Bahan yang telah kering
kemudian keluar melalui suatu lubang yang berada di bagian belakang
pengering drum. Sumber panas didapatkan dari gas yang diubah menjadi
uap panas dengan cara pembakaran.
Kontak yang terjadi antara padatan dan gas pada alat pengering
rotary dryer dilengkapi dengan flights, yang diletakkan di sepanjang
silinder rotary dryer. Volume material yang ditransport oleh flights antara
10 sampai 15 % dari total volume material yang terdapat di dalam rotary
dryer. Mekanismenya sebagai berikut, pada saat silinder pengering
berputar, padatan diambil keatas oleh flights, terangkat pada jarak
tertentu kemudian terhamburkan melalui udara. Kebanyakan pengeringan
terjadi pada saat seperti proses ini, dimana padatan berkontak dengan
gas. Flights juga berfungsi untuk mentransfer padatan melalui silinder.
Proses yang terjadi di dalam rotary dryer sangat kompleks dan masih
sedikit dimengerti dengan baik sehingga menjadi obyek penelitian dari
banyak peneliti. Untuk dapat menganalisis dan mendesain sistem rotary
dryer secara benar dan meyakinkan, perlu difahami fenomena
perpindahan panas, perpindahan massa dan transportasi partikel padat di

15

dalam rotary dryer. Mula-mula panas dipindahkan dari gas ke padatan


basah, karena adanya driving force suhu, dan temperatur padatan akan
naik dan kehilangan uap air. Uap air berpindah ke aliran gas karena
adanya gradien tekanan uap. Hal ini merupakan proses simultan dari
perpindahan massa dan perpindahan panas yang terjadi pada saat partikel
padat bergerak secara kontinyu membentuk pancaran berputar di seluruh
silinder dari masukan sampai keluaran (Earle,1989). Metoda perpindahan
panas yang terjadi adalah konveksi dan konduksi.
Pada umumnya kebanyakan alat pengering, panas dipindahkan
dengan lebih dari satu cara, tetapi pengering industri tertentu (misalnya
pengeringan makanan) mempunyai satu metoda perpindahan panas yang
dominan. Sedangkan pada rotary dryer, perpindahan panas yang
dominan adalah perpindahan panas konveksi, panas yang diperlukan
biasanya diperoleh dari kontak langsung antara gas panas dengan padatan
basah. Pengeringan dalam rotary dryer menggunakan suhu tidak lebih
dari 70oC dengan lama pengeringan 80-90 menit, dan putaran rotary
dryer 17-19 rpm. Untuk memperoleh hasil pengeringan yang baik selain
ditentukan oleh suhu dan putaran mesin juga ditentukan oleh kapasitas
mesin pengering. Kapasitas per batch mesin pengering ditentukan oleh
diameter mesin itu.
Rotary dryer diklasifikasikan sebagai direct, indirect-direct, indirect
dan special types. Istilah tersebut mengacu pada metode transfer
panasnya, istilah direct digunakan pada saat terjadi kontak langsung
antara gas dengan solid. Peralatan rotary dryer dapat diaplikasikan untuk
pemrosesan material solid secara batch maupun kontinyu. Material solid
harus mempunyai sifat dapat mengalir bebas dan berwujud granular.
Dalam merencanakan alat pengering rotary dryer hendaklah
diketahui kadar air input, kadar air output, densiti material, ukuran
material, maksimum panas yang diijinkan, sifat fisika atau kimia,
kapasitas output, dan ketersediaan jenis bahan bakar sehingga dapat
ditentukan dimensi rotary dryer, sistem pemanas (langsung atau tidak

16

langsung), arah gas panas (co-current atau counter current), volume dan
tekanan udara, kecepatan dan tenaga putar, dan dimensi siklon.
Pengering rotary telah menjadi andalan bagi banyak industri yang
menghasilkan produk dalam tonase yang tinggi. Pengeringan ini biasanya
membutuhkan modal yang besar dan kurang efisien, tetapi sangat
fleksibel. Penggunaan tabung uap yang dibenamkan dalam sel yang
berputar membuat pengeringan pancuran (cascanding rotary dryer) lebih
efisien secara termal.
Pengering rotary memiliki keuntungan dari struktur yang wajar,
manufaktur yang sangat baik, output tinggi, konsumsi energi yang
rendah, operasi yang mudah digunakan dan sebagainya. Pengering rotary
berlaku untuk bahan partikel, dan juga berlaku untuk bahan pasta dan
kental yang bercampur dengan bahan partikel, atau bahan yang kadar air
tinggi. Ini memiliki keuntungan dari volume produksi yang besar,
berbagai aplikasi, hambatan aliran kecil, rentang disesuaikan besar, dan
operasi yang mudah digunakan, dll.
Secara umum, unit pemanas langsung merupakan unit yang
sederhana dan paling ekonomis. Unit ini digunakan pada saat kontak
langsung antara padatan dan flue gas dapat ditoleransi. Karena beban
panas total harus diberikan dan diambil, sejumlah volume total gas yang
besar dan kecepatan yang tinggi diperlukan. Kecepatan gas yang
ekonomis biasanya kurang dari 0,5 m/s.
Bagian dalam alat yang berbentuk silindris ini, semacam sayap yang
banyak. Melalui antara sayap-sayap tersebut dialirkan udara panas yang
kering sementara silinder pengering berputar. Dengan adanya sayapsayap tersebut bahan seolah-olah diaduk sehinga pemanasan meratadan
akhirnya diperoleh hasil yang lenih baik. Alat ini dilengkapi 2 silinder,
yang satu ditempatkan di bagian dekat pemasukan bahan yang akan
dikeringkan, dan yang satu lagi di bagian dekat tempat pengeluaran
bahan hasil pengeringan. Masing- masing silinder tersebut berhubungan
dengan sayap-sayap (kipas) yang mengalirkan secara teratur udara panas

17

disamping berfungsi pula sebagai pengaduk dalam proses pengeringan,


sehingga dengan cara demikian pengeringan berlangsung merata.
Keuntungan penggunaan rotary/drum dryer sebagai alat pengering
adalah :
1. Dapat mengeringkan baik lapisan luar ataupun dalam dari suatu
padatan
2. Penanganan bahan yang baik sehingga menghindari terjadinya atrisi
3. Proses pencampuran yang baik, memastikan bahwa terjadinya proses
4.
5.
6.
7.

pengeringan bahan yang seragam/merata


Efisiensi panas tinggi
Operasi sinambung
Instalasi yang mudah
Menggunakan daya listrik yang sedikit

Kekurangan dari penggunaan pengering drum diantaranya adalah :


1.
2.
3.
4.
5.

3.5.3

Dapat menyebabkan reduksi kuran karena erosi atau pemecahan


Karakteristik produk kering yang inkonsisten
Efisiensi energi rendah
Perawatan alat yang susah
Tidak ada pemisahan debu yang jelas (Heriana, dkk., 2012)

Spray dryer
Spray drying merupakan suatu proses pengeringan untuk

mengurangi kadar air suatu bahan sehingga dihasilkan produk berupa


bubuk melalui penguapan cairan. Spray drying menggunakan atomisasi
cairan untuk membentuk droplet, selanjutnya droplet yang terbentuk
dikeringkan menggunakan udara kering dengan suhu dan tekanan yang
tinggi. Bahan yang digunakan dalam pengeringan spry drying dapat
berupa suspensi, dispersi maupun emulsi. Sementara produk akhir yang
dihasilkan dapat berupa bubuk, granula maupun aglomerat tergantung
sifat fisik-kimia bahan yang akan dikeringkan, desain alat pengering dan
hasil akhir produk yang diinginkan.
Mekanisme kerja spray drying
Prinsip dasar Spray drying adalah memperluas permukaan cairan
yang akan dikeringkan dengan cara pembentukan droplet yang
selanjutnya dikontakkan dengan udara pengering yang panas. Udara
18

panas akan memberikan energi untuk proses penguapan dan menyerap


uap air yang keluar dari bahan.
Bahan (cairan) yang akan dikeringkan dilewatkan pada suatu nozzle
(saringan bertekanan) sehingga keluar dalam bentuk butiran (droplet)
yang sangat halus. Butiran ini selanjutnya masuk kedalam ruang
pengering yang dilewati oleh aliran udara panas. Hasil pengeringan
berupa bubuk akan berkumpul dibagian bawah ruang pengering yang
selanjutnya dialirkan ke bak penampung.
Secara umum proses pengeringan dengan metode spray drying
melalui 5 tahap :
a. Penentuan konsentrasi : konsentrasi bahan yang akan dikeringkan
harus tepat, kandungan bahan terlarut 30% hingga 50%. Jika bahan
yang digunakan sangat encer dengan total padatan terlarut yang
sangat rendah maka harus dilakukan pemekatan terlebih dahulu
melalui proses evaporasi. Jika kadar air bahan yang akan
dikeringkan terlalu tinggi maka proses spray drying kurang
maksimal dimana bubuk yang dihasilkan masih mengandung kadar
air yang tinggi. Selin itu juga menyebabkan kebutuhan energi yang
tinggi dalam proses pengeringan.
b. Atomization : Bahan yang akan dimasukkan dalam alat spray drier
harus dihomogenisasikan terlebih dahulu agar ukuran droplet yang
dihasilkan seragam dan tidak terjadi penyumbatan atomizer.
Homogenisasi dilakukan dengan cara pengadukan. selanjutnya bahan
dialirkan kedalam atomizer berupa ring/wheel dengan lubang-lubang
kecil yang berputar. Atomization merupakan proses pembentukan
droplet, dimana bahan cair yang akan dikeringkan dirubah
ukurannya menjadi partikel (droplet) yang lebih halus. Tujuan dari
atomizer ini adalah untuk memperluas permukaan sehingga
pengeringan dapat terjadi lebih cepat. Pada Industri makanan, luas
permukaan droplet setelah melalui atomizer adalah mencapai 1-400
mikrometer.

19

c. Kontak droplet dengan udara pengering : Pada sebagian besar spray


dryer, nozzle (atomizer) tersusun melingkar seperti pada gambar 2.
Dan pada tengahnya disemprotkan udara panas bertekanan tinggi
dengan suhu mencapai 300 0C. Udara panas dan droplet hasil
atomisasi disemprotkan ke bawah. Kondisi ini menyebabkan
terjadinya kontak antara droplet dengan udara panas sehingga terjadi
pengeringan secara simultan.
d. Pengeringan droplet : adanya kontak broplet dengan udara panas
menyebabkan evaporasi kadungan air pada droplet hingga 95%
sehingga dihasilkan bubuk. Bubuk yang telah kering jatuh ke bawah
drying chamber (ruang pengering) yang berukuran tinggi sekitar 25
m dan diameter 5 m. dari atas chamber hingga mencapai dasar hanya
memerlukan waktu selama beberapa detik.
Aplikasi Spray Drying
Pengeringan semprot (spray drying) cocok digunakan untuk
pengeringan bahan pangan cair seperti susu dan kopi (dikeringkan
dalam bentuk larutan ekstrak kopi) (Ula, 2011).
3.5.4

Freeze dryer
Frees Driyer merupakan suatu alat pengeringan yang termasuk

kedalam Conduction Dryer/ Indirect Dryer karena proses perpindahan


terjadi secara tidak langsung yaitu antara bahan yang akan dikeringkan
(bahan basah) dan media pemanas terdapat dinding pembatas sehingga
air dalam bahan basah / lembab yang menguap tidak terbawa bersama
media pemanas. Hal ini menunjukkan bahwa perpindahan panas terjadi
secara hantaran (konduksi), sehingga disebut juga Conduction Dryer/
Indirect Dryer.

20

Pengeringan beku (freeze drying) adalah salah satu metode


pengeringan yang mempunyai keunggulan dalam mempertahankan mutu
hasil pengeringan, khususnya untuk produk-produk yang sensitif
terhadap panas.
Keunggulan pengeringan beku, dibandingkan metoda lainnya, antara lain
adalah :
a. Dapat mempertahankan stabilitas produk (menghindari perubahan
aroma, warna, dan unsur organ oleptik lain)
b. Dapat mempertahankan stabilitas struktur bahan (pengkerutan dan
perubahan bentuk setelah pengeringan sangat kecil)
c. Dapat meningkatkan daya rehidrasi (hasil pengeringan sangat
berongga dan lyophile sehingga daya rehidrasi sangat tinggi dan dapat
kembali ke sifat fisiologis, organoleptik dan bentuk fisik yang hampir
sama dengan sebelum pengeringan).
Keunggulan-keunggulan tersebut tentu saja dapat diperoleh jika
prosedur dan proses pengeringan beku yang diterapkan tepat dan sesuai
dengan karakteristik bahan yang dikeringkan. Kondisi operasional tertentu
yang sesuai dengan suatu jenis produk tidak menjamin akan sesuai dengan
produk jenis lain.
Spesifikasi alat
Spesifikasi alat ini terdiri komponen asesorisnya terdiri dari: vaccum
sensor, vaccum hose, base plate, 3 unheated shelves, drying chamber, rubber
valve, vaccum pump dan exhaust filter. Sedangkan menu display antara lain

21

dari beberapa setting program antara lain: pengaturan suhu, waktu


oprasional, dll.
Cara kerja alat
Pengoprasian alat tersebut sedikit lebih panjang karena banyak menu
display yang harus diseting dahulu dan harus lebih hati-hati karena banyak
peralatan/asesoris terbuat dari gelas. Cara oprasionalnya sebagai berikut:
ekstrak cairan atau kental sebelum dimasukkan kedalam Freeze Dryer telah
dibekukan dalam refrigerator (lemari es) minimal semalam. Setelah
membeku kemudian dimasukkan ke dalam alat, alat disetting sesuai dengan
yang diinginkan. Oleh vaccum puma alat tersebut akan menyedot solvent
yang telah beku (freeze) menjadi uap. Prinsip kerja alat ini adalah merubah
fase padat/es/freeze menjadi fase gas (uap).
3.5.5

Fluidized Bed Dryer


Pengeringan hamparan terfluidisasi (Fluidized Bed Drying) adalah

proses pengeringan dengan memanfaatkan aliran udara panas dengan


kecepatan tertentu yang dilewatkan menembus hamparan bahan sehingga
hamparan bahan tersebut memiliki sifat seperti fluida.
Metode pengeringan fluidisasi digunakan untuk mempercepat proses
pengeringan dan mempertahankan mutu bahan kering. Pengeringan ini
banyak digunakan untuk pengeringan bahan berbentuk partikel atau butiran,
baik untuk industri kimia, pangan, keramik, farmasi, pertanian, polimer dan
limbah. Proses pengeringan dipercepat dengan cara meningkatkan kecepatan
aliran udara panas sampai bahan terfluidisasi. Dalam kondisi ini terjadi
penghembusan bahan sehingga memperbesar luas kontak pengeringan,
peningkatan koefisien perpindahan kalor konveksi, dan peningkatan laju
difusi uap air.
Kecepatan minimum fluidisasi adalah tingkat kecepatan aliran udara
terendah dimana bahan yang dikeringkan masih dapat terfluidisasi dengan
baik, sedangkan kecepatan udara maksimum adalah tingkat kecepatan
tertinggi dimana pada tingkat kecepatan ini bahan terhembus ke luar ruang
pengering

22

Bagian-bagian mesin pengering sistem fluidisasi:


1. Kipas (Blower)
Kipas (Blower) berfungsi untuk menghasilkan aliran udara, yang akan
digunakan pada proses fluidisasi. Kipas juga berfungsi sebagai
penghembus udara panas ke dalam ruang pengering juga untuk
mengangkat bahan agar proses fluidisasi terjadi.
2. Elemen Pemanas (heater)
Elemen Pemanas (heater) berfungsi untuk memanaskan udara sehingga
kelembaban relatif udara pengering turun, dimana kalor yang dihasilkan
dibawa oleh aliran udara yang melewati elemen pemanas sehingga proses
penguapan air dari dalam bahan dapat berlangsung.
3. Plenum
Plenum dalam mesin pengering tipe fluidisasi merupakan saluran
pemasukan udara panas yang dihembuskan kipas ke ruang pengeringan.
Bagian saluran udara ini dapat berpengaruh terhadap kecepatan aliran
udara yang dialirkan, dimana arah aliran udara tersebut dibelokkan
menuju ke ruang pengering dengan bantuan sekat-sekat yang juga
berfungsi untuk membagi rata aliran udara tersebut.
4. Ruang Pengering.
Ruang pengering berfungsi sebagai tempat dimana bahan yang akan
dikeringkan ditempatkan. Perpindahan kalor dan massa uap air yang
paling optimal terjadi diruang ini.
5. Hopper.
Hopper berfungsi sebagai tempat memasukkan bahan yang akan
dikeringkan ke ruang pengering.
Mekanisme kerja:
Bahan yang akan dikeringkan dimasukkan secara konstan dan kontinyu
kedalam ruang pengering, kemudian didorong oleh udara panas yang
terkontrol dengan volume dan tekanan tertentu. Bahan yang telah kering
(karena bobotnya sudah lebih ringan) akan keluar dari ruang pengeringan
menuju siklon untuk ditangkap dan dipisahkan dari udara, namun bagi
bahan yang halus akan ditangkap oleh pulsejet bag filter.

23

Kelebihan pengering sistem fluidisasi:


1. Aliran bahan yang menyerupai fluida mengakibatkan bahan mengalir
secara kontinyu sehingga otomatis memudahkan operasinya.
2. Pencampuran atau pengadukan bahan menyebabkan kondisi bahan
hampir mendekati isothermal.
3. Sirkulasi bahan diantara dua fluidized bed membuatnya memungkinkan
untuk mengalirkan sejumlah besar kalor yang diperlukan ke dalam
ruang pengering yang besar.
4. Pengering tipe fluidisasi cocok untuk skala besar.
5. Laju perpindahan kalor dan laju perpindahan massa uap air antara udara
pengering dan bahan sangat tinggi dibandingkan dengan pengering
metode kontak yang lain.
6. Pindah

kalor

dengan

menggunakan

pengering

tipe

fluidisasi

membutuhkan area permukaan yang relatif kecil.


7. Sangat ideal untuk produk panas sensitif dan non-panas sensitive
Kekurangan pengering sistem fluidisasi:
1. Sulit untuk menggambarkan aliran dari udara panas yang dihembuskan ke
ruang pengering, dikarenakan simpangan yang besar dari aliran udara yang
masuk dan bahan terlewati oleh gelembung udara, menjadikan sistem
kontak/singgungan tidak efisien.
2. Pencampuran atau pengadukan bahan padatan yang terus menerus pada
hamparan akan menyebabkan ketidakseragaman waktu diam bahan di
dalam ruang pengering, karena bahan terus menerus terkena hembusan
udara panas.
3. Tidak dapat mengolah bahan yang lengket atau berkadar air tinggi dan
abrasive.

24

3.5.6 Vacum dryer


Vakum berasal dari bahasa latin, vacuus, artinya kosong. Jadi vakum
artinya menghampakan suatu ruangan atau suatu kemutlakan dibawah nol
tekanan. Sitem ruang hampa dikepung oleh atmospir bumi. Untuk meciptakan
ruang hampa diperlukan pompa untuk mengeluarkan udara keluar dari
system. Kebutuhan ini merupakan arti pekerjaan dasar dari vakum.
Analisa termodinamika hanya memperhatikan nilai tekan mutlak. Akan
tetapi, kebanyakan piranti pengukuran tekanan hanya menunjukkan tekanan
ukur (gauge) yakni perbedaan tekanan mutlak suatu sistem dan tekanan
mutlak atmosfer. Pengukuran bumbung-bourdon, misalnya, mengukur
tekanan relatif terhadap atmosfer sekeliling. Konversi dari tekanan ukur
ketekanan mutlak didapatkan dengan
hubungan berikut.
P(mutlak) = P(ukur) + P(atm)
Untuk pengeringan padatan berbentuk butiran atau sluri, pengering
vakum dengan berbagai rancangan mekanis telah tersedia secara komersial.
Pengeringan jenis ini lebih mahal dari pada pengering bertekanan atmosfir
tetapi sesuai untuk bahan yang sensitif panas dan memerlukan pemulihan
pelarut atau jika ada rasio kebakaran atau ledakan. Pencampuran berbentuk
kerucut tunggal atau ganda dapat diterapkan untuk pengeringan denagn
pemanasan selimut bejana dan pemakuman untuk mengeluarkan uap air.
Gambar menunjukkan dua pengering vakum yang tersedia dipasar. Pengering
vakum jenis pedal cocok untuk bahan seperti lumpur sedangkan pengering
vakum jenis sabuk cocok untuk bahan berbentuk pasta.
Mesin vacum drying adalah mesin pengering dengan menggunakan
teknologi vacuum. Proses pengeringan produk diatur pada suhu yang
dikehendaki,

disertai

dengan

proses

vacuum

untuk

mempercepat

pengeringan.Mesin vacuum drying ini biasanya digunakan untuk produk yang


dikeringkan harus dengan suhu rendah, agar gizi tidak rusak.
Vacum drying ini bermanfaat untuk pengeringan sayur-sayuran dan
produk lainnya sesuai dengan keinginan Anda. Mesin ini digunakan untuk

25

berbagai keperluan, antara lain mengeringkan sayur-sayuran pada suhu tidak


terlalu tinggi, sehingga nilai gizi tidak hilang. Mesin ini juga bisa digunakan
untuk produk makanan
Prinsip kerja mesin ini adalah memanaskan produk pada suhu yang bisa
diatur, disertai dengan penyedotan (pemvakuman) uap air dari produk yang
dipanaskan tersebut (admin, 2010).
3.5.7 Pengeringan Gabungan
Pengeringan gabungan adalah pengeringan dengan energi smh dan
bahan bakar minyak atau biomass yang menggunakan konveksi paksa
(udara panas dikumpulkan dalam kolektor kemudian dihembus ke
komoditi).

Latar belakang : karena Temperatur lingkungan hanya sekitar 33 C,


sedangkan

temperatur

pengeringan

untuk

kebanyakan berkisar 60-70C


OKI Perlu ditingkatkan temperatur
mengumpulkan

udara

dalam

komoditi

pertanian

lingkungan

dengan

cara

kolektor

surya

dan

suatu

menghembuskannya ke komoditi. (digunakan blower atau kipas


angin)
Contoh:
a. Alat pengering energi surya tipe lorong

terdiri atas kipas angin sentrifugal, pemanas udara (kolektor) dan

lorong pengering.
Kolektor dan lorong pengering dipasang paralel dan diatasnya ditutup

dengan plastik transparan.


Alat pengering dipasang dengan arah membujur utara-selatan dan

diletakkan diatas tanah.


dengan kccepatan 400 - 900 m3/jam agar tercapai temperatur
pengeringan 40 - 600C.

b. Alat pengering energi surya-biomassa tipe lorong

Alat pengering tipe lorong diatas dimodifikasi menjadi alat pengering

energi surya dan biomassa


Ruang pengering dan kolektor dipasang pada satu sumbu supaya
kehilangan tekanan udara menjadi lebih kecil. Kipas dengan tenaga
26

listrik 60 watt dapat berfungsi secara efisien, bahkan kipas arus scarab
32 watt dengan penggerak photovoltaik dapat dipakai pada sistem

tersebut
Alat pengering tersebut dipasang diatas struktur kayu dan disangga

dengan batako setinggi 60 cm dari tanah.


Pada alat pengering yang dimodifikasi ini dilengkapi dengan tungku
biomass din alat penukar panas yang terbuat dari plat baja, agar pada
waktu hujan atau malam hari masih dapat dilakukan operasi
pengeringan.

BAB IV
CONTOH SOAL DAN PERHITUNGAN
1. Sebuah padatan basah dikeringkan dari kandungan air 80% menjadi 5%, basis
basah. Hitung air yang diuapkan/100 kg produk kering
Jawab :
Kandungan air mula2 = 0,8/(1-0,8) = 4 kg air/kg padatan kering
Kandungan air akhir = 0.05/(1-0.05)=0,0527 kg air/kg padat kring
Air yang diuapkan = 950(4-0,0527) = 3750kg
2. Kurva pengeringan berlaku untuk pengeringan batch suatu padatan. Padatan
dikeringkan dari 25 ke 6% moisture. Berat padatan basah adalah 160 kg dan
luas permukaan pengeringan 1m2/40 kg berat kering.
Tentukan lama pengeringan !
Jawab :
Ss/A = 40
Pada moisture 25%, X1 = 0,25/(1-1,25)
= 0,333 kg moisture /kg padatan kering
27

Pada moisture 6%, X2 = 0,06/(1-0,06)


= 0,064 kg moisture/kg padatan kering
Menurut gambar di atas, dalam batas X1=0,333 ke X2=0,064 terdapat pada
periode constant rate dan falling rate.
Periode constant rate
X1 = 0,333 ke Xc=0,20
Nc = 0,30 x 10-3
= [Ss(X1-Xc)]/(A.Nc) = 40(0,333-0,20)/1(0,30x10-3)
= 17730 detik

(Pers 12.4)

BAB V
SESI TANYA JAWAB
Pertanyaan (Andi Stella Melani)
1. Bagaimanakah cara mengeringkan gas agar didaptkan gas murni?
Jawab:
Yaitu dengan cara dehidrasi (adsorbsi) Secara garis besar proses adsorpsi
di lakukan pada sebuah fixed bed (unggun tetap) yang berisi solid desiccant
(adsorbent). Gas bumi yang akan dikeringkan di masukan kedalam fixed bed
yang berisi solid desiccant, selama melewati solid desiccant uap air yang
terkandung dalam gas terserap oleh solid desiccant baik pada permukaan luar
maupun di dalam pori pori nya, gas bumi terus mengalir dan keluar di bagian
bawah kolom.
Setelah beberapa waktu solid desiccant menyerap air maka akan
tercapai suatu keadaan solid desiccant jenuh, supaya solid desiccant jenuh
dapat di gunakan lagi maka perlu di panasi sehingga air yang menempel
menguap. Proses terakhir regenerasi ini, suatu gas panas di alirkan ke dalam

28

kolom melalui bagian bawah ke atas sambil mengalir gas panas ini
menguapkan air yang menempel pada solid desiccant. Jadi bila didinginkan
proses nya kontinyu, maka di perlukan minimal 2 buah kolom fixed bed, satu
untuk proses adsorpsi dan satu lagi sebagai proses regenerasi. Contoh
diagram alir unit pengeringan secara adsorpsi.
Gas bumi basah mengalir ke scrubber, scrubber berfungsi untuk
memisahkan fasa cair dan gas dari scrubber, gas mengalir masuk ke dalam
adsorber di dalam kolom tersebut gas bumi basah mengalir mengalir dari atas
ke bawah melewati tumpukan solid desiccant, uap air yang terdapat di dalam
aliran gas akan terserap oleh solid desiccant, uap air tersebut akan
terkondensasi dan melekat keluar kolom menuju unit proses unit proses
berikutnya (unit pencairan gas bumi ).
Sekitar 5 sampai dengan 15% dari aliran gas bumi kering di alirkan ke
heater untuk di hasil kan dengan temperature 400 6000 C. gas ini
selanjutnya di gunakan sebagai gas regenerant yaitu gas untuk menyerap air
pada proses regenerasi pada kolom adsorber. Jika solid desiccant yang
digunakan adalah slika gel maka suhu pemanasan 400 0 C, sedangkan jika
solid desiccant nya adalah molekuler sieve pemanasan pada temperature 6000
C.
Di dalam kolom adsorber gas regenerant mengalir dari bawah ke atas
melewati tumpukan solid desiccant sambil menguapkan air yang terdapat
dalam pori pori solid desiccant, kolom ini selanjutnya di sebut kolom
desorber, dari kolom desorber gas regenerant mengalir ke cooler, akibat
pendinginan di dalam cooler sebagian uap air yang terbawa oleh gas

29

regenerator akan terkodensasi kemudian di pisahkan di water kock out drum,


dan gas regenerant kemudian di recycle inlet scrubber bergabung dengan
aliran gas basah.
Pada waktu yang telah di tentukan suplai bahan bakar ke heater di
hentikan sehingga gas regenerator tidak mengalami pemanasan lagi,
kemudian gas ini berfungsi untuk mendinginkan solid desiccant di kolom
adsorber.
Setelah solid desiccant di dalam kolom desorber mengalami
pendinginan, selanjutnya pada waktu yang telah di tentukan semua valve yang
semula tertutup di buka kembali, demikian juga semua valve yang semula
terbuka kini di tutup sehingga terjadi perubahan aliran pada unit pengeringan
yang akibatnya adsorber mengalami regenerasi (berubah menjadi desorber)
sedangkan desorber berfungsi sebagai adsorber.

Pertanyaan (Erlin Erliani)


2. Bagaimanakah cara mengeringkan susu segar agar menjadi susu bubuk?
Jawab:
Spray drying merupakan suatu proses pengeringan untuk mengurangi
kadar air suatu bahan sehingga dihasilkan produk berupa bubuk melalui
penguapan cairan. Spray drying menggunakan atomisasi cairan untuk
membentuk droplet, selanjutnya droplet yang terbentuk dikeringkan
menggunakan udara kering dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Bahan yang
digunakan dalam pengeringan spry drying dapat berupa suspensi, dispersi
maupun emulsi. Sementara produk akhir yang dihasilkan dapat berupa bubuk,
granula maupun aglomerat tergantung sifat fisik-kimia bahan yang akan
dikeringkan, desain alat pengering dan hasil akhir produk yang diinginkan.
Prinsip dasar Spray drying adalah memperluas permukaan cairan yang
akan dikeringkan dengan cara pembentukan droplet yang selanjutnya
dikontakkan dengan udara pengering yang panas. Udara panas akan

30

memberikan energi untuk proses penguapan dan menyerap uap air yang
keluar dari bahan. Bahan (cairan) yang akan dikeringkan dilewatkan pada
suatu nozzle (saringan bertekanan) sehingga keluar dalam bentuk butiran
(droplet) yang sangat halus. Butiran ini selanjutnya masuk kedalam ruang
pengering yang dilewati oleh aliran udara panas. Hasil pengeringan berupa
bubuk akan berkumpul dibagian bawah ruang pengering yang selanjutnya
dialirkan ke bak penampung.
Pertanyaan (M. Ramli)
3. Apakah fungsi drying untuk kegiatan farmasi?
Jawab:
Fungsi drying sangatlah penting untuk setiap proses dalam pembuatan
sediaan farmasi baik dalam skala kecil maupun besar (industri) hampir selalu
melibatkan transfer panas, terutama pada proses pembuatan tablet secara
granulasi basah. Panas disini dibutuhkan dalam proses pengeringan sehingga
di hasilkan massa granul yang kering dan dapat di kempa menjadi tablet.
Proses pengeringan menggunakan pemanasan secara umum, berlangsung
dalam 3 tahap stimultan, yaitu : proses transfer energi dari sumber luar ke
dalam material yang mengandung air, fase transformasi dari air / solvent dari
bentuk cair menjadi bentuk uap, dan transfer uap dari material keluar dari alat
pengering / material yang dikeringkan
Pengeringan merupakan suatu proses pemisahan sejumlah kecil air atau zat
cair dari bahan sehingga mengurangi kandungan/sisa cairan di dalam zat
padat itu sampai suatu nilai yang dikehendaki. Proses pengeringan dapat
dilakukan dengan cara penguapan. Penguapan terjadi apabila air yang
dikandung oleh suatu bahan teruap, yaitu apabila panas diberikan kepada
bahan tersebut. Selain dengan penguapan, pengeringan dapat dilakukan
dengan cara memecahkan ikatan molekul-molekul air yang terdapat di dalam
bahan
Teknik

pengeringan

pengeringan

dalam

teknologi

farmasi

dapat

digolongkan dalam 2 cara berdasarkan sistem pengeringan:


a. Pengeringan kontinue/ berkesinambungan (continuous drying)
merupakan teknik dimana pemasukan dan pengeluaran bahan
berjalan terus-menerus.

31

b. Pengeringan tumpukan (batch drying) merupakan pengeringan


bahan yang masuk ke alat pengering sampai pengeluaran bahan
kering, kemudian baru dimasukkan bahan berikutnya.

BAB VI
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1) Kriteria pemilihan alat pengering adalah sifat bahan yamg dikeringkan,
keadaan bahan yang dikeringkan, sifat cairan yang ada dalam bahan,
cara pengoperasianya kontinu atau batch, dan banyaknya bahan yang
akan dikeringkan. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengeringan
adalah luas Permukaan, perbedaan suhu dan udara sekitar, kecepatan
aliran udara, tekanan udara dan kelembapan udara.
2) Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas
dan pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama
panas harus di transfer dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya
setelah terjadi penguapan air, uap air yang terbentuk harus dipindahkan
melalui struktur bahan ke medium sekitarnya. Proses ini akan
menyangkut aliran fluida di mana cairan harus di transfer melalui
struktur bahan selama proses pengeringan berlangsung. Jadi panas
harus di sediakan untuk menguapkan air dan air harus mendifusi
melalui berbagai macam tahanan agar supaya dapat lepas dari bahan
dan berbentuk uap air yang bebas. Lama proses pengeringan tergantung
pada bahan yang di keringkan dan cara pemanasan yang digunakan.
3) Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah
sebagai berikut: Air bergerak melalui tekanan kapiler, Penarikan air
disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian bahan,
Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari
lapisan-lapisan permukaan komponen padatan dari bahan, Perpindahan
air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan uap.

32

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, D.W.. 2012. Teknologi Sediaan Farmasi. Purwokerto : Laboratorium


Farmasetika Unsoed
Mardliyan dan hardiyan ( 04 Juni 2015). Jenis Alat Pengering. Retrieved 2012
diakses dari file:////alat%20pengering /jenis

%20alat pengering %20-

%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htm
Hasibuan, R. 2005. Proses Pengeringan. Universitas Sumatera Utara : Program
Studi Teknik Kimia
Westryan Tindaon (05 Juni 2015). Pengeringan. Retrieved Juli 2013 diakses dari
http://westryantindaon.blogspot.com/2013/07/pengeringan.html
----------------- (28 Mei 2015). Pengeringan. Retrieved februari 2009. diakses dari
(http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/2009/02/modul-202pengeringan.pdf.)

33

Anda mungkin juga menyukai