Anda di halaman 1dari 17

Infertilitas Pria

Angghiya D
1210211098

Definisi
Infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan untuk
mencapai kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual
tanpa pelindung ( Sarwono, 2000)
Menurut WHO, infertilitas adalah tidak terjadinya
kehamilan pada pasangan yg telah berhubungan intim
tanpa menggunakan kontrasepsi scr teratur minimal 1-2
tahun

Klasifikasi
Primer Suatu keadaan dmn pria tidak pernah
menghamili wanita meskipun telah melakukan hub
seksual scr teratur > 12 bulan tanpa kontrasepsi
primer merupakan infertilitas yg disebabkan gangguan
anatomis
Sekunder Suatu keadaan dimana pria pernah
menghamili wanita tetapi kemudian tidak mampu
menghamili lagi wanita tsb meskipun telah lakukan hub
seksual secara teratur > 12 bln tanpa kontrasepsi
merupakan gangguan mental dan stress fisik

Primer

Sekunder

Bentuk dan gerak sperma cacat

Stress psikis

Jumlah sperma rendah

Hambatan mental

Varicocele

Over heating testicle

Undecended testicle

Kerja fisik yg berlebihan

Deficiency of testosterone

Rokok,alkohol, narkoba

Obstruksi sal sperma akibat infeksi

Obesitas

Kelainan kromosom

Malnutrisi

Anti sperm-antibodies

Usia

Etiologi
1. Faktor Pre-Testikular
Yaitu kondisi2 di luar testis dan mempengaruhi proses
spermatogenesis, kelainan endocrinal seperti ;
-. Kelainan hipotalamus defisiensi gonadotropin, LH,
FSH ; akibatnya tidak ada induksi untuk
spermatogenesis
-. Kelainan hipofisis Insufisiensi hipofisis
(tumor,infiltrate,operasi,radiasi), hiperprolaktinemia,
hormone eksogen ( kelebihan estrogen-androgen,
glukokortikoid, hipertiroid, dan hipotiroid) dan defisiensi

2. Faktor Testikular
- Kelainan kromosom cth Klinefelter, yaitu penambahan kromosom X
shg mengakibatkan testis tdk berfungsi dengan baik, spermatogenesis
tdk terjadi
- Varikokel. Dilatasi pleksus pampiniformis vena skrotum, mengakibatkan
gangguan vaskularisasi testis, nutrisi tdk adekuat, spermatogenesis tdk
terjadi
- Gonadotoksin
- Trauma, torsi, inflamasi
- Tumor
- Kriptokismus ( testis tidak turun )

Infeksi infeksi akut traktus genitalis dpt


menyumbat / merusak jaringan testis shg laki2
tsb mjd steril. Infeksi yg menahun mgkn hy
menurunkan kualitas spermatozoa

3. Faktor Post-Testikular
Kelainan pada jalur reproduksi termasuk epididymis, vas
deferens dan duktus ejakulatorius
- Obstruksi traktus ejakulatorius
- Gangguan fungsi sperma biasanya ditemukan
antibody sperma, yang dapat merusak fungsi sperma
( menurunkan daya motilitas sperma )
- Gangguan koitus impotensi, edi tansil, hipospadia

Faktor Resiko
Usia
- usia > 35 tahun fungsi seksual akan semakin menurun
- Testosteron darah akan menurun seiring bertambahnya usia dan resiko
pria utk infertile 2 kali lbh besar
- Akan semakin menurun saat menginjak usia 40 tahun
Obesitas
Alkohol merusak aksi HPG dan berpengaruh pada spermatogenesis
Paparan dalam Pekerjaan
Olahraga berat
Merokok
Stress Mengakibatkan penurunan level testosterone

Pemeriksaan Penunjang
Analisis Semen dan Sperma
Menurut WHO, nilai nomal untuk analisa sperma adalah :
Likuifaksi 30 menit
Volume > 2,0 ml
Konsentrasi sperma > 20 juta/ml
Jumlah sperma 40 juta
Motilitas/pergerakan sperma

> 50 %

Morfologi/bentuk sperma > 30 % bentuknya normal


WBC < 1 juta/ml
pH

7,2 7,8

Bila hasil analisa sperma suami brbeda dari hasil diatas, maka hasil sperma
dapat dikatakan abnormal.

Evaluasi Hormonal
hormon yang diperiksa: FSH, LH, Prolaktin, dan
Testosteron. Diagnosis hormonal adalah
Hipergonadotropik-hipogonad atau hipogonadotropikhipogonad
Evaluasi Mikrobiologi
Urinalisis, kultur urine dan EPS . Volume ejakulat kurang
dan leukosist semen banyak kemungkinan terjadi
obstruksi parsial duktus ejekulatorius karena inflamasi
prostat atau vesika seminalis

Evaluasi Genetik
Kelainan genetik sering ditemukan pada OAT yang
ektrim, atau Azoospermia
Diagnosis kelainan genetik yang sering adalah sindroma
Klinefelter (47 XXY), kromosom translokasi dan delesi
USG
Colour doppler ultrasound: penunjang diagnosis
varikokel, tumor testis, dan mikrokalsifikasi testis. TRUS
prostat: melihat adanya kista midline prostat dan
stenosis duktus ejakulatorius.

Doppler Ultrasound

Biopsi Testis
diindikasikan pada azoospermia atau ekstrim OAT dengan
volume testis dan level FSH normal. Tujuan biopsi untuk
melihat diferensiasi testis atau insufisiensi testis.

Teratospermia

Penatalaksanaan
Varikokel : dioperasi, 2/3 laki2 yg dioperasi akan mengalami perbaikan dlm
motilitas spermatozoanya
Defisiensi gonadrotropin
- Pengobatan dgn testosteron,
- LH dan FSH ; LH dlm bentuk HCG dlm 3 bln dgn dosis 1000-3000 UI, 2 atau
3x sehr. Pengobatan ini merangsang pengembangan ciri2 seks sekunder,
volum ejakulat bertambah, dan menambah besar testis.
Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau
hipotalamus
Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti,
perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan
ketat

Anda mungkin juga menyukai