Anda di halaman 1dari 5

Universitas Sebelas Maret

RINGKASAN MATA KULIAH


AKUNTANSI PEMERINTAHAN
SESI 3: LAPORAN REALISASI ANGGARAN
OLEH:
IRFAN ANNAS TOMO (F1314052)
MUHAMMAD REZA ANSHARY (F1314062)
MOCHAMMAD RIZA HARI (F1314060)

A. LRA DAN AKUN LRA


Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan-LRA,
belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang
masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya.
Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya mencakup pos-pos sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pendapatan-LRA;
Belanja;
Transfer;
Surplus/defisit-LRA;
Penerimaan pembiayaan;
Pengeluaran pembiayaan;
Pembiayaan neto; dan
Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA / SiKPA).

B. FORMAT LRA
Contoh Format Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten/Kota
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0

(Dalam Rupiah)

NO.
1
2
3
4
5
6

URAIAN

Anggaran
20X1

Realisasi
20X1

(%)

Realisasi
20X0

xxx
xxx

xxx
xxx

xx
xx

xxx
xxx

xxx
xxx

xxx
xxx

xx
xx

xxx
xxx

PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah

Universitas Sebelas Maret


7
8
9

Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3


s/d 6)

20
21
22
23
24

57

xxx
xxx
xxx
xxx

xxx
xxx
xxx
xxx

xx
xx
xx
xx

xxx
xxx
xxx
xxx

xxxx

xxxx

xx

xxxx

xxx
xxx

xxx
xxx

xx
xx

xxx
xxx

xxxx

xxxx

xx

xxxx

xxx
xxx

xxx
xxx

xx
xx

xxx
xxx

xxxx

xxxx

xx

xxxx

xxxx

xxxx

xx

xxxx

xxx
xxx
xxx

xxx
xxx
xxx

xx
xx
xx

xxx
xxx
xxx

xxx

xxx

xx

xxx

xxxx

xxxx

xx

xxxx

Belanja Pegawai
Belanja Barang
Bunga
Subsidi
Hibah
Bantuan Sosial
Jumlah Belanja Operasi (37 s/d 42)

xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxxx

xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxxx

xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx

xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxxx

Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
Jumlah Belanja Modal (46 s/d 51)

xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxxx

xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxxx

xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx

xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxxx

Belanja Tak Terduga


Jumlah Belanja Tak Terduga (55 s/d
55)
JUMLAH BELANJA (43 + 52
+ 56)

xxx

xxx

xx

xxx

xxx

xxxx

xx

xxxx

xxxx

xxxx

xx

xxxx

TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI


Pendapatan Bagi Hasil Pajak
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya
Jumlah Transfer Pemerintah
Provinsi (23 s/d 24)
Total Pendapatan Transfer
(15 + 20 + 25)

25

56

xxxx

TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA


Dana Otonomi Khusus
Dana Penyesuaian
Jumlah Pendapatan Transfer
Pemerintah Pusat - Lainnya (18 s/d
19)

17
18
19

33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55

xx

TRANSFER PEMERINTAH PUSAT DANA PERIMBANGAN


Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Jumlah Pendapatan Transfer Dana
Perimbangan (11 s/d 14)

15
16

32

xxxx

PENDAPATAN TRANSFER

10
11
12
13
14

26
27
28
29
30
31

xxxx

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH


Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana Darurat
Pendapatan Lainnya
Jumlah Lain-lain Pendapatan yang
Sah (29 s/d 31)
JUMLAH PENDAPATAN (7 +
26 + 32)
BELANJA
BELANJA OPERASI

BELANJA MODAL

BELANJA TAK TERDUGA

Universitas Sebelas Maret


58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73

TRANSFER
TRANSFER/BAGI HASIL KE DESA
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Retribusi
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
JUMLAH TRANSFER/BAGI HASIL
KE DESA (61 s/d 63)
JUMLAH BELANJA DAN
TRANSFER (57 + 64)
SURPLUS/DEFISIT (33 65)

Penggunaan SiLPA
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah
Pusat
Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah
Daerah Lainnya
Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga
Keuangan Bank
Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga
Keuangan Bukan Bank
Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi
Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya
Penerimaan Kembali Pinjaman kepada
Perusahaan Negara
Penerimaan Kembali Pinjaman kepada
Perusahaan Daerah
Penerimaan Kembali Pinjaman kepada
Pemerintah Daerah Lainnya
Jumlah Penerimaan (72 s/d 83)

76
77
78
79
80
81
82

90
91
92
93
94
89
90
91
92
93
94
95

xx
xx
xx

xxx
xxx
xxx

xxx

xxxx

xx

xxxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx
xxx

xxx
xxx

xx
xx

xxx
xxx

xxx

xxx

xx

xxx

xxx

xxx

xx

xxx

xxx

xxx

xx

xxx

xxx

xxx

xx

xxx

xxx
xxx
xxx

xxx
xxx
xxx

xx
xx
xx

xxx
xxx
xxx

xxx

xxx

xx

xxx

xxx

xxx

xx

xxx

xxx
xxxx

xxx
xxxx

xx
xx

xxx
xxxx

xxx
xxx

xxx
xxx

xx
xx

xxx
xxx

xxx

xxx

xx

xxx

xxx

xxx

xx

xxx

xxx

xxx

xx

xxx

xxx

xxx

xx

xxx

xxx

xxx

xx

xxx

xxx

xxx

xx

xxx

xxx

xxx

xx

xxx

xxx

xxx

xx

xxx

PENERIMAAN PEMBIAYAAN

75

89

xxx
xxx
xxx

PEMBIAYAAN

74

83
84
85
86
87
88

xxx
xxx
xxx

PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam
Negeri - Pemerintah Pusat
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam
Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam
Negeri - Lembaga Keuangan Bank
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam
Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam
Negeri - Obligasi
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam
Negeri - Lainnya
Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan
Negara
Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan
Daerah
Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah
Daerah Lainnya
Jumlah Pengeluaran (87 s/d 91)
PEMBIAYAAN NETO (84 92)

xxx
xxx

xxx
xxx

xx
xx

xxx
xxx

xxxx

xxxx

xx

xxxx

Sisa Lebih Pembiayaan


Anggaran (67 + 93)

xxxx

xxxx

xx

xxxx

Universitas Sebelas Maret

C. AKUNTANSI PENDAPATAN
Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
Pendapatan-LRA diklasifikasikan menurut jenis pendapatan.
Transfer masuk adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misalnya penerimaan
dana perimbangan dari pemerintah pusat dan dana bagi hasil dari pemerintah provinsi.
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat variabel
terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan
proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan mengacu pada peraturan
perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.
Pengembalian yang sifatnya sistemik (normal) dan berulang (recurring) atas penerimaan
pendapatan-LRA pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan
sebagai pengurang pendapatan-LRA.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan
pendapatan-LRA yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan-LRA dibukukan
sebagai pengurang pendapatan-LRA pada periode yang sama.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan
pendapatan-LRA yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang
Saldo Anggaran Lebih pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.
Akuntansi pendapatan-LRA disusun untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban
sesuai dengan ketentuan dan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen pemerintah
pusat dan daerah
D. PENGAKUAN PENDAPATAN
Pendapatan diakui pada saat:
a) Diterima di Rekening Kas Umum Daerah; atau
b) Diterima oleh SKPD; atau
c) Diterima entitas lain diluar pemerintah daerah atas nama BUD
E. PENGUKURAN PENDAPATAN

Universitas Sebelas Maret

Akuntansi Pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan


membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).

Pendapatan-LRA diukur dengan menggunakan nilai nominal kas yang masuk ke kas
daerah dari sumber pendapatan dengan menggunakan asas bruto, yaitu pendapatan
dicatat tanpa dikurangkan/dikompensasikan dengan belanja yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan tersebut

Dalam hal besaran pengurang terhadap Pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat variabel
terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu
dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.

Pengecualian azas bruto dapat terjadi jika penerimaan kas dari pendapatan tersebut
lebih mencerminkan aktivitas pihak lain dari pada pemerintah daerah atau penerimaan
kas tersebut berasal dari transaksi yang perputarannya cepat, volume transaksi banyak
dan jangka waktunya singkat

F. PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN PENDAPATAN


Pendapatan-LRA disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas.
Pendapatan LRA disajikan dalam mata uang rupiah. Apabila penerimaan kas atas
pendapatan LRA dalam mata uang asing, maka penerimaan tersebut dijabarkan dan
dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing tersebut menggunakan
kurs pada tanggal transaksi

Anda mungkin juga menyukai