Journal Reading Imaging of Acute Pankreatitis
Journal Reading Imaging of Acute Pankreatitis
Ringkasan
Angka kejadian pankreatitis akut meningkat
Definisi klinis pankreatitis akut memerlukan dua dari ciri berikut:
1. Nyeri perut yang hebat yang merupakan sugestif dari pankreatitis akut
2. Peningkatan kerja lipase dan peningkatan serum amilasi 3x lebih tinggi dari batas normal atas
3. Hasil pencitraan ditemukan karakteristik dari pankreatitis akut
Pankreatitis ditandai oleh dua fase yang berbeda. Fase awal atau interstisial
berlangsung sekitar 1 minggu dan didominasi oleh respon inflamasi sistemi. Selama
fase sekunder peradangan pada pakreas menghilang, menjadi stabil atau
berkembang menjadi nekrosis pankreatitis yang dapat bertahan selama bermingguminggu atau berbulan-bulan
CT dengan kontras merupakan pemeriksaan pencitraan utama. Pemeriksaan ini
idealnya dilakukan 48 jam untuk menegakan keparahan dari serangan dan
mengidentifiasi nekrosis pada pankreas serta adanya komplikasi lain yang
berhubungan.
Akurasi dari penggunaan terminologi atau bahasa sangat penting, terutama untuk
komonikasi interdisiplin serta menentukan pengobatan yang tepat
Abstrak
Kebanyakan pasien dengan pankreatitis memiliki penyakit selflimitting ringan dimana dapat segera merespon terhadap
tindakan medis tanpa timbul komplikasi. Pada pankreatitis akut
yang ringan, angka kematiannya <1% dan pada pencitraan
kemungkinan normal. Sebagian kecil pasien berkembang menjadi
pankreatitis akut berat yang berhubungan dengan kegagalan
multi organ dan komplikasi lokan, serta memiliki angka kematian
antara 10-25% . Pasien ini biasanya dirawat diruang intensive
atau unit dependesi tinggi dan idialnya di spesialis center. CT
dengan kotras (CETC/Contras Enhanced CT) meruoakan
pencitraan pilihan utama. Akurasi deskripsi serta komunikasi yag
jelas dari temuan CT sangat penting, karena pemilihan tindakan
bergantung dari korelasi ahli beda, ahli digestive serta radiologi
dalam temuan radiologi dengan evaluasi klinis dari keparahan.
Di UK, pankreatitis akut paling sering diseabkan oleh batu empudu atau
alkhol. Sisanya dapat disebabkan oleh trauma, hiperlipidemia, tumor
pankreas, pengobatan, iatrogenic (Endoscopic Retrograde
Cholangioancreatography/ERCP), atau idiopatik.
Secara keseluruhan angka kejadian dari pankreatitis akut di UK adalah
22.4/100 000 populasi. Antara tahun 1998-2003 mean dari insidensi
meningkat 3.1% tiap tahunnya, peningkatan terbesar terjadi pada wanita.
Studi yang baru menunjukan bahwa peningkatan konsumsi alkohol
merupakan penyebab utama dari peningkatan ini dengan indensi yang
lebih tinggi muncul pada daerah dimana deprivasi sosial dan konsumsi
minuman kerasnya lazim.
Angka kematiannya sangat signifikan. Kasus kematian adalah 6.7%
dalam 60 hari dengan kejadian kematian lebih tinggi ditemukan pada
pankreatitis yang berhubungan dengan alkohol dibandingkan pankreatitis
akibat batu empedu
Patofisologi
Pankreatitis akut dibagi menjadi dua fase. Fase awal atau fase primer
berlangsung sekitar seminggu, dan didominasi oleh sindrom respon inflamasi
sistemik (SIRS), yang diakibatkan oleh adanya pelepasan mediator inflamasi
sebagai respon cedera jaringan. Beratnya penyakit dikaitkan dengan
kerusakan banyak organ dan hal tersebut berhubungan dengan respon
inflamasi sistemik, bukan dari nekrosis pankreas. Pada fase ini penilaian
pasien dilakukan berdasarkan indikator klinis, daripada pencitraan.
Pada fase sekunder peradangan mulai teratasi, bisa menjadi stabil atau
berkembang menjadi nekrosis pankreatitis yang berlangsung bermingguminggu atau berbulan-bulan. Kejadian kematian pada fase sekunder
biasanya berhubungan dengan sepsis atau kegagalan multi organ.
Tindakan pengobatan bergantung dari insidensi dan berkembangnya
komplikasi yang ditunjukan dari multidetector CT (MDCT) dengan kontras.
Tehnik Pencitraan
Peran dari pemeriksaan radiologi yaitu:
1. Menegakan diagnosis
2. Mengidentifikasi etiologi
3. Menilai adanya komplikasi
Kapan dilakukannya?
Pemeriksaan CT dini diindikasi kan apabila ada keraguan
diagnosis, atau curiga kemungkinan adanya komplikasi dini atau
peningkatan klinis yang diharapkan gagal. Meskibegitu,
pemeriksaan CT bukan suata cara untuk menentukan beratnya
pankreatitis awal, tetapi harus berdasarkan dari pemeriksaan
parameter klinis, dan fokus pada deteksi kegagalan multiorgan.
Nekrosis biasanya ditegakan dalam waktu 48-72 jam.
Tehnik CT
Gambar diperoleh dari CT dengan kontras, hal ini bertuuan agar mendapatkan vaskular
yang optimal dan peningkatan parenkim dengan gerakan respiratori artefact minimal.
Pada penelitian ini menggunakan tiga tahap penilaian. Scan tanpa kontras melalui
permukaan pankrea bukan suatu kewajiban, tetapi dalam beberapa alasan dapat
berguna. Perdarahan lebih mudah ditemukan melalui gambar tanpa kontras dan tingkat
pankreas dapat diidentifikasi untuk merencanakan fase post kontras yang akurat.
Diagnosis dari nekrosis pankreatitis bergantung dari penilaian parenkrim pankreas
dengan kontras, evaluasi lebih mudah dibuat dengan membandingkan gambaran post
dan pre kontras.
100ml kontras diberikan secara injeksi bolus cepat (3mls-1), potongan tipis diperoleh
melalui pankreas pada fase awal (30-40 s post onset injeksi) dari pemberian kontras.
Pada vase vena portal (60-70s post onset dari penyutikan) kontras mengalir ke abdomen
dan pelvis. Gambar kemudian dapat direkonstruksi dan dilihat dari segala sisi dalam
volum scan.
Menegakan Diagnosis
Definisi klinis dari pankreatitis akut (baik dengan latar pankreatitis kronik atau tidak)
memerlukan 2 dari ciri berikut: (1) nyeri abdomen kuat sugestif pankreatitis akut (2)
peningkatan serum amilase dan/atau lipase paling tidak 3x lebih tinggi dari batas atas
normal (3) temuan radiologi karaktersitik pankreatitis akut (CETC merupakan pilihan
tehnik pencitraan). Pencitraan tidak selalu diperulan untuk mendiagnosis, bila terdapat
keraguan klinis CT dapat mengkomfirmasi pankreatitis akut atau memberikan diagnosi
alternatif dari temuan pasien. Hal ini sanget penting ketika mendiagnosis iskemik usus
atau perforasi yang membutuhkan emergensi laparotomi. Pankreatitis akut jarang tidak
memberikan rasa sakit. Biasanya ditemukan pada pasien dengan peritonial dialisis dan
transpaltasi renal.
Foto polos memberikan hasil minimal dalam penilaian pankreatitis akut tetapi biasanya
digunakan sebaga evaluasi umum sebelum operasi. Penggunaan USG untuk menilai
serangan awal pankreas tidak direkomendasika, adanya gas sekunder pada usus pada
ileus biasanya membahayakan studi pada kebanyakan pasien. Setelah serangan teknik
pemeriksaan USG yang simple, cepat, dapat menilai pankreas dan peripankreas.
Keterbatasan dari USG yaitu menilai kantuk dari cairan didalam area retroperitonium
yang tidak dapat dijangkau.
Menentukan Etiologi
Penyebab paling umum dari pankreatitis akut di negaranegara bangkan adalah penyakit batu empedu (38%)
dan penggunaan alkohol (36%) dengan penyebabnya
yang tampak jelas pada 75-85% pasien.
Apabila tidak ada etiologi yang jelas, pencarian lebih
lanjut terhadap penyebab yang berpotensi terjadinya
pankreatitis akut, diperlukan untuk mencegah terjadinya
serangan berulang. Riwayat dan investigasi secara hatihati perlu untuk menyingkirkan penyebab yang jarang
timbul, seperti riwayat keluarga, obat-obatn atau
hiperlipidemia yangberhubungan dengan pankreatitis
Batu Empedu
Pencarian batu empedu harus dilakukan dan pemeriksaan uSG abdominal ulangan perlu
direncanakan apabila pemeriksaan awal tidak memberikan kesimpulan atau negatif. Pemeriksaan
USG menjadi suatu pemilihan dalam pemeriksaan ini, tetapi batu saluran empedu daoat normal
ketika batu telah bermigrasi keluar dan menyebabkan serangan. Peningkatan transaminase ( 2x
dari batas normal) selama dua hari pertama dari serangan, sangat sensitif untuk mengidentifikasi
batu empedu yang dapat menyebabkan pankreatitis dengan pemeriksaan USG. Dari beberapa
pedoman menyatakan bahwa USG abdominal harus dilaksanakan dalam waktu 24 jam untuk
mendeteksi batu empedu atau bukti lain dari penekanan saluran empedu.
Apabila batuempedu dan microlithiasis dilaporkan maka diindikasikan cholocystectomy untuk
mencegah serangan berulang.
Magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP) sama sensitivenya dengan USG dalam
mendeteksi batu empedu pada pasien pankreatitis akut. Studi yyang ada menuunjukan bahwa
penggunaan MRCP pada paseien dengan batu saluran empedu teanpa sepsi, mengurangi
kebutuhan diagnostik endoskopik retrograde cholangiopancreatography (ERCP), hasilnya berupa
rawap inap yang singkat dan korelasi yang baik antara MRCP dengan teraoi ERCP.
Pera dari ERCP pada pankreatitis yaitu sebagai terapi, dan hanya diindikasikan pada pasien acute
biliary pankreatitis dan yang berhubungan dengan cholangitis. Apabila dicuriga kerusakan saluran
empedu, pemasangan stent pankreas merupakan suatu pilihan.
75% yang dikatakan pankreatitis idio[atik diperkirakan mengalami microlithiasis, USG
endoluminal merupakan tehnik pilihan untuk menegakkan diagnosis
Pankreatitis Autoimun
Pankreatitis autoimun merupakan kondisi yang tidak umum bengan
karakteristik infiltrasi limphoplasmacytic pada pankrear yang menyebabkan
inflamasi periductal, fibrosis dan penyemoitan saluran pankreas utama yang
ireguler. Hasilnya berupa pembesaran dari kelenjar yag difuse atau lokal dan
diagnosis ditegakan berdasarkan peningkatan kadar IgG4 yang signifikan.
Parenkim pankreas dapat menunjukan peningkatan pola jeruji-jeruji dengan
kepadatan jaringan peripankreas. Pada pasien dengan pankreatitis autoimun
dapat terjadi robeknya kortek renal, fibrosis retroperitoneal atau limfadenopati
atau kelainan paru dan mediastinum. Ditemukannya kondisi tersebut sangat
penting sebagai respon untuk pemberian terapi steroid.
Apabila tidak dapat penjelasan yang jelas dari serangan biasanya didiagnosis
sebagai pankreatitis akut. Insidensi dari idiopatik pankreatitis bergantung dari
ketelitian dalam menemukan penyebab. Pedoman UK yang dipublikasi pada
tahun 2005 menyatakan bahwa tidak kurang dari 20% pasien pankreatitis
dikatakan idiopatik
Nekrosis pankreatitis/Pankreatitis
Secara histologis terdapat makronikrosis
Berat
yang terimpit s yang dapat mengganggu saluran
pankreas dan menyebabkan nekrosis pada jaringan lemak retroperitonial yang
berdekatan. Pada CECT, nekrosis pankreas dapat terlihat area tanpa adanya kontras atau
secara signifikan kontras yang menggantikan parenkim yang normal berkurang.
Densitas parenkim pankreas normal sama dengan spleen dan apabila dapat perbedaan
densitas mudah untuk dekanal sebagai nekrosis. Nekrosis dihitung sebagai <30%,3050%, dan >50% dari volume parenkim. Meskibegitu tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada hasil dari kelompok ke dua dan ketiga, sehingga modifikasi CTSI
diperlukan umtuk mempermudah penilaian dari nekrosis <30% atau lebih dari 30%.
Areah yang dinilai tidak terdapat perluasan dengan nilai <30% kemungkinan menunjukan
adanya cairan focal dibandingkan nekrosis.
Pada MRI, nekrosis terlihat sebagai penurunan intensitas sinyal pada T1, jaringan lemak
menekan pencitraan analog post gadolinium sebagai pengganti CT dengan kontras.
Intensitas sinyal cairan yang tinggi pada T1 menandakan perdarahan.
Bentuk pankreatitis pada bentuk segmental dapat tempak pada 18% pasien. Biasanya
melibatkan kepala, dan secara tipikal berhubungan dengan batu. Pada pasien ini perlu
dilakukan evaluasi yang hati-hati untuk menentukan adanya adenocarcinoma yang
enstimulus aau menyebabkan pankreatitis. Endoscopic ultrasound (EUS), MRI atau follow
up jangka pendek sesuai, tergntuk dari tingkat perhatian klinis.
Nekrosis peripankreas
Nekrosis peripankreas sulit dinilai dengan
menggunakan CT tetapi harus dicurigai
ketika densitas dari lapisan luar heterogen
dapat terlihat langsung didalam jaringan
peripankreas. Pasien dengan nekrosis
peripankreas saja memiliki prognosis dan
hasil yang lebih baik dibandingkan pasien
yang berkembang menjadi nekrosis parenkim
Psudokista Pankreas
Berdasarkan simposium Atlanta, didefinisikan sebagai kumpulan
cairan pankreas yang berbentuk bulat atau ouval yang mengandung
jaringan granulasi yang timbul dalam waktu 4 minggu.
Secara signifikan klinis dari pseudokista berkaitan dengan ukuran,
posisi, dan potensial terhadap komplikasi dan perbaikan tanpa
adanya efek lanjut. Pada CT gambaran dari pseudokista yaitu adanya
dinding tebal, homogen, dengan atenuasi yang rendah (<15HU).
Atenuasi yang lebih tinggi harus curiga terjadinya infeksi,
perdarahan, atau adanya jaringan padat.
Pada NRI kista yang uncomplicated densitas cairannya mennunjukan
intensitas yang low signal pada T1 dan high signal pada T2. Apabila
terjadi komplikasi, proteinaceous/perdarahan dapat meunjukan
intesita signal yang lebih tinggi pada T1. Jaringan padat digambarkan
dengan aik pada gambaran T2. Pencitraan harus diperlukan untuk
mengidentifikasi komunikasi terhadap saluran pankreas yang
mungkin mengubah tatalaksana.
Gambar 6. Nekrosis
pankreas yang terinfeksi.
CT scan kontras Axial
mununjukan
pembentukan udara yang
luas pada daerah
nekrosis pankreas tanpa
adanya komponen cairan
dan udara bebas
intraperitonial di anterior
(panah)
Gambar 7. Nekrosis
dengam infeksi. CT
scan kontras Axial
menunjukan
timbunan cairan di
daerah bekas
nekrosis yang
sebelumnya
mengandung focus
dari udara (panah)
Komplikasi Vaskuler
Komplikasi vaskural dapat terjadi akibat penekenan vena porta atau
mesentrika, atau oklusi ayau kerusakan sekunder pembuluh darah hingga
menyebabkan erupsi langsing pada arteri atau vena. Trombosis vena
merupakan komplikasi vaskular yang paling sering dengan temuan okulsi
pada vena spleenic. Trombus dapat menyebar dan mempengaruhi vena
mesentrika posterior tetapi jarang mempengaruhi vena porta untama atau
cabang vena porta intrahepatic, dan umumnya tidak berhubungan dengan
klinis lanjut selama episode akut. Disrupsi vaskular dapan menyebabkan
perdarahan catastropic dan perlu dipertimbangkan kapanpun ditemukan
desterusi klinis yang tidak diduga. Kombinasi dari CT tanpa kontras dan
CETC berguna untuk mengkonfirmasi diagnosis. Perdarahan vena harus
dicurigai ketika ditemukan perdarahan tetapi harus dibedakan dengan
psudoaneurisma yang biasanya memberikan kuatias temuan yang bagus,
dengan waktu optimal post pencitraan dengan kontras.
Komplikasi Gastrointestinal
Peradangan Extrapancreatic menimbulkan variasi derajat dari gambaran
penebalan usus yang berdekatan dan perut. Iskemik usus selalu
menjadi perhatian pada pankreatitis akut berat dan menjadi tanggung
jawab seorang radiologis untuk mengusulkan diagnosis. Diagnosis pasti
antara penebalan dinding dan iskemik dapat sangat sulit, dan
diperlukan pencurigaan.
Fistula yang menghubungkan antara oankreas atau peripankreas dengan
saluran GI biasanya tidak ditemukan. Apabila terdapat gas,
dipertimbangkan suatu infeksi dan harus perlu diajukan imaging-guade
aspiration. Fistula pancreaticocolic mimiliki prognosis yang buruk, den
merupakan gambaran dari sepsis. Fistula pancreatogastroc dan
pancreatoduedenum bukan merupakan masalah dalam tatalaksana.
Fistula dapat muncul pada tiap bagian abdomen, pelvis atau dada yang
dapat di capai oleh penyebaran enzimatik
Kesimpulan
Pemeriksaan radiologi, terutama CECT,
memainkan peran penting dalam
penanganan pasien dengan pankreatitis
akut, dimana penilaian lebih sulit apa bila
berdasarkan klinis saja
Terimakasih