Anda di halaman 1dari 42

SPESIFIKASI

PERKERASAN BETON
SEMEN

SEKSI 5.5
PERKERASAN BETON

5.5.1

1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi pembuatan lapisan
perkerasan beton semen portland, sesuai
dengan ketebalan dan bentuk penampang
melintang seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.

5.5.2 BAHAN

Agregat : Sesuai persyaratan Seksi 7.1 Spesifikasi


Umum, kecuali agregat kasar harus berupa batu
pecah.
Baja Tulangan : Sesuai persyaratan Seksi 7.3
Spesifikasi Umum dan detailnya tercantum dalam
Gambar.
Bahan Joint Filler : Filler tuang harus sesuai
persyaratan AASHTO M173-84; Filler padat harus
sesuai persyaratan AASHTO M33-81, M153-84 dan
M213-81 atau M220-84.
Membran kedap air : Harus berupa lembaran
polyethene dengan tebal 125 mikron. Apabila
disambung harus tumpang tindih minimum 300 mm.
Curing Material : Liquid Membrane-Forming sesuai
AASHTO M148-88. Compounds for Curing Concrete
Type 2 White Pigmented.
Beton : Sesuai Seksi 7.1 Spesifikasi Umum.

6) Beton

Jumlah semen dalam setiap m3 beton padat tidak


boleh kurang dari jumlah dalam percobaan yang
disetujui.
Perbandingan air/semen tidak boleh lebih dari 0,50.
Plasticiser (aditiv pengurangan air) tidak boleh
digunakan, kecuali ada ijin tertulis Direksi Pekerjaan.
Aditiv untuk mempercepat pengerasan dan yang
mengandung kalsium klorida tidak boleh digunakan.
Kekuatan lentur (flexural strength) beton minimum 45
kg/cm2 pada umur 28 hari, diuji dengan AASHTO T97.
Kekuatan lentur pada umur 7 hari disyaratkan
sementara minimum 80 % dari kuat lentur minimum
(Direksi Pekerjaan dapat mengubah ketentuan ini
setiap saat selama operasi pengecoran).

5.5.3 PERALATAN

Peralatan harus memenuhi ketentuan Seksi 7.1 Spesifikasi ini.


Mesin penghampar (spreading machine) harus dirancang dapat
mengurangi segregasi.
Mesin pembentuk (finishing machine) harus dlengkapi dengan
transverse screeds yang dapat bergerak bolak-balik (oscilating
type), atau alat lain yang serupa untuk memadatkan (striking off)
campuran beton.
Vibrator bisa berupa jenis surface pan atau jenis internal
dengan tabung celup (immerse tube) atau multiple spud.
Frekwensi vibrator surface pan minimum 3500 impuls per menit
(58 Hz); vibrator internal minimum 5000 impuls per menit (83
Hz) untuk vibrator tabung, dan 7000 impuls per menit (117 Hz)
untuk vibrator spud.
Gergaji Beton harus selalu tersedia di tempat kerja setiap saat
selama operasi penggergajian.

5) Acuan
Acuan samping harus lurus, terbuat dari logam dengan
ketebalan minimum 5 mm, dan masing-masing ruas panjang 3
meter.
Acuan ini sekurang-kurangnya mempunyai kedalaman yang
sama dengan ketebalan perkerasan tanpa adanya sambungan
horisontal, dan lebar dasar acuan tidak kurang dari
kedalamannya.
Acuan yang fleksibel atau lengkung dengan jari-jari yang sesuai
harus digunakan untuk tikungan dengan jari-jari 30,0 m atau
kurang.
Acuan yang sudah terpasang harus dapat menahan, tanpa
adanya penurunan atau lentingan, segala benturan dan getaran
dari spreading dan finishing machines.
Batang flens (flange braces) harus dilebihkan ke luar dari dasar
tidak kurang dari 2/3 tinggi acuan.
Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm
dalam 3 meter dan pada kaki tegaknya tidak boleh lebih dari 6
mm.
Acuan harus dilengkapi pengunci ujung-ujung bagian yang
disambung.

5.5.4 SAMBUNGAN (JOINTS)


Semua sambungan harus dibuat dengan tipe, ukuran dan
pada lokasi yang ditentukan dalam Gambar.
Semua sambungan harus dilindungi agar tidak kemasukan
kotoran atau material asing yang tidak dikehendaki sebelum
diisi dengan joint sealant.
Ada tiga jenis sambungan :
SAMBUNGAN MEMANJANG (Longitudinal Joint)
SAMBUNGAN EKSPANSI MELINTANG
(Transverse Expansion Joint)
SAMBUNGAN KONTRAKSI MELINTANG
(Transverse Contraction Joint)

1). SAMBUNGAN MEMANJANG

Tie bars dari baja ulir dengan panjang, diameter dan jarak sesuai
Gambar harus diletakkan tegak lurus sambungan memanjang
dengan alat mekanik atau dengan kursi (chair).
Tie bars tidak boleh dicat atau dilapisi bitumen atau material
lainnya, atau tabung atau lengan batang kecuali untuk pelebaran
di kemudian hari.
Apabila lajur yang berdekatan dilaksanakan terpisah, maka
digunakan acuan baja berbentuk takikan (keyway) sepanjang
sambungan.
Tie bars dapat dibengkokkan dengan sudut tegak terhadap acuan
dan dapat diluruskan kembali sebelum lajur yang berdekatan
dihampar. Sebagai pengganti batang-batang yang dibengkokkan
dapat digunakan 2 batang tie bars yang disambung (two-piece
connectors).
Sambungan memanjang acuan (longitudinal form joint) terdiri
dari takikan / alur ke bawah yang memanjang pada permukaan
jalan. Alur ini diisi dengan kepingan (filler material) yang
premolded atau dicor dengan joint sealant.
Sambungan memanjang tengah (longitudinal centre joint),
ujungnya harus berhubungan dengan sambungan melintang, bila
ada.

Sambungan tipe gergaji (longitudinal sawn joint) dibuat


dengan gergaji beton dengan kedalaman, lebar dan garis
sesuai Gambar.
Penggergajian dilakukan sebelum berakhirnya masa
perawatan beton, dan sambungan harus segera diisi joint
sealant sebelum diinjak roda kendaraan.
Sambungan tipe sisip permanen (longitudinal permanent
insert type joint) dibentuk dengan menyisipkan kepingan
material lentur, yang tidak bereaksi secara kimia dengan
beton, setebal dan sedalam sesuai Gambar.
Sambungan tipe bidang diperlemah (weaken plane type
joint) tidak perlu digergaji. Kepingan setebal tidak kurang
dari 0,5 mm disisipkan dengan alat mekanik. Ujung atas
kepingan permukaan akhir perkerasan sesuai Gambar.
Kepingan tidak boleh rusak selama pemasangan atau
finishing beton. Alat pemasang mekanik harus
menggetarkan beton selama penyisipan kepingan.

2). SAMBUNGAN EKSPANSI MELINTANG

Filler (bahan pengisi) untuk sambungan ekspansi


harus menerus dari acuan ke acuan, dibentuk
sesuai dengan subgrade dan takikan sepanjang
acuan.
Filler sambungan pracetak (preformed joint filler)
harus disediakan dengan panjang yang sama
dengan lebar jalan atau sama dengan lebar lajur.
Filler sambungan harus ditempatkan pada posisi
vertikal. Alat bantu yang disetujui harus digunakan
selama penghamparan dan finishing beton.
Perubahan posisi akhir sambungan tidak boleh
bergeser > 5 mm pada alinyemen horizontalnya.

3). SAMBUNGAN KONTRAKSI MELINTANG

Dibuat dengan memperlemah penampang sambungan


dengan penggergajian atau alur.
Berfungsi sebagai penyaluran beban (load transfer
devices).
Sambungan kontraksi kepingan melintang (transverse
strip contracting joint), dibuat dengan memasang
kepingan sesuai Gambar.
Sambungan takikan / alur (formed grooves), dibuat
dengan menekankan alat ke dalam beton yang masih
plastis. Alat tsb. dilepas pada waktu beton mulai proses
pengerasan awal, tanpa merusak beton di sekitarnya.
Sambungan kontraksi gergajian (sawn contraction
joint), dibuat dengan lebar, kedalaman dan jarak
penggergajian sesuai Gambar.

Penggergajian harus dilakukan segera setelah beton


mengeras tetapi tidak boleh lebih dari 18 jam setelah
finishing, agar tidak terjadi retak. Apabila retakan
sulit dicegah ketika dimulai penggergajian, maka
sambungan harus dibuat dengan takikan / alur.
Sambungan kontraksi acuan melintang (transverse
formed contraction joint), seperti sambungan
kontraksi acuan memanjang.
Sambungan konstruksi melintang (transverse
construction joint): Harus dibuat apabila pekerjaan
beton terhenti lebih dari 30 menit, dan tidak boleh
dibuat pada jarak kurang dari 3 m dari sambungan
ekspansi, sambungan kontraksi atau bidang yang
diperlemah lainnya. Apabila pada waktu penghentian
campuran beton tdk cukup utk membuat perkerasan
sepanjang minimum 3 m, maka kelebihan beton pada
samb sebelumnya harus dipotong dan dibuang.

4). ALAT PENYALURAN BEBAN (Load Transfer


Devices)

Dowel

harus dipasang sejajar dengan


permukaan dan sumbu perkerasan.
Ujung dowel harus dipotong sedemikian rupa
sehingga permukaannya rata.
Pelapisan dengan material bitumen atau
pelumas lainnya harus sesuai Gambar.
Pada sambungan ekspansi, harus dipasang
penutup/selubung ujung dowel, sesuai Gambar,
yang pas dengan ukuran dowel, dan ujungnya
yang tertutup harus tahan air.
Batang dowel dalam sambungan kontraksi
dapat diletakkan dengan alat mekanik yang
disetujui Direksi Pekerjaan.

5). PENUTUP SAMBUNGAN (Joint Sealant)

Sambungan harus ditutup sesudah selesai curing dan


sebelum dilalui kendaraan, termasuk kendaraan
proyek.
Permukaan sambungan harus bersih pada waktu diisi
material penutup.
Material penutup harus sesuai dengan yang tertera
pada Gambar atau instruksi Direksi Pekerjaan.
Material penutup harus diaduk selama pemanasan agar
pemanasan merata dan mencegah pemanasan
berlebihan.
Kelebihan material penutup harus dibersihkan.
Penggunaan pasir atau material lainnya sebagai
pelindung material penutup tidak diperbolehkan.

5.5.5. PELAKSANAAN

1) Umum
Sebelum pekerjaan perkerasan beton semen
dimulai, semua pekerjaan subbase, ducting dan
kerb yang berdekatan harus sudah selesai dan
disetujui Direksi Pekerjaan.
Kecuali bagian-bagian perkerasan beton yang
relatif kecil atau bentuknya tidak beraturan atau
dimana tempat kerja terbatas, maka semua
beton harus dihamparkan merata, dipadatkan
dan diselesaikan dengan mesin.

2) Pemasangan Acuan
Acuan harus dipasang secukupnya di muka bagian
perkerasan yang sedang dilaksanakan.
Acuan harus kokoh dan tidak goyah, dipasang pada
tempatnya dengan menggunakan sekurang-kurangnya 3
paku untuk setiap 3 meter bagian panjang acuan.
Perbedaan permukaan acuan dari garis yang sebenarnya
tidak boleh lebih dari 5 mm.
Acuan tidak boleh terjadi lentingan atau penurunan akibat
benturan dan getaran peralatan pemadat dan finishing.
Acuan harus bersih dan dilapisi pelumas sebelum beton
dihamparkan.
Alinyemen dan elevasi kelandaian acuan harus diperiksa
dan disetujui Direksi Pekerjaan sebelum beton
dihamparkan.

3) Penghamparan Beton
Beton harus diturunkan ke alat penghampar dan
dihamparkan secara mekanis sedemikian rupa untuk
mencegah segregasi.
Penghamparan harus dilakukan secara terus menerus di
antara sambungan melintang tanpa sekat sementara.
Apabila lajur yang dikerjakan bersambungan dengan lajur
perkerasan yang selesai lebih dahulu, dan peralatan
mekanik harus bekerja di atas lajur tersebut, kekuatan
beton pada lajur tersebut harus sudah mencapai >= 90%
dari kekuatan yang ditentukan untuk beton 28 hari.
Pemadatan beton dengan vibrator dilakukan secara merata
pada tepi dan sepanjang acuan, dan vibrator tidak boleh
menyentuh langsung perlengkapan sambungan atau sisi
acuan, serta tidak boleh digunakan lebih dari 5 detik pada
setiap tempat.

4) Penempatan Baja Tulangan


Setelah beton dituangkan lalu dihampar dan ditempa
sampai panjang dan kedalaman tertentu, anyaman kawat
baja dapat diletakkan di atas beton dengan tepat. Lapisan
bawah beton yang sudah dituangkan lebih dari 30 menit
tanpa diikuti penghamparan lapisan di atasnya harus
dibongkar dan diganti dengan beton baru atas biaya
Kontraktor.
Apabila perkerasan beton dibuat langsung dalam satu
lapisan, baja tulangan harus diletakkan sebelum beton
dihamparkan, atau ditempatkan dalam beton yang masih
lembek setelah dihampar dengan menggunakan alat
mekanis.
Sambungan antara anyaman kawat baja harus saling tindih
(overlap) tidak kurang dari 45 mm. Baja tulangan harus
bersih dari kotoran, minyak, cat, lemak dan karat.

5) Finishing dengan Mesin


Begitu selesai dituangkan, beton harus segera
disebarkan, ditempa, dipadatkan dan diratakan
dengan mesin finishing.
Bagian atas acuan harus tetap bersih dan gerakan
mesin di atas acuan tidak boleh menggetarkan atau
menggoyahkan acuan sehingga mengganggu
kecermatan pekerjaan finishing.
Pada lintasan pertama mesin finishing, beton di
depan screed harus dibuat rata pada keseluruhan
lajur yang dikerjakan.

6) Finishing dengan Tangan


Dilakukan hanya apabila perkerasan beton relatif kecil atau
bentuknya tidak beraturan, atau tempat kerja sangat
terbatas, beton dihamparkan dan diratakan dengan tangan
tanpa segregasi atau pemadatan awal.
Beton harus dipadatkan dengan balok vibrator yang harus
ditekan sampai level tertentu sehingga setelah kandungan
udara dibuang melalui pemadatan, permukaannya lebih
tinggi dari pada acuan samping.
Balok pemadat dari baja atau kayu keras beralas baja,
ukuran tidak kurang dari lebar 75 mm, tinggi 225 mm dan
daya penggeraknya tidak kurang dari 250 Watt per meter
lebar perkerasan beton. Balok diangkat dan digerakkan
maju sedikit demi sedikit dengan jarak tidak lebih dari lebar
balok.

Apabila ketebalan beton melebihi 200 mm, untuk


menyempurnakan pemadatan dapat dilakukan vibrasi
internal tambahan pada seluruh lebar perkerasan.

Setelah setiap 1,5 m panjang perkerasan beton


dipadatkan, balok vibrasi harus dikembalikan sejarak 1,5
m untuk mengulang lagi dengan perlahan-lahan pada
permukaan yang sudah dipadatkan untuk memperhalus
permukaan.

Permukaan beton harus diratakan dengan paling sedikit 2


kali lintasan mistar lurus pengupas dengan panjang pisau
tidak kurang dari 1,8 meter. Bilamana permukaan beton
koyak karena mistar lurus (straight edge), karena
permukaan tidak rata, maka balok vibrasi harus
digunakan lagi, lalu diikuti lagi dengan mistar lurus
pengupas.

Apabila penghamparan beton harus dilakukan dengan


dua lapisan, lapisan pertama harus dihamparkan,
ditempa dan dipadatkan sampai ketinggian tertentu
sehingga baja tulangan setelah terpasang mempunyai
tebal pelindung yang cukup. Setelah itu lapisan atas
beton dituangkan dan di-finishing.

7) Pelepaan (Floating)
Setelah beton ditempa dan dipadatkan, dilakukan pelepaan
dengan cara manual atau dengan mesin.
Metode Manual dilakukan dengan pelepa memanjang ukuran
tidak kurang dari panjang 350 mm dan lebar 150 mm
dilengkapi dengan pengaku agar tidak melengkung , yang
dioperasikan dari atas jembatan antara kedua sisi acuan
tanpa menyentuh beton, dan digerakkan seperti
menggergaji, selalu sejajar sumbu jalan dan bergerak dari
satu sisi ke sisi perkerasan yang lain.
Gerakan maju sepanjang garis sumbu jalan harus
berangsur-angsur dengan pergeseran tidak lebih dari
setengah panjang pelepa.
Kelebihan air atau cairan harus dibuang.

Metode dengan Mesin dilakukan dengan pelepa mekanik


yang harus disesuaikan dengan bentuk permukaan jalan
yang dikehendaki dan dengan mesin finishing melintang.

Apabila perlu, setelah pelepaan (floating) dengan salah satu


metode di atas, untuk menutup dan menghaluskan lubanglubang pada permukaan beton dapat dipergunakan pelepa
dengan batang pegangan / tangkai yang panjang, dengan
papan panjang tidak kurang dari 1,5 meter dan lebar 150
mm. Pelepa ini tidak boleh digunakan pada seluruh
permukaan beton sebagai pengganti atau pelengkap salah
satu metode pelepaan.
Setelah pelepaan, air dan sisa beton yang ada di permukaan
jalan harus dibuang dengan mistar datar sepanjang 3,0
meter atau lebih. Setiap geseran harus dilintasi lagi dengan
ukuran setengah panjang mistar.

8) Memperbaiki Permukaan
Dilakukan finishing lagi setelah pelepaan selesai untuk
memperbaiki ketidakrataan permukaan.
Sambungan harus diperiksa kerataannya.
Pemeriksaan dengan mistar datar tidak boleh melebihi
toleransi.

9) Pembentukan Tepi
Dilakukan segera setelah beton ditempa dan dipadatkan, tepi
beton sepanjang acuan dan sambungan dibentuk dengan
menggunakan edging tool. Jari-jari lengkungan 12 mm.

10) Penyelesaian Permukaan


Permukaan beton dikasarkan dengan disikat melintang.
Sikat kawat lebar tidak kurang dari 450 mm. Panjang sikat
kawat (baru) 100 mm, masing-masing untaian terdiri dari 32
kawat. Sikat terdiri dari 2 baris untaian kawat yang diatur
selang-seling. Pusat untaian berjarak maks. 10 mm. Sikat
harus diganti bila bulu terpendek panjangnya tinggal 90 mm.
Kedalaman tekstur rata-rata min. 0,75 mm.

11) Menguji Permukaan


Penyimpangan kerataan > 3mm tetapi <= 12,5 mm sepanjang
3 m harus ditandai dan diratakan dengan gerinda. Apabila
penyimpangan > 12,5 mm harus dibongkar dan diganti, dan
bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3 m atau
kurang dari lebar lajur yang kena bongkar.

12) Perawatan Beton (Curing)


Setelah finishing dengan sikat, permukaan beton dilapis /
disemprot bahan pengawet (curing compound) sebanyak
0,22 0,27 l/m2 (cara mekanis) atau 0,27 0,36 l/m2 (cara
manual).
Cara lain, ialah dengan menutup seluruh permukaan yang
terbuka dengan goni atau kain yang dibasahi sekurangkurangnya selama 7 hari.

13) Pembongkaran Acuan


Pembongkaran dilakukan minimum setelah 24 jam. Setelah
acuan dibongkar, bagian sisi plat beton dirawat (curing).
Bagian yang keropos besar harus dibongkar dan diganti.
Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3 m
panjangnya. Bagian yang tersisa dari pembongkaran yang
berdekatan dengan sambungan yang panjangnya kurang dari

5.5.6 PERCOBAAN PENGHAMPARAN

Lapisan percobaan sepanjang 30 m di luar daerah kerja


permanen harus disediakan oleh Kontraktor.

Setelah percobaan pertama disetujui Direksi Pekerjaan,


percobaan kedua dilakukan di daerah kerja permanen
sepanjang min. 150 m tetapi maks. 300 m, yang harus meliputi
seluruh aspek pekerjaan dan semua tipe sambungan yang ada.

Paling lambat satu bulan sebelum percobaan pertama,


Kontraktor harus mengajukan uraian terinci mengenai plant,
peralatan dan metode kerja untuk disetujui Direksi Pekerjaan.

Panjang percobaan lanjutan yang tidak disetujui Direksi


Pekerjaan harus dibongkar.

5.5.7 DAN 5.5.8


PERLINDUNGAN THD PERKERASAN BARU
DAN PEMBUKAAN THD LALU LINTAS

Kontraktor harus menjaga dan melindungi perkerasan dan


perlengkapannya dari lalu lintas umum dan lalu lintas
pekerjaan konstruksi.

Direksi Pekerjaan harus menentukan kapan perkerasan


baru dapat dibuka untuk lalu lintas.

Jalan baru boleh dibuka untuk lalu lintas setelah dilakukan


pengujian menurut AASHTO T 23-90 (Third Point Method)
mencapai kekuatan lentur minimum 90% kekuatan
minimum 28 hari.

Apabila tidak ada pengujian, perkerasan tidak boleh dibuka


untuk lalu lintas sebelum 14 hari setelah beton dihampar.

5.5.9 TOLERANSI KETEBALAN PERKERASAN

Ketebalan perkerasan ditentukan dengan metode average


calipers measurement of cores, diuji menurut AASHTO
T148-88.
Untuk menentukan penyesuaian harga satuan, bagian yang
dianggap satu kesatuan yang terpisah adalah sepanjang
300 m pada setiap lajur diukur dari ujung perkerasan
dimulai dari station kecil. Bagian yang terakhir dalam setiap
lajur adalah sepanjang 300 m sepanjang sisinya yang
kurang dari 300 m. Dari setiap bagian ini harus diambil
contoh core drill secara random.
Kekurangan tebal <= 5 mm dari ketebalan yang ditentukan,
pembayaran dilakukan penuh.
Kekurangan tebal > 5 mm tapi <= 25 mm, harus diambil 2
core lagi pada interval >= 90 m dan dipakai untuk
menentukan tebal rata-rata bagian tersebut. Penyesuaian
harga satuan dilakukan sebagaimana Pasal 5.5.10 (2).
Apabila rata-rata kekurangan tebal tidak lebih dari 5 mm dari
yang ditentukan, harus dibayar penuh.

Persimpangan, jalan masuk, penyeberangan, jalur ramp, dsb.


digolongkan sebagai satu bagian, dan ketebalan setiap unit
harus diukur tersendiri. Daerah yang tidak beraturan dari suatu
bagian dapat dianggap termasuk dalam bagian lain. Direksi
Pekerjaan dapat memilih satu core drill untuk setiap 1000 m2
jalan atau bagian dari itu dalam setiap bagian.
Dalam menentukan tebal rata-rata perkerasan, tebal
perkerasan yang melebihi tebal yang disyaratkan lebih dari 5
mm digolongkan sebagai tebal yang ditentukan plus 5 mm,
sedangkan yang kurang dari tebal yang ditentukan lebih dari 25
mm harus tidak dipakai dalam menentukan tebal rata-rata.
Apabila kekurangan tebal lebih dari 25 mm dari yang
ditentukan, tebal sesungguhnya pada darah ini ditentukan
dengan mengambil lagi beberapa core drill dengan interval tidak
kurang dari 3 m sejajar sumbu jalan setiap arah sampai
ditemukan core drill yang menyimpang tidak lebih dari 25 mm.
Daerah yang kekurangan tebalnya lebih dari 25 mm harus
dievaluasi. Apabila ditentukan oleh Direksi Pekerjaan harus
dibongkar, maka harus dibongkar dan diganti sesuai Gambar.

5.5.10 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

Jumlah yang harus dibayar adalah jumlah meter


persegi perkerasan beton yang sudah selesai dan
disetujui. Lebar yang yang diukur adalah lebar
perkerasan yang tertera dalam Gambar sebagai
lebar rencana, daerah-daerah tambahan seperti jalur
ramp, atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.

Sambungan dan baja tulangan tiadak diukur


tersendiri.

Perkerasan hasil percobaan penghamparan di luar


daerah pekerjaan permanen tidak diukur untuk
pembayaran.

12. DASAR PEMBAYARAN

Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh


untuk penyediaan dan penempatan material termasuk
beton, baja tulangan, acuan, dowel, tie bar dan material
sambungan, penghamparan percobaan, mengambil core
drill, dan seluruh material, tenaga kerja, peralatan dan
kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan konstruksi menurut Gambar.
Untuk perkerasan yang ketebalannya kurang, dengan
kekurangan tebal lebih dari 5 mm tetapi tidak lebih dari 25
mm, harus dibayar menurut Harga Satuan yang
disesuaikan.
Nomor

Nama Mata Pembayaran

5.5. (1)
5.5. (2)

Perkerasan beton t = cm.


Perkerasan beton dengan
Anyaman Tulangan
t = cm.

Satuan
m2
m2

Penyesuaian

Harga

Apabila ketebalan rata-rata kurang dengan kekurangan


tebal > 5 mm tetapi <= 25 mm :
Kekurangan tebal
0
- 5
mm
6
- 8
mm
9
- 10
mm
11 12 mm 68 %
13 19 mm 57 %
20 25 mm 50 %

Prosentase Harga Satuan


100 %
80 %
72 %

Apabila kekurangan tebal perkerasan > 25 mm dan Direksi


Pekerjaan menentukan daerah ybs. tidak perlu dibongkar
dan diganti, maka daerah tersebut tidak dibayar.

Apabila kekuatan beton tidak sesuai dengan ketentuan, tetapi


ketentuan lain sudah sesuai, Direksi Pekerjaan mungkin
menyetujui perkerasan itu apabila nilai rata-rata dari 4 hasil uji
yang berurutan tidak kurang dari 80 % kekuatan minimum
yang ditentukan. Penyesuaian harga adalah sbb.:
Untuk setiap 1 % atau kurang dari kekurangan kekuatan beton
(concrete strength deficiency) yang dihitung dengan rumus :
100 % - Kekuatan sebenarnya / 45 x 100 %
maka perkerasan beton yang demikian harus dibayar dengan
pengurangan sebesar 2 % dari Harga Satuan Kontrak.

WET LEAN CONCRETE


1. Uraian

Pekerjaan Ini meliputi semua kegiatan yang


berkaitan dengan pembuatan lapis perata dan
pekerjaan pelebaran perkerasan dengan wet lean
concrete, termasuk penyiapan tanah dasar,
pengangkutan dan penyiapan agregat,
pencampuran, pemadatan, finishing, pengawetan,
pemeliharaan dan pekerjaan insidental lainnya
yang berkaitan.

2. Lapisan Alas
Apabila wet lean concrete ditentukan untuk lapis perata,
lapisan alas harus bersih dari lumpur, kotoran, batu lepas,
dan harus diperiksa kepadatan, dan kerataan
permukaannya oleh Direksi Pekerjaan.
3. Lapisan Alas Pasir (Sand Bedding)
Apabila wet lean concrete ditentukan untuk pelebaran
jalan, harus diletakkan di atas alas yang terdiri dari pasir
alam setebal 4 cm.
4. Material
Agregat, semen dan air harus mmenuhi ketentuanketentuan dalam Seksi 7.1 Spesifikasi ini.
5. Perbandingan Campuran
Perbandingan jumlah semen dan agregat dalam kondisi
kering jenuh harus memadai untuk memenuhi ketentuan
kuat pecah beton yang disyaratkan, dan untuk menjaga
konsistensi campuran. Perbandingan itu tidak boleh kurang
dari 1:2:4.

6. Cetakan (Acuan)
WLC untuk lapis perata harus dituang dalam cetakan baja
atau kayu secara cut-off screeding dengan landai dan
elevasi tertentu.
7. Sambungan
Sambungan memanjang harus berjarak minimum 20 cm
dari sambungan memanjang perkerasan beton yang
dihampar di atasnya.
Sambungan melintang konstruksi harus dibuat pada akhir
setiap pekerjaan kostruksi pada hari itu, dan harus
membuat permukaan vertikal yang benar.
8. Pencampuran, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan
Berlaku ketentuan Seksi 7.1 Spesifikasi ini.
9. Finishing
Permukaan harus diuji dengan paling sedikit 2 kali geseran
mal datar sepanjang 1,8 meter.

10. Perawatan
WLC harus segera dirawat setelah finishing selesai, selama
minimum 7 hari, dengan salah satu cara berikut :
Dilapis penutup plastik kedap air, dengan sambungan yang
saling tumpang tindih minimum 300 mm.
Seluruh permukaan disemprot merata dengan white
pigmented curing compound.
Seluruh permukaan disemprot air secara kontinyu, dan
kondisi kelembaban dijaga agar tetap selama perawatan.
11. Pengujian Kekuatan
Dilakukan uji kekuatan tekan beton dengan contoh silinder
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dari material yang diambil
di lapangan. Satu contoh mewakili 50 meter WLC yang
dihamparkan, dan minimum 3 contoh harus dibuat setiap
hari.
12. Kuat pecah beton (crushing strength)
Kuat pecah beton rata-rata pada umur 7 hari dari setiap
kelompok contoh yang diambil pada setiap pelaksanaan
konstruksi tidak boleh kurang dari 30 kg/cm2.

13. Penolakan Pekerjaan Konstruksi


Daerah-daerah yang keropos, segregasi, cacat atau rusak
serta yang tidak memenuhi ketentuan kerataan harus
dibongkar sampai seluruh tebal lapisan dan diganti dengan
yang baru yang sesuai persyaratan.
14. Kerataan permukaan
Penyimpangan pada permukaan yang sudah selesai tidak
boleh lebih dari 3 cm dari elevasi rencana. Penyimpangan
ini juga tidak boleh lebih dari 1 cm diukur dengan mal datar
sepanjang 3 meter yang ditempatkan sejajar dan tegak
lurus sumbu jalan.
15. Pemeliharaan
Peralatan ataupun kendaraan konstruksi tidak boleh
memasuki permukaan yang sudah selesai selama 7 hari
pertama masa perawatan. Setelah masa perawatan baru
peralatan dan kendaraan konstruksi boleh memasuki
daerah WLC. WLC harus selalu dijaga dalam kondisi baik
sebelum lapisan di atasnya dihampar.

16. Metode Pengukuran


Jumlah WLC untuk lapis perat dibayar berdasarkan jumlah
meter persegi yang telah diselesaikan sesuai Gambar dan
disetujui Direksi Pekerjaan.
Jumlah WLC selain untuk lapis perata dibayar berdasarkan
jumlah meter kubik pada tempat pemakaiannya. Alas pasir
harus dibayar berdasarkan jumlah meter persegi lapisan
alas pasir yang telah diselesaikan dan disetujui.
17. Dasar Pembayaran
Pembayaran merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan seluruh tenaga kerja, peralatan dan material
yang diperlukan termasuk pembuatan lapisan alas pasir,
pencampuran, persiapan, pengangkutan, penghamparan,
pemadatan, finishing, perawatan, pemeliharaan dan
pekerjaan lainnya yang diperlukan.
Nomor
9.08.(1)
9.08.(2)

Mata Pembayaran
Wet Lean Concrete 10 cm
Sand Bedding 4 cm

Satuan
m2
m2

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

JM

Anda mungkin juga menyukai