Jourding THT Ovi
Jourding THT Ovi
Pendahuluan
Epistaksis atau perdarahan hidung sering dijumpai
pada anak maupun usia lanjut. Seringkali
merupakan gejala atau manifestasi dari penyakit
lain. Kebanyakan ringan dan sering berhenti sendiri
tanpa perlu bantuan medis.
Epistaksis berat merupakan masalah kedaruratan
yang dapat berakibat fatal bila tidak segera
ditangani dan termasuk salah satu dari kegawat
daruratan otorhinolaryngological yang umum
terjadi di seluruh dunia.
Lokal
Etiologi
Sistemik
Etiologi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Trauma
Kelainan pembuluh darah (lokal)
Kelainan darah
Infeksi lokal
Infeksi sistemik
Tumor
Kelainan kongenital
Perubahan udara atau tekanan atmosfir
Gangguan hormonal
Buku Ajar Ilmu Kesehatan: Telinga Hidungd Tenggorok Kepala& Leher FKUI Ed-7
Epistak
sis
Anterio
Epistak
r
sis
Posteri
or
Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan epistaksis
1.
2.
3.
4.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi penyebab tersering dari
epistaksis, dan untuk menentukan hasil dari
tiap tatalaksananya.
Metode
Design penelitian : Study deskriptf prospektif
Lokasi Penelitian : Bugando Medical Center,
Nortwestern Tanzania
Periode Penelitian: Januari 2008-Desember
2010
Jumlah Sampel : 104 orang
Subjek Penelitian
Pasien diambil dari departemen gawat
darurat dan kecelakan, poliklinik ENT, dan
departemen lain.
Pasien yang meninggal sebelum dilakukan
pemeriksaan awal dan pasien yang tanpa
persetujuan kerabat tidak diikut sertakan
Intervensi
Sampel diperoleh dari IGD, poli THT, dan poli lain.
Pasien perdarahan beratriwayat pentakit diperoleh setelah perdarahan
terkontrol.
Pasien kehilangan darah yang banyak/ shocka kondisi pasien di stabilkan
th dahulu dengan melakukan resusitaasi, baru setelah itu diambil riwayat
penyakitnya, dan pemeriksaan umum, sistemik, serta telinga, hidung, dan
tenggorok
Sampel darah menilai Hb dan kelompok darah
Setelah itu semua pasien pertama ditangani dengan terapi konservatif,
tindakan pembedahan dilakukan apabila epistaksis tidak dapat tertangani
dengan konservatif
Terapi berhasil tidak terdapat rekuren atau epistaksis berulang dalamonset
24 jam perawatan RS
Hasil
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan trauma akibat kecelakaan
kendaraan menjadi faktor etiologi yang paling umum
terhadap kejadian epistaksis.
Kebanyakan kasus sukses ditangani dengan tindakan
konservatif saja, dan pada banyak kasus tindakan
pembedahan dengan potensi komplikasi tidak terlalu
penting dan harus dijadikan pilihan terakhir
Dengan mengurangi insidensi trauma akibat
kecelakaan kendaraan, dapat menurunkan kejadian
kegawatdaruratan epistaksis.