Anda di halaman 1dari 219

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN
TATA NASKAH DINAS

TAHUN 2013

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN
TATA NASKAH DINAS

TAHUN 2013

-iDAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...................................................................................

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN


PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013
TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN
DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013
TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS
BAB I

BAB II

BAB III

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....

B. Maksud dan Tujuan...

C. Sasaran...

D. Asas........

E. Ruang Lingkup.......

F. Pengertian Umum...

JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS..............

A. Jenis Naskah Dinas.....................................................

B. Format Naskah Dinas..................................................

1. Naskah Dinas Arahan............................................

2. Naskah Dinas Korespondensi..

23

3. Naskah Dinas Khusus

27

4. Laporan.................................................................

46

5. Formulir....................................................

49

6. Naskah Dinas Elektronis...........................

49

PENYUSUNAN NASKAH DINAS

51

A. Persyaratan Penyusunan..

51

B. Kop Naskah Dinas..

51

C. Penomoran Naskah Dinas...

54

D. Ketentuan Penyusunan....

64

1. Nomor Halaman ....................................................

64

2. Jarak Spasi ...........................................................

64

3. Penggunaan Huruf ................................................

64

4. Kata Penyambung .................................................

65

5. Lampiran ..............................................................

65

6. Rujukan ................................................................

66

- ii 7. Ruang Tanda Tangan ............................................

67

8. Penentuan Batas/Ruang Tepi ...............................

68

9. Warna Tinta ............................................................

69

E. Media/Sarana Penyusunan Naskah Dinas..

BAB IV

BAB V

BAB VI

BAB VII

BAB VIII

70

1. Kertas ...................................................................

70

2. Sampul Surat.........................................................

71

3. Alat Pengolah Kata.................................................

72

F. Penggunaan Bahasa...

72

G. Estetika dan Etika

73

H. Pengelolaan Naskah Dinas Produk Hukum..................

74

TATA SURAT DINAS....

79

A. Ketentuan Surat-Menyurat ....

79

B. Format dan Susunan Surat Dinas................................

80

C. Penanganan Surat.......................................................

86

1. Penanganan Surat Masuk......................................

86

2. Penanganan Surat Keluar....

89

PENANDA TANGAN NASKAH DINAS ...............................

94

A. Wewenang Penanda Tangan Naskah Dinas..................

94

B. Pelimpahan Wewenang Penandatanganan Naskah


Dinas...........................................................................

95

1. Delegasi ................................................................

95

2. Mandat .................................................................

95

PENGGUNAAN LOGO DAN CAP DINAS.

102

A. Umum.....

102

B. Logo BPKP...........

102

C. Cap Dinas.....

103

PERUBAHAN, PENCABUTAN, PEMBATALAN, DAN RALAT


NASKAH DINAS.....

107

A. Pengertian..

107

B. Tata Cara Perubahan, Pencabutan, Pembatalan, dan


Ralat.........................................................

107

PENUTUP.....

108

DAFTAR LAMPIRAN

- iii DAFTAR LAMPIRAN


Halaman
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran

1
2
3
4
5

:
:
:
:
:

Lampiran

Lampiran

Lampiran

Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Lampiran 20 :
Lampiran 21 :
Lampiran 22 :
Lampiran 23 :
Lampiran 24 :
Lampiran 25 :
Lampiran 26 :
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran

27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Format Peraturan
Format Pedoman
Format Petunjuk Pelaksanaan/Teknis
Format Instruksi
Format Surat Edaran yang ditandatangani Kepala
BPKP
Format Surat Edaran yang ditandatangani pejabat
eselon I/II/III mandiri
Format Keputusan Kepala BPKP yang
ditandatangani sendiri oleh Kepala BPKP
Format Keputusan Kepala BPKP yang
ditandatangani oleh Pejabat Eselon 1
Format Keputusan Pejabat Eselon 1
Format Keputusan Pejabat Eselon 2
Format Salinan Keputusan
Format Surat Perintah
Format Surat tugas
Format Surat Tugas Bentuk Sederhana
Format Surat Pengukuhan Perintah Lisan
Format Surat Perjalanan Dinas
Format Nota Dinas
Format Memorandum
Format Surat Dinas yang Ditandatangani oleh
Kepala BPKP
Format Surat Dinas yang Ditandatangani oleh
Pimpinan Unit Kerja
Format Surat Undangan
Format Notisi
Format Berita Acara Pembahasan Hasil
Pengawasan
Format Berita Acara Tindak Lanjut Hasil
Pengawasan
Format Berita Acara Pemutakhiran Data Hasil
Pengawasan
Format Berita Acara Pembahasan Temuan
Pengawasan Tidak Dapat Ditindaklanjuti
Format Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak
Format Perjanjian Kerja Sama
Format Perjanjian
Format Berita Acara
Format Berita Acara Pengangkatan Sumpah
Format Berita Acara Naskah Serah Terima Jabatan
Format Memorandum Serah Terima Jabatan
Format Surat Kuasa
Format Surat Keterangan
Format Surat Keterangan Perjalanan
Format Surat Pengantar Model Kolom
Format Pengumuman
Format Surat Peringatan
Format Surat Izin secara Umum

109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149

- iv Lampiran 41 : Format Surat Izin yang Ditandatangani atas nama


Kepala BPKP
Lampiran 42 : Format Surat Izin ke Luar Negeri yang
Ditandatangani Kepala BPKP
Lampiran 43 : Format Surat Izin ke Luar Negeri yang
Ditandatangani atas nama Kepala BPKP
Lampiran 44 : Format Surat Izin Cuti Tahunan
Lampiran 45 : Format Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas
Lampiran 46 : Format Surat Pernyataan Menduduki Jabatan
Lampiran 47 : Format Surat Pernyataan Pelantikan
Lampiran 48 : Format Notula
Lampiran 49 : Format Laporan Bentuk Surat
Lampiran 50 : Format Laporan Bentuk Bab
Lampiran 51 : Format Laporan Kegiatan
Lampiran 52 : Format Telaahan Staf
Lampiran 53 : Format Cover Laporan
Lampiran 54 : Format Kertas Kerja Audit
Lampiran 55 : Format Disposisi Kepala
Lampiran 56 : Format Disposisi Sekretaris Utama
Lampiran 57 : Format Disposisi Deputi
Lampiran 58 : Format Disposisi Kepala Biro
Lampiran 59 : Format Disposisi Kepala Perwakilan
Lampiran 60 : Format Disposisi Kepala Perwakilan Madya
Lampiran 61 : Format Verbal Konsep Naskah Dinas Kepala BPKP
Lampiran 62 : Format Surat Permintaan Barang
Lampiran 63 : Format Surat Perintah Mengeluarkan Barang
Lampiran 64 : Format Surat Permintaan Barang Inventaris
Lampiran 65 : Format Surat Perintah Mengeluarkan Barang
Inventaris
Lampiran 66 : Daftar Pengelompokan Buku Agenda
Lampiran 67 : Daftar Kode Unit atau Jabatan/Konseptor Naskah
Dinas Kepala BPKP, Setma, dan Deputi
Lampiran 68 : Daftar Kode Unit atau Jabatan/Konseptor Naskah
Dinas Biro/ Direktorat/ Bagian /Subdirektorat /
Bidang
Lampiran 69 : Daftar Kode Unit atau Jabatan/Konseptor Naskah
Dinas Pusat dan Inspektorat
Lampiran 70 : Daftar Kode Unit atau Jabatan/Konseptor Naskah
Dinas Perwakilan BPKP
Lampiran 71 : Daftar Kode Unit atau Jabatan/Konseptor Naskah
Dinas Bagian/Bidang/Subbagian pada Perwakilan
BPKP
Lampiran 72 : Daftar Singkatan/Akronim Unit Kerja
di Lingkungan BPKP

150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
162
163
164
165
167
169
171
173
175
177
178
179
180
181
182
183
184
188
189
190
191
192

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


SALINAN
PERATURAN
KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2013
TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang

: a. bahwa

dalam

Pengawasan

Keputusan

Keuangan

dan

Kepala

Badan

Pembangunan

Nomor

KEP-1317/K/SU/2007 tentang Pedoman Tata Naskah


Dinas sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan Nomor PER-1289/K/SU/2011 masih
terdapat kekurangan dan belum dapat menampung
perkembangan penyelenggaraan tata naskah dinas yang
baik dan seragam sehingga perlu diganti;
b. bahwa

berdasarkan

pertimbangan

sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, maka perlu menetapkan


Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan tentang Pedoman Tata Naskah Dinas;
Mengingat

: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang


Sistem

Pengendalian

Intern

Pemerintah

(Lembaran

Negara Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran


Negara Nomor 4890);

2. Keputusan

- 2 -

2. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang


Kedudukan,

Tugas,

Fungsi,

Kewenangan,

Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah NonDepartemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 64 Tahun 2005;
3. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah NonDepartemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir

dengan

Peraturan

Presiden

Nomor

52

Tahun 2005;
4. Keputusan Presiden Nomor 68/M Tahun 2010;
5. Peraturan

Menteri

Negara

Pendayagunaan

Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 80 Tahun 2012


tentang

Pedoman

Tata

Naskah

Dinas

Instansi

Pemerintah;
6. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Nomor KEP-06.00.00-080/K/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan;
7. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan
Keuangan

dan

Pembangunan,

sebagaimana

telah

beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Kepala


Badan

Pengawasan

Keuangan

dan

Pembangunan

Nomor 2 Tahun 2013;


8. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Nomor KEP-795/K/2007 tentang Logo
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
Memperhatikan : Surat

Edaran

Sekretaris

Utama

Badan

Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan Nomor SE-906/SU/05/2007


tentang Penggunaan Logo Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan;

MEMUTUSKAN

- 3 -

MEMUTUSKAN:
Menetapkan

: PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN


DAN PEMBANGUNAN TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH
DINAS.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) ini, yang dimaksud dengan:
1. Naskah dinas adalah adalah informasi tertulis sebagai
alat

komunikasi

dikeluarkan
mencakup

kedinasan

oleh
naskah

pejabat
dinas

yang
yang

dibuat

dan/atau

berwenang,

arahan,

naskah

yang
dinas

korespondensi, naskah dinas khusus, laporan, formulir,


dan naskah dinas elektronis.
2. Tata naskah dinas (TND) adalah pengelolaan informasi
tertulis

yang

meliputi

pengaturan

jenis,

format,

penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan


penyimpanan

naskah

dinas,

serta

media

yang

digunakan dalam komunikasi kedinasan.


3. Pedoman TND adalah acuan dalam pengelolaan TND
yang bertujuan menciptakan kelancaran komunikasi
tulis yang efektif dan efisien dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsi organisasi.
4. Penanda tangan naskah dinas adalah pejabat yang
mempunyai hak dan kewajiban untuk menandatangani
naskah dinas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
kedinasan pada jabatannya.
Pasal 2
(1) Sasaran penetapan Pedoman TND adalah:
a. Tercapainya kesamaan pengertian dan penafsiran
penyelenggaraan TND di lingkungan BPKP;

b. Terwujudnya

- 4 -

b. Terwujudnya keterpaduan pengelolaan TND dengan


unsur lainnya dalam lingkup administrasi umum;
c. Lancarnya

komunikasi

tulis

kedinasan

dan

kemudahan dalam pengendalian;


d. Tercapainya efektivitas dan efisiensi pengelolaan
TND; dan
e. Berkurangnya tumpang-tindih, salah tafsir, dan
pemborosan penyelenggaraan TND.
(2) Ruang lingkup Pedoman TND meliputi pengaturan
mengenai jenis dan format naskah dinas, penyusunan
naskah dinas, tata surat dinas, penanda tangan naskah
dinas, penggunaan logo dan cap dinas, serta perubahan,
pencabutan, pembatalan, dan ralat naskah dinas.
BAB II
FORMAT, JENIS, DAN PENYUSUNAN NASKAH DINAS
Pasal 3
(1) Format naskah dinas merupakan susunan dan bentuk
naskah

yang

menggambarkan

tata

letak

dan

redaksional, serta penggunaan logo dan cap dinas.


(2) Format naskah dinas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disusun sesuai dengan jenis naskah dinas.
(3) Jenis

naskah

dinas

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat (2) mencakup naskah dinas arahan, naskah dinas


korespondensi, naskah dinas khusus, laporan, formulir,
dan naskah dinas elektronis.
Pasal 4
(1) Penyusunan

naskah

dinas

harus

memerhatikan

persyaratan ketelitian, kejelasan, singkat dan padat,


logis dan meyakinkan, serta pembakuan.
(2) Untuk memberikan identitas pada naskah dinas, pada
halaman pertama bagian atas naskah dinas, digunakan
kop dan nomor naskah dinas.

(3) Kop...

- 5 -

(3) Kop naskah dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


mencakup kop naskah dinas Kepala BPKP dan kop
naskah dinas unit kerja eselon I, II, dan III Mandiri.
(4) Nomor naskah dinas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) digunakan setiap unit kerja sesuai dengan
sistematika penomoran naskah dinas berdasarkan pola
dan jenjang unit kerja.
Pasal 5
Ejaan yang digunakan di dalam naskah dinas adalah Ejaan
Bahasa Indonesia sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempumakan dan Pedoman
Umum Pembentukan Istilah.
Pasal 6
(1) Penyusunan

naskah

dinas

sebagaimana

dimaksud

dalam Pasal 4 ayat (1) dilakukan sesuai dengan


Pedoman TND.
(2) Ketentuan

mengenai

Pedoman

TND

sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran


yang

merupakan

bagian

tidak

terpisahkan

dari

Peraturan Kepala ini.


BAB III
PENANDA TANGAN NASKAH DINAS
Pasal 7
(1) Naskah dinas ditandatangani oleh pejabat struktural
eselon I, II, atau pejabat eselon III Mandiri atau pejabat
yang mendapat pelimpahan wewenang sesuai dengan
ketentuan dinas yang berlaku.
(2) Pelimpahan wewenang penandatanganan naskah dinas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengikuti jalur
jabatan struktural, maksimal hanya dapat dilimpahkan
kepada pejabat sampai batas dua jenjang di bawahnya.

BAB IV...

- 6 -

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
Dengan berlakunya Peraturan Kepala ini, Keputusan Kepala
BPKP

Nomor

Tata Naskah
diubah,

KEP-1317/K/SU/2007
Dinas,

terakhir

Pengawasan

sebagaimana
dengan

Keuangan

PER-1289/K/SU/2011,

telah

Peraturan
dan

dicabut

tentang

Pedoman

beberapa
Kepala

Pembangunan
dan

kali

Badan
Nomor

dinyatakan

tidak

berlaku.
Pasal 9
Peraturan Kepala ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Januari 2013
KEPALA BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
MARDIASMO
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum dan Humas,

Momock Bambang Sumiarso


NIP 19550210 198503 1 002

LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN
DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2013
TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, penyelenggaraan
tugas dan fungsi organisasi harus memberikan keyakinan yang memadai
bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien. Pengaturan cara melaksanakan
tugas dan fungsi dalam berbagai bidang kegiatan pemerintahan dan
pembangunan dilakukan melalui ketatalaksanaan pemerintah, yang
berimplikasi pada perubahan manajemen pemerintahan menjadi lebih
baik dan terstandardisasi.
Salah satu komponen penting dalam ketatalaksanaan pemerintah
adalah administrasi umum. Ruang lingkup administrasi umum meliputi
tata

naskah

dinas,

penamaan

lembaga,

singkatan

dan

akronim,

kearsipan, serta tata ruang perkantoran. Tata naskah dinas sebagai


salah satu unsur administrasi umum meliputi, antara lain, pengaturan
tentang jenis dan penyusunan naskah dinas, penggunaan lambang
negara, logo dan cap dinas, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar, tata surat, perubahan, pencabutan, pembatalan produk hukum,
serta ralat naskah dinas.
Pengelolaan
ditetapkan

tata

melalui

naskah
Keputusan

dinas

di lingkungan

Kepala

BPKP

BPKP
Nomor

telah
KEP-

1317/K/SU/2007 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas. Namun, dalam


perkembangannya Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 72/KEP/M.PAN/7/2003 yang menjadi acuan Keputusan Kepala
BPKP tersebut telah disempurnakan, terakhir melalui Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 80
Tahun...

-2-

Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah.


Di samping itu, adanya saran dan masukan terhadap penerapan
Pedoman Tata Naskah Dinas di lingkungan BPKP, perlu juga mendapat
perhatian. Menyikapi kondisi tersebut, maka Pedoman Tata Naskah
Dinas yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala BPKP tersebut harus
disesuaikan dan disempurnakan.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan Pedoman Tata Naskah Dinas adalah:
1. Maksud
Pedoman Tata Naskah Dinas dimaksudkan sebagai acuan dalam
pengelolaan tata naskah dinas di lingkungan BPKP.
2. Tujuan
Pedoman Tata Naskah Dinas bertujuan menciptakan kelancaran
komunikasi tulis yang efektif dan efisien dalam penyelenggaraan tugas
dan fungsi organisasi.
C. Sasaran
Sasaran penyusunan Pedoman Tata Naskah Dinas adalah:
1. Tercapainya kesamaan pengertian dan penafsiran penyelenggaraan
tata naskah dinas di lingkungan BPKP;
2. Terwujudnya keterpaduan pengelolaan tata naskah dinas dengan
unsur lainnya dalam lingkup administrasi umum;
3. Lancarnya komunikasi tulis kedinasan dan kemudahan dalam
pengendalian;
4. Tercapainya efektivitas dan efisiensi pengelolaan tata naskah dinas;
5. Berkurangnya

tumpang-tindih,

salah

tafsir,

dan

pemborosan

penyelenggaraan tata naskah dinas.


D. Asas
Asas yang harus diperhatikan dalam penyusunan naskah dinas
adalah:
1. Asas Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan tata naskah dinas perlu dilakukan secara efektif dan
efisien dalam penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah
dinas,

spesifikasi

informasi,

serta

dalam

penggunaan

bahasa

Indonesia yang baik, benar, dan lugas. Penggunaan bahasa Indonesia


berpedoman...

-3-

berpedoman pada Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1987 tentang Penyempurnaan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
2. Asas Pembakuan
Naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk
yang telah dibakukan.
3. Asas Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan tata naskah dinas dapat dipertanggungjawabkan dari
segi isi, format, prosedur, kearsipan, kewenangan, dan keabsahan.
4. Asas Keterkaitan
Kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas terkait dengan kegiatan
administrasi umum.
5. Asas Kecepatan dan Ketepatan
Untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi unit kerja atau
satuan organisasi, tata naskah dinas harus dapat diselesaikan secara
tepat waktu dan tepat sasaran, antara lain dilihat dari kejelasan
redaksional, kemudahan prosedural, serta kecepatan penyampaian
dan distribusi.
6. Asas Keamanan
Tata naskah dinas harus aman secara fisik dan substansi, mulai dari
penyusunan,

klasifikasi,

penyampaian

kepada

yang

berhak,

pemberkasan, kearsipan, dan distribusi.


E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Umum Tata Naskah Dinas meliputi
pengaturan tentang jenis dan format naskah dinas, penyusunan naskah
dinas, tata surat dinas, penanda tangan naskah dinas, penggunaan logo
dan cap dinas, serta perubahan, pencabutan, pembatalan, dan ralat
naskah dinas.
F. Pengertian Umum
Pengertian umum dalam Pedoman ini meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Administrasi umum adalah rangkaian kegiatan administrasi yang
meliputi tata naskah dinas, penamaan lembaga, singkatan dan
akronim, kearsipan, serta tata ruang perkantoran.
2. Naskah...

-4-

2. Naskah dinas adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi


kedinasan yang dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang

di lingkungan

instansi

pemerintah

dalam

rangka

penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan.


3. Tata naskah dinas adalah pengelolaan informasi tertulis yang
meliputi

pengaturan

jenis,

format,

penyiapan,

pengamanan,

pengabsahan, distribusi dan penyimpanan naskah dinas, serta media


yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.
4. Naskah dinas arahan adalah naskah dinas yang memuat kebijakan
yang harus dipedomani dan dilaksanakan dalam penyelenggaraan
tugas

dan

fungsi

organisasi,

baik

yang

bersifat

pengaturan,

penetapan, maupun penugasan.


5. Naskah dinas korespondensi adalah naskah dinas yang berfungsi
sebagai alat untuk menyampaikan informasi kedinasan, berupa
pemberitahuan, pernyataan, permintaan, penyampaian sesuatu, atau
hal kedinasan lainnya, kepada pihak lain di luar/dalam instansi/unit
kerja yang bersangkutan.
6. Naskah dinas khusus adalah naskah dinas yang bertujuan sebagai
alat komunikasi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang
untuk kepentingan khusus.
7. Laporan adalah naskah dinas yang memuat informasi sebagai
bentuk pertanggungjawaban dari suatu kegiatan atau penelitian.
8. Formulir adalah naskah dinas yang memiliki ruang untuk diisi
dengan data tertentu.
9. Naskah dinas elektronis adalah informasi yang terekam dalam media
elektronis sebagai alat komunikasi kedinasan, yang dibuat dan atau
diterima oleh pejabat yang berwenang di lingkungan instansi
pemerintah.
10. Komunikasi intern adalah tata hubungan penyampaian informasi
kedinasan yang berlaku dalam unit kerja atau dalam organisasi.
11. Komunikasi ekstern adalah tata hubungan penyampaian informasi
kedinasan yang dilakukan antarunit kerja dalam organisasi atau unit
kerja/organisasi dengan instansi lain.
12. Penanda tangan naskah dinas adalah pejabat yang mempunyai hak

dan...

-5-

dan kewajiban untuk menandatangani naskah dinas sesuai dengan


tugas dan tanggung jawab kedinasan pada jabatannya.
13. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan
tata letak dan redaksional, serta penggunaan logo dan cap dinas.
14. Logo adalah gambar/huruf sebagai identitas instansi pemerintah,
baik pusat maupun daerah.

BAB II...

-6BAB II
JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS

A. Jenis Naskah Dinas


Naskah dinas dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Naskah Dinas Arahan
a. Naskah Dinas Pengaturan:
1) Peraturan
2) Pedoman
3) Petunjuk Pelaksanaan/Teknis
4) Standard Operating Procedure (SOP)
5) Instruksi
6) Surat Edaran
b. Naskah Dinas Penetapan:
Keputusan
c. Naskah Dinas Penugasan:
1) Surat Perintah
2) Surat Tugas
2. Naskah Dinas Korespondensi
a. Intern:
1) Nota Dinas
2) Memorandum
b. Ekstern (Surat Dinas)
c. Undangan
3. Naskah Dinas Khusus
a. Notisi Audit/ Evaluasi/ Asistensi
b. Berita Acara Pembahasan Hasil Pengawasan
c. Berita Acara Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
d. Berita Acara Pemuktahiran Data Hasil Pengawasan
e. Berita Acara Pembahasan Temuan Pengawasan Tidak Dapat
Ditindaklanjuti (TPTD)
f.

Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTM)

g. Perjanjian:
1) Dalam Negeri
2) Internasional
h. Berita Acara Lainnya

i. Surat...

-7i.

Surat Kuasa

j.

Surat Keterangan

k. Surat Pengantar
l.

Pengumuman

m. Surat Peringatan
n. Surat Izin
o. Surat Pernyataan
p. Notula/Risalah
4. Laporan
a. Pengawasan:
1) Audit
2) Evaluasi
3) Reviu
4) Pemantauan/Monitoring
5) Pengawasan Lainnya
b. Penunjang Pengawasan Terkait dengan:
1) Teknis pengawasan
2) Kinerja
3) Keuangan
4) Kepegawaian
5) Umum
6) Hukum dan Humas
7) Reformasi Birokrasi
8) Penyelenggaraan SPIP
9) Budaya Kerja
10) Telaahan Staf
11) Laporan Lainnya
5. Formulir
a. Kertas Kerja Audit/Pengawasan
b. Lembar Disposisi
c. Verbal/Konsep Naskah Dinas Kepala BPKP
d. Formulir Surat Permintaan Barang
e. Formulir Surat Perintah Mengeluarkan Barang Inventaris
f.

Formulir Surat Permintaan Barang Inventaris

g. Formulir Surat Perintah Mengeluarkan Barang


6. Naskah Dinas Elektronis

B. Format...

-8B. Format Naskah Dinas


1. Naskah Dinas Arahan
a. Naskah Dinas Pengaturan
Naskah dinas yang bersifat pengaturan terdiri atas Peraturan,
Pedoman,

Petunjuk

Pelaksanaan/Teknis,

Prosedur

Baku

Pelaksanaan Kegiatan, Instruksi, dan Surat Edaran.


1) Peraturan
a) Pengertian
Peraturan adalah naskah dinas yang bersifat mengatur,
memuat kebijakan pokok, bersifat umum, berlaku untuk
seluruh unit kerja di lingkungan BPKP dan Instansi di luar
BPKP sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan dapat
merupakan dasar bagi penyusunan naskah dinas lainnya.
Peraturan yang berlaku di lingkungan BPKP misalnya
Peraturan

tentang

Pedoman

Audit,

Peraturan

tentang

Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi LAKIP, Peraturan tentang


Tata Kerja Perwakilan BPKP, dan Peraturan tentang SOP
di Bidang Kepegawaian. Adapun peraturan yang berlaku bagi
Instansi di luar BPKP, antara lain peraturan yang berkaitan
dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan
Jabatan Fungsional Auditor (JFA).
Pembentukan Peraturan mengacu pada Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan, yang kemudian akan diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Kepala BPKP.
b) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani
Peraturan adalah pejabat pimpinan tertinggi pada setiap
instansi pemerintah, dalam hal ini Kepala BPKP. Untuk
Peraturan yang lingkup berlakunya di lingkungan BPKP,
Kepala

BPKP

dapat

mendelegasikan

secara

tertulis

kewenangan membuat Peraturan kepada pejabat eselon I,


dan penerima delegasi tersebut tidak dapat mendelegasikan
lebih lanjut kepada pejabat eselon di bawahnya. Untuk
peraturan yang lingkup berlakunya termasuk instansi selain
BPKP, maka Kepala BPKP tidak dapat mendelegasikan

penandatanganan...

-9penandatanganan Peraturan.
Kepala BPKP dapat mendelegasikan kewenangan membuat
Peraturan dengan membuat Surat Delegasi Wewenang atau
melalui Klausul atau Pasal dalam suatu Peraturan Kepala.
c) Susunan
(1)

Kepala
(a)

Kop naskah dinas Kepala BPKP;

(b)

Tulisan

PERATURAN

KEPALA

BADAN

PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


REPUBLIK INDONESIA ditulis seluruhnya dengan
huruf kapital yang diletakkan di tengah margin,
tanpa diakhiri tanda baca;
(c)

Nomor peraturan sesuai dengan penomoran naskah


dinas diletakkan di tengah margin, tanpa diakhiri
tanda baca;

(d)

Judul

Peraturan

dibuat

secara

singkat

dan

mencerminkan isi Peraturan dan ditulis seluruhnya


dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah
margin, tanpa diakhiri tanda baca;
(e)

Judul

Peraturan

tidak

boleh

ditulis

dengan

singkatan atau akronim.


(2)

Pembukaan
Pembukaan Peraturan terdiri atas hal-hal berikut:
(a)

Frase DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang
diletakkan di tengah margin.

(b)

Tulisan

KEPALA

KEUANGAN

DAN

INDONESIA

ditulis

BADAN

PENGAWASAN

PEMBANGUNAN
seluruhnya

REPUBLIK

dengan

huruf

kapital, yang diletakkan di tengah margin dan


diakhiri dengan tanda baca koma.
(c)

Konsideran diawali dengan kata Menimbang.


{1}

Konsideran memuat uraian singkat mengenai


pokok-pokok

pikiran

yang

menjadi

latar

belakang dan alasan pembuatan Peraturan.


{2}

Pokok-pokok pikiran pada konsideran memuat


unsur filosofis, yuridis, dan sosiologis yang

menjadi...

- 10 menjadi latar belakang pembuatannya.


{3}

Pokok-pokok pikiran yang hanya menyatakan


bahwa Peraturan dianggap perlu untuk dibuat
adalah

kurang

tepat

karena

tidak

mencerminkan tentang latar belakang dan


alasan dibuatnya Peraturan.
{4}

Jika konsideran memuat lebih dari satu pokok


pikiran, tiap-tiap pokok pikiran dirumuskan
dalam rangkaian kalimat yang merupakan
kesatuan pengertian.

{5}

Tiap-tiap pokok pikiran diawali dengan huruf


abjad dan dirumuskan dalam satu kalimat
yang diawali dengan kata bahwa dan diakhiri
dengan tanda baca titik koma.

(d)

Dasar Hukum diawali dengan kata Mengingat.


{1}

Dasar hukum memuat dasar kewenangan


pembuatan Peraturan.

{2}

Peraturan
digunakan

perundang-undangan
sebagai

peraturan

dasar

yang

hukum

perundang-undangan

hanya
yang

tingkatannya sama atau lebih tinggi.


{3}

Jika jumlah peraturan perundang-undangan


yang dijadikan dasar hukum lebih dari satu,
urutan pencantuman perlu memperhatikan
tata urutan peraturan perundang-undangan,
dan jika tingkatannya sama disusun secara
kronologis berdasarkan saat pengundangan
atau penetapannya.

{4}

Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan


Peraturan Presiden perlu dilengkapi dengan
pencantuman

Lembaran

Negara

Republik

Indonesia dan Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia, yang diletakkan di antara
tanda baca kurung.
{5}

Jika dasar hukum memuat lebih dari satu


peraturan perundang-undangan, tiap dasar
hukum diawali dengan angka arab 1, 2, 3, dan

seterusnya...

- 11 seterusnya, serta diakhiri dengan tanda baca


titik koma.
(e)

Diktum terdiri atas:


{1}

Kata MEMUTUSKAN, yang ditulis seluruhnya


dengan huruf kapital tanpa spasi di antara
suku kata dan diakhiri dengan tanda baca
titik dua serta diletakkan di tengah margin;

{2}

Kata Menetapkan, yang dicantumkan sesudah


kata MEMUTUSKAN, disejajarkan ke bawah
dengan kata Menimbang dan Mengingat. Huruf
awal

kata

Menetapkan

ditulis

seluruhnya

dengan huruf kapital dan diakhiri dengan


tanda baca titik dua;
{3}

Jenis dan nama yang tercantum dalam judul


Peraturan Perundang-undangan, dicantumkan
lagi setelah kata Menetapkan tanpa frasa
Republik Indonesia, serta ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda baca titik.

(3)

Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Peraturan terdiri atas:
(a)

Semua substansi peraturan perundang-undangan


yang dirumuskan dalam pasal-pasal;

(b)

Substansi yang pada umumnya dikelompokkan


ke dalam:

(4)

{1}

Ketentuan Umum;

{2}

Materi Pokok yang diatur;

{3}

Ketentuan Sanksi (jika diperlukan);

{4}

Ketentuan Peralihan (jika diperlukan);

{5}

Ketentuan Penutup.

Kaki
Bagian kaki Peraturan terdiri atas:
(a)

Tempat (kota sesuai dengan alamat BPKP) dan


tanggal penetapan Peraturan;

(b)

Nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang


ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan
tanda baca koma;

(c) Tanda...

- 12 (c)

Tanda tangan pejabat yang menetapkan Peraturan,


tanpa disertai cap jabatan;

(d)

Nama lengkap

pejabat

yang menandatangani

Peraturan, yang ditulis dengan huruf kapital, tanpa


mencantumkan gelar dan NIP;
(e)

Bagian kaki diletakkan di sebelah kanan bawah


dan ditulis rata kiri.

d) Pengabsahan
(1)

Pengabsahan

merupakan

suatu

pernyataan

bahwa

sebelum digandakan dan didistribusikan dengan sah,


suatu Peraturan telah dicatat dan diteliti sehingga dapat
diumumkan oleh pejabat yang bertanggung jawab
di bidang hukum atau administrasi umum.
(2)

Pengabsahan

dicantumkan

di

bawah

ruang

tanda

tangan sebelah kiri bawah, yang terdiri atas kata


Salinan sesuai dengan aslinya serta dibubuhi tanda
tangan dan cap pejabat yang berwenang.
e) Distribusi
Peraturan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada
pihak yang berkepentingan.
f)

Hal yang Perlu Diperhatikan


Naskah asli dan Salinan Peraturan yang diparaf harus
disimpan sebagai pertinggal.

Contoh naskah dinas Peraturan ada pada Lampiran 1.


2) Pedoman
a) Pengertian
Pedoman adalah naskah dinas yang memuat acuan yang
bersifat umum di lingkungan instansi pemerintah yang perlu
dijabarkan ke dalam petunjuk operasional dan penerapannya
disesuaikan dengan karakteristik instansi/organisasi yang
bersangkutan.
b) Wewenang Penetapan dan Penanda Tangan
Pedoman pada dasarnya adalah lampiran dari Peraturan
Kepala

BPKP,

yang

merupakan

payung

hukum

atas

penerbitan pedoman tersebut. Pedoman tidak menggunakan


nomor tersendiri karena pada dasarnya nomor pedoman

adalah...

- 13 adalah nomor Peraturan Kepala BPKP.


c) Susunan
(1)

Lampiran
Bagian lampiran terdiri atas tulisan:
(a)

LAMPIRAN PERATURAN ...

(b)

NOMOR...

(c)

TENTANG PEDOMAN...

dicantumkan disebelah kanan atas pada Lampiran


Peraturan yang berupa Pedoman, ditulis dengan huruf
kapital.
(2)

Kepala
Dalam bagian kepala pedoman ditulis Judul Pedoman
yang diletakkan di tengah atas dengan menggunakan
huruf kapital.

(3)

Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Pedoman terdiri atas:
(a)

Pendahuluan, yang berisi latar belakang, maksud


dan tujuan, ruang lingkup, pengertian, sistematika
pedoman, dan hal lain yang dipandang perlu;

(b)

Materi Pedoman;

(c)

Penutup,

yang

terdiri

atas

hal

yang

harus

diperhatikan, penjabaran lebih lanjut, dan alamat


pembuat Pedoman yang ditujukan kepada para
pembaca/pengguna

atau

mereka

yang

akan

menyampaikan saran penyempurnaan.


(4)

Kaki
Bagian kaki Pedoman terdiri atas:
(a)

Nama Jabatan Pejabat Yang Menandatangani, yang


ditulis dalam huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda baca koma;

(b)

Tanda tangan, tanpa cap jabatan;

(c)

Nama Lengkap, yang ditulis seluruhnya dengan


huruf kapital tanpa mencantumkan gelar dan NIP;

(d)

Bagian kaki diletakkan di sebelah kanan bawah


setelah baris kalimat terakhir dan ditulis rata kiri.

d) Distribusi
Distribusi

dilakukan

dengan

menggunakan

daftar

distribusi...

- 14 distribusi yang berlaku.


Format Pedoman dapat dilihat pada Lampiran 2.
3) Petunjuk Pelaksanaan/Teknis
a) Pengertian
Petunjuk

Pelaksanaan/Teknis

(Juklak/Juknis)

adalah

naskah dinas pengaturan yang memuat cara pelaksanaan/


teknis kegiatan, termasuk urutan pelaksanaannya.
b) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Juklak/Juknis

pada

dasarnya

adalah

lampiran

dari

Peraturan Kepala BPKP, yang merupakan payung hukum


atas penerbitan pedoman tersebut. Juklak/Juknis tidak
menggunakan nomor tersendiri karena pada dasarnya nomor
pedoman adalah nomor Peraturan Kepala BPKP.
c) Susunan
(1)

Lampiran
Bagian lampiran terdiri atas tulisan:
(d)

LAMPIRAN PERATURAN ...

(e)

NOMOR...

(f)

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN/TEKNIS...

dicantumkan disebelah kanan atas pada Lampiran


Peraturan yang berupa Petunjuk Pelaksanaan/Teknis,
ditulis dengan huruf kapital.
(2)

Kepala
Bagian kepala Petunjuk Pelaksanaan terdiri atas:
(a)

tulisan PETUNJUK PELAKSANAAN/TEKNIS, yang


ditulis dengan huruf kapital, dicantumkan di
tengah atas;

(b)

rumusan Judul Petunjuk Pelaksanaan/Teknis, yang


ditulis seluruhnya dengan huruf kapital secara
simetris.

(3)

Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Petunjuk Pelaksanaan/Teknis
terdiri atas:
(a)

pendahuluan, yang memuat penjelasan umum,


maksud dan tujuan, ruang lingkup, pengertian,
dan hal lain yang dipandang perlu;

(b) materi...

- 15 (b)

materi Petunjuk Pelaksanaan/Teknis, yang dengan


jelas

menunjukkan

urutan

tindakan,

pengorganisasian, koordinasi, pengendalian, dan


hal lain yang dipandang perlu untuk dilaksanakan.
(4)

Kaki
Bagian kaki Petunjuk Pelaksanaan/Teknis terdiri atas:
(a)

Nama Jabatan Pejabat yang menetapkan Petunjuk


Pelaksanaan/Teknis, yang ditulis dengan huruf
kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma;

(b)

tanda tangan pejabat yang menetapkan, tanpa


disertai cap jabatan;

(c)

Nama Lengkap Pejabat yang menandatangani yang


ditulis dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan
gelar.

(d)

Bagian kaki diletakkan di sebelah kanan bawah


setelah baris kalimat terakhir dan ditulis rata kiri.

d) Distribusi
Distribusi dilakukan dengan menggunakan daftar distribusi
yang berlaku.
Format

Petunjuk

Pelaksanaan/Teknis

dapat

dilihat

pada

Lampiran 3.
4) Instruksi
a) Pengertian
Instruksi adalah naskah dinas yang memuat perintah berupa
petunjuk/arahan

tentang

pelaksanaan

kebijakan

suatu

peraturan perundang-undangan.
b) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani
instruksi adalah pejabat pimpinan tertinggi pada setiap
instansi pemerintah, dalam hal ini Kepala BPKP.
c) Susunan
(1)

Kepala
Bagian kepala instruksi terdiri atas:
(a)

kop naskah dinas Kepala BPKP;

(b)

kata INSTRUKSI dan NAMA JABATAN PEJABAT


yang menetapkan, yang ditulis seluruhnya dengan

huruf...

- 16 huruf kapital secara simetris;


(c)

NOMOR

INSTRUKSI,

yang

ditulis

seluruhnya

dengan huruf kapital secara simetris;


(d)

kata TENTANG, yang ditulis seluruhnya dengan


huruf kapital secara simetris;

(e)

JUDUL

INSTRUKSI,

yang

ditulis

seluruhnya

dengan huruf kapital secara simetris;


(f)

NAMA

JABATAN

PEJABAT

yang

menetapkan

Instruksi, yang ditulis seluruhnya dengan huruf


kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma
secara simetris.
(2)

Batang Tubuh
Bagian batang tubuh instruksi terdiri atas:
(a)

memuat alasan dibuatnya instruksi;

(b)

daftar pejabat yang menerima instruksi;

(c)

memuat

substansi

tentang

arahan

yang

diinstruksikan.
(3)

Kaki
Bagian kaki Instruksi terdiri atas:
(a)

tempat (kota sesuai dengan alamat BPKP) dan


tanggal dikeluarkannya Instruksi;

(b)

NAMA

JABATAN

PEJABAT

yang

menetapkan

Instruksi, yang ditulis seluruhnya dengan huruf


capital dan diakhiri dengan tanda koma;
(c)

tanda tangan pejabat yang menetapkan Instruksi


disertai cap jabatan;

(d)

NAMA LENGKAP PEJABAT yang menandatangani


Instruksi, yang ditulis dengan huruf kapital, tanpa
mencantumkan gelar dan NIP.

(e)

Bagian kaki diletakkan di sebelah kanan bawah


setelah baris kalimat terakhir dan ditulis rata kiri.

d) Distribusi dan Tembusan


Instruksi yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang
berkepentingan.
e) Hal yang Perlu Diperhatikan
(1)

Instruksi merupakan pelaksanaan kebijakan pokok


sehingga

harus

merujuk

pada

suatu

peraturan

perundang-undangan...

- 17 perundang-undangan.
(2)

Wewenang penetapan dan penandatanganan Instruksi


tidak dapat dilimpahkan kepada pejabat lain.

Format Instruksi dapat dilihat pada Lampiran 4.


5) Prosedur

Baku

Pelaksanaan

Kegiatan

(Standard Operating

Procedure)
Standard

Operating

Procedure

(SOP)

adalah

serangkaian

instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses


penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan
harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.
SOP bertujuan untuk:
a) menyederhanakan,

memudahkan,

dan

mempercepat

penyampaian petunjuk;
b) memudahkan pekerjaan;
c) memperlancar pelaksanaan kegiatan;
d) meningkatkan kerja sama antarpimpinan, staf, dan unsur
pelaksana.
Ketentuan lebih lanjut tentang SOP diatur dengan pedoman
tersendiri.
6) Surat Edaran
a) Pengertian
Surat

Edaran

adalah

naskah

dinas

yang

memuat

pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap penting


dan mendesak.
b) Wewenang Penetapan dan Panandatanganan
Kewenangan untuk menetapkan dan menandatangani Surat
Edaran oleh pejabat pimpinan tertinggi instansi pemerintah,
dalam hal ini Kepala BPKP, dapat dilimpahkan kepada
pejabat pimpinan sekretariat instansi pemerintah (Sekretaris
Utama) atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan substansi
Surat Edaran (pejabat eselon I, II, atau eselon III mandiri).
c) Susunan
(1)

Kepala
Bagian kepala Surat Edaran terdiri atas:
(a)

kop naskah dinas Kepala BPKP, pejabat eselon I, II,

atau...

- 18 atau eselon III mandiri tanpa alamat lengkap;


(b)

kata Yth., yang diikuti oleh nama pejabat yang


dikirimi Surat Edaran;

(c)

tulisan surat edaran, yang dicantumkan di bawah


kop naskah dinas, ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital serta nomor Surat Edaran di bawahnya
secara simetris;

(d)

kata tentang, yang dicantumkan di bawah kata


Surat Edaran ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital secara simetris;

(e)

rumusan

judul

Surat

Edaran,

yang

ditulis

seluruhnya dengan huruf kapital secara simetris di


bawah kata tentang.
(2)

Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Edaran terdiri atas:
(a)

alasan tentang perlunya dibuat Surat Edaran;

(b)

peraturan perundang-undangan atau naskah dinas


lain yang menjadi dasar pembuatan Surat Edaran;

(c)

pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap


mendesak.

(3)

Kaki
Bagian kaki Surat Edaran terdiri atas:
(a)

tempat dan tanggal penetapan;

(b)

nama jabatan pejabat penanda tangan, yang ditulis


seluruhnya dengan huruf kapital, diakhiri dengan
tanda baca koma;

(c)

tanda tangan pejabat penanda tangan dan cap


dinas;

(d)

nama lengkap pejabat penanda tangan, yang ditulis


seluruhnya dengan huruf kapital;

(e)

bagian kaki diletakkan di sebelah kanan bawah


setelah baris kalimat terakhir dan ditulis rata kiri.

d) Distribusi
Surat Edaran didistribusikan kepada pejabat dan pihak
terkait lainnya.
Format Surat Edaran yang ditandatangani Kepala BPKP dapat
dilihat pada Lampiran 5, sedangkan format Surat Edaran yang

ditandatangani...

- 19 ditandatangani pejabat eselon I/II/III mandiri dapat dilihat pada


Lampiran 6.
b. Naskah Dinas Penetapan (Keputusan)
Jenis naskah dinas penetapan hanya ada satu macam, yaitu
Keputusan.
1) Pengertian
Keputusan adalah naskah dinas yang memuat kebijakan yang
bersifat menetapkan, tidak bersifat mengatur, dan merupakan
pelaksanaan kegiatan, yang digunakan untuk:
a) menetapkan/mengubah

status

kepegawaian/personal

keanggotaan/material/peristiwa;
b) menetapkan/mengubah/membubarkan suatu kepanitiaan/
tim;
c) menetapkan pelimpahan wewenang.
2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani
Keputusan adalah Kepala BPKP, Sekretaris Utama, Deputi
Kepala BPKP, Pejabat Eselon II, atau pejabat Eselon III mandiri.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala Keputusan terdiri atas:
(1)

kop naskah dinas Kepala BPKP, pejabat eselon I, II, atau


eselon III mandiri, tanpa alamat lengkap;

(2)

kata KEPUTUSAN dan NAMA JABATAN pejabat yang


menetapkan, yang ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital secara simetris;

(3)

NOMOR KEPUTUSAN, yang ditulis seluruhnya dengan


huruf kapital secara simetris;

(4)

kata penghubung TENTANG, yang ditulis seluruhnya


dengan huruf kapital;

(5)

JUDUL KEPUTUSAN, yang ditulis seluruhnya dengan


huruf kapital;

(6)

NAMA

JABATAN

PEJABAT

yang

menetapkan

Keputusan, yang ditulis seluruhnya dengan huruf


kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma.
b) Konsideran
Bagian konsideran Keputusan terdiri atas:
(1) kata...

- 20 (1)

kata

menimbang,

yaitu

konsideran

yang

memuat

alasan/ tujuan / kepentingan / pertimbangan tentang


perlu ditetapkannya Keputusan;
(2)

kata

mengingat,

peraturan

yaitu

konsideran

perundang-undangan

yang

memuat

sebagai

dasar

pengeluaran Keputusan;
(3)

Diktum Keputusan terdiri atas hal berikut:


(a)

Diktum dimulai dengan kata memutuskan yang


ditulis seluruhnya dengan huruf kapital dan diikuti
kata menetapkan di tepi kiri dengan huruf awal
kapital.

(b)

Setelah kata menetapkan, judul keputusan tidak


perlu ditulis/dicantumkan.

(c)

Substansi

Keputusan

diuraikan

bukan

dalam

pasal-pasal, melainkan diawali dengan bilangan


bertingkat/diktum Pertama, Kedua, Ketiga, dan
seterusnya.
c) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh terdiri atas:
(1)

Sistematika dan cara penulisan bagian batang tubuh


Keputusan sama dengan ketentuan dalam penyusunan
Peraturan;

(2)

Materi dalam keputusan ini bersifat konkret, individual,


dan final, yang berlaku untuk suatu periode tertentu;

(3)

Urutan

materi

yang

ditetapkan

dalam

diktum,

mencerminkan urutan yang logis di antara diktumdiktumnya;


(4)

Untuk keperluan tertentu, Keputusan dapat dilengkapi


dengan Petikan sesuai dengan peraturan perundangundangan.

d) Kaki
Bagian kaki Keputusan terdiri atas:
(1)

tempat dan tanggal penetapan Keputusan;

(2)

nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis


lengkap (tidak boleh disingkat) seluruhnya dengan

huruf...

- 21 huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma;


(3)

tanda tangan pejabat yang menetapkan Keputusan


disertai cap jabatan;

(4)

nama

pejabat

penanda

tangan

keputusan

ditulis

seluruhnya dengan huruf kapital, tanpa gelar, dan


tanpa NIP.
(5)

bagian kaki diletakkan di sebelah kanan bawah setelah


baris kalimat terakhir dan ditulis rata kiri.

4) Pengabsahan
a) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum
digandakan

dan

Keputusan

telah

didistribusikan
dicatat

dan

dengan

diteliti

sah,

suatu

sehingga

dapat

diumumkan oleh pejabat yang bertanggung jawab di bidang


hukum atau administrasi umum atau pejabat yang ditunjuk
sesuai dengan substansi Keputusan.
b) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan
sebelah kiri bawah, yang terdiri atas kata Salinan sesuai
dengan aslinya, nama jabatan, tanda tangan, nama pejabat
penanda tangan, dan dibubuhi nama jabatan dan nama
lengkap ditulis dengan huruf awal kapital.
5) Distribusi
Keputusan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang
berkepentingan.
6) Hal yang Perlu Diperhatikan
Naskah asli dan salinan Keputusan yang telah dibubuhi paraf
oleh pejabat yang berwenang harus disimpan sebagai arsip.
Contoh Format Keputusan dapat dilihat pada Lampiran 711.
c. Naskah Dinas Penugasan (Surat Perintah/Surat Tugas)
1) Pengertian
Surat Perintah/Surat Tugas adalah naskah dinas yang dibuat
oleh atasan atau pejabat yang berwenang kepada bawahan atau
pejabat lain yang diperintah/diberi tugas, yang memuat apa
yang harus dilakukan.
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat Perintah/Surat Tugas dibuat dan ditandatangani oleh

Kepala...

- 22 Kepala BPKP, Sekretaris Utama, Deputi Kepala BPKP, Pejabat


Eselon II, atau pejabat Eselon III mandiri.
3) Susunan
a) Kepala Surat
Bagian kepala Surat Perintah/Surat Tugas terdiri atas:
(1)

kop naskah dinas, sesuai dengan kop naskah dinas


pejabat yang menerbitkan surat perintah/surat tugas;

(2)

kata SURAT PERINTAH atau SURAT TUGAS, yang


ditulis seluruhnya dengan huruf kapital secara simetris;

(3)

nomor,

yang

berada

di

bawah

tulisan

Surat

Perintah/Surat Tugas.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Perintah/Surat Tugas terdiri atas
hal berikut:
(1)

Alasan diterbitkannya Surat Perintah/Surat Tugas atau


dasar

ketentuan

yang

dijadikan

landasan

diterbitkannya Surat Perintah/Surat Tugas tersebut.


(2)

Untuk

surat

perintah,

kata

memberi

perintah

dicantumkan secara simetris, diikuti kata kepada di tepi


kiri serta nama dan jabatan pegawai yang mendapat
perintah. Di bawah kata kepada ditulis kata untuk
disertai tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
(3)

Untuk surat tugas, kata menugasi diikuti nama, NIP,


jabatan, dan peran pegawai yang mendapat tugas,
disertai tugas-tugas yang harus dilaksanakan dan
jangka waktu pelaksanaannya.

c) Kaki Surat
Bagian kaki Surat Perintah/Surat Tugas terdiri atas:
(1)

tanggal (tidak perlu didahului nama kota kecuali jika


pada kepala surat tidak mencantumkan nama kota)
Surat Perintah/Surat Tugas;

(2)

nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang


ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap awal
unsurnya, dan diakhiri dengan tanda baca koma;

(3)

tanda tangan dan cap dinas pejabat yang menugasi;

(4)

nama lengkap dan NIP pejabat yang menandatangani


Surat Perintah/Surat Tugas, yang ditulis dengan huruf

awal...

- 23 awal

kapital

pada

setiap

awal

unsurnya,

tanpa

mencantumkan gelar.
(5)

Bagian kaki diletakkan di sebelah kanan bawah setelah


baris kalimat terakhir dan ditulis secara rata kiri.

4) Distribusi
Surat

Perintah/Surat

Tugas

disampaikan

kepada

yang

mendapat perintah/ tugas dan pejabat/instansi yang terkait.


5) Hal yang Perlu Diperhatikan
a) Jika penugasan merupakan perintah/tugas kolektif, daftar
pegawai yang ditugasi dimasukkan ke dalam lampiran yang
terdiri atas kolom nomor urut, nama, NIP, jabatan, dan
peran;
b) Surat Perintah/Surat Tugas tidak berlaku lagi setelah
perintah/tugas yang termuat selesai dilaksanakan;
c) Dalam hal suatu penugasan memerlukan perjalanan dinas,
maka akan diterbitkan Surat Perjalanan Dinas (SPD),
ketentuan lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Keuangan;
d) Jika suatu perintah/penugasan diberikan secara lisan dan
belum

diterbitkan

surat

perintah/surat

tugas,

maka

dibuatkan Surat Pengukuhan Perintah Lisan.


Contoh Format Naskah Dinas Penugasan dapat dilihat pada
Lampiran 12 sampai dengan 16.
2. Naskah Dinas Korespondensi
a. Naskah Dinas Korespondensi Intern
1) Nota Dinas
a) Pengertian
Nota Dinas adalah naskah dinas intern yang dibuat oleh
pejabat dalam melaksanakan tugas guna menyampaikan
laporan,

pemberitahuan,

pernyataan,

permintaan,

atau

penyampaian kepada pejabat lain. Nota Dinas memuat hal


yang bersifat rutin, berupa catatan ringkas yang tidak
memerlukan penjelasan yang panjang, dan dapat langsung
dijawab dengan disposisi oleh pejabat yang dituju.
b) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Nota Dinas dibuat oleh pejabat struktural dalam satu
lingkungan

instansi/satuan organisasi/unit

kerja

sesuai

dengan...

- 24 dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.


c) Susunan
(1)

Kepala
Bagian kepala Nota Dinas terdiri atas:
(a)

kop naskah dinas;

(b)

tulisan NOTA DINAS, yang ditulis seluruhnya


dengan huruf kapital secara simetris;

(c)

nomor, yang berada di bawah tulisan Nota Dinas;

(d)

kata Yth., yang ditulis dengan huruf awal kapital,


diikuti dengan tanda baca titik;

(e)

kata dari, yang ditulis dengan huruf awal kapital;

(f)

kata lampiran (bila diperlukan), yang ditulis dengan


huruf awal kapital;

(2)

(g)

kata hal, yang ditulis dengan huruf awal kapital;

(h)

garis penutup tunggal, dengan ketebalan 1 pt.

Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Nota Dinas terdiri atas alinea
pembuka, isi, dan penutup yang singkat, padat, dan
jelas.

(3)

Kaki
Bagian

kaki

Nota

Dinas

terdiri

atas

tanggal

ditandatanganinya nota dinas, nama jabatan yang


diakhiri dengan tanda koma, tanda tangan tanpa cap
dinas, nama pejabat, dan tembusan (jika perlu).
d) Hal yang Perlu Diperhatikan
(1)

nota dinas tidak dibubuhkan cap dinas.

(2)

tembusan nota dinas berlaku di intern instansi.

(3)

penomoran

nota

dinas

dilakukan

sesuai

dengan

ketentuan penomoran naskah dinas.


Contoh Format Nota Dinas dapat dilihat pada Lampiran 17.
2) Memorandum
a) Pengertian
Memorandum adalah naskah dinas intern yang bersifat
mengingatkan

suatu

masalah,

menyampaikan

arahan,

peringatan, saran, dan pendapat kedinasan.

b) Wewenang...

- 25 -

b) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan


Memorandum
lingkungan

dibuat

oleh

instansi/unit

pejabat

kerja

struktural

sesuai

dengan

dalam
tugas,

wewenang, dan tanggung jawab.


c) Susunan
(1)

Kepala
Bagian kepala memorandum terdiri atas:
(a)

kop naskah dinas;

(b)

tulisan MEMORANDUM, yang ditulis seluruhnya


dengan huruf kapital secara simetris;

(c)

nomor,

yang

berada

di

bawah

tulisan

memorandum;
(d)

kata Yth., yang ditulis dengan huruf awal kapital,


diikuti dengan tanda baca titik;

(e)

kata Dari, yang ditulis dengan huruf awal kapital;

(f)

kata Lampiran, yang ditulis dengan huruf awal


kapital;

(2)

(i)

kata Hal, yang ditulis dengan huruf awal kapital;

(j)

garis penutup tunggal, dengan ketebalan 1 pt.

Batang Tubuh
Batang

tubuh

memorandum

terdiri

atas

alinea

pembuka, alinea isi, dan alinea penutup yang singkat,


padat, dan jelas.
(3)

Kaki
Bagian

kaki

memorandum

terdiri

atas

tanggal

ditandatanganinya memorandum, nama jabatan yang


diakhiri dengan tanda koma, tanda tangan tanpa cap
dinas, nama pejabat, dan tembusan (jika perlu).
d) Hal yang Perlu Diperhatikan
(1)

memorandum tidak dibubuhkan cap dinas;

(2)

tembusan memorandum berlaku di lingkungan intem


instansi;

(3)

penomoran memorandum dilakukan sesuai dengan


ketentuan penomoran naskah dinas.

Contoh Format Memorandum dapat dilihat pada Lampiran 18.


b. Naskah...

- 26 b. Naskah Dinas Korespondensi Ekstern (Surat Dinas)


Naskah Dinas Korespondensi Ekstem mencakup satu jenis naskah,
yaitu Surat Dinas. Surat Dinas merupakan penyampaikan informasi
kedinasan kepada pihak lain di luar instansi/organisasi/unit kerja
yang bersangkutan. Format surat dinas yang digunakan adalah
setengah balok atau setengah rata (semi block form).
Ketentuan lebih lanjut mengenai Surat Dinas diatur pada bab
tersendiri. Contoh format surat dinas dapat dilihat pada Lampiran
19 dan 20.
c. Surat Undangan
1) Pengertian
Surat Undangan adalah surat dinas yang memuat undangan
kepada pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan
untuk menghadiri suatu acara kedinasan tertentu, seperti rapat,
upacara, dan pertemuan.
2) Wewenang Penandatanganan
Surat Undangan ditandatangani oleh Kepala BPKP, Sekretaris
Utama, Deputi Kepala BPKP, Pejabat Eselon II, atau pejabat
Eselon III sesuai dengan tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung
jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala surat undangan terdiri atas:
(1)

kop surat undangan, sesuai dengan kop naskah dinas


pejabat yang menerbitkan surat undangan;

(2)

nomor, sifat (dicantumkan dalam kode jenis naskah


dinas), lampiran, dan hal, yang diketik dengan huruf
awal

kapital

di sebelah

kiri

di

bawah

kop

surat

undangan;
(3)

tanggal pembuatan surat (tidak perlu didahului nama


kota

kecuali

jika

pada

kepala

surat

tidak

mencantumkan nama kota), yang diketik di sebelah


kanan atas sejajar/sebaris dengan nomor;
(4)

kata Yth., yang ditulis di bawah Hal, diikuti dengan


nama penerima surat. Jika penerima surat undangan

cukup...

- 27 cukup banyak maka nama-nama penerima surat dapat


ditulis pada lampiran.
(5)

alamat surat, yang ditulis di bawah Yth., cukup ditulis


nama kota dan didahului dengan kata depan di.

b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat undangan terdiri atas:
(1)

Alinea pembuka;

(2)

Isi undangan, yang meliputi hari, tanggal, waktu,


tempat, dan acara;

(3)

Alinea penutup.

c) Kaki
Bagian kaki surat dinas terdiri atas:
(1)

nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang


ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap awal
unsurnya, dan diakhiri dengan tanda baca koma;

(2)

tanda tangan dan cap dinas pejabat;

(3)

nama lengkap dan NIP pejabat yang menandatangani


surat, yang ditulis dengan huruf awal kapital pada
setiap awal unsurnya, tanpa mencantumkan gelar;

(4)

tembusan kepada pihak yang berkepentingan (jika


perlu).

4) Distribusi
Surat undangan disampaikan kepada penerima yang berhak.
5) Hal yang Perlu Diperhatikan
a) Surat Undangan sama dengan format Surat Dinas; bedanya
adalah

bahwa

pihak

yang

dikirimi

surat

pada

Surat

Undangan dapat ditulis pada lampiran;


b) Surat Undangan untuk keperluan tertentu dapat berbentuk
kartu.
Contoh format Surat Undangan dapat dilihat pada Lampiran 21.
3. Naskah Dinas Khusus
a. Notisi Audit/Evaluasi/Asistensi
1) Pengertian
Notisi audit/evaluasi/asistensi adalah naskah dinas yang berisi,
antara lain permintaan data, permintaan penjelasan, hasil
pengawasan...

- 28 pengawasan sementara, yang disampaikan dan dibahas bersama


antara

tim

audit

dan

auditi

dengan

tujuan

agar

auditi

menanggapi dan menindaklanjuti materi yang disampaikan.


Naskah dinas Notisi Audit/Evaluasi/Asistensi digunakan untuk
semua kegiatan pengawasan, yang selanjutnya disebut dengan
notisi.
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Notisi dibuat oleh tim audit, dan ditandatangani oleh tim audit
dan pihak auditi yang menerima notisi.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala notisi terdiri atas:
(1)

tanpa

kop

naskah

dinas,

kecuali

pihak

yang

menandatangani adalah pejabat eselon I, II, dan III


mandiri memakai kop naskah dinas;
(2)

tulisan

notisi

audit/evaluasi/asistensi

dicantumkan

di bawah kop naskah dinas, yang ditulis seluruhnya


dengan huruf kapital secara simetris dan ditebalkan
hurufnya (bold);
(3)

tulisan uraian judul notisi dicantumkan di bawah


tulisan notisi

yang ditulis seluruhnya dengan huruf

kapital secara simetris dan ditebalkan hurufnya (bold);


(4)

alamat

yang

dituju

(nama

instansi

auditi)

ditulis

di bawah judul notisi audit/evaluasi/asistensi.


b) Batang Tubuh
Batang tubuh notisi sesuai dengan pedoman yang terkait.
c) Kaki
Bagian kaki notisi terdiri atas:
(1)

tempat dan tanggal penandatanganan;

(2)

nama tim audit beserta perannya, yang ditulis dengan huruf


awal kapital, diakhiri dengan tanda baca koma;

(3)

tanda tangan tim audit;

(4)

nama pejabat yang menerima notisi (pihak auditi), yang


ditulis dengan huruf awal kapital, diakhiri dengan tanda
baca koma;

(5)

tanda tangan pejabat yang menerima notisi (pihak auditi).

Contoh format Notisi dapat dilihat pada Lampiran 22.


b. Berita...

- 29 b. Berita Acara Pembahasan Hasil Pengawasan


1) Pengertian
Berita Acara Pembahasan Hasil Pengawasan adalah naskah
dinas yang berisi hasil pembahasan atas notisi audit yang telah
disampaikan oleh tim audit kepada auditi, yang memuat
kesanggupan/persetujuan

ataupun

ketidaksanggupan/

ketidaksetujuan pihak auditi untuk melaksanakan tindak lanjut


atas

rekomendasi

yang

diberikan.

Risalah

Pembahasan

ditandatangani oleh penanggung jawab penugasan atau yang


ditunjuk dan pimpinan/atasan pimpinan auditi.
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Berita Acara Pembahasan Hasil Pengawasan dibuat oleh tim
audit, dan ditandatangani oleh tim audit (sesuai dengan
pedoman)

dan

pimpinan

auditi

yang

mempunyai

cukup

kewenangan.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala Berita Acara Pembahasan Hasil Pengawasan
terdiri atas:
(1)

tanpa kop naskah dinas;

(2)

tulisan Berita Acara Pembahasan Hasil Pengawasan


dicantumkan

di bagian

tengah

atas,

yang

ditulis

seluruhnya dengan huruf kapital secara simetris dan


ditebalkan hurufnya (bold);
(3)

tulisan uraian judul Berita Acara dicantumkan di bawah


tulisan Berita Acara Pembahasan Hasil Pengawasan yang
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital secara simetris
dan ditebalkan hurufnya (bold).

b) Batang Tubuh
Batang tubuh Berita Acara Pembahasan Hasil Pengawasan
sesuai dengan pedoman yang terkait.
c) Kaki
Bagian kaki Berita Acara Pembahasan Hasil Pengawasan
terdiri atas:
(1)

tempat dan tanggal penandatanganan;

(2)

nama tim audit beserta perannya, yang ditulis dengan huruf

awal...

- 30 awal kapital, diakhiri dengan tanda baca koma;


(3)

tanda tangan tim audit;

(4)

nama pejabat (pihak auditi), yang ditulis dengan huruf awal


kapital, diakhiri dengan tanda baca koma;

(5)

tanda tangan pejabat (pihak auditi).

Contoh format Berita Acara Pembahasan Hasil Pengawasan


dapat dilihat pada Lampiran 23
c. Berita Acara Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
1) Pengertian
Berita Acara Tindak Lanjut Hasil Pengawasan adalah naskah
dinas yang berisi tentang hasil pembahasan/kesepakatan antara
pihak auditor dan auditi atas tindak lanjut hasil pengawasan/
permasalahan/temuan sesuai dengan rekomendasi/saran yang
telah disetujui. Berita Acara Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
disertai dengan dokumen/bukti pendukung hasil tindak lanjut.
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Berita Acara Tindak Lanjut Hasil Pengawasan ditandatangani
oleh penanggung jawab pengawasan/pimpinan unit kerja dari
pihak auditor dan pimpinan auditi yang mempunyai cukup
kewenangan.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala Berita Acara Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
terdiri atas:
(1)

tanpa kop naskah dinas;

(2)

tulisan Berita Acara Tindak Lanjut Hasil Pengawasan


dicantumkan

di

bagian

tengah

atas,

yang

ditulis

seluruhnya dengan huruf kapital secara simetris dan


ditebalkan hurufnya (bold);
(3)

tulisan uraian judul Berita Acara Tindak Lanjut Hasil


Pengawasan dicantumkan di bawah tulisan Berita Acara
Tindak Lanjut Hasil Pengawasan yang ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital secara simetris dan ditebalkan
hurufnya (bold).

b) Batang...

- 31 b) Batang Tubuh
Batang tubuh Berita Acara Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
sekurang-kurangnya memuat tindak lanjut hasil pengawasan
yang telah/belum dilaksanakan atas rekomendasi yang diberikan,
daftar dokumen/bukti pendukung atas tindak lanjut yang telah
dilaksanakan, komitmen dari pihak auditi atas penyelesaian
tindak lanjut yang belum dilaksanakan serta jangka waktu
pelaksanaan.
c) Kaki
Bagian kaki Berita Acara Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
terdiri atas:
(1)

tempat dan tanggal penandatanganan;

(2)

nama penanggung jawab pengawasan/pimpinan unit


kerja dari pihak auditor, yang ditulis dengan huruf awal
kapital, diakhiri dengan tanda baca koma;

(3)

tanda tangan penanggung jawab pengawasan/pimpinan


unit kerja dari pihak auditor;

(4)

nama pejabat (pihak auditi), yang ditulis dengan huruf awal


kapital, diakhiri dengan tanda baca koma;

(5)

tanda tangan pejabat (pihak auditi).

Contoh format Berita Acara Tindak Lanjut Hasil Pengawasan


dapat dilihat pada Lampiran 24.
d. Berita Acara Pemutakhiran Data Hasil Pengawasan
1) Pengertian
Berita Acara Pemutakhiran Data Hasil Pengawasan adalah
naskah

dinas

yang

berisi

hasil

pembahasan/kesepakatan

mengenai data hasil pengawasan antara pihak auditor dengan


auditi yang diselenggarakan dalam suatu pertemuan/forum
pemutakhiran tindak lanjut. Dalam pembahasan dimungkinkan
untuk

menambahkan

informasi

mendukung/memperjelas

dan

bukti

temuan/permasalahan

untuk
ataupun

tindak lanjutnya.
2) Wewenang Penandatanganan
Berita Acara Pemutakhiran Data Hasil Pengawasan dibuat oleh
tim yang ditugasi, ditandatangani oleh auditi (pimpinan auditi)
dan tim audit/auditor sesuai kewenangan.
(3) Susunan...

- 32 3) Susunan
a) Kepala
Bagian

kepala

Berita

Acara

Pemutakhiran

Data

Hasil

Pengawasan terdiri atas:


(1)

tanpa kop naskah dinas;

(2)

tulisan Berita Acara Pemutakhiran Data dicantumkan


di bagian tengah atas, yang ditulis seluruhnya dengan
huruf kapital secara simetris dan ditebalkan hurufnya
(bold);

(3)

tulisan uraian judul Berita Acara Pemutakhiran Data


dicantumkan

di

bawah

tulisan

Berita

Acara

Pemutakhiran Data yang ditulis seluruhnya dengan huruf


kapital secara simetris dan ditebalkan hurufnya (bold).
b) Batang Tubuh
Batang

tubuh

Pengawasan

Berita

Acara

Pemutakhiran

sekurang-kurangnya

memuat

Data

Hasil

informasi

saldo

temuan sebelum pemutakhiran, jumlah temuan yang telah


diselesaikan, jumlah temuan yang belum selesai/saldo temuan.
c) Kaki
Bagian

kaki

Berita

Acara

Pemutakhiran

Data

Hasil

Pengawasan terdiri atas:


(1)

tempat dan tanggal penandatanganan;

(2)

nama tim yang ditugasi beserta perannya, yang ditulis


dengan huruf awal kapital, diakhiri dengan tanda baca
koma;

(3)

tanda tangan tim yang ditugasi;

(4)

nama pejabat (pihak auditi), yang ditulis dengan huruf awal


kapital, diakhiri dengan tanda baca koma;

(5)
Contoh

tanda tangan pejabat (pihak auditi).


format

Berita

Acara

Pemutakhiran

Data

Hasil

Tidak

Dapat

Pengawasan dapat dilihat pada Lampiran 25.


e. Berita

Acara

Pembahasan

Temuan

Pengawasan

Ditindaklanjuti (TPTD)
1) Pengertian
Berita Acara Pembahasan Temuan Pengawasan Tidak Dapat
Ditindaklanjuti...

- 33 Ditindaklanjuti (TPTD) adalah naskah dinas yang berisi hasil


pembahasan/kesepakatan oleh tim yang ditunjuk dan yang
diberi

kewenangan

untuk

membahas

dan

menyatakan

temuan/permasalahan tidak dapat ditindaklanjuti.


2) Wewenang Penandatanganan
Berita Acara Pembahasan Temuan Pengawasan Tidak Dapat
Ditindaklanjuti (TPTD) ditandatangani oleh tim yang ditunjuk
dan diketahui oleh pimpinan unit kerja.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian

kepala

Berita

Acara

Pembahasan

Temuan

Pengawasan Tidak Dapat Ditindaklanjuti (TPTD) terdiri atas:


(1)

tanpa kop naskah dinas;

(2)

tulisan Berita Acara Pembahasan Temuan Pengawasan


Tidak Dapat Ditindaklanjuti (TPTD) dicantumkan di bagian
tengah atas, yang ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital secara simetris dan ditebalkan hurufnya (bold);

(3)

tulisan uraian judul Berita Acara Pembahasan Temuan


Pengawasan

Tidak

Dapat

Ditindaklanjuti

(TPTD)

dicantumkan di bawah tulisan Berita Acara Pembahasan


Temuan Pengawasan Tidak Dapat Ditindaklanjuti (TPTD)
yang ditulis seluruhnya dengan huruf kapital secara
simetris dan ditebalkan hurufnya (bold).
b) Batang Tubuh
Batang tubuh Berita Acara Pembahasan Temuan Pengawasan
Tidak

Dapat

Ditindaklanjuti

(TPTD)

sekurang-kurangnya

memuat informasi mengenai Laporan Hasil Pengawasan, uraian


temuan/permasalahan, dan alasan dinyatakan tidak dapat
ditindaklanjuti.
c) Kaki
Bagian kaki Berita Acara Pembahasan Temuan Pengawasan
Tidak Dapat Ditindaklanjuti (TPTD) terdiri atas:
(1)

tempat dan tanggal penandatangan;

(2)

nama tim yang ditugasi beserta perannya, yang ditulis


dengan huruf awal kapital, diakhiri dengan tanda baca
koma;
(3) tanda...

- 34 (3)

tanda tangan tim yang ditugasi;

(4)

tanda tangan pimpinan unit kerja

Contoh format Berita Acara Pembahasan TPTD dapat dilihat


pada Lampiran 26.
f. Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak
1) Pengertian
Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTM) adalah
naskah dinas yang berisi kesanggupan dan/atau pengakuan
pihak yang bertanggung jawab atas segala sesuatu berupa
uang/barang/hak yang masih harus dipertanggungjawabkan
kepada negara, dan diketahui oleh pihak yang berwenang.
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat

Keterangan

Tanggung

Jawab

Mutlak

dibuat

dan

ditandatangani oleh pihak-pihak yang berkepentingan.


3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala surat keterangan tanggung jawab mutlak
terdiri atas:
(1)

tanpa kop naskah dinas;

(2)

tulisan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak yang


ditulis seluruhnya dengan huruf kapital secara simetris
dan ditebalkan hurufnya (bold).

b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Keterangan memuat sekurangkurangnya

informasi

mengenai

nama

orang

yang

bertanggung jawab, nomor identitas diri, alamat kantor


dan/atau
pernyataan

alamat

tempat

menyatakan

tinggal,
dengan

jabatan,
tidak

unit

akan

kerja,

menarik

kembali ... (tentang kesanggupan/tanggung jawab), nilai


uang/barang/hak

negara

yang

harus

dipertanggung-

jawabkan, jangka waktu kesanggupan untuk mengembalikan


atau mengganti, dan daftar jaminan yang diberikan.
c) Kaki
Bagian kaki Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak
memuat tempat, tanggal, bulan, tahun, nama dan tanda
tangan...

- 35 tangan pihak yang yang membuat pernyataan di atas meterai


yang cukup dan diketahui oleh pihak berwenang serta
sekurang-kurangnya oleh dua orang saksi. Cap instansi
dibubuhkan pada tanda tangan pihak yang berwenang.
Contoh format Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak
dapat dilihat pada Lampiran 27.
g. Surat Perjanjian/Memorandum of Understanding (MoU)
1) Pengertian
Surat

Perjanjian/MoU

adalah

naskah

dinas

yang

berisi

kesepakatan bersama tentang objek yang mengikat antarkedua


belah pihak atau lebih untuk melaksanakan tindakan atau
perbuatan hukum yang telah disepakati bersama.
2) Lingkup perjanjian meliputi perjanjian dalam negeri dan perjanjian
internasional (bilateral, regional, dan multilateral).
a) Perjanjian Dalam Negeri
Kerja sama antarinstansi di dalam negeri, baik di pusat
maupun di daerah dibuat dalam bentuk Kesepahaman Bersama
atau Perjanjian Kerja Sama.
b) Perjanjian Internasional
Perjanjian internasional (bilateral, regional, dan multilateral)
dapat dilakukan sebagai upaya untuk mengembangkan hubungan
dan kerja sama antarnegara. Hubungan dan kerja sama luar
negeri dapat dilakukan atas prakarsa dari instansi pemerintah,
baik pusat maupun daerah, serta Perwakilan Republik Indonesia
di luar negeri.
3) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
a) Perjanjian Dalam Negeri
Perjanjian yang dilakukan antarinstansi pemerintah di dalam
negeri, baik di pusat maupun di daerah dibuat dan
ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas, wewenang,
dan tanggung jawabnya.
b) Perjanjian Internasional
(1)

Perjanjian internasional dibuat dan ditandatangani oleh


pejabat sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung
jawabnya, setelah mendapat Surat Kuasa dari Menteri Luar

Negeri...

- 36 Negeri.
(2)

Lembaga negara dan instansi pemerintah pusat dan daerah,


yang mempunyai rencana untuk membuat perjanjian
internasional terlebih dahulu melakukan konsultasi dan
koordinasi mengenai rencana tersebut dengan Menteri
Luar Negeri.

4) Susunan
a) Perjanjian Dalam Negeri
(1)

Kepala
Bagian kepala Surat Perjanjian Kerja Sama Dalam Negeri
terdiri atas:
(a) tidak

menggunakan

kop

naskah

dinas,

karena

ditandatangani pihak terkait;


(b) nama instansi/pihak yang mengadakan perjanjian;
(c) judul perjanjian;
(d) nomor.
(2)

Batang tubuh
(a) Bagian ini ditulis setelah penulisan judul, merupakan
bagian awal dari Perjanjian.
(b) Para pihak yang ada dalam perjanjian, dapat orang
perorangan atau badan hukum.

(3)

Kaki
Bagian kaki Surat Perjanjian Kerja Sama terdiri atas:
nama penanda tangan para pihak yang mengadakan
perjanjian dan para saksi (jika dipandang perlu), dibubuhi
meterai sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

b) Perjanjian Internasional
(1)

Kepala
Bagian kepala terdiri atas:
(a) tidak

menggunakan

kop

naskah

dinas,

karena

ditandatangani pihak terkait;


(b) nama pihak yang mengadakan Perjanjian/MoU;
(c) judul Perjanjian.
(2)

Batang tubuh
Bagian batang tubuh terdiri atas:
(a) penjelasan para pihak sebagai pihak yang terikat oleh
perjanjian...

- 37 perjanjian/MoU;
(b) keinginan para pihak;
(c) pengakuan para pihak terhadap Perjanjian tersebut;
(d) rujukan terhadap Surat Minat/Surat Kehendak (Letter of
Intent);
(e) acuan terhadap ketentuan yang berlaku;
(f) kesepakatan kedua belah pihak terhadap ketentuan
yang tertuang dalam pasal-pasal.
(3)

Kaki
Bagian kaki terdiri atas:
(a)

nama jabatan pejabat penanda tangan selaku wakil


pemerintah masing-masing, tanda tangan, dan nama
pejabat penanda tangan, yang letaknya disesuaikan
dengan penyebutan dalam judul Perjanjian;

(b)

tempat dan tanggal penandatanganan Perjanjian;

(c)

penjelasan

teks

bahasa

yang

digunakan

dalam

Perjanjian;
(d)

segel asli.

Contoh format penjanjian dapat dilihat pada Lampiran 28 dan 29.


h. Berita Acara Lainnya
1) Pengertian
Berita Acara adalah naskah dinas yang berisi uraian tentang
proses pelaksanaan suatu kegiatan yang harus ditandatangani
oleh para pihak dan para saksi. Dalam berita acara ini diatur
penyerahan

dan

penerimaan

suatu

hak/penguasaan/

pertanggungjawaban, yang dimaksudkan sebagai bukti suatu


keadaan/peristiwa hukum, misalnya Berita Acara Penyerahan
Barang/Jasa, Berita Acara Pengangkatan Sumpah, dan Naskah
Serah Terima Jabatan yang dilengkapi dengan Memorandum
Serah Terima Jabatan bagi pejabat yang bersangkutan.
2) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala Berita Acara terdiri atas:
(1)

kop naskah dinas;

(2)

judul Berita Acara;

(3)

nomor Berita Acara, kecuali untuk Berita Acara Pengangkatan


Sumpah...

- 38 Sumpah tidak memakai nomor naskah dinas.


b) Batang tubuh
Bagian batang tubuh Berita Acara terdiri atas:
(1) tulisan hari, tanggal, dan tahun, serta nama dan jabatan
para pihak yang membuat Berita Acara;
(2) substansi Berita Acara.
c) Kaki
Bagian kaki Berita Acara memuat nama dan tanda tangan
para pihak yang terkait dan saksi.
Contoh format Berita Acara dapat dilihat pada Lampiran 30 - 33.
i. Surat Kuasa
1) Pengertian
Surat Kuasa adalah naskah dinas yang berisi pemberian
wewenang kepada badan hukum/kelompok orang/perseorangan
atau pihak lain dengan atas namanya untuk melakukan suatu
tindakan tertentu dalam rangka kedinasan.
2) Susunan
a) Kepala
Kepala surat kuasa terdiri atas:
(1) kop naskah dinas;
(2) judul surat kuasa;
(3) nomor surat kuasa.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat kuasa, memuat materi yang
dikuasakan.
c) Kaki
Bagian kaki Surat Kuasa memuat tanggal, bulan, dan tahun
pembuatan serta nama dan tanda tangan para pihak yang
berkepentingan,

dan

dibubuhi

meterai

sesuai

dengan

peraturan perundang-undangan. Khusus untuk Surat Kuasa


dalam bahasa Inggris tidak menggunakan materai.
Format Surat Kuasa dapat dilihat pada Lampiran 34.

j. Surat...

- 39 j. Surat Keterangan
1) Pengertian
Surat Keterangan adalah naskah dinas yang berisi informasi
mengenai hal atau seseorang untuk kepentingan kedinasan.
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat Keterangan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang
sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala surat keterangan terdiri atas:
(1)

kop naskah dinas;

(2)

judul Surat Keterangan;

(3)

nomor Surat Keterangan.

b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Keterangan memuat pejabat yang
menerangkan dan pegawai yang diterangkan, serta maksud
dan tujuan diterbitkannya Surat Keterangan.
c) Kaki
(1)

Bagian kaki Surat Keterangan memuat tanggal, bulan,


tahun, nama jabatan, tanda tangan, dan nama pejabat
yang membuat Surat Keterangan tersebut.

(2)

Tembusan surat keterangan, apabila diperlukan, dikirim


kepada pejabat/pegawai yang terkait.

Contoh format Surat Keterangan dapat dilihat pada Lampiran 35


dan 36.
k. Surat Pengantar
1) Pengertian
Surat

Pengantar

adalah

naskah

dinas

yang

digunakan

untuk mengantar/menyampaikan naskah dan atau barang.


2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat Pengantar dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai
dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala Surat Pengantar terdiri atas:
(1) kop...

- 40 (1)

kop naskah dinas;

(2)

nomor, sifat (dicantumkan dalam kode jenis naskah


dinas), lampiran, dan hal, yang diketik dengan huruf
awal kapital di sebelah kiri di bawah kop Surat Dinas;

(3)

tanggal pembuatan surat (tidak perlu didahului nama


kota,

kecuali

jika

pada

kepala

surat

tidak

mencantumkan nama kota), yang diketik di sebelah


kanan atas sejajar/sebaris dengan nomor;
(4)

kata Yth., yang ditulis di bawah Hal, diikuti dengan


nama penerima surat (nama jabatan atau nama orang),
jika penerima surat lebih dari satu, nama penerima
surat ditulis dibawah kata Yth. dan diberi nomor urut;
Sebutan Bapak, Ibu, atau Saudara hanya digunakan
di depan nama orang. Namun, jika gelar orang ditulis
di belakang

nama,

maka

boleh

didahului

sebutan

Bapak, Ibu, atau Saudara. Sebutan Bapak atau Ibu


digunakan sebagai tanda penghormatan kepada atasan
atau yang dianggap lebih senior, diikuti dengan nama
pejabat tersebut dan bukan nama jabatannya.
(5)

alamat surat, yang ditulis di bawah Yth., cukup ditulis


nama kota dan didahului dengan kata depan di.

b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Pengantar dalam bentuk kolom
terdiri atas:
(1)

nomor urut;

(2)

jenis yang dikirim;

(3)

banyaknya naskah/barang;

(4)

keterangan.

c) Kaki
Bagian kaki Surat Pengantar terdiri atas:
(1)

pengirim yang berada di sebelah kanan, yang meliputi:


(a) nama jabatan pembuat pengantar;
(b) tandatangan;
(c) nama dan NIP;
(d) stempel jabatan/instansi.

(2)

penerima yang berada di sebelah kiri, yang meliputi:


(a) nama jabatan penerima;
(b) tanda tangan...

- 41 (b) tanda tangan;


(c) nama dan NIP;
(d) cap instansi instansi;
(e) nomor telepon/faksimile;
(f) tanggal penerimaan.
4) Hal yang Perlu Diperhatikan
Surat Pengantar dikirim dalam dua rangkap, lembar pertama
untuk penerima dan lembar kedua untuk pengirim.
5) Penomoran
Penomoran Surat Pengantar sama dengan penomoran Surat
Dinas.
Contoh format Surat Pengantar dapat dilihat pada Lampiran 37.
l. Pengumuman
1) Pengertian
Pengumuman

adalah

naskah

pemberitahuan,

ditujukan

kepada

dinas

yang

memuat

semua

pejabat/pegawai

dalam suatu instansi atau perseorangan dan golongan di dalam


atau di luar instansi.
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Pengumuman dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai
dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala pengumuman terdiri atas:
(1)

kop naskah dinas;

(2)

tulisan pengumuman dicantumkan di bawah logo instansi,


yang ditulis seluruhnya dengan huruf kapital secara
simetris

dan

nomor

pengumuman

dicantumkan

di bawahnya;
(3)

kata tentang, yang dicantumkan di bawah pengumuman


ditulis seluruhnya dengan huruf kapital secara simetris;

(4)

rumusan judul pengumuman, yang ditulis seluruhnya


dengan huruf kapital secara simetris di bawah tentang.

b) Batang Tubuh
Batang tubuh Pengumuman hendaknya memuat:
(1)

alasan tentang perlunya dibuat Pengumuman;

(2) peraturan...

- 42 (2)

peraturan yang menjadi dasar pembuatan Pengumuman;

(3)

pemberitahuan

tentang

hal

tertentu

yang

dianggap

mendesak.
c) Kaki
Bagian kaki Pengumuman terdiri atas:
(1)

tempat dan tanggal penetapan;

(2)

nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis


dengan huruf awal kapital, diakhiri dengan tanda baca
koma;

(3)

tanda tangan pejabat yang menetapkan;

(4)

nama lengkap yang menandatangani, yang ditulis dengan


huruf awal kapital;

(5)

cap dinas.

4) Hal yang Perlu Diperhatikan


a) tidak

memuat

alamat,

kecuali

yang

ditujukan

kepada

kelompok/golongan tertentu.
b) Pengumuman bersifat menyampaikan informasi, tidak memuat
cara pelaksanaan teknis suatu peraturan.
Contoh format Pengumuman dapat dilihat pada Lampiran 38.
m. Surat Peringatan
1) Pengertian
Surat Peringatan adalah surat yang sifatnya mengingatkan
bahwa telah terjadi kealpaan/kelalaian/kekeliruan atau sesuatu
hal yang bertentangan dengan peraturan yang berlaku, dengan
maksud agar segera diperbaiki/dipulihkan kembali sebagaimana
mestinya.
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat Peringatan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai
dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
3) Susunan
Susunan surat peringatan adalah sebagai berikut:
a) Kepala
Bagian kepala surat peringatan terdiri atas:
(1) kop naskah dinas;
(2) kata Yth., diikuti dengan nama penerima surat (nama
jabatan atau nama orang), jika penerima surat lebih dari
satu...

- 43 satu, nama penerima surat ditulis dibawah kata Yth. dan


diberi nomor urut;
(3) judul surat peringatan;
(4) nomor surat peringatan.
b) Batang Tubuh
Batang tubuh surat peringatan hendaknya memuat:
(1) alasan tentang perlunya dibuat peringatan;
(2) peraturan

yang

menjadi

dasar

penerbitan

surat

peringatan;
c) Kaki
Bagian kaki surat peringatan terdiri atas:
(1)

tanggal penerbitan;

(2)

nama jabatan pejabat yang membuat, yang ditulis


dengan huruf awal kapital, diakhiri dengan tanda baca
koma;

(3)

tanda tangan pejabat yang menerbitkan;

(4)

nama lengkap yang menandatangani, ditulis dengan


huruf awal kapital;

(5)

cap dinas.

Contoh format Surat Peringatan dapat dilihat pada Lampiran 39.


n. Surat Izin
1) Pengertian
Surat izin adalah surat yang menginformasikan pemberian izin
oleh pejabat yang berwenang kepada pejabat/pegawai atas suatu
hal/keperluan tertentu, antara lain: Surat Izin ke Luar Negeri,
Surat Izin Cuti Tahunan, Surat Izin Penggunaan Kendaraan
Dinas,

Surat

Izin

Penghunian

Rumah,

dan

Surat

Izin

Melanjutkan Pendidikan.
2) Kewenangan
Pejabat

yang

memberikan

surat

izin

harus

benar-benar

mempunyai wewenang untuk memberikan izin.


3) Susunan surat izin adalah sebagai berikut:
a) Kepala
Bagian kepala surat izin terdiri atas:
(1)

kop naskah dinas;

(2)

judul surat izin;


(3) nomor...

- 44 (3)

nomor surat izin.

b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat izin memuat pejabat yang
memberi izin dan pegawai yang diberi izin, serta maksud dan
tujuan diterbitkannya Surat Izin.
c) Kaki
(1)

Bagian kaki surat izin memuat tanggal, bulan, tahun,


nama jabatan, tanda tangan, dan nama pejabat yang
membuat surat izin tersebut.

(2)

Tembusan

surat

izin,

apabila

diperlukan,

dikirim

kepada pejabat atasan langsung dari pegawai yang


diberikan izin dan pejabat lain yang terkait.
Contoh format surat izin dapat dilihat pada Lampiran 40 - 44.
o. Surat Pernyataan
1) Pengertian
Surat pernyataan adalah naskah dinas yang dibuat oleh pejabat
yang berwenang yang berisi pernyataan bahwa seorang pegawai
telah

melakukan

sesuatu,

antara

lain:

Surat

Pernyataan

Melaksanakan Tugas, Surat Pernyataan Menduduki Jabatan,


dan Surat Pernyataan Pelantikan.
2) Kewenangan
Pernyataan

dibuat

dan

ditandatangani

oleh

pejabat

yang

memberi pernyataan atau pejabat lain yang ditunjuk.


3) Susunan surat pernyataan adalah sebagai berikut:
a) Kepala
Bagian kepala surat pernyataan terdiri atas:
(1)

kop naskah dinas;

(2)

judul surat pernyataan;

(3)

nomor surat pernyataan.

b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat pernyataan memuat pejabat yang
memberi pernyataan dan pegawai yang diberi pernyataan,
serta maksud dan tujuan diterbitkannya surat pernyataan.
c) Kaki
(1)

Bagian kaki surat pernyataan memuat tanggal, bulan,


tahun, nama jabatan, tanda tangan, dan nama pejabat

yang...

- 45 yang membuat surat pernyataan tersebut.


(2)

Tembusan

surat

pernyataan,

apabila

diperlukan,

dikirim kepada pejabat atasan langsung dari pegawai


yang diberikan pernyataan dan pejabat lain yang terkait.
Contoh Format Surat Pernyataan dapat dilihat pada Lampiran
45 - 47.
p. Notula/Risalah
1) Pengertian
Notula/Risalah adalah Naskah Dinas yang memuat ringkasan
catatan jalannya kegiatan rapat, sidang, dan pembahasan mulai
dari acara pembukaan sampai dengan penutupan.

2) Kewenangan
Notula/Risalah dibuat dan ditandatangani oleh pejabat/pegawai
yang ditunjuk sebagai notulis dan diketahui oleh pimpinan rapat
dan sidang.
3) Susunan notula/risalah adalah sebagai berikut:
a) Kepala
Bagian kepala notula terdiri atas:
(1)

judul notula (tanpa kop dan nomor naskah dinas);

(2)

Nama kegiatan;

(3)

Unit penyelenggara;

(4)

Tempat, tanggal, dan waktu penyelenggaraan;

(5)

Pimpinan rapat/sidang;

(6)

Penyaji/narasumber;

(7)

Moderator;

(8)

Notulis;

(9)

Jumlah Peserta.

b) Batang Tubuh
Batang tubuh notula hendaknya memuat:
(1)

Ringkasan jalannya rapat/sidang

(2)

Simpulan

c) Kaki
Bagian kaki notula memuat tanggal, bulan, tahun, nama dan
tanda tangan notulis dan pimpinan rapat/sidang.

Contoh...

- 46 Contoh format Notula/Risalah dapat dilihat pada Lampiran 48.


4. Laporan
a. Pengelompokkan Laporan
Pada umumnya, laporan yang dihasilkan BPKP terbagi atas:
1) Laporan kegiatan pengawasan, antara lain:
a) Laporan Auditor Independen
b) Laporan Audit Operasional
c) Laporan Audit atas Aspek Keuangan Tertentu Lainnya
d) Laporan Inventarisasi
e) Laporan Audit Kinerja
f)

Laporan Audit Untuk Tujuan Tertentu

g) Laporan Audit Investigatif


h) Laporan Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara
i)

Laporan Ekspose Kasus

j)

Laporan Penelaahan Kasus

k) Laporan Keterangan Ahli


l)

Laporan Evaluasi

m) Laporan Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan


n) Laporan Reviu
o) Laporan Pemantauan/Monitoring
p) Laporan Kegiatan Pengawasan Lainnya
q) Laporan Bimtek/Asistensi
r)

Laporan Sosialisasi

s) Laporan Kajian
t)

Laporan Penelitian

u) Laporan Kediklatan (Bidang Pengawasan)


v) Laporan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP
w) Laporan Diagnostic Assessment SPIP
x) Laporan Manajemen Risiko/Penilaian Risiko
y) Laporan Kegiatan Good Corporate Government (GCG)
z) Laporan Pembinaan Peningkatan Kapabilitas APIP
aa) Laporan Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor
ab).Laporan

Hasil

Pengawasan

dan

Pembinaan

(Presiden/

Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota)
2) Laporan kegiatan penunjang pengawasan terkait dengan:
a) Laporan Rencana Kegiatan Tahunan (PKP2T dan PKAU)
b) Laporan...

- 47 b) Laporan Pelaksanaan Kegiatan Tahunan (PKP2T dan PKAU)


c) Laporan Monitoring Tindak Lanjut Pengawasan
d) Laporan Rentra
e) Laporan Kinerja
f)

Laporan SAKIP

g) Laporan Perencanaan Keuangan


h) Laporan Realisasi Anggaran
i)

Laporan Pelatihan di Kantor Sendiri

j)

Laporan Kediklatan (Bidang Nonpengawasan)

k) Laporan Gerakan Disiplin Nasional


l)

Laporan SABMN

m) Laporan Penghematan Energi


n) Laporan Kehumasan
o) Laporan Reformasi Birokrasi
p) Laporan Penyelenggaraan SPIP
q) Laporan Budaya Kerja
r)

Laporan Kegiatan

s) Telaahan Staf
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Laporan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang atau pejabat
yang diserahi tugas.
c. Jenis dan Susunan Laporan
Laporan terdiri atas dua jenis, yaitu laporan bentuk surat dan
laporan bentuk bab.
Susunan

laporan

hasil

pengawasan

dan

laporan

kegiatan

instansi/unit kerja diatur dalam pedoman yang dikeluarkan secara


khusus oleh unit kerja teknis terkait.
d. Distribusi Laporan
Laporan didistribusikan kepada pihak yang berkepentingan.
e. Sampul/Cover Laporan
1) Jenis kertas hard cover yang digunakan adalah buffalo.
2) Batas/ruang tepi atas, bawah, kiri, dan kanan cover laporan
mengikuti aturan penyusunan naskah dinas dan estetika.

3) Susunan...

- 48 3) Susunan
Susunan cover laporan terdiri atas:
a) Logo BPKP berwarna diletakkan di bagian atas secara
simetris, berukuran panjang 3,4 cm dan tinggi 1,7 cm,
dengan proporsi panjang dan tinggi adalah 2 :1;
b) Tulisan

BADAN

PEMBANGUNAN

PENGAWASAN

KEUANGAN

DAN

ditulis seluruhnya dengan huruf kapital

(font arial 13-bold) dan diletakkan secara simetris di bawah


logo BPKP;
c) Tulisan nama unit kerja eselon I, II, atau III mandiri ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital (font arial 12-bold) dan
diletakkan

secara

simetris

di bawah

tulisan

Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;


d) Judul laporan ditulis dengan huruf kapital ((font arial 14bold) dan diletakan simetris dalam bingkai;
e) Nomor dan tanggal laporan ditulis dengan huruf awal kapital
((font arial 12-bold) dan diletakan di bagian bawah dalam
bingkai kecil.
4) Warna
Warna cover menyesuaikan dengan/mengikuti warna cover
laporan eselon I selaku rendal kegiatan sebagai berikut:
No.

Nama Unit Kerja/Rendal

Warna Cover Laporan

1.

Kepala BPKP

Lemonchiffon - #FFFACD

2.

Sekretariat Utama

Wheat - #F5DEB3

3.

Deputi Pengawasan Instansi

Orange - #FFA500

Pemerintah Bidang Perekonomian


4.

Deputi Pengawasan Instansi

Lightpink - #FFB6C1

Pemerintah Bidang Politik, Sosial,


dan Keamanan
5.

Deputi Pengawasan Bidang

Lightgreen - #90EE90

Penyelenggaraan Keuangan Daerah


6.

Deputi Akuntan Negara

Powderblue - #B0E0E6

7.

Deputi Investigasi

Limegreen - #32CD32

Contoh format laporan dan cover dapat dilihat pada Lampiran 49 - 52.

5. Formulir...

- 49 5. Formulir
a. Susunan
Formulir untuk keperluan kantor jenisnya sangat bermacammacam. Susunan formulir memiliki kekhasan dalam desain dan
secara umum juga memiliki unsur-unsur seperti naskah dinas
lainnya, yaitu kepala, batang tubuh/isi, dan kaki. Kekhasan desain
formulir

bergantung

pada

kebutuhan

informasi

yang

ingin

disampaikan, baik menyangkut kegunaan, isi, maupun penampilan


fisiknya.
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait dengan formulir adalah:
1) Pengendalian jumlah pengadaan, lembar, dan rangkap;
2) Keterkaitan dengan formulir lain;
3) Penataan

formulir

yang

dikaitkan

dengan

jangka

waktu

penyimpanan;
4) Fungsi sebagai sumber data;
5) Penggunaan kertas, tinta, dan unsur grafis.
Contoh format

beberapa

jenis

formulir

dapat

dilihat

pada

lampiran-lampiran berikut:
Lampiran 53

: Kertas Kerja Pengawasan

Lampiran 54 - 60 : Lembar Disposisi


Lampiran 60

: Verbal Konsep Naskah Dinas Kepala BPKP

Lampiran 61

: Formulir Surat Permintaan Barang

Lampiran 62

: Formulir Surat Perintah Mengeluarkan Barang

Lampiran 63

: Formulir Surat Permintaan Barang Inventaris

Lampiran 64

: Formulir Surat Perintah Mengeluarkan Barang


Inventaris

catatan: Contoh dapat diubah sesuai dengan kebutuhan


6. Naskah Dinas Elektronis
Naskah Dinas Elektronis mencakup surat-menyurat elektronis, arsip
dan dokumentasi elektronis, transaksi elektronis, serta Naskah Dinas
Elektronis lainnya.

Ketentuan...

- 50 Ketentuan lebih lanjut tentang Tata Naskah Dinas Elektronis diatur


dalam pedoman tersendiri, yang mengacu pada Instruksi Presiden
Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan E-Government, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Tata Naskah Dinas Elektronik di
Lingkungan Instansi Pemerintah.

BAB III...

- 51 BAB III
PENYUSUNAN NASKAH DINAS

A. Persyaratan Penyusunan
Secara umum, naskah dinas harus disusun secara sistematis dan
mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan. Beberapa persyaratan
penyusunan naskah dinas yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
1. Ketelitian
Penyusunan

naskah

dinas

harus

mencerminkan

ketelitian

dan

kecermatan, yang dapat dilihat dari bentuk, susunan pengetikan, isi,


struktur, kaidah bahasa, dan penerapan kaidah ejaan di dalam
pengetikan. Kecermatan dan ketelitian sangat membantu pimpinan
dalam mengurangi kesalahan pengambilan putusan/kebijakan.
2. Kejelasan
Naskah dinas harus memperlihatkan kejelasan, baik aspek fisik
maupun materi.
3. Singkat dan Padat
Naskah dinas harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar (bahasa formal, efektif, singkat, padat, dan lengkap).
4. Logis dan Meyakinkan
Naskah dinas harus runtut dan logis, yang berarti bahwa penuangan
gagasan ke dalam naskah dinas dilakukan menurut urutan yang logis
dan meyakinkan. Struktur kalimat harus lengkap dan efektif sehingga
memudahkan pemahaman penalaran bagi penerima naskah dinas.
5. Pembakuan
Naskah dinas harus taat mengikuti aturan baku yang berlaku sesuai
dengan tujuan pembuatan, baik dilihat dari sudut format maupun dari
penggunaan bahasa agar memudahkan dan memperlancar pemahaman
isi naskah dinas.
B. Kop Naskah Dinas
Untuk memberikan identitas pada naskah dinas, pada halaman
pertama bagian atas naskah dinas digunakan kop naskah dinas, berupa
logo, nama instansi dan unit kerja, alamat lengkap, nomor telepon,
nomor faksimile, dan e-mail (jika perlu). Ketentuan kop naskah dinas
yang digunakan di lingkungan BPKP sebagai berikut:
1. Kop...

- 52 1. Kop Naskah Dinas Kepala BPKP


Susunan Kop Naskah Dinas Kepala BPKP terdiri atas:
a. Logo BPKP berwarna diletakkan di bagian atas secara simetris,
berukuran panjang 3,4 cm dan tinggi 1,7 cm, dengan proporsi
panjang dan tinggi adalah 2 : 1;
b. Tulisan BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital (font arial 13-bold) dan
diletakkan secara simetris di bawah logo BPKP;
c. Garis penutup, menggunakan garis tebal tunggal dengan tingkat
ketebalan 2 pt, panjang garis penutup meliputi batas kiri sebesar
3 cm sampai dengan batas kanan sebesar 2 cm;
d. Perbandingan antara ukuran logo BPKP dan tulisan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan hendaknya serasi dan
sesuai dengan ukuran kertas.
Contoh format kop naskah dinas Kepala BPKP:

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

2. Kop Naskah Dinas Unit Kerja Eselon I, II, dan III Mandiri
Susunan Kop Naskah Dinas Unit Kerja Eselon I, II, dan III Mandiri
terdiri atas:
a. Logo BPKP diletakkan di bagian atas sebelah kiri, berukuran
panjang 3,2 cm dan tinggi 1,6 cm, dengan proporsi panjang dan
tinggi adalah 2 : 1. Surat dinas yang ditujukan kepada pihak
ekstern BPKP menggunakan logo BPKP berwarna, sedangkan surat
dinas untuk lingkup intern BPKP dapat menggunakan logo hitam
putih.
b. Tulisan BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital (font arial 12-bold) dan
diletakkan secara simetris di samping kanan logo BPKP;

c. Tulisan...

- 53 c. Tulisan nama unit kerja eselon I, II, atau III mandiri ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital (font arial 12-bold) dan diletakkan
secara simetris di bawah tulisan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan;
d. Tulisan alamat lengkap, nomor telepon, nomor faksimile, dan e-mail
ditulis dengan menggunakan huruf awal kapital pada setiap kata
(font arial 10 atau 11) dan diletakkan secara simetris di bawah
tulisan nama unit kerja eselon I, II, atau III;
e. Garis penutup, menggunakan garis tebal tunggal dengan tingkat
ketebalan 2 pt, panjang garis penutup meliputi batas kiri sebesar
3 cm sampai dengan batas kanan sebesar 2 cm;
f. Perbandingan

antara

ukuran

logo

BPKP,

tulisan

Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, dan tulisan nama unit


kerja eselon I, II atau III, hendaknya serasi dan sesuai dengan
ukuran kertas.
Contoh format kop naskah dinas kepada pihak ekstern BPKP (logo
berwarna):

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


SEKRETARIAT UTAMA
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85901328
E-mail: setma@bpkp.go.id

Contoh format kop naskah dinas untuk intern BPKP (logo hitam
putih):

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG
Jalan Basuki Rahmat Nomor 33, Bandar Lampung 35215
Telepon (0721) 481550,483129, Faksimile (0721) 481550
E-mail: lampung@bpkp.go.id

3. Khusus naskah dinas berupa peraturan dan keputusan, kop naskah


dinas unit kerja tidak disertai alamat lengkap, nomor telepon,
faksimile, dan email.
4. Untuk Satuan Tugas di lingkungan BPKP, digunakan kop naskah dinas
unit kerja yang menaunginya.
C. Penomoran...

- 54 C. Penomoran Naskah Dinas


1. Umum
Nomor

pada

naskah

dinas

merupakan

segmen

penting

dalam

kearsipan. Oleh karena itu, susunannya harus dapat memberikan


kemudahan penyimpanan, temu balik, dan penilaian arsip.
Setiap unit kerja BPKP wajib menggunakan penomoran sesuai dengan
ketentuan

yang

berlaku.

Penomoran

naskah

dinas

mencakup

pemberian kode jenis naskah dinas, sifat naskah dinas, nomor urut
agenda, unit kerja penerbit naskah dinas, konseptor naskah dinas,
dan tahun pembuatan naskah dinas.
Contoh penomoran Surat Sekretariat Utama:
Nomor

: S-54/SU/02/2013

Khusus penomoran naskah dinas berupa peraturan, dibedakan


dengan

naskah

dinas

lainnya.

Penomoran

peraturan

hanya

menyebutkan nomor dan tahun penetapan, tidak perlu menyebutkan


kode jenis naskah, penanda tangan, dan unit kerja konseptor.
Contoh penomoran Peraturan Kepala BPKP:
Nomor 1 Tahun 2013
Adapun

untuk

Satuan

Tugas

di

lingkungan

BPKP,

digunakan

penomoran naskah dinas unit kerja yang menaunginya.


2. Sistematika dan Asas Penomoran
Penomoran naskah dinas di lingkungan BPKP disusun berdasarkan
hal-hal sebagai berikut:
a. Sistematika Penomoran
Sistematika penomoran naskah dinas dibuat berdasarkan pola dan
jenjang unit kerja, dengan maksud agar:
1) Secara visual mudah diingat dan dapat segera diketahui asal
usul pembuat naskah dinas;
2) Memudahkan pengolahan database naskah dinas;
3) Mempercepat pencarian kembali naskah dinas.
b. Asas Penomoran
Untuk mencapai maksud di atas, asas penomoran/pemberian kode
naskah dinas ditetapkan sebagai berikut:

1) Asas...

- 55 1) Asas Kejelasan
Dibedakan antara naskah dinas yang menjadi kewenangan
Kepala BPKP dan kewenangan pejabat di bawahnya, serta
dibedakan antara naskah dinas yang berasal dari unit kerja
pusat dan perwakilan.
2) Asas Kemudahan
Diarahkan

agar

dikelompokkan

naskah
menurut

dinas
kriteria

mudah
tertentu,

diingat,
mudah

mudah
sistem

penyimpanannya, dan mudah mencarinya kembali.


3) Asas Efisiensi
Diarahkan agar mudah menelusurinya, dari mana sumber asal
naskah dinas, siapa pembuat/sumber konsep naskah dinas,
dan dimana arsip naskah dinas disimpan.
4) Asas Keterkaitan
Dapat

memberikan

landasan

bagi

pengembangan

sistem

persuratan yang terkomputerisasi.


3. Identitas Naskah Dinas
Identitas naskah dinas dapat dikenali dari nomornya. Letak penulisan
nomor naskah dinas disesuaikan dengan susunan naskah dinas yang
dibuat.

Sebagai

contoh,

untuk

surat

dinas

lingkup

ekstern,

penomorannya ditulis di sudut kiri atas, sedangkan untuk surat dinas


lingkup intern seperti nota dinas ditulis di tengah bagian atas pada
surat halaman pertama.
4. Format Nomor Naskah Dinas
Nomor naskah dinas terdiri atas beberapa elemen, yang ditulis dalam
bentuk kode secara teratur dan konsisten, sesuai dengan format yang
telah ditetapkan. Format nomor naskah dinas adalah sebagai berikut:

Penjelasan...

- 56 Penjelasan elemen format naskah dinas sebagai berikut:


a. Kode Jenis Naskah Dinas
Jenis naskah dinas terdiri atas naskah dinas arahan, naskah dinas
korespondensi, naskah dinas khusus, laporan, dan formulir.
Kode jenis naskah dinas adalah sebagai berikut:
1) Naskah Dinas Arahan
a)

Peraturan

Tanpa Kode

b)

Instruksi

Kode INS

c)

Prosedur Baku Pelaksanaan Kegiatan

Kode SOP

d)

Surat Edaran

Kode SE

e)

Keputusan

Kode KEP

f)

Surat Perintah

Kode PRIN

g)

Surat Tugas

Kode ST

h)

Surat Perintah Perjalanan Dinas

Kode SPPD

i)

Surat Pengukuhan Perintah Lisan

Kode SPPL

2) Naskah Dinas Korespondensi


a)

Nota Dinas

Kode ND

b)

Memo

Kode MO

c)

Surat Dinas

Kode S

d)

Surat Undangan

Kode UND

3) Naskah Dinas Khusus


a)

Surat Perjanjian

Kode PRJ

b)

Memorandum of Understanding

Kode MoU

c)

Surat Kuasa

Kode SKU

d)

Berita Acara

Kode BA

e)

Berita Acara Pengangkatan Sumpah

Kode BAPS

f)

Naskah Serah Terima Jabatan

Kode NST

g)

Surat Keterangan

Kode KET

h)

Surat Keterangan Perjalanan

Kode SKP

i)

Surat Pengantar

Kode SP

j)

Pengumuman

Kode PENG

k)

Surat Peringatan

Kode PRT

l)

Surat Izin

Kode SI

m)

Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas Kode SPMT

n)

Surat Pernyataan Menduduki Jabatan

Kode SPMJ

o)

Surat Pernyataan Pelantikan

Kode SPL

4) Laporan...

- 57 4) Laporan
a)

Laporan atas Kegiatan Pengawasan


(1)

Laporan Auditor Independen

Kode LAI

(2)

Laporan Audit Operasional

Kode LAO

(3)

Laporan Audit atas Aspek


Keuangan Tertentu Lainnya

Kode LAKTT

(4)

Laporan Audit Kinerja

Kode LAK

(5)

Laporan Audit Tujuan Tertentu

Kode LATT

(6)

Laporan Audit Investigatif

Kode LAINV

(7)

Laporan Audit Penghitungan


Kerugian Keuangan Negara

Kode LAPKKN

(8)

Laporan Ekspose Kasus

Kode LEK

(9)

Laporan Penelaahan Kasus

Kode LPK

(10) Laporan Keterangan Ahli

Kode LKA

(11) Laporan Evaluasi

Kode LEV

(12) Laporan Evaluasi Hambatan


Kelancaran Pembangunan

Kode LEHKP

(13) Laporan Inventarisasi

Kode LINVEN

(14) Laporan Reviu

Kode LR

(15) Laporan Pemantauan/Monitoring

Kode LPM

(16) Laporan Kegiatan Pengawasan


Lainnya

Kode LLWAS

(17) Laporan Bimtek/Asistensi

Kode LBA

(18) Laporan Sosialisasi

Kode LS

(19) Laporan Kajian

Kode LKI

(20) Laporan Penelitian

Kode LP

(21) Laporan Kediklatan (Bidang


Pengawasan)

Kode LDIKT

(22) Laporan Pembinaan


Penyelenggaraan SPIP

Kode LBINSPIP

(23) Laporan Diagnostic Assessment


SPIP

Kode LDA

(24) Laporan Manajemen Risiko/


Penilaian Risiko

Kode LMR

(25) Laporan Kegiatan Good Corporate


Government (GCG)

Kode LGCG

(26) Laporan...

- 58 (26) Laporan Pembinaan Peningkatan


Kapabilitas APIP

Kode LBINAPIP

(27) Laporan Pembinaan Jabatan


Fungsional Auditor

Kode LJFA

(28) Laporan Hasil Pengawasan dan


Pembinaan (Presiden/Menteri/
Gubernur/Bupati/Walikota)
b)

Kode LHPP

Laporan atas Kegiatan Penunjang Pengawasan


(1)

Laporan Rencana Kegiatan


Tahunan (PKP2T dan PKAU)

(2)

Laporan Pelaksanaan Kegiatan


Tahunan (PKP2T dan PKAU)

(3)

Kode LRKT
Kode LAKRKT

Laporan Monitoring Tindak Lanjut


Pengawasan

Kode LTL

(4)

Laporan Renstra

Kode LSTRA

(5)

Laporan Kinerja

Kode LKIN

(6)

Laporan SAKIP

Kode LAKIP

(7)

Laporan Perencanaan Keuangan

Kode LRKEU

(8)

Laporan Realisasi Anggaran

Kode LRA

(9)

Laporan Pelatihan di Kantor


Sendiri

Kode LPKS

(10) Laporan Kediklatan (Bidang


Nonpengawasan)

Kode LDIK

(11) Laporan Gerakan Disiplin Nasional Kode LGDN


(12) Laporan SABMN

Kode LBMN

(13) Laporan Penghematan Energi

Kode LERGI

(14) Laporan Kehumasan

Kode LHUM

(15) Laporan Reformasi Birokrasi

Kode LRB

(16) Laporan Penyelenggaraan SPIP

Kode LSPIP

(17) Laporan Budaya Kerja

Kode LBUKA

(18) Laporan Kegiatan

Kode LGIAT

(19) Telaahan Staf

Tanpa Kode

5) Formulir
a)

Lembar Disposisi

Kode LD

b)

Surat Permintaan Barang

Kode SPB

c)

Surat Perintah Mengeluarkan Barang

Kode SPMB

d)

Surat Permintaan Barang Inventaris

Kode SPBI

e) Surat...

- 59 e)

Surat Perintah Mengeluarkan


Barang Inventaris

Kode SPMI

Untuk naskah dinas yang belum tersedia kodenya, dapat membuat


kode sendiri dengan mengikuti kelaziman penomoran naskah
dinas, namun harus konsisten dalam penggunaannya.
b. Kode Sifat Naskah Dinas
Informasi dalam naskah dinas harus dijamin keamanannya
sehingga

hanya

dapat

diakses

oleh

pihak

yang

berhak.

Pengamanan informasi dalam naskah dinas tersebut ditandai


dengan kode sifat naskah dinas sebagai berikut:
1)

Sangat Rahasia (SR);

2)

Rahasia (R); dan

3)

Biasa (tanpa kode).

Penulisan kode sifat naskah dinas diletakkan menyambung setelah


kode jenis naskah dinas. Kode sifat ini hanya digunakan untuk
naskah dinas korespondensi ekstern.
c. Nomor Urut Agenda
Nomor urut agenda merupakan nomor urut naskah dinas dari
buku agenda unit kerja asal naskah dinas. Nomor naskah dinas ini
selain dapat digunakan sebagai sarana untuk mengidentifikasi
naskah dinas, diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi
unit kerja dalam mengelola tata naskah dinas dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi.
Pencatatan naskah dinas dalam buku agenda dikelompokkan
dalam sebelas agenda naskah dinas, yaitu:
1)

Agenda Peraturan

2)

Agenda Keputusan

3)

Agenda SE dan Instruksi

4)

Agenda Surat Perjanjian/MoU

5)

Agenda Surat Tugas

6)

Agenda Kendali Mutu (KM)

7)

Agenda Laporan

8)

Agenda Berita Acara Tindak Lanjut

9)

Agenda Cost Sheet

10) Agenda SPD


11) Agenda Umum

Pengelompokan...

- 60 Pengelompokan ini bertujuan untuk mempermudah pengendalian


atas jumlah setiap naskah dinas yang telah dihasilkan dan
pemenuhan berbagai keperluan informasi, seperti LAKIP, laporan
monitoring penugasan, dan tindak lanjut. Secara teknis, satu buku
agenda yang tebal disekat-sekat per jenis naskah dinas, misalnya
sekat pertama untuk peraturan, kedua untuk keputusan, ketiga
untuk surat edaran/instuksi, dan seterusnya.
Setiap awal tahun, penomoran per kelompok buku agenda tersebut
akan dimulai dengan nomor urut 1.
Contoh:
1)

Peraturan Kepala BPKP Nomor 1 Tahun 2013;

2)

Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-1/K/SU/2013;

3)

S-1/SU02/2/2013;

4)

ST-1/PW05/1/2013;

5)

LAI-1/PW10/5/2013;

6)

ND-1/PW22/1/2013;

7)

SPD-1/PW25/2/2013.

Pengelompokan ini masih dapat ditambahkan sesuai dengan


kebutuhan unit kerja.
Rincian daftar pengelompokan buku agenda dapat dilihat pada
lampiran 65.
d. Kode Unit atau Jabatan/Konseptor Naskah Dinas
Kode unit atau jabatan/konseptor naskah dinas dalam satu kolom
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Kode unit atau jabatan/konseptor naskah dinas adalah nomor
atau

kode

untuk

setiap

unit

kerja/jabatan

struktural

di lingkungan BPKP. Secara umum, kode unit kerja sebagai


konseptor naskah dinas tersedia sampai pejabat eselon III,
kecuali untuk Pusat Informasi Pengawasan, Pusat Pembinaan
Jabatan Fungsional Auditor, Inspektorat, dan Perwakilan
Madya

yang

tersedia

sampai

pejabat

eselon

IV.

Untuk

Subbagian Tata Usaha Perbantuan (pejabat eselon IV) pada


kedeputian, kodenya menggunakan kode eselon III yang
ditunjuk sebagai pembinanya.
Kode menunjukkan dari unit kerja mana naskah dinas berasal,
atau siapa pejabat struktural yang menandatangani naskah
dinas.

Contoh...

- 61 Contoh penulisan kode unit tanpa konseptor:


a)

.../SU/2013 menunjukkan naskah dinas ditandatangani


oleh Sekretaris Utama.

b)

.../SU02/2013
ditandatangani

menunjukkan
oleh

Kepala

naskah

Biro

Kepegawaian

dinas
dan

Organisasi.
c)

.../SU025/2013

menunjukkan

naskah

dinas

ditandatangani oleh Kepala Bagian Tata Laksana.


d)

.../IN/2013 menunjukkan naskah dinas ditandatangani


oleh Inspektur.

e)

.../IN1/2013 menunjukkan naskah dinas ditandatangani


oleh Kepala Subbagian Tata Usaha Inspektorat.

2) Garis miring (/) digunakan untuk menunjukkan kode unit


konseptor.
Contoh:
a)

.../SU02/5/2013
ditandatangani

menunjukkan
oleh

Kepala

naskah

Biro

Kepegawaian

dinas
dan

Organisasi, dikonsepkan oleh Kepala Bagian Tata Laksana.


b)

.../IN/1/2013 menunjukkan naskah dinas ditandatangani


oleh Inspektur, dikonsepkan oleh Kepala Subbagian Tata
Usaha.

3) Tanda baca titik (.) setelah kode unit kerja digunakan untuk
menunjukkan bahwa naskah dinas ditandatangani oleh pejabat
di bawahnya dengan atas nama (a.n.).
Contoh:
a)

.../SU.02/3/2013
ditandatangani

menunjukkan

oleh

Kepala

Biro

naskah
Kepegawaian

dinas
dan

Organisasi atas nama Sekretaris Utama, dikonsepkan oleh


Kepala Bagian Pemindahan dan Pemberhentian.
b)

.../SU02.1/2013

menunjukkan

naskah

dinas

ditandatangani oleh Kepala Bagian Perencanaan dan


Pengembangan

Pegawai

atas

nama

Kepala

Biro

Kepegawaian dan Organisasi.


4) Jika konseptor naskah dinas adalah pejabat eselon IV atau
pejabat fungsional auditor yang tidak tersedia kodenya, maka
kodenya menggunakan kode eselon III dimana pejabat eselon IV

atau...

- 62 atau pejabat fungsional auditor tersebut berada.


Daftar kode unit atau jabatan/konseptor naskah dinas dan daftar
singkatan/akronim unit kerja di lingkungan BPKP, dapat dilihat
pada Lampiran 66 sampai dengan 71.
e. Tahun Pembuatan Naskah Dinas
Tahun pembuatan naskah dinas adalah tahun ketika naskah dinas
dibuat.
Contoh penerapan penomoran naskah dinas yang lengkap sebagai
berikut:
a. Naskah dinas yang ditandatangani tanpa konseptor
Nomor

: SR-8/K/2013

Penjelasan:
: SR

Kolom 1

= Kode jenis naskah dinas adalah


Surat

(S)

dan

kode

sifat

surat

adalah Rahasia (R).


Kolom 2

: 8

= Nomor urut buku agenda surat


rahasia di Tata Usaha Pimpinan
adalah 8.

Kolom 3

: K

= Kode unit kerja penanda tangan


surat adalah Kepala BPKP.

: 2013

Kolom 4

= Tahun

pembuatan

keputusan

adalah tahun 2013.


b. Naskah dinas yang ditandatangani dengan konseptor
Nomor

: KEP-1/K/SU/2013

Penjelasan:
Kolom 1

: KEP

= Kode

jenis

naskah

dinas

adalah

Keputusan.
Kolom 2

: 1

= Nomor urut buku agenda keputusan di


Tata Usaha Pimpinan adalah 1.

Kolom 3

: K/SU

= Kode

penanda

tangan

keputusan

adalah Kepala BPKP dan konseptornya


adalah Sekretariat Utama.
Kolom 4

: 2013

= Tahun pembuatan keputusan adalah


tahun 2013.

c. Naskah...

- 63 c. Naskah dinas yang penandatanganannya didelegasikan


Nomor

: KEP-82/SU02/2/2013

Penjelasan:
Kolom 1

: KEP

= Kode

jenis

naskah

dinas

adalah

Keputusan.
Kolom 2

: 82

= Nomor urut buku agenda keputusan di


Biro

Kepegawaian

dan

Organisasi

tangan

keputusan

adalah 82.
: SU02/2 = Kode

Kolom 3

penanda

adalah Kepala Biro Kepegawaian dan


Organisasi
adalah

dengan

Bagian

konseptornya

Pengangkatan

dan

Kepangkatan Pegawai.
Kolom 4

: 2013

= Tahun pembuatan keputusan adalah


tahun 2013.

d. Naskah dinas yang ditandatangani dengan atas nama (a.n.)


Nomor

: S-141/K.SU/02/2013

Penjelasan
Kolom 1

: S

= Kode jenis naskah dinas adalah Surat


(S).

Kolom 2

: 141

= Nomor

urut

buku

agenda

surat

Kepala BPKP adalah 141.


: K.SU/02 = Kode unit kerja penanda tangan surat

Kolom 3

adalah Sekretariat Utama a.n. Kepala


BPKP dan konseptornya adalah Biro
Kepegawaian dan Organisasi.
Kolom 4

: 2013

= Tahun pembuatan surat adalah 2013.

e. Naskah dinas yang ditandatangani dengan untuk beliau (u.b.)


Nomor

: S-151/K.SU02/2013

Penjelasan
Kolom 1

: S

= Kode jenis naskah dinas adalah


Surat (S).

Kolom 2

: 151

= Nomor urut buku agenda surat Tata


Usaha Pimpinan adalah 151.

Kolom 3...

- 64 Kolom 3

: K.SU02

= Kode unit kerja penanda tangan


surat

adalah

Kepegawian

Kepala

dan

Biro

Organisasi

a.n.

Kepala BPKP u.b. Sekretaris Utama.


Kolom 4

: 2013

= Tahun

pembuatan

surat

adalah

2013.
D. Ketentuan Penyusunan
1. Nomor Halaman
Ketentuan nomor halaman naskah dinas adalah sebagai berikut:
a. Ditulis dengan menggunakan nomor urut angka Arab;
b. Dicantumkan

secara

simetris

di

tengah

atas,

dengan

membubuhkan tanda hubung (-) sebelum dan setelah nomor;


c.

Halaman pertama naskah dinas yang menggunakan kop naskah


dinas, tidak perlu mencantumkan nomor halaman.

2. Jarak Spasi
Ketentuan jarak spasi sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut ini:
a.

Jarak antara bab dan judul adalah 1,5 - 2 spasi;

b. Jika judul lebih dari satu baris, jarak antara baris pertama dan
kedua adalah satu spasi;
c.

Jarak antara judul dan subjudul adalah 3 4 spasi;

d. Jarak antara subjudul dan uraian adalah 1,5 - 2 spasi;


e.

Jarak masing-masing baris disesuaikan dengan keperluan.

Dalam

penentuan

jarak

spasi,

hendaknya

diperhatikan

aspek

keserasian dan estetika, dengan mempertimbangkan banyaknya isi


naskah dinas.
3. Penggunaan Huruf
Naskah dinas menggunakan jenis huruf Arial dengan ukuran 11 atau
12, kecuali untuk naskah dinas berbentuk produk hukum, seperti
peraturan dan keputusan, menggunakan huruf Bookman Old Style
ukuran 12.
4. Kata...

- 65 4. Kata Penyambung
Kata Penyambung adalah kata yang digunakan sebagai tanda bahwa teks
masih berlanjut pada halaman berikutnya (jika naskah dinas lebih dari
satu halaman). Kata Penyambung ditulis pada akhir setiap halaman
pada baris terakhir teks di sudut kanan bawah halaman dengan urutan
Kata Penyambung dan tiga buah titik (tanpa spasi). Kata Penyambung
itu diambil persis sama dari kata pertama halaman berikutnya. Jika
kata pertama dari halaman berikutnya menunjuk pasal atau diberi
garis bawah atau dicetak miring, kata penyambung juga harus
dituliskan sama. Kata Penyambung tidak digunakan untuk pergantian
bagian.
Contoh:
Penulisan kata penyambung pada halaman 1 baris paling bawah
adalah laporan.

laporan...

Kata Penyambung

Kata pertama pada halaman 2 baris paling atas kiri adalah laporan...
dan seterusnya.

laporan audit ...


dan seterusnya.
5. Lampiran
Ketentuan mengenai lampiran sebagai berikut:
a. Nama lampiran ditulis dengan huruf awal kapital, kecuali untuk
naskah dinas produk hukum yang seluruhnya dengan huruf
kapital, dan diletakkan di sudut kanan atas tanpa diakhiri tanda
baca dengan rata kiri.
Contoh lampiran naskah dinas:
Lampiran 1
Surat Sekretaris Utama
Nomor S-54/SU/02/2013
Tanggal 10 Januari 2013
Contoh...

- 66 Contoh lampiran naskah dinas produk hukum:


LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN
DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 2013
TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS
b. Judul lampiran ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang
diletakkan di tengah tanpa diakhiri tanda baca.
Contoh:
DAFTAR REALISASI ANGGARAN
SEMESTER I TAHUN 2013
c. Khusus naskah dinas produk hukum, pada halaman akhir tiap
lampiran harus dicantumkan nama dan tanda tangan pejabat yang
mengesahkan atau menetapkan, ditulis dengan huruf kapital yang
diletakkan di sudut kanan bawah dan diakhiri dengan tanda baca
koma setelah nama pejabat yang mengesahkan atau menetapkan.
Contoh untuk naskah dinas Peraturan:
KEPALA BADAN PENGAWASAN DAN
PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,
tanda tangan
MARDIASMO
d. Jika naskah dinas memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran
diberi nomor urut dengan angka Arab, kecuali produk hukum
dengan

angka

romawi.

Adapun

nomor

halaman

lampiran

melanjutkan dari halaman naskah dinas sebelumnya, kecuali


untuk produk hukum yang dimulai dari halaman satu.
6. Rujukan
Rujukan adalah naskah dinas atau dokumen lain yang digunakan
sebagai dasar acuan atau dasar penyusunan naskah. Penulisan rujukan
dilakukan sebagai berikut:
a. Naskah

dinas

yang

berbentuk

peraturan,

keputusan,

dan

instruksi, rujukannya ditulis di dalam konsiderans mengingat.


b. Naskah dinas yang berbentuk surat perintah, surat tugas, petunjuk
pelaksanaan/teknis, surat edaran, dan pengumuman rujukannya
ditulis di dalam konsiderans dasar.
c. Naskah...

- 67 c. Naskah dinas korespondensi yang memerlukan rujukan ditulis


pada alinea pembuka diikuti substansi/materi yang bersangkutan.
Dalam hal lebih dari satu naskah dinas, rujukan harus ditulis
secara kronologis.
d. Kata rujukan ditulis pada bagian akhir naskah berikut acuan yang
digunakan. Jika rujukan yang digunakan cukup banyak, daftar
rujukan dicantumkan pada bagian akhir sebagai lampiran dan
ditulis rujukan terlampir.
e. Rujukan yang digunakan lebih dari satu harus dinyatakan secara
jelas dengan menggunakan nomor urut, diikuti dengan penulisan
judulnya.
f. Naskah rujukan tidak harus disertakan pada naskah yang
bersangkutan.
7. Ruang Tanda Tangan
a. Pengertian
Ruang tanda tangan adalah tempat pada bagian kaki naskah dinas
yang memuat nama jabatan tanpa dirangkaikan dengan nama
instansi/unit kerja yang dipimpin, kecuali untuk naskah dinas
produk hukum.
b. Cara Penulisan
1) Ruang tanda tangan ditempatkan di sebelah kanan bawah setelah
baris kalimat terakhir.
2) Penulisan nama jabatan dalam naskah dinas
a)

untuk naskah dinas seperti surat dinas, nota dinas, memo,


dan surat tugas/perintah:
(1) nama jabatan ditulis tanpa dirangkaikan dengan nama
instansi/unit kerja, dengan huruf awal kapital, dan
diikuti dengan tanda baca koma serta rata kiri;
(2) nama pejabat yang menandatangani naskah dinas ditulis
dengan huruf awal kapital, diikuti NIP di bawah nama
pejabat, serta rata kiri.

Contoh...

- 68 Contoh:
Kepala Biro,
tanda tangan dan cap jabatan
Nama Kepala Biro
NIP .....................................
b) untuk

naskah

dinas

berupa

produk

hukum,

seperti

Peraturan, Keputusan, Surat Edaran, dan Instruksi:


(1) penulisan

nama

jabatan

ditulis

lengkap

dengan

seluruhnya menggunakan huruf kapital, serta diikuti


dengan tanda baca koma dan rata kiri;
(2) nama pejabat yang menandatangani naskah dinas
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh:
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ... ................. 2013
KEPALA BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK INDONESIA,
tanda tangan dan cap jabatan
MARDIASMO
3) Ruang tanda tangan sekurang-kurangnya empat spasi;
4) Jarak ruang antara tanda tangan dan tepi kanan kertas adalah
3 cm, sedangkan untuk tepi kiri disesuaikan dengan baris
terpanjang.
8. Penentuan Batas/Ruang Tepi
Untuk keserasian dan kerapian (estetika) dalam penyusunan naskah
dinas, permukaan kertas diatur sedemikian rupa agar tidak digunakan
secara penuh. Oleh karena itu, perlu ditetapkan batas antara tepi kertas
dan naskah, baik pada tepi atas, kanan, bawah, maupun pada tepi kiri
sehingga terdapat ruang yang dibiarkan kosong. Penentuan ruang tepi

sebaiknya...

- 69 sebaiknya dilakukan berdasarkan ukuran yang terdapat pada peralatan


yang digunakan untuk membuat naskah dinas, yaitu:
a.

Ruang tepi atas

: apabila menggunakan kop naskah dinas 1 cm


dari tepi atas, dan apabila tanpa kop naskah
dinas atau halaman berikutnya, sekurangkurangnya 2 cm dari tepi atas kertas;

b. Ruang tepi bawah

: sekurang-kurangnya 2,5 cm dari tepi bawah


kertas;

c.

Ruang tepi kiri

: sekurang-kurangnya 3 cm dari tepi kiri kertas;


batas ruang tepi kiri tersebut diatur cukup
lebar agar pada waktu dilubangi untuk
kepentingan penyimpanan dalam ordner/
snelhechter tidak berakibat hilangnya salah
satu huruf/kata/angka pada naskah dinas
tersebut;

d.

Ruang tepi kanan

: sekurang-kurangnya 2 cm dari tepi kanan


kertas.

Catatan:
Dalam pelaksanaannya, penentuan ruang tepi seperti tersebut di atas
bersifat fleksibel, disesuaikan dengan banyak atau tidaknya isi suatu
naskah dinas. Penentuan ruang tepi (termasuk juga jarak spasi dalam
paragraf) hendaknya memperhatikan aspek keserasian dan estetika.
9. Warna Tinta
Pengetikan/pencetakan, penulisan, penandatanganan, dan cap pada
naskah dinas menggunakan warna tinta sebagai berikut:
a) Pengetikan/pencetakan naskah dinas
Secara umum, naskah dinas diketik/dicetak dengan menggunakan
tinta berwama hitam.
b)

Pengendalian penggunaan warna tinta


(1) Ketua tim dan anggota tim serta staf menggunakan tinta
berwarna biru.
(2) Pejabat eselon IV dan pengendali teknis menggunakan tinta
berwarna hijau.

(3) Pejabat...

- 70 (3) Pejabat eselon III dan pengendali mutu menggunakan tinta


berwarna hitam.
(4) Pejabat eselon I, II, dan III mandiri menggunakan tinta berwarna
hitam atau turkiesh-blue.
c) Penggunaan warna tinta cap dinas
Tinta cap dinas menggunakan warna ungu, kecuali logo harus
berwarna.
E. Media/Sarana Penyusunan Naskah Dinas
Media/sarana penyusunan naskah dinas adalah alat untuk
merekam informasi yang dikomunikasikan, baik dalam bentuk kertas,
sampul surat, maupun alat pengolah kata. Hal ini selain terkait dengan
standardisasi peralatan kantor yang ada, juga dimaksudkan agar
muatan materi informasi pada masing-masing jenis naskah dinas dapat
tertampung sebagaimana mestinya.
1. Kertas
Standardisasi ukuran kertas merupakan faktor penting untuk
menjamin kualitas penerapan tata naskah dinas yang efektif dan
efisien. Untuk maksud tersebut, penggunaan ukuran kertas perlu
diseragamkan untuk jenis-jenis naskah dinas tertentu.
a. Ukuran Kertas
Penggunaan ukuran kertas diatur sebagai berikut:
1) Naskah

dinas

yang

berbentuk

produk

hukum,

seperti

peraturan dan keputusan, menggunakan kertas ukuran F4.


2) Naskah dinas kertas kerja pengawasan menggunakan kertas
berwarna kuning dengan ukuran A4, F4, double folio, atau
ukuran lain sesuai dengan kebutuhan.
3) Naskah dinas selain produk hukum, seperti naskah dinas
penugasan,

naskah

dinas

korespondensi,

naskah

dinas

khusus, dan laporan menggunakan kertas ukuran A4.


b. Jenis Kertas
Penggunaan jenis kertas diatur sebagai berikut:
1) Kertas yang digunakan untuk kegiatan dinas adalah HVS putih 70
gram dan maksimal 80 gram.
2) Penggunaan kertas HVS di atas 80 gram atau jenis lain, seperti
kertas dengan nilai keasaman tertentu, hanya terbatas untuk jenis

naskah...

- 71 naskah dinas dengan jangka waktu simpan lebih dari sepuluh


tahun atau bernilai guna permanen.
2. Sampul Surat
Sampul surat adalah sarana kelengkapan penyampaian naskah
dinas, terutama untuk surat dinas. Penggunaan sampul surat untuk
surat dinas disesuaikan dengan kebutuhan, dengan pertimbangan
efisiensi biaya.
Untuk efisiensi dan pengamanan surat dinas, penggunaan sampul
surat ditetapkan sebagai berikut:
a. Ukuran
1) Surat dinas klasifikasi biasa, menggunakan sampul surat
ukuran 105 x 227 mm.
2) Surat dinas klasifikasi rahasia, menggunakan sampul surat
dua rangkap, sampul surat dalam berukuran 105 x 227 mm,
dan sampul surat luar berukuran 115 x 245 mm dengan
ketebalan antara 35,5 100 g/m2. Tulisan Rahasia hanya
dibubuhkan pada sampul surat luar.
3) Surat dinas yang dilipat dua, menggunakan sampul surat
ukuran 176 x 250 mm.
4) Surat

dinas

dengan

kertas

ukuran

A.4

tanpa

dilipat,

menggunakan sampul surat ukuran 229 x 324 mm.


5) Surat dinas dengan kertas C.4 tanpa dilipat, menggunakan
sampul surat ukuran 250 x 353 mm.
6) Surat dinas lingkup intern, namun berbeda lokasi dan materi
surat dengan klasifikasi rahasia, juga menggunakan sampul
surat dinas sebagaimana surat dinas lingkup ekstern. Untuk
surat dinas lingkup intern yang berada dalam satu lokasi, tidak
harus menggunakan sampul surat dinas.
b. Warna dan kualitas
Sampul surat menggunakan kertas tahan lama berwarna putih
atau coklat muda, dengan kualitas memadai sehingga sesuai
dengan

ukuran

dan

berat

naskah

atau

surat

dinas

yang

dikirimkan.
c. Cara melipat dan memasukkan surat dinas ke dalam sampul
Surat dinas yang sudah diketik rapi akan kehilangan penampilannya

yang...

- 72 yang menarik jika cara melipat dan memasukkannya ke dalam sampul


kurang cermat dan tidak hati-hati. Surat yang sudah dilipat sudutsudutnya harus bertemu dan lipatannya harus lurus dan tidak
kusut. Sebelum kertas surat dilipat, terlebih dahulu perlu
dipertimbangkan sampul yang akan digunakan. Cara melipat surat
yang akan dimasukkan ke dalam sampul surat dinas adalah sepertiga
bagian bawah lembaran surat dilipat ke depan dan sepertiga bagian atas
dilipat ke belakang. Selanjutnya, surat dimasukkan ke dalam sampul
dengan bagian kepala surat menghadap ke depan ke arah penerima/
pembaca surat.
Contoh cara melipat:

3. Alat Pengolah Kata


Jenis alat pengolah kata yang dapat digunakan dalam tata naskah
dinas, yaitu mesin ketik manual/elektrik dan komputer.
Pengetikan semua jenis naskah dinas yang menggunakan mesin
ketik menggunakan huruf PICA, yaitu huruf yang dalam satu inci
mendatar/horizontal sama dengan sepuluh huruf atau sepuluh
ketukan, dan satu inci tegak lurus/vertikal sama dengan enam
baris/kait.
Pengetikan dengan komputer menggunakan tipe huruf Arial ukuran
12 atau 11, dengan 1 atau 1,5 spasi, sesuai dengan materi/informasi
naskah dinas yang harus dimuat dalam ukuran kertas tertentu.
F. Penggunaan Bahasa
1. Bahasa yang digunakan di dalam naskah dinas harus jelas, tepat,
dan menguraikan maksud, tujuan, serta isi naskah. Untuk itu, perlu
diperhatikan pemakaian kata dan kalimat dalam susunan yang baik
dan benar, sesuai dengan kaidah tata bahasa yang berlaku, yaitu Tata
Bahasa Baku Indonesia dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.

2. Ejaan...

- 73 2. Ejaan yang digunakan di dalam naskah adalah Ejaan Bahasa


Indonesia yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0543a/U/1987 tanggal 9 September 1987 tentang
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempumakan dan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0389/U/1988
tanggal 11 Agustus 1988 tentang Penyempurnaan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah.
3. Tata urutan pemerian dalam penulisan naskah dinas sebagai berikut:
a. Tingkat pertama, menggunakan angka Romawi besar: I, II, III, dst.
b. Tingkat kedua, menggunakan huruf kapital yang diikuti dengan
tanda baca titik (.): A. , B. , C. , dst.
c. Tingkat ketiga, menggunakan angka Arab yang diikuti dengan
tanda baca titik (.): 1. , 2. , 3. , dst.
d. Tingkat keempat, menggunakan huruf kecil yang diikuti dengan
tanda baca titik (.): a. , b. , c. , dst.
e. Tingkat kelima, menggunakan angka Arab yang diikuti dengan
simbol kurung tutup: 1), 2), 3), dst.
f. Tingkat keenam, menggunakan huruf kecil yang diikuti dengan
simbol kurung tutup: a), b), c), dst.
g. Tingkat ketujuh, menggunakan angka Arab yang diawali dengan
kurung buka dan diakhiri dengan kurung tutup: (1), (2), (3), dst.
h. Tingkat kedelapan, menggunakan huruf kecil yang diawali dengan
kurung buka dan diakhiri dengan kurung tutup : (a), (b), (c), dst.
i. Tingkat kesembilan, menggunakan angka Arab yang diawali
dengan kurung buka kurawal dan diakhiri dengan kurung tutup
kurawal: {1}, {2}, {3}, dst.
j. Tingkat kesepuluh, menggunakan huruf kecil yang diawali dengan
kurung buka kurawal dan diakhiri dengan kurung tutup kurawal:
{a}, {b}, {c}, dst.
G. Estetika dan Etika
Estetika dan etika penulisan naskah dinas dapat terlihat dari
keindahan tampilan naskah dinas dan gaya bahasa yang digunakan
dalam naskah dinas.
1. Keindahan
Keindahan dalam penyusunan naskah dinas merupakan hal yang
perlu mendapat perhatian, antara lain: kertas yang bersih, tidak

terdapat...

- 74 terdapat salah ketik, menggunakan tinta yang jelas, dan layout yang
serasi.

Tampilan

naskah

dinas

yang

indah

dan

serasi

akan

memberikan kesan penghormatan kepada pihak penerima naskah


dinas.
2. Gaya Bahasa
Dalam naskah dinas, terutama dalam surat-surat dinas, seringkali
terdapat gaya bahasa atau ungkapan-ungkapan sebagai berikut:
a) Saya
Ungkapan

Saya

digunakan

apabila

dalam

kalimat

surat

suasananya lebih menekankan pada pribadi penulis. Hal tersebut


biasanya terjadi pada surat-surat yang bersifat pribadi atau memo,
dan terlepas dari suasana jabatannya.
b) Kami
Ungkapan Kami digunakan apabila dalam kalimat surat lebih
menekankan pada unsur instansi/organisasi dan mengikatkan diri
pada suasana jabatannya.
c) Dengan hormat
Ungkapan Dengan hormat sebagai kata pembukaan surat adalah
tidak lazim digunakan dalam surat dinas, sedangkan kata-kata
Dengan

hormat

di

tengah-tengah

kalimat

surat

dapat

saja

digunakan untuk menunjukkan sopan-santun dalam pergaulan


kedinasan.
d) Terima kasih
Ungkapan terima kasih tidak perlu berlebihan, misalnya ditambah
dengan kata-kata banyak, yang sebesar-besarnya, yang sedalamdalamnya atau sebelum dan sesudahnya. Penulisannya secara
sederhana

saja,

misalnya:

Atas

perhatian

Saudara,

kami

mengucapkan terima kasih.


e) Kata penghormatan
Kata-kata seperti perkenan dan menghaturkan, dapat dipakai
dalam kalimat surat untuk menghormati pejabat yang lebih tinggi.
H. Pengelolaan Naskah Dinas Produk Hukum
1. Naskah Dinas Produk Hukum yang Berlaku secara Nasional
Setiap produk hukum Kepala BPKP berbentuk peraturan yang ruang

lingkupnya...

- 75 lingkupnya berlaku secara nasional (ke dalam dan ke luar BPKP),


serta telah mendapat delegasi wewenang dari peraturan perundangundangan yang lebih tinggi, misalnya peraturan yang mengatur
tentang SPIP dan APIP, setelah ditetapkan harus diundangkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Adapun

tujuan

pengundangan

tersebut

adalah

untuk

menyebarluaskan isi dan maksud peraturan kepada masyarakat, agar


khalayak mengetahui peraturan tersebut dan dapat memahami isi,
serta maksud yang terkandung dalam peraturan tersebut.
Contoh:
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2012 Tentang
Petunjuk Teknis Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Secara Online.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Mei 2012
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.
AZWAR ABUBAKAR
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 8 Juni 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIATAHUN 2012 NOMOR 591
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN PAN DAN RB
Kepala Biro Hukum dan Humas,
tanda tangan dan cap jabatan
Gatot Sugiharto

2. Naskah...

- 76 2. Naskah Dinas Produk Hukum yang Berlaku untuk Lingkup BPKP


Unit kerja konseptor dalam setiap pembuatan Peraturan Kepala
(Perka) dan Keputusan Kepala harus melalui mekanisme due process
sebagai berikut:
a. Due Process atas Pembuatan Peraturan Kepala BPKP
1) Unit kerja konseptor menyusun draf final Perka (termasuk
lampiran).
2) Selanjutnya, meminta legal drafting ke Biro Hukum dan Humas,
dengan tembusan kepada Sekretaris Utama.
3) Setelah itu, konseptor menyampaikan draf final Perka beserta
verbal kepada Kepala BPKP, dengan mencantumkan nomor
surat legal drafting.
4) Setelah

Perka

ditandatangani,

Kasubbag

TU

Pimpinan

mengadministrasikan verbal dan Perka yang berparaf (arsip) dan


menyampaikan satu eksemplar Perka yang tidak berparaf (asli)
kepada konseptor untuk dibuatkan salinan Perka.
5) Selanjutnya, konseptor Perka membuat salinan Perka dalam
rangkap dua dan disampaikan kepada Kepala Biro Hukum dan
Humas untuk ditandatangani. Setelah ditandatangani, salinan
Perka yang berparaf (arsip) disimpan di Biro Hukum dan Humas,
sedangkan salinan yang tidak berparaf dikembalikan kepada
konseptor Perka untuk digandakan dan didistribusikan sesuai
dengan kebutuhan.
6) Distribusi Perka hanya dalam bentuk salinan, yang dibuat oleh
konseptor Perka dan disampaikan kepada Kepala Biro Hukum
dan Humas untuk ditandatangani. Tata cara penulisan salinan
adalah diketik pada bagian kiri bawah, dua baris di bawah nama
Kepala BPKP, sedangkan pada kolom tanda tangan Kepala BPKP
cukup ditulis ttd..
Contoh:
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ... ................. 2013
KEPALA BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
MARDIASMO
Salinan...

- 77 -

Salinan sesuai dengan aslinya


Kepala Biro Hukum dan Humas,
tanda tangan dan cap jabatan
Momock Bambang Sumiarso
NIP 19550210 198503 1 002
b. Due Process atas Pembuatan Keputusan Kepala BPKP
1) Unit kerja konseptor menyusun draf final Keputusan Kepala BPKP
(termasuk lampiran).
2) Selanjutnya, meminta legal drafting ke Biro Hukum dan Humas,
dengan tembusan kepada Sekretaris Utama.
3) Setelah itu, konseptor menyampaikan draf final Keputusan Kepala
beserta verbal kepada Kepala BPKP, dengan mencantumkan nomor
surat legal drafting.
4) Setelah Keputusan Kepala ditandatangani, Kasubbag TU Pimpinan
mengadministrasikan verbal dan Keputusan Kepala yang berparaf
(arsip) dan menyampaikan satu eksemplar Keputusan Kepala yang
tidak berparaf (asli) kepada konseptor untuk dibuatkan salinan
Keputusan Kepala.
5) Selanjutnya,

konseptor

Keputusan

Kepala

membuat

salinan

Keputusan Kepala dalam rangkap dua dan disampaikan kepada


Kepala Biro Hukum dan Humas untuk ditandatangani, kecuali
untuk

produk

hukum

di

bidang

kepegawaian,

salinan

ditandatangani oleh Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi.


Setelah ditandatangani, salinan Keputusan Kepala yang berparaf
(arsip) disimpan di Biro Hukum dan Humas, sedangkan salinan
yang tidak berparaf dikembalikan kepada konseptor Keputusan
untuk digandakan dan didistribusikan sesuai dengan kebutuhan.
6) Distribusi Keputusan Kepala hanya dalam bentuk salinan yang
dibuat oleh konseptor dan disampaikan kepada Kepala Biro
Hukum dan Humas untuk ditandatangani. Tata cara penulisan
salinan adalah diketik pada bagian kiri bawah, dua baris di bawah
nama Kepala BPKP, sedangkan pada kolom tanda tangan Kepala
BPKP cukup ditulis ttd..

Contoh...

- 78 Contoh Keputusan Kepala di bidang kepegawaian:


Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ..... .................. 2013
KEPALA BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,
ttd.
MARDIASMO
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi,
tanda tangan dan cap jabatan
Dadang Kurnia
NIP 19610930 198203 1 001

BAB IV...

- 79 -

BAB IV
TATA SURAT DINAS
Surat-menyurat,

yang

termasuk

dalam

kategori

naskah

dinas

korespondensi ekstern, merupakan kegiatan yang sangat penting untuk


mendukung terselenggaranya tugas dan fungsi instansi. Surat dinas berfungsi
sebagai alat untuk menyampaikan informasi kedinasan kepada pihak lain
di luar instansi/unit kerja yang bersangkutan. Oleh karena itu, diperlukan
tata surat dinas yang baik agar mendukung efektivitas dan efisiensi instansi/unit
kerja.
A. Ketentuan Surat-Menyurat
Dalam surat-menyurat, beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan
seperti di bawah ini.
1. Tata cara dan prosedur surat-menyurat kedinasan harus menggunakan
sarana komunikasi resmi serta dilaksanakan secara cermat dan teliti agar
tidak menimbulkan salah penafsiran.
2. Koordinasi antarpejabat sebaiknya dilakukan dengan mengutamakan
metode yang paling cepat dan tepat, seperti diskusi, kunjungan pribadi,
dan jaringan teknologi informasi. Jika diperlukan koordinasi, penyusunan
surat dinas oleh pejabat yang terkait dapat dilakukan mulai tahap
penyusunan draf sehingga perbaikan pada konsep final dapat dihindari.
3. Tindak lanjut terhadap surat masuk/keluar adalah sebagai berikut:
a. Unit kerja penerima harus segera memberikan jawaban terhadap
konfirmasi yang dilakukan oleh instansi/unit kerja pengirim;
b. Unit kerja pengirim harus segera menginformasikan kepada penerima
surat atas keterlambatan jawaban dalam suatu proses komunikasi.
4. Waktu penandatanganan surat harus memerhatikan jadwal pengiriman
surat dan segera dikirim setelah ditandatangani.
5. Salinan
Salinan surat hanya diberikan kepada yang berhak dan memerlukan,
yang dinyatakan dengan nama penerima dalam tembusan.
Salinan surat dibuat terbatas hanya untuk kebutuhan berikut:
a. Salinan tembusan, yaitu salinan surat yang disampaikan kepada

pejabat yang secara fungsional terkait;


b. Salinan laporan, yaitu salinan surat yang disampaikan kepada

pejabat...

- 80 -

pejabat yang berwenang;


c. Salinan untuk arsip, yaitu salinan surat yang disimpan untuk

kepentingan pemberkasan arsip.


6. Tingkat Keamanan
a. Sangat Rahasia (kode SR)

1) tingkat keamanan isi surat dinas yang tertinggi;


2) sangat erat hubungannya dengan keamanan dan keselamatan
negara;
3) jika jatuh ke tangan yang tidak

berhak, surat ini akan

membahayakan keamanan dan keselamatan negara.


b. Rahasia (kode R)

1) tingkat keamanan isi surat dinas yang berhubungan erat dengan


keamanan dan keselamatan negara;
2) jika jatuh ke tangan yang tidak berhak, surat ini akan merugikan
negara.
c. Biasa (tanpa kode)

1) tingkat keamanan isi suatu surat dinas yang tidak termasuk


dalam butir a dan b;
2) tidak berarti bahwa isi surat dinas tersebut dapat disampaikan
kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
7. Kecepatan Penyampaian
a. Sangat

segera adalah

surat

dinas

yang

harus

diselesaikan/

dikirim/disampaikan pada hari yang sama dengan batas waktu


24 jam.
b. Segera

adalah surat dinas yang harus diselesaikan/dikirim/

disampaikan dalam waktu 2 x 24 jam.


c. Biasa

adalah

surat

dinas

yang

harus

diselesaikan/dikirim/

disampaikan menurut urutan yang diterima oleh bagian pengiriman,


sesuai dengan jadwal perjalanan caraka/kurir.
B. Format dan Susunan Surat Dinas
Format surat keluar yang digunakan adalah setengah balok atau
setengah

rata

(semi

block

form).

Pengetikan

dengan

komputer

menggunakan tipe huruf Arial ukuran 12 atau 11.


Adapun susunan surat keluar sebagai berikut:

1. Kepala...

- 81 -

1. Kepala Surat
Bagian kepala surat dinas terdiri atas kop, nomor, tanggal, klasifikasi,
lampiran, hal, serta tujuan dan alamat surat, dengan uraian seperti
di bawah ini.
a. Kop Surat
Kop surat dinas yang digunakan merupakan kop naskah dinas
pejabat yang menerbitkan surat dinas, sebagaimana telah diatur
pada sebelumnya. Kop surat digunakan pada halaman pertama
surat dinas.
b. Nomor Surat
Nomor surat dinas mengikuti ketentuan penomoran naskah dinas,
sebagaimana telah diatur pada sebelumnya.
Nomor diketik dengan huruf awal kapital di sebelah kiri di bawah
kop surat dinas.
c. Tanggal Surat
Tanggal surat ditulis dengan urutan sebagai berikut:
1) Tanggal ditulis dengan angka arab;
2) Bulan ditulis dengan huruf lengkap;
3) Tahun ditulis lengkap empat digit dengan angka arab.
Tanggal pembuatan surat tidak perlu didahului nama kota, kecuali
untuk surat yang ditandatangani Kepala BPKP, diketik di sebelah
kanan atas sejajar/sebaris dengan nomor surat.
Contoh 1:
24 September 2012
Contoh 2:
Tanggal untuk surat yang ditandatangani Kepala BPKP
Jakarta, 24 September 2012
d. Klasifikasi Surat
Klasifikasi

surat

dituliskan

bila

tingkatan

kecepatan

waktu

penanganan surat, mulai dari konseptor hingga proses pengiriman,


sangat segera atau segera. Adapun bila tingkat kecepatannya biasa
maka klasifikasi surat tidak perlu dituliskan.
e. Lampiran Surat
Lampiran surat dituliskan banyaknya lembar/eksempar/buku/
berkas/nama barang, dengan penjelasan:
1) istilah...

- 82 -

1) istilah lembar digunakan untuk lampiran yang berbentuk


lembaran kertas dan tidak terjilid;
2) bila terjilid digunakan istilah eksemplar;
3) bila berbentuk buku/pedoman digunakan istilah buku;
4) istilah berkas digunakan untuk kumpulan hasil suatu proses
kegiatan, contoh: beberapa dokumen yang dilampirkan untuk
keperluan kenaikan pangkat ditulis satu berkas.
5) bila lampiran berbentuk barang, maka digunakan istilah yang
sesuai nama barangnya, misalnya compact disc (CD), ditulis satu
keping CD.
Untuk surat yang tidak memiliki lampiran, maka tulisan lampiran
tidak perlu dicantumkan dalam surat. Tulisan Lampiran diketik
dengan huruf awal kapital di sebelah kiri di bawah nomor.
f. Hal Surat
Hal surat adalah materi pokok surat yang dinyatakan dengan
kelompok kata singkat tetapi jelas.
Hal surat perlu dicantumkan dengan alasan:
1) menyampaikan

penjelasan

singkat

tentang

materi

yang

dikomunikasikan dan menjadi rujukan dalam komunikasi;


2) memudahkan

penentuan

alur

pengiriman

surat

atau

pemberkasan dan penyimpanan surat.


Hal surat diketik dengan ketentuan sebagai berikut:
1) tulisan Hal diketik dengan huruf awal kapital di sebelah kiri,
di bawah lampiran;
2) panjang baris materi hal adalah setengah lebih dari lebar surat,
namun tidak melebihi tulisan awal angka tanggal surat;
3) materi hal rata kanan kiri (justify), jarak baris 1 spasi, dan tidak
diakhiri dengan tanda baca titik.
g. Tujuan dan Alamat Surat
1) Penulisan tujuan surat sebagai berikut:
a) surat dinas ditujukan kepada nama penerima surat (nama
jabatan atau nama orang), ditulis singkatan Yth. diikuti
dengan nama penerima surat.

b) jika...

- 83 -

b) jika penerima surat lebih dari satu, nama penerima surat


ditulis di bawah singkatan Yth. dengan diberi nomor urut,
dengan jarak baris 1 spasi;
c) jika penerima surat lebih dari cukup banyak, sebaiknya
nama penerima surat dibuatkan daftar lampiran tersendiri;
d) kata Yth. diketik sejajar di bawah Hal;
e) sebutan Bapak, Ibu, atau Saudara digunakan sebagai tanda
penghormatan kepada atasan atau yang dianggap lebih
senior, diikuti dengan nama pejabat, bukan nama jabatan,
dan boleh diikuti dengan nama gelar sebelum nama pejabat
yang bersangkutan;
f) panjang baris adalah setengah lebih dari lebar surat, namun
tidak melebihi tulisan awal angka tanggal surat.
2) Penulisan alamat pada lembar surat, yaitu:
a) ditulis tanpa alamat lengkap, cukup nama kota atau nama
institusi, yang di depannya didahului dengan kata depan di;
b) tanpa kode pos;
Contoh 1:
Yth. Sekretaris Utama
di Jakarta
Contoh 2:
Yth.
1. Para Deputi Kepala BPKP
2. Para Kepala Biro
3. Para Kepala Pusat
4. Inspektur
5. Para Kepala Perwakilan
di lingkungan BPKP
Contoh 3:
Yth. Bapak Dadang Kurnia
di Jakarta
Contoh 4:
Yth. Tim Satgas Penyelenggaraan SPIP Setma
(daftar nama terlampir)
di Jakarta
3) Untuk Perhatian (u.p.)
Penerima surat untuk perhatian (u.p.) dapat digunakan untuk:

a) mempercepat...

- 84 -

a) mempercepat penyelesaian surat yang diperkirakan cukup


dilakukan oleh pejabat atau staf tertentu;
b) mempermudah penyampaian kepada pejabat yang dituju
dan

untuk

mempercepat

penyelesaian

sesuai

dengan

maksud surat;
c) mempercepat penyelesaian surat tanpa harus menunggu
pimpinan instansi/unit kerja.
Contoh:
Yth. Sekretaris Utama
u.p. Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi
di Jakarta
2. Batang Tubuh Surat
Bagian batang tubuh surat dinas terdiri atas alinea pembuka, isi, dan
penutup. Alinea adalah sekelompok kalimat pernyataan yang berkaitan
satu dengan yang lain, yang merupakan satu kesatuan. Alinea
ditandai dengan takuk, yaitu 6 ketuk atau spasi. Surat dinas diketik
1 1,5 spasi dan antar alinea diberi jarak 1,5 - 2 spasi. Surat dinas
yang terdiri atas satu alinea jarak antarbarisnya adalah dua spasi.
Kalimat surat sebaiknya menggunakan kalimat aktif dan juga
memerhatikan estetika tampilan surat.
a. Alinea pembuka adalah kalimat pembuka atau pengantar surat
untuk mengarahkan pembaca pada pokok isi surat. Contoh
kalimat pembuka yang lazim digunakan dalam surat dinas
misalnya:
1) Menindaklanjuti surat Sekretaris Utama nomor /SU/02/2013
tanggal ......... ;
2) Sehubungan dengan surat Saudara nomor /SU/02/2013
tanggal ......;
3) Bersama ini kami sampaikan laporan kegiatan ....................... ;
4) Sesuai dengan keputusan rapat panitia tanggal ............. ;
5) Dengan ini kami informasikan bahwa ......... .
b. Isi surat merupakan pokok materi surat yang memuat sesuatu
yang

diberitahukan/dikemukakan/dikehendaki

oleh

pembuat

surat, dengan harapan untuk memperoleh tanggapan, jawaban,


atau reaksi dari penerima surat. Setiap alinea materi surat hanya
berbicara tentang satu masalah, jika ada masalah lain sebaiknya

dituangkan...

- 85 -

dituangkan dalam alinea yang berbeda. Kalimat dalam alinea


materi surat hendaknya pendek, tetapi jelas.
c. Penutup surat adalah kalimat untuk mengakhiri surat. Contoh
kalimat penutup yang lazim digunakan misalnya:
1) Atas perhatian Saudara, kami mengucapkan terima kasih;
2) Demikian laporan kami, agar mendapat perhatian Bapak;
3) Sambil menunggu kabar lebih lanjut, kami mengucapkan
terima kasih;
4) Mudah-mudahan jawaban kami bermanfaat bagi Saudara.
3. Kaki Surat
Bagian kaki surat dinas terdiri atas:
a. Ruang Tanda Tangan
1) Ruang tanda tangan surat ditempatkan di sebelah kanan bawah
setelah baris kalimat terakhir. Penempatan posisi ruang tanda
tangan tersebut kurang lebih terletak di sepertiga sebelah
kanan kertas secara vertikal dengan format rata kiri;
2) Nama jabatan pejabat yang menandatangani surat, ditulis
dengan huruf kapital pada setiap awal unsurnya, dan diakhiri
dengan tanda baca koma;
3) Tanda tangan dan cap dinas pejabat ditempatkan antara nama
jabatan dan nama pejabat;
4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani surat, ditulis
dengan huruf kapital pada setiap awal unsurnya, tanpa
mencantumkan gelar.
Contoh:
Kepala Biro,

Dadang Kurnia
NIP 19610930 198203 1 001
b. Tembusan
1) Tulisan Tembusan diketik dengan huruf awal kapital di sebelah
kiri, satu baris di bawah baris NIP penanda tangan surat, dan
diikuti dengan tanda baca titik dua (tanpa garis bawah);
2) Pihak yang diberi tembusan diletakkan di bawah tulisan
Tembusan, dengan huruf kapital di setiap awal kata, tanpa
diakhiri...

- 86 -

diakhiri dengan tanda baca. Jika pihak yang diberi tembusan


lebih dari satu, maka penerima tembusan diberi nomor urut,
dengan jarak baris 1 spasi;
3) Banyaknya jumlah tembusan surat dinas harus memerhatikan
prinsip efisiensi, dalam arti hanya ditembuskan kepada pihak
yang benar-benar berkepentingan atau yang terkait dengan
substansi surat dinas.
Contoh 1:
Tembusan:
Sekretaris Utama
Contoh 2:
Tembusan:
1. Kepala BPKP
2. Inspektur
C. Penanganan Surat
Penanganan

surat

dinas

harus

mencerminkan

unsur

pengendalian, yang antara lain mencakup keamanan dari risiko hilang


atau tercecer, ketepatan pihak yang menerima, kecepatan penanganan,
dan tingkat kerahasiaan. Penanganan tersebut menyangkut unsur fisik
dan informasinya, yang diatur melalui prosedur yang dimulai dari
penerimaan surat, pencatatan, pengolahan, penyusunan konsep surat,
penandatanganan, penggandaan, pengiriman, hingga penyimpanan.
Penanganan surat dinas mencakup surat masuk dan surat keluar,
seperti diuraikan di bawah ini.
1. Penanganan Surat Masuk
Surat masuk adalah semua surat dinas yang diterima. Untuk
memudahkan pengawasan dan pengendalian, penerimaan surat
sebaiknya dilakukan melalui satu pintu, yaitu pihak atau subbagian
yang bertugas menangani pengelolaan surat.
Penerimaan surat masuk di Kantor BPKP Pusat diselenggarakan oleh
Subbagian Persuratan, Kearsipan, dan Penggandaan pada Biro
Umum, sedangkan di unit kerja mandiri dilaksanakan oleh Subbagian
Umum/Tata Usaha. Jika surat masuk disampaikan langsung kepada
pejabat yang membidangi urusannya, pejabat tersebut berkewajiban
memberi tahu kepada subbagian atau pihak yang diberi wewenang

melaksanakan...

- 87 -

melaksanakan penerimaan surat tersebut.


Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam penanganan surat masuk
seperti di bawah ini.
a. Alur Surat-Menyurat
Alur surat-menyurat harus melalui hierarki/garis kepemimpinan,
mulai dari tingkat pimpinan tertinggi instansi/unit kerja hingga ke
pejabat struktural terendah yang berwenang sehingga dapat
dilakukan pengendalian penyelesaian.
b. Disposisi
1) Disposisi adalah petunjuk tertulis mengenai tindak lanjut
pengelolaan surat dinas. Petunjuk tersebut ditulis secara jelas
pada lembar disposisi, tidak pada naskah asli. Lembar disposisi
merupakan satu kesatuan dengan naskah/surat dinas yang
bersangkutan.
2) Lembar disposisi berisi petunjuk tertulis mengenai tindak lanjut
pengelolaan surat dinas dari atasan ke bawahan secara
berjenjang dan menyatu (dari Kepala BPKP kepada pejabat
eselon I dan II Mandiri, dari eselon I kepada eselon II/III/IV,
dan dari eselon II Mandiri kepada eselon III/IV), sehingga
menghasilkan tindak lanjut yang diharapkan dari pemberi
disposisi

tertinggi,

mempermudah

proses

disposisi,

dan

menghemat penggunaan kertas dengan cara membagi dua


kertas ukuran A4 untuk satu lembar disposisi.
Adapun contoh lembar disposisi dan petunjuk pengisiannya dapat
dilihat pada lampiran 54 60.
c. Penanganan Surat dengan Tingkat Keamanan Tertentu
Surat yang mengandung materi dengan tingkat keamanan tertentu
(sangat rahasia dan rahasia) harus dijaga keamanannya. Tanda
tingkat keamanan ditulis dengan cap (tidak diketik) berwama merah
pada bagian atas dan bawah setiap halaman surat dinas. Jika Surat
Dinas tersebut disalin, cap tingkat keamanan pada salinan harus
dengan warna yang sama dengan warna cap pada surat asli.
Penanganan surat masuk dilaksanakan melalui tahapan berikut:

a. Penerimaan...

- 88 -

a. Penerimaan
Surat

masuk

yang

diterima

dalam

sampul

tertutup,

dan

dikelompokkan serta ditangani berdasarkan tingkat keamanan


(sangat rahasia,

rahasia,

dan biasa)

dan tingkat kecepatan

penyampaiannya (sangat segera, segera, dan biasa).


Untuk kelompok surat sangat segera dan segera, diberi catatan
pada lembaran kertas kecil dengan tulisan CITO (agar didahulukan),
dan dimasukan dalam map berwarna hijau.
b. Pencatatan
1) Surat masuk diterima dari petugas penerimaan (kurir, petugas
kantor pos, ekspeditur, atau satpam) dengan tanda terima,
kemudian dicatat sesuai dengan tingkat keamanan dan tingkat
kecepatan penyampaiannya.
2) Pencatatan surat masuk dalam satu tahun dimulai dari
nomor 1 pada bulan Januari dan berakhir pada nomor terakhir
pada tanggal 31 Desember.
3) Semua surat masuk pertama kali dicatat pada buku agenda.
Buku agenda adalah sarana utama pengendalian dan pengawasan
surat masuk. Selain buku agenda, pengurusan surat masuk dapat
menggunakan sarana lain sesuai dengan kebutuhan.
4) Pencatatan

surat

selalu

dilakukan

pada

setiap

terjadi

pemindahan dan penyimpanan.


c. Penilaian
1) Pada tahap penilaian, surat dinilai apakah akan disampaikan
pimpinan atau dapat disampaikan langsung kepada pejabat
yang menangani. Surat masuk yang beralamat pribadi (nama
orang) dinilai termasuk surat yang harus disampaikan langsung
kepada yang bersangkutan dalam keadaan sampul tertutup.
2) Selain penilaian penyampaian surat, dilakukan pula penilaian
penanganan surat, apakah surat masuk itu akan diproses biasa
atau melalui proses pemberkasan naskah.
3) Untuk surat yang tingkat keamanannya sangat rahasia dan
rahasia, pejabat dapat membubuhi kode kerahasiaan pada
surat dimaksud.
d. Pengolahan
1) Pada

tahap

pengolahan,

pimpinan/pejabat

memutuskan

tindakan...

- 89 -

tindakan yang akan diambil sehubungan dengan surat masuk


tersebut.
2) Dari hasil pengolahan dapat diputuskan tindak lanjutnya, yaitu
langsung disimpan atau dibuat naskah dinas baru, misalnya
berupa surat dinas, keputusan, dan instruksi.
3) Pengolahan

surat

masuk

dapat

menggunakan

proses

pemberkasan naskah atau proses administrasi biasa sesuai


dengan kebutuhan.
e. Penyimpanan
1) Surat dinas harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah
ditemukan kembali jika diperlukan.
2) Surat masuk dapat disimpan dalam berkas naskah dinas
menurut bidang pokok masalah/persoalan/hal dan disusun
secara kronologis, tertib, teratur, serta wajib dimasukkan dalam
document managemet system (DMS).
3) Selama masih aktif, surat tetap berada di unit pengolah. Surat
asli

dengan

lembar

disposisinya

harus

diberkaskan

dan

diserahkan pada pejabat struktural eselon III atau IV sebagai


penerima disposisi terakhir. Jika setelah dinilai surat itu
menjadi arsip inaktif, penyimpanannya harus sudah dialihkan
ke unit kearsipan sesuai dengan ketentuan kearsipan yang
berlaku.
2. Penanganan Surat Keluar
Surat keluar adalah semua surat dinas yang akan dikirim kepada
pejabat yang tercantum pada alamat surat dinas dan sampul surat
dinas. Seperti penanganan pada surat masuk, pengiriman surat keluar
sebaiknya

dipusatkan

di Subbagian

Persuratan,

Kearsipan,

dan

Penggandaan pada Biro Umum, sedangkan di unit kerja mandiri


dilaksanakan oleh subbagian umum/tata usaha.
Dalam ketentuan surat dinas keluar, yang perlu dijadikan acuan adalah:
a. Komunikasi Langsung
Surat dinas dikirim langsung kepada individu (pejabat formal). Jika
surat tersebut ditujukan kepada pejabat yang bukan kepala
instansi/unit

kerja,

untuk

mempercepat

penyampaian

surat

kepada pejabat yang dituju tersebut, surat tetap ditujukan kepada

kepala...

- 90 -

kepala instansi/unit kerja, tetapi dicantumkan untuk perhatian


(u.p.) pejabat yang bersangkutan.
b. Kewenangan Penandatanganan
1) Kewenangan untuk menandatangani surat dinas kepada pihak
di luar instansi BPKP yang bersifat kebijakan/keputusan/arahan
berada pada Kepala BPKP, sedangkan surat yang tidak bersifat
kebijakan/keputusan/arahan

dapat

didelegasikan/dilimpahkan

kepada pimpinan unit kerja di setiap tingkat eselon atau pejabat lain
yang diberi kewenangan untuk menandatangani.
2) Dengan

pendelegasian/pelimpahan

tersebut

maka

secara

umum surat dinas dapat ditandatangani oleh Kepala BPKP,


Sekretaris Utama, Deputi Kepala BPKP, Kepala Biro, Direktur,
Kepala Pusat, Inspektur, Kepala Perwakilan, dan Kepala
Perwakilan Madya.
c. Penanganan Surat dengan Tingkat Keamanan Tertentu
Surat yang mengandung materi dengan tingkat keamanan tertentu
(sangat rahasia dan rahasia) harus dijaga keamanannya. Tanda
tingkat keamanan dibubuhi cap berwama merah pada bagian atas
dan bawah setiap halaman surat dinas. Jika Surat Dinas tersebut
disalin, cap tingkat keamanan pada salinan harus dengan warna
yang sama dengan warna cap pada surat asli.
Penanganan surat keluar dilakukan melalui tahap sebagai berikut:
a. Pengolahan
1) Kegiatan pengolahan surat dinas dimulai dari penyiapan hingga
penandatanganan. Penyiapan surat keluar dilaksanakan, antara
lain karena adanya kebijakan pimpinan, inisiatif pejabat yang
berwenang, dan disposisi pejabat atasannya.
2) Penyiapan/penyusunan konsep surat keluar adalah sebagai berikut:
a) Penyiapan/penyusunan konsep dilakukan oleh pejabat/
pegawai yang membidangi atau pejabat yang ditunjuk.
b) Persyaratan penulisan konsep tersebut sebagai berikut:
(1) Jelas,

artinya

pernyataan

informasi

yang

ingin

disampaikan lugas, tidak ada kata-kata terselubung.


(2) Tepat, artinya informasi yang dikemukakan adalah fakta
yang benar dan tidak berbelit-belit.
(3) Tuntas...

- 91 -

(3) Tuntas, artinya penyampaian informasi harus lengkap


dan selesai seluruhnya.
(4) Sopan, artinya menggunakan kata, kalimat, dan format
penulisan yang sesuai dengan ejaan dan kaidah bahasa
yang berlaku.
c) Setiap

konsep

yang

disiapkan

harus

didasarkan

pada

kebijaksanaan dan pengarahan pimpinan.


d) Setiap konsep yang akan diajukan kepada pimpinan terlebih
dahulu harus diteliti oleh sekretaris pimpinan atau pejabat
yang ditunjuk. Sesuai dengan petunjuk pimpinan atau
menurut pertimbangannya sendiri terhadap isi surat dinas,
sekretaris pimpinan atau pejabat yang ditunjuk menetapkan
tingkat kecepatan penyampaian dan tingkat keamanan surat.
e) Setiap konsep surat dinas, sebelum ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang, dibubuhkan paraf terlebih dahulu
oleh para pejabat dua tingkat di bawahnya yang bertugas
menyiapkan konsep surat dinas tersebut.
Pembubuhan paraf diatur sebagai berikut:
(1) Untuk paraf pejabat, yang berada dua tingkat di bawah
pejabat penanda tangan surat dinas, berada di sebelah kiri
nama jabatan penanda tangan.
(2) Untuk paraf pejabat, yang berada satu tingkat di bawah
pejabat penanda tangan surat dinas, berada di sebelah
kanan nama jabatan penanda tangan.
(3) Paraf hanya dibubuhkan pada lembar surat untuk
keperluan arsip, sedangkan lembar surat yang dikirim
tidak perlu dibubuhi paraf.
Paraf
pertama

Nama Jabatan,

Paraf
kedua

Nama Pejabat
NIP .........................
f) Setelah surat dinas diparaf oleh pejabat yang bersangkutan
dan tidak lagi mengandung kekurangan/kesalahan yang perlu
diperbaiki, proses selanjutnya adalah:
(1) pengajuan kepada pejabat yang akan menandatangani;
(2) penandatanganan...

- 92 -

(2) penandatanganan oleh pejabat yang bersangkutan;


(3) pemberian nomor;
(4) pembubuhan cap.
g) Konsep surat dengan klasifikasi tingkat kecepatan waktu
penanganan

surat

sangat

segera

atau

segera

maka

pengajuannya menggunakan map warna merah, dan diberi


catatan pada lembaran kertas kecil dengan tulisan CITO
(agar didahulukan).
h) Khusus untuk surat yang tingkat keamanannya rahasia dan
sangat rahasia, sebaiknya konsep surat:
(1) dibuat sendiri oleh pejabat yang menandatangani;
(2) hardcopy disimpan dalam map tersendiri;
(3) softcopy disimpan dengan menggunakan password.
b. Pencatatan
Semua surat keluar dicatat dalam Buku Pencatatan Surat Keluar
yang bentuk, susunan, dan tata cara pencatatannya diatur sesuai
kebutuhan.
c. Penggandaan
1) Penggandaan adalah kegiatan memperbanyak surat dinas
dengan

sarana

reproduksi

yang

tersedia

sesuai

dengan

banyaknya alamat yang dituju (alamat distribusi).


2) Penggandaan

hanya

dilakukan

setelah

surat

keluar

ditandatangani oleh pejabat yang berhak dan hanya untuk


lembar surat tanpa paraf.
3) Cap dinas yang dibubuhkan pada hasil penggandaan harus asli
(bukan salinan).
4) Penggandaan

surat

keluar

yang

tingkat

kecepatan

penyampaiannya kilat dan sangat segera harus didahulukan.


5) Penggandaan

surat

keluar

yang

tingkat

keamanannya

konfidensial ke atas harus diawasi dengan ketat.


6) Sekretaris/pihak

yang

diberi

wewenang

melaksanakan

penggandaan surat berkewajiban menjaga agar penggandaan


dilaksanakan menurut ketentuan yang diatur oleh masingmasing instansi.
d. Pengiriman
1) Surat keluar yang akan dikirimkan dimasukkan ke dalam

sampul...

- 93 -

sampul.
2) Pada sampul surat keluar yang tingkat keamanannya biasa
dicantumkan alamat lengkap, nomor surat dinas, dan cap yang
sesuai dengan tingkat kecepatan penyampaian (kilat/segera/
sangat segera/biasa).
3) Surat yang tingkat keamanannya rahasia dan sangat rahasia
disampaikan

dengan

menggunakan

sampul

rangkap

dua.

Sampul pertama dibubuhkan alamat lengkap, nomor surat


dinas, cap dinas, cap yang sesuai dengan tingkat kecepatan
penyampaian dan cap tingkat keamanan. Selanjutnya, sampul
pertama ini dimasukkan ke dalam sampul kedua dengan tandatanda yang sama kecuali cap tingkat keamanan, dengan
menggunakan tinta merah.
4) Semua surat keluar yang dikirim dicatat dalam Buku Ekspedisi
sebagai bukti pengiriman atau dibuatkan tanda bukti pengiriman
tersendiri.
5) Pengiriman

surat

melalui

faksimile

dan

email

harus

diperlakukan sama dengan surat dinas setelah ditandatangani


oleh pejabat yang berhak, tanpa paraf.
6) Untuk kepentingan keamanan, sekretaris/pihak yang diberi
wewenang mengusahakan keselamatan pengiriman semua surat
keluar, khususnya yang tingkat keamanannya rahasia dan
sangat rahasia.
e. Penyimpanan
1) Naskah asli surat dinas keluar yang diparaf harus disimpan
(pertinggal untuk arsip) dan wajib dimasukkan dalam document
managemet system (DMS), selambat-lambatnya tiga hari setelah
tanggal surat.
2) Tata cara penyimpanan surat keluar diatur sesuai dengan
ketentuan kearsipan yang berlaku.
Prosedur
procedure)

pelaksanaan

mengenai

kegiatan

penanganan

surat

baku

(standard

diatur

lebih

operating

lanjut

oleh

Subbagian Persuratan, Kearsipan, dan Penggandaan pada Biro Umum.

BAB V...

- 94 BAB V
PENANDA TANGAN NASKAH DINAS

A. Wewenang Penanda Tangan Naskah Dinas


Naskah dinas ditandatangani oleh pejabat yang mempunyai
wewenang, atau pejabat yang mendapat pendelegasian/pelimpahan
wewenang, sesuai dengan ketentuan dinas yang berlaku. Secara umum,
naskah dinas dapat ditandatangani oleh Kepala BPKP, pejabat struktural
eselon I, II, atau pejabat

eselon III

mandiri. Khusus naskah dinas

tertentu lingkup intern unit kerja, seperti nota dinas dan memorandum,
dapat ditandatangani oleh pejabat eselon III pada seluruh unit kerja dan
eselon

IV

pada

Inspektorat,

Pusat

Informasi

Pengawasan,

Pusat

Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor, dan Perwakilan BPKP Madya.


Matriks kewenangan penandatanganan naskah dinas dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
No.

Jenis Naskah Dinas

Kepala
BPKP

Eselon
I

Eselon
II/III
mandiri

Eselon
III

Eselon
IV

Peraturan

Pedoman

Petunjuk pelaksanaan

Instruksi

Prosedur baku pelaksanaan


kegiatan

Surat edaran

Keputusan

Surat perintah/surat tugas

Nota dinas

10

Memorandum

11

Surat dinas

12

Surat undangan

13

Surat perjanjian/MoU

14

Surat kuasa

15

Berita acara

16

Surat keterangan

17

Surat pengantar

18

Pengumuman

19

Surat peringatan

20

Surat izin

21

Surat pernyataan

22

Notulen/risalah

No....

- 95 No.

Jenis Naskah Dinas

Kepala
BPKP

Eselon
I

Eselon
II/III
mandiri

Eselon
III

Eselon
IV

23

Laporan

24

Telaahan staf

Keterangan:
* berlaku untuk eselon IV pada Inspektorat, Pusat Informasi Pengawasan, Pusat Pembinaan
Jabatan Fungsional Auditor, dan Perwakilan BPKP Madya

B. Pelimpahan Wewenang Penandatanganan Naskah Dinas


Wewenang penandatanganan naskah dinas dapat dilimpahkan
kepada pejabat di bawahnya, apabila ditentukan secara khusus sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelimpahan
wewenang dimaksudkan agar pelaksanaan tugas-tugas kedinasan tetap
dapat berjalan secara lancar. Pelimpahan wewenang dapat disebabkan
oleh beban kerja pejabat yang bersangkutan terlalu banyak atau oleh
sebab yang lain, sehingga penandatanganan seluruh naskah dinas yang
menjadi wewenangnya tidak tertangani. Pelimpahan wewenang dapat
dilakukan melalui delegasi dan mandat.
1. Delegasi
Kepala

BPKP

dapat

melimpahkan

wewenang

penandatanganan

naskah dinas melalui delegasi, dengan membuat surat keputusan


pendelegasian atau melalui klausul atau pasal dalam suatu peraturan
kepala. Pendelegasian tersebut mengikuti jalur jabatan struktural,
yaitu eselon I, II, III, dan IV sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
Tanggung jawab atas wewenang yang didelegasikan berada pada
pejabat yang menerima delegasi. Dengan demikian, pejabat yang telah
mendapatkan pendelegasian tersebut, menggunakan kop dan nomor
naskah dinas sesuai dengan pejabat yang menerima delegasi, serta
tidak perlu lagi menggunakan bentuk atas nama (a.n.).
2. Mandat
Bentuk-bentuk pelimpahan wewenang penandatanganan naskah
dinas melalui mandat adalah:
a. Atas Nama (a.n.)
Bentuk atas nama digunakan apabila pejabat yang berwenang
menandatangani naskah dinas melimpahkan kepada pejabat
di bawahnya.

Persyaratan...

- 96 Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pelimpahan ini adalah:


1) pejabat yang menandatangani naskah dinas telah diberi kuasa
atau instruksi oleh pejabat yang bertanggung jawab;
2) materi yang dilimpahkan merupakan wewenang dan tanggung
jawab pejabat yang melimpahkan;
3) penggunaan

wewenang

hanya

sebatas

kewenangan

yang

dilimpahkan kepadanya, dan materi kewenangan tersebut


harus dipertanggungjawabkan oleh yang dilimpahkan kepada
yang melimpahkan;
4) akibat dari pelimpahan wewenang menjadi tanggung jawab
pejabat yang melimpahkan wewenang.
Kop dan nomor naskah dinas menggunakan kop dan nomor
pejabat yang melimpahkan kewenangan, sedangkan tanda tangan
jabatan dan cap dinas menggunakan tanda tangan dan cap
jabatan yang menerima pelimpahan kewenangan.
Jika pejabat yang menerima pelimpahan adalah pejabat eselon
III/IV, maka kop dan nomor naskah dinas menggunakan kop dan
nomor pejabat yang melimpahkan kewenangan, sedangkan tanda
tangan jabatan dan cap dinas menggunakan tanda tangan pejabat
yang menerima pelimpahan dan cap instansi.
Cara penulisan penandatanganan naskah dinas bentuk atas nama
(a.n.) adalah seperti di bawah ini.
Contoh 1:
Kepala

BPKP

melimpahkan

penandatanganan

naskah

dinas

kepada Sekretaris Utama.


a.n. Kepala BPKP
Sekretaris Utama,
tanda tangan dan cap
jabatan
Nama Sekretaris Utama
NIP ....................
Contoh 2:
Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian
melimpahkan penandatanganan naskah dinas kepada Direktur
Pengawasan Fiskal dan Investasi.

a.n. Deputi 1...

- 97 a.n. Deputi 1
Direktur Pengawasan Fiskal
dan Investasi,
tanda tangan dan cap
jabatan
Nama Direktur
NIP.............
b. Untuk Beliau (u.b.)
Bentuk ini digunakan apabila pejabat yang dilimpahi wewenang
untuk menandatangani naskah dinas, melimpahkan kembali kepada
pejabat satu tingkat di bawahnya. Dengan kata lain, bentuk untuk
beliau (u.b.) ini digunakan setelah ada bentuk atas nama (a.n.).
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pelimpahan wewenang ini
adalah:
1) pelimpahan wewenang maksimal hanya sampai pada jabatan dua
tingkat di bawahnya dan tidak dapat lagi dilimpahkan kepada
pejabat di bawahnya.
2) pejabat yang menandatangani naskah dinas telah diberi kuasa
atau instruksi oleh pejabat yang bertanggung jawab;
3) materi yang dilimpahkan merupakan wewenang dan tanggung
jawab pejabat yang melimpahkan;
4) penggunaan

wewenang

hanya

sebatas

kewenangan

yang

dilimpahkan kepadanya, dan materi kewenangan tersebut harus


dipertanggungjawabkan oleh yang dilimpahkan kepada yang
melimpahkan;
5) akibat dari pelimpahan wewenang menjadi tanggung jawab pejabat
yang melimpahkan wewenang.
Kop dan nomor naskah dinas menggunakan kop dan nomor pejabat
yang melimpahkan kewenangan, sedangkan tanda tangan jabatan
dan cap dinas menggunakan tanda tangan dan cap jabatan yang
menandatangani dengan u.b..
Jika pejabat yang menerima pelimpahan adalah pejabat eselon III/IV,
maka kop dan nomor naskah dinas menggunakan kop dan nomor
pejabat yang melimpahkan kewenangan, sedangkan tanda tangan
jabatan dan cap dinas menggunakan tanda tangan pejabat yang
menerima pelimpahan dan cap instansi.
Cara penulisan penandatanganan naskah dinas bentuk untuk beliau
(u.b.) ini adalah seperti di bawah ini.

Contoh 1:...

- 98 Contoh 1:
Kepala BPKP melimpahkan penandatanganan naskah dinas kepada
Sekretaris Utama, kemudian Sekretaris Utama melimpahkannya lagi
kepada Kepala Biro Umum.
Penulisan penandatanganan naskah dinas adalah sebagai berikut:
a.n. Kepala BPKP
Sekretaris Utama
u.b.
Kepala Biro Umum,
tanda tangan dan cap jabatan
Nama Kepala Biro Umum
NIP .....................................

Contoh 2:
Sekretaris Utama melimpahkan penandatanganan naskah dinas
kepada

Kepala

Biro

Umum,

kemudian

Kepala

Biro

Umum

melimpahkannya lagi kepada Kepala Bagian Tata Usaha.


Penulisan penandatanganan naskah dinas adalah sebagai berikut:
a.n. Sekretaris Utama
Kepala Biro Umum
u.b.
Kepala Bagian Tata Usaha,
tanda tangan dan cap instansi
Nama Kepala Bagian
NIP ....................................
c.

Pelaksana Tugas (Plt.)


Dalam hal seorang pejabat karena suatu hal berhalangan tetap dan
tidak

dapat

melaksanakan

tugasnya,

maka

jabatan

tersebut

dirangkap oleh atasannya atau ditunjuk pejabat pengganti, yaitu


Pelaksana tugas (Plt.). Kriteria berhalangan tetap apabila suatu
jabatan tidak ada pejabatnya (kosong/belum terisi) karena pejabat
yang bersangkutan telah pensiun, meninggal dunia, mutasi dan
belum terisi penggantinya, cuti di luar tanggungan negara, atau
tugas ke luar negeri lebih dari enam bulan.
Plt. digunakan apabila pejabat yang berwenang menandatangani

naskah...

- 99 naskah

dinas

belum

ditetapkan

karena

menunggu

ketentuan

kepegawaian lebih lanjut. Pelimpahan wewenang bersifat sementara,


sampai dengan pejabat definitif ditetapkan.
Ketentuan penunjukan pelaksana tugas sebagai berikut:
1) Pejabat pelaksana tugas tidak perlu diangkat/ditetapkan dengan
surat keputusan pengangkatan dalam jabatan, melainkan cukup
dengan surat perintah.
2) Pejabat pelaksana tugas yang ditunjuk adalah pejabat struktural
yang setingkat, atau setingkat lebih rendah dari jabatan yang
diduduki sebagai pejabat pelaksana tugas. Dalam hal tidak
dimungkinkan pejabat struktural sebagai pelaksana tugas, maka
dapat ditunjuk pejabat lainnya sebagai pelaksana tugas untuk
setinggi-tingginya eselon IV.
3) Pejabat pelaksana tugas tidak berwenang mengeluarkan naskah
dinas keputusan yang bersifat strategis dan produk hukum,
seperti surat keputusan kenaikan pangkat pegawai, penjatuhan
hukuman disiplin pegawai, atau yang sejenisnya.
4) Pejabat

pelaksana

tugas

tidak

perlu

dilantik

dan

diambil

sumpahnya.
5) Apabila pejabat pelaksana tugas berhalangan sementara, maka
dapat ditunjuk pejabat lain sebagai pejabat Pelaksana Harian
(Plh.).
Contoh:
Sekretaris

Utama

berhalangan

tetap

karena

memasuki

masa

purnabakti. Kepala BPKP dengan surat perintah menunjuk Deputi


Kepala BPKP Bidang Akuntan Negara sebagai pejabat Pelaksana
Tugas Sekretaris Utama.
Penulisan penandatanganan naskah dinas oleh pejabat Pelaksana
Tugas (Plt.) tersebut sebagai berikut:
Plt. Sekretaris Utama,
tanda tangan dan cap dinas
Nama Deputi Kepala BPKP
NIP .......................

d. Pelaksana...

- 100 d. Pelaksana Harian (Plh.)


Sehubungan dengan pejabat yang berhalangan sementara, maka
penunjukan pejabat pengganti adalah Pelaksana Harian (Plh.).
Plh. digunakan apabila pejabat yang berwenang menandatangani
naskah dinas tidak berada di tempat, misalnya

karena sedang

mengikuti diklat, cuti tahunan, cuti besar, cuti karena alasan


penting, cuti bersalin, atau tugas ke luar negeri tidak lebih dari enam
bulan. Pelimpahan wewenang bersifat sementara, sampai dengan
pejabat yang definitif kembali di tempat.
Ketentuan penunjukan Pelaksana harian (Plh.) adalah:
1) Penunjukan pejabat pelaksana harian ditetapkan dengan surat
perintah. Surat perintah harus mencantumkan tugas-tugas yang
dapat dilakukan oleh pejabat pelaksana harian.
2) Pejabat pelaksana harian yang ditunjuk adalah pejabat struktural
yang setingkat, atau setingkat lebih rendah dari jabatan yang
diduduki sebagai pejabat pelaksana harian. Dalam hal tidak
dimungkinkan pejabat struktural sebagai pelaksana harian, maka
dapat ditunjuk pejabat lainnya sebagai pelaksana harian untuk
setinggi-tingginya eselon IV.
3) Pejabat pelaksana harian tidak berwenang mengeluarkan naskah
dinas keputusan yang bersifat strategis dan mengikat perjanjian
dengan

pihak

ketiga,

serta

produk

hukum,

seperti

surat

keputusan kenaikan pangkat pegawai, penjatuhan hukuman


disiplin pegawai, atau yang sejenisnya.
4) Pejabat pelaksana harian tidak perlu dilantik dan diambil
sumpahnya.
5) Apabila pejabat pelaksana harian juga berhalangan sementara,
maka tidak dapat melimpahkan lagi kepada pejabat lainnya.
Namun untuk penandatanganan naskah dinas yang bersifat
mendesak, dapat menggunakan bentuk atas nama (a.n.).
Penunjukan pejabat pelaksana harian dalam pelaksanaannya diatur
sebagai berikut:
1) Berhalangan Sementara Tujuh Hari atau Lebih
Apabila pejabat berhalangan sementara selama tujuh hari atau
lebih, maka surat perintah penunjukan pejabat pelaksana harian
dibuat oleh atasan dari pejabat yang berhalangan sementara.

2) Berhalangan...

- 101 2) Berhalangan Sementara Kurang Tujuh Hari


Apabila pejabat berhalangan sementara selama kurang dari tujuh
hari, maka surat perintah penunjukan pejabat pelaksana harian
dapat dibuat oleh pejabat yang berhalangan sementara itu sendiri.
Untuk pejabat Eselon II yang tidak membawahkan pejabat Eselon
III, dan pejabat Eselon III yang tidak membawahkan pejabat Eselon
IV, maka yang ditunjuk sebagai pejabat pelaksana harian dapat
berasal dari pejabat fungsional yang setara atau setingkat lebih
rendah dari jabatan yang diduduki sebagai pejabat pelaksana
harian.
Contoh:
Inspektur berhalangan sementara, yaitu sedang mengambil cuti
tahunan selama lima hari kerja, maka dengan surat perintah
menunjuk Kasubbag Tata Usaha sebagai pejabat Pelaksana
Harian.
Penulisan

penandatanganan

naskah

dinas

oleh

pejabat

Pelaksana Harian (Plh.) tersebut adalah:


Plh. Inspektur,
tanda tangan dan cap dinas
Nama Kasubbag Tata Usaha
NIP ..........................................

BAB VI...

- 102 BAB VI
PENGGUNAAN LOGO DAN CAP DINAS

A. Umum
Logo dan cap dinas digunakan dalam tata naskah dinas sebagai
tanda pengenal atau identifikasi yang bersifat tetap dan resmi. Untuk
memperoleh keseragaman dalam penyelenggaraan tata naskah dinas
di lingkungan BPKP, perlu ditentukan penggunaan logo dan cap dinas
pada naskah dinas dan sampul surat.
B. Logo BPKP
Logo BPKP ditetapkan dengan Keputusan Kepala BPKP Nomor
KEP-795/K/2007 tanggal 28 Juni 2007. Keputusan Kepala BPKP
tersebut memuat bentuk, warna, ukuran, dan makna logo.
1. Bentuk, Warna, dan Ukuran
Bentuk, warna, dan ukuran logo BPKP adalah sebagai berikut:
a. Kurva atas berbentuk elips berwarna biru;
b.

Kurva bawah berbentuk elips berwarna merah;

c.

Tulisan BPKP ditulis dengan huruf kecil miring dan berwarna


hitam;

d. Ukuran logo panjang 12 unit dan tinggi 6 unit, atau 2 : 1.


12 unit

6 unit

2. Makna Logo
Makna Logo BPKP adalah sebagai berikut:
a. Dua kurva berwarna biru dan merah, serta tulisan bpkp berwarna
hitam

merupakan

komposisi

yang

mencerminkan

kekuatan

integritas...

- 103 integritas dan profesionalisme BPKP yang terarah pada satu tujuan,
serta merupakan simbol dari pengetahuan, akhlak dan semangat
yang mendasari terwujudnya kekuatan dalam kebersamaan untuk
menjadi pionir yang tangguh;
b. Warna

biru

melambangkan

pengetahuan,

keandalan,

dapat

dipercaya, perdamaian, kebijaksanaan, dan ketenangan;


c. Warna merah melambangkan keberanian, semangat, ketegasan,
keuletan,

kekuatan,

pionir,

energi,

kepemimpinan,

dan

kebersamaan;
d. Warna hitam melambangkan kekuatan, keanggunan, kecanggihan,
pengalaman, tegas, keras dan kokoh;
e. Tulisan bpkp dengan huruf kecil melambangkan rasa kedekatan,
adanya unsur kesetaraan, low profile, rendah hati, tidak sombong,
jauh dari kesan angkuh sehingga mitra kerja merasa lebih dekat
dengan BPKP;
f.

Huruf kecil bpkp yang ditulis miring ke depan memberikan


gambaran bahwa BPKP selalu siap untuk berlari ke depan (sprint)
sehingga selalu satu langkah lebih maju dari mitra kerja BPKP.

3. Penggunaan Logo
Logo BPKP digunakan pada kop naskah dinas, sampul surat dinas,
tanda pengenal pegawai, label tanda inventaris kantor, dan hal lain
yang berkaitan dengan kepentingan dinas, baik dengan tiga warna
maupun warna hitam putih.
Logo BPKP berwarna digunakan untuk surat dinas dan sampul surat
yang ditujukan kepada pihak ekstern BPKP, dan hitam putih jika
ditujukan kepada pihak intern BPKP.
C. Cap Dinas
1. Pengertian
Cap dinas adalah tulisan dan/atau lambang tingkat jabatan dan/atau
instansi, yang digunakan sebagai tanda pengenal yang sah dan berlaku,
yang dibubuhkan pada ruang tanda tangan.
2. Macam dan Wewenang Penggunaan
Macam dan wewenang penggunaan cap dinas adalah:
a) Cap jabatan memuat nama jabatan penanda tangan naskah dinas.
Pejabat yang berwenang menggunakan cap jabatan adalah Kepala
BPKP...

- 104 BPKP, pejabat eselon I, II, dan III mandiri.


b) Cap instansi memuat nama instansi. Cap instansi digunakan oleh
pejabat dan jajaran ketatausahaan di lingkungan BPKP yang tidak
memiliki cap jabatan.
3. Warna dan Ukuran
Secara umum, tinta cap dinas berwarna ungu, kecuali gambar logo
harus berwarna.
Adapun ukuran diameter lingkaran cap dinas sebagai berikut:

a. Cap Jabatan
Cap jabatan berisi tulisan BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN
PEMBANGUNAN ditulis seluruhnya dengan huruf kapital (font arial
7,5) pada lingkaran bagian atas, dan tulisan REPUBLIK INDONESIA
(font arial 8,5) pada lingkaran bagian bawah, yang dipisah dengan
tanda bintang, logo BPKP berwarna (panjang 20 mm dan tinggi 10
mm), serta tulisan Nama Jabatan (font arial 68 disesuaikan
dengan panjang tulisan) yang diletakkan di bawah logo secara
horizontal.
Contoh cap jabatan adalah sebagai berikut:
1) Kepala BPKP

2) Sekretaris...

- 105 2) Sekretaris Utama

3) Deputi

4) Kepala Biro

5) Direktur

6) Kepala Pusat

7) Inspektur...

- 106 -

7) Inspektur

8) Kepala Perwakilan BPKP

b. Cap Instansi
Cap jabatan berisi tulisan BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN
PEMBANGUNAN

ditulis seluruhnya dengan huruf kapital (font

arial 7,5) pada lingkaran bagian atas, dan tulisan REPUBLIK


INDONESIA (font arial 8,5) pada lingkaran bagian bawah, yang
dipisah dengan tanda bintang, dan logo BPKP berwarna (panjang
20 mm dan tinggi 10 mm) yang diletakkan di tengah lingkaran.
Cap instansi adalah sebagai berikut:

BAB VII...

- 107 BAB VII


PERUBAHAN, PENCABUTAN, PEMBATALAN, DAN RALAT NASKAH DINAS

Perubahan, pencabutan, pembatalan, dan ralat naskah dinas harus


jelas, serta dapat menunjukkan bagian naskah dinas yang diadakan
perubahan, pencabutan, pembatalan, dan/atau ralat tersebut.
A. Pengertian
1. Perubahan
Perubahan berarti bagian tertentu dari naskah dinas yang diubah.
Perubahan dinyatakan dengan Lembar Perubahan.
2. Pencabutan
Pencabutan berarti bahwa naskah dinas itu tidak berlaku sejak
pencabutan ditetapkan. Pencabutan naskah dinas dinyatakan dengan
penetapan naskah dinas baru.
3. Pembatalan
Pembatalan berarti bahwa seluruh materi naskah dinas tidak berlaku
mulai saat naskah dinas itu ditetapkan. Pembatalan naskah dinas
dinyatakan dengan penetapan naskah dinas yang baru.
4. Ralat
Ralat

adalah

perbaikan

yang

dilakukan

karena

terjadi

salah

pengetikan atau salah cetak sehingga tidak sesuai dengan naskah


aslinya.
B. Tata Cara Perubahan, Pencabutan, Pembatalan, dan Ralat
1. Naskah dinas yang bersifat mengatur, apabila diubah, dicabut, atau
dibatalkan, harus diubah, dicabut, atau dibatalkan dengan naskah
dinas yang sama jenisnya. Peraturan Kepala BPKP harus diubah,
dicabut, atau dibatalkan dengan Peraturan Kepala BPKP juga.
2. Pejabat yang berhak menentukan perubahan, pencabutan, dan
pembatalan adalah pejabat yang menandatangani naskah dinas
tersebut atau oleh pejabat yang lebih tinggi kedudukannya.
3. Ralat yang bersifat kekeliruan kecil, seperti salah ketik, dilaksanakan
oleh pejabat yang menandatangani naskah dinas atau pejabat setingkat
lebih rendah.

BAB VIII...

- 108 BAB VIII


PENUTUP

Pedoman Umum Tata Naskah Dinas ini merupakan acuan dalam


pengelolaan tata naskah dinas di lingkungan BPKP, baik pusat maupun
perwakilan, sesuai dengan keperluan masing-masing.

KEPALA BADAN PENGAWASAN


KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
MARDIASMO
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum dan Humas,

Momock Bambang Sumiarso


NIP 19550210 198503 1 002

- 109 Lampiran 1
Format Peraturan

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


PERATURAN
KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN 20...
TENTANG
(NAMA PERATURAN DITULIS SELURUHNYA DENGAN HURUF KAPITAL,
TANPA DIAKHIRI TANDA BACA)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang

: a.

bahwa ....................................................................... (memuat


latar belakang dan alasan pembuatan Peraturan);
b. bahwa .....................................................................................;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Kepala
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan tentang
...;

Mengingat

: 1. Undang-Undang (memuat peraturan perundang-undangan


yang digunakan sebagai dasar hukum) ................................;
2. Peraturan (dan seterusnya) ............................................;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN


PEMBANGUNAN TENTANG ....... (DITULIS SELURUHNYA DENGAN
HURUF KAPITAL DAN DIAKHIRI DENGAN TANDA BACA TITIK).
Pasal 1
Dalam Peraturan ...............
.
Pasal
..
.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal Januari 20
KEPALA BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK INDONESIA,
tanda tangan
MARDIASMO

- 110 Lampiran 2
Format Pedoman
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN
DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ....
TENTANG PEDOMAN ..........................
PEDOMAN ..................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
....................................................................................................................
B. Tujuan
....................................................................................................................
C. Ruang Lingkup
....................................................................................................................
D. Pengertian
....................................................................................................................

BAB II
A. Terdiri dari konsepsi dasar/pokok-pokok
B. dan seterusnya.
BAB III
A. ....................................................................................................................
B. dan seterusnya.

KEPALA BADAN PENGAWASAN


KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK INDONESIA,
tanda tangan

MARDIASMO

- 111 Lampiran 3
Format Petunjuk Pelaksanaan/Teknis
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN
DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ....
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN/TEKNIS
............................................
PETUNJUK PELAKSANAAN/TEKNIS
.........................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
....................................................................................................................
B. Maksud dan Tujuan
....................................................................................................................
C. Ruang Lingkup
....................................................................................................................
D. Pengertian
....................................................................................................................

BAB II
A. Terdiri atas konsepsi dasar/pokok-pokok
B. dan seterusnya.
BAB III
A. ....................................................................................................................
B. dan seterusnya.

KEPALA BADAN PENGAWASAN


KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK INDONESIA,
tanda tangan

MARDIASMO

- 112 Lampiran 4
Format Instruksi

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


INSTRUKSI
KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
NOMOR INS-.../K/SU/20...
TENTANG
(NAMA INSTRUKSI SEMUANYA MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL,
TANPA DIAKHIRI TANDA BACA)
KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,
Dalam rangka ................................, dengan ini memberi instruksi
Kepada

Untuk

: 1.
2.
3.
4.
:

Nama/Jabatan
Nama/Jabatan
Nama/Jabatan
Nama/Jabatan

Pegawai;
Pegawai;
Pegawai;
Pegawai;

PERTAMA

: ......................................................................................................

KEDUA

: ......................................................................................................

KETIGA

: ......................................................................................................

dan seterusnya.

Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal Januari 20
KEPALA BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,
tanda tangan dan cap jabatan

MARDIASMO

- 113 Lampiran 5
Format Surat Edaran yang ditandatangani Kepala BPKP

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


Yth. 1.
2. ...
3. dan seterusnya
SURAT EDARAN
NOMOR SE-.../K/SU/20...
TENTANG
.
A. Umum
..............
B. Maksud dan Tujuan
..............
C. Ruang Lingkup
..............
D. Dasar
..............
E. ..............
dan seterusnya
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal Januari 20
KEPALA BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,
tanda tangan dan cap jabatan

MARDIASMO
Tembusan:
1.
2.
3. dan seterusnya

- 114 Lampiran 6
Format Surat Edaran yang ditandatangani Pejabat Eselon I / II / III Mandiri
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
SEKRETARIAT UTAMA

Yth. 1. .
2.
3. dan seterusnya
SURAT EDARAN
NOMOR SE-.../SU/02/20...
TENTANG
.
A. Umum

B. Maksud dan Tujuan

C. Ruang Lingkup

D. Dasar
.
E. .
dan seterusnya

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal Januari 20
SEKRETARIS UTAMA,
tanda tangan dan cap jabatan

SUWARTOMO

Tembusan:
1.
2.
3. dan seterusnya

- 115 Lampiran 7
Format Keputusan Kepala BPKP yang ditandatangani sendiri oleh Kepala BPKP

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


KEPUTUSAN
KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
NOMOR KEP-.../K/SU/20
TENTANG
(NAMA KEPUTUSAN SEMUANYA MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL,
TANPA DIAKHIRI TANDA BACA)
KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,
Menimbang

: a. bahwa.....................................................................................;
b. bahwa.....................................................................................;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Kepala
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan tentang
...........................................................................;

Mengingat

: 1. Peraturan Pemerintah .......................................;


2. (memuat peraturan perundang-undangan yang menjadi
dasar ditetapkannya keputusan);
MEMUTUSKAN:

Menetapkan
PERTAMA

: (kosong)
: ............. . (diakhiri titik)

KEDUA

: ............. . (diakhiri titik)

KETIGA

: ............. . (diakhiri titik)

KE

: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Asli Petikan Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk


diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal Januari 20
KEPALA BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,
tanda tangan dan cap jabatan
MARDIASMO

- 116 Lampiran 8
Format Keputusan Kepala BPKP yang ditandatangani oleh Pejabat Eselon 1

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


KEPUTUSAN
KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
NOMOR KEP-.../K.SU/02/20
TENTANG
(NAMA KEPUTUSAN SEMUANYA MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL,
TANPA DIAKHIRI TANDA BACA)
KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,
Menimbang

: a. bahwa.....................................................................................;
b. bahwa ....................................................................................;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Kepala
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan tentang
...;

Mengingat

: 1. Peraturan Pemerintah ...........................................................;


2. (memuat peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar
ditetapkannya keputusan);
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

: (kosong)

PERTAMA
KEDUA
KETIGA
KE

:
:
:
:

............. . (diakhiri titik)


............. . (diakhiri titik)
............. . (diakhiri titik)
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Asli Petikan Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk


diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal Januari 20
a.n. KEPALA BPKP
SEKRETARIS UTAMA,
tanda tangan dan cap jabatan
SUWARTOMO

- 117 -

Lampiran 9
Format Keputusan Pejabat Eselon 1

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


SEKRETARIAT UTAMA
KEPUTUSAN
SEKRETARIS UTAMA
NOMOR KEP-.../SU/02/20
TENTANG
(NAMA KEPUTUSAN SEMUANYA MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL,
TANPA DIAKHIRI TANDA BACA)
SEKRETARIS UTAMA,
Menimbang

: a. bahwa ......................................................................................;
b. bahwa ......................................................................................;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Kepala
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan tentang
.............................................................................;

Mengingat

: 1. Peraturan Pemerintah ......................................................;


2. (memuat peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar
ditetapkannya Keputusan);
MEMUTUSKAN:

Menetapkan
PERTAMA
KEDUA
KETIGA
KE

:
:
:
:
:

(kosong)
............. . (diakhiri titik)
............. . (diakhiri titik)
............. . (diakhiri titik)
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Asli Petikan Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk diketahui
dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal Januari 20
SEKRETARIS UTAMA,
tanda tangan dan cap jabatan
SUWARTOMO

- 118 Lampiran 10
Format Keputusan Pejabat Eselon 2
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI

KEPUTUSAN
KEPALA BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
NOMOR KEP-.../SU02/20
TENTANG
(NAMA KEPUTUSAN SEMUANYA MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL,
TANPA DIAKHIRI TANDA BACA)
KEPALA BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI,
Menimbang

: a. bahwa........................................................................................
b. bahwa .......................................................................................
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Kepala
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan tentang
..............................................................................;

Mengingat

: 1. Peraturan Pemerintah .............................................;


2. (memuat peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar
ditetapkannya Keputusan);
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

: (kosong)

PERTAMA
KEDUA
KETIGA
KE

:
:
:
:

............. . (diakhiri titik)


............. . (diakhiri titik)
............. . (diakhiri titik)
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Asli Petikan Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk


diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal Januari 20
KEPALA BIRO KEPEGAWAIAN
DAN ORGANISASI,
tanda tangan dan cap jabatan
DADANG KURNIA

- 119 Lampiran 11
Format Salinan Keputusan

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


SALINAN
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
NOMOR KEP-.../K/SU/20
TENTANG
(NAMA KEPUTUSAN SEMUANYA MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL,
TANPA DIAKHIRI TANDA BACA)
KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,
Menimbang

: a. bahwa......................................................................................;
b. bahwa......................................................................................;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Kepala
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan tentang
............................................................................;

Mengingat

: 1. Peraturan Pemerintah ............................................................;


2. (memuat peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar
ditetapkannya Keputusan);
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

: (kosong)

PERTAMA
KEDUA
KETIGA
KE

:
:
:
:

............. . (diakhiri titik)


............. . (diakhiri titik)
............. . (diakhiri titik)
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Asli Petikan Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk diketahui
dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal Januari 20
KEPALA BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,
ttd.
MARDIASMO
Salinan sesuai dengan aslinya,
Nama Jabatan,
Tanda tangan dan cap jabatan,
Nama Pejabat

- 120 Lampiran 12
Format Surat Perintah

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


SURAT PERINTAH
NOMOR PRIN- .../K/.../20...
Sehubungan dengan ..................
....
..........................................................................................................................................

Memberi Perintah:
Kepada

Untuk

Nama
: ...
NIP
: ...
Pangkat/Gol. Ruang : ..
Jabatan
: ...
1. Terhitung mulai tanggal . sampai dengan ..,
disamping jabatannya sebagai . juga ditunjuk sebagai
Pelaksana Tugas/Pelaksana Harian , dengan tugastugas sebagai berikut:
a. ......;
b. ........... dst.
2. Melaksanakan perintah ini dengan seksama dan penuh tanggung
jawab.

Agar yang berkepentingan melaksanakan perintah ini sebaik-baiknya dengan


penuh rasa tanggung jawab, dan yang berwenang dapat memberikan bantuan bila
diperlukan.

Tempat, tanggal, bulan, tahun


Kepala,
tanda tangan dan cap jabatan

Mardiasmo
NIP .................................

- 121 Lampiran 13
Format Surat Tugas

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
Jalan Pramuka Nomor 33 Jakarta 10120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910106
E-mail: kepegawaian@bpkp.go.id

SURAT TUGAS
NOMOR ST-.../SU02/5/2013
Sesuai dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-1236/K/SU/2011 tentang
Pedoman Evaluasi Prosedur Baku Pelaksanaan Kegiatan, dengan ini kami menugasi:
No
Nama/NIP
1. Agus Purwoko
19630407 198403 1 001
2. Achmad Fachri
19680208 198903 1 001
3. Muhammad HD
19610822 198503 1 001
4. Bondan Heriyanto
19610821 198703 1 001
5. Romi Septa M.
19840928 200602 1 005
6. Sony Wimbo H.
19860920 200801 1 001

Jabatan
Kepala Bagian

Peran
Pengendali Mutu

Auditor Madya

Pengendali Teknis

Auditor Muda

Ketua Tim

Auditor Pertama

Anggota Tim

Auditor Pelaksana
Lanjutan
Auditor Pelaksana

Anggota Tim
Anggota Tim

untuk melakukan evaluasi penerapan prosedur baku pelaksanaan kegiatan pada


Perwakilan BPKP Provinsi .., selama dua puluh hari kerja, terhitung mulai tanggal
... s.d. ... September 20....
Biaya yang berkaitan dengan penugasan ini menjadi beban anggaran
Sekretariat Utama.
Penugasan ini agar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

... September 20...


Kepala Biro,
tanda tangan dan cap jabatan
Dadang Kurnia
NIP 19610930 198203 1 001

- 122 Lampiran 14
Format Surat Tugas Bentuk Sederhana
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
Jalan Pramuka Nomor 33 Jakarta 10120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910106
E-mail: kepegawaian@bpkp.go.id

Nomor
Hal

: ST-........./SU02/5/2013
: Penugasan .................

... ........... 2013

Yth. ...............
di ............

Sehubungan dengan surat Saudara nomor S-....................... tanggal ....... 2013


hal ......................................, dengan ini kami menugasi:
No.

Nama dan NIP

Jabatan

Peran

1.

....................................................
..................................... .....................................
NIP .............................................

2.

....................................................
..................................... .....................................
NIP .............................................

untuk ......................................................................., selama ..... hari kerja, terhitung


tanggal .... sampai dengan ... .......... 2013.
Biaya yang berkaitan dengan penugasan ini menjadi beban anggaran
.......................................................................................................
Atas perhatian Saudara, kami mengucapkan terima kasih.

Kepala Biro,

tanda tangan dan cap jabatan


Dadang Kurnia
NIP 19610930 198203 1 001

- 123 Lampiran 15
Format Surat Pengukuhan Perintah Lisan
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
Jalan Pramuka Nomor 33 Jakarta 10120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910106
E-mail: kepegawaian@bpkp.go.id

SURAT PENGUKUHAN PERINTAH LISAN


NOMOR SPPL-/SU02/2/20...
Dipermaklumkan dengan hormat, bahwa pada hari ini . tanggal ..
pukul .. Kami telah memberikan perintah lisan kepada Sdr. .............................
sebagai berikut:

Demikian

surat

ini

dibuat

sebagai

pengukuhan

atas

sebagaimana disebutkan di atas.

Tanggal, bulan, tahun


Kepala Biro,
tanda tangan dan cap jabatan

Nama pejabat
NIP .............
Tembusan:
1.
2.

perintah

lisan

- 124 Lampiran 16/1-2


Format Surat Perjalanan Dinas (SPD)
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO UMUM
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 10120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910144
E-mail: biro.umum@bpkp.go.id

SURAT PERJALANAN DINAS


NOMOR SPD-......../SU05/20...
1

Pejabat Pembuat Komitmen

......................./ .................................

Nama/NIP Pegawai yang melaksanakan


perjalanan dinas
a. Pangkat/golongan
b. Jabatan
c. Tingkat Biaya Perjalanan Dinas
Maksud perjalanan dinas

a. Penata Muda/IIIa
b. Pengadministrasi Umum
c. C
.....................................................

Alat angkutan yang dipergunakan

Kendaraan umum

a.
b.
a.
b.
c.

a.
b.
a.
b.
c.

10

Tempat berangkat
Tempat tujuan
Lamanya perjalanan
Tanggal berangkat
Tanggal harus kembali / tiba di tempat
baru*
Pengikut:
Nama
1.
2.
Pembebanan anggaran:
a. Instansi
b. Akun
Keterangan lain-lain

Jakarta
Ambon
3 hari
28 September 20...
30 September 20...
Tanggal Lahir

Keterangan

a. Badan Pengawasan Keuangan dan


Pembangunan
b. Perjalanan dinas

Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal .... Januari 20...
Pejabat Pembuat Komitmen,
tanda tangan dan cap instansi

Nama Pejabat
NIP ........................................

- 125 Lampiran 16/2-2


Format Halaman Belakang SPD
I. Berangkat dari
:
(tempat kedudukan)
Ke
:
Pada Tanggal
:
Kepala .
tandatangandancapdinas

Kepala ..

Nama Pejabat
NIP.
Berangkat dari
:
Ke
:
Pada tanggal
:
Kepala .

tandatangandancapdinas

tandatangandancapdinas

II. Tiba di
Pada tanggal

:
:

...

Kepala ...

Nama Pejabat
NIP.
Berangkat dari
: ..........
Ke
: ..........
Pada tanggal
: ..........
Kepala .

tandatangandancapdinas

tandatangandancapdinas

Nama Pejabat
NIP.
III. Tiba di
:
Pada tanggal
:

Nama Pejabat
NIP.
IV. Tiba di
:
Pada tanggal
:

...

Kepala ...

Nama Pejabat
NIP.
Berangkat dari
: ..........
Ke
: ..........
Pada tanggal
: ..........
Kepala .

tandatangandancapdinas

tandatangandancapdinas

Nama Pejabat
NIP.
V. Tiba di
:
Pada tanggal
:

...
...

Kepala ...

Nama Pejabat
NIP.
Berangkat dari
: ..........
Ke
: ..........
Pada tanggal
: ..........
Kepala .

tandatangandancapdinas

tandatangandancapdinas

Nama Pejabat
NIP.
VI. Tiba kembali di
:
(tempat kedudukan)
Pada tanggal
:

...
...

...
...

Nama Pejabat
NIP.
Telah diperiksa dengan keterangan bahwa
perjalanan tersebut di atas benar dilakukan atas
perintahnya dan semata-mata untuk kepentingan
jabatan dalam waktu sesingkat-singkatnya.

Pejabat Pembuat Komitmen

Pejabat Pembuat Komitmen

tandatangandancapdinas

tandatangandancapdinas

Nama Pejabat
NIP.
VII. Catatan Lain-Lain:
VIII.

Nama Pejabat
NIP.

PERHATIAN:
Pejabat yang berwenang menerbitkan SPD pegawai yang melakukan Perjalanan Dinas, para
pejabat yang mengesahkan tanggal berangkat/tiba serta Bendaharawan, bertanggung jawab
berdasarkan peraturan di bidang keuangan negara apabila menderita rugi akibat kesalahan,
kelalaian, dan kealpaannya.

- 126 Lampiran 17
Format Nota Dinas
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO UMUM
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 10120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910144
E-mail: biro.umum@bpkp.go.id

NOTA DINAS
NOMOR ND-.../SU05/1/20...
Yth.
Dari
Lampiran
Hal

:
:
:
:

..
..
.. (jika diperlukan)
..

Memerhatikan surat Kepala ................................................................. Nomor


S-......./SU..../.../20... tanggal ........... 20... hal tersebut di atas, dengan ini

kami

harapkan Saudara untuk ............................................... sebagaimana terlampir.


Kami mengharapkan agar .......................................................... dengan sebaikbaiknya.

Januari 20...
Kepala Biro,
tanda tangan

Nama Pejabat
NIP ................
Tembusan:
1.
2.

- 127 Lampiran 18
Format Memorandum
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 10120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910106
E-mail: biro.kepegawaian@bpkp.go.id

MEMORANDUM
NOMOR MO-.../SU02/5/20...
Yth.
Dari
Lampiran
Hal

:
:
:
:

..
.....
.. (jika diperlukan)
..

Menindaklanjuti Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara


Republik Indonesia Nomor ........ Tahun 20... tentang ....................................................,
dengan ini kami mengharapkan Saudara agar .......................................................... .
Kami mengharapkan agar ..................................................................... dengan
sebaik-baiknya.

Januari 20...
Kepala Biro,
tanda tangan

Nama Pejabat
NIP ...................
Tembusan:
1. .
2. .

- 128 Lampiran 19
Format Surat Dinas yang ditandatangani oleh Kepala BPKP

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


Nomor
Lampiran
Hal

: S-..
: ..
: ..

Jakarta, Juni 20...

Yth. Para Kepala Perwakilan BPKP


di seluruh Indonesia

Dalam rangka mendukung good governance menuju clean government melalui


sinergi pengawasan, khususnya dalam pengadaan barang/jasa yang dinilai paling
rawan penyimpangan, maka perlu kami sampaikan penajaman kebijakan Audit
Pengadaan Barang/Jasa (APBJ) dan Reviu LHA Pengadaan Barang/Jasa (APBJ) tahun
., yang sumber dananya berasal dari APBN dan APBD tahun .., sebagaimana
terlampir.
Demikian kebijakan ini disampaikan untuk dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab.
Kepala,
tanda tangan dan cap jabatan

Nama Lengkap
NIP .....
Tembusan:
1. Sekretaris Utama
2. Para Deputi
3. Para Kepala Pusat
4. Inspektur

- 129 Lampiran 20
Format Surat Dinas yang Ditandatangani oleh Pimpinan Unit Kerja

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


SEKRETARIAT UTAMA
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85901328
Email: setma@bpkp.go.id

Nomor
Lampiran
Hal

: S-./SU/02/20....
: Empat berkas
: Penyampaian
dan ..

... 20...

Yth.
1. Para Direktur
2. Para Kepala Biro
3. Para Kepala Pusat
4. Inspektur
5. Para Kepala Perwakilan
di lingkungan BPKP

Menindaklanjuti surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:


B/./M.PAN/7/20... tanggal 20... hal Penyusunan ................................
...................................................................................................., dengan ini disampaikan
.....................................................................................

yang

telah

diverifikasi

untuk

diberikan masukan yang diperlukan. Validasi .................. unit kerja Saudara akan
dilakukan sesuai dengan jadwal terlampir.
Sebagai bahan validasi, bersama ini kami kirimkan:
1. Formulir isian .........................................................
2. Formulir isian .........................................................
3. Jadwal ...................................................................
Atas perhatian Saudara, kami mengucapkan terima kasih.

Sekretaris Utama,
tanda tangan dan cap jabatan

Nama Pejabat
NIP ...................

- 130 Lampiran 21
Format Surat Undangan
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910106
Email: kepegawaian@bpkp.go.id

Nomor
Lampiran
Hal

:
:
:

UND-./SU02/5/20....
Satu lembar
Undangan Rapat ..

Juni 20....

Yth. Nama-nama Undangan (terlampir)


di Tempat

Menindaklanjuti surat Sekretaris Utama BPKP nomor . tanggal


hal .., dengan ini kami mengharapkan kehadiran Saudara dalam rapat yang
akan diselenggarakan pada :
hari / tanggal

: / .

waktu

: pukul 08.30 11.30 WIB

Tempat

: ruang rapat lantai 11

agenda rapat

: - Brainstorming
- Rencana pembentukan Tim Kerja
- Rencana pembuatan TOR

Atas perhatian dan kehadiran Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Kepala Biro,
tanda tangan dan cap jabatan

Dadang Kurnia
NIP 19610930 198203 1 001
Tembusan:
Sekretaris Utama

- 131 Lampiran 22
Format Notisi
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG
Jalan Basuki Rahmat Nomor 33, Bandar Lampung 35215
Telepon (0721) 481550, 483129 (Hunting), Faksimile (0721) 481550
E-mail: lampung@bpkp.go.id

NOTISI AUDIT/EVALUASI/ASISTENSI
(Judul Notisi)
(Nama Instansi Auditi)
Pada hari ini tanggal .., bertempat di , telah dilakukan
pembahasan hasil .... antara Tim BPKP berdasarkan surat tugas ....... (diisi Jabatan
Pimpinan Unit Kerja) nomor: ST-.............. tanggal ............ dengan Pimpinan ..... (diisi
nama instansi obyek penugasan) dengan hasil pembahasan sebagai berikut:
1. ..
2. . dst.
Demikianlah notisi ini dibuat dengan sebenarnya. Kemudian ditutup
serta ditandatangani oleh Tim BPKP dan Pimpinan ..... (diisi nama instansi auditi) pada
hari,tanggal, bulan dan tahun serta tempat sebagaimana tersebut diatas.

Instansi Auditi

BPKP (Unit Kerja)

1. Jabatan Pimpinan,

1. Pengendali Teknis,

Nama
NIP

Nama
NIP

2. Pejabat/Staf terkait,

2. Ketua Tim,

Nama
NIP

Nama
NIP
3. Anggota Tim,
Nama
NIP
Mengetahui
Pimpinan Unit Kerja,
Nama
NIP

- 132 Lampiran 23
Format Berita Acara Pembahasan Hasil Pengawasan

BERITA ACARA PEMBAHASAN HASIL PENGAWASAN


(sebutkan judul berita acara pembahasan hasil pengawasan)
Pada hari ini .. tanggal .., bertempat di .., telah dilakukan
pembahasan hasil pengawasan.... (diisi Jenis Penugasan sesuai Surat Tugas) antara
Tim BPKP berdasarkan surat tugas ....... (diisi Jabatan Pimpinan Unit Kerja) Nomor
.............. tanggal ............ dengan Pimpinan ..... (diisi nama instansi obyek penugasan)
dengan hasil pembahasan sebagai berikut:
1. ..
2. .
3. dst.
Demikianlah Berita Acara Pembahasan Hasil Pengawasan.... (diisi Jenis
Penugasan sesuai Surat Tugas) ini dibuat dengan sebenarnya. Kemudian ditutup serta
ditandatangani oleh Tim BPKP dan Pimpinan ..... (diisi nama instansi obyek penugasan)
pada hari, tanggal, bulan dan tahun serta tempat sebagaimana tersebut diatas.
Instansi Auditi

BPKP (Unit Kerja)

1. Jabatan Pimpinan,

1. Pengendali Teknis,

Nama
NIP
2. Pejabat/Staf terkait,
Nama
NIP

Nama
NIP
2. Ketua Tim,
Nama
NIP
3. Anggota Tim,
Nama
NIP

- 133 Lampiran 24
Format Berita Acara Tindak Lanjut Hasil Pengawasan

BERITA ACARA TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN


(sebutkan judul berita acara tindak lanjut hasil pengawasan)

Pada hari ini .. tanggal .., bertempat di .., telah dilakukan


pembahasan bersama mengenai tindak lanjut temuan hasil pengawasan atas .... ,
sesuai Laporan Hasil Pemeriksaan ..... Nomor .... tanggal ....., dengan hasil terlampir.
Temuan hasil pengawasan yang belum dilaksanakan akan segera ditindaklanjuti
dalam waktu enam bulan terhitung sejak berita acara ini ditandatangani.
Demikianlah Berita Acara Tindak Lanjut Temuan Hasil Pengawasan ini dibuat
untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jabatan Pimpinan (Auditi),

Pengendali Teknis,

Nama
NIP

Nama
NIP

- 134 Lampiran 25
Format Berita Acara Pemutakhiran Data Hasil Pengawasan

BERITA ACARA PEMUTAKHIRAN DATA HASIL PENGAWASAN


(sebutkan judul berita acara pemutakhiran data hasil pengawasan)
Pada hari ini .. tanggal .., telah diadakan pemutakhiran data saldo
temuan pemeriksaan Perwakilan BPKP Provinsi ............... sejak ....... sampai dengan
...... pada instansi ............... yang dihadiri oleh:
1. ........
2. ........
3. ....dst.
Dalam proses pemutakhiran telah dilakukan pencocokan dan pemutakhiran data
temuan pemeriksaan BPKP dengan hasil yang telah disepakati sebagai berikut:
No

TPB Sebelum

Nomor dan
Tanggal LHP

Pemutakhiran
Kejadian

Nilai

TPB Setelah

Tindak Lanjut
Kejadian

Nilai

Pemutakhiran
Kejadian

Nilai

Rincian per LHP/Unit Kerja/Proyek, lihat lampiran yang merupakan satu kesatuan
dengan berita acara ini.
Demikianlah Berita Acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Instansi Auditi
Jabatan Pimpinan,
Nama
NIP

BPKP (Unit Kerja)


1. Pengendali Teknis,
Nama
NIP
2. Ketua Tim,
Nama
NIP
3. Anggota Tim,
Nama
NIP

- 135 Lampiran 26
Format Berita Acara Pembahasan TPTD

BERITA ACARA PEMBAHASAN TEMUAN PENGAWASAN


YANG TIDAK DAPAT DITINDAKLANJUTI
(sebutkan judul berita acara pembahasan temuan pengawasan yang tidak dapat ditindaklanjuti)

Pada hari ini .. tanggal .., bertempat di .., telah diadakan


pembahasan temuan pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi ............... sejak .......
sampai dengan ...... pada instansi ...............
Dalam proses pembahasan telah dilakukan .................... temuan pengawasan
BPKP dengan hasil yang telah disepakati sebagai berikut:
No.

Nomor dan Tanggal


Laporan

Tidak Dapat Ditindaklanjuti


Kejadian

Nilai

Alasan Tidak Dapat


Ditindaklanjuti
Kejadian

Nilai

Rincian temuan untuk setiap laporan dapat dilihat pada lampiran yang merupakan satu
kesatuan dengan berita acara ini.
Demikianlah Berita Acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Instansi Auditi

BPKP (Unit Kerja)

Pimpinan Unit Kerja,

1. Pengendali Teknis,

Nama
NIP

Nama
NIP
2. Ketua Tim,
Nama
NIP
3. Anggota Tim,
Nama
NIP

- 136 Lampiran 27
Format Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak

SURAT KETERANGAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK


(SKTM)
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
:
NIP
:
Pangkat/Golongan
:
Tempat/Tgl. Lahir
:
Alamat
:
No. & Tgl. SK Pengangkatan Sebagai Bendahara :
menyatakan dengan tidak akan menarik kembali, bahwa saya bertanggung jawab atas
kerugian Negara sebesar Rp(...dengan
huruf.), yakni kerugian yang disebabkan :
.......................................................................................
.....................................................
Kerugian tersebut akan saya ganti dengan menyetorkan jumlah tersebut ke Kas
Negara/Daerah *) di .dalam jangka waktu ....... hari sejak saya
menandatangani SKTM ini.
Sebagai jaminan atas pernyataan ini, saya serahkan barang-barang beserta bukti
kepemilikan dan surat kuasa menjual sebagai berikut:
1. ..........
2. ..........
3. ...........
Apabila dalam jangka waktu ..... hari setelah saya menandatangani pernyataan
ini ternyata saya tidak mengganti seluruh jumlah kerugian tersebut, maka Negara dapat
menjual atau melelang barang jaminan tersebut.
....................., ..............
Mengetahui,
Kepala Unit Kerja,
Nama
NIP.............
Saksi-Saksi:
1. ......................
2........................

Nama
NIP..............

- 137 Lampiran 28
Format Perjanjian Kerja Sama

PERJANJIAN KERJA SAMA/MEMORANDUM OF UNDERSTANDING


ANTARA
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
DAN
...........................................................
TENTANG
..........................................
NOMOR .................................
NOMOR .................................

Pada hari ini, ......... tanggal ............. bulan ........... tahun ............, bertempat
di ...................................................................... yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), yang berkedudukan
di jalan Pramuka Nomor 33 Jakarta 13120, dalam perbuatan hukum ini diwakili
secara sah oleh ..............................., jabatan Kepala ............, selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA.
2. ....................... (Nama Instansi), selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menuangkan pokok-pokok
kerja sama dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:
Pasal 1
Pasal 2
dan seterusnya.

PIHAK KEDUA,

PIHAK PERTAMA,

cap dinas dan tanda tangan

materai, cap dinas, dan tanda tangan

NAMA PEJABAT

NAMA PEJABAT

- 138 Lampiran 29

Format Perjanjian


PERJANJIAN
NOMOR PRJ-..
Pada hari ini, ......... tanggal ............. bulan ........... tahun ............, bertempat
di ...................................................................... yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), yang berkedudukan
di jalan Pramuka Nomor 33 Jakarta 13120, dalam perbuatan hukum ini diwakili
secara sah oleh .................., jabatan Kepala ............, selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA.
2. ....................... (Nama Instansi), selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Perjanjian tersebut dibuat dengan syarat-syarat dan ketentuan berikut ini:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Memuat Definisi/Pengertian
Persyaratan Umum
Keterangan-keterangan Khusus
Pemberitahuan/Peringatan/Perhatian
Syarat Jaminan
Denda/Hukum
Penyelesaian Perselisihan
Syarat Pengecualian dan sebagainya.

Sebagai pengukuhan hal


.....

PIHAK KEDUA,

PIHAK PERTAMA,

tanda tangan dan cap dinas

materai, tanda tangan dan cap dinas

NAMA PEJABAT

NAMA PEJABAT

- 139 Lampiran 30
Format Berita Acara

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


DEPUTI BIDANG INVESTIGASI
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85906467
Email: investigasi@bpkp.go.id

BERITA ACARA ..
NOMOR BA-................................
Pada hari ini, tanggal .. bulan tahun ., bertempat
di .., yang bertanda tangan di bawah ini:
1. .. (Nama lengkap), ..... (NIP dan jabatan), selanjutnya disebut
sebagai Pihak Pertama;
2. . (Pihak lain) , selanjutnya disebut
sebagai Pihak Kedua;
telah melaksanakan:
1.
................
2.
................
3. dst ...
Demikian

Berita

Acara

ini

dibuat

dengan

sesungguhnya

berdasarkan

..
Pihak Kedua,

Pihak Pertama,

tanda tangan

tanda tangan

Nama Lengkap
NIP ..

Nama Lengkap
NIP ..
Mengetahui
Nama Jabatan,
tanda tangan
Nama Lengkap
NIP ..

- 140 Lampiran 31
Format Berita Acara Pengangkatan Sumpah

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BERITA ACARA PENGANGKATAN SUMPAH


KEPALA BIRO ......................................................... PADA SEKRETARIAT UTAMA
Pada hari ini, .......... tanggal ......... bulan ........ tahun dua ribu ........, berdasarkan
Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor KEP./K/SU/20.... tanggal . 20...., Saya telah diangkat sebagai Kepala Biro
.. pada Sekretariat Utama, telah mengangkat sumpah di hadapan
Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, sebagai berikut:
DEMI ALLAH SAYA BERSUMPAH:
BAHWA SAYA UNTUK DIANGKAT PADA JABATAN INI, BAIK LANGSUNG MAUPUN TIDAK
LANGSUNG, DENGAN RUPA ATAU DALIH APAPUN JUGA, TIDAK MEMBERI ATAU
MENYANGGUPI AKAN MEMBERI SESUATU KEPADA SIAPAPUN JUGA;
BAHWA SAYA, AKAN SETIA DAN TAAT KEPADA NEGARA REPUBLIK INDONESIA;
BAHWA SAYA, AKAN MEMEGANG RAHASIA SESUATU YANG MENURUT SIFATNYA ATAU
MENURUT PERINTAH HARUS SAYA RAHASIAKAN;
BAHWA SAYA, TIDAK AKAN MENERIMA HADIAH ATAU SESUATU PEMBERIAN BERUPA
APA SAJA DARI SIAPAPUN JUGA, YANG SAYA TAHU ATAU PATUT DAPAT MENGIRA,
BAHWA IA MEMPUNYAI HAL YANG BERSANGKUTAN ATAU MUNGKIN BERSANGKUTAN
DENGAN JABATAN ATAU PEKERJAAN SAYA;
BAHWA DALAM MENJALANKAN JABATAN ATAU PEKERJAAN SAYA, SAYA SENANTIASA
AKAN LEBIH MENINGKATKAN KEPENTINGAN NEGARA DARI PADA KEPENTINGAN SAYA
SENDIRI, SESEORANG ATAU GOLONGAN;
BAHWA SAYA SENANTIASA AKAN MENJUNJUNG TINGGI KEHORMATAN NEGARA
PEMERINTAH DAN PEGAWAI NEGERI;
BAHWA SAYA, AKAN BEKERJA DENGAN JUJUR, TERTIB, CERMAT DAN SEMANGAT
UNTUK KEPENTINGAN NEGARA.

Demikian Berita Acara Pengangkatan Sumpah ini dibuat dengan sebenarnya


untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Pejabat Yang Mengangkat Sumpah,

Pejabat Yang Mengambil Sumpah,

tanda tangan
.
NIP ..

tanda tangan
..
NIP
Saksi-saksi:

tanda tangan
1. Nama Saksi
NIP .

tanda tangan
2. Nama Saksi
NIP .

- 141 Lampiran 32
Format Berita Acara Naskah Serah Terima Jabatan
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG
Jalan Basuki Rahmat Nomor 33, Bandar Lampung 35215
Telepon (0721) 481550 (Hunting), Faksimile (0721) 481550
Email: lampung@bpkp.go.id

NASKAH SERAH TERIMA JABATAN


BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
NOMOR BA-.../.../20...
Pada hari ini .. tanggal .. bulan tahun .. bertempat di ruang
.. jalan telah diadakan serah terima jabatan masing-masing antara:
1. (Nama pejabat yang menyerahkan) .. (NIP) ., yang dengan ..
(dasar hukum) Nomor .. tanggal .. telah diberhentikan dari jabatan sebagai
.., selanjutnya disebut Pejabat Lama;
dengan
2. .. (Nama pejabat yang menerima penyerahan) (NIP) ., yang dengan
.. (dasar hukum) Nomor . tanggal . telah diangkat dalam jabatan
sebagai , selanjutnya disebut Pejabat Baru, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Pejabat Lama dengan ini menyerahkan kepada Pejabat Baru atau sama dengan
Pejabat Baru dengan ini menerima penyerahan dari Pejabat Lama, jabatan
serta tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berhubungan dengan jabatan
tersebut.
b. Tugas dan kewajiban yang karena sifatnya ......
Sebagai pengukuhan Naskah Serah Terima Jabatan ini, para pihak
membubuhkan tanda tangan masing-masing di hadapan dan disaksikan oleh (nama
jabatan)
Pejabat Baru
Pihak yang menerima,

Pejabat Lama
Pihak yang menyerahkan,

tanda tangan

tanda tangan

Nama pejabat
NIP ..................

Nama pejabat
NIP ..............

Menyaksikan
Kepala Perwakilan,
tanda tangan dan cap jabatan

Nama pejabat
NIP.....................

- 142 Lampiran 33
Format Memorandum Serah Terima Jabatan
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910106
Email: kepegawaian@bpkp.go.id

MEMORANDUM SERAH TERIMA JABATAN

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Maksud dan Tujuan
3. Materi Serah Terima

BAB II ORGANISASI DAN TATA LAKSANA


1. Tugas Pokok dan Fungsi
2. Organisasi dan Tata Laksana (bila diperlukan)
3. Sumber Daya Manusia (SDM)
4. Sarana dan Prasarana
5. Keuangan (bila diperlukan)
6. Tantangan dan Kendala
BAB III PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
1. Penilaian Kinerja
2. Kebijakan Kegiatan Utama dan Penunjang
3. Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Utama/Penunjang
4. Pelaporan dan Pengendalian
BAB IV HASIL-HASIL KEGIATAN
1. Hasil Kegiatan Utama
2. Hasil Kegiatan Penunjang
3. Temuan dan atau Permasalahan yang belum ditindaklanjuti
(Pending matters dapat dipisahkan dari laporan ini bila bersifat
confedential report).
BAB V SARAN, PESAN, DAN KESAN
1. Saran
2. Pesan dan Kesan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN (Pendukung Laporan)

- 143 Lampiran 34
Format Surat Kuasa
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910106
Email: kepegawaian@bpkp.go.id

SURAT KUASA
NOMOR SKU-.../SU02/.../20...

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama

: .

NIP

: .

Jabatan

: .................................................

memberi kuasa kepada:


Nama

: .

NIP

: .

Jabatan

: .................................................

untuk ............

Surat kuasa ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tanggal, bulan, tahun


Penerima Kuasa,

Pemberi Kuasa,

tanda tangan

materai dan tanda tangan

Nama lengkap
NIP .............................

Nama lengkap
NIP ...............................

- 144 Lampiran 35
Format Surat Keterangan
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910106
Email: kepegawaian@bpkp.go.id

SURAT KETERANGAN
NOMOR KET-/SU02/20...

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama

: .

NIP

: .

Jabatan

: ..............................................

dengan ini menerangkan bahwa:


Nama

: .

NIP

: .

Jabatan

: .................................................

adalah benar pegawai pada instansi tersebut di atas dan bermaksud akan
..
Surat Keterangan ini diberikan untuk keperluan ..
, dengan harapan agar pihak yang berwenang dapat memberikan
bantuan yang diperlukan.

Tanggal, bulan, tahun


Nama jabatan,

tanda tangan dan cap jabatan

Nama Lengkap Pejabat


NIP .............

- 145 Lampiran 36
Format Surat Keterangan Perjalanan
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910106
Email: kepegawaian@bpkp.go.id

SURAT KETERANGAN PERJALANAN


NOMOR SKP-/ .../...

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa:


1.
2.
3.
4.

Nama/NIP
Pangkat/golongan
Jabatan
Satuan Organisasi

:
:
:
:

5.
6.
7.
8.
9.

bermaksud
hendak
mengadakan
perjalanan
dalam
rangka
, dengan tujuan : ..........
Alamat
:
Tanggal berangkat
:
Tanggal kembali
:
Kendaraan
:
Keluarga yang menyertai :
Agar yang berwajib dapat memberikan bantuan apabila diperlukan.

Tanggal, bulan, tahun


Kepala Biro,
tanda tangan dan cap jabatan

Nama lengkap pejabat


NIP ..
Tembusan: (apabila diperlukan)
1. ...........
2. .........................

- 146 Lampiran 37
Format Surat Pengantar Model Kolom
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG
Jalan Basuki Rahmat Nomor 33, Bandar Lampung 35215
Telepon (0721)481550, 483129, Faksimile (0721) 481550
Email: lampung@bpkp.go.id

Yth. Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi


u.p. Kepala Bagian Tata Laksana
Jalan Pramuka Nomor 33
Jakarta 13120

.......................... 20....

SURAT PENGANTAR
NOMOR SP-.../PW08.1/20...
Nomor
Urut
(1)
1

Jenis naskah / barang yang


dikirim
(2)
SPD rampung mengikuti Diklat
Budaya Kerja a.n. .....................,
pegawai Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung

Banyaknya
(3)
Satu berkas

Keterangan
(4)
Disampaikan
dengan hormat
untuk diterima
dan dapat
dipergunakan
sebagaimana
mestinya

a.n. Kepala Perwakilan


Kepala Bagian Tata Usaha
u.b.
Kepala Subbagian Kepegawaian,
tanda tangan dan cap instansi
Nama pejabat
NIP .............................................
Tembusan: (apabila diperlukan)
Tanda Terima
Diterima oleh
Nama / NIP
Tanggal
Cap dinas

:
:
:
:
:

Catatan:
Surat Pengantar dapat digunakan sebagai label kontrol dan dikirimkan dalam
dua rangkap.

- 147 Lampiran 38
Format Pengumuman
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910106
Email: kepegawaian@bpkp.go.id

PENGUMUMAN
NOMOR PENG-.../SU02/5/20..

Dengan ini diumumkan bahwa BPKP telah berhasil masuk dalam enam belas
besar pada kegiatan Indonesian Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) Forum,
yaitu forum pemilihan perusahaan atau organisasi berbasis pengetahuan yang paling
dikagumi di Indonesia.
Selanjutnya, perlu kami informasikan pula bahwa pada hari . tanggal
. 20.. pada pukul .... WIB, penyelenggara Indonesian MAKE Forum akan
datang ke BPKP untuk melakukan verifikasi atas bahan-bahan bukti pelaksanaan
kegiatan yang telah diserahkan kepada panitia Indonesian MAKE Forum, sebagai salah
satu persyaratan untuk penetapan pemenang.
Demikian agar yang berkepentingan maklum.

Tanggal, bulan, tahun


Kepala Biro,
tanda tangan dan cap jabatan

Nama Lengkap Pejabat


NIP ..
Tembusan:
Sekretaris Utama BPKP

- 148 Lampiran 39
Format Surat Peringatan
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910106
Email: kepegawaian@bpkp.go.id

Yth.

SURAT PERINGATAN KE-


NOMOR PRT-..../ ./

Dengan sangat menyesal kami terpaksa memperingatkan Saudara bahwa apa


yang Saudara lakukan, yaitu ............................... , bertentangan dengan PP Nomor 53
Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Pelanggaran tersebut juga merupakan pencerminan dari sikap yang kurang
terpuji yang tidak diharapkan dilakukan oleh seorang Pegawai Negeri Sipil yang baik.
Demikian agar Saudara menjadi maklum dan mencegah terulangnya kembali
kejadian tersebut serta menyadari kembali kedudukan Saudara selaku Pegawai Negeri
Sipil

Tanggal, bulan, tahun


Kepala Biro,
tanda tangan dan cap jabatan

Nama Lengkap Pejabat


NIP ..
Tembusan:
1.
2.

- 149 Lampiran 40
Format Surat Izin secara Umum
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910106
Email: kepegawaian@bpkp.go.id

SURAT IZIN
NOMOR SI-/ /
Kepala

..

sesuai

dengan

. memberikan izin kepada:


Nama

NIP

Pangkat/Golongan :

Jabatan

Satuan Organisasi :

untuk
..
..
Demikian surat izin ini kami berikan agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tanggal, bulan, tahun


Kepala Biro,
tanda tangan dan cap jabatan

Nama Lengkap Pejabat


NIP ..
Tembusan:
1.
2.
3. ..............

- 150 Lampiran 41
Format Surat Izin yang Ditandatangani atas nama Kepala BPKP
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
SEKRETARIAT UTAMA
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85901328
Email: setma@bpkp.go.id

SURAT IZIN
NOMOR SI-/ /
Sehubungan dengan nota dinas/surat .. dst, dengan ini Kepala BPKP
memberi izin kepada :
a.
b.
c.
d.
e.

Nama
NIP
Pangkat/Golongan
Jabatan
Unit Organisasi

:
:
:
:
:

untuk mengikuti . dst, dengan ketentuan


sebagai berikut:
1. Apabila . dst.
2. Surat izin ini mulai berlaku sejak ..
3. Asli Surat izin ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Demikian surat izin ini kami berikan agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tanggal, bulan, tahun


a.n. Kepala BPKP
Sekretaris Utama,
tanda tangan dan cap jabatan

Nama Lengkap Pejabat


NIP ..
Tembusan: (apabila diperlukan)
1.
2.

- 151 Lampiran 42
Format Surat Izin ke Luar Negeri yang Ditandatangani Kepala BPKP

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


SURAT IZIN KE LUAR NEGERI
NOMOR SI- / /
Dengan ini kami memberikan izin ke luar negeri kepada Pegawai Negeri Sipil:
a.
b.
c.
d.
e.

Nama
NIP
Pangkat/golongan
Jabatan
Unit Organisasi

:
:
:
:
:

terhitung mulai tanggal ....... sampai dengan kembali di tempat ........., dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Sebelum berangkat ke luar negeri supaya menyerahkan pekerjaan kepada
atasan langsungnya.
b. Setelah kembali dari luar negeri wajib melaporkan diri kepada atasan
langsungnya dan bekerja kembali sebagaimana biasa.
Demikian surat izin ke luar negeri ini dibuat untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Tempat, tanggal, bulan, tahun


Kepala,
tanda tangan dan cap jabatan

Nama lengkap pejabat


NIP ..
Tembusan:
Sekretaris Utama

- 152 Lampiran 43
Format Surat Izin ke Luar Negeri yang Ditandatangani
atas nama Kepala BPKP
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
SEKRETARIAT UTAMA
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85901328
Email: setma@bpkp.go.id

SURAT IZIN KE LUAR NEGERI


NOMOR SI- / /

Dengan ini kami memberikan izin ke luar negeri kepada Pegawai Negeri Sipil:
a.
b.
c.
d.
e.

Nama
NIP
Pangkat/golongan
Jabatan
Unit Organisasi

:
:
:
:
:

terhitung mulai tanggal . sampai dengan kembali di tempat . dengan ketentuan


sebagai berikut:
a. Sebelum berangkat ke luar negeri supaya menyerahkan pekerjaan kepada
atasan langsungnya.
b. Setelah kembali dari luar negeri wajib melaporkan diri kepada atasan
langsungnya dan bekerja kembali sebagaimana biasa.
Demikian surat izin ke luar negeri ini dibuat untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Tanggal, bulan, tahun


a.n. Kepala BPKP
Sekretaris Utama,
tanda tangan dan cap jabatan

Nama Lengkap Pejabat


NIP ..........
Tembusan:
Kepala BPKP

- 153 Lampiran 44
Format Surat Izin Cuti Tahunan
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910106
Email: kepegawaian@bpkp.go.id

SURAT IZIN CUTI TAHUNAN


NOMOR SI-.../SU02/5/20...
Dengan ini kami memberikan cuti tahunan untuk tahun 20... kepada Pegawai Negeri
Sipil:
a.
b.
c.
d.
e.

Nama
NIP
Pangkat/Golongan
Jabatan
Unit Organisasi

:
:
:
:
:

Sony Wimbo Handoko


19860920 200801 1 001
Pengatur Tingkat I / IId
Auditor Pelaksana
Biro Kepegawaian dan Organisasi

selama enam hari kerja, terhitung mulai tanggal 11 s.d. 19 Januari 20..., dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Sebelum menjalankan cuti tahunan wajib menyerahkan pekerjaannya kepada
atasan langsungnya.
b. Setelah selesai menjalankan cuti tahunan wajib melaporkan diri kepada atasan
langsungnya dan bekerja kembali sebagaimana biasa.
Demikain surat cuti tahunan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Tanggal, bulan, tahun
Kepala Biro,
tanda tangan dan cap jabatan

Nama Lengkap Pejabat


NIP .........
Tembusan:
1. .....................................................
2. .....................................................

- 154 Lampiran 45
Format Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910106
Email: kepegawaian@bpkp.go.id

SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS


NOMOR SPMT-.../SU02/.../20...
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIP
Pangkat/Golongan
Jabatan

: ................................
: ................................
: Pembina Utama Muda / IVc
: Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi

dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:


Nama
: .
NIP
: .
Pangkat/Golongan : Pembina / IVa
terhitung mulai tanggal . bulan ...... tahun ................... telah menjalankan
tugas sebagai Kepala Bagian .., Biro
Kepegawaian dan Organisasi pada Sekretariat Utama di Jakarta.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dengan
mengingat sumpah jabatan. Apabila di kemudian hari isi surat pernyataan ini ternyata
tidak benar, yang mengakibatkan kerugian terhadap negara, maka saya bersedia
menanggung kerugian tersebut.
Asli surat pernyataan ini disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Jakarta IV di Jakarta.
Tanggal, bulan, tahun
Kepala Biro,
tanda tangan dan cap jabatan

Nama Lengkap Pejabat


NIP ..
Tembusan:
1. ......................................................................
2. ......................................................................
3. ......................................................................

- 155 Lampiran 46
Format Surat Pernyataan Menduduki Jabatan
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910106
Email: kepegawaian@bpkp.go.id

SURAT PERNYATAAN MENDUDUKI JABATAN


NOMOR SPMJ-.../SU02/.../20...
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIP
Pangkat/Golongan
Jabatan

: ........................................
: ........................................
: Pembina Utama Muda/IVc
: Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi

dengan ini menyatakan dengan sesunggahnya bahwa:


Nama
NIP
Pangkat/Golongan

: .
: .
: Pembina/ IVa

pada tanggal .bulan . tahun .. telah menduduki jabatan


Kepala Bagian, Biro Kepegawaian dan Organisasi
pada Sekretariat Utama di Jakarta berdasarkan Surat keputusan Kepala Badan
Pengawasan dan Pembangunan Nomor KEP-/K/SU/20... tanggal 20....
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor . Tahun 20... tanggal . 20...,
Saudara.. berhak menerima tunjangan jabatan struktual sebesar Rp
...................,00 (rupiah) sebulan, terhitung mulai tanggal
................. 20....
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dengan
mengingat sumpah jabatan. Apabila di kemudian hari isi surat pernyataan ini ternyata
tidak benar, yang mengakibatkan kerugian terhadap negara, maka saya bersedia
menanggung kerugian tersebut.
Asli surat pernyataan ini disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Jakarta IV di Jakarta.
Tanggal, bulan, tahun
Kepala Biro,
tanda tangan dan cap jabatan

Nama Kepala Biro


NIP .....
Tembusan:
1. ......................................................................
2. ......................................................................
3. ......................................................................
4. ......................................................................

- 156 Lampiran 47
Format Surat Pernyataan Pelantikan
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
SEKRETARIAT UTAMA
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85901328
Email: setma@bpkp.go.id

SURAT PERNYATAAN PELANTIKAN


NOMOR SPL-/SU/02/20...
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: .
NIP
: .
Pangkat/Golongan
: Pembina Utama Madya/ IVd
Jabatan
: Sekretaris Utama
dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :
Nama
: ..............................................
NIP
: ..............................................
Pangkat/Golongan
: Pembina Tingkat I / IVa
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Nomor KEP-...../K/SU/20.. tanggal ............... 20.. telah diangkat dalam
jabatan Biro Perencanaan Pengawasan pada sekretaris Utama di Jakarta dan telah
dilantik pleh Kepala Badan Pengawaan Keuangan dan Pembangunan di Jakarta pada
tanggal ................. 20...
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dengan
mengingat sumpah Jabatan. Apabila di kemudian hari isi surat pernyataan ini ternyata
tidak benar, yang mengakibatkan kerugian terhadap Negara, maka saya bersedia
menanggung kerugian tersebut.
Asli Surat Pernyataan Pelantikan disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Jakarta IV di Jakarta.
Tanggal, bulan, tahun
Sekretaris Utama,
tanda tangan dan cap jabatan

Nama Sekretaris Utama


NIP ..
Tembusan:
1. ......................................................................
2. ......................................................................
3. ......................................................................

- 157 Lampiran 48
Format Notula
NOTULA
1.

Nama Kegiatan

Sebutkan jenis dan sifatnya rapat/kegiatan,


misalnya: Rapat Pimpinan, Rapat Koordinasi,
atau Pelatihan di Kantor Sendiri (PKS)

2.

Unit Penyelenggara

..

3.

Tempat/Tanggal/Waktu

.. (untuk PKS dalam hitungan jam)

4.

Pimpinan Rapat/Sidang

..

5.

Penyaji/Narasumber

(untuk

PKS

sebutkan

Narasumber/Penyaji & Judul Makalah)


6.

Moderator

7.

Notulis

6.

Jumlah Peserta

.................
.................

.. orang (jumlah peserta terlampir)

Ringkasan jalannya rapat/sidang dan Simpulan


..................................................................... dst.

tanggal, bulan, tahun


Mengetahui
Pimpinan Rapat, *)

Notulis,

Nama Pimpinan Rapat


NIP .

Nama Notulis
NIP

Keterangan:
*) Untuk PKS agar diketahui oleh Pimpinan unit yang bersangkutan

nama

- 158 Lampiran 49
Format Laporan Bentuk Surat
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG
Jalan Basuki Rahmat Nomor 33, Bandar Lampung 35215
Telepon (0721) 481550, 483129 (Hunting), Faksimile (0721) 481550
E-mail: lampung@bpkp.go.id

Nomor
Lampiran
Hal

: LHA - ............/PW..../..../20...
: ........ berkas
: Laporan Hasil Audit ......................... atas
......................................................................
Tahun ..............

. Juni 20....

Yth.........................................
di............................
Berdasarkan Surat Tugas Kepala Perwakilan BPKP Provinsi ............. Nomor ST......./PW...../2/20.... tanggal ................ 20...., dengan ini kami sampaikan laporan hasil
audit ...... atas ................................. tahun 20..., dengan uraian sebagai berikut:
1. Dasar Audit
......................................................................................................................
2. Tujuan Audit
......................................................................................................................
3. Ruang Lingkup Audit
......................................................................................................................
4. Data Umum
..........................................................................................................................
5. Prosedur Audit
......................................................................................................................
6. Hasil Audit
.......................................................................................................................
7. Tindak Lanjut Hasil Audit
........................................................................................................................
Atas perhatian Saudara, kami mengucapkan terima kasih.
Kepala Perwakilan,
tanda tangan dan cap jabatan
Nama pejabat
NIP .............................................
Tembusan:
...................................

- 159 Lampiran 50/1-3


Format Laporan Bentuk Bab
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG
Jalan Basuki Rahmat Nomor 33, Bandar Lampung 35215
Telepon (0721) 481550, 483129 (Hunting), Faksimile (0721) 481550
E-mail: lampung@bpkp.go.id

Nomor
Lampiran
Hal

: LHA - ............/PW..../..../20...
: ........ berkas
: Laporan Hasil Audit ......................... atas
......................................................................
Tahun ..............

. Juni 20....

Laporan Hasil Audit ...........atas .................................................................. tahun


2007 disajikan dengan urutan pembahasan sebagai berikut:
BAB I

: SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II

URAIAN HASIL AUDIT

- 160 Lampiran 50/2-3


Format Laporan Bentuk Bab

BAB I
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
....................................................................
B. Rekomendasi
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
....................................................................
Uraian secara rinci disajikan pada Bab II.

Kepala Perwakilan,
tanda tangan dan cap jabatan

Nama pejabat
NIP ...................................

- 161 Lampiran 50/3-3


Format Laporan Bentuk Bab

BAB II
URAIAN AUDIT

A.

Informasi Umum
1. Dasar Audit
....................................................................................................................
2. Sifat dan Tujuan Audit
....................................................................................................................
3. Ruang Lingkup Audit
....................................................................................................................
4. Prosedur Audit
....................................................................................................................
5. Hambatan Audit
.....................................................................................................................
6. Data Umum Auditan
.....................................................................................................................

B.

Temuan Audit
...............................................................................................................................

C.

Tindak Lanjut Audit


................................................................................................................................

- 162 -

Lampiran 51
Format Laporan Kegiatan
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910106
Email: kepegawaian@bpkp.go.id

Nomor
: LGIAT-...../SU02/5/20....
Lampiran : Satu berkas
Hal
: Laporan Pelaksanaan Kegiatan
...................................................

.... ............ 20...

Yth. Sekretaris Utama


di Jakarta
Dengan ini kami melaporkan pelaksanaan kegiatan ..........................., dengan
uraian sebagai berikut:
A. Pendahuluan
1.
2.
3.
4.

Umum
Maksud dan Tujuan
Ruang Lingkup
Dasar

B. Kegiatan yang Dilaksanakan


................................
C. Hasil yang Dicapai

D. Hambatan/Kendala

E. Simpulan dan Saran


................................
Demikian laporan kami, atas perhatian Bapak, kami mengucapkan terima kasih.

Kepala Biro,
tanda tangan dan cap jabatan

Nama lengkap
NIP ...............................

- 163 Lampiran 52
Format Telaahan Staf

TELAAHAN STAF
TENTANG
...............................................................................

A. Persoalan
................................
B. Praanggapan
................................
C. Fakta yang Mempengaruhi

D. Analisis

E. Simpulan
................................
F. Saran
................................

Nama jabatan pembuat telaahan staf,


tanda tangan

Nama lengkap
NIP ...............................

- 164 Lampiran 53
Format Cover Laporan
1 cm

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


SEKRETARIAT UTAMA

LAPORAN PENYELENGGARAAN

3 cm

SISTEM PENGENDALIAN
INTERN PEMERINTAH
PADA

2 cm

SEKRETARIAT UTAMA
TAHUN 2013

Nomor
Tanggal

: LSPIP-1/SU/2013
: 25 Februari 2013

2 cm

- 165 Lampiran 54
Format Kerta Kerja Pengawasan
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERWAKILAN PROVINSI ..................
Nama Auditi
Tahun
Alamat

: ....................................... No. KKP


: ....................................... Ref. Prog. Kerja
: ....................................... Dibuat oleh
Tanggal
Direviu oleh
Tanggal
JUDUL KERTAS KERJA ........

:
:
:
:
:
:

...................................
...................................
(nama dan paraf)
...................................
(nama dan paraf)
...................................

- 166 Lampiran 55/1-2


Format Disposisi Kepala BPKP

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

LEMBAR DISPOSISI
No. Agenda

: .................... Sifat :

Sgt Rahasia

Biasa

Tanggal diterima

: ....................

Rahasia

.............

Waktu diterima

: .................... Klasf. :

Kilat

Segera

A/F/T*

: ....................

Sgt Segera

Biasa

IDENTITAS SURAT
Nomor dan Tanggal
Asal
Isi Ringkas

:
:
:

.......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
.......................................................................

DITERUSKAN KEPADA:
Pejabat

Penerima

Unit Kerja

Sesma

Inspektur

Deputi 1

Kapuslitbangwas

Deputi 2

Kapusdiklatwas

Deputi 4

Kapusbin JFA

Deputi 5

Kapusinfowas

Deputi 6

Kaper ................

..............

...........................

Penerima

INSTRUKSI/INFORMASI:
Dibicarakan dgn saya
Diproses selesai
Dijawab
Diedarkan
Dipedomani
Koordinasi/monitor
Sesuai catatan
Untuk perhatian
Dipedomani
Ditelaah/Teliti/Kaji/Pelajari

Pendapat dan saran


Jelaskan masalahnya
Diketahui
Siapkan Bahan
Harap hadir/wakil
Dampingi
Jadwalkan
Arsip/File
........................................

CATATAN KEPALA BPKP:


.....................................................................................................................
Paraf & Tgl.
....................................................................
....................................................................
....................................................................
....................................................................
Perhatian : Dilarang memisahkan sehelai kertas pun yang tergabung dalam
berkas ini
*) Keterangan : A-Asli, F-Faksimile, T-Tembusan

- 167 -

Lampiran 55/2-2

Petunjuk Pengisian Disposisi Kepala BPKP


1. No. Agenda, diisi dengan nomor agenda surat;
2. Tanggal diterima, diisi dengan tanggal diterimanya surat masuk oleh
Sekretaris Kepala BPKP;
3. Waktu diterima, diisi dengan pukul diterimanya surat masuk oleh
Sekretaris Kepala BPKP;
4. A/F/T*, diisi dengan pilihan A-Asli, F-Faksimile, T-Tembusan
5. Pilih sifat surat masuk dengan cara membubuhkan di dalam kotak
pilihan sifat.
6. Pilih klasifikasi surat masuk dengan cara membubuhkan di dalam
kotak pilihan klasifikasi.
7. Nomor dan Tanggal, diisi dengan nomor dan tanggal surat;
8. Asal, diisi dengan Instansi/Pihak ekstern BPKP asal surat masuk
diterima.
9. Isi ringkas, diisi dengan uraian ringkas mengenai substansi surat
masuk.
10. Kepala BPKP membubuhkan di dalam kotak pilihan Unit Kerja pada
bagian DITERUSKAN KEPADA
11. Pada kolom Penerima diisi dengan paraf dan tanda tangan penerima
(sekretaris unit kerja pada pejabat yang diberi disposisi)
12. No. Agenda Eselon I, diisi dengan nomor agenda yang terdapat pada
unit kerja Eselon I
13. Kepala
BPKP
membubuhkan

di dalam
kotak
pilihan
INSTRUKSI/INFORMASI.
14. Kepala BPKP mengisi informasi tambahan jika diperlukan pada kolom
CATATAN KEPALA BPKP: dan membubuhkan paraf dan tanggal
diisinya lembar disposisi tersebut.

- 168 Lampiran 56/1-2


Format Disposisi Sekretaris Utama

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


SEKRETARIAT UTAMA

LEMBAR DISPOSISI
No. Agenda

: ....................

Sifat :

Sgt Rahasia

Biasa

Rahasia

.............

Klasf. :

Kilat

Segera

Sgt Segera

Biasa

Tanggal diterima : ....................


Waktu diterima

: ....................

A/F/T*

: ....................

IDENTITAS SURAT
Nomor dan Tanggal
Asal
Isi Ringkas

:
:
:

...................................................................................
...................................................................................
...................................................................................

DITERUSKAN KEPADA KABIRO:


Pejabat (Paraf&Tgl. Penerima)
Karorenwas

Karokumas

Karopego

Karoum

Karoku

............................

DITERUSKAN KEPADA KABAG:


Pejabat (Paraf&Tgl. Penerima)
Rorenwas:

Rokumas:
Kabag Sunren

Kabagdang

Kabag Evaren

Kabag Lahbankum

Kabag Humas

Ropego:
Kabag Renbang

) Roum:

Kabag PKP

Kabag TU

Kabag Pedati

Kabag RT

Kabag Perkap

Kabagor

Kabag Tala

Kabaggar

Kabag Perbendakun (

Roku:

INSTRUKSI/INFORMASI KEPADA:
Es. II Es. III
Dibicarakan dgn saya
Diproses selesai
Dijawab
Diedarkan
Dipedomani
Koordinasi/monitor
Sesuai catatan
Untuk perhatian
Dipedomani

Es. II Es. III


Ditelaah/Teliti/Kaji/Pelajari
Pendapat dan saran
Jelaskan masalahnya
Diketahui
Siapkan Bahan
Harap hadir/wakil
Dampingi
Jadwalkan
Arsip/File

CATATAN SESMA:
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
CATATAN KABIRO:
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
CATATAN KABAG:
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................

Paraf & Tgl.

Paraf & Tgl.

Paraf & Tgl.

- 169 -

Lampiran 56/2-2

Format Disposisi Sekretaris Utama


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

13.
14.
15.
16.
17.

18.
19.
20.

21.

No. Agenda, diisi dengan nomor agenda surat masuk;


Tanggal diterima, diisi dengan tanggal diterimanya surat masuk oleh
Sekretaris SESMA;
Waktu diterima, diisi dengan pukul diterimanya surat masuk oleh
Sekretaris SESMA;
A/F/T*, diisi dengan pilihan A-Asli, F-Faksimile, T-Tembusan
Pilih sifat surat masuk dengan cara membubuhkan di dalam kotak
pilihan sifat.
Pilih klasifikasi surat masuk dengan cara membubuhkan di dalam
kotak pilihan klasifikasi.
Nomor dan Tanggal, diisi dengan nomor dan tanggal surat;
Asal, diisi dengan Instansi/Pihak ekstern BPKP atau unit kerja/Pihak
intern BPKP asal surat masuk diterima;
Isi ringkas, diisi dengan uraian ringkas mengenai substansi surat masuk.
Sesma membubuhkan di dalam kotak pilihan Unit Kerja pada bagian
DITERUSKAN KEPADA KABIRO
Sesma membubuhkan di dalam kotak pilihan INSTRUKSI/INFORMASI
pada kolom Es. II.
Sesma mengisi informasi tambahan jika diperlukan pada kolom
CATATAN SESMA: dan membubuhkan paraf dan tanggal diisinya
lembar disposisi tersebut.
Pada kolom Penerima (di bawah No. Agenda Eselon II), diisi dengan
paraf dan tanda tangan penerima (sekretaris Kabiro yang diberi disposisi)
No. Agenda Eselon II, diisi oleh sekretaris Kabiro dengan nomor agenda
surat masuk tersebut.
Kabiro membubuhkan di dalam kotak pilihan Unit Kerja pada bagian
DITERUSKAN KEPADA KABAG
Kabiro membubuhkan di dalam kotak pilihan INSTRUKSI/INFORMASI
pada kolom Es. III.
Kabiro mengisi informasi tambahan jika diperlukan pada kolom
CATATAN KABIRO: dan membubuhkan paraf dan tanggal diisinya
lembar disposisi tersebut.
Pada kolom Penerima (di bawah No. Agenda Eselon III), diisi dengan
paraf dan tanda tangan penerima (sekretaris Kabag yang diberi disposisi)
No. Agenda Eselon III, diisi oleh sekretaris Kabag dengan nomor agenda
surat masuk tersebut.
Kolom CATATAN KABAG: diisi oleh Kabag dengan instruksi/informasi
kepada pejabat eselon IV. Kemudian Kabag membubuhkan paraf dan
tanggal diisinya lembar disposisi tersebut.
Pejabat Eselon IV bertanggung jawab untuk menyimpan (arsip/file)
lembar disposisi ini beserta surat masuk yang menjadi satu kesatuan.

- 170 -

Lampiran 57/1-2
Format Disposisi Deputi

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


DEPUTI INVESTIGASI

LEMBAR DISPOSISI
No. Agenda

: ....................

Sifat :

Tanggal diterima : ....................


Waktu diterima

: ....................

A/F/T*

: ....................

IDENTITAS SURAT
Nomor dan Tanggal
Asal
Isi Ringkas

:
:
:

Klasf. :

Sgt Rahasia

Biasa

Rahasia

.............

Kilat

Segera

Sgt Segera

Biasa

...................................................................................
...................................................................................
...................................................................................

DITERUSKAN KEPADA DIREKTUR:


Pejabat (Paraf&Tgl. Penerima)
Dir. Investigasi IP

Dir. HKP

Dir. Investigasi BUMN/D

Kasubbag TU

DITERUSKAN KEPADA KASUBDIT:


Pejabat (Paraf&Tgl. Penerima)
Dit. Investigasi IP:
Kasubdit Inves. IP I

Kasubdit Inves. IP II

Kasubdit Inves. Pemda

Dit. HKP:
Kasubdit HKP IP

Kasubdit HKP BUMN/D

Kasubbag TU

............................................. (

Dit. Investigasi BUMN/D:


Kasubdit Inves. BUMN

) Lainnya:

Kasubdit Inves. BUMD

INSTRUKSI/INFORMASI KEPADA:
Es. II Es. III
Dibicarakan dgn saya
Diproses selesai
Dijawab
Diedarkan
Dipedomani
Koordinasi/monitor
Sesuai catatan
Untuk perhatian
Dipedomani

Es. II Es. III


Ditelaah/Teliti/Kaji/Pelajari
Pendapat dan saran
Jelaskan masalahnya
Diketahui
Siapkan Bahan
Harap hadir/wakil
Dampingi
Jadwalkan
Arsip/File

CATATAN DEPUTI:
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
CATATAN DIREKTUR:
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
CATATAN KASUBDIT:
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
CATATAN KASUBBAG TU:
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................

Paraf & Tgl.

Paraf & Tgl.

Paraf & Tgl.

Paraf & Tgl.

- 171 Lampiran 57/2-2

Format Disposisi
Deputi

1. No. Agenda, diisi dengan nomor agenda surat masuk;


2. Tanggal diterima, diisi dengan tanggal diterimanya surat masuk oleh
Sekretaris Deputi Kepala BPKP;
3. Waktu diterima, diisi dengan pukul diterimanya surat masuk oleh
Sekretaris Deputi Kepala BPKP;
4. A/F/T*, diisi dengan pilihan A-Asli, F-Faksimile, T-Tembusan
5. Pilih sifat surat masuk dengan cara membubuhkan di dalam kotak
pilihan sifat.
6. Pilih klasifikasi surat masuk dengan cara membubuhkan di dalam
kotak pilihan klasifikasi.
7. Nomor dan Tanggal, diisi dengan nomor dan tanggal surat;
8. Asal, diisi dengan Instansi/Pihak ekstern BPKP atau unit kerja/Pihak
intern BPKP asal surat masuk diterima;
9. Isi ringkas, diisi dengan uraian ringkas mengenai substansi surat masuk.
10. Deputi Kepala BPKP membubuhkan di dalam kotak pilihan Unit Kerja
pada bagian DITERUSKAN KEPADA DIREKTUR
11. Deputi Kepala BPKP membubuhkan di dalam kotak pilihan
INSTRUKSI/INFORMASI pada kolom Es. II.
12. Deputi Kepala BPKP mengisi informasi tambahan jika diperlukan pada
kolom CATATAN DEPUTI: dan membubuhkan paraf dan tanggal
diisinya lembar disposisi tersebut.
13. Pada kolom Penerima (di bawah No. Agenda Eselon II), diisi dengan
paraf dan tanda tangan penerima (sekretaris Direktur yang diberi
disposisi)
14. No. Agenda Eselon II, diisi oleh sekretaris Direktur dengan nomor
agenda surat masuk tersebut.
15. Direktur membubuhkan di dalam kotak pilihan Unit Kerja pada
bagian DITERUSKAN KEPADA KASUBDIT
16. Direktur
membubuhkan

di dalam
kotak
pilihan
INSTRUKSI/INFORMASI pada kolom Es. III.
17. Direktur mengisi informasi tambahan jika diperlukan pada kolom
CATATAN DIREKTUR: dan membubuhkan paraf dan tanggal diisinya
lembar disposisi tersebut.
18. Pada kolom Penerima (di bawah No. Agenda Eselon III), diisi dengan
paraf dan tanda tangan penerima (sekretaris Kasubdit yang diberi
disposisi)
19. No. Agenda Eselon III, diisi oleh sekretaris Kasubdit dengan nomor
agenda surat masuk tersebut.
20. Kolom CATATAN KASUBDIT: diisi oleh Kasubdit dengan
instruksi/informasi kepada pejabat fungsional. Kemudian Kasubdit
membubuhkan paraf dan tanggal diisinya lembar disposisi tersebut.
21. Kolom CATATAN KASUBBAG TU: diisi oleh Kasubbag TU Perbantuan
dengan instruksi/informasi kepada pejabat fungsional. Kemudian
Kasubbag TU membubuhkan paraf dan tanggal diisinya lembar disposisi
tersebut.
22. Pejabat Eselon III dan IV bertanggung jawab untuk menyimpan
(arsip/file) lembar disposisi ini beserta surat masuk yang menjadi satu
kesatuan.

- 172 -

Lampiran 58/1-2

Format Disposisi Kepala Biro

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI

LEMBAR DISPOSISI
No. Agenda

: ....................

Sifat :

Sgt Rahasia

Biasa

Rahasia

.............

Klasf. :

Kilat

Segera

Sgt Segera

Biasa

Tanggal diterima : ....................


Waktu diterima

: ....................

A/F/T*

: ....................

IDENTITAS SURAT
Nomor dan Tanggal
Asal
Isi Ringkas

:
:
:

...................................................................................
...................................................................................
...................................................................................

DITERUSKAN KEPADA KABAG:


Pejabat (Paraf&Tgl. Penerima)
Kabag Renbang

Kabagor

Kabag PKP

Kabag Tala

Kabag Pedati

............................

DITERUSKAN KEPADA KASUBBAG:


Pejabat (Paraf&Tgl. Penerima)
Bagrenbang:
Kasubbag Renpeg

Kasubbag Bangpeg

Kasubbag DIP

Bagor:
Kasubbag Lembaga
Kasubbag PPK

Bagtala:
Bag PKP:

Kasubbag Talawas

Kasubbag Sisdur

Kasubbag PKP I

Kasubbag PKP II

Kasubbag PKP III

) Lainnya:
................................

Bagpedati:
Kasubbag Pinpeg

Kasubbag Hentipeg

INSTRUKSI/INFORMASI KEPADA:
Es. III Es. IV
Dibicarakan dgn saya
Diproses selesai
Dijawab
Diedarkan
Dipedomani
Koordinasi/monitor
Sesuai catatan
Untuk perhatian
Ditelaah/Teliti/Kaji/Pelajari

Es. III Es. IV


Pendapat dan saran
Jelaskan masalahnya
Diketahui
Siapkan Bahan
Harap hadir/wakil
Dampingi
Jadwalkan
Arsip/File
.....................

CATATAN KABIRO:
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
CATATAN KABAG:
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
CATATAN KASUBBAG:
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................

Paraf & Tgl.

Paraf & Tgl.

Paraf & Tgl.

- 173 -

Lampiran 58/2-2

Format Disposisi Kepala Biro


1. No. Agenda, diisi dengan nomor agenda surat masuk;
2. Tanggal diterima, diisi dengan tanggal diterimanya surat masuk oleh Sekretaris
Kepala Perwakilan;
3. Waktu diterima, diisi dengan pukul diterimanya surat masuk oleh Sekretaris
Kepala Perwakilan;
4. A/F/T*, diisi dengan pilihan A-Asli, F-Faksimile, T-Tembusan
5. Pilih sifat surat masuk dengan cara membubuhkan di dalam kotak pilihan
sifat.
6. Pilih klasifikasi surat masuk dengan cara membubuhkan di dalam kotak
pilihan klasifikasi.
7. Nomor dan Tanggal, diisi dengan nomor dan tanggal surat;
8. Asal, diisi dengan Instansi/Pihak ekstern BPKP atau unit kerja/Pihak intern
BPKP asal surat masuk diterima;
9. Isi ringkas, diisi dengan uraian ringkas mengenai substansi surat masuk.
10. Kepala Perwakilan membubuhkan di dalam kotak pilihan Unit Kerja pada
bagian DITERUSKAN KEPADA KABAG/KABID:
11. Kepala
Perwakilan
membubuhkan

di dalam
kotak
pilihan
INSTRUKSI/INFORMASI pada kolom Es. III.
12. Kepala Perwakilan mengisi informasi tambahan jika diperlukan pada kolom
CATATAN KAPER: dan membubuhkan paraf dan tanggal diisinya lembar
disposisi tersebut.
13. Pada kolom Penerima (di bawah No. Agenda Eselon III), diisi dengan paraf dan
tanda tangan penerima (sekretaris Kabag/Kabid yang diberi disposisi)
14. No. Agenda Eselon III, diisi oleh sekretaris Kabag/Kabid dengan nomor agenda
surat masuk tersebut.
15. Kabag membubuhkan di dalam kotak pilihan Unit Kerja pada bagian
DITERUSKAN KEPADA KASUBBAG
16. Kabag membubuhkan di dalam kotak pilihan INSTRUKSI/INFORMASI pada
kolom Es. IV.
17. Kabag/Kabid mengisi informasi tambahan jika diperlukan pada kolom
CATATAN KABAG/KABID: dan membubuhkan paraf dan tanggal diisinya
lembar disposisi tersebut.
18. Pada kolom Penerima (di bawah DITERUSKAN KEPADA KASUBBAG), diisi
dengan paraf dan tanda tangan Kasubbag.
19. Kolom CATATAN KASUBBAG: diisi oleh Kepala Sub Bagian dengan
instruksi/informasi kepada pejabat fungsional. Kemudian Kepala Sub Bagian
membubuhkan paraf dan tanggal diisinya lembar disposisi tersebut.
20. Pejabat Eselon III dan IV bertanggung jawab untuk menyimpan (arsip/file)
lembar disposisi ini beserta surat masuk yang menjadi satu kesatuan.

- 174 Lampiran 59/1-2


Format Disposisi Kepala Perwakilan

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG

LEMBAR DISPOSISI
No. Agenda

: ....................

Sifat :

Tanggal diterima : ....................


Waktu diterima

: ....................

A/F/T*

: ....................

Klasf. :

Sgt Rahasia

Biasa

Rahasia

.............

Kilat

Segera

Sgt Segera

Biasa

IDENTITAS SURAT
Nomor dan Tanggal

...................................................................................

Asal

...................................................................................

Isi Ringkas

...................................................................................

DITERUSKAN KEPADA KABAG/KABID:


Pejabat (Paraf&Tgl. Penerima)
Kabag TU

Kabid AN

Kabid IPP

Kabid Investigasi

Kabid APD

...............................

DITERUSKAN KEPADA KASUBBAG:


Pejabat (Paraf&Tgl. Penerima)
Kasubbag Prolap

Kasubbag Keuangan

Kasubbag Umum

................................

Kasubbag Kepegawaian

INSTRUKSI/INFORMASI KEPADA:
Es. III Es. IV

Es. III Es. IV


Dibicarakan dgn saya

Pendapat dan saran

Diproses selesai

Jelaskan masalahnya

Dijawab

Diketahui

Diedarkan

Siapkan Bahan

Dipedomani

Harap hadir/wakil

Koordinasi/monitor

Dampingi

Sesuai catatan

Jadwalkan

Untuk perhatian

Arsip/File

Ditelaah/Teliti/Kaji/Pelajari

................................

CATATAN KAPER:
...................................................................................................

Paraf & Tgl.

...................................................................................................
...................................................................................................
CATATAN KABAG/KABID:
...................................................................................................

Paraf & Tgl.

...................................................................................................
...................................................................................................
CATATAN KASUBBAG:
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................

Paraf & Tgl.

- 175 Lampiran 59/2-2


Format Disposisi Kepala Perwakilan
1. No. Agenda, diisi dengan nomor agenda surat masuk;
2. Tanggal diterima, diisi dengan tanggal diterimanya surat masuk oleh Sekretaris
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Kepala Perwakilan;
Waktu diterima, diisi dengan pukul diterimanya surat masuk oleh Sekretaris
Kepala Perwakilan;
A/F/T*, diisi dengan pilihan A-Asli, F-Faksimile, T-Tembusan
Pilih sifat surat masuk dengan cara membubuhkan di dalam kotak pilihan sifat.
Pilih klasifikasi surat masuk dengan cara membubuhkan di dalam kotak pilihan
klasifikasi.
Nomor dan Tanggal, diisi dengan nomor dan tanggal surat;
Asal, diisi dengan Instansi/Pihak ekstern BPKP atau unit kerja/Pihak intern BPKP
asal surat masuk diterima;
Isi ringkas, diisi dengan uraian ringkas mengenai substansi surat masuk.
Kepala Perwakilan membubuhkan di dalam kotak pilihan Unit Kerja pada
bagian DITERUSKAN KEPADA KABAG/KABID:
Kepala
Perwakilan
membubuhkan

di dalam
kotak
pilihan
INSTRUKSI/INFORMASI pada kolom Es. III.
Kepala Perwakilan mengisi informasi tambahan jika diperlukan pada kolom
CATATAN KAPER: dan membubuhkan paraf dan tanggal diisinya lembar
disposisi tersebut.
Pada kolom Penerima (di bawah No. Agenda Eselon III), diisi dengan paraf dan
tanda tangan penerima (sekretaris Kabag/Kabid yang diberi disposisi)
No. Agenda Eselon III, diisi oleh sekretaris Kabag/Kabid dengan nomor agenda
surat masuk tersebut.
Kabag membubuhkan di dalam kotak pilihan Unit Kerja pada bagian
DITERUSKAN KEPADA KASUBBAG
Kabag membubuhkan di dalam kotak pilihan INSTRUKSI/INFORMASI pada
kolom Es. IV.
Kabag/Kabid mengisi informasi tambahan jika diperlukan pada kolom CATATAN
KABAG/KABID: dan membubuhkan paraf dan tanggal diisinya lembar disposisi
tersebut.
Pada kolom Penerima (di bawah DITERUSKAN KEPADA KASUBBAG), diisi
dengan paraf dan tanda tangan Kasubbag.
Kolom CATATAN KASUBBAG: diisi oleh Kepala Sub Bagian dengan
instruksi/informasi kepada pejabat fungsional. Kemudian Kepala Sub Bagian
membubuhkan paraf dan tanggal diisinya lembar disposisi tersebut.
Pejabat Eselon III dan IV bertanggung jawab untuk menyimpan (arsip/file) lembar
disposisi ini beserta surat masuk yang menjadi satu kesatuan.

- 176 Lampiran 60/1-2


Format Disposisi Kepala Perwakilan Madya

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


PERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBAR DISPOSISI
No. Agenda

: ....................

Sifat :

Tanggal diterima : ....................


Waktu diterima

: ....................

A/F/T*

: ....................

Klasf. :

Sgt Rahasia

Biasa

Rahasia

.............

Kilat

Segera

Sgt Segera

Biasa

IDENTITAS SURAT
Nomor dan Tanggal

...................................................................................

Asal

...................................................................................

Isi Ringkas

...................................................................................
...................................................................................
...................................................................................
...................................................................................

DITERUSKAN KEPADA:
Pejabat (Paraf&Tgl. Penerima)
Kasubbag TU

................................

INSTRUKSI/INFORMASI KEPADA:
Dibicarakan dgn saya

Pendapat dan saran

Diproses selesai

Jelaskan masalahnya

Dijawab

Diketahui

Diedarkan

Siapkan Bahan

Dipedomani

Harap hadir/wakil

Koordinasi/monitor

Dampingi

Sesuai catatan

Jadwalkan

Untuk perhatian

Arsip/File

Ditelaah/Teliti/Kaji/Pelajari

...............................

CATATAN KAPER:
...................................................................................................

Paraf & Tgl.

...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
CATATAN KASUBBAG TU:
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................

Paraf & Tgl.

- 177 Lampiran 60/2-2


Format Disposisi Kepala Perwakilan Madya
1. No. Agenda, diisi dengan nomor agenda surat masuk;
2. Tanggal diterima, diisi dengan tanggal diterimanya surat masuk oleh
Sekretaris Kepala Perwakilan Madya;
3. Waktu diterima, diisi dengan pukul diterimanya surat masuk oleh Sekretaris
Kepala Perwakilan Madya;
4. A/F/T*, diisi dengan pilihan A-Asli, F-Faksimile, T-Tembusan
5. Pilih sifat surat masuk dengan cara membubuhkan di dalam kotak pilihan
sifat.
6. Pilih klasifikasi surat masuk dengan cara membubuhkan di dalam kotak
pilihan klasifikasi.
7. Nomor dan Tanggal, diisi dengan nomor dan tanggal surat;
8. Asal, diisi dengan Instansi/Pihak ekstern BPKP atau unit kerja/Pihak intern
BPKP asal surat masuk diterima;
9. Isi ringkas, diisi dengan uraian ringkas mengenai substansi surat masuk.
10. Kepala Perwakilan Madya membubuhkan di dalam kotak pilihan Unit
Kerja pada bagian DITERUSKAN KEPADA KASUBBAG dan pada kolom
Penerima diisi dengan paraf dan tanda tangan penerima (sekretaris unit
kerja pada pejabat yang diberi disposisi).
11. Kepala Perwakilan Madya membubuhkan di dalam kotak pilihan
INSTRUKSI/INFORMASI.
12. Kepala Perwakilan Madya atau Pejabat eselon IV mengisi informasi
tambahan jika diperlukan pada kolom CATATAN KAPER / KASUBBAG TU:
dan membubuhkan paraf dan tanggal diisinya lembar disposisi tersebut.
13. Pada kolom Penerima (di bawah DITERUSKAN KEPADA KASUBBAG), diisi
dengan paraf dan tanda tangan Kasubbag.
14. Kolom CATATAN KASUBBAG TU: diisi oleh Kasubbag TU Perbantuan
dengan instruksi/informasi kepada pejabat fungsional. Kemudian Kasubbag
TU Perbantuan membubuhkan paraf dan tanggal diisinya lembar disposisi
tersebut.
15. Kasubbag TU bertanggung jawab untuk menyimpan (arsip/file) lembar
disposisi ini beserta surat masuk yang menjadi satu kesatuan.

- 178 -

Lampiran 61

Format Verbal Konsep Naskah Dinas Kepala BPKP

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


VERBAL KONSEP NASKAH DINAS
Disusun oleh, tanggal

Diberi nomor oleh, tanggal

Diperiksa oleh, tanggal :

Diketik oleh, tanggal

Disetujui oleh, tanggal

Diedit oleh, tanggal

Diterima sekretaris

Dikirim oleh, tanggal

Kepala BPKP, tanggal

Hal

Nomor & tanggal Legal Drafting

Nomor & tanggal Verbal

Nomor & tanggal Naskah

Jakarta,
Yth. Kepala Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan
di Jakarta

Nama Jabatan
Pembuat Konsep
Naskah,

Nama Pejabat
NIP.

Ditetapkan/Disetujui:
Kepala BPKP,

Nama Kepala BPKP


NIP

Lampiran

Penjelasan

- 179 -

Lampiran 62

Format Surat Permintaan Barang


BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910106
Email: kepegawaian@bpkp.go.id

SURAT PERMINTAAN BARANG


NOMOR SPB-.../SU02.5/20...
Yth. Kepala Biro Umum
di Jakarta
Dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan serta adanya
kebutuhan Alat Tulis Kantor (ATK) di Bagian Tata Laksana pada Biro Kepegawaian dan
Organisasi, dengan ini kami mengajukan permintaan ATK yang kami butuhkan sebagai
berikut:
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nama Barang
Kertas Fotocopy F4
Kertas Fotocopy A4
Box File
Amplop Logo BPKP Kecil
Amplop Logo BPKP Sedang
Amplop Logo BPKP Besar
Tinta HP Officejet 7210

Angka
5
15
1
100
100
100
2

Kuantitas
Huruf
lima
lima belas
satu
seratus
seratus
seratus
dua

Satuan
rim
rim
lusin
lembar
lembar
lembar
buah

Keterangan

Atas bantuan dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

..... September 20...


a.n. Kepala Biro Kepegawaian
dan Organisasi
Kepala Bagian Tata Laksana,
tanda tangan dan cap jabatan

.........................
NIP .....................................
Tembusan:
................................................

- 180 -

Lampiran 63

Format Surat Perintah Mengeluarkan Barang


BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO UMUM
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910106
Email: biro.umum@bpkp.go.id

SURAT PERINTAH MENGELUARKAN BARANG


NOMOR SPMB-.../SU05//20...
Harap dikeluarkan barang/alat tulis kantor (ATK) tersebut di bawah ini untuk keperluan:
Bagian
: Tata Laksana
Biro
: Kepegawaian dan Organisasi
berdasarkan Surat Permintaan Barang Nomor ........ tanggal .. ......... ......
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nama Barang
Kertas Fotocopy F4
Kertas Fotocopy A4
Box File
Amplop Logo BPKP Kecil
Amplop Logo BPKP Sedang
Amplop Logo BPKP Besar
Tinta HP Officejet 7210

Angka
5
15
1
100
100
100
2

Kuantitas
Huruf
lima
lima belas
satu
seratus
seratus
seratus
dua

Satuan
rim
rim
lusin
lembar
lembar
lembar
buah

Keterangan

Diterima:
Tanggal .. ...... ....

Dikeluarkan:
Tanggal .. ...... ....

Unit Pemakai,

Kepala Subbagian
Penyaluran dan Invetarisasi,

Kepala Bagian
Perlengkapan,

tanda tangan

tanda tangan

tanda tangan

.............................

.............................

.............................

Tembusan:
1. Lembar ke-1 Subbag Penyaluran dan Inventarisasi
2. Lembar ke-2 Bagian Perlengkapan
3. Lembar ke-3 Unit Pemakai barang

- 181 Lampiran 64
Format Surat Permintaan Barang Inventaris
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910106
Email: kepegawaian@bpkp.go.id

SURAT PERMINTAAN BARANG INVENTARIS


NOMOR SPI-.../SU02/5/20...
Yth. Kepala Biro Umum
di Jakarta
Untuk keperluan di unit kerja kami, mohon disediakan barang inventaris berupa:
No
1.
2.
3.
4.

Nama Barang
Lemari Arsip
Meja dan Kursi Kerja
Printer
LCD

Angka
1
5
2
1

Kuantitas
Huruf
Satu
Lima
Dua
Satu

Satuan
buah
set
buah
buah

Keterangan

Atas bantuan dan kerja sama Saudara, kami mengucapkan terima kasih.

... .......... 20...


Kepala Biro,
tanda tangan dan cap

.....................
NIP ........................................

Tembusan:
....................................................

- 182 Lampiran 65
Format Surat Perintah Mengeluarkan Barang Inventaris
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIRO UMUM
Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120
Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85910144
Email: biro.umum@bpkp.go.id

SURAT PERINTAH MENGELUARKAN BARANG INVENTARIS


NOMOR SPMI-.../SU05/20...
Harap dikeluarkan barang inventaris tersebut di bawah ini untuk keperluan:
Bagian : Tata Laksana
Biro

: Kepegawaian dan Organisasi

berdasarkan Surat Permintaan Barang Nomor ..../SU025/.... tanggal .. ...... .....

No
1.
2.
3.

Angka
1
2
3

Banyaknya
Huruf
Satu
Dua
Tiga

Satuan
Buah
Buah
Buah

Nama Barang

No. Kode Barang

Lemari Arsip
Meja Kerja
Kursi Kerja

Diterima:
Tanggal .. ...... ....

Dikeluarkan:
Tanggal .. ...... ....

Unit Pemakai,

Kepala Subbagian
Penyaluran dan Invetarisasi,

Kepala Bagian
Perlengkapan,

tanda tangan

tanda tangan

tanda tangan

...................................

...................................

...................................

Tembusan:
1. Lembar ke-1 Subbag Penyaluran dan Inventarisasi
2. Lembar ke-2 Bagian Perlengkapan
3. Lembar ke-3 Unit Pemakai barang

- 183 Lampiran 66
Daftar Pengelompokan Buku Agenda
No.

Nama Agenda

Jenis Naskah Dinas

Kode

Kelompok
Buku
Agenda

Agenda Peraturan

Peraturan

Tanpa
Kode

Agenda Keputusan

Keputusan

KEP

Agenda Surat
Perjanjian/MoU

Surat Perjanjian/MoU

PRJ/MoU

Agenda Instruksi dan


Surat Edaran

Instruksi

INS

Surat Edaran

SE

Agenda Surat Tugas

Surat Tugas

ST

Agenda Kendali Mutu


Pengawasan (KM)

Kartu Penugasan (KM4)

KP

Agenda Laporan

Laporan

LAP

Agenda BA TL

Berita Acara Tindak


Lanjut

BA-TL

Agenda Cost sheet

Cost sheet

PB

10

Agenda SPD

SPD

SPD

10

11

Agenda Umum

Surat Dinas

11

Nota Dinas

ND

11

Memorandum

MO

11

Surat Undangan

UND

11

Surat Kuasa

SKU

11

Berita Acara

BA

11

KET

11

SP

11

PENG

11

PRT

11

SI

11

PRIN

11

sesuai
dengan
naskah
dinas

11

Surat Keterangan
Surat Pengantar
Pengumuman
Surat Peringatan
Surat Izin
Surat Perintah
Surat Pernyataan

- 184 Lampiran 67
Daftar Kode Unit atau Jabatan/Konseptor Naskah Dinas
Kepala BPKP, Setma, dan Deputi

No.

Nama

Kode

1.

Kepala BPKP

2.

Sekretariat Utama

SU

3.

Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang


Perekonomian

D1

4.

Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Politik,


Sosial, dan Keamanan

D2

5.

Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan


Daerah

D4

6.

Deputi Bidang Akuntan Negara

D5

7.

Deputi Bidang Investigasi

D6

- 185 Lampiran 68/1-4


Daftar Kode Unit atau Jabatan/Konseptor Naskah Dinas
Biro/Direktorat/Bagian/Subdirektorat/Bidang

No.
I
1.

2.

3.

4.

5.

Unit Organisasi
SEKRETARIAT UTAMA
BIRO PERENCANAAN
1. Bagian Penyusunan Rencana
2. Bagian Evaluasi Perencanaan

Kode
SU
01
1
2

BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI


1. Bagian Perencanaan dan Pengembangan
Pegawai
2. Bagian Pengangkatan dan Kepangkatan
Pegawai
3. Bagian Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai
4. Bagian Organisasi
5. Bagian Tata Laksana

02

BIRO KEUANGAN
1. Bagian Anggaran
2. Bagian Perbendaharaan dan Akuntansi

03

BIRO HUKUM DAN HUBUNGAN MASYARAKAT


1. Bagian Peraturan Perundang-undangan
2. Bagian Penelaahan dan Bantuan Hukum
3. Bagian Hubungan Masyarakat dan Hubungan
Antar Lembaga

04

BIRO UMUM
1. Bagian Tata Usaha
2. Bagian Rumah Tangga
3. Bagian Perlengkapan

05

1
2
3
4
5

1
2

1
2
3

1
2
3

II

DEPUTI PENGAWASAN INSTANSI PEMERINTAH


BIDANG PEREKONOMIAN

1.

DIREKTORAT PENGAWASAN FISKAL DAN


INVESTASI
1. Subdit Pengawasan Fiskal
2. Subdit Pengawasan Investasi

01

DIREKTORAT PENGAWASAN PRODUKSI DAN


SUMBER DAYA ALAM
1. Subdit Pengawasan Produksi dan Sumber
Daya Alam I
2. Subdit Pengawasan Produksi dan Sumber
Daya Alam II

02

2.

D1

1
2

1
2

- 186 Lampiran 68/2-4


Daftar Kode Unit atau Jabatan/Konseptor Naskah Dinas
Biro/Direktorat/Bagian/Subdirektorat/Bidang
No.
3.

4.

5.

Unit Organisasi

Kode

DIREKTORAT PENGAWASAN INDUSTRI DAN


DISTRIBUSI
1. Subdit Pengawasan Industri dan Distribusi I
2. Subdit Pengawasan Industri dan Distribusi II

03

DIREKTORAT PENGAWASAN PINJAMAN DAN


BANTUAN LUAR NEGERI
1. Subdit Pengawasan Pinjaman dan Bantuan
Luar Negeri I
2. Subdit Pengawasan Pinjaman dan Bantuan
Luar Negeri II

04

DIREKTORAT PENGAWASAN LEMBAGA


PEMERINTAH BIDANG PEREKONOMIAN
LAINNYA
1. Subdit Pengawasan Lembaga Pemerintah
Bidang Perekonomian lainnya I
2. Subdit Pengawasan Lembaga Pemerintah
Bidang Perekonomian lainnya II

05

1
2

1
2

1
2

III

DEPUTI PENGAWASAN INSTANSI PEMERINTAH


BIDANG POLSOSKAM

1.

DIREKTORAT PENGAWASAN LEMBAGA


PEMERINTAH BIDANG PERTAHANAN DAN
KEAMANAN
1. Subdit Pengawasan Lembaga Pemerintah
Bidang Pertahanan dan Keamanan I
2. Subdit Pengawasan Lembaga Pemerintah
Bidang Pertahanan dan Keamanan II

01

DIREKTORAT PENGAWASAN LEMBAGA


PEMERINTAH BIDANG PENEGAKAN HUKUM DAN
KESEKRETARIATAN LEMBAGA TERTINGGI DAN
TINGGI NEGARA
1. Subdit Pengawasan Lembaga Pemerintah
Bidang Penegakan Hukum dan Kesekretariatan
Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara I
2. Subdit Pengawasan Lembaga Pemerintah
Bidang Penegakan Hukum dan Kesekretariatan
Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara II

02

2.

3.

DIREKTORAT PENGAWASAN LEMBAGA


PEMERINTAH BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT
1. Subdit Pengawasan Lembaga Pemerintah
Bidang Kesejahteraan Rakyat I

D2

1
2

03
1

- 187 Lampiran 68/3-4


Daftar Kode Unit atau Jabatan/Konseptor Naskah Dinas
Biro/Direktorat/Bagian/Subdirektorat/Bidang
No.

4.

Unit Organisasi

Kode

2. Subdit Pengawasan Lembaga Pemerintah


Bidang Kesejahteraan Rakyat II
DIREKTORAT PENGAWASAN LEMBAGA PEMERINTAH
BIDANG POLITIK, SOSIAL DAN KEAMANAN LAINNYA
1. Subdit Pengawasan Lembaga Pemerintah
Bidang Politik, Sosial dan Keamanan Lainnya I
2. Subdit Pengawasan Lembaga Pemerintah
Bidang Politik, Sosial dan Keamanan Lainnya II

2
04
1
2

IV

DEPUTI PENGAWASAN BIDANG PENYELENGGARAAN


KEUANGAN DAERAH

1.

DIREKTORAT PENGAWASAN PENYELENGGARAAN


KEUANGAN DAERAH WILAYAH I
1. Subdit Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan
Daerah Wilayah I.1
2. Subdit Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan
Daerah Wilayah I.2

01

DIREKTORAT PENGAWASAN PENYELENGGARAAN


KEUANGAN DAERAH WILAYAH II
1. Subdit Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan
Daerah Wilayah II.1
2. Subdit Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan
Daerah Wilayah II.2

02

DIREKTORAT PENGAWASAN PENYELENGGARAAN


KEUANGAN DAERAH WILAYAH III
1. Subdit Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan
Daerah Wilayah III.1
2. Subdit Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan
Daerah Wilayah III.2

03

2.

3.

V
1.

DEPUTI PENGAWASANBIDANG AKUNTAN NEGARA


DIREKTORAT PENGAWASAN BIDANG USAHA
AGROBISNIS, JASA KONTRUKSI DAN PERDAGANGAN
1. Subdit Pengawasan Bidang Usaha Perkebunan
2. Subdit Pengawasan Bidang Usaha Pertanian,
Perikanan, Kelautan dan Kehutanan
3. Subdit Pengawasan Bidang Usaha Jasa Kontruksi
dan Perdagangan

D4

1
2

1
2

1
2

D5
01
1
2
3

- 188 Lampiran 68/4-4


Daftar Kode Unit atau Jabatan/Konseptor Naskah Dinas
Biro/Direktorat/Bagian/Subdirektorat/Bidang
No.
2.

3.

4.

5.

VI
1.

2.

3.

Unit Organisasi

Kode

DIREKTORAT PENGAWASAN BADAN UASAHA JASA


PERHUBUNGAN, PARIWISATA, KAWASAN INDUSTRI
DAN JASA LAINNYA
1. Subdit Pengawasan Badan Usaha Jasa Perhubungan
2. Subdit Pengawasan Badan Usaha Jasa Pariwisata
dan Kawasan Industri
DIREKTORAT PENGAWASAN BADAN USAHA JASA
KEUANGAN DAN MANUFAKTUR
1. Subdit Pengawasan Badan Usaha Jasa Keuangan
2. Subdit Pengawasan Badan Usaha Jasa Manufaktur

02

1
2
03
1
2

DIREKTORAT PENGAWASAN BADAN USAHA


PERMINYAKAN DAN GAS BUMI
1. Subdit Pengawasan Pertamina
2. Subdit Pengawasan Kontrak Bagi Hasil Perminyakan
dan Gas Bumi
3. Subdit Pengawasan Kontrak Kerjasama Perminyakan
dan Gas Bumi

04

DIREKTORAT PENGAWASAN BADAN USAHA MILIK


DAERAH
1. Subdit Pengawasan BUMD Jasa Keuangan
2. Subdit Pengawasan BUMD Jasa Air Minum
3. Subdit Pengawasan BUMD Jasa Industri dan Jasa
Lainnya

05

DEPUTI BIDANG INVESTIGASI


DIREKTORAT INVESTIGASI INSTANSI PEMERINTAH
1. Subdit Investigasi Pemerintah Pusat I
2. Subdit Investigasi Pemerintah Pusat II
3. Subdit Investigasi Pemerintah Daerah

1
2
3

1
2
3

D6
01
1
2
3

DIREKTORAT INVESTIGASI BUMN DAN BUMD


1. Subdit Investigasi BUMN
2. Subdit Investigasi BUMD

02

DIREKTORAT INVESTIGASI HAMBATAN DAN


KELANCARAN PEMBANGUNAN
1. Subdit Investigasi Hambatan Kelancaran
Pembangunan Instansi Pemerintah
2. Subdit Investigasi Hambatan Kelancaran
Pembangunan BUMN dan BUMD

03

1
2

1
2

- 189 Lampiran 69
Daftar Kode Unit atau Jabatan/Konseptor Naskah Dinas
Pusat dan Inspektorat
Unit Organisasi

No.
1.

2.

3.

4.

5.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan

Kode
DL

1. Bagian Tata Usaha


2. Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Evaluasi Pendidikan
dan Pelatihan

1
2

3. Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan


Fungsional Auditor

4. Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kedinasan


dan Teknis

Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengawasan


1. Bagian Tata Usaha
2. Bidang Program dan Kerja Sama
3. Bidang Pemanfaatan dan Evaluasi

LB

Pusat Informasi Pengawasan


1. Bidang Pengelolaan Data dan Informasi
2. Bidang Pengembangan Sistem Informasi
3. Subbagian Tata Usaha

IP

Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor


1. Bidang Program dan Sertifikasi
2. Bidang Evaluasi
3. Subbagian Tata Usaha

JF

Inspektorat
1. Subbagian Tata Usaha

IN

1
2
3

1
2
3

1
2
3

- 190 -

Lampiran 70

Daftar Kode Unit atau Jabatan/Konseptor Naskah Dinas


Perwakilan BPKP
No.

Unit Organisasi

Kode

Perwakilan BPKP Provinsi Aceh

PW01

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

PW02

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat

PW03

Perwakilan BPKP Provinsi Riau

PW04

Perwakilan BPKP Provinsi Jambi

PW05

Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu

PW06

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan

PW07

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

PW08

Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta

PW09

10

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat

PW10

11

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah

PW11

12

Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta

PW12

13

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

PW13

14

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

PW14

15

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Tengah

PW15

16

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan

PW16

17

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

PW17

18

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

PW18

19

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

PW19

20

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara

PW20

21

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan

PW21

22

Perwakilan BPKP Provinsi Bali

PW22

23

Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat

PW23

24

Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur

PW24

25

Perwakilan BPKP Provinsi Maluku

PW25

26

Perwakilan BPKP Provinsi Papua

PW26

27

Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat

PW27

28

Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau

PW28

29

PW29

30

Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka


Belitung
Perwakilan BPKP Provinsi Banten

31

Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo

PW31

32

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat

PW32

33

Perwakilan BPKP Provinsi Maluku Utara

PW33

PW30

- 191 -

Lampiran 71

Daftar Kode Unit atau Jabatan/Konseptor Naskah Dinas


Bagian/Bidang/Subbagian pada Perwakilan BPKP
No.

Nama Bagian/Bidang/Subbagian

Kode

Perwakilan BPKP

Bagian Tata Usaha

Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat

Bidang Pengawasan Akuntabilitas Pemerintah


Daerah

Bidang Akuntan Negara

Bidang Investigasi

Perwakilan BPKP Madya

Subbagian Tata Usaha

- 192 Lampiran 72/1-16


Daftar Singkatan/Akronim Unit Kerja di Lingkungan BPKP

No

Nama Unit Kerja

2
Sekretariat Utama
Biro Perencanaan
Pengawasan

Bagian Penyusunan
Rencana

I
1

1) Subbagian Program
2) Subbagian Bimbingan
Perencanaan
b

Bagian Evaluasi
Perencanaan
1) Subbagian Evaluasi
Perencanaan BPKP
2) Subbagian Evaluasi
Perencanaan APIP
Lainnya

Biro Kepegawaian dan


Organisasi
a

Bagian Perencanaan
dan Pengembangan
Pegawai
1) Subbagian
Perencanaan Pegawai
2) Subbagian
Pengembangan
Pegawai
3) Subbagian Data dan
Informasi Pegawai

Bagian Pengangkatan
dan Kepangkatan
Pegawai

Nama Jabatan
3
Sekretaris Utama
Kepala Biro
Perencanaan
Pengawasan
Kepala Bagian
Penyusunan
Rencana
Kepala Subbagian
Program
Kepala Subbagian
Bimbingan
Perencanaan
Kepala Bagian
Evaluasi
Perencanaan
Kepala Subbagian
Evaluasi
Perencanaan BPKP
Kepala Subbagian
Evaluasi
Perencanaan APIP
Lainnya
Kepala Biro
Kepegawaian dan
Organisasi
Kepala Bagian
Perencanaan dan
Pengembangan
Pegawai
Kepala Subbagian
Perencanaan
Pegawai
Kepala Subbagian
Pengembangan
Pegawai
Kepala Subbagian
Data dan Informasi
Pegawai
Kepala Bagian
Pengangkatan dan
Kepangkatan
Pegawai

Nama Singkatan/Akronim
Unit Kerja
Jabatan
4
5
Setma
Sesma
Rorenwas
Karorenwas
Bagian Sunren

Kabag Sunren

Subbag
Program
Subbag
Bimren

Kasubbag
Program
Kasubbag
Bimren

Bagian Evaren

Kabag Evaren

Subbag
Evaren BPKP

Kasubbag
Evaren BPKP

Subbag
Evaren APIP

Kasubbag
Evaren APIP

Ropego

Karopego

Bagian
Renbang

Kabag
Renbang

Subbag
Renpeg

Kasubbag
Renpeg

Subbag
Bangpeg

Kasubbag
Bangpeg

Subbag DIP

Kasubbag DIP

Bagian PKP

Kabag PKP

- 193 -

Lampiran 72/2-16

Daftar Singkatan/Akronim Unit Kerja di Lingkungan BPKP

No
1

Nama Unit Kerja


2
1) Subbagian
Pengangkatan dan
Kepangkatan
Pegawai I
2) Subbagian
Pengangkatan dan
Kepangkatan
Pegawai II
3) Subbagian
Pengangkatan dan
Kepangkatan
Pegawai III
Bagian Pemindahan
dan Pemberhentian
Pegawai

1) Subbagian
Pemindahan Pegawai
2) Subbagian
Pemberhentian
Pegawai
Bagian Organisasi

1) Subbagian
Kelembagaan
2) Subbagian
Pembakuan Prestasi
Kerja
Bagian Tata Laksana
1) Subbagian Tata
Laksana Pengawasan
2) Subbagian Sistem
dan Prosedur Kerja

Biro Keuangan
a

Bagian Anggaran
1) Subbagian Anggaran
Rutin
2) Subbagian Anggaran
Pembangunan

Bagian
Perbendaharaan dan
Akuntansi

Nama Jabatan
3
Kepala Subbagian
Pengangkatan dan
Kepangkatan
Pegawai I
Kepala Subbagian
Pengangkatan dan
Kepangkatan
Pegawai II
Kepala Subbagian
Pengangkatan dan
Kepangkatan
Pegawai III
Kepala Bagian
Pemindahan dan
Pemberhentian
Pegawai
Kepala Subbagian
Pemindahan Pegawai
Kepala Subbagian
Pemberhentian
Pegawai
Kepala Bagian
Organisasi
Kepala Subbagian
Kelembagaan
Kepala Subbagian
Pembakuan Prestasi
Kerja
Kepala Bagian Tata
Laksana
Kepala Subbagian
Tata Laksana
Pengawasan
Kepala Subbagian
Sistem dan Prosedur
Kerja
Kepala Biro
Keuangan
Kepala Bagian
Anggaran
Kepala Subbagian
Anggaran Rutin
Kepala Subbagian
Anggaran
Pembangunan
Kepala Bagian
Perbendaharaan dan
Akuntansi

Nama Singkatan/Akronim
Unit Kerja
Jabatan
4
5
Subbag PKP I Kasubbag PKP I

Subbag PKP II

Kasubbag PKP
II

Subbag PKP III Kasubbag PKP


III
Bagian Pedati

Kabag Pedati

Subbag Pinpeg Kasubbag


Pinpeg
Subbag
Kasubbag
Hentipeg
Hentipeg
Bagian
Organisasi
Subbag
Lembaga
Subbag PPK

Kabag
Organisasi
Kasubbag
Lembaga
Kasubbag PPK

Bagian Tala

Kabag Tala

Subbag
Talawas

Kasubbag
Talawas

Subbag Sisdur Kasubbag


Sisdur
Rokeu

Karokeu

Bagian
Kabag
Anggaran
Anggaran
Subbag Gartin Kasubbag
gartin
Subbag
Kasubbag
Garbang
Garbang
Bagian
Perbendakun

Kabag
Perbendakun

- 194 -

Lampiran 72/3-16

Daftar Singkatan/Akronim Unit Kerja di Lingkungan BPKP

No
1

4
a

5
a

Nama Unit Kerja


2
1) Subbagian
Perbendaharaan
2) Subbagian Verifikasi
3) Subbagian
Akuntansi
Biro Hukum dan
Hubungan
Masyarakat
Bagian Peraturan
PerundangUndangan
1) Subbagian
Penyusunan
Peraturan
2) Subbagian
Dokumentasi
Hukum
Bagian Penelaahan
dan Bantuan Hukum
1) Subbagian
Penelaahan Hukum
2) Subbagian Bantuan
Hukum
Bagian Hubungan
Masyarakat dan
Hubungan Antar
Lembaga
1) Subbagian
Hubungan
Masyarakat
2) Subbagian
Hubungan Antar
Lembaga
Biro Umum
Bagian Tata Usaha
1) Subbagian
Persuratan,
Kearsipan, dan
Penggandaan
2) Subbagian Gaji dan
Perjalanan Dinas
3) Subbagian Tata
Usaha Perbantuan

Nama Jabatan
3
Kepala Subbagian
Perbendaharaan
Kepala Subbagian
Verifikasi
Kepala Subbagian
Akuntansi
Kepala Biro Hukum
dan Hubungan
Masyarakat
Kepala Bagian
Peraturan
PerundangUndangan
Kepala Subbagian
Penyusunan
Peraturan
Kepala Subbagian
Dokumentasi
Hukum
Kepala Bagian
Penelaahan dan
Bantuan Hukum
Kepala Subbagian
Penelaahan Hukum
Kepala Subbagian
Bantuan Hukum
Kepala Bagian
Hubungan
Masyarakat dan
Hubungan Antar
Lembaga
Kepala Subbagian
Hubungan
Masyarakat
Kepala Subbagian
Hubungan Antar
Lembaga
Kepala Biro Umum
Kepala Bagian Tata
Usaha
Kepala Subbagian
Persuratan,
Kearsipan, dan
Penggandaan
Kepala Subbagian
Gaji dan Perjalanan
Dinas
Kepala Subbagian
Tata Usaha
Perbantuan

Nama Singkatan/Akronim
Unit Kerja
Jabatan
4
5
Subbag Perben Kasubbag
Perben
Subbag
Kasubbag
Verifikasi
Verifikasi
Subbag
Kasubbag
Akuntansi
Akuntansi
Rokumas
Karokumas
Bagian
Perundangan

Kabag
Perundangan

Subbag
Peraturan

Kasubbag
Peraturan

Subbag
Dokhum

Kasubbag
Dokhum

Bagian
Lahkum

Kabag Lahkum

Subbag
Lahkum
Subbag
Bankum
Bagian Humas

Kasubbag
Lahkum
Kasubbag
Bankum
Kabag Humas

Subbag
Humas

Kasubbag
Humas

Subbag HAL

Kasubbag HAL

Roum
Bagian TU

Karoum
Kabag TU

Subbag
Persuratan

Kasubbag
Persuratan

Subbag Gaji

Kasubbag Gaji

Subbag TUP

Kasubbag TUP

- 195 -

Lampiran 72/4-16

Daftar Singkatan/Akronim Unit Kerja di Lingkungan BPKP

No
1

II

1
a
b
2

Nama Unit Kerja


2
4) Subbagian Tata
Usaha Perbantuan
D1
5) Subbagian Tata
Usaha Perbantuan
D2
6) Subbagian Tata
Usaha Perbantuan
D4
7) Subbagian Tata
Usaha Perbantuan
D5
8) Subbagian Tata
Usaha Perbantuan
D6
Bagian Rumah
Tangga
1) Subbagian Tata
Usaha Pimpinan
2) Subbagian Urusan
Dalam
3) Subbagian
Pemeliharaan
Bagian Perlengkapan
1) Subbagian
Perencanaan
Kebutuhan
2) Subbagian
Pengadaan
3) Subbagian
Penyaluran dan
Inventarisasi
Deputi Pengawasan
Instansi Pemerintah
Bidang
Perekonomian
Direktorat
Pengawasan Fiskal
dan Investasi
Subdirektorat
Pengawasan Fiskal
Subdirektorat
Pengawasan
Investasi
Direktorat
Pengawasan
Produksi dan
Sumber Daya Alam

Nama Jabatan
3
Kepala Subbagian
Tata Usaha
Perbantuan D1
Kepala Subbagian
Tata Usaha
Perbantuan D2
Kepala Subbagian
Tata Usaha
Perbantuan D4
Kepala Subbagian
Tata Usaha
Perbantuan D5
Kepala Subbagian
Tata Usaha
Perbantuan D6
Kepala Bagian
Rumah Tangga
Kepala Subbagian
Tata Usaha
Pimpinan
Kepala Subbagian
Urusan Dalam
Kepala Subbagian
Pemeliharaan
Kepala Bagian
Perlengkapan
Kepala Subbagian
Perencanaan
Kebutuhan
Kepala Subbagian
Pengadaan
Kepala Subbagian
Penyaluran dan
Inventarisasi
Deputi Pengawasan
Instansi Pemerintah
Bidang
Perekonomian
Direktur
Pengawasan Fiskal
dan Investasi
Kepala Subdirektorat
Pengawasan Fiskal
Kepala Subdirektorat
Pengawasan
Investasi
Direktur
Pengawasan
Produksi dan
Sumber Daya Alam

Nama Singkatan/Akronim
Unit Kerja
Jabatan
4
5
Subbag TUP 1 Kasubbag
TUP 1
Subbag TUP 2

Kasubbag
TUP 2

Subbag TUP 4

Kasubbag
TUP 4

Subbag TUP 5

Kasubbag
TUP 5

Subbag TUP 6

Kasubbag
TUP 6

Bagian RT

Kabag RT

Subbag Tupim Kasubbag


Tupim
Subbag Urdal
Subbaghar

Kasubbag
Urdal
Kasubbag Har

Bagian
Perlengkapan
Subbag
Renbut

Kabag
Perlengkapan
Kasubbag
Renbut

Subbag Daan
Subbaglur

Kasubbag
Daan
Kasubbag Lur

Deputi 1

Deputi 1

Ditwas
Fisdaves

Direktur
Fisdaves

Subdit Fiskal
Subdit
Investasi

Kasubdit
Fiskal
Kasubdit
Investasi

Ditwas PSDA

Direktur PSDA

- 196 -

Lampiran 72/5-16

Daftar Singkatan/Akronim Unit Kerja di Lingkungan BPKP

No

Nama Unit Kerja

Nama Jabatan

1
a

2
Subdirektorat
Pengawasan
Produksi dan
Sumber Daya Alam I
Subdirektorat
Pengawasan
Produksi dan
Sumber Daya Alam
II
Direktorat
Pengawasan Industri
dan Distribusi
Subdirektorat
Pengawasan Industri
dan Distribusi I
Subdirektorat
Pengawasan Industri
dan Distribusi II
Direktorat
Pengawasan
Pinjaman dan
Bantuan Luar Negeri
Subdirektorat
Pengawasan
Pinjaman dan
Bantuan Luar Negeri
I
Subdirektorat
Pengawasan
Pinjaman dan
Bantuan Luar Negeri
II
Direktorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang
Perekonomian
Lainnya

3
Kepala Subdirektorat
Pengawasan
Produksi dan
Sumber Daya Alam I
Kepala Subdirektorat
Pengawasan
Produksi dan
Sumber Daya Alam
II
Direktur
Pengawasan Industri
dan Distribusi
Kepala Subdirektorat
Pengawasan Industri
dan Distribusi I
Kepala Subdirektorat
Pengawasan Industri
dan Distribusi II
Direktur
Pengawasan
Pinjaman dan
Bantuan Luar Negeri
Kepala Subdirektorat
Pengawasan
Pinjaman dan
Bantuan Luar Negeri
I
Kepala Subdirektorat
Pengawasan
Pinjaman dan
Bantuan Luar Negeri
II
Direktur
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang
Perekonomian
Lainnya

Subdirektorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang
Perekonomian
lainnya I

Kepala Subdirektorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang
Perekonomian
lainnya I

3
a
b
4

Nama Singkatan/Akronim
Unit Kerja
Jabatan
4
5
Subdit PSDA I Kasubdit
PSDA I
Subdit PSDA II Kasubdit
PSDA II

Ditwas Indis

Direktur Indis

Subdit Indis I

Kasubdit
Indis I

Subdit Indis II

Kasubdit
Indis II

Ditwas BLN

Direktur BLN

Subdit BLN I

Kasubdit BLN I

Subdit BLN II

Kasubdit
BLN II

Ditwas
Ekolain

Direktur
Ekolain

Subdit
Ekolain I

Kasubdit
Ekolain I

- 197 -

Lampiran 72/6-16

Daftar Singkatan/Akronim Unit Kerja di Lingkungan BPKP

No
1
b

III
1

Nama Unit Kerja


2
Subdirektorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang
Perekonomian
lainnya II
Deputi Pengawasan
Instansi Pemerintah
Bidang Polsoskam
Direktorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang Pertahanan
dan Keamanan
Subdirektorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang Pertahanan
dan Keamanan I
Subdirektorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang Pertahanan
dan Keamanan II
Direktorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang Penegakan
Hukum dan
Kesekretariatan
Lembaga Tertinggi
dan Tinggi Negara
Subdirektorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang Penegakan
Hukum dan
Kesekretariatan
Lembaga Tertinggi
dan Tinggi Negara I
Subdirektorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang Penegakan
Hukum dan
Kesekretariatan
Lembaga Tertinggi
dan Tinggi Negara II

Nama Jabatan
3
Kepala Subdirektorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang
Perekonomian
lainnya II
Deputi Pengawasan
Instansi Pemerintah
Bidang Polsoskam
Direktur
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang Pertahanan
dan Keamanan
Kepala Subdirektorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang Pertahanan
dan Keamanan I
Kepala Subdirektorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang Pertahanan
dan Keamanan II
Direktur
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang Penegakan
Hukum dan
Kesekretariatan
Lembaga Tertinggi
dan Tinggi Negara
Kepala Subdirektorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang Penegakan
Hukum dan
Kesekretariatan
Lembaga Tertinggi
dan Tinggi Negara I
Kepala Subdirektorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang Penegakan
Hukum dan
Kesekretariatan
Lembaga Tertinggi
dan Tinggi Negara II

Nama Singkatan/Akronim
Unit Kerja
Jabatan
4
5
Subdit
Kasubdit
Ekolain II
Ekolain II

Deputi 2

Deputi 2

Ditwas
Hankam

Direktur
Hankam

Subdit
Hankam I

Kasubdit
Hankam I

Subdit
Hankam II

Kasubdit
Hankam II

Ditwas
Lemsetina

Direktur
Lemsetina

Subdit
Lemsetina I

Kasubdit
Lemsetina I

Subdit
Lemsetina II

Kasubdit
Lemsetina II

- 198 -

Lampiran 72/7-16

Daftar Singkatan/Akronim Unit Kerja di Lingkungan BPKP


No

Nama Unit Kerja

Nama Jabatan

Direktorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang
Kesejahteraan
Rakyat
Subdirektorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang
Kesejahteraan
Rakyat I
Subdirektorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang
Kesejahteraan
Rakyat II
Direktorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang Politik,
Sosial, dan
Keamanan Lainnya
Subdirektorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang Politik, Sosial
dan Keamanan
Lainnya I
Subdirektorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang Politik, Sosial
dan Keamanan
Lainnya II
Deputi Pengawasan
Bidang
Penyelenggaraan
Keuangan Daerah
Direktorat
Pengawasan
Penyelenggaraan
Keuangan Daerah
Wilayah I
Subdirektorat
Pengawasan
Penyelenggaraan
Keuangan Daerah
Wilayah I.1

Direktur
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang
Kesejahteraan
Rakyat
Kepala Subdirektorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang
Kesejahteraan
Rakyat I
Kepala Subdirektorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang
Kesejahteraan
Rakyat II
Direktur
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang Politik,
Sosial, dan
Keamanan Lainnya
Kepala Subdirektorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang Politik, Sosial
dan Keamanan
Lainnya I
Kepala Subdirektorat
Pengawasan
Lembaga Pemerintah
Bidang Politik, Sosial
dan Keamanan
Lainnya II
Deputi Pengawasan
Bidang
Penyelenggaraan
Keuangan Daerah
Direktur
Pengawasan
Penyelenggaraan
Keuangan Daerah
Wilayah I
Kepala Subdirektorat
Pengawasan
Penyelenggaraan
Keuangan Daerah
Wilayah I.1

IV

Nama Singkatan/Akronim
Unit Kerja
Jabatan
4
5
Ditwas Kesra
Direktur Kesra

Subdit Kesra I

Kasubdit
Kesra I

Subdit Kesra II Kasubdit


Kesra II

Ditwas
Polkamlain

Direktur
Polkamlain

Subdit
Polkamlain I

Kasubdit
Polkamlain I

Subdit
Polkamlain II

Kasubdit
Polkamlain II

Deputi 4

Deputi 4

Ditwas PKD I

Direktur PKD I

Subdit PKD
I.1

Kasubdit PKD
I.1

- 199 -

Lampiran 72/8-16

Daftar Singkatan/Akronim Unit Kerja di Lingkungan BPKP

No

Nama Unit Kerja

1
b

2
Subdirektorat
Pengawasan
Penyelenggaraan
Keuangan
Daerah
Wilayah I.2
Direktorat
Pengawasan
Penyelenggaraan
Keuangan
Daerah
Wilayah II
Subdirektorat
Pengawasan
Penyelenggaraan
Keuangan
Daerah
Wilayah II.1
Subdirektorat
Pengawasan
Penyelenggaraan
Keuangan
Daerah
Wilayah II.2
Direktorat
Pengawasan
Penyelenggaraan
Keuangan
Daerah
Wilayah III
Subdirektorat
Pengawasan
Penyelenggaraan
Keuangan
Daerah
Wilayah III.1
Subdirektorat
Pengawasan
Penyelenggaraan
Keuangan
Daerah
Wilayah III.2
Deputi Pengawasan
bidang
Akuntan
Negara
Direktorat
Pengawasan Bidang
Usaha
Agrobisnis,
Jasa Kontruksi , dan
Perdagangan
Subdirektorat
Pengawasan Bidang
Usaha Perkebunan

V
1

Nama Singkatan/Akronim
Unit Kerja
Jabatan
3
4
5
Kepala Subdirektorat Subdit PKD I.2 Kasubdit
Pengawasan
PKD I.2
Penyelenggaraan
Keuangan
Daerah
Wilayah I.2
Direktur
Ditwas PKD II Direktur PKD II
Pengawasan
Penyelenggaraan
Keuangan
Daerah
Wilayah II
Kepala Subdirektorat Subdit PKD II.1 Kasubdit
Pengawasan
PKD II.1
Penyelenggaraan
Keuangan
Daerah
Wilayah II.1
Kepala Subdirektorat Subdit PKD II.2 Kasubdit
Pengawasan
PKD II.2
Penyelenggaraan
Keuangan
Daerah
Wilayah II.2
Direktur
Ditwas PKD III Direktur PKD III
Pengawasan
Penyelenggaraan
Keuangan
Daerah
Wilayah III
Kepala Subdirektorat Subdit
Kasubdit
Pengawasan
PKD III.1
PKD III.1
Penyelenggaraan
Keuangan
Daerah
Wilayah III.1
Kepala Subdirektorat Subdit
Kasubdit
Pengawasan
PKD III.2
PKD III.2
Penyelenggaraan
Keuangan
Daerah
Wilayah III.2
Deputi Pengawasan Deputi 5
Deputi 5
bidang
Akuntan
Negara
Direktur
Ditwas
Direktur
Pengawasan Bidang Agrokondag
Agrokondag
Usaha
Agrobisnis,
Jasa Kontruksi dan
Perdagangan
Kepala Subdirektorat Subdit Usabun Kasubdit
Pengawasan Bidang
Usabun
Usaha Perkebunan
Nama Jabatan

- 200 Lampiran 72/9-16


Daftar Singkatan/Akronim Unit Kerja di Lingkungan BPKP

No
1
b

Nama Unit Kerja


2
Subdirektorat
Pengawasan Bidang
Usaha Pertanian,
Perikanan, Kelautan
dan Kehutanan
Subdirektorat
Pengawasan Bidang
Usaha Jasa
Kontruksi dan
Perdagangan
Direktorat
Pengawasan Badan
Usaha Jasa
Perhubungan,
Pariwisata, Kawasan
Industri, dan Jasa
Lainnya
Subdirektorat
Pengawasan Badan
Usaha Jasa
Perhubungan
Subdirektorat
Pengawasan Badan
Usaha Jasa
Pariwisata dan
Kawasan Industri
Direktorat
Pengawasan Badan
Usaha Jasa
Keuangan dan
Manufaktur
Subdirektorat
Pengawasan Badan
Usaha Jasa
Keuangan
Subdirektorat
Pengawasan Badan
Usaha Jasa
Manufaktur
Direktorat
Pengawasan Badan
Usaha Perminyakan
dan Gas Bumi
Subdirektorat
Pengawasan
Pertamina

Nama Jabatan
3
Kepala Subdirektorat
Pengawasan Bidang
Usaha Pertanian,
Perikanan, Kelautan
dan Kehutanan
Kepala Subdirektorat
Pengawasan Bidang
Usaha Jasa
Kontruksi dan
Perdagangan
Direktur
Pengawasan Badan
Usaha Jasa
Perhubungan,
Pariwisata, Kawasan
Industri , dan Jasa
Lainnya
Kepala Subdirektorat
Pengawasan Badan
Usaha Jasa
Perhubungan
Kepala Subdirektorat
Pengawasan Badan
Usaha Jasa
Pariwisata dan
Kawasan Industri
Direktur
Pengawasan Badan
Usaha Jasa
Keuangan dan
Manufaktur
Kepala Subdirektorat
Pengawasan Badan
Usaha Jasa
Keuangan
Kepala Subdirektorat
Pengawasan Badan
Usaha Jasa
Manufaktur
Direktur
Pengawasan Badan
Usaha Perminyakan
dan Gas Bumi
Kepala Subdirektorat
Pengawasan
Pertamina

Nama Singkatan/Akronim
Unit Kerja
Jabatan
4
5
Subdit
Kasubdit
Tanilatan
Tanilatan

Subdit
Jakondag

Kasubdit
Jakondag

Ditwas
Jahubparin

Direktur
Jahubparin

Subdit Jashub Kasubdit


Jashub
Subdit
Jasparin

Kasubdit
Jasparin

Ditwas
Jaskuman

Direktur
Jaskuman

Subdit Jasku

Kasubdit Jasku

Subdit
Jasman

Kasubdit
Jasman

Ditwas Migas

Direktur Migas

Subdit
Pertamina

Kasubdit
Pertamina

- 201 -

Lampiran 72/10-16

Daftar Singkatan/Akronim Unit Kerja di Lingkungan BPKP

No

Nama Unit Kerja

Nama Jabatan

1
b

2
Subdirektorat
Pengawasan Kontrak
Bagi Hasil
Perminyakan dan
Gas Bumi
Subdirektorat
Pengawasan Kontrak
Kerjasama
Perminyakan dan
Gas Bumi
Direktorat
Pengawasan Badan
Usaha Milik Daerah
Subdirektorat
Pengawasan BUMD
Jasa Keuangan
Subdirektorat
Pengawasan BUMD
Jasa Air Minum
Subdirektorat
Pengawasan BUMD
Jasa Industri dan
Jasa Lainnya
Deputi Bidang
Investigasi
Direktorat Investigasi
Instansi Pemerintah
Subdirektorat
Investigasi
Pemerintah Pusat I
Subdirektorat
Investigasi
Pemerintah Pusat II
Subdirektorat
Investigasi
Pemerintah Daerah
Direktorat Investigasi
BUMN dan BUMD

3
Kepala Subdirektorat
Pengawasan Kontrak
Bagi Hasil
Perminyakan dan
Gas Bumi
Kepala Subdirektorat
Pengawasan Kontrak
Kerjasama
Perminyakan dan
Gas Bumi
Direktorat
Pengawasan Badan
Usaha Milik Daerah
Kepala Subdirektorat
Pengawasan BUMD
Jasa Keuangan
Kepala Subdirektorat
Pengawasan BUMD
Jasa Air Minum
Kepala Subdirektorat
Pengawasan BUMD
Jasa Industri dan
Jasa Lainnya
Deputi Bidang
Investigasi
Direktorat
Investigasi Instansi
Pemerintah
Kepala Subdirektorat
Investigasi
Pemerintah Pusat I
Kepala Subdirektorat
Investigasi
Pemerintah Pusat II
Kepala Subdirektorat
Investigasi
Pemerintah Daerah
Direktur Investigasi
BUMN dan BUMD

Subdirektorat
Investigasi BUMN

Kepala Subdirektorat
Investigasi BUMN

Subdirektorat
Investigasi BUMD

Kepala Subdirektorat
Investigasi BUMD

5
a
b
c

VI
1
a
b
c
2

Nama Singkatan/Akronim
Unit Kerja
Jabatan
4
5
Subdit KBH
Kasubdit KBH
Migas
Migas

Subdit KK
Migas

Kasubdit KK
Migas

Ditwas BUMD

Direktur BUMD

Subdit BUMD
Jasku

Kasubdit BUMD
Jasku

Subdit BUMD
Jasmin

Kasubdit BUMD
Jasmin

Subdit BUMD
Jasin

Kasubdit BUMD
Jasin

Deputi 6

Deputi 6

Dit Investigasi
IP

Direktur
Investigasi IP

Subdit
Kasubdit
Investigasi IP I Investigasi IP I
Subdit
Investigasi IP
II
Subdit
Investigasi
Pemda
Dit Investigasi
BUMN/D
Subdit
Investigasi
BUMN
Subdit
Investigasi
BUMD

Kasubdit
Investigasi IP II
Kasubdit
Investigasi
Pemda
Direktur
Investigasi
BUMN/D
Subdit
Investigasi
BUMN
Subdit
Investigasi
BUMD

- 202 -

Lampiran 72/11-16

Daftar Singkatan/Akronim Unit Kerja di Lingkungan BPKP

No

Nama Unit Kerja

Nama Jabatan

2
Direktorat Investigasi
Hambatan dan
Kelancaran
Pembangunan
Subdirektorat
Investigasi
Hambatan
Kelancaran
Pembangunan
Instansi Pemerintah
Subdirektorat
Investigasi
Hambatan
Kelancaran
Pembangunan
BUMN dan BUMD
Pusat dan Inspektorat
Pusat Pendidikan
dan Pelatihan
Pengawasan

3
Direktur Investigasi
Hambatan dan
Kelancaran
Pembangunan
Kepala Subdirektorat
Investigasi
Hambatan
Kelancaran
Pembangunan
Instansi Pemerintah
Kepala Subdirektorat
Investigasi
Hambatan
Kelancaran
Pembangunan
BUMN dan BUMD

VII
1

Bagian Tata Usaha


1) Subbagian
Kepegawaian
2) Subbagian Keuangan
3) Subbagian Umum

Bidang Perencanaan,
Pengembangan, dan
Evaluasi Pendidikan
dan Pelatihan
1) Subbidang
Perencanaan
Program Pendidikan
dan Pelatihan
2) Subbidang
Pengembangan
Materi Pendidikan
dan Pelatihan
3) Subbidang Evaluasi
Pendidikan dan
Pelatihan
4) Subbidang Pelaporan
Pendidikan dan
Pelatihan

Kepala Pusat
Pendidikan dan
Pelatihan
Pengawasan
Kepala Bagian Tata
Usaha
Kepala Subbagian
Kepegawaian
Kepala Subbagian
Keuangan
Kepala Subbagian
Umum
Kepala Bidang
Perencanaan,
Pengembangan, dan
Evaluasi Pendidikan
dan Pelatihan
Kepala Subbidang
Perencanaan
Program Pendidikan
dan Pelatihan
Kepala Subbidang
Pengembangan
Materi Pendidikan
dan Pelatihan
Kepala Subbidang
Evaluasi Pendidikan
dan Pelatihan
Kepala Subbidang
Pelaporan
Pendidikan dan
Pelatihan

Nama Singkatan/Akronim
Unit Kerja
Jabatan
4
5
Dit HKP
Direktur HKP

Subdit HKP IP

Kasubdit
HKP IP

Subdit HKP
BUMN/D

Kasubdit HKP
BUMN/D

Pusdiklatwas

Kapusdiklatwas

Bagian TU

Kabag TU

Subbag
Kepegawaian
Subbag
Keuangan
Subbag Umum

Kasubbag
Kepegawaian
Kasubbag
Keuangan
Kasubbag
Umum
Kabid
Renbangdik

Bidang
Renbangdik

Subbid Rendik Kasubbid


Rendik
Subbid
Bangdik

Kasubbid
Bangdik

Subbid Evadik Kasubbid


Evadik
Subbid Lapdik Kasubbid
Lapdik

- 203 -

Lampiran 72/12-16

Daftar Singkatan/Akronim Unit Kerja di Lingkungan BPKP

No

Nama Unit Kerja

Nama Jabatan

1
c

3
Kepala Bidang
Penyelenggaraan
Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan
Fungsional Auditor
Kepala Subbidang
Penyelenggaraan
Pendidikan dan
Pelatihan
Pembentukan dan
Pengembangan
Jabatan Fungsional
Auditor
Kepala Subbidang
Penyelenggaraan
Pendidikan dan
Pelatihan
Penjenjangan
Jabatan
Fungsional Auditor
Kepala Bidang
Penyelenggaraan
Pendidikan dan
Pelatihan Kedinasan
dan Teknis
Kepala Subbidang
Penyelenggaraan
Pendidikan dan
Pelatihan Kedinasan
Kepala Subbidang
Penyelenggaraan
Pendidikan dan
Pelatihan Teknis
Substansi Auditor
Pusat Penelitian dan
Pengembangan
Pengawasan
Kepala Bagian Tata
Usaha
Kepala Subbagian
Umum
Kepala Subbagian
Kepegawaian dan
Keuangan
Kepala Bidang
Program dan Kerja
sama
Kepala Subbidang
Program

2
a

Bidang
Penyelenggaraan
Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan
Fungsional Auditor
1) Subbidang
Penyelenggaraan
Pendidikan dan
Pelatihan
Pembentukan dan
Pengembangan
Jabatan Fungsional
Auditor
2) Subbidang
Penyelenggaraan
Pendidikan dan
Pelatihan
Penjenjangan
Jabatan
Fungsional Auditor
Bidang
Penyelenggaraan
Pendidikan dan
Pelatihan Kedinasan
dan Teknis
1) Subbidang
Penyelenggaraan
Pendidikan dan
Pelatihan Kedinasan
2) Subbidang
Penyelenggaraan
Pendidikan dan
Pelatihan Teknis
Substansi Auditor
Pusat Penelitian dan
Pengembangan
Pengawasan
Bagian Tata Usaha
1) Subbagian Umum

2) Subbagian
Kepegawaian dan
Keuangan
Bidang Program dan
Kerja sama
1) Subbidang Program

Nama Singkatan/Akronim
Unit Kerja
Jabatan
4
5
Bidang Diklat Kabid Diklat
JFA
JFA

Subbid
Pembentukan
JFA

Kasubbid
Pembentukan
JFA

Subbid
Penjenjangan
JFA

Kasubbid
Penjenjangan
JFA

Bidang Diklat
Dintek

Kabid Diklat
Dintek

Subbid
Diklatdin

Kasubbid
Diklatdin

Subbid
Diklatek

Kasubbid
Diklatek

Puslitbangwas

Kapuslitbangwas

Bagian TU

Kabag TU

Subbag Umum Kasubbag


Umum
Subbag
Kasubbag
Kepegku
Kepegku
Bidang
Prokerma

Kabid
Prokerma

Subbid
Program

Kasubbid
Program

- 204 -

Lampiran 72/13-16

Daftar Singkatan/Akronim Unit Kerja di Lingkungan BPKP


No
1

Nama Unit Kerja


2
2) Subbidang Kerja
Sama
Bidang Pemanfaatan
dan Evaluasi
1) Subbidang
Pemanfaatan
2) Subbidang Evaluasi

3
a

c
4
a

Pusat Informasi
Pengawasan
Bidang Pengelolaan
Data dan Informasi
1) Subbidang
Pengumpulan dan
Pengolahan Data
2) Subbidang Penyajian
Informasi
Bidang
Pengembangan
Sistem Informasi
1) Subbidang
Pengembangan
Sistem Aplikasi
2) Subbidang
Pengembangan
Teknologi Informasi
3) Subbidang
Dukungan Pengguna
Subbagian Tata
Usaha
Pusat Pembinaan
Jabatan Fungsional
Auditor
Bidang Program dan
Sertifikasi
1) Subbidang Program
2) Subbidang Data dan
Informasi
3) Subbidang Sertifikasi

Bidang Evaluasi
1) Subbidang Evaluasi
Sertifikasi
2) Subbidang Evaluasi
Angka Kredit

Nama Jabatan
3
Kepala Subbidang
Kerja Sama
Kepala Bidang
Pemanfaatan dan
Evaluasi
Kepala Subbidang
Pemanfaatan
Kepala Subbidang
Evaluasi
Pusat Informasi
Pengawasan
Kepala Bidang
Pengelolaan Data
dan Informasi
Kepala Subbidang
Pengumpulan dan
Pengolahan Data
Kepala Subbidang
Penyajian Informasi
Kepala Bidang
Pengembangan
Sistem Informasi
Kepala Subbidang
Pengembangan
Sistem Aplikasi
Kepala Subbidang
Pengembangan
Teknologi Informasi
Kepala Subbidang
Dukungan Pengguna
Kepala Subbagian
Tata Usaha
Kepala Pusat
Pembinaan Jabatan
Fungsional Auditor
Kepala Bidang
Program dan
Sertifikasi
Kepala Subbidang
Program
Kepala Subbidang
Data dan Informasi
Kepala Subbidang
Sertifikasi
Kepala Bidang
Evaluasi
Kepala Subbidang
Evaluasi Sertifikasi
Kepala Subbidang
Evaluasi Angka
Kredit

Nama Singkatan/Akronim
Unit Kerja
Jabatan
4
5
Subbid Kerja
Kasubbid Kerja
Sama
Sama
Bidang
Kabid Maneva
Maneva
Subbid
Pemanfaatan
Subbid
Evaluasi
Pusinfowas

Kasubbid
Pemanfaatan
Kasubbid
Evaluasi
Kapusinfowas

Bidang Dainfo

Kabid Dainfo

Subbid Lahta

Kasubbid
Lahta

Subbid Jifo

Kasubbid Jifo

Bidang
Bangsisfo

Kabid
Bangsisfo

Subbid
Bangsiap

Kasubbid
Bangsiap

Subbid
Bangtekin

Kasubbid
Bangtekin

Subbid
Dukguna
Subbag TU

Kasubbid
Dukguna
Kasubbag TU

Pusbin JFA

Kapusbin JFA

Bid Progsertif

Kabid
Progsertif

Subbid
Program
Subbid Dainfo

Kasubbid
Program
Kasubbid
Dainfo
Kasubbid
Sertifikasi
Kabid Evaluasi

Subbid
Sertifikasi
Bidang
Evaluasi
Subbid
Evasertif
Subbid
Evakadit

Kasubbid
Evasertif
Kasubbid
Evakadit

- 205 Lampiran 72/14-16


Daftar Singkatan/Akronim Unit Kerja di Lingkungan BPKP

No
1
c
5
a
VIII
1
2

4
5
6
7

8
9

10

11

12
13
14

Nama Unit Kerja


2
Subbagian Tata
Usaha
Inspektorat
Subbagian Tata
Usaha

Perwakilan BPKP
Perwakilan BPKP
Provinsi Aceh
Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera
Utara
Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera
Barat
Perwakilan BPKP
Provinsi Riau
Perwakilan BPKP
Provinsi Jambi
Perwakilan BPKP
Provinsi Bengkulu
Perwakilan BPKP

Provinsi Sumatera
Selatan
Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung
Perwakilan BPKP
Provinsi DKI
Jakarta
Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa
Barat
Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa
Tengah
Perwakilan BPKP
Provinsi D.I.
Yogyakarta
Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Timur
Perwakilan BPKP

Provinsi
Kalimantan Barat

Nama Jabatan
3
Kepala Subbagian
Tata Usaha
Inspektur
Kepala Subbagian
Tata Usaha

Nama Singkatan/Akronim
Unit Kerja
Jabatan
4
5
Subbag TU
Kasubbag TU
Inspektorat
Subbag TU

Inspektur
Kasubbag TU

Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi Aceh
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi
Sumatera Utara

Perwakilan
Aceh
Perwakilan
Sumut

Kaper Aceh

Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi
Sumatera Barat

Perwakilan
Sumbar

Kaper Sumbar

Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi Riau
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi Jambi
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi
Bengkulu
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi
Sumatera Selatan

Perwakilan
Riau
Perwakilan
Jambi
Perwakilan
Bengkulu

Kaper Riau

Perwakilan
Sumsel

Kaper Sumsel

Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi
Lampung
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi DKI
Jakarta

Perwakilan
Lampung

Kaper
Lampung

Perwakilan
Jakarta

Kaper Jakarta

Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi Jawa
Barat

Perwakilan
Jabar

Kaper Jabar

Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi Jawa
Tengah

Perwakilan
Jateng

Kaper Jateng

Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi D.I.
Yogyakarta
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi Jawa
Timur
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi
Kalimantan Barat

Perwakilan
Yogyakarta

Kaper
Yogyakarta

Perwakilan
Jatim

Kaper Jatim

Perwakilan
Kalbar

Kaper Kalbar

Kaper Sumut

Kaper Jambi
Kaper
Bengkulu

- 206 Lampiran 72/15-16


Daftar Singkatan/Akronim Unit Kerja di Lingkungan BPKP
No
1
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

30

Nama Unit Kerja


2
Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan
Tengah
Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan
Selatan
Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan
Timur
Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi
Utara
Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi
Tengah
Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi
Tenggara
Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi
Selatan
Perwakilan BPKP
Provinsi Bali
Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa
Tenggara Barat
Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Perwakilan BPKP
Provinsi Maluku
Perwakilan BPKP
Provinsi Papua
Perwakilan BPKP
Provinsi Papua Barat
Perwakilan BPKP
Provinsi Kepulauan
Riau
Perwakilan BPKP
Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
Perwakilan BPKP
Provinsi Banten

Nama Jabatan
3
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi
Kalimantan Tengah
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi
Kalimantan Selatan
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi
Kalimantan Timur
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi
Sulawesi Utara
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi
Sulawesi Tenggara
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi
Sulawesi Selatan
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi Bali
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi
Maluku
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi Papua
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi Papua
Barat
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi
Kepulauan Riau
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi
Kepulauan Bangka
Belitung
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi
Banten

Nama Singkatan/Akronim
Unit Kerja
Jabatan
4
5
Perwakilan
Kaper Kalteng
Kalteng
Perwakilan
Kalsel

Kaper Kalsel

Perwakilan
Kaltim

Kaper Kaltim

Perwakilan
Sulut

Kaper Sulut

Perwakilan
Sulteng

Kaper Sulteng

Perwakilan
Sultra

Kaper Sultra

Perwakilan
Sulsel

Kaper Sulsel

Perwakilan Bali Kaper Bali


Perwakilan NTB Kaper NTB
Perwakilan NTT Kaper NTT
Perwakilan
Maluku

Kaper Maluku

Perwakilan
Papua
Perwakilan
Papua Barat

Kaper Papua

Perwakilan
Kepri

Kaper Kepri

Perwakilan
Babel

Kaper Babel

Perwakilan
Banten

Kaper Banten

Kaper Papua
Barat

- 207 Lampiran 72/16-16


Daftar Singkatan/Akronim Unit Kerja di Lingkungan BPKP
No

Nama Unit Kerja

2
Perwakilan BPKP
Provinsi Gorontalo

31
32

Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi
Barat
Perwakilan BPKP
Provinsi Maluku
Utara
Struktur Perwakilan
Bagian Tata Usaha

33

a
1)
2)
3)
4)
b
c

d
e

Nama Jabatan
3
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi
Gorontalo
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi
Sulawesi Barat
Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi
Maluku Utara

Kepala Bagian Tata


Usaha
Subbagian Program
Kepala Subbagian
dan Pelaporan
Program dan
Pelaporan
Subbagian Umum
Kepala Subbagian
Umum
Subbagian
Kepala Subbagian
Kepegawaian
Kepegawaian
Subbagian Keuangan Kepala Subbagian
Keuangan
Bidang Pengawasan
Kepala Bidang
Instansi Pemerintah
Pengawasan Instansi
Pusat
Pemerintah Pusat
Bidang Pengawasan
Kepala Bidang
Akuntabilitas
Pengawasan
Pemerintah Daerah
Akuntabilitas
Pemerintah Daerah
Bidang Akuntan
Kepala Bidang
Negara
Akuntan Negara
Bidang Investigasi
Kepala Bidang
Investigasi
Struktur Perwakilan Madya
Subbagian Tata
Kepala Subbagian
Usaha
Tata Usaha

Nama Singkatan/Akronim
Unit Kerja
Jabatan
4
5
Perwakilan
Kaper
Gorontalo
Gorontalo
Perwakilan
Sulbar

Kaper Sulbar

Perwakilan
Malut

Kaper Malut

Bag. TU

Kabag TU

Subbag Prolap Kasubbag


Prolap
Subbag Umum Kasubbag
Umum
Subbag
Kasubbag
Kepegawaian
Kepegawaian
Subbag
Kasubbag
Keuangan
Keuangan
Bidang IPP
Kabid IPP
Bidang APD

Kabid APD

Bidang AN

Kabid AN

Bidang
Investigasi

Kabid
Investigasi

Subbag TU

Kasubbag TU

Anda mungkin juga menyukai