Balok direncanakan untuk menahan tegangan tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan
oleh beban lentur yang diakibatkan oleh balok tersebut. Nilai kuat tekan dan tarik balok
berbanding terbalik, di mana nilai kuat tekan beton tinggi sedangkan nilai kuat tarik beton
rendah. Sehingga beton diperkuat dengan memasang tulangan baja pada daerah
terjadinya tegangan tarik.
Ada tiga keadaan penulangan, yaitu :
a. Penampang beton bertulangan seimbang (Balance), yaitu suatu keadaan penampang
di mana letak garis netral sedemikian sehingga tegangan ijin tekan beton maupun
tegangan ijin tarik baja tercapai pada saat bersamaan. Dengan demikian daya guna bahan
beton dan baja pada komposisi tersebut mencapai keadaan paling ekonomis.
b. Penampang beton bertulangan kurang (Under reinforced), yaitu suatu penampang yang
mengandung jumlah luas batang tulangan tarik kurang daripada penampang bertulangan
ideal sehingga letak garis netral naik ke atas lebih dekat ke serat tepi tekan dan tekan
maksimum mengakibatkan tercapainya tegangan ijin tarik baja terlebih dahulu daripada
tegangan ijin tekan beton.
c. Penampang bertulangan lebih (Over reinforced), yaitu suatu penampang yang
mengandung jumlah luas batang tulangan tarik lebih daripada penampang bertulangan
ideal sehingga letak garis netral turun ke bawah lebih dekat ke serat tepi tarik dan beban
maksimum mengakibatkan tercapainya tegangan ijin tekan beton terlebih dahulu daripada
tegangan ijin tarik baja.
Balok direncanakan untuk dapat menahan tegangan tekan dan tegangan tarik yang
diakibatkan oleh beban lentur yang bekerja pada balok tersebut. Mengingat karakteristik
yang dimiliki oleh beton, dimana beton kuat terhadap tegangan tekan tetapi kurang
mampu menahan tegangan tarik, maka beton diperkuat dengan tulangan baja pada daerah
terjadinya tegangan tarik. Penulangan balok beton harus dilakukan dengan cermat, agar
balok mempunyai kemampuan yang baik untuk menahan gaya lentur yang bekerja. Selain
gaya lentur hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan balok beton adalah
kapasitas geser, defleks , retak dan panjang penyaluran sesuai dengan persyaratan.
2. Balok T adalah balok yang di cor monolit dengan pelat lantai. Balok T dapat berupa
balok T tunggal atau balok T majemuk.
Balok T Majemuk
Balok T Tunggal
Susut adalah perubahan volume yang tidak berhubungan dengan beban. Proses susut pada
beton akan menimbulkan deformasi yang umumnya akan bersifat menambah deformasi
rangkak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya rangkak dan susut:
Sifat bahan dasar beton (komposisi dan kehalusan semen, kualitas adukan, dan
Nilai slump adalah nilai yang diperoleh dari hasil uji slump dengan cara beton segar
diisikan ke dalam suatu corong baja berupa kerucut terpancung, kemudian bejana ditarik
ke atas sehingga beton segar meleleh ke bawah.
Besar penurunan permukaan beton segar diukur, dan disebut nilai 'slump'. Makin besar
nilaislump, maka beton segar makin encer dan ini berarti semakin mudah untuk
dikerjakan.
Penetapan nilai slump dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
1. Cara pengangkutan adukan beton.
2. Cara penuangan adukan beton.
3. Cara pemadatan beton segar.
4. Jenis struktur yang dibuat.
Cara pengangkutan adukan beton dengan aliran dalam pipa yang dipompa dengan
tekanan membutuhkan nilai slump yang besar, adapun pemadatan adukan dengan alat
getar (triller) dapat dilakukan dengan nilai slump yang sedikit lebih kecil.
Sebagai petunjuk awal penetapan nilai slump, dapat mengacu pada tabel penetapan
nilaislump adukan beton berikut :
Pemakaian Beton (Berdasarkan jenis struktur yang dibuat)
12,5
5,0
9,0
2,5
15,0
7,5
Pengerasan jalan
7,5
5,0
7,5
2,5