Anda di halaman 1dari 34

Kelompok

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

HAM Ketenagakerjaan
Click icon to add picture

Hak
Asasi
Menurut Undang-Undang
Manusia
(HAM)
No 39 tahun 1999 tentang
HAM dalam pasal 1
Hak

Asasi

Manusia

adalah :
seperangkat hak yang
melekat

pada

hakikat

dan keberadaan manusia


sebagai makhluk Tuhan
Yang

Maha

Esa,

dan

merupakan anugerah-Nya
yang

wajib

dijunjung

dihormati,
tinggi,

dilindungi

oleh

negara,

hukum,

pemerintah

setiap

orang

kehormatan

dan

dan
demi
dan

perlindungan harkat dan


martabat manusia.

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

UPAYA PENEGAKAN HAM


A. PENCEGAHAN
1. Penyusunan Perundang-Undangan HAM
2. Pembentukan Lembaga Pemantau HAM baik LSM maupun
Lembaga Independen
3. Pembentukan Peradilan HAM
4. Pelaksanaan Pendidikan HAM
B. PENINDAKAN
1. Pendampingan bagi masyarakat yang terkena kasus HAM
2. Penerimaan Pengaduan korban pelanggaran HAM
3. Investigasi
4. Penyelesaian perkara

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Hambatan penegakkan HAM


a.Faktor Kondisi Sosial-Budaya.
b.Faktor Komunikasi dan Informasi,
c.Faktor Kebijakan Pemerintah.
d.Faktor Perangkat Perundangan.
e.Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement)

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Pelanggaran HAM berat


Perihal pelanggaran berat yang dimaksudkan, sesuai
dengan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak
Asasi Manusia, mencakup Kejahatan Qenosida dan
Kejahatan Kemanusiaan.

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Sejarah Hukum Perburuhan dan sejarah


hubungan kerja pada zaman Pra
kemerdekaan RI

Perbudakan

Legalisasi: sebuah aturan yang dikenal sebagai Black Code merupakan dari
Jean-Baptiste Colbert (1619-1683), dengan instrument hukum iamemasukkan
perbudakan ke dalam system legal.
Di Nusantara pada tahun 1811-1816 masa pendudukaN Inggris dengan
tokohnya Thomas Stanford Raffles dikenal sebagai anti perbudakan, di
tahun 1816 mendirikan The Java benevolent institution semacam
lembaga dengan tujuan penghapusan perbudakan.

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Sejarah Hukum Perburuhan dan sejarah


hubungan kerja pada Jaman kemerdekaan

1. Pemerintahan Soekarno Masa Orde Lama (1959-1966)


Pada masa ini kondisi perburuhan dapat dikatakan kurang
diuntungkan dengan sistem yang ada. Buruh dikendalikan
oleh

tentara

antara

lain

dengan

dibentuknya

Dewan

Perusahaan diperusahaanperusahaan yang diambil alih dari


Belanda
mencegah

dalam

rangka

meningkatnya

Belanda oleh buruh.

program
pengambil

nasionalisasi,
alihan

untuk

perusahaan

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Sejarah Hukum Perburuhan dan sejarah


hubungan kerja pada Jaman kemerdekaan
3. Pemerintahan Soeharto di Masa Orde Baru
Kebijakan industrialisasi yang dijalankan pemerintah Orde
Baru

juga

stabilitas

mengimbangi

nasional

kebijakan

sebagai

tujuan

yang
dengan

menempatkan
menjalankan

industrial peace khususnya sejak awal Pelita III (1979-1983),


menggunakan

sarana

yang

diistilahkan

dengan

(Hubungan Perburuhan Pancasila).


Peran Militer dalam prakteknya sangat besar misal dalam
penyelesaian perselisihan perburuhan.

HPP

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Sejarah Hukum Perburuhan dan sejarah


hubungan kerja pada Jaman kemerdekaan
4. Pemerintahan BJ. Habibie (1998-1999)
Pada 5 Juni dikeluarkan Keputusan Presiden No. 83 Tahun 1998 yang
mensahkan Konvensi ILO No.87 Tahun 1948 tentang Kebebasan Berserikat dan
Perlindungan Hak untuk Berorganisasi (Concerning Freedom of Association and
Protection of the Right to Organise) berlaku di Indonesia.

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Sejarah Hukum Perburuhan dan sejarah


hubungan kerja pada Jaman kemerdekaan
5. Pemerintahan Abdurrahman Wahid (1999-2001)
Dilihat dari peraturan ketenagakerjaan yang dihasilkan,
pemerintahan Abdurrahman Wahid ini dinilai sangat
melindungi kaum pekerja/buruh dan memperbaiki iklim
demokrasi dengan UU serikat pekerja/serikat buruh yang
dikeluarkannya yaitu UU No 21 Tahun 2000.

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Sejarah Hukum Perburuhan dan sejarah


hubungan kerja pada Jaman kemerdekaan
(c). Pemerintahan Megawati Soekarno Putri (2001-2004)
peraturan

perundangan

ketenagakerjaan

dihasilkan,

di

antaranya yang sangat fundamental adalah UU No. 13 Tahun


2003 tentang Ketenagakerjaan yang menggantikan sebanyak
15 (limabelas) peraturan ketenagakerjaan, sehingga UndangUndang ini merupakan payung bagi peraturan lainnya

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Sejarah Hukum Perburuhan dan sejarah


hubungan kerja pada Jaman kemerdekaan
(d). Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (20042009)
Di masa pemerintahan ini beberapa usaha dilakukan untuk
memperbaiki iklim investasi, menuntaskan masalah
pengangguran, meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan di bidang ketenagakerjaan sehubungan dengan
hal di atas, kurang mendapat dukungan kalangan
pekerja/buruh.

ATURA

01/04/PPK/INSEL/11/2
01/04/PPK/INSEL/11/2
013
013

HAK ASASI MANUSIA KETENAGAKERJAAN

HUKUM KETENAGAKERJAAN

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

PERJANJIAN KERJA
Pasal

1.14 UU no. 13/2003

Perjanjian

kerja adalah perjanjian


antara pekerja/buruh dengan
pengusaha atau pemberi kerja yang
memuat syarat-syarat kerja, hak,
dan kewajiban para pihak.

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

PEKERJA ANAK
Pengusaha dilarang mempekerjakan

anak
Pengecualian:

Anak berusia 13 15 tahun

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Syarat mempekerjakan pekerja anak;


Izin tertulis orang tua
Perjanjian kerja antara pengusaha orang

tua/wali
Waktu kerja maksimum 3 jam
Bekerja pada siang hari
Tidak mengganggu waktu sekolah
Memperhatikan keselamatan - kesehatan
kerja
Hubungan kerja yang jelas
Upah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Pekerja Perempuan
Persyaratan untuk bekerja
pukul 23.00 07.00
Pekerja perempuan di bawah 18 th dilarang

bekerja,
Dilarang mempekerjakan perempuan hamil,
membahayakan kesehatan, keselamatan,
kandungan dan dirinya,
Menyediakan makanan dan minuman bergizi,
Menjaga kesusilaan dan keamanan tempat kerja,
Angkutan antar jemput.

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Ketentuan mengenai waktu istirahat


pekerja perempuan.
Pekerja perempuan yang dalam masa haid

merasa sakit dan memberitahukan pada


pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari
pertama dan kedua masa haid.
Berhak memperoleh istirahat 1,5 bln sebelum
dan 1,5 setelah melahirkan
Perempuan yang mengalami keguguran 1,5 bln
setelah keguguran.
Berhak menyusui anaknya selama jam kerja.

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

OUTSOURCING
perjanjian pemborongan
pekerjaan
atau
penyediaan jasa pekerja/buruh

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Perjanjian pemborongan
pekerjaan
Syarat-syarat:

Dilakukan secara terpisah dari kegiatan

utama
Perintah langsung atau tidak langsung dari
pemberi kerja
Merupakan kegiatan penunjang
Tidak menghambat proses produksi secara
langsung.

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Syarat-syarat lain:
Perusahaan

penerima pekerjaan
harus berbentuk badan hukum,

Perlindungan

kerja/syarat-syarat
kerja perusahaan penerima dan
pemberi pekerjaan sekurangkurangnya sama atau sesuai
dengan perat.per-uu-an

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Tenaga Kerja Indonesia di Luar


Negeri

Undang-Undang no. 39 tahun 2004, tentang


Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
di Luar Negeri.

Pelaksana penempatan TKI di luar negeri terdiri dari:


a. Pemerintah; dan
b. Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja swasta
(PPTKI)

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Penempatan TKI di luar negeri oleh Pemerintah


hanya dapat dilakukan atas dasar perjanjian
secara tertulis antara Pemerintah dengan
Pemerintah negera Pengguna TKI

atau

pengguna berbadan hukum di negara tujuan.

PPTKI berbentuk badan hukum perseroan


terbatas.(PT)

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Tata Cara Penempatan TKI di luar negeri sbb:

Penempatan TKI hanya dapat dilakukan di negera tujuan


yang telah membuat perjanjian tertulis dengan Pemerintah RI
atau

negara

tujuan

tsb.

mempunyai

perat.perundang-

undangan yang melindungi tenaga kerja asing,

Penempatan TKI diarahkan pada jabatan yang tepat sesuai


dengan keahlian, ketrampilan, bakat, minat dan kemampuan,

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Dilarang menempatkan calon TKI pada jabatan dan tempat


pekerjaan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan
norma kesusilaan,

Hubungan kerja antara Pengguna dan TKI terjadi setelah


perjanjian kerja disepakati dan ditandatangani oleh para pihak.

Perjanjian kerja ditandatangani oleh TKI sebelum keberangkatan.

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

MOGOK KERJA
Salah satu hak asasi manusia adalah setiap orang
berhak untuk menyampaikan pendapat di muka
umum, termasuk hak untuk mogok sesuai dengan
perat.per-uu-an.
Hak mogok kerja baru dapat digunakan jika
perundingan gagal.

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Mogok kerja sah, jika:

7 (tujuh) hari sebelum mogok kerja memberitahukan pada


pengusaha dan instansi ketenagakerjaan,

Pemberitahuan menyangkut (minimal):


- waktu mulai dan berakhirnya pemogokan,
- tempat mogok kerja
- alasan pemogokan
- tanda tangan ketua dan sekretaris SP sebagai
penanggung jawab.

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Larangan bagi pengusaha dalam


pemogokan yang sah
mengganti pekerja yang mogok dengan

pekerja dari luar perusahaan.


memberikan sanksi atau tindakan

balasan pada pekerja atau pengurus


serikat pekerja selama atau sesudah
mogok kerja

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Upaya instansi ketenagakerjaan


Mempertemukan dan merundingkan

penyelesaian permasalahan dengan para


pihak yang berselisih.

Jika tercapai kesepakatan maka dibuat

Perjanjian Bersama.

Jika tidak tercapai kesepakatan maka

diserahkan pada Lembaga Penyelesaian


Perselisihan Hubungan Industrial

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Mogok kerja tidak sah

Tidak memenuhi ketentuan psl. 140 ayat 1-2 UU no. 13/2003

Dikualifikasi sebagai mangkir

Pemanggilan untuk kembali bekerja dilakukan 2 kali berturutturut secara patut dan tertulis dalam tenggang waktu 7 hari

Pekerja yang tidak memenuhi panggilan dianggap


mengundurkan diri

01/04/PPK/INSEL/11/2
01/04/PPK/INSEL/11/2
013
013

HAK ASASI MANUSIA KETENAGAKERJAAN

HAK PEKERJA

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

MACAM-MACAM HAK PEKERJA


1.

Hak Atas Pekerjaan

2.

Hak atas upah yang adil

3.

Hak untuk berserikat dan berkumpul

4.

Hak atas perlindungan kesehatan dan keamanan

5.

Hak untuk diproses hukum secara sah

6.

Hak untuk diperlakukan secara sama

7.

Hak atas rahasia pribadi

8.

Hak atas kebebasan suara hati

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

Sesi Tanya dan


Jawab

01/04/PPK/INSEL/11/2
013

KESIMPULAN
HAK ASASI MANUSIA KETENAGAKERJAAAN

Anda mungkin juga menyukai