TINJAUAN PUSTAKA
Ligamen terdiri dari serabut jaringan ikat yang tersusun dengan teratur
pada matriks substansi dasar yang dilewati pembuluh darah dan saraf. Bundel
serabut yang berinsersio pada salah satu ujungnya di sementum dan ujung lainnya
pada dinding soket sebagai serabut Sharpey, biasanya diidentifikasikan
perkelompok, sesuai dengan orientasi dominannya (Hamzah, 2001).
Tekanan aksial dapat diserap dengan sangat mudah. Pada saat ada beban,
serabut utama yang seperti gelombang akan memanjang dan gigi tertekan dalam
soketnya. Tekanan lateral dan rotasional kurang mudah diabsorpsi. Pada sisi
tegangan serabut akan memanjang pada sisi tekanan serabut akan tertakan.
Tekanan yang lebih besar akan menyebabkan terjadinya resorpsi sedang tegangan
yang lebih lagi menyebabkan deposisi tulang (Hamzah, 2001).
C. Sementum
Sementum adalah jaringan ikat kalsifikasi yang menyelubungi dentin akar
dan tempat berinsersinya bundel serabut kolagen. Sementum dapat dianggap
sebagai tulang perlekatan dan merupakan satu-satunya jaringan gigi khusus dari
jaringan periodontal. Hubungannya dengan tepi email bervariasi, dapat terletak
atau bersitumpang dengan email tetapi dapat juga terpisah dari email oleh adanya
sepotong kecil dentin yang terbuka. Ketebalan sementum bervariasi, pada daerah
sepertiga koronal hanya 16-60m dan sepertiga apikal 200 m (Hamzah, 2001).
Seperti jaringan kalsifikasi lainnya, tulang dan dentin, sementum terdiri
dari serabut kolagen yang tersusun di dalam matriks organik yang terkalsifikasi.
Kandungan organiknya, yaitu hidroksiapatit, lebih kecil dari tulang, misalnya
hanya sekitar 45% (tulang 65%, dentin 70%, email 97%) (Hamzah, 2001).
Ada dua tipe sementum; selular dan aselular. Sementum selular
mengandung sementosit pada lakunan seperti osteosit pada tulang, dan saling
berhubungan satu sama lain melalui anyaman kanalikuli. Sementum aselular
membentuk lapisan permukaan yang tipis, sering terbatas hanya pada bagian
servikal akar. Tidak mengandung sementosit di dalam substansinya, tetapi
sementoblas terletak di permukaan (Hamzah, 2001).
D. Tulang Alveolar
Prosesus alveolaris adalah bagian tulang rahang yang menopang gigigeligi. Prosesus ini sebagian bergantung pada gigi dan setelah tanggalnya ggigi
akan terjadi resorpsi tulang. Prosesus alveolaris tidak terlihat pada keadaan
anodonsia. Tulang dari prosesus alveolaris tidak berbeda dengan tulang pada
bagian tubuh lainnya. Serabut kolagen dari ligamen periodontal berinsersi pada
dinding soket, disebut bundel tulang. Serabut ligamen periodontal yang tertanam
pada tulang disebut serabut Sharpey (Hamzah, 2001).
Seperti tulang lainnya, tulang alveolar terus menerus mengalami
remodeling sebagai respons terhadap stres mekanis dan kebutuhan metabolisme
terhadap ion fosfor dan kalsium. Pada keadaan sehat, remodeling prosesus
berfungsi untuk mempertahankan volume keseluruhan dari tulang dan anatomi
keseluruhan relatif stabil (Hamzah, 2001).
3.1.2 Pemeriksaan
Pemeriksaan periodonsium harus sistematik, dimulai dari regio molar baik
pada maksilla
maupun
(Manson, 1993).
Hal-hal yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah:
1.
Gingiva
Pemeriksaan gingiva dapat dilakukan secara visual dan juga menggunakan
alat ataupun secara palpasi untuk medeteksi kelainan patologis, lokasi serta ada
atau tidaknya pus. Gambaran gingiva meliputi kontur, konsistensi, ukuran, warna,
posisi, pendarahan, struktur permukaan serta rasa sakit (Manson, 1993).
3.
Poket periodontal
Pemeriksaan poket ini meliputi kedalaman poket serta tipe poket
Kedalaman poket dibagi menjadi dua yaitu kedalaman poket biologi adalah jarak
antara gingival margin dengan dasar poket, kedalaman probe adalah jarak dari
instrumen probe berpenetrasi kedalam poket (Manson, 1993).
4.
memberikan informasi bahwa lesi tersebut aktif ataupun sedang tidak aktif.
Sekarang ini tidak ada metode yang benar-benar mengetahui bahwa lesi tersebut
aktif ataupun tidak. Pada lesi yang tidak aktif akan menunjukan sedikit atau tidak
ada pendarahan saat dilakukan probing dan sedikit jumlah dari cairan gingiva,
bakteri flora, dapat dilihat dark-field mikroskopi, terdiri dari banyaknya sel-sel
cocoid. Lesi yang aktif akan mengeluarkan banyak darah saat dilakukan probing
dan banyak mengeluarkan
spirochaeta dan bakteri motil. Pada pasien dengan penyakit periodontitis agresif
yang cepat atupun tidak,dapat menunjukan banyak perbedaan saat dilakukan
probing. Penentuan aktivitas penyakit secara seksama merupakan pengaruh
langsung dari diagnosis, prognosis dan terapinya. Hasil dari terapi dapat berubah,
tergantung dari keparahan lesi/luka periodontal (Manson, 1993).
5.
hubungan antara dasar poket dengan batas mukogingival. Lebar dari gingival
cekat adalah jarak diantara mukogingival junction dan proyeksi dari bagian luar
permukaan dari dasar sulkus gingiva dari poket periodontal. Metode lain yang
digunakan adalah menentukan jumlah dari attached gingival mendorong
memasukan berdekatan mukosa koronal dengan instrumen tumpul ataur warnai
mukosa dengan larutan Schillers potassium iodide, yang mana berupa noda pada
keratin (Manson, 1993).
6.
metode ini sangat akurat untuk mengevaluasi dan memberikan informasi dari
bentuk kehilangan tulang (Manson, 1993).
7.
Palpasi
Palpasi bagian dari prosedur diagnosis yang mencakup pemeriksaan
bagian tubuh tertentu dengan menggunakan tangan atau ujung jari . Palpasi pada
mukosa oral dibagian lateral dan apikal daerah sekitar akar gigi dapat menetukan
letak rasa sakit yang pasien rasakan. Infeksi yang dalam pada jaringan periodontal
dan merupakan awal dari terjadinya abses periodontal dapat di deteksi dengan
cara palpasi (Manson, 1993).
8.
Supurasi
Supurasi adalah pembentukan pus akibat dari adanya peradangan.
Abses peridontal
Abses periodontal terjadi secara lokalisata serta terdapat akumulasi pus
didalamnya, abses ini dapat terjadi secara akut atau kronis (Manson, 1993).
yang
10
3. Impaksi makanan
Impaksi makanan (tekanan akibat penumpukan sisa makanan) merupakan
keadaan awal yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit periodontal
4. Pernafasan mulut
Pasien penderita pilek dan pada beberapa anak yang gigi depan atas
protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup bibir
5. Sifat fisik makanan
6. Iatrogenik Dentistry
Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan
dokter gigi yang tidak hati-hati
7. Trauma dari oklusi
Tekanan oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik
oklusi (Hamzah, 2001).
3.2.2
Faktor Sistemik
Respon jaringan terhadap bakteri, rangsangan kimia serta fisik dapat
11
4. Hormonal
Penyakit periodontal dipengaruhi oleh hormon steroid. Peningkatan
hormon estrogen dan progesteron selama masa remaja dapat memperhebat
inflamasi margin gingiva (Hamzah, 2001).
3.3 Klasifikasi Penyakit Periodontal
3.3.1 Klasifikasi Gingivitis
1. Chronic marginal gingivitis
a. Klinis : keradangan kronis, perubahan warna gingiva, pembengkakan
b. Etiologi : Faktor lokal ( plak), pertumbuhan gigi tidak menyebabkan
gingivitis, tetapi keradangan disebabkan akumulasi bakteri plak.
c. Insiden meningkat : anak dgn over bite & overjet yg besar, gangguan
pernafasan, & kebiasaan bernafas dgn mulut (Hamzah, 2001).
2. Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG)
a. Suatu keradangan gingiva yang destruktif dengan tanda-tanda atau gejala
spesifik
b.
Serangan tiba-tiba
12
5. Lesi sangat sensitive terhadap sentuhan, rasa sakit terus menerus dan
menyebar
(Hamzah, 2001).
e. Etiologi:
1. Bisa terjadi pada mulut yang bebas dari penyakit
2. Belum diketahui dengan pasti, diduga oleh bakteri spesifik
3. Predisposisi local;
a)
b)
c)
d)
e)
f)
13
kambuhan
(side)->
hanya
sebagian
yang
mengalami
14
15
a. Dalam waktu 2-3 minggu, akan terbentuk gingivitis yang lebih parah. Perubahan
mikroskopik terlihat terus berlanjut, pada tahap ini sel-sel plasma terlihat
mendominasi. Limfosit masih tetap ada dan jumlah makrofag meningkat. Pada
tahap ini sel mast juga dapat ditemukan. Gingiva sekarang berwarna merah,
bengkak, dan mudah berdarah (John, 2006).
3.4.2 Patologi Periodontitis
(Winn dkk, 2006) menyatakan bahwa proses utama yang
menyebabkan hilangnya perlekatan dan pembentukan poket :
16
17
Px laki-laki 30 th
Rasa perih pada seluruh gusi
Sakit 1 minggu yang lalu
Gusi mengelupas dan berdarah tiba-tiba
Halitosis
Demam 2 hari yg lalu
Merokok dan minum alkohol
2. Obyektif:
3.
-
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, diagnosa kasus ini adalah
ANUG. ANUG dalah infeksi yang merusak jaringan, terutama pada gingiva
interdental dan marginal yang ditandai oleh hilangnya sebagian dari papila
interdental, perdarahan gingiva dan rasa sakit (Langlais, 2009).
18
19
3.7
dengan
penyakit kardiovaskuler sampai saat ini telah banyak didiskusikan oleh para
peneliti. Sampai saat ini, studi tentang hubungan penyakit periodontitis dan
kardiovaskuler telah dikonsentrasikan pada kasus klinis kardiovaskuler, tetapi
hubungan periodontitis untuk ukuran subklinis aterosklerosis belum diperiksa
(Hatta, 2011).
Penyakit periodontal mungkin merupakan faktor resiko independen untuk
pengembangan aterosklerosis. Namun hubungan antara penyakit periodontal dan
aterosklerosis belum sepenuhnya dapat dijelaskan. Mekanisme potensial yang bisa
menjelaskan peran untuk penyakit periodontal pada aterosklerosis adalah
mekanisme peradangan umum atau infeksi lokal dan interaksi bakteri tertentu
(Hatta, 2011).
Beberapa penelitian terbaru memperlihatkan hubungan antara kesehatan
rongga mulut terutama periodontitis dan penyakit kardiovaskuler. Penyakit
kardiovaskuler umumnya sering dihubungkan dengan terjadinya aterosklerosis.
Faktor resiko klasik seperti merokok, kelebihan berat badan, diabetes mellitus,
hipertensi, dan kelebihan lemak tidak dapat menjelaskan kejadian aterosklerosis
pembuluh darah jantung pada sejumlah pasien. Adanya infeksi lokal seperti
penyakit periodontal yang merupakan reaksi
teoritis,
penyakit
periodontal
dapat
dipertimbangkan
20
Perluasan bakteri mulut, dan produknya atau produk hospes yang dapat
penyakit jantumg
ateroma / trombotik.
3. Mekanisme faktor resiko yang mempengaruhi kedua penyakit tersebut.
4. Interaksi kombinasi mekanisme tersebut diatas.
Peran infeksi pada aterosklerosis telah dibicarakan selama bertahun-tahun.
Baru-baru ini, dari bukti yang telah dikumpulkan bahwa beberapa infeksi rongga
mulut biasa memainkan peran penting dalam aterosklerosis. Lesi aterosklerosis
dapat terjadi pada arteri elastis berukuran besar dan menengah dan arteri otot. Hal
ini dapat menyebabkan lesi iskemik pada otak, jantung, atau anggota gerak dan
dapat mengakibatkan thrombosis dan infark yang merusak pembuluh darah, yang
menimbulkan kematian. Penyakit kardiovaskuler, terutama terkait dengan
aterosklerosis, tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian di Amerika
Serikat, Eropa dan sebagian besar Asia (Hatta, 2011).
Proses, didukung oleh cukup banyak bukti, bahwa aterosklerosis adalah
penyakit inflamasi. Konsep ini, juga disebut The Ross response-to-injury
hypothesis of atherosclerosis, mengusulkan bahwa permulaan lesi adalah hasil
dari cedera pada endothelium dan petunjuk menuju proses peradangan kronis di
artery. Hal ini mengakibatkan migrasi monosit melalui endothelium ke dalam
21
jaringan dasar dan proliferasi sel otot polos. Pengaktifan monosit ( makrofag ) di
dalam pembuluh darah menyebabkan pelepasan enzim hidrolitik, sitokin, kemokin
dan
faktor
pertumbuhan,
yang
menyebabkan
kerusakan
lebih
lanjut,
mengakibatkan nekrosis fokal. Akumulasi lipid merupakan ciri utama dari proses
ini, dan secara bertahap kemudian plak atheromatous dapat ditutup dengan serat
penutup mengelilingi area nekrotik fokal. Pada titik tertentu, tutup fibrosa dapat
menjadi terkikis dan pecah, yang menyebabkan pembentukan thrombus dan
kemacetan dalam arteri, menghasilkan suatu infark (Hatta, 2011).
Infeksi periodontal dapat merangsang pelepasan sitokin, seperti tumor
nekrosis faktor- (TNF-), interleukin (IL-1, IL-6, dan IL-8). Satu dari stimuli
potensial ini, LPS endotoksin, hadir dalam plak subgingival pasien dengan
penyakit periodontal parah.
22
penyempitan
lumen
pembuluh
darah,
akibatnya
terjadi
23
2.
3.
4.
24
sehari. Pasien dengan ANUG harus diberikan topikal anastesi dan analgesik
karena rasa sakit sangat penting untuk menjadikan kesehatan mulut pasien baik.
25
namun
dengan
dilakukannya
debridemen
proses
darah
yang
sering
terjadi
pada
usia
lanjut
kecil,
sehingga
diet
yang
seimbang
sudah
cukup
bagi
penyembuhanyang baik.
4. Glukosteroid seperti kortison menghambat penyembuhan dengan jalan
menekan reaksi inflamatoris atau menghambat pertumbuhan fibroblas,
produksi kolagen, dan pembentukan sel-sel endotel.
5.Stress,
tiroidektomi,
testosteron,
hormon
adrenokortikotropik
26
penyakitadalah sama pada semua bentuk terapi periodontal. Ada tiga aspek
penyembuhanperiodontal yang perlu diperhatikan karena berkaitan dengan hasil
perawatan yangdicapai, yaitu regenerasi (regeneration), perbaikan (repair), dan
perlekatan baru(new attachment).
a. Regenerasi
Regenerasi adalah pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel dan substansi
selulerbaru membentuk jaringan atau bagian yang baru. Regenerasi berasal dari
tipejaringan yang sama dengan jaringan yang rusak, atau dari prekursornya.
Penggantiepitel gingiva yang rusak adalah berasal dari epitel, sedangkan jaringan
ikat dan ligamen periodontal penggantinya adalah berasal dari jaringan ikat.
Sebaliknyatulang
dan
sementumbaru
bukan
berasal
dari
tulang
dan
sementumyang telah ada,tetapi dari dari jaringan ikat yang merupakan prekursor
keduanya. Jaringan ikatyang tidak berdiferensiasi berkembang menjadi osteoblas
dan sementoblas yangnantinya akan membentuk tulang alveolar dan sementum
baru. Pada periodonsium regenerasi merupakan suatu proses fisiologis yang
kontiniu. Dalam keadaan yang normal, sel dan jaringan baru senantiasa dibentuk
untuk menggantikan sel dan jaringan yang matang dan mati. Proses tersebut
tercermin dari adanya: (1) aktivitas mitotik pada epitel gingiva dan jaringan ikat
ligamen periodontal, (2) pembentukan tulang baru, dan (3) deposisi sementum
yang
terus
menerus.Sebenarnya
regenerasi
juga
berlangsung
selama
27
28
29
beberapa
konsep
dan
tehnik
perawatan
yang
Dengan
regenerasinya
ligamen
periodontal
akan
30
31
32
permukaan.
Membersihkan dan memolis gigi, menggunakan pasta pemolis/ pasta gigi
Memakai zat pencegah yang ada dalam pasta pemolis/ pasta gigi
Memeriksa tambalan gigi, memperbaiki tepi tambalan yang menggantung
Memeriksa tanda dan gejala impaksi makanan.
Pencegahan trauma dari oklusi
Menyesuaikan hubungan gigi gigi yang mengalami perubahan secara
perlahan lahan (akibat pemakaian yang lama). Hubungan tonjol gigi asli
dengan tambalan gigi yang tidak tepat dapat menimbulkan kebiasaan
33
dan
disembuhkan.
Juga
menghilangkan
pendepat
masyarakat bahwa kehilangan gigi selalu terjadi bila mereka sudah tua.
Menegaskan bukti bahwa seperti karies gigi, penyakit periodontal
biasanya tidak menimbulkan rasa sakit pada awalnya sehingga
masyarakat tidak menyadarinya. Pemeriksaan gigi dan mulut secara
teratur diperlukan untuk mengetahui adanya karies gigi dan penyakit
periodontal secepatnya kemudian segera merawatnya bila ditemukan
adanya penyakit
Memberi penjelasan bahwa perawatan periodontal yang efektif adalah
bila segera dirawat sehingga lebih besar kemungkinan berhasil
disembuhkan. Disamping itu waktu yang digunakan lebih sedikit dan
merupakan cara yang paling ekonomis daripada menanggulangi
penyakit.
Menegaskan manfaat pencegahan dengan hygine mulut yang baik dan
34
Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk mengankat plak dan sisa
35
inflamasi akut menambah serangan rasa sakit yang cepat, perdarahan dan
sangat sensitif bila disentuh, gingiva berkeratin, edematus dan epitel dan
epitelnya terkelupas, mulut berbau, kerusakan kelenjar limpa, lesu dan
perasaan terbakar,
6. Periodontitis Prebupertas
Angka karies biasanya rendah, plak dan kalkulus yang melekat pada gigi
biasanya sedikit, kehilangan tulang dan lesi furkasi (furcation involment)
terlihat secara rediografis, kerusakan jaringan periodontal lebih cepat pada
bentuk generalisata daripada bentuk terlokalisir
Oedema
36
Perdarahan gingiva
Pada stadium inisial terlihat vesikel warna abu-abu, bentuk elips, diskret
pada gingiva, mukosa labial dan bukal, palatum mole, farings, mukosa
sublingual dan lidah.
Setelah 24 jam, vesikel pecah dan berbentuk ulkus yg sangat sakit, tepi
meninggi berwarna merah dan lekukan berwarna kekuningan atau putih
keabu-abuan pada bagian tengahnya
Durasi 7 10 hari
2. Gingivitis deskuamasi
Ringan; erytema difus pada marginal, interdental dan attach gingiva, tidak
sakit. Sering terjadi pada wanita usia 17 sampai 23 tahun.
Sedang; lebih terlihat area merah dan abu-abu meliputi margin dan attach
gingiva. Permukaan halus dan mengkilat, konsistensi lunak. Ada sedikit
membekas bila ditekan.
37
Penyakit Predisposisi
Faktor Sistemik.
Faktor faktor sistemik adalah faktor yang mempengaruhi tubuh secara
38
39
4. Diabetes.
Bukti bukti ilmiah belum terlalu jelas, diabetes yang tidak terkontrol
kelihatannya dapat merubah respons jaringan periodontal terhadap plak,
khususnya pada kasus yang parah dan sudah berlangsung lama. Anak anak yang
menderita diabetes umumnya terserang gingivitis yang lebih parah dari pada anak
anak yang sehat dengan skore plak yang sama (Bernick, dkk, 1975). Penderita
diabetes dewasa terutama pada kasus jangka panjang dengan perubahan retina
mengalami kerusakan periodontal yang lebih besar dari pada yang tidak menderita
diabetes.
5. Faktor hematologi (penyakit darah).
Penyakit darah kalihatannya tidak menyebabkan gingivitis, tetapi
menimbulkan perubahan jaringan terhadap plak.
Anemia :
Anemia didefinisikan sebagai berkurangnya keonsentrasi hemoglobin
didalam darah sampai dibawah batas normal. Anemia karena berbagai penyebab,
termasuk perdarahan, kerusakan kimiawi dan penyakit, tetapi yang paling sereing
adalah anemia defisiensi zat besi yang dapat ditemukan pada sekitar 10 %
populasi wanita. Anemia menurunkan kapasitas pembawa oksigen dari darah
sedemikian rupa sehingga pasien cepat letih dan pingsan, sulit bernafas dan
merasakan gelenyar pada jari jari tangan dan kakinya. Kulit terlihat pucat tetapi
hal ini bukan merupakan tanda karakteristik; pucatnya mukosa mulut termasuk
gingiva merupakan tanda yang lebih dapat diandalakan tetapi keadaan inipun
hanya timbul bila anemia tersebut parah. Lidah mungkin juga terlihat permukaan
papila yang kasar dan menjadi halus. Disini mungkin juga terjadi ulcer aptosa dan
keilitis angularis yang rekuren.
Leukemia :
Ada beberapa bentuk leukemia yang merupakan proliferasi neoplastik dari
jaringan pembentuk leukosit, terutama pada sumsum tulang. Keadaan ini
menyebabkan meningkatnya jumlah sel darah putih didalam sirkulasi dan pada
berbagai organ dan jaringan termasuk gingiva. Lesi orofaringeal merupakan
keluhan pertama pada lebih dari 10 % kasus leukemia akut (Sculy dan Cawson,
1987). Manifestasi gingiva paling sering ditemukan pada bentuk akut dari
40
leukemia monositik, mielogenus dan limfatik, tetapi gingiva tidak terlalu sering
terkena pada leukomia kronis.
Pada leukomia akut gingiva pada umumnya lunak, berwarna merah gelap
dan bengkak, pembengkakan dapat sangat besar sehingga gigi geligi tertutup
gingiva. Disini terlihat perdarahan spontan dari gingiva. Jaringan periodontal
mengalami kerusakan yang berlangsung dengan cepat disertai dengan kerusakan
puncak tulang alveolar dan tulang apikal serta goyangnya gigi geligi.
Leukopenia (agranulositosis) :
Leukoppenia dapat timbul sendiri maupun dalam hubungannya dengan
penyakit darah lainnya dimana aktifitas sumsum tulang tertekan. Tertekannya
aktifitas sumsum tulang juga dapat disebabkan karena berbagai obat. Pada
leukopenia jumlah sel darah putih berkurang, kadang kadang hampir nol.
Karena sel sel ini merupakan sel pertahanan tubuh yang penting, leupopenia
tentunya menyebabkan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi.
6. Acquired immune deficiency sydrmoe (AIDS).
Human immunogeficien virus HIV1 dan HIV2 khususnya menyerang
helper lyphocytes oleh sebab itu akan mengganggu sistem imun. Tidak ada
manifestasi periodontal yang khas dari penyakit ini dan lesi yang terlihat pada
gingiva umumnya disebabkan karena immunodefisiensi yang parah dan infeksi
ikutan. Kandidiasis rongga mulut (thrush) adalah manifestasi AIDS yang umum
dan dapat ditemukan pada hampir 50 % pasien (Scully dan Cawson, 1987)
sarkoma kaposi rongga mulut juga ditemukan dalam persentase yang cukup tinggi
pada pasien pasein ini.
Penderita AIDS sangat rentan terhadap
periodontitis yang agresif dan gingivitis ulceratif akut. Tulang alveolar dapat
terbuka dan pada kondisi ini dapat terjadi pernanahan (Greenspan. dkk, 1987).
7. Penyakit psikologis :
Gangguan psikologis dapat meningkatkan laju kerusakan periodontal
melalui berkurangnya aliran saliva, baik karena akibat dari kondisi itu sendiri atau
karena terapi obat yang diterima pasien. Gangguan ini juga mengurangi perhatian
pasien.
8. Hiperplasia epanutin :
41
3.14
kesehatan
dengan
pendekatan
pemeliharaankesehatan
(promotif),
42
43
Semarang. Di duga bakteri plak yang ada pada gigi dan jaringan periodontal dapat
masuk ke dalam aliran darah dan menetap pada uterus, sehingga mengganggu
prosespenyerapan nutrisi janin.
Tindakan perawatan gingivitis
pada
ibu
hamil
yaitu
dengan
menghilangkan semua jenis iritasi lokal yaitu plak dan karang gigi dengan
menyikat gigi secara baik dan benar dan membersihkan karang gigi. Sebaiknya
ibu hamil juga memeriksakan keadaan gigi dan mulut ke klinik gigi agar dapat
diberikan penanggulangan yang tepat bagi ibu hamil serta mengkonsumsi buah
yang mengandung vitamin C dan sayuran yang mengandung air dan serat untuk
mengurangi resiko gingivitis pada masa kehamilan (Maulana, 2006).