TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau
menggunakan insulin secara cukup (Soegondo, 2005).
2.2.
Anatomi Fisiologi
Pankreas adalah organ pipih yang terletak dibelakang dan sedikit di bawah
lambung dalam abdomen. Organ ini memiliki 2 fungsi : fungsi endokrin dan
fungsi eksokrin (Sloane, 2003).
Bagian eksokrin dari pankreas berfungsi sebagai sel asinar pankreas,
memproduksi cairan pankreas yang disekresi melalui duktus pankreas ke dalam
usus halus (Sloane, 2003).
Pankreas terdiri dari 2 jaringan utama, Sloane (2003), yaitu:
a. Asini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum.
b. Pulau
langerhans
yang
mengeluarkan
sekretnya
keluar.
Tetapi,
c. Sel
delta
menyekresi
somastatin,
hormon
penghalang
hormon
terdapat dalam sel beta misalnya, diperlukan dalam proses masuknya glukosa dari
dalam darah, melewati membran, ke dalam sel. Proses ini merupakan langkah
penting, agar selanjutnya ke dalam sel, molekul glukosa tersebut dapat mengalami
proses glikolisis dan fosforilasi yang akan membebaskan molekul ATP. Molekul
ATP yang terbebas tersebut, dibutuhkan untuk mengaktifkan proses penutupan K
channel yang terdapat pada membran sel. Terhambatnya pengeluaran ion K dari
dalam sel menyebabkan depolarisasi membran sel, yang diikuti kemudian oleh
proses pembukaan Ca channel. Keadaan inilah yang memungkinkan masuknya
ion Ca sehingga meningkatkan kadar ion Ca intrasel, suasana yang dibutuhkan
bagi proses sekresi insulin melalui mekanisme yang cukup rumit dan belum
seutuhnya dapat dijelaskan (Manaf, 2006).
2.3.
Diabetes tipe 1
II.
Diabetes tipe 2
III.
kistik
fibrosis,
hemokromatosis,
pankreatopati
fibrokalkulous.
D. Endokrinopatiakromegali,
sindrom
cushing,
glukagonoma,
obat
atau
kimiapentamidine,
asam
nikotinik,
2.4.
2. Diabetes Tipe II
Terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan insulin,
yaitu: resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin
akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat
terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi
dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes
akut
lainnya
yang
dinamakan
sindrom
hiperglikemik
3. Diabetes Gestasional
Didefenisikan sebagai permulaan intoleransi glukosa atau pertama
sekali didapat selama kehamilan (Michael F. Greenean dan Caren G.
Solomon, 2005).
2.6.
2. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat
dengan tidak tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya
tekanan dari dalam tubuh pada sirkulasi pembuluh darah perifer.
4. Dislipedimia
5. Umur
Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes
Mellitus adalah > 45 tahun.
6. Riwayat persalinan
Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau berat badan
bayi > 4000 gram.
2.8.
Diagnosa DM
Keluhan dan gejala yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah
sewaktu >200 mg/dl, glukosa darah puasa >126 mg/dl sudah cukup untuk
menegakkan diagnosis DM. Untuk diagnosis DM dan gangguan toleransi glukosa
lainnya diperiksa glukosa darah 2 jam setelah beban glukosa. Sekurang-kurangnya
diperlukan kadar glukosa darah 2 kali abnormal untuk konfirmasi diagnosis DM
pada hari yang lain atau Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yang abnormal.
Konfirmasi tidak diperlukan pada keadaan khas hiperglikemia dengan
dekompensasi metabolik akut, seperti ketoasidosis, berat badan yang menurun
cepat (Budiyanto, 2009).
bukan DM
klinik
Belum
pasti DM
DM
Plasma vena
<110
110-199
200
(mg/dl)
Darah kapiler
<90
90-199
200
Kadar glukosa
Plasma vena
<110
110-125
126
Darah kapiler
<90
90-109
110
Kadar glukosa
darah sewaktu
darah
(mg/dl)
puasa
Menurut (Mansjoer dkk, 1999) beberapa komplikasi dari Diabetes Mellitus adalah
2.10.1. Komplikasi Akut
a.
Hipoglikemia
Hipoglikemia secara harafiah berarti kadar glukosa darah di bawah harga
normal. Walaupun kadar glukosa plasma puasa pada orang normal jarang
melampaui 99 mg% (5,5 mmol/L), tetapi kadar <180 mg% (6 mmol/L) masih
dianggap normal. Kadar glukosa plasma kira-kira 10 % lebih tinggi dibandingkan
dengan kadar glukosa darah keseluruhan (whole blood) karena eritrosit
mengandung kadar glukosa yang relatif lebih rendah. Kadar glukosa arteri lebih
tinggi dibandingkan vena, sedangkan kadar glukosa darah kapiler diantara kadar
arteri dan vena (Wahono Soemadji, 2006).
b.
Hiperglikemia
Hiperglikemia dapat terjadi karena meningkatnya asupan glukosa dan
meningkatnya produksi glukosa hati. Glukosa yang berlebihan ini tidak akan
termetabolisme habis secara normal melalui glikolisis. Tetapi, sebagian melalui
perantara enzim aldose reduktase akan diubah menjadi sorbitol, yang selanjutnya
akan tertumpuk dalam sel/jaringan tersebut dan menyebabkan kerusakan dan
perubahan fungsi (Arifin).
Hiperglikemia terdiri dari:
1.
metabolik yang ditandai dengan trias hiperglikemia, asidosis dan ketosis, terutama
disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif (Soewondo, 2006).
2.
Penyakit Makrovaskuler
Mengenai
pembuluh
darah
besar,
penyakit
jantung
koroner
c.
d.
2.11. Pencegahan DM
Kalau sudah terjadi komplikasi, usaha untuk menyembuhkan keadaan
tersebut ke arah normal sangat sulit, kerusakan yang terjadi pada umumnya akan
menetap. Oleh karena itu, usaha pencegahan dini untuk komplikasi tersebut sangat
diperlukan dan diharapkan akan sangat bermanfaat untuk menghindari terjadinya
berbagai hal yang tidak menguntungkan (Junita, 2006).
Menurut WHO tahun 1994, upaya pencegahan diabetes ada 3 jenis atau
tahap yaitu:
Oleh karena itu, pada tahun 1994 WHO menyatakan bahwa pendeteksian
pasien baru dengan cara skrining dimasukkan dalam upaya pencegahan sekunder
supaya lebih diketahui lebih dini komplikasi dapat dicegah karena dapat
b.
c.
2.12. Pengelolaan DM
Pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani
selama beberapa waktu (2 4 minggu). Apabila kadar glukosa darah belum
mencapai sasaran, dilakukan intervensi farmakologis dengan pemberian obat
hipoglikemik oral (OHO) atau suntikan insulin. Pada keadaan tertentu OHO dapat
segera diberikan sesuai indikasi. Dalam keadaan dekompensasi metabolik berat,
misalnya ketoasidosis, stress berat, berat badan yang menurun cepat, insulin dapat
segera diberikan. Pada kedua keadaan tersebut perlu diwaspadai kemungkinan
terjadinya hipoglikemia. Pemantauan kadar glukosa darah dapat dilakukan secara
mandiri, setelah mendapat pelatihan khusus (Yuli, 2010).
2.12.1. Penyuluhan
seluk-beluk
tentang
diabetes
terutama
sekali
tentang
Untuk penentuan status gizi, dipakai Body Mass Indeks (BMI) = Indeks Massa
Tubuh (IMT). BMI = IMT = BB(kg)/TB (m).
Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT (Em Yunir, Suharko Soebardi, 2006):
a. Berat badan kurang
< 18,5
b. BB normal
18,5 22.9
c. BB lebih
23,0
d. Dengan resiko
23 24,9
e. Obes I
25 29,9
f. Obes II
30
b.
Jika kadar kolesterol LDL 100 mg/dl, asupan asam lemak jenuh
diturunkan sampai maksimal 7 % dari total kalori per hari.
c.
d.
e.
f.
Asupan asam lemak tidak jenuh rantai panjang maksimal 10% dari
asupan kalori per hari.
2.13.3. Karbohidrat
Karbohidrat yang diberikan pada diabetesi tidak boleh lebih dari 55-65 %
dari total kebutuhan energi sehari, atau tidak boleh lebih dari 70 % jika
dikombinasi dengan pemberian asam lemak tidak jenuh rantai tunggal (MUFA =
monounsaturated fatty acids). Pada setiap gram karbohidrat terdapat kandungan
energi sebesar 4 kilokalori (Em Yunir, Suharko Soebardi, 2006).
2.13.4. Vitamin dan Mineral
Vitamin dan mineral terdapat pada sayuran dan buah-buahan, berfungsi
utuk membantu melancarkan kerja tubuh. Apabila kita makan makanan yang
bervariasi setiap harinya maka tidak perlu lagi vitamin tambahan. Diabetisi perlu
mencapai dan mempertahankan tekanan darah yang normal. Oleh karena itu, perlu
membatasi konsumsi natrium. Hindari makanan tinggi garam dan vetsin. Anjuran
makan garam dapur sehari kira-kira 6-7 gram (1 sendok teh).
2.13.5. Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan
untuk orang yang tidak diabetes. Dianjurkan untuk menkonsumsi 20-35 gr serat
makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah
kira-kira 25 gr per hari dengan mengutamakan serat larut (Drh Hiswani Mkes).
2.13.6. Natrium
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa
yaitu tidak lebih dari 3000 mg (Drh Hiswani Mkes).
: 1100 kalori
2. Diet II
: 1300 kalori
3. Diet III
: 1500 kalori
4. Diet IV
: 1700 kalori
5. Diet V
: 1900 kalori
6. Diet VI
: 2100 kalori
7. Diet VII
: 2300 kalori
8. Diet VIII
: 2500 kalori